1 1.1 Latar Belakang Masalah
Kecurangan akuntansi (Accounting fraud) sudah menjadi perhatian publik baik di negara berkembang maupun di negara maju. Kecurangan akuntansi ini biasanya terjadi di sektor swasta dan sektor pemerintahan. Bahkan di Indonesia, kecurangan akuntansi berkembang dengan sangat cepat dan sudah menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun.
Keadaan yang biasanya terjadi adalah kesalahan dalam pelaporan keuangan yang disebabkan adanya kecurangan. Penyelewengan atas dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan perusahaan dan masyarakat namun digunakan untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan golongan tertentu saja. Ada pula yang melakukan manipulasi atas pengeluaran yang tidak sesungguhnya terjadi ataupun menambahkan pengeluaran pada bukti pengeluaran untuk keuntungan pribadi.
Kecurangan sangat sering terjadi pada perusahaan yang sistem pengendalian internnya lemah. Kecurangan akuntansi yang terjadi jika tidak ditangani segera dapat memberikan efek yang sangat merugikan bagi perusahaan bahkan dapat menyebabkan perusahaan bangkrut. Dengan demikian internal auditor harus berhati-hati terhadap terjadinya suatu kecurangan (fraud) dalam perusahaan yang mereka kelola. Internal auditor dituntut untuk mengerti mengenai berbagai macam
jenis kecurangan, faktor-faktor yang mendorong kecurangan, serta tindakan yang tegas dalam mencegah kecurangan itu terjadi.
Cressey mengemukakan teori segitiga kecurangan (Fraud Triangle) dalam Sukrisno Agoes (2017:231), “menyatakan bahwa tiga faktor penyebab yang hadir dalam situasi fraud yaitu adanya tekanan (pressure), peluang/kesempatan (opportunity), dan pembenaran (rationalization).”
Tekanan (pressure) suatu keadaan dimana seseorang merasa tertekan, kondisi yang cukup berat disaat seseorang menghadapi kesulitan. Tekanan dapat digolongkan berdasarkan datangnya tekanan tersebut, salah satunya tekanan yang berasal dari tekanan pekerjaan (employment pressure) dapat berupa: ketakutan akan kehilangan pekerjaan, gaji yang rendah, perlakuan yang tidak adil, dan tantangan untuk menanggung resiko (Rasha dan Andrew, 2012).
Dengan adanya tekanan-tekanan yang ada di pekerjaan menyebabkan seseorang mengalami stres. Menurut Badeni (2013:62), “stress merupakan tekanan atau ketegangan yang dialami oleh seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar atau kesempatan melakukan sebuah kegiatan yang penting, yang dalam pemenuhannya terdapat hambatan-hambatan dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran dan kondisi fisik seseorang.”
Faktor-faktor penyebab stres menurut Davis dan Newstrom dalam Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi (2011:312), “stres disebabkan oleh atasan sering memberikan tugas kepada bawahannya tanpa adanya hak dan kewajiban karyawan dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya, dan terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan.”
Ketegangan yang dialami oleh karyawan terjadi karena adanya tekanan ketaatan yang diberikan oleh atasan atau pimpinan kepada karyawan tersebut untuk melalukan suatu tugas yang mungkin bertentangan dengan standar dan kode etik profesi auditor. “Tekanan yang dapat menyebabkan penipuan salah satunya yaitu adanya pemaksaan oleh bos/manajemen puncak” (Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, 2016:154).
Penelitian yang dilakukan oleh Mayhew dan Murphy (2013) juga menunjukkan bahwa bawahan akan melakukan kecurangan pelaporan keuangan ketika diperintahkan oleh atasannya. Tekanan ketaatan yang auditor internal terima dapat memberikan pengaruh yang buruk bagi auditor internal. Hal ini tentunya akan menimbulkan tekanan pada diri auditor internal yang menimbulkan stres yang hasilnya menyebabkan pengaruh terhadap pencegahan kecurangan akuntansi (accounting fraud prevention).
Selain adanya tekanan ketaatan, di dalam suatu perusahaan/organisasi tentunya tidak menutup kemungkinan timbulnya tekanaan anggaran waktu.
Tekanan ini menyebabkan stres individual yang muncul dari ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia. “Tekanan anggaran waktu (time budget pressure) yaitu suatu kondisi dimana auditor dituntut untuk melaksanakan efisiensi
terhadap anggaran waktu yang telah disusun dan ditetapkannya atau terdapatnya pembatasan waktu dalam anggaran yang ketat dan kaku” (Soobaroyen Teerooven
& Chengabroyan dalam Rio Monoarfa (2018:11)). Dengan adanya tekanan anggaran waktu membuat auditor internal memiliki masa sibuk karena auditor
internal harus menyesuaikan dalam menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang sudah ditetapkan.
Masalah akan ada jika waktu yang sudah direncanakan sebelumnya tidak cukup dengan waktu yang dibutuhkan sebenarnya. Jika terjadi demikian auditor internal bisa mengabaikan hal-hal kecil yang menurutnya tidak penting untuk menggunakan waktu yang sudah direncanakan sesuai dengan yang dibutuhkannya.
Hal-hal yang tidak penting itu membuat auditor internal kurang yakin terhadap laporan keuangan yang telah di audit sesuai dengan yang sebenarnya, sehingga membuka celah untuk melakukan kecurangan akuntansi.
Seorang auditor internal yang bekerja dibawah tekanan waktu maka tingkat ketelitiannya akan berkurang dibandingkan auditor internal yang bekerja tanpa adanya tekanan. Menurut Braun dalam Rio Monoarfa (2018:7), “menyatakan bahwa auditor yang dibawah tekanan pada tingkat tekanan anggaran waktu yang tinggi menyebabkan auditor kurang memperhatikan dan memahami implikasi salah saji laporan keuangan dan indikator yang berpotensi atas kecurangan laporan keuangan.” Dengan demikian hal ini juga dapat mempengaruhi seorang auditor internal berperilaku menyimpang yaitu dalam hal menyelesaikan pekerjaannya (audit) yang diberikan kepada mereka.
Kasus-kasus skandal akuntansi yang terjadi sampai saat ini memberikan bukti bahwa auditor gagal dalam mencegah kecurangan akuntansi (accounting fraud). Kasus seperti itu terjadi pada Enron, WorldCom, HealthSouth dan Toshiba menunjukkan adanya keterlibatan atasan yang memerintahkan bawahannya untuk terlibat dalam accounting fraud. Adapun kecurangan (fraud) yang terjadi di
Indonesia yaitu kasus hambalang, PT. Kimia Farma Tbk., dan PT. KAI. Untuk mengatasi potensi timbulnya kecurangan dalam perusahaan, audit internal sangat diperlukan untuk mencegah kecurangan sejak dini.
Bandung, 21 Oktober 2016. Bank BJB terlilit fraud dengan modus kasus kredit fiktif senilai 38,7 miliar yang tidak sesuai prosedur ke Koperasi Bina Usaha (KBU). Kredit fiktif itu disalurkan oleh BJB Cabang Sukabumi, Jawa Barat yang terjadi pada 2012. Modus operandi yang dilakukan DJ selaku ketua KBU adalah dengan mengajukan dua kali permohonan pinjaman kredit ke Bank BJB Cabang Sukabumi dengan melampirkan dokumen persyaratan kredit yang direkayasa seperti mengubah isi data pada dokumen, serta memalsukan 850 tanda tangan nama-nama karyawan PT Alpindo Mitra Baja Sukabumi agar permohonan kredit bisa disetujui. Meskipun semua proses menyalahi peraturan internal di Bank BJB, Danis Hatmaji tetap melaksanakan akad kredit kepada KBU. Pengajuan pinjaman yang diajukan pertama diajukan Rp45 milyar dan dikabulkan Rp20 milyar, kedua diajukan Rp30 milyar dan dikabulkan Rp18,7 milyar. Para tersangka terancam hukuman bui maksimal 20 tahun. (https://regional.kompas.com diakses pada 8 april 2019)
Dalam penelitian ini ada beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No. Nama
Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan 1. Eko Ferry
Anggriawan (2014) dari Universitas Negeri Yogyakarta
“pengaruh
pengalaman kerja, skeptisme
profesional dan tekanan waktu terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud”
Pengalaman Kerja dan Skeptisme Profesional berpengaruh positif terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud,
tekanan waktu berpengaruh negatif terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud.
Adanya perbedaan variabel dependen dalam penelitian ini, maka peneliti mengganti variabel dependen menjadi pencegahan
kecurangan akuntansi.
2. Made Julia Drupadi dan I Putu Sudana (2015) dari Universitas Udayana
“Pengaruh Keahlian Auditor, Tekanan Ketaatan Dan Independensi Pada Audit Judgment”
Keahlian auditor dan independensi berpengaruh positif pada audit judgment.
Tekanan ketaatan berpengaruh negatif pada audit judgment.
Adanya perbedaan variabel dependen dalam penelitian ini, maka peneliti mengganti variabel dependen menjadi pencegahan
kecurangan akuntansi.
3. Mimin Widaningsih dan Desy Nur Hakim (2015) dari
Universitas Pendidikan Indonesia
“Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap
Pencegahan dan Pendeteksian
Kecurangan (Fraud).”
Terdapat
pengaruh positif yang signifikan dari
profesionalisme auditor internal terhadap
pencegahan dan pendeteksian kecurangan.
Dalam penelitian selanjutnya peneliti mengganti variabel independen menjadi stres tekanan ketaatan dan stres anggaran waktu.
Peneliti sebelumnya menggunakan
metode deskriptif asosiatif.
4. Kiki Dhian Dwi Istanty (2016) dari
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Dan Saluran
sistem pengendalian intern dan saluran
selanjutnya peneliti mengganti variabel independen menjadi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Pengaduan Terhadap Pencegahan
Kecurangan
Akuntansi Dengan Pemeriksaan
Keuangan Sebagai Variabel Moderating Pada Rspi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Jakarta
pengaduan berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.
stres tekanan ketaatan dan stres anggaran waktu.
5. Riza Anggraeni Rosadi (2016) dari Universitas Negeri Yogyakarta
“Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Tekanan Anggaran
Waktu Dan
Pengalaman Audit Terhadap Audit Judgment”
Tidak terdapat pengaruh gender terhadap audit judgment auditor.
Tekanan ketaatan, dan tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap audit judgment auditor. Terdapat pengaruh
Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment auditor.
Adanya perbedaan variabel dependen dalam penelitian ini, maka peneliti mengganti variabel dependen menjadi pencegahan
kecurangan akuntansi.
Penelitian sebelumnya menggunakan kausal-komparatif.
6. Molina dan Safitri
Wulandari (2018) dari Universitas Nasional
“Pengaruh
Pengalaman, Beban Kerja Dan Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan”
pengalaman dan tekanan waktu berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan, sedangkan beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Adanya perbedaan variabel dependen dalam penelitian ini, maka peneliti mengganti variabel dependen menjadi pencegahan
kecurangan akuntansi
Sumber : diolah penulis (2019)
Dalam penelitian sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa stres tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap audit judgment auditor dan stres tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap pendeteksian kecurangan. Dengan adanya pengaruh terhadap variabel dependen, penulis tertarik untuk melakukan penelitian selanjutnya menggunakan variabel dependen yang berbeda yaitu pencegahan kecurangan akuntansi (accounting fraud prevention).
Dengan demikian berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana tekanan ketaatan dan tekanan anggaran waktu memiliki hubungan dan saling mempengaruhi terhadap pencegahan kecurangan, dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Stres Tekanan Ketaatan dan Stres Tekanan Anggaran Waktu terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Adanya tekanan yang ditimbulkan dari atasan yang mempengaruhi seorang auditor internal menjadi stres.
2. Adanya tekanan yang ditimbulkan dari terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan.
3. Kurangnnya ketelitian auditor internal dalam mencegah kecurangan akuntansi.
4. Pengendalian internal yang lemah.
5. Motivasi karyawan untuk melakukan kecurangan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasar dari identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana stres tekanan ketaatan berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan akuntansi?
2. Bagaimana stres tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan akuntansi?
3. Bagaimana pengaruh stres tekanan ketaatan dan stres tekanan anggaran waktu terhadap pencegahan kecurangan akuntansi?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh stres tekanan ketaatan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.
2. Untuk mengetahui pengaruh stres tekanan anggaran waktu terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.
3. Untuk mengetahui pengaruh stres tekanan ketaatan dan stres tekanan anggaran waktu terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi :
1. Bagi Penulis/Peneliti
Untuk memperoleh gambaran secara langsung bagaimana teori-teori mengenai pencegahan atas kecurangan akuntansi diterapkan dalam praktek dunia usaha sehingga dapat menambah pengetahuan pemikiran penulis.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi pihak-pihak lain terutama rekan-rekan mahasiswa diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi ilmu akuntansi, khususnya sebagai bahan referensi dan pembanding bagi mereka yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut dibidang ini, sehingga penelitian-penelitian selanjutnya di masa yang akan datang tentunya menjadi lebih baik dan reliable.
3. Bagi lembaga terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan menambah pengetahuan manajemen mengenai akibat dari tekanan ketaatan dan tekanan anggaran waktu seorang auditor internal dalam pencegahan kecurangan akuntansi untuk memperoleh data yang memadai guna menarik kesimpulan mengenai pengaruh dari tekanan yang diberikan kepada auditor internal dalam menunjang pencegahan atas kecurangan akuntansi. Serta dapat memberikan rekomendasi saran dan perbaikan sebagai sumbangan pemikiran kepada manajemen agar peran yang diberikan oleh internal auditor dalam pencegahan kecurangan akuntansi dapat berjalan dengan optimal.
4. Bagi masyarakat
Penulis berharap hasil penelitian ini berguna dalam menambah informasi dan pengetahuan internal mengenai pengaruh stres tekanan ketaatan dan stres tekanan anggaran waktu terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.