PE,NATALAKSANAAN
frujuan
penatalaksaan pada PPoK stabil:
I . Mengurangi gejala
a.
Menghilangkan gejala' b.
Memperbaiki toleransi latihanc.
Memperbaiki kualitas hidup 2. Mengurasi risikoa.
Mencegah progresifitas penyakitb.
Mencegah dan mengobati eksaserbasic.
Mengurangi kernatianPenatalaksanaan PPOK secara umurn meliputi :
.
Edukasi.
Berhenti rnerokok.
Obat-obatan.
Rehabilitasi.
Terapi oksigen.
Ventilasi mekanis.
Nutrisi1.
Edukasi'Edukasi merupakan
hal
penting dalam pelgelolaan .jangka panjang pada PPOK stabil. Edukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah penyakitkronik
yang ireve.rsibel darr, progresifl,inti dari
edukasi adalah rnenyesuaikan keterbatasan aktivitas dan rnencegah kecepatan pelburukan fung-Penlqkit Palu Obstruklif Kro,lik (PPOK)
D i ti|l1a sis &. Pe fi n t al a ksan nat t 39
si paru.
Berbeda dengan asmayang masih
bersifat reversibel.rnenghindari pencetus dan mernperbaiki derajat penl,akit adalah inti dari edukasi atau tu.iuan pengobatan aslna.
Tujuan edukasi pada pasien ppOK:
.
Mengenal pe{alanan penyahit dan pengobatan.
Melaksanakan pengobatan yang rnaksimal.
Mencapai aktivitas optimal.
Meningkatkan kualitas hidupEdukasi tentang PPOK diberikan.sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara berulang pada setiap kunjungan,
baik
bagi pasien sendiri maupun bagi keluarganya. Eduftasi dapat diberikan di poliklinik, ruang rawat, bahkan di unit gawat darurat ataupun di ICU dan di rumah. Secara intensifedukasi diberikan diklinik
rehabilitasi atauklinik
konseling, karena memerlukan waktu yang khusus dan memerlukanalat
peraga. Edukasiyang tepat
diharapkan dapat mengurangi kecemasan pasien ppOK, nremberikan semangat hidup walaupun dengan keterbatasan aktivitas. penyesuaian aktivitas dan pola hidup merupakan salah satu cara untuk rneningkatkan kualitashidup
pasien PPOK. Bahandan
cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit,tingkat
pendidikan, lingkungan sosial, kultural dan kondisi ekonomi pasien.Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah:
.
Pengetahuan dasar tentang ppOK.
Obat-obatan, manfaat dan efek sarrpingnya.
Cara pencegahan perburukan penyakit.
Menghindar.i pencetus (berhenti merokok).
Penyesuaian akt ir itasAgar edukasi dapat diterima dengan rnudah dan dapat dilak_
sanakan ditentukan skala prioritas bahan edukasi sebagai berikut:
.
Berhenti rnerokokDisampaikan pertama kali kepada pasien pada waktu diagnosis PPOK ditegakkan.
40 Pettyokit Poru Dingnosis Obst rtl,t,/ L rrr;* ,nf Of r
ffi
& pt, tlRloksonaon
W
.
Penggunaanobat-obatan-
Macam obat dan jenisnya-
Cara penggunaannya yang benar (oral atau inhalasi (obat hirup dan nebuliser))-
Waktu penggunaan yang tepat (rutin dengan selang waktu tertentu atau kalau perlu saja)-
Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya.
Penggunaan oks igen-
Kapan oksigen harus digunakan-
Berapa dosisnya-
Mengetahuiefek samping kelebihan dosis oksigen-'
Mengenal dan mengatasiefek
samping obat atau terapi oksigen.
Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya Tanda eksaserbasi :-
Batuk dan atau sesak beltambah-
Sputurn beltarnbah-
Sputum berubah u arna-
Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaser.basi- Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan
keterbatasan aktiv itas.Edukasi diberikan berdasar derajat penyakit dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterirna, langsung ke pokok permasalahar.r
yang
ditemukan padawaktu itu.
Pernberian edukasi sebaiknl,a diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu banyal<pada setiap
kali
pertemuan. Edukasi merupakan hal penting dalanr pengelolaanjangka
panjang padaPPOK stabil,
karena PPOK merupakan penyakit kronik progresif yang ireversibel.I
Penlfikit Pnr Ohslt ktif konik (PPOK)
D iag nosi s & Petlat al akso n an,1 41
2.
BerhentiMerokok
Berhenti merokok merupakan satu-satunya intervensi yang paling efektif dalam mengurangi risiko berkembangnya ppOK dan memperlambat progresiv itas penyakit (Bukti A).
Selain berhenti merokok, penatalaksanaan
non
farmakologi yang lain adalah rehabilitasi paru, latihan fisis dan vaksinasi dapat dilihat pada tabel 13.,,Tabel 13. Terapi non farmakologi pada PPOK
Grup
Pasien Utama Direkomen-
Tergantung pada,pof dasikin
pedoman seternpatA
Berhentimerokok
Aktivitasfisis
Vaksinasi flu (tennasuk terapifarmakologi)
Vaksinasi pncumokokus B -
D
Berhentimerokok
Aktivitasnsis
Vaksinasi flu(termasuk terapi farmakologi) Rehabilitasi paru
Vaksinasi pneumokokus
Dikutip dari (22)
Strategi untuk membantu pasien berhenti merokok 5A:
a.
Ask (Tanyakan)Mengidentifikasi semua perokok pada setiap kunjungan.
D.
Advise (Nasihati)Dorongan kuat pada semua perokok untuk berhenti rnerokok.
c.
Assess (Nilai)Keinginan untuk usaha berhenti merokok (misal: dalarn 30 hari ke depan ).
d.
Assist (Bimbing)Bantu pasien dengan rencana berhenti merokok, menyediakan konseling
praktis,
merekomendasikan penggunaan farmako- terapi.e.
Arrange (Atur)Buat jadwal kontak lebih lanjut.
42
3.
Obat-Obatan Bronkodilator:21Diberikan
secara tunggal atau kombinasidari
ketiga jenis bronkodilatordan
disesuaikan denganklasifikasi derajat
berat penyakit. Pemilihan bentuk obat diutamakan dalam bentuk inhalasi.Saat
pemberianterapi inhalasi
sebaiknyatidak
rnenggunakan oksigen 100% karena pada pasien PPOK yang stimulasi napasnya terjadi karena hipoksemia dapat terjadi depresi pernapasan.Terapi inhalasi pada PPOK harus
diperhatikan terutama saat. menggunakan nebuliseq disamping kombinasijenis
obat,juga
peilu diperhatikan bentuk terapi inlralasinya, alat bantu serta pemilihan sumber tenaga dari nebulisernya (tekanan aliran oksigen atau kompresor). Pernilihan sumber tenagaterapi
inhalasi harus berdasarkan pemerikaan analisis gas darah, karena pada PPOK sudah terjadi retensi CO, sebelum pemberian terapi inhalasi dengan nebuliser.Penggunaan nebuliser tidak dianjurkan untuk jangka panjang.
Obat bronkodilator diberikan sebagai basis
jika
diperlukan ataureguler untuk
mencegahatau
mengurangigejala.
Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat (slow release) atau obat kerja lama (long acting). Kornbinasi bronkodilator dari kelas farmakologi berbeda dapat mernperbaiki efikasi dan menurunkan risiko efek samping dibandingkan dengan meningkatkan satu dosis bronkodilator. Pemakaian obat nebulisasi tidak dianjurkan dicampur dengan NaCl atau obat nebulisasi lainnya karena dapat mengurangi konsentrasiobat,
memperlama waktu nebulisasi dan menarnbah gejala seperti batuk.Pellllakit Plrlt Obstr ktiJ Kronik (PPaK)
Di agnosis & P eM t nl aksalfi drl 43
Ma c a m- ma c u m B r o n ko d i lat o
r
Golongan Antikol inergik
Antikolinergik kerja
singkat digunakan pada derajat ringan sarnpai berat, disamping sebagai bronkodilatorjuga
mengurangi sekresi lendir (maksinral 4 kali perhari). Tiotropium yang diberikan jangka panjang terbukti mengurangi frekuensi eksaserbasi (pOET Study). Tiotropiumjuga
memperbaiki gejala dan status kesehatan(Bukti A)
sefta meningkatkan efektivitas rehabilitasi paru (BuktiB).
Terdapat obat antikolinergik lainnya yaitu glicopyronium dan acclidinium.Golongan Agonis p-2
Golongan agonis p-2 kerja singkat bentuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, dan peningkatan
jumlah
penggunaannya dapat sebagaimonitor timbulnya
eksaserbasi. Bentuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. Bentuk injeksi subkutan ataudrip
untuk mengatasi eksaserbasi berat. penggunaan bronkodilatorkerja
singkat(SABA)
secara regulerdan
saat diperlukan akan mernperbaiki VEP, dan gejala (Bukti B). penggunaan bronkodilatorkerja lama (formoterol dan
salmeterol) secara bermakna akan memperbaikiVEP, ,volume paru,
sesak napas, kualitas hidup dan angka eksaserbasi(Bukti A).
Golongan bronkodilatorLABA
dengan durasi 24 dengan onset cepat yang pada saatini
diberikan tunggal pada pasien PPOK adalah indacaterol dan olodaterol.2lra Indacaterol merupakan bronkodilator kerja lama dengan durasi 24jarn
mempunyaielek
yang bermaknalebih tinggi
dibandingkan formoterol dan salmeterol sefta setara dengantiotropium
(Bukti A).22 Pemberian indacaterol selama6
bulan mernperbaiki kualitas hidup pasien PPOK stabil.,344 P? lakil Part Ob-tntkry'Kron;f rl,POf
t ffi
Diarnosis & Pcnatnloksannnn
W
Kombinasi Antikolinergik dan Agonis B-2-
Kombinasi kedua golongan obat
ini
akan memperkuat elek bronkodilatasi, karena keduanya merrpunyaiterrpat kerja
yang berbeda sertaefek
sampingyang lebih sedikit. Disamping
itu penggunaan obat kombinasilebih
sederhana dan mempermudah pasien.Golongan Xantin
Dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang, terutama pada derajat sedang dan berat. Sediaan bentuk tablet biasa atau puyer digunakan untuk mengatasi sesak (pelega napas) dan bentuk suntikan bolus atau drip untuk mengatasi eksaserbasi akut. Untuk menghindari efek samping pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar aminofilin
dalam darah.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Diag osis & Penatnlakafiaan 45
Tabel 14. Pengobatan berdasarkan kelompok PPOK (GOLD 2016) Kelompok Obat pilihan
pasicn
pertamaObat pilihan alternatif Obat yang lain
Antikolinergik kerja singkat, bila perlu
atau
Beta 2 agonis kcrja singkat, bila perlu
Antikolinergik kerja
lama
Teofilinatau
Beta 2 agonis keda lama atau
Beta 2 agonis keria singkat dan antikolinergik kerja singkat
Antikolinergik
Antikolinergikke{alama kerjalama
dan beta 2 agonis kerja lama atauB<ra 2 agonis kerja lamr
Bcta 2 agonis keria singkat dan/atau Antikolinergik keria singkat 'Itofilin Kortikosteroid
inhalasi + beta 2 agonis kerja lama atau
Antikolinergik kerja lama
Antikolincrgik kerja larna dan bcta 2 agonis kcria lama alau
Antikolinergik keria lama dan PDE4 inhibitor atau
Beta 2 agonis keria lama dan PDE4 inhibitor
Beta 2 agonis kcria singkal
dao/atau Anlikolinergik keria singkat Teofilin
Kortikosteroid inhalasi + beta 2 agonis kerja lama dan /atau A.ntikolinergik kcria lama
Kortikosteroid inhalasi + beta 2 agonis kerja lama dan antikolinergik kerja lama atau
Kortikosleroid inhalasi + beta 2 agonis keria lama dan PDE4 inhibitor atau
Antikolinergik ke{a Iama dan beta 2 agonis keria lama alau
Antikolinergik keria lama dan PDE 4 inhibitor
Carbocystein
Bcta 2 agonis kerja singkar
dan/atau Antikolinergik kcria singkat
Tcolilin
Dikutip
da
(22)Petlynkit Par Obslruktif Krotik (PPOK) Diagnosis & Penatildksat nan
46
ffi)
\er-Tabel 15. Formulasi dan Dosis Obat-obatan PPOK
Fornrulations and Typical Doses ofCOPD Medicalions*
:rlb!tamol (!lbulerol)
-ihcop\rronnun bro,nidc
( ombinrlion short-.ctin!l ' enotcrol/lpmlropiurn*
Sr b!tanrollllnalropiunr *
,gonis plus rnticholi.crqjc in one inhaler
lnhalcd Co(icosl.roid
0t,0tl
51ns (Pjll) 0 021% (StruD)
ll0'50 LDPI)
100-600 mg (ln]ll
l0q,l00 rLrO (DPrl 0 to.n.2j lE
50-500 (MDI & Dl,l)
47
Pcnyakit Pnrtr Abstn*tiJ Kronik (PPOK)
D i a gt.io sis & Petn t nlaksa na a tl
Tabel 15. (Lanjuron)
! ,'mbiDarDn lone.i(rins bcra,-agunis Dlus cosrrco\lemiJ in onc inhah' 4.5/160 (MDI) 9/:r20 (DPl)
50/t00,250,500 (DPr) 25/50.125.250 (MDl) Slstcmic Corticostcmids
Phosphodi.stcmsea inhibitors
Keterangan.- Tanda * menerangkan obat-obat yang belum/tidak ada di Indonesia.
Dikutip dari (22)
.
AntiinflamasiDigunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau
injeksi
intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi,dipilih
golongan metilprednisolon atau prednison(Bukti
A).Digunakan pada PPOK stabil mulai Kelompok C dan D dalam bentuk glukokorlikoid, kombinasi LABACs (BuktiA) dan PDE4I
(Bukti
B). Penambahan kortikosteroid inhalasi jangka panjang direkomendasikan pada PPOK derajat berat dan sangat berat sefta eksaserbasi yang tidak bisa dikontrol dengan bronkodilatorkerja lama (Bukti A).
Penggunaanmonoterapi oral
daninhalasi korlikosteroid tidak direkomendasikan (Bukti
A).
Pada kelompokA
danB risiko
rendah, penggunaan kortikosteroid inhalasi secara regulertidak
direkomendasikan karena akan meningkatkan kejadian pneumonia dan osteoporosis.22. Antibiotik
Hanya diberikan bila terdapat eksaserbasi (Bukti A).
.
AntioksidanDapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualitas hidup, digunakan N-asetilsistein
(Bukti B).
Dapatdiberikan
pada PPOK dengan eksaserbasi yang seriag, tidak dianjurkan sebagai.r
pemberian yang rutin.48
Peuyakit Paru Obsttukl4 frori[' rPfOKt
ffi
Diagnosis & Peuatalaksanaot
W
Nlukolitik
Hanya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akau mempercepat perbaikan eksaserbasi, terLltama pada brorrkitis
kronik
dengan sputumyang
viscous (misalnya antbroksol, erdostein dan carbocystein) (Bukti D). Mengurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapitidak
dianlurkan sebagai pernberian rutin.Antitusif
Diberikan dengan hatiJrati (Bukti D).
Phosphodiesterase-4 inhibitor
Diberikan kepada pasien Kelornpok
C
atauD
yang telahnrEndapat inhalasi kortikosteroid namun belum rnerrberikan hasil yang optimal. Phosphodiesterase-4 inhibitor (r'oflumilasr) dapat mengurangi eksaserbasi pada pasien yang telah menda- patkan LABACs. 2r
4.
Rehabilitasi PPOKTujuan program rehabilitasi untuk menurunkan gejala, rne- ningkatkan toleransi latihan dan memperbaiki kualitas hidup pasien PPOK. Pasien yang dirr.rasukkan ke dalam prograrr rehabilitasi dapat sejak group B.
Program dilaksanakan
di
dalam maupundi
luar rurnah sakit oleh suatutirr rrultidisiplin
yang terdiri dari dokter, ahligizi,
ahlifi sioterapi dan psikolog.
Prograrr rehabilitasi
terdili
dari3
komponenyaitu :
latihanfisis, psikososial dan latihan pernapasan.
Latihan Fisis
Ditu.iukan untuk l.nemperbaiki efisiensi dan kapasitas sistenl transportasi oksigen. Latihan fisis yang baik akan menglrasilkan:
-.
Peningkatan VO,max .. ,
-
Perbaikan kapasitas kerja aerobik maupun anaerobikPetryokit Pnru Obstruktif Kronik (PPOK)
Di agtlosis & Pen atnlnksilq all 49
-
Perringkatan curah jantung dan isi sekuncup-
Peningkatan efisiensi distribusi darah-
Pemendekkan waktu yang diperlukan untuk pernulihan.Latihan jasmani pada PPOK terdiri dari dua kelompok:
-
Latihan untuk meningkatkan kemanrpuan otot pernapasan-
Latihan ketahanan (endurance exercise).Latihan untuk Meningkotkan Kemampuan Otot Pernapasan
Latihan
ini
diprogramkan bagi pasien PPOK yang mengalami kelelahanotot
pernapasan sehinggatidak dapat
menghasilkan tekanan inspirasi yang cukup untuk melakukan ventilasi maksimalyang
dibutuhkan.Latihan
khususpada otot
pernapasan akan mengakibatkan bertambahnya kemampuanventilasi
maksimal, mernperbaiki kualitas hidup dan mengurangi sesak napas.Pada pasien yang tidak mampu melakukan Iatihan ketahanan, latihan otot pernapasan
ini
akan besar manfaatnya. Apabila kedua bentuk latihan tersebut bisa dilaksanakanoleh
pasien, hasilnya akan lebih baik. Oleh karena itu bentuk latihan pada pasien ppOK bersifat individual. Apabila ditemukan kelelahan otot pernapasan, maka porsi latihan otot pernapasan diperbesar, sebaliknya apabila didapatkankadar CO, dalam darah tinggi
(hiperkapnia) dan peningkatan ventilasi pada waktu latihan maka latihan ketahanan yang diutamakarr.Lalihan Ketohonan (Endurance exercise)
Respons kardiovaskuler
tidak
seluruhnyir ' dapatterjadi
padapasien PPOK. Bertambahnya curahjantung maksimal dan transportasi oksigen tidak sebesar pada orang sehat. Latihanjasmani pada pasien PPOK meningkatkan toleransi latihan karena peningkatan kapasitas kerja maksimal dengan rendahnya konsumsi oksigen. Perbaikan
toleransi latihan
merupakanhasil dari
efisiensinyapemakaian !
oksigen dijaringan dan toleransi terhadap asam laktat.
50
l'e ynktl lnru Obstrutfy'Kroart TPPOAt
ffi
Dinyrcsis & lonloloksntnar
\#
Sesak napas bukan satu-satunya keluhan yang menyebabkan pasien PPOK menghentikan latihanny:i,
faktor lain
yang mempe- ngaruhi ialah kelelahan otot kaki. Pada pasien PPOK berat, kele- lahan kaki mungkin merupakan faktor yang dorninan untuk meng- hentikan latihannya. Berkurangnya aktivitas sehari-hari akan me- nyebabkan penurunan fungsi otot skeletal. Imobilisasi selama 4-6 minggu akan menyebabkan penurunan kekuatan otot, diameter serat otot, penyimpangan energi dan aktivitas enzim metabolik. Berbaringdi
tempattidur
dalamjangka waktu yang
Iama menyebabkan menurunnya ambilan oksigen dan kontrol kardiovaskuler.'
Latihan fisis bagi pasien PPOK dapat dilakukarr di duatempat:-
Di rumah*
Latihan dinamik+
Menggunakan otot secararitmis,
misal: jalan, jogging, sepeda, latihan ekstremitas atas. Latihan rehabilitasi paru selama 8-12 minggu meningkatkanujijalan
6 menit dan kualitashidup
secara bermakna dibandingkan dengan mereka yang hanya mendapatkan pengobatan saja pada pasien PPOK stabil.2"'R-
Di Rumah sakitProgram latihan setiap harinya l5-30 menit selama 4-7 hari per minggu. Tipe latihan diubah setiap hari. Pemeriksaan denyut nadi, lama latihan dan keluhan subyektif dicatat. Pernyataan keberhasilan latihan
oleh
pasienlebih
pentingdari
padahasil
pemeriksaaan subjektif atauobjektif.
Pemeriksaan ulang setelah 6-8 minggu di laboratori.um dapat memberikan informasi yangobjektif
tentang beban latihan yang sudah dilaksanakan.Dua
bentuk latihandinamik
yung turnp{knyucocok
untuk pasiendi
rumah adalah ergometri dan walking-joggfug Ergornetrilebih baik
daripada walking-jogging. Begitujenis
latihan sudah ditentukan, latihandimulai
selama2-3
menit, yang cukup untuk menaikkan denyut nadi sebesar40o
maksimal. Setelahitu
dapatPenrlakit Partr Obstruktif Kronik (PPOK)
D i agnosis & P e n atal aksannnt t 51
ditingkatkan sampai mencapai denyut jantung 60%-70% maksimal selama
l0
menit. Selanjutnyadiikuti
dengan2-4 menit
istirahat.Setelah beberapa minggu latihan ditambah sampai 20-30 menit/hari selama 5 hari per minggu. Denyut rradi maksimal adalah
220
umur (dalarn tahun) dan diarrbil 80%nya untuk n ilai nadi maksimal pasien PPOK yang diberikan latiharr.Apabila petunjuk umum
sudah dilaksanakan,risiko
untuk menderita dapat diperkecil. Walaupun demikian latihan jasrnani berpotensial menimbulkan aritmia atau iskemi jantung.Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum Iatihan:
-
Tidak boleh makan 2-3 jam sebelum latihan-
Berhenti merokok 2-3 jam sebeluni latiham-
Apabila selama latihan dijumpai angina, gangguan mental.gangguan koordinasi atau pusing latihan segera dihentikan
-
Pakaian longgar dan ringan Psikososial:Status psikologi pasien perlu diamati dengan cermat dan apabila
d iperlukan dapat diberikan obat
Lalihan Pernapasan
Tujuan latihan
ini
adalah untuk mengurangi dan mongontrolsesak napas. Teknik latihan meliputi pernapasan diafragma dan pursed lips breathing guna memperbaiki ventilasi dan rnensinkronkan kerja otot abdomen dan torak. Penelitian pada pasien PPOK sedang dan berat yang dilakukan latihan pernapasan didapatkan peningkatan
VEPl
secara bermakna dan perbaikan kualitas hidup.2eKoenzirn Ubiquinon
Disfungsi otot perifer merupakan salah satu penyebab utarra kelainan sistemik pada PPOK yang menyebabkan intoleransi latihan sehingga menurunkan
kualitas hidup
pasienPPOK.
Koenzim Q10 (ubiquinon) terdapat didalarn tubuh nlanusia yang digunakan52
Pcnyakit Paru Obstrukry' Krorrrk rPPOI<r
ffi
Diognosis & Petntolaksanaart
W
mengubah zat nulrisi menjadiATP (adenosine triphosphate) sebagai sumber energi untuk metabolisme. Pemberian ubiquinon 2x60 r': r-r.l/
hari
selamal2
minggu pada pasien PPOK stabil menurunkan kadar asam laktat darah dan rneningkatkan toleransi tarnpilan latihan yang diukur denganujijalan
6 menit.roDukungan emosi dan spiritual pada pasien PPOK sebaiknya diberikan sejak
awal
terdiagnosisuntuk
mengatasi progresifitas penyakitnya. Dukunganini
meningkatkan semangat untuk tetap beraktivitas dan menggunakan obat secara tepat dan teratur sefta menerimakondisi
penyakitnya secaraikhlas. Bentuk
dukungan lainnya dapat dilakukanjuga
dengan bersosialisasi dengan pasien PPOK lainnya. Pasien juga dianjurkan untuk meningkatkan ibadah sebagai bagian dari pengobatan.5.
Terapi OksigenPada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen rnerupakan hal yang sangat penting untuk nrempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan sel baik di otot maupun organ-organ lainnya.
Manfaat terapi oksigen:
.
Mengurangi sesak.
Memperbaikiaktivitas.
Mengurangi hipertensi pulmoner.
Mengurangi vasokonstriksi.
Mengurangihematokrit.
Memperbaiki fungsi neuropsikiatri.
Meningkatkan kualitashidup I
Indikasi Terapi Oksigen:
.
Apabila PaO,<
55 mmHg atau Sat O.<
88 06 dengarr atau.
tanpa hiperkapnia yang dikonfirrnasi dua kali selama periode tiga minggu (Bukti B).Penyakit Parr Obstrltktif Ktotlik (PPOK)
Dinxnosis & Penntalaksanndn 53
. Apabila
PaO, diantara 55-59 mnrHg atau SatO.,,
89yodisertai cor pulmonale, perubahan P pulmonal, Hr
>
55 yodan tanda-tanda gagal jantung kanan, sleep apnea, penyakit paru lain.
Macam terapi oksigen:
.
Pemberian oksigenjangka
panjang(Long
Term Oxygen Therapy:
LTOT).
Pernberian oksigen pada waktu aktivitas.
Pemberian oksigen pada waktu timbul sesak rnendadak.
Pemberian oksigen secara intensifpada waktu gagal napas Terapi oksigen dapat dilaksanakan di,.rumah maupun di rumah sakit. Terapi oksigendi
rurnah diberikan kepada pasien PpOK stabil derajat berat dengan gagal napas kronik. Sedangkan di rumalr sakit oksigen diberikan pada PPOK eksaserbasi akutdi
unit gawat darurat, ruang rawat ataupun ICU. Terapi oksigen jangka parrjang yang diberikandi
rumah pada keadaan stabil terutarrabila
tidur atau sedang aktivitas, lama pemberian l5 jam setiap hari, pernberian oksigen dengannasal kanul l-2 Llmnt. Terapi oksigen
pada waktutidur
bertujuan mencegah hipoksemia yang sering terjadibila
pasientidur.
Terapi oksigen pada waktu aktivitas ber.tujuan menghilangkan sesak napas dan rneningkatkan kernampuan akti- vitas. Sebagai parameter digunakan analisis gas darah atau pulse oximetrlt. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen 90o%.Cara pemberian oksigen:
.
Kanula lridung.
Sungkup Venturi.
Sungkup rebreathing.
S urrgk up nont('brcdthingPernilihan alat harus dilakukan secara hati-hati. disesuaikan dengan tujuan telapi oksigen dan kondisi analisis gas darah pada
waktu
tersebut. Pemberianoksigen yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan peningkatan kadar COr. Bil4 terdapat kenaikan PCO,d
ipilih
sungkup nonr. brcathingPetryakit Paru Obsh'uktif Kra ik (PPOK)
Dingllosis & Pett al alaksa nno n
fim \s/
54
6.
Ventilasi MekanisVentilasi mekanis pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan gagal napas kronik.
Ventilasi mekanis dapat digunakan di rumah sakit di ruang ICU atau di rumah. Ventilasi mekanis dapat dilakukan dengan cara:
.
Ventilasi mekanis tanpa intubasio
Ventilasi mekanis dengan intubasiVentilasi Mekanis Tanpa Inlubo.si
Ventilasi mekanis tanpa intubasi digunakan pada PPOK dengan gagal napas kronik dan dapat digunakan selama di rumah. Ventilasi mekanis tanpa
intubasi
adalah noninvasive intermitten positiye prasszre (NIPPV) atat Negative pressure Ventilation (NPV).NIPPV dapat diberikan dengan tipe ventilasi:
-
Volume control-
Pressure control-
Bilevel posilive ainuqt pressure (BiPAP)-
Continous positive aitwoy presszre (CPAP)NIPPV bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus (LTOT/Long Term Oxygen Therapy) akan memberikan perbaikan yang signifikan pada:
-
Analisis gas darah-
Kualitas dan kuantitas tidur-
Kualitas hidupIndikasi penggunaan NIPPV:
-
Sesak napas sedang sampai berat dengan peng respirasi dan abdominalparadoksal I
gunaan muskulus
-
Asidosis sedang sampai berat pH < 7.30
7 .35-
Frekuensi napas > 25 kali per menit..NPV tidak
dianjurkan kalena dapat menyebabkan obstruksi saluran napas atas, disamping harus menggunakan perlengkapan yang tidak sederhana.Penvakit Palu Obstruktif Kronik (PPOK)
D i a gfi os is & P efi at al aksdfi a dft 55
Ventilasi Mekanis dengan Intubasi
Pasien PPOK dipertimbangkan untuk menggunakan ventilasi mekanis di rumah sakit bila di temukan keadaan sebagai berikut :
.
Gagal napas yang pertama kali.
Perburukan yang belum lama terjadi dengan penyebab yangjelas dan dapat diperbaiki. misalnya pneumonia.
Aktivitas sebelumnya tidak terbatasIndikasi penggunaan ventilasi mekanis invasif:
.
Sesak napasberat
dengan penggunaan muskulus respirasi tambahan dan pergerakan abdominal paradoksal.
Frekuensi napas > 35 kali per menit.
Hipoksemia yang mengancamjiwa
(PaO, < 40 mmHg).
Asidosis berat pH < 7 ,25 dan hiperkapnia (PCO, > 60 mmHg).
Gagal napas.
Somnolen, gangguan kesadaran.
Aspirasi masif.
Komplikasi kardiovaskuler (hipotensi, syok, gagal jantung). Komplikasi lain
(gangguan metabolisme, sepsis, pneumonia, emboli paru, barotrauma, efusi pleura masif).
Telah gagal dalam penggunaan NIPPV.Ventilasi mekanis sebaiknya tidak diberikan pada pasien PPOK dengan kondisi sebagai berikut:
.
PPOK derajat berat yang telah mendapat terapi maksimal se- belumnya..
Terdapat ko-rnorbid yang berat, misalnya edema paru. kega- nasan-.
Aktivitas sebelumnya terbatas meskipun terapi sudah maksimal.Kornplikasi penggunaan ventilasi mekanis:
.
Ventilator-acquired pneumonia (VAP).
Barotrauma.
Kesukaran penyapihan (weaning), " rO rO, r r rr;
r?rf ::lO
{ f:::;tt:#fl m
56
Kesukaran dalarn proses penyapihan dapat diatasi dengan:
.
Keseimbangan antara kebutuhan respirasi dan kapasitas mus- kulus respirasi.
Bronkodilator dan obat-obatan lain adekuat.
Nutrisi seimbang.
Dibantu dengan NIPPV7. Nutrisi
Malnutrisi
seringterjadi
pada PPOK, kernungkinan karena bertarnbahnya kebutuhan energi akibatkerja
rnuskulus respirasiyang meningkat karena hipoksemia kronik dan
hiperkapnia menyebabkanterjadi
hipermetabolisme.Kondisi
malnutrisi akan menambah mortalitasPPOK
karena berkorelasi dengan derajat penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah.Malnutrisi dapat dievaluasi dengan:
.
Penurunan berat badan.
Kadar albumin darah.
Antropometri.
Pengukuran kekuatanotot (MVV
tekanan diafragma, ke- kuatan otot pipi).Gizi
penting sebagai penentu gejala, cacatdan
prognosisdalam PPOK, baik kelebihan maupun kekurangan berat badan bisa menjadi masalah. Khusus rekomendasi
gizi
untuk pasien PPOK didasarkan pada pendapatahli. Kira-kira
25Yo clari pasien PPOK derajatII
sampai derajatIV
menunjukkan penurullan baik indeks massa tubuh dan massa lemak bebas. Pengurangan indeks massa tubuh merupakan faktorrisiko
independen untuk rnoltalitas PPOK (BuktiA).
Dianjurkan pemberian nutrisi datarnpfrsi
kecil dengan waktu pemberian yang lebih sering. Peningkatan pernberian nutrisi harus disertai dengan latihan fisis yang seirnbang. Pemberian nutrisi rnenlberikan efek yang bermakna dalam meningkatkan berat badan dan fat free mass pada pasien PPOK dengan tnalnutrisi. PerbaikanPetlyakiL Paru Obstr ktif Ktonik (PPOK)
D i fi gt tosis & P ent nl oksafi a nt 1 57
status nutrisi terbukti dapat meningkatkan kekuatan otot pernafasan dan kualitas hidup yang diukur dengan SGRQ.
PPOK merupakan penyakit paru
kronik
progresif dan tidak sepenuhnya reversibel, sehingga penatalaksanaan PPOK terbagi atas(l)
penatalaksanaan pada keadaan stabil dan(2)
penatalaksanaan pada eksaserbasi akut.A. PENATALAKSANAAN
PADAKEADAAN STABIL
Kriteria PPOK stabil adalah:
.
Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik.
Dapat dalamkondisi
gagal napas]ronik
stabil,yaitu
hasil analisis gas darah menunjukkan pH normal, PCO, > 60 mmHg dan PO, < 60 mmHg.
Dahak tidak berwama atau jernih.
Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK (hasil spirometri).
Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan.
Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan.Tujuan penatalaksanaan pada keadaan stabil :
.
Mempertahankan fungsi paru.
Meningkatkan kualitas hidup.
Mencegaheksaserbasi.Penatalaksanaan PPOK stabil dilaksanakan
di poliklinik
se- bagai evaluasi berkala atau di rumah untuk mempertahankan PPOK yang stabil dan mencegah eksaserbasi.Penatalaksanaan di rumah:
Penatalaksanaan
di
rumah ditujukan untuk mempertahankan PPOK stabil. Beberapa hal harus diperhatikan selama di rumah, baik oleh pasien sendiri maupun keluarganya. Penatalaksanaan di rumah ditujukan }uga bagi pasien PPOK berat yang harus menggunakan oksigen atau ventilasi mekanis.Penyahit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Diagnosis & Penatal. .,sanaafi
58
@
Tujuan penatalaksanaan di rumah:
.
Menjaga PPOK tetap stabil.
Melaksanakan pengobatan pemeliharaan jangka panjang.
Mengevaluasi dan mengatasi eksaserbasi dini.
Mengevaluasi dan mengatasi efek samping pengobatan.
Menjaga penggunaan ventilasi mekanis.
Meningkatkan kualitas hidup.Penatalaksanaan di rumah meliputi:
.
Penggunaan obat-obatan dengan tepatObat-obatan sesuai klasifikasi. Pemilihan
obat
dapat dalam.
bentuk handihaler, diskhaler,
nebuhaler,turbuhaler
atau breezhalerkarena pasien FPOK
biasanyaberusia
lanjut,koordinasi
neurologisdan
kekuatanotot
sudah berkurang sehingga penggunaanbentuk IDT menjadi kurang
efektif.Nebuliser sebaiknya
tidak
digunakan secara terus menerus, hanya bila timbul eksaserbasi..
Terapi oksigenDibedakan untuk PPOK derajat sedang dan berat. Pada PPOK derajat sedang oksigen hanya digunakan
bila timbul
sesakyang disebabkan pefiambahan aktivitas. Pada PPOK derajat berat yang menggunakan terapi oksigen
di
rumah pada waktu aktivitas atau terus menerus selama l5 jam terutama pada waktu tiriur. Dosis oksigen tidak lebih dari 2 liter per menit..
Penggunaan mesin bantu napas dan pemeliharaannyaBeberapa pasien PPOK dapat menggunakan mesin bantu napas di rumah.
.
Rehabilitasi-
Menyesuaikanaktivitas-
Latihan ekspektorasi atau batuk yang efektrf thuff cough)-
Lrtihan eksrremitas atas dan otot banru nafias..
Evaluasi dan pemantauan-
Tanda eksaserbasi.-
Efek sampingobat ..
,.-
Kecukupan dan efek samping penggunaan oksigen.Penyakit Pafu Obstruktif Kronik (PPOK)
Diugnosis & Penat alaksan aan 59
B. PENATALAKSANAAN
PADA EKSASERBASIAKUT
Eksaserbasi
akut
pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengankondisi
sebelumnyayang
mengakibatkan perubahan terapi. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.Gejala eksaserbasi:
.
Sesak bertambah.
Produksi sputum meningkat.
Perubahan warna sputum (sputum menjadi purulen).Eksaserbasi
akut
menurut kriteria .Anthonisen 1987, dibagi menjadi tiga:.
Tipe I (eksaserbasi berat), merniliki 3 gejala di atas.
TipeII
(eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala di atas.
TipeIII
(eksaserbasi ringan), memilikiI
gejala di atas ditambah infeksi saluran napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan > 207o dari nilai dasar, atau frekuensi nadi> 20Vo dari nilai dasar.
Penatalaksanaan eksaserbasi dibagi menjadi:
.
Eksaserbasiringan:
meningkatkan pemakaian bronkodilator (dapat dilakukan di rumah ataupoliklinik)
.
Eksaserbasi sedang: menambahkan antibiotik atau kortikoste-roid
sistemik atau keduanya (dapat dilakukandi
puskesmas,poliklinik
atau praktek dokter).
Eksaserbasi berat: perawatan di rumah sakit.Penyebab paling umum dari suatu eksaserbasi adalah infeksi trakeobronkial dan
polusi
udara,l/3
penyebabdari
eksaserbasi berattidak
dapat diidentifikasi(Bukti B).
Peraninfeksi
bakteri masih kontroversial, tetapi baru-baruini
penelitian menggunakan teknik baru telah memberikan informasi penting, yaitu penelitian dengan bronkoskopi yang menunjukkan bahwa sekitar 50% dari.,
pasien eksaserbasi terdapat bakteri dalam konsentrasi
tinggi
padaPenyakit Patu Obstruktif Kronik (PPOK)
Diagfiosis & Penatnl.rksanaan
ffi \w
60
saluran napas bawah, hal
ini
menunjukkan bukti kolonisasi bakteri' Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakandi
rumah (untuk eksaserbasi yang ringan) ataudi
rumah sakit (untuk eksaserbasi sedang dan berat).Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan
di
rumaholeh pasien yang telah diedukasi dengan cara:
.
Menambahkandosis
bronkodilatoratau
dengan mengubah bentuk bronkodilator yang digunakan dari bentuk inhaler' oral menjadi bentuk nebuliser..
Menggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur.
Menarnbahkanmukolitik.
MenambahkaneksPektoran.Bila dalam 2 hari tidak ada perbaikan pasien harus segera ke dokter.
Penatalaksanaan eksaserbasi
akut di rumah sakit
dapatdilakukan secara rawat jalan atau rawat inap dan dilakukan
di
:.
Poliklinik rawat jalan.
Unit gawat darurat.
Ruang rawat.
Ruang ICU.Penatalaksanaan di
poliklinik
rawat jalan, indikasi:.
Eksaserbasi ringan sampai sedang.
Gagal naPas kronik.
Tidak ada gagal napas akut pada gagal napas kronik.
Sebagai evaluasi rutin meliPuti:-
Pemberian obat-obatan yang optimal-
Evaluasi progresifitas penyakit-
Edukasi.Penatalaksanaan ra\^at inap. indikasi
rauat:
r.
Terdapat kornPlikasi.
tnfeksi saluran naPas berat.
.Gagal napas akut pada gagaltrapas kronik.
Gagal jantung kananPellydki t Parl Obsltuktif Kronik (PPOK)
D i ag1los is & Pen at al oksafi oarl 61
Selama perawatan di rumah sakit harus diperhatikan:
. Menghindari intubasi dan
penggunaanmesin bantu
napas dengan cara evaluasi klinis yang ketat dan terapi adekuat.
Terapi oksigen dengan cara yang tepat.
Obat-obatan maksimal, diberikan dengandrip,
intravena dan nebuliser.
Perhatikan keseimbangan asam basa.
Nutrisi enteral atau parenteral yang seimbang.
Rehabilitasi awal.
Edukasi untuk pasca rawat.Penanganan di gawat darurat:
.
Tentukan masalah yang menonjol misalnya :.
Infeksi saluran napas.
Gangguan keseimbangan asam basa.
Gawat napas.
Triase untuk ke ruang rawat atau ICU.Penanganan
di
ruang rawatuntuk
eksaserbasi sedang dan berat (belum memerlukan ventilasi mekanis):.
Obat-obatan adekuat diberikan secara intravena dan nebuliser.
Terapi oksigen dengan dosisyang
tepat, gunakan sungkup Venturi.
Evaluasi ketat tanda{anda gagal napas.
Segera pindah keICU bila
ada indikasi penggunaan ventilasi mekanis.Indikasi perawatan ICU:
.
Sesak berat setelah penanganan adekuat di ruang gawat darurat atau ruang rawat.
Kesadaran menurun, lethargi, atau kelemahan otot_otot respirasi.
Menetap atau perburukan hipoksemia (paO2<
5,3kpa,
40 mmHg) dan/atau asidosis respiratorik(pH <
7,25) meskipun dengan suplementasi oksigen dan ventilasi non invasif.62
" * *- ";,:;;::lr* f#:l :#:;l @
Memerlukan ventilasi mekanis (invasif atau non invasif) Hemodinamik tidak stabil yang menierlukan vasopresor.
Tuj uan perawatan ICU:
.
Pengawasan dan terapi intensif.
Hindari intubasi, bila diperlukan intubasi gunakan pola ventilasi mekanis yang tepat.
Mencegah kematian.Prinsip penatalaksanaan PPOK pada eksaserbasi akut adalah rurengatasi segera eksaserbasi yang terjadi dan mencegah ter.iadinya gagal napas. Bila telah terjadi gagal napas segera atasi untuk men- cegah kernatian. Beberapa hal harus diperhatikan rneliputi :
.
Diagnosis beratnya eksaserbasi-
Derajat sesak, frekuensi napas, pernapasan paradoksal-
Kesadaran-
Tanda vital-
Analisis gas darah-
Pneumonia.
Terapi oksigen adekuat Tbrapi oksigenOksigenasi merupakan terapi utama pada pasien yang dirawat akibat eksaserbasi. Suplementasi oksigen untuk memperbaiki kondisi hipoksemia sebaiknya dititrasi dengan target saturasi oksigen 88-92%. Setelah oksigenasi diberikan, pemeriksaan an'alisa gas darah harus dilakukan 30-60 menit sesudahnya untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan oksigenasi tanpa adanya retensi karbondioksida atau asidosis. Pemberian oksigen dengan aliran rendah
(low flow)
dapat diberikan dalam bentuk kanula hidung, sungkup rebreathing ataupun nonre6reathing. Sungkup Venturi lebih akurat dan dapat mengontrol pemberian oksigerr dibandingkan kanula hidung, tetapi lebih sulit ditoleransi oleh.
pasien. Cunakan sungkup Vonturi yang sudah ditentukan yaitu 74oh,28o/o alau 32Vo tergantung pada kadar PaCO, dan PaO,.Pentlakit Pnrr Ol:sLrtrktif Krcnik (PPOK)
D i a gt ,osi s & Pena t a laksat natl 63
Untuk pemberian oksigen pada eksaserbasi akut dapat diiihat pada lampiran.3r
.
BronkodilatorPengobatan
yang efektif untuk PPOK
eksaserbasi adalahinhalasi beta-2
agoniskerja singkat (Short Acting
Beta-2 Agonist- SABA)
dengan ataupun tanpa antikolinergik kerja singkat diberikan pada kondisi eksaserbasi(Bukti
C). Belum ada studi klinis mengenai penggunaan bronkodilatorke{a
lama (beta agonis maupunantikolinergik)
dengan ataupun tanpa inhalasi kortikosteroid pada kondisi eksaserbasi.z2 Namun bila tidal< tersediabronkodilator
inhalasimaka
dapat diberikan bronkodilatororal
(beta2
agonis keq'a singkat dengan atau tanpa golongan metilxantin).Tidak ada perbedaan VEPr yang bermakna antara penggunaan
IDT
(dengan atautanpa
spacer) dengan nebulizer, namun nebulizer lebih mudah bagi pasien dengan kondisi yang lemah.Pemberian golongan metilxantin intravena seperti
teofilin
danaminofilin
dipertimbangkan sebagai terapilini
kedua, terkait dengan efek samping dan keuntungannya terhadap fungsi paru yang masihtidak
konsisten. Golonganini
hanya digunakanapabila tidak
didapatkan responsyang
adekuat terhadap bronkodilator kerja singkat. 22.
KortikosteroidPemberian
kortikosteroid
sistemik pada kondisi eksaserbasi dapatmempercepatpemulihan, memperbaiki fungsi paru(VEP,) sertakondisi
hipoksemiaarteri (Bukti A),
serta mengurangirisiko
kambuh, kegagalan terapi, dan lama perawatan. Disa- rankan pemberian oral prednison 40 mg per hari selama 5 hari(Bukti B)
atau triamsinolon 40 mg, atau metilprednisolon 32 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi. Bila diberikan secaraintravena
maka dapat diberikan metilprednisolon3 x
30 mg per hari sampai bisa disulih ke oral. Namun durasi pemberian kortikosteroidyang optimal
untuk?POK
ekiaserbasimasih ' '
belum jelas diketahui. Korlikosteroid inhalasi misalnya nebu-
64 Pcnuakil Ptltu Obclrukf
I
Kronik TPPOK)@,
Diagnosis & Penalalaksanaan
Y
lisasi budesonid setiap 6
jam
dapat menjadi terapi altematif,namun harganya lebih mahal. Nebulisasi inagnesium sebagai
terapi
ajuvan padakondisi PPOK
eksaserbasitidak
beqoe-ngaruh terhadap VEP,.:':
Antioksidan
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualitas hidup, digunakan N-asetilsistein
(lt{AC) (Bukti B).
Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak dianjurkan sebagai pemberian yang rutin. PemberianNAC
1200 mg/hari intravena selama 5 hari dapat meningkatkan perubahan skalaklinis
dan CRP pasien PPOK eksaserbasi.s2 Sedangkan pada 'penggunaan erdostein 2x300 mg/hari selama 7 hari pada pasien PPOK eksaserbasi menunjukkan hasil perbaikanklinis
yang bermakna dan menurunkan kebutuhan bronkodilator.33Mukolitik
Pada eksaserbasi, mukolitik dapat diberikan.
Imunomodulator
Pemberian kombinasi echinacea purpurea 500mg dan vitamin
C
50mg serta mikronutrien (seleniuml5ug
danzinc l0
mg) satu kali sehari selama 2 minggu pada pasien PPOK eksaserbasi dapat mengurangi gejala eksaserbasi yang disebabkan infeksi saluran napas atas.sa.
NutrisiPemantauan nutrisi dan keseimbangan cairan
Penurunan berat badan dilaporkan
terjadi
pada50%
pasienPPOK
beratdan
10-15% pasienPPOK
derajatringan
dan sedang. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara malnutrisi dengan gangguan paru, yaitu peningkatan air trapping, penurunan kapasitas difusi dan penurunan kemampuan aktivitas dibandingkan pasien dengan status nutrisipng
baik.r5 Pasien PPOK dengan kondisi kakeksia mengalami penurunan fungsi paru yang lebih bermakna dibandingkan pasien non kakeksia.36Perbaikan
nutrisi pada pagien PPOK dapat
memperbaiki 'kekuatan otot dan pengukuran antropometri sehingga tercapaiPenyakit Paru Obsftuktif Ktonik (PPOK)
D ia gnosis & Penatalaks anaan 65
kualitas hidup dan ketahanan hidup yang lebih baik.r5 Pemberran suplementasi nutrisi yang adekuat memberikan dampak positif,
baik bila diberikan
sebagaiterapi non
farmakologi secara terpisah, maupun bersamaan dengan latihan. Perbaikan nutrisiterbukti
meningkatkan berat badan danfat
free mass secara bermakna pada pasien PPOK, terutama dengan rralnutrisi.Perubahan bermakna sesudah pemberian nutrisi
juga
tampak pada perbaikan uj i jalan 6 menit, kekuatan otot pernapasan serta kualitas hidup yang diukur dengan SGRQ. Tetapijumlah
dan durasi suplementasi nutrisi yang optirral hingga saatini
masih belurn jelas.22Pemberian
Antibiotik Optimal
Pada eksaserbasi antibiotik diberikan dan disesuaikarr dengan pola kuman setempat. Terapi empiris awal yang biasa digunakan adalah golongan aminopenisilin dengan atau tanpa asam klavulanat, nrakrolid, quinolon respirasi. Beberapa penelitian tentang pemberian antibiotik pada pasien PPOK eksaserbasi menunjukkan hasil yang berbeda. Pen.rberian
antibiotik
pada pasien PPOK yang rnerniliki dua atau tiga dari gejala gejala kardinal (peningkatan sesak napas, peningkatanjumlah
sputurn, purulensi sputum) pada penelitian terkontrol secara acak rnenunjukkan hasil yang cukup bermakna.Penelitian pada pasien PPOK eksaserbasi lawat jalan menunjukkan hubungan antara purulensi
sputurr
dengan terdapatnya bakteri.Penelitian PPOK
eksaserbasi menggunakanventilasi
rnekanis yang tidak diberikan antibiotik akan meningkatkan mortalitas dan meningkatnya angka kejadian pneumonia nosokomial.rAntibiotik diberikan pada:
.
Pasien PPOK eksaserbasi dengan semua gejala kaldinal (sesak napasyang
bertarnbah, meningkatnyajumlah
sputum dan bertarr.rbahnya purulensi sputum) (Bukti B)..
PasienPPOK
eksaserbasi dengandda dari
gejala kardinal,66
Pc lynkit lnnt L)b-lruklil krouik
tllO*, m
Ding'n'is & n:,mlolol-,1nno,t
\g
apabila salah satunya adalah bertambahnya purulensi sputum (B u kti C.t.
Pasien PPOK eksaserbasi berat yang membutuhkan ventilasi mekanis (invasifatau non-invasil) (Bukti B).
Agen penyebab PPOK eksaserbasi adalah virus atau bakterial.
Bakteri
yang
sering ditemukandari
saluran napas bawah pada pasien PPOK eksaserbasi adalahH.
influenzo, S, pnettmonia danM. catarrhalis.
Dapatjuga
ditemukan pathogenatipik
seperti Myc op I os ma pne umo n ia dan C h I a mydi a pne u mo n i ae.Pasien
PPOK berat yang
memerlukanventilasi
rnekanis seringditqmukan bakteri patogen Gram negatifdan P. aeruginosa.Berat ringannya derajat PPOK berhubungan dengan pola kuman.
Pada pasien PPOK eksaserbasi ringan ditemukan S. pneumoniae.
Seiring dengan menurunnya
VEP,,
eksaserbasi akan bertarrbah sering dan atau disertai penyakit komorbid maka akan lebih sering dijumpaiH.
infiuenza danM.
catarrhalrs. Apabila pasien dengan fungsi paru yang buruk maka akan sering dijumpai P. aeruginosa.Irrfeksi saluran irapas bagian bawah yang disebabkan P. aeruginosa lebih sering dijumpai pada pasien PPOK dengan riwayat perawatan
di
lurnah sakit, penggunaan antibiotik(4 kali
pemberiandi
tahun sebelumnya), PPOK eksaserbasi berat, ditemukannya P. aeruginosa pada eksaserbasi sebelumnya alar P. aeruginosa merupakan kolo-n isasi selama stabil.
Keputusan
untuk memilih
penggunaanantibiotik oral
atauintravena berdasarkan kemampuan pasien untuk makan dan farnra-
kokinetik antibiotik
tersebut. Disarankan adalah pemakaian oral.Apabila digunakan antibiotik intravena maka segera lakukan sulih terapi apabila kondisi pasien membaik. Lama pemberian antibiotik pada pasien PPOK eksaserbasi adalah 5-
l0
hari (B$kti D).rPe|yakit PnrL! Obstruktif Kronik (PPOK)
Dio gt rosis & Penat alnksnt ntt t 67
Tabel 16. Pembagian kelompok derajat PPOK berdasarkan patogen penyebab potensial
Kelompok
Definisi Kuman pathogen KelompokA
Eksaserbasiringan
H. infuenza. Tidak memiliki faktor
risiko
S. pneumo iauntuk prognosis
buruk
M. catathalisChlamydia pneumonia Virus
Kelompok
B
. Eksaserbasisedang
Kuman patogen. Memiliki faktor risiko
untuk
kelompok A + patogen prognosis buruk resisten (P-lactamaseproducing p€nicillin-
'
resistant S. pneumonia), entercbactericeae (E.coli, protus, entercbacter) KelompokC
Eksaserbasiberat
Kelompok B dengan P. Dengan faktor risiko
P
aeruginosaaeruginosa
(Dikutip dari: Soepandi dkk, Pola Kuman PPOK RS Persahobcttan 2007 dan GOLD 2013)
68
Penylli! faru ()bstruktil Xroni*
tet
OKtffi
Diagnosis & P?naldlaksanaan
Y
Tabel 17. Pemilihan antibiotik pada PPOI( eksaserbasi Pengobata[ oral
Altematif
Pengobatanpengobatanoral parcnteral KelompokA Pasien dengan satu
gejala kardinal sebaiknya tidak mendapatkan antibiotik
Bila ada indikasi dapat diberikan:
B-lactam (penisilin, ampisilin,
amoksilin) Tetrasiklin Trimetoprim sulfametoksasol
. PJactam./B- lactamase inhibitor (co-amoxyclav) . Makrolid
(azitromisin, claritromisin) . Sefalosporin
generasi 2 dan 3 . Ketolid
(telitromisir)
Kelompok B
. plactan
p-
. Flurokuinolon lactamaseinhibitor (levofloxacin,(co-amoxyclav)
moxifloksasin). Blactam/P- lactamase inhibitor (co-amoxyclan ampisilir/
sulbaktam) . Sefalosporin
generasi 2 dan 3
. FluorokuiIlolon (ciprofloxacin, levofloxacin dosis tinggi)
Kelompok C
Pasien dengan risiko infeksi pseudomotas:
fluorokuinolon (ciprofloxacin, levofloxacin dosis tinggi
. Fiuorokuinolon (ciprofloxacin, levofloxacin dosis tinggi)
. B-lactam dengan aktivitas P aeruginosa
(Dikutip dari: Soepandi dkk, Pola Kuman PPOK RS Persahabatan 2007)
I
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Diagnosis & Peflatalaksanaan 69
Penelitian Setiyanto dkk.37 menemukan pola kuman pada pa_
sien PPOK eksaserbasi dengan hasil sebagai
berikut:
.
Streptococcuspyogenes.
Streptococcuspneumonio.
S.b haemolyticus.
Pseudomonasaeruginosa.
Klebsiela pneumoniae.
Acinetobacterbaumannii37.5%
18.8%
15.6%
14.6%
7.8%
6.250/.
s0%
l5.4yo
t3j%
11.5%
9.6%
Penelitian Usyinara dkk.38 pada pasien
ppOK
eksaserbasi hasil isolasi kuman dari 87 spesimen sputum yang dilakukan biakan secara kual itatif didapatkan :.
Streptococcuspyogenes.
Pseudomonasaeruginosa.
S.b haemolyticusSl re p t o c o c c us pne umo ni a Klebsiela pneumonia
Berdasarkan hasil diatas, infeksi pada ppOK tidak hanya di_
sebabkan oleh kuman Grarn positif tetapijuga kurnan Grarn rregatif (dengan prognosis
risiko
buruk). Pengobatan pada pasien ppOK bisa diberikan secara oral maupun parenteral.Pengobatan secara oral:
-
p-lactam/B-lactarnase inhibitor(co-amoxyclav)- Alternatif:
Flurokuinolon(levofloxacin,moxifloksasin)-
p-lactarn/p-lactamaseinhibitor
(co-amoxyclav, arnpisilin/sul- baktam).Pengobatan perenteral :
-
Sefalosporin generasi 2 dan 3-
Fluorokuinolon (ciprofloxacin, Ievofloxacin dosis tinggi, rnoxi- floksasin)Petltakif Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Dilgltosis & Pefi nl nlaksan nn
ffi \v
70
Ventilasi Mekanis
Penggunaan ventilasi mekanis pada PPOK eksaserbasi berat
akan
mengurangi mortalitasdan
morbiditas,dan
memperbaiki gejala. Ventilasi dapat dilakukan secara non invasiflNon
Invasive Ventilation-NIV) dan invasif, tertap i disarankan untuk rnendahulukan penggunaanNIV
danbila
gagal baru kemudian dipertimbangkan penggunaan ventilasi mekanis dengan intubasi.Ventilasi mekanis non invasif pada PPOK eksaserbasi tnemi-
Iiki
tingkat keberhasilan 80-85% dengan memperbaiki asidosis res- piratorik (meningkatkan pH dan menurunkan PaC02), menurunkan. frekuensi
nafas dan beratnya sesak, mengurangi kebutuhan untukintubasi
endotrakeal, mengurangikomplikasi seperti
Ventilator Associated Pneumonia (YAP), serta mengurangi lama perawatan dankematian (Bukti A).
Indikasi penggunaarr
NIV
pada eksaserbasi PPOK antara lain adalah salah satu dari:-
Asidosis respiratolik (pH < 7,35 dan/atau PaCO2 > 45 mmHg)-
Sesak berat dengan tanda-tanda kelelahanotot
pernapasan.peningkatan usaha bernapas, serta penggunaan otot bantu napas.
pergerakan abdomen paradoksal, atau retraksi interkosta.
Ventilasi mekanis secara invasif atau intubasi diindikasikan pada pasien yang
tidak
berhasil menunjukkan perbaikan dengan NlV, atau ada berikut, yaitu:-
Gagal napas-
Gagal napas dengan penurunan kesadaran atau megap megap-
Penurunan kesadaran dan agitasi yang tidak terkontrol dengan sedasi-
Aspirasi masif-
Ketidakmampuan untuk rnengeluarkanlekret
saluran napas-
Denyutjantung < 50x/;nenit dengan penurunan kesadaran-
Ketidakstabilan hernodinamikyang tidak
berespons dengan.
pemberian cairan dan zal vasoaktif-
Aritmia ventrikularPelyakit Partr Obstruktif Kronik (PPOK)
D iagnosis & P an talnksanaan 71.