• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN BANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO

VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA SISWA

KELAS X MIPA SMA NEGERI 3 GOWA

SKRIPSI

Oleh : HERLIANA 105441100817

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(2)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN BANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO

VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA SISWA

KELAS X MIPA SMA NEGERI 3 GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

HERLIANA 105441100817

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR JANUARI 2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Herliana NIM : 105441100817 Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan Bantuan Media Pembelajaran Audio Visual terhadap Hasil Belajar pada Materi Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 3 Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa:

Sripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Januari 2022 Yang Membuat Pernyataan,

Herliana

(6)

v

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Herliana NIM : 105441100817 Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menysun Skripsi, saya akan selalu melakukan Konsultasi dengan Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Januari 2022 Yang Membuat Perjanjian,

Herliana

(7)

vi

(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Mengeluh Hanya Akan Membuat Hidup Kita Semakin Tertekan Sedangkan Bersyukur Akan Senantiasa Membawa Kita Pada Jalan

Kemudahan (Herliana)

Allah Tidak Akan Membebani Seseorang Melainkan Sesuai Dengan Kesanggupannya. Ia Mendapat Pahala (Dari Kebajikan) Yang

Diusahakan Dan Ia Mendapat Siksa (Dari Kejahatan) Yang Dikerjakannya

(QS Al- Baqarah 286)

Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada Liman (Ibu), Herman (Ayah) Darliati (Saudara Kandung) Dan Penyemangatku Tentunya dan sahabat-sahabatku senantiasa berjuang bersama-sama : Ridha,

dillah,densi, rahima, uya, aiz, Dian

(9)

viii ABSTRAK

Herliana, 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Number Head Together (Nht) Dengan Bantuan Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Keanekaragaman Hayati Pada Siswa Kelas X MIPA SMAN 3 Gowa.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty dan Pembimbing II Muhammad Wajdi.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Number Head Together (NHT) terhadap hasil belajarsiswa kelas X MIPA SMAN 3 Gowa pada materi keanekaragaman hayati dengan desain penelitian “Pretest Posttest Control Group Design”

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 8 kelas X MIPA. Sampel penelitian ini sebanyak 192 siswa yang terdiri 24 siswa eksperimen dan 24 kelas kontrol yang dipilih secara probability sampling. Variabel terdiri dari variabel bebas Number Head Together (NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada nilai rata-rata hasil belajar posttest kelas eksperimen yaitu 84,04 dan kelas kontrol yaitu 79,38 Pada uji hipotesis melalui Independen Sampel T-Test dengan program Statistical Package For Social Science (SPSS) for windows versi 25 nilai signifikan p= 0.000 < 0.05 Ada pengaruh model pembelajaran Number Head Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas X IPA SMAN 3 Gowa.

Kata kunci : NHT, Hasil Belajar

(10)

ix

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunianya beserta kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proses skripsi.

Skripsi dengan judul “Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan bantuan Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Materi Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 3 Gowa” yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Muhammadiyah Makassar.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Nabi utusan Allah SWT, panutan umat islam yang telah menggulung tikar-tikar kedzaliman dan menghempaskan permadani- permadani Islam di muka bumi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi peneliti tentu lepas dari bimbingan, tuntutan, motivasi, semangat dan kasih saying dari orang-orang yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Irmawanty, S.Si., M.Si selaku pembimbing I dan bapak Muhammad Wajdi, S,Pd., M,Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikkan ucapan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse,

(11)

x

M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty, S.Si., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama kuliah, Firdaus, S.Pd.,M.Pd selaku kepala SMAN 3 Gowa yang telah memberikan izin untuk dilaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpin. Mukhtar Gani, S.Pd., M.Kes selaku guru mata pelajaran biologi di SMAN 3 Gowa yang telah membimbing peneliti. Siswa – siswi SMAN 3 Gowa terkhusus kelas XI MIA 1 dan X MIA 3 yang bersedia membantu penulis selama melakukan penelitian. Teman-teman Biologi 17 A yang berjuang bersama dengan suka dan duka selama perkuliahan, serta teman-teman Pendidikan Biologi 2017 Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa memberikan support satu sama lain, Biologi, Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat lagi penulis sebutkan satu per satu.

Rasa terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada seluruh keluarga, terkhusus kepada ayahanda Herman dan Ibunda Liman atas segala do’a, dukungan dan pengorbanannya yang tak kenal rasa lelah, selama penuli menempuh jenjang pendidikan hingga sampai pada tahap ini. Untuk saudara- saudaraku Darliaty atas kasih sayang yang tak terhingga yang diberikan kepada penulis, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan yang menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih

(12)

xi

cita-cita. Tanpa doa dan dukungan dari kalian, penulis bukanlah siapa-siapa dikehidupan ini. Semoga kalian tetap berada dalam lindungan dan rahmat Allah SWT, Terima Kasih.

Penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini kedepannya. Wassalam.

Makassar, Oktober 2021

Heliana 105441100817

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSEJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

SURAT KETERANGAN PLAGIASI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... . xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelian ... 7

D. Manfaan Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Model Pembelajaran (NHT)... 9

B. Media Pembelajaran Audio Visual ... 15

C. Hasil Belajar ... 20

D. Penelitian Relevan ... 23

E. Materi Ajar ... 25

F. Kerangka Pikir ... 31

G. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampe Penelitian ... 34

C. Desain Penelitian ... 35

(14)

xiii

D. Variabel Penelian ... 37

E. Definisi Operasional Variabel ... 38

F. Prosedur Penelitian... 38

G. Instrumen Penelitian... 39

H. Teknik Pengumpulan Data ... 40

I. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. KESIMPULAN ... 59

B. SARAN ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Perpaduan antara Model Pembelajaran Number Head Together

(NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual ... 13

3.1 Populasi Penelitian (Tata Usaha SMA Negeri 3 Gowa Tahun Pelajaran (2020/2021) ... 36

3.2 Sampel dalam penelitian ... 36

3.3 Model Desain Eksperimen Pretest – Posttest Control Desaign... 37

3.4 Paradigma Rancangan Pretest – Posttest Only Control Desaign... 38

3.5 Sintaks Perpaduan antara Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual ... 40

3.6 Nilai Uji N-Gain ... 46

3.7 Interval hasil belajar ... 46

4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol sebelum diberikan perlakuan ... 50

4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol sebelum diberikan perlakuan (pretest) ... 50

4.3 Deskripsi ketuntasan Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol sebelum diberikan perlakuan (pretest)... 51

4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol (Posttest) ... 52

(16)

xv

4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol (Posttest) ... 53 4.7 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain) ... 54 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest kelas Eksperimen dan kelas

kontrol ... 55 4.9 Uji Homogenitas ... 55 4.10 Uji Hipotesis... 56

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Variasi pada bunga Mawar (Rosa sinensis) Selain faktor genetik, ciri makhluk hidup juga ditentukan oleh lingkungan yang jika berubah dapat menimbulkan perubahan sifat... 26 2.2 Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem ... 27 2.3 Keanekaragaman ekosistem darat ... 27 2.4 keanekaragaman ekosistem perairan : dari kiri atas, pantai, bakau,

danau, sungai, terumbu karang, dan rawa ... 28 2.5 Kerangka Pikir ... 32

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERSURATAN... 63

A.1 Surat Pengantar Penelitian TU ... 65

A.2 Surat Pengantar Penelitian LP3M ... 66

A.3 Surat Izin Meneliti ... 67

A.4 Surat Keterangan Baru Mulai Meneliti ... 68

A.5 Surat Keterangan Selesai Meneliti ... 69

A.6 Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian... 70

A. 7 Kartu kontrol proposal ... 71

A.8 Surat Persetujuan Pembimbing ... 73

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ... 74

B 1.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator I ... 75

B.1.2 Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator II ... 76

B.1.3 Surat Keterangan Validasi ... 77

B.1.4 Rpp Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 110

B.1.5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 113

B.1.6 Absen Siswa ... 125

B.1.7 Wawancara ... 127

LAMPIRAN C HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA ... 128

C 1.1 Daftar Nilai Kelas Eksperimen (Kelas XI MIPA 1) ...129

C 1.2 Daftar Nilai Kelas Kontrol (Kelas XI MIPA 3) ...130

C 2.1 Rekapitulasi Nilas Kelas Eksperimen (Kelas XI MIPA 1) ...131

C 2.2 Rekapitulasi Nilai Kelas Kontrol (Kelas XI MIPA 3)...132

(19)

xviii

C 3.1 Lembar Observasi Siswa ...133

C 3.2 Lembar Observasi Guru ...135

LAMPIRAN D ANALISIS DATA ...137

D 1.1 Analisis Deskriptif...138

D 1.2 Uji Normalitas Gain (N-Gain)...139

D 2.1 Uji Normalitas ...141

D 2.2 Uji Homogenitas ...141

D 2.3 Uji Hipotesis ...141

LAMPIRAN E DOKUMENTASI ...142

(20)

1

BAB I PENDAHULIAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan investasi yang berharga bagi setiap orang dimana investasi ini akan cocok untuk meningkatkan nilai manusia dengan pendidikan yang berkualitas. Penyempurnaan mutu pendidikan telah dilakukan seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai cara telah ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain dengan menyempurnakan kelas, menambah pundi-pundi fana melalui pelatihan dan penyempurnaan kualifikasi guru sekolah, perolehan alat les, penyempurnaan instalasi dan struktur, penyempurnaan kualitas operasional akademi, dan penyempurnaan sistem bimbingan belajar.

Kualitas Pendidikan akan ditentukan oleh beberapa faktor yakni guru, siswa, sarana, prasarana, metode dan lingkungan. Pendidikan sangat cepat berkembang sesuai dengan lajunya perekonomian suatu bangsa yang aktivitasnya sangat meningkat baik di bidang pertanian, ekonomi, kesehatan dan sumber daya alam yang sangat produktif.

Oleh sebab itu juga di dalam Pendidikan dan standar peningkatan mutu Pendidikan. Kehidupan sekolah sering dijumpai guru-guru yang dapat dikatakan kurang berhasil dalam mengajar. Indikator belum berhasilnya guru adalah prestasi belajar yang rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Kegagalan guru ini mungkin bukan hanya kurang menguasai materi bidang studinya, tetapi karena mereka tidak tahu atau belum mampu mengelola perubahan pendidikan yang mulai dilaksanakan

(21)

2

beberapa puluh tahun yang lalu menyebabkan timbulnya pemikiran diberbagai bidang pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum, pembaharuan metode mengajar, pembaharuan administrasi pendidikan, pembaharuan media pendidikan, pembaharuan sistem supervisi dan sebagainya.

Selama wabah COVID-19, para pengajar mengalami kesulitan dalam menerapkan model literasi yang paling efektif dalam menyempurnakan masalah pembelajaran. Isu literasi yang dimaksud dapat berupa perubahan geste dalam ranah pengetahuan, chops dan station. Masalah belajar adalah sejumlah gests yang dicapai oleh para sarjana yang meliputi disiplin kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Kreativitas para pendidik dalam menerapkan model-model aplikatif warna-warni dalam literasi menjadi tuntutan penting dalam mengatasi permasalahan warna-warni di masa wabah ini. Keajaiban ini dapat berdampak pada masalah belajar siswa, sehingga diperlukan guru pembimbing yang cocok untuk menyesuaikan diri secara kreatif dalam mengemas literasi yang menarik sebagai masalah untuk memperbaiki masalah belajar siswa, terutama pada mata pelajaran biologi.

Model pembelajaran Number Head Together merupakan model literasi yang mengutamakan ulama dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari sumber warna-warni yang akhirnya disajikan di depan kelas.

Model Number Head Together adalah bagian dari model literasi kolaboratif struktural, yang menekankan struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola pikir perdagangan murid.

(22)

Mata pelajaran biologi di perguruan tinggi dan perguruan tinggi rendah memiliki pretensi dan fungsi yang berbeda dari setiap unsur materi yang dipelajari oleh para sarjana. Model literasi Number Head Together (NHT) disertai dengan tipe eksplorasi eksperimental ketika diterapkan dalam literasi biologi dapat memperbaiki masalah pembelajaran yang meliputi stasiun sarjana, pengetahuan dan chops. Sebagaimana eksplorasi yang dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran NHT (Number Head Together) pada Biologi kelas X Bijaksana berpengaruh signifikan terhadap masalah belajar siswa di SMA.

Akibat dari pandemi covid 19 sekarang ini membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan demi menghentikan Covid-19 yaitu mengimplementasikan ajakan masyarakat untuk melaksanakan Physical Distancing atau memberi jarak dengan orang lain sejauh satu meter dan menghindari kerumunan dan berbagai acara pertemuan yang menimbulkan perkumpulan. Selain itu pemerintah menerapkan kebijakan untuk Dirumah Saja seperti kerja dirumah atau Work From Home (WFH) dan kegiatan apapun yang berhubungan dengan perkumpulan atau pertemuan ditiadakan dan diganti dengan media online.

Pada kondisi seperti ini semua guru atau tenaga pendidik diharuskan untuk mengganti pembelajaran menggunakan E-learning atau melalui media online.Seluruh siswa diwajibkan untuk menggunakan alat komunikasi seperti Handphone dengan bijak untuk mendukung proses pembelajaran akan tetapi Pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA menimbulkan suatu permasalahan karena pada hakikatnya Pembelajaran IPA adalah pembelajaran

(23)

4

yang mencantumkan konsep abstrak dan kejadian yang memerlukan observasi, hingga siswa diharuskan melihat apa yang dapat dipelajari.

Model pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan media pembelajaran audio visual sangat bagus digunakan dalam masa pandemi covid 19 saat ini karena model dan media pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan secara daring/online maupun offline atau tatap muka, oleh sebab itu peneliti menggunakannya dalam penelitian ini di sekolah SMA Negeri 3 Gowa terkhusus kelas X MIPA.

Media pembelajaran audio visual pada hakikatnya adalah suatu representasi penyajian realitas, terutama melalui pengindraan penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman- pengalaman pendidikan yang nyata kepada siswa. Cara ini dianggap lebih tepat, cepat dan mudah dibandingkan dengan melalui pembicaraan, pemikiran dan cerita mengenai pengalaman pendidikan. Media audio visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dilihat sehingga membantu siswa dalam proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dan memahami bahasa yang sedang dipelajari.

Proses pembelajaran Biologi di kelas yang terdapat pada sekolah SMA Negeri 3 Gowa hanya terjadwal dua jam mata pelajaran setiap minggunya.

berbeda dengan sekolah umum lainnya karena terdapat beberapa kelas, selama sepekan siswa mendapatkan mata pelajaran biologi sebanyak 8 jam mata pelajaran sekolah ini memiliki nilai kebutuhan yang tinggi bagi siswa.

Berawal dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 3 Gowa peneliti menemukan bahwa salah satu permasalahan dalam Proses literasi di kelas, videlicet rendahnya permasalahan literasi sarjana

(24)

biologi diketahui disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya proses literasi masih berpusat pada guru sekolah meskipun telah menerapkan kurikulum 2013. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung dimana saat guru menjelaskan materi hanya sebagian kecil siswa yang mengerti pelajaran dan memperhatikan dengan baik. Sehingga guru perlu menjelaskan beberapa kali agar siswa bisa memahami materi yang sedang dibahas.

Model pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan model pembelajaran Number Head Together membuat siswa menjadi lebih aktif dalam penjabaran konsep materi.

Penerapan model pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa (Luedi, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual. Sebelum memberi pembelajaran terlebih dahulu dilaksanakan pretest. Pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing siswa. Oleh karena itu media audio visual sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan media untuk memberikan informasi yang lebih kepada siswa melalui media pembelajaran yang bersifat abstrak bias lebih menjadi konkret.

Pada kelas eksperimen tampak secara khusus media visual memiliki fungsi dan berperan menambah gairah dan motivasi belajar siswa (Memel. 2019).

Berdasarkan penelitian awal observasi melalui wawancara yang dilakukan bersama dengan salah satu guru mata pelajaran biologi kelas X IPA SMA Negeri 3 Gowa, diketahui bahwa hasil belajar kognitif ulangan harian peserta didik belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam mata pelajaran biologi.

(25)

6

Berdasarkan data hasil observasi nilai ulangan harian biologi kelas X IPA 1 hanya sebagian siswa yang memiliki nilai mencapai KKM. Begitu juga pada Kelas X IPA 3 hanya sebagian siswa yang mencapai nilai KKM. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung dimana saat guru menjelaskan materi hanya sebagian kecil siswa yang mengerti pelajaran. Di rumah pun, masih banyak siswa yang belum memahami pelajaran dengan baik. Siswa merasa malas dan bosan dalam mempelajari materi biologi yang cakupannya luas.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka perbaikan dalam proses pendekatan sudah menjadi suatu keharusan bagi guru biologi. Sudah saatnya guru mencoba menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman seperti yang diketahui saat ini adalah era revolusi 4.0 salah satu bentuk implementasi pembelajaran 4.0 dalam model pembelajaran.

Salah satu model yang dapat digunakan sebagai solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan menggunakan Media pembelajaran audio visual. Sehingga akan membantu siswa meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan ulasan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan sebuah Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Hasil Belajar dengan Materi keanekaragaman hayati Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Gowa”

(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yaitu : 1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Number Head Together

(NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual terhadap hasil belajar siswa kelas X pada pembelajaran MIPA di SMAN 3 Gowa?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual pada materi Keanekaragaman hayati SMAN 3 Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian diatas maka tujuan penelitian adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Number Head Together

(NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual terhadap hasil belajar siswa kelas X pada pembelajaran MIPA di SMAN 3 Gowa.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual pada materi Keanekaragaman hayati SMAN 3 Gowa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi landasan pengembangan model pembelajaran atau metode pembelajaran secara lebih lanjut.

(27)

8

2. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa

Mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna, serta meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sehingga menyebabkan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan evaluasi bagi guru akan pembelajaran yang telah dilakukan selama ini apakah sudah sesuai dengan tujuan instruksional yang diharapkan.

3. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai model pembelajaran terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa

4. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat membantu masyarakat dalam mengenali tumbuhan yang ada di sekitar rumah masyarakat.

5. Bagi kepala sekolah

Menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan kinerja sekolah.

(28)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Model Pembelajaran NHT

Model pembelajaran NHT (Number Head Together) diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang mengutamakan adanya aktivitas para siswa dalam mencari dan mengelolah serta melaporkan informasi yang diperoleh dari berbagai macam sumber yang pada akhirnya siswa mempresentasikannya di depan kelas, model pembelajaran Number Head Together (NHT) merupakan bagian dari model pembelajaran kooperarif struktural yang memberi penekanan pada struktur-struktur khusus sengaja dirancang dengan tujuan memperoleh pola intraksi siswa, struktur bagan ini pada dasarnya dibuat agar siswa dapat bekerja saling bergaantung pada kelompok kecil secara kooperatif (Haniyah, 2014)

Model pembelajaran adalah suatu Perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, lembar kerja, film, komputer, kurikuum, dan lain-lain (Lefuddin, 2014).

Model pembelajaran Number Head Together (NHT) merupakan sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur, yakni saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan proses kelompok di mana siswa menghabiskan sebagian besar waktunya

(29)

10

di kelas dengan bekerjasama antara 4-5 orang dalam satu kelompok, serta menerima pengakuan, reward berdasarkan kinerja akademis kelompoknya.

Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah

(

Anggita, 2012)

.

Menurut Haniyah (2014) Numbered Head Together merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model pembelajaran ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih pandai dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, dengan model pembelajaran Numbered Head Together siswa dapat memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru karena dalam model pembelajaran ini siswa dapat saling berdiskusi atau menyampaikan pendapat mereka antar- anggota kelompoknya.

Menurut Al-Tabany (2014), pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang di pelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8.

(30)

Number Head Together merupakan suatu model pembelajaran kelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya (Shoimin, 2014).

Rotul, (2010) menyatakan bahwa ada beberapa macam pembelajaran kooperatif salah satunya adalah model pembelajaran tipe NHT (Numbered Heads Together) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yaitu suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Model belajar NHT (Numbered Heads Together) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu NHT ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama kelompok. Tipe NHT bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat/jenjang pendidikan.

Siddik (2018) menyatakan bahwa deskripsi model proses pembelajaran berupa pola interaksi belajar mengajar. Deskripsi model proses pembelajaran penerapannya diwujudkan dalam bentuk petunjuk pelaksanaan oleh guru untuk menyampaikan bahan ajar dalam proses pembelajaran menulis deskripsi.

Penggunaan model tipe NHT mampu meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa Pada Pelajaran biologi, menunjukkan hasil

(31)

12

model pembelajaran kooperatif NHT mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran biologi. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan Penelitian penerapan model pembelajaran NHT melalui LS untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan mengemukakan pendapat mahasiswa pada matakuliah biologi (Prasetiyo, 2016).

Menurut Ernani (2011) Adapun alasan model pembelajaran tipe NHT dapat berpengaruh terhadap pengetahuan siswa pada tahap berpikir bersama (heads together) semua siswa saling meyakinkan jawaban agar tiap anggota dalam kelompok dapat memahami jawaban yang telah didiskusikan.

Akibatnya, anak lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari. Melalui diskusi dalam pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi dimana anggota kelompok saling berbagi ide atau pendapat .

Menurut Prasetio (2016), salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajarsiswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama antara sesama kelompok mampu meningkatkan motivasi dan perolehan belajar siswa.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Dalam merancang kegiatan pembelajaran ini, seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajaran

(32)

yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan disajikan, dan cara yang digunakan untuk mengemas penyajian materi serta penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipilih untuk melakukan pengukuran terhadap ketercapaiantujuan pembelajaran atau kompetensi yang dimiliki siswa (Tim Pengembangan MKDP, 2013).

Salah satu komponen yang turut serta memberikan pengaruh terhadap kesuksesan suatu pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran yang relevan dengan bidang kajian yang dibelajarkan.

menegaskan pembelajaran yang dapat memicu siswa berinteraksi dengan baik dengan siswa yang lainnya, dapat dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif (Suprijono 2011).

Adapun sintaks atau langkah-langkah proses pembelajaran Number Head Together (NHT) yang dipadukan dengan Media Audio Visual adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sintaks Perpaduan antara Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan Media Pembelajaran Audio Visual NO Sintaks Kegiatan guru Kegiatan siswa

- Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diberikan untuk siswa seperti LKS

- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok setiap

- Siswa membagi diri menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa - Siswa mengingat

nomor yang

diberikan oleh guru

(33)

14

1 Penomoran (Number)

kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda

- Guru memberikan

nomor kepada

masing-masing siswa

dalam setiap

kelompok 2 Bimbingan

pelaksanaan peroses pembelajaran audio visual

Guru membimbing siswa dalam proses pembelajaran dengan membagikan materi yang akan mereka diskusikan

- Siswa berkonsentrasi

dalam proses

pembelajaran dengan mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh guru

3 Berfikir

bersama (head together)

- Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk

berdiskusi dalam dalam kelompok dan mengarahkan

jalannya diskusi kelompok

- Hasil pengamatan yang telah di catat

kemudian di

diskusikan bersama teman kelompok masing-masing

- Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatan dengan mempresentasikan hasil kelompoknya 4 Mengajukan

pertanyaan (Questioning)

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

Siswa mendengarkan pertanyaan yang yang disampaikan dan mulai

(34)

mencari jawaban atas pertanyaan tersebut

5 Pemberian jawaban (answering)

- Guru menyebutkan satu nomor secara acak dan meminta siswa pada setiap kelompok untuk menjawab pertanyaan yang di berikan - Guru menyimpulkan

hasil pembelajaran kepada siswa

- Siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan untuk mempersiapkan jawabannya

- Siswa mencatat penjelasan guru dari materi pembelajaran yang telah dipelajari (Sumber : Fatmawati, 2015) B. Media Pembelajaran Audio Visual

1. Memahami Audio Visual

Salah satu jenis media bimbingan belajar adalah media audio visual. Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar dan suara. Peralatan yang termasuk media audio visual contohnya televisi, video-VCD, sound slide, dan film Media audio visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Contoh media audio visual adalah sound slide, televisi, film, dan sebagainya. Media audio visual terdiri dari software yaitu bahan- bahan informasi yang terdapat dalam sound slide, kaset televisi, film, dan hardware yaitu segenap peralatan teknis yang memungkinkan software

(35)

16

bisa dinikmati contohnya tape, proyektor, slide, dan proyektor film (Danizar, 2015).

Media atau alat-alat audio visual adalah alat-alat yang artinya dapat didengar dan alat-alat yang artinya dapat dilihat, agar cara berkomunikasi menjadi efektif. Contoh alat-alat audio visual adalah gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape-recorder, film bersuara, dan televisi (Sari, 2015).

2. Karakteristik Media Audio Visual

Danizar (2015) menyatakan negara yang media literasi audio visualnya adalah teknologi audio visual cara memproduksi atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin dan alat mekanis media elektronik untuk menyajikan kiriman audio dan visual.

Karakteristik utama dari teknologi audio-visual adalah:

1. Ini langsung.

2. Menyajikan ilustrasi dinamis.

3. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan oleh pencipta.

4. Ini adalah representasi fisik dari ide nyata atau ide abstrak.

5. Dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip otak behaviorisme dan kognitif.

6. Guru sekolah mengetahui posisi rendah keterlibatan interaktif murid.

3. Penggunaan media audio visual

Penggunaan media audio visual, videlicet

a. Bersujud keterbatasan pengalaman yang dimiliki ulama. Pengalaman setiap siswa berbeda-beda, ditentukan oleh faktor keluarga dan

(36)

masyarakat. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan akibat yang tidak lancar diatasi jika dalam bimbingan belajar guru hanya menggunakan bahasa verbal karena para sarjana sangat halus untuk membawa ke objek tugas. Dengan menghadirkan media audio visual di kelas, semua cendikiawan dapat menikmatinya.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosen dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian (Arsyad, 2011).

4. Prinsip dan Prosedur Penilaian Masalah Pembelajaran

Berdasarkan Sudjana (2016), prinsip dan prosedur penilaian masalah pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Penilaian masalah pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga jelas kapasitas yang akan dinilai, perlengkapan penilaian, alat penilaian, interpretasi penilaian. Jadi tanda atau rambu dalam merancang penilaian masalah pembelajaran adalah kelas yang berlaku dan buku pegangan yang digunakannya. Buku-buku pelajaran

(37)

18

hendaknya mempelajari benda-benda kurikuler dan benda-benda pendidikan, materi pelajaran yang diserahkan, kompas dan tata tertib pemberian, serta pedoman cara penerapannya.

b. Penilaian masalah pembelajaran harus menjadi bagian integral dari proses belajar bagaimana mendidik. Artinya, penilaian selalu dilakukan setiap saat proses bimbingan belajar dan literasi agar pelaksanaannya berkelanjutan. Ini harus dijadikan sebagai kata mutiara bagi setiap guru sekolah. Prinsip ini menyiratkan pentingnya penilaian konstruktif sehingga dapat bermanfaat bagi para sarjana maupun bagi para pembimbing.

c. Untuk mendapatkan isu literasi yang objektif dalam menggambarkan prestasi dan kapasitas ulama sebagaimana adanya, Penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan bersifat komprehensif. Yang dimaksud dengan sifat komprehensif adalah aspek atau kemampuan yang nilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan aspek psikomotorik. Demikian pula, aspek kognitif harus mencakup semua aspek, pengetahuan, pemahaman, operasi, analisis, penggabungan, dan evaluasi secara seimbang.

d. Penilaian masalah pembelajaran harus diikuti dengan tindak lanjut.

Data hasil penilaian benar-benar berguna baik bagi pembimbing dan sarjana. Dengan demikian, secara teratur dalam catatan khusus mengenai kemajuan murid. Demikian pula data penilaian harus

(38)

dimaknai agar para pengajar dapat memahami ulamanya, terutama prestasi dan kapasitasnya.

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

Sebuah media yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, Arsyad mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan media audio visual dalam literasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut a. Kelebihan media audio visual

1. Film dan video dapat mengiringi gambaran perkenalan para cendekiawan karena posisi akademi adalah pagi dari pengalaman yang sedang dibentuk, baik dengan musketeer, preceptor, atau dengan instalasi struktur warna-warni di seminari yang berkaitan dengan pembelajaran di akademi.

2. Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung. Dengan media audio visual, Anda dapat menunjukkan efek berbahaya di masa lalu memang jika Anda tidak melihatnya secara langsung. Namun, definisinya sama dengan aslinya.

3. Dapat dilihat oleh kelompok kecil atau besar. Tidak ada batasan untuk pengikut, baik besar atau kecil.

4. Mendorong provokasi dan inseminasi stasiun dan aspek afektif lainnya.

b. Dosa media audio visual 1. Pengadaan relatif berharga.

(39)

20

2. Tidak sesuai dengan persyaratan dan objek pembelajaran yang diminta, kecuali jika dirancang terlebih dahulu untuk kebutuhan mereka sendiri.

C. Hasil Belajar

Menurut Arikunto (2014) masalah belajar siswa diukur dari tiga disiplin penilaian, yaitu kognitif videlicet, psikomotorik, dan afektif. Salah satu asesmen kognitif adalah menilai pemahaman generalitas yang dicapai oleh para sarjana selama proses bimbingan belajar dan literasi. Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk menyatakan kembali, menafsirkan, memutuskan, dan menghubungkan data atau generalisasi. Setelah memahami suatu konsepsi, para sarjana dapat memanfaatkan isinya dan cocok untuk menghubungkannya dengan efek lain. Seorang siswa dikatakan memahami komoditas jika siswa tersebut dapat memberikan penjelasan atau deskripsi yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan fana. Dengan demikian, literasi bahasa lebih diarahkan pada penyempurnaan kemampuan berkomunikasi ulama.

Siddik (2018) mengemukakan pendapat bahwa model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan khas oleh guru yang bersangkutan. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar sehingga guru dapat membantu siswa mendapatkan ide, informasi, keterampilan dan mewujudkan ide menjadi ilmu pengetahuan, Menurut

(40)

Wajdi, (2021). Suatu pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping siswa menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri sendiri. Sehingga Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan khas oleh guru dikatakan berhasil apabila siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping siswa menunjukkan kegairahan yang tinggi.

Melalui model (Numbered Heads Together), peneliti berupaya mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar siswa. Sehingga hasil belajar pada materi yang dicapai mengalami peningkatan dari sebelumnya.

Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) merupakan suatu strategi pembelajaran dengan cara setiap peserta didik diberi nomor, kemudian dibuat sebuah kelompok Selanjutnya, secara acak guru memanggil nomor dari peserta didik sebagai ganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas.

(Pratomo, 2015).

Prestasi belajar biologi akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan apabila ada kesesuaian metode/model belajar dengan materi ajar dan dalam proses pembelajarannya terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Oleh karena itu, diujicobakan penerapan berbagai metode/model belajar yang nantinya untuk mengetahui dampak bagi proses dan prestasi pendidikan.

Untuk memahami masalah ini, perlu kiranya pengkajian melalui kegiatan

(41)

22

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya dengan menerapkan model pembelajaran Tipe (NHT) Numbered Heads Together (Sari, 2015).

Menurut Arikunto (2014) Belajar selain memiliki ciri-ciri belajar di atas juga memiliki jenis-jenis belajar, adapun jenis-jenis belajar tersebut adalah :

1. belajar arti kata-kata

Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya. Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahui, tanpa hal ini maka sukar menggunakannya. Kalau dapat menggunakannya, tak urung ditemukan kesalahan penggunaannya. Mengerti kata-kata merupakan dasar terpenting.

2. belajar kognitif

Dalam belajar kognitif, objek-objek yang ditanggapi tidak hanya yang bersifat material, tetapi juga bersifat tidak material. Itu berarti semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, semakin luasnya dalam pikiran kognitif orang itu

3. Belajar konsep

Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang mempunyai konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, pada golongan tertentu.

(42)

4. Belajar kaidah

Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual, yang dikemukakan oleh Gagne belajar bila dua konsep atau lebih

dihubungkan suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan.

Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep. Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah- ubah. Kaidah merupakan suatu representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari- hari.

D. Penelitian Relevan

Machfud Hastomo (2018) menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maka hasil belajar siswa meningkat.

Ini dibuktikan dengan meningkatnya skor rata-rata hasil belajar siswa dari 73,2 pada siklus I menjadi 78,8 pada siklus II (berada dalam kategori baik).

Ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan. Penelitian masih dapat dilanjutkan dengan mengkaji lebih dalam manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran.

Hal ini untuk mempertegas dan memperkaya informasi tentang manfaat model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam penelitian ini.

Luedi (2017) menyimpulkan bahwa model pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan model pembelajaran Number Head Together membuat siswa menjadi lebih aktif

(43)

24

dalam penjabaran konsep materi. Penerapan model pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa.

Kholis Nur (2017) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebelum sebelum tindakan yang menunjukkan rata-rata sebesar 64,20 sedangkan pada siklus I meningkat sebesar 70,95 dan 79,90, pada siklus II rata-rata ketuntasan belajar sebelum dilaksanakan tindakan hanya 4 dari 20 siswa yang nilainya tuntas mencapai KKM (20%) siswa yang nilainya tuntas mencapai KKM (60%) pada siklus I sedangkan pada siklus II ada 18 dari 20 siswa yang nilainya tuntas mencapai KKM (90%).

Samita D, Mareta W, Nurwita D.R (2016) menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dikarenakan pada kelas eksperimen siswa belajar dengan pendekatan JAS.

Kemampuan belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh keterampilan proses yang dilakukan oleh siswa, karena melibatkan keterampilan kognitif, manual dan sosial. Konsep belajar dengan keadaan dimana siswa dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar, sehingga dapat mempermudah siswa dalam mempelajari materi dan menjadikan hasil belajarnya menjadi lebih bermanfaat.

Swastika A.R Ahmad, S.P Ratna, K.B (2016) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan media audio visual terhadap minat belajar siswa pada materi plantae di kelas X SMA swasta amal bakti

(44)

medan tahun pembelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan sebesar 4,12%. Dan indikator dalam minat belajar biologi siswa juga mengalami peningkatan yakni rasa senang (3,1%), rasa ingin tahu (4,7%) rasa tertarik (5,7%), rasa nyaman (1%) dan rasa antusiasme siswa (3,9%). Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media video pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa pada materi plantae di kelas x SMA swasta amal bakti medan tahun pembelajaran 2016/2017.

E. Materi Ajar A. Pendahuluan

Keanekaragaman hayati atau biodiversity (keanekaragaman hayati) adalah suatu bentuk variasi efek kehidupan pada posisi gen, spesies, dan ekosistem yang berbeda di setiap wilayah. Keanekaragaman hayati diperlukan untuk keberlanjutan konservasi dan keseimbangan luapan energi. Menurut UU No. 05 Tahun 1994 Keanekaragaman Hayati adalah salah satu efek kehidupan dari semua sumber, termasuk antara lain daratan, jurang, dan ekosistem bawah laut lainnya, serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, termasuk keanekaragaman dalam spesies, antar spesies, dan ekosistem.

Keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga situasi, gen videlicet, spesies dan ekosistem.

1. Keanekaragaman hayati posisi gen

Ini adalah keragaman gen dalam suatu spesies. Gen adalah faktor yang membawa sifat makhluk hidup, setiap makhluk hidup dalam suatu

(45)

26

spesies memiliki jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan dasar kimia yang sama, susunan gennya berbeda. Sebagai gambaran, gen pada manusia menentukan bentuk rambut, hidung, mata, kulit, postur tubuh, dan sebagainya. Perubahan gen menghasilkan perubahan sifat sehingga perbedaan gen menghasilkan variasi dalam satu spesies.

Contoh adanya jenis pada bunga mawar.

Gambar 2.1 Variasi Bunga Mawar (Rosa sinensis) Selain faktor keturunan, karakteristik efek hidup juga ditentukan oleh medan yang, jika diubah, dapat menghasilkan perubahan karakter.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies

Adalah keanekaragaman yang terjadi karena adanya keanekaragaman jenis di suatu tempat. Dalam urutan taksonomi, variasi terletak pada satu posisi di bawah spesies, tetapi pada situasi lanjut keanekaragaman spesies dapat diamati dengan lebih lancar. Ilustrasi dalam satu kelas adieus, jenis catcall berwarna-warni adalah tanaman.

(46)

Gambar 2.2 Keanekaragaman jenis Burung 3. Keanekaragaman hayati posisi ekosistem

Ini adalah unit yang dibentuk oleh hubungan komplementer antara efek hidup dan medannya. Setiap ekosistem memiliki karakteristik fisik, medan kimia, jenis dedaunan, dan jenis binatang tertentu yang menghasilkan jenis efek hidup yang berbeda. Ada dua ekosistem utama, ekosistem videlicet terestrial ( terestrial) dan bawah laut (submarine).

Ekosistem terestrial dibagi menjadi bioma gurun, champaign, champaign, taiga, kayu evanescent, dan hutan hujan tropis.

Gambar 2.3 Keanekaragaman ekosistem darat

Ekosistem bawah laut dibagi menjadi ekosistem payau, laut, litoral, mangrove dan terumbu karang

(47)

28

Gambar2.4 Keanekaragaman ekosistem bawah laut dari kiri atas untaian, hutan bakau, danau, selokan, terumbu karang, dan lahan basah.

B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Indonesia memiliki jumlah spesies aborigin tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa banyak pulau telah terisolasi untuk waktu yang lama sehingga spesies asli yang unik dan lamban disebut aborigin.

a. Penyebaran Flora

Flora Indonesia termasuk kawasan Malesiana, meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Papua Nugini. Menurut Van Welzen dan Silk botanis dari Belanda, flora Malesiana terbagi kedalam flora dataran Sunda, Sahul, dan tengah (Wallace) yang khas dan endemik. Contoh flora Sunda yaitu Nepenthes gymnamphora (kantung semar) merupakan tumbuhan pemakan serangga, flora Sahul contohnya yaitu Myristica fragrans, Sedangkan untuk kawasan Wallacea yaitu Eucalyptus deglupta (pohon pelangi) karena memiliki batang berwarna warni.

b. Penyebaran Fauna

Persebaran fauna terbagi menjadi 3 yaitu kawasan Indonesia Barat,

(48)

peralihan, dan Kawasan Indonesia Timur yang dipisahkan oleh garis Wallace, Weber, dan Lydekker. Pola persebaran kawasan Barat (garis imajiner Wallace) meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Jenis hewan antara lain Panthera tigris (Harimau), Elephas maximus (gajah), Pongo pygmaeus (orang utan) dan sebagainya. Kawasan peralihan meliputi Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba, Lombok, dan Timor-timur yang dibatasi garis Wallace bagian barat dengan garis Lydekker bagian timur. Garis imajiner Weber pada kawasan peralihan ini merupakan campuran fauna oriental dengan australis, contohnya Varanus komodoensis (komodo), Macrocephalon maleo (maleo), Dugong dugon (duyung) dan sebagainya. Kawasan Indonesia Timur yang dibatasi oleh garis Lydekker meliputi Papua dan pulau kecil disekitarnya. Contoh hewan ini meliputi Dorcopsulus vanheurni (walabi) Probosciger aterrimus (kakatua raja), dan sebagainya.

c. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati

Fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati selain sebagai keseimbangan bentuk aliran energi juga memiliki manfaat lainnya:

1. Sebagai sumber pangan, sandang, dan papan 2. Sebagai sumber obat-obatan

3. Sebagai bahan kosmetik

4. Sebagai aspek budaya dan plasma nutfa

C. Ancaman dan Upaya Pelestarian Keanekaragaman Makhluk hidup

Banyaknya ancaman hilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah

(49)

30

akibat perubahan yang terjadi di lingkungan dan ulah manusia, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

a. Tergerusnya habitat tumbuhan dan hewan b. Terjadinya pencemaran lingkungan c. Adanya perubahan iklim secara global

d. Eksploitasi secara besar-besaran tanaman dan hewan e. Munculnya spesies pendatang

f. Industrialisasi hutan dan pertanian

Hilangnya keanekaragaman hayati secara bertahap telah menyebabkan semakin sedikit manfaat bagi umat manusia. Melindungi keanekaragaman hayati melalui konservasi di dalam dan di luar lokasi dapat mencegah pengurangan ini. Konservasi in situ adalah upaya yang dilakukan dengan menjaga habitat aslinya. Sementara itu, konservasi ex situ dilakukan melalui metode perlindungan di luar habitat aslinya.

RANGKUMAN

1. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang seragam pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah tertentu.

2. Keanekaragaman hayati dibagi lagi menjadi tingkat gen, spesies dan ekosistem sesuai dengan tingkatannya.

3. Keanekaragaman hayati di Indonesia dibagi menjadi wilayah barat, transisi dan timur berdasarkan pola persebarannya

4. Fungsi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan, sandang dan papan, antara lain

(50)

5. Ancaman terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh faktor manusia dan alam

6. Upaya perlindungan lingkungan dilakukan untuk mengurangi dan meningkatkan (konservasi) keanekaragaman hayati.

F. Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang ditentukan oleh beberapa faktor yakni guru, siswa, sarana, prasarana, metode dan lingkungan. Pendidikan sangat cepat berkembang sesuai dengan lajunya perekonomian suatu bangsa yang aktivitasnya sangat cepat meningkat.

Oleh karena itu, model pembelajaran yang menarik dan media yang tepat harus digunakan dalam proses pembelajaran, karena hal ini sangat penting untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya. Media diharapkan dapat meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa, serta merupakan media pembelajaran audio visual.

Kemudian model pembelajaran Number Head Together juga sangat membantu rancangan proses pembelajaran didalam kelas agar bisa berhasil karena model pembelajaran Number Head Together ini mengutamakan keaktifan para siswa dalam mencari dan mengelola serta melaporkan informasi yang diperoleh dari berbagai macam sumber dan kemudian siswa mempresentasikannya di depan kelas.

Model pembelajaran numberhead-to-gather menggunakan sistem pembelajaran kelompok terstruktur. Artinya, ada tanggung jawab individu, interaksi pribadi, keterampilan kolaborasi, dan saling ketergantungan positif

(51)

32

dari proses kelompok, dan siswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka di kelas berkolaborasi dengan 4-5 orang dalam kelompok dan menjadi sadar akan hal itu. Aku akan menerimanya. , Hadiah berdasarkan prestasi akademik kelompok.

Dengan demikian proses pembelajaran biologi di kelas X MIPA dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan media pembelajaran Audio visual dapat mempermudah guru melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan diterapkannya di dalam kelas di SMA Negeri 3 Gowa.

Model dan metode pembelajaran kurang menarik Rata-rata ulangan harian siswa sangat rendah

Penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan menggunakan media pembelajaran Audio Visual

Hasil belajar siswa meningkat dan memenuhi KKM

Gambar 2.5 Kerangka Pikir Penelitian

(52)

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian atau jawaban sementara yang masih perlu diuji keberhasilannya. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas rumusan masalah penelitian ini adalah :

Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan bantua Audio Visual terhadap hasil belajar biologi materi Keanekaragaman Hayati Secara statistik dirumuskan sebagai berikut :

Secara Statistik dirumuskan Sebagai Berikut:

Ho : µ1 = µ 2 Vs H1 : µ 1 > µ 2 Keterangan :

µ1= Parameter hasil belajar siswa diajar dengan Model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan Media Audio Visual.

µ2 = Parameter hasil belajar siswa diajar dengan Model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan Media Audio Visual.

H₀ = Tidak terdapat pengaruh penerapan Model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan Media Audio Visual.

H₁ = Terdapat pengaruh penerapan Model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan Media Audio Visual.

(53)

34 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kuasi-eksperimental lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol.

B. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa Semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 kelas X SMA Negeri 3 Gowa yaitu jumlah 192 siswa dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Populasi Penelitian (Tata Usaha SMA Negeri 3 Gowa Tahun Pelajaran 2020/2021)

N No

Kelas Jumlah siswa

1 X IPA 1 24

2 X IPA 2 24

3 X IPA 3 24

4 X IPA 4 24

5 X IPA 5 24

6 X IPA 6 24

7 X IPA 7 24

8 X IPA 8 24

Jumlah 192

(Sumber : SMAN 3 Gowa)

(54)

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui probability sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama pada setiap unsur atau penelitian eksperimen maupun kelas kontrol yang diambil secara random sampling.

Adapun sampel yang terpilih dalam penelitian ini yaitu terdapat 2 kelas, kelas X Ipa 1 dan Ipa 3 dengan beberapa pertimbangan yaitu kedua kelas tersebut masuk kedalam kategori homogen dari hasil belajar sama dan juga jumlah siswa tersebut sama yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

Tabel 3.2 Sampel penelitian kelas X IPA

No Kelas Jumlah siswa

1 X IPA 1 24

2 X IPA 3 24

JUMLAH 48

(Sumber : SMAN 3 Gowa)

C. Desain Penelitian

Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Manipulasi yang dilakukan dapat berupa situasi atau tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau kelompok dan setelah itu dapat dilihat pengaruhnya. Eksperimen ini dilakukan

(55)

36

untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Pemberian perlakuan inilah yang menjadi suatu kekhasan penelitian eksperimen dibandingkan dengan penelitian yang lain.

Alasan peneliti memilih metode eksperimen karena metode ini dirasa paling cocok untuk meneliti masalah dari penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain eksperimen ulang (Pretest-Posttest Control Group Design), yaitu bentuk eksperimen yang dilakukan dengan melakukan randomisasi terhadap dua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Desain eksperimen ini dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum dan setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Model desain ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Model Desain Eksperimen Pretest-Posttest Only Control Design

(Sumber : Supriyadi:2013) Keterangan:

R : Random

O1 : Pretest kelompok eksperimen O2 : Posttest kelompok eksperimen O3 : Pretest kelompok kontrol O4 : Posttest kelompok kontrol

X : Treatment (Permainan diberikan selama 3 minggu)

R O1 X) O2

R O3 (-X) O4

(56)

Tabel 3.4 Paradigma Rancangan pretest-postest Only Control Design

Kelompok Pretest Perlakun Posttest

Kelompok

eksperimen O1

Menggunakan model pembelajaran Number Head Together dengan

Media Audio Visual

O2

Kelompok

kontrol O3 Hasil belajar siswa O4

(Sumber : Prasetyo , 2016) Keterangan:

Desain ini adalah desain yang sudah memenuhi syarat dilakukannya penelitian eksperimental karena dilakukan randomisasi. Oleh karena itu, kesimpulan mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat lebih akurat karena kedua kelompok setara.

Pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, dilihat dari perbedaan skor Pretest (O1) dan Posttest (O2). Apabila terdapat perbedaan antara skor Pretest dan Posttest, dimana skor Posttest lebih tinggi secara signifikan dibandingkan skor Pretest, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan mempunyai pengaruh signifikan atau efektif terhadap perubahan yang terjadi pada variabel terikat.

D. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel x (Variabel Bebas) : Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan bantuan media audio visual

(57)

38

Variabel y (variabel terikat) : Hasil belajar siswa E. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Number Head Together (NHT) berbantu media audio visual adalah model pembelajaran yang lebih mengedepankan siswa lebih mengkaji, mencari, mengelola informasi yang didapatkan dan siswa akan mempresentasikan sendiri di depan sehingga siswa lebih aktif didalam kelas online.

2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh baik sebelum dan sesudah pembelajaran.

F. Prosedur penelitian

Pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga tahap yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Melakukan observasi di sekolah yang dijadikan lokasi penelitian, yaitu di SMA Negeri 3 Gowa.

2) Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, serta instrumen-instrumen yang akan digunakan selama proses pengambilan data.

3) Membuat persiapan mengajar dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) untuk materi Keanekaragaman Hayati.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa para investor yang ingin melakukan investasi pada suatu perusahaan dapat mempertimbangkan harga saham, volume perdagangan

Kedatangan Amerika Serikat dalam konflik Suriah akan menjadi shifting policy bagi Suriah dan negara-negara Timur Tengah sebab adanya kemungkinan hilangnya pengaruh

Untuk membuat catatan dalam rangka membaca cermat, penulis menambahkan lagi lima tips penting yang dimulai dari memahami proses, memahami ilustrasi, menulis catatan di kartu

[r]

Wati : “Halo, saya Wati, bisa bicara dengan Mira?” Mira : “O, Wati, saya sendiri, ada apa Wati?”A. Perikan dialog di atas adalah contoh pembicaraan

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data

RAHMAT MUJUR.. Alamat

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan