• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) TAHUN 2021 Nomor : 40/Renja/BAPPEDA/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) TAHUN 2021 Nomor : 40/Renja/BAPPEDA/2020"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA (RENJA)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

TAHUN 2021

Nomor : 40 /Renja/BAPPEDA/2020

(2)
(3)

1 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan ini, diperlukan perencanaan pembangunan daerah yang komprehensif, perlunya guideline dalam melaksanakan penganggaran dan pengelolaannya harus dilakukan secara terarah serta terpadu dengan pembangunan nasional sehungga pembangunan tersebut efektif, efesien dan sinergis.

Hal ini juga diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagai turunan dari undang-undang diatas mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada proses menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis dan atas-bawah serta bawah-atas.

Sedangkan perencanaan pembangunan yang berorientasi pada substansi menggunakan pendekatan holistik-tematik, integratif dan spasial.

Perencanaan pembangunan daerah dilakukan terhadap rencana pembangunan daerah dan rencana perangkat daerah. Adapun rencana perangkat daerah terdiri dari rencana strategis (renstra) perangkat daerah yang disusun setiap 5 (lima) tahun dan rencana kerja (renja) perangkat daerah yang disusun setiap tahun.

Renja perangkat daerah memuat program, kegiatan, lokasi dan kelompok sasaran yang disertai indikator kinerja dan pendanaan sesuai tugas dan fungsi setiap perangkat daerah yang disusun berpedoman kepada renstra perangkat daerah RKPD.

(4)

2 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

Renja Bappeda disusun dengan tahapan persiapan penyusunan, penyusunan rancangan awal, penyusunan rancangan, pelaksanaan forum perangkat daerah/lintas perangkat daerah, perumusan rancangan akhir dan penetapan Renja.

Gambar 1.

Alur Penyusunan Rencana Kerja SKPD

Renja Bappeda merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2021. Paradigma penyusunan Renja Bappeda Provinsi Aceh diwarnai paradigma perencanaan Pemerintah Provinsi Aceh dalam pembangunan daerah Aceh Tahun 2020 yang mengacu pada perencanaan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Resources availabillity and Time bound) yang merupakan pendekatan dalam perencanaan program dan kegiatan, dan Shewhart Cycle (Plan-Do-Check-Act) yang merupakan perencanaan yang berbasis evaluasi diri dan partisipatif.

Sinkronisasi Kebijakan Nasional

Pembahasan Renja SKPD pada

Forum SKPD Provinsi

Pengesahan Renja-SKPD Provinsi oleh Gubernur Rancangan Renja SKPD Provinsi

• Pendahuluan,

• evaluasi pelaksanaan Renja SKPD Provinsi tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD Provinsi

• Tujuan, sasaran dan program kegiatan,

• Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD Provinsi

Penyesuaian Rancangan Renja-SKPD Provinsi

Penetapan Renja SKPD Provinsi oleh Kepala SKPD Renja SKPD Provinsi

• Pendahuluan,

• evaluasi pelaksanaan Renja SKPD Provinsi tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD Provinsi

• Tujuan, sasaran dan program kegiatan,

• Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD Provinsi

• dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif

• sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan

• penutup Penyempurnaan

Rancangan Renja- SKPD Provinsi

Rancangan Renja SKPD Provinsi

• Pendahuluan,

• evaluasi pelaksanaan Renja SKPD Provinsi tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD Provinsi

• Tujuan, sasaran dan program kegiatan,

• Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD Provinsi

• dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif

• sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan

• penutup

Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum SKPD Provinsi

Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum SKPD Kabupaten/

Kota

Rancangan Renja-SKPD Provinsi Nota Dinas Pengantar Kepala

SKPD perihal penyampaian Rancangan Renja-SKPD Provinsi kepada Bappeda Perumusan

kegiatan prioritas

Penelaahan usulan kegiatan

masyarakat Telaahan Rancangan Awal RKPD Rancangan Awal RKPD Surat Edaran KDH (perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD)

• agenda penyusunan RKPD,

• pelaksanaan forum SKPD,

• musrenbang RKPD,

• batas waktu penyampaian rancangan renja-SKPD kepada Bappeda

Persiapan penyusunan Renja-SKPD

Pengolahan data dan informasi

Isu-isu penting penyelennggaraan

tugas dan fungsi SKPD Analisis Gambaran pelayanan SKPD

Mereview hasil evaluasi Renja-SKPD tahun lalu berdasarkan Renstra-SKPD

Perumusan Tujuan dan sasaran

Penyempurnaan Rancangan Renja-SKPD Provinsi

Penyusunan Rancangan RKPD

Pelaksanaan Musrenbang RKPD

Perumusan Rancangan Akhir RKPD

PerKDH ttg RKPD Provinsi

PENYUSUNAN RKPD

Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Provinsi

KUA & PPAS YANG DISEPAKATI

KDH DAN DPRD

Verifikasi Rancangan Renja

SKPD sesuai

Tidak sesuai

PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD PENETAPAN RENJA SKPD

Penyusunan KUA & PPAS

(5)

3 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Kerja Bappeda Aceh Tahun 2021 berlandaskan kepada beberapa ketentuan Perundang-Undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

10. Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;

11. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) Tahun 2005 - 2025;

12. Qanun Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

2

3

(6)

4 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

13. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 104 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 37 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

14. Peraturan Gubernur Nomor 100 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

15. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2017-2022;

16. Rancangan akhir Rencana Strategis Bappeda Aceh Tahun 2017-2022.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Kerja Bappeda Aceh Tahun 2021 :

1. Untuk menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan terhadap program-program dan kegiatan dalam jangka waktu satu tahun;

2. Pedoman bagi para pelaksana kegiatan dan dokumen perencanaan merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (renstra) Bappeda Tahun 2017-2022.

Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Bappeda Aceh Tahun 2021 adalah : 1. Sebagai acuan penyusunan rancangan awal RKPA Tahun 2021;

2. Untuk mengetahui program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021;

3. Untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya;

4. Untuk mengetahui masalah, tantangan dan solusi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Bappeda;

5. Untuk menjadi bahan acuan dalam penyusunan LAKIP, LPPD, dan dokumen lainnya.

4

(7)

5 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

6. Untuk mensinergikan seluruh kemampuan dan potensi sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya dalam menjawab tuntutan perkembangan pembangunan berdasarkan tatanan regional, nasional maupun global;

7. Menyediakan satu acuan resmi bagi Bappeda Aceh dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan di bidang perencanaan, pengendalian, penelitian dan pengembangan, monitong dan evaluasi;

8. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda Aceh untuk mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur serta menilai arah kebijakan, program dan kegiatan tahun 2020;

9. Menyediakan indikator yang relevan dan terukur untuk melakukan evaluasi kinerja tahun 2021;

10. Memanfaatkan perangkat manajerial dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan; dan

11. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara prima.

5

(8)

6 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

1.4 Sistematika

Sistematika Penulisan Renja Bappeda Aceh Tahun 2021 adalah penjabaran deskriptif yang disusun secara sistematis. Adapun Rencana Kerja SKPA tahun 2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB II : HASIL EVALUASI RENJA BAPPEDA TAHUN 2018

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Bappeda Tahun 2019 dan Capaian Renstra Bappeda Tahun 2017-2022

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Bappeda

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Bappeda BAB III : TUJUAN DAN SASARAN

3.1. Tujuan dan Sasaran Renja Bappeda 3.2. Program dan Kegiatan

BAB IV : RENCANA KERJA DAN PENDANAAN BAPPEDA BAB V : PENUTUP

LAMPIRAN

(9)

7 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BAPPEDA ACEH TAHUN 2019

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2019 dan Capaian Renstra Bappeda

Pada tahun 2019 Bappeda Aceh telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis yang merencanakan pembangunan. Ada sebelas (11) program termasuk program rutin perkantoran yang harus dilaksanakan oleh Bappeda melalui anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) tahun 2019 sebesar Rp. 73,889,430,706,- (Tujuh Puluh Tiga Miliar Delapan Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Tiga Puluh Ribu Tujuh Ratus enam rupiah). Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh Tahun 2019 dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi capaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Bappeda Aceh Tahun 2019. Dalam perjanjian kinerja tahun 2019 Bappeda Aceh mempunyai 2 (dua) sasaran strategis dengan 17 (tujuh belas) indikator kinerja.

SS1: Meningkatnya konsistensi antar dokumen perencanaan lintas sektor dan wilayah IK1: Persentase peningkatan pendanaan dari Pemerintah pusat dan lembaga donor lainnya dengan target 70 %. Pada perjanjian kinerja tahun 2019, indikator kinerja tersebut diatas ditargetkan sebesar 70 persen. Pada akhir tahun 2019 Bappeda Aceh berhasil mencapai 65 %, kekurangan ini disebabkan oleh:

- Belum sepenuhnya perusahaan yang menandatangani MoU Tangung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) atau dengan kata lain yang sering kita dengar

“CSR” atau Coorporate Social Response” dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah Provinsi Aceh.

- Banyaknya perusahaan yang beroperasi tanpa izin, sehingga harus dilaksanakan penguatan dan inspeksi terhadap perusahaan yang belum melaporkan kepada Pemerintah Aceh.

(10)

8 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

IK2: Tersedianya Dokumen RPJMA Tahun 2017-2022 yg telah ditetapkan dgn Qanun dengan target “ADA” telah berhasil dicapai. Pada bulan April 2019 telah ditandatangani antara eksekutif dan legislatif.

IK3: Tersedianya Dokumen RKPA yg telah ditetapkan dgn Pergub dengan target

“ADA”. Untuk indikator ini pun telah berhasil dicapai. Pada Juli 2019 Dokumen RKPA ini telah ditetapkan dengan Peraturan Gubenur Nomor 33 Tahun 2019.

IK4: Persentase tahapan proses perencanaan tepat waktu dengan target 90%. Pada tahun 2019 tahapan proses perencanaan tepat waktu diukur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

IK5: Terintegrasinya aplikasi e-planning dan e-budgeting dengan target “ADA”, untuk tahun 2019 target ini sudah tercapai namun masih dalam tahap penyempurnaan.

IK6: Persentase konsistensi dokumen perencanaan dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi Aceh dengan target 80 % sudah tercapai baik dari perencanaan kegiatan yang bersumber dari dana APBA, DOKA, dan APBN sudah konsisten.

IK7: Persentase konsistensi dokumen perencanaan dalam proses perencanaan pembangunan sosial budaya dengan target 80 % sudah tercapai baik dari perencanaan kegiatan yang bersumber dari dana APBA, DOKA, dan APBN sudah konsisten.

IK8: Persentase konsistensi dokumen perencanaan dalam proses perencanaan pembangunan prasarana wilayah dan sumber daya alam dengan target 80 % sudah tercapai baik dari perencanaan kegiatan yang bersumber dari dana APBA, DOKA, dan APBN sudah konsisten.

IK9: Terkoodinirnya kegiatan pembangunan di wilayah perbatasan dengan target 80 % sudah tercapai dengan meningkatnya jumlah pembangunan di wilayah perbatasan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan.

(11)

9 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

SS2: Terintegrasinya dan terpusatnya data secara elektronik

IK1: Terintegrasinya data terpadu (one data) dalam perencanaan pembangunan, dengan target “belum”. Untuk tahun 2019 Bappeda Aceh masih belum menargetkan

“ADA” dikarenakan basis data yang masih tumpang tindih sehingga belum mendapatkan data valid untuk dikompilasi dan dijadikan data terpadu.

IK2: Persentase ketersediaan data dan informasi pembangunan, menargetkan sebesar 80%. Untuk indikator ini Bappeda Aceh berhasil mencapai target 70 % dimana angka ini disebabkan oleh dinon-aktifkan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Data spasial di tahun 2019 sehingga untuk data dan informasi geospasial berkurang.

IK3: Tersosialisasinya hasil-hasil penelitian dan pengembangan, menargetkan sebesar 6 desiminasi terlaksana dengan baik. Tahun 2019 Bappeda Aceh telah melaksanakan sosialisasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan baik secara langsung ataupun online.

IK4: Kebijakan inovasi yang dikembangkan dalam pembangunan, menargetkan sebesar 5 kebijakan. Indikator keempat pada sasaran strategis ini telah dilaksanakan oleh Bappeda dimana kebijakan inovasi tersebut dapat digunakan sebagai dukungan untuk perencanaan pembangunan.

IK5: Persentase pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi Bappeda, menargetkan sebesar 100% dan Bappeda Aceh berhasil melaksanakannya.

IK6: Tersedianya e-jurnal Bappeda Aceh, menargetkan sebesar “ADA”. Bappeda Aceh melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan telah meluncurkan e-Jurnal.

IK7: Terselenggaranya Sistem Pengendalian Internal (SIP) Bappeda, menargetkan sebesar 75 indikator ini belum tercapai sesuai yang ditargetkan.

IK8: Tersedianya website Bappeda Aceh dan media tabloit Tabangun Aceh, menargetkan “ADA”. Untuk pengelolaan Website dan media tabloid telah berjalan mulai tahun 2017 dan untuk tahun 2019 Bappeda Aceh telah melaksanakannya dengan baik.

(12)

10 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

Secara program dan kegiatan spesifik Bappeda telah melaksanakan capaian:

1. Program pengembangan data/informasi, meliputi 5 kegiatan dengan dengan capaian tersedianya data dukung perencanaan pembangunan meliputi data statistik, spasial, data realisasi pembangunan daerah. Pada tahun 2019 melalui 5 kegiatan pada program ini telah melaksanakan capaian sebagai berikut:

a. Pengembangan pusat data dan informasi perencanaan pembangunan daerah, telah melaksanakan pengelolaan e-database SIPD. Penyusunan dan penerbitan serta publikasi Tinjauan perekonomian Aceh menurut lapangan usaha dan pengeluaran serta Tinjauan perekonomian Kabupaten/Kota. Cetak Buku Aceh Dalam Angka, Perkembangan Indikator Sosial dan Ekonomi Provinsi dan Statistik Kesejahteraan Rakyat Aceh.

b. Survey Data Primer Provinsi, telah menyusun Peta Tematik, Pelaksanaan Forum Data Spasial dan Pelaksanaan Kegiatan Analisis Geospasial.

c. Penyempurnaan Geodata Spasial base dan Penerapan Standarisasi Data Spasial, kegiatan ini telah melaksanakan kegiatan Simpul Jaringan dan Pelaksanaan Clearance dan standarisasi data spasial (DG) bersifat pendampingan bagi SKPA untuk mengumpulkan satu data terpadu yang dilaksanakan dari bulan Februari hingga November.

d. Koordinasi Pengembangan Informasi Spasial, adalah kegiatan koordinasi informasi spasial dan peningkatan kapasitas SDM di bidang geospasial.

e. Percepatan Dan Pengendalian APBA telah menyusun buku rekam jejak SKPA dan Buku Rekam Jejak Kab/Kota. Buku tersebut disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan. Melaksanakan rapat pimpinan SKPA dengan Gubernur Aceh secara bulanan untuk percepatan kinerja SKPA.

(13)

11 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

2. Program Kerjasama Pembangunan, dilaksanakan melalui empat kegiatan sebagai percepatan pelaksanaan program tersebut. Adapun kegiatan ini sebagai berikut:

a. Integrasi dan sinergisitas rencana aksi nasional dan daerah, Sinkronisasi kebijakan pembangunan Aceh dengan Provinsi Se-Sumatera dengan menghadiri pelaksanaan Rapat Koordinasi Gubernur Se-Sumatera.

b. Penyusunan prioritas daerah terhadap prioritas nasional dan daerah, Penyusunan usulan program dan kegiatan berdasarkan prioritas nasional (UPPN) dan DAK melalui aplikasi yang disediakan oleh pemerintah pusat. Dalam pengusulan program UPPN dan DAK Bappeda bertindak sebagai fasilitator dan pendamping SKPA yang mengusulkan.

c. Kerjasama dengan regional, nasional dan lembaga internasional telah melaksanakan pertemuan dan menghadiri koordinasi regional antar kabupaten. Untuk tahun 2019 Bappeda Aceh juga menghadiri pertemuan dengan pihak asing di Belanda terkait pengembangan sektor wisata.

d. Kerjasama dengan pihak swasta dalam pengembangan dana CSR telah dilaksanakan forum penandantangan MoU antara Pemerintah Aceh dengan perusahaan yang beroperasi di wilayah Aceh. Isi MoU tersebut berisi Tanggung Jawab Lingkungan Sosial Perusahaan (TJLSP). Ikut serta dalam rapat koordinasi pembangunan Se-Sumatera.

Pada tahun 2019 lalu sudah tiga belas (13) perusahaan yang menandatangani MoU tersebut yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna Setda Aceh.

3. Program Perencanaan Pembangunan Daerah, adapun kegiatan yang direalisasikan meliputi:

a. Penyusunan rancangan RKPA, Bappeda Aceh telah menyusun Rancangan Awal RKPA Tahun 2020 menjadi Rancangan hingga Rancangan Akhir RKPA. RKPA Tahun 2020 ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 39 Tanggal 10 Juli 2019.

b. Penyelenggaraan musrenbang RKPA:

- Mengikuti pelaksanaan Musrenbang di 23 Kab/Kota;

- Pelaksanaan konsultasi publik untuk menjaring usulan masyarakat;

- Forum Gabungan SKPA yang merupakan rangkaian pelaksanaan musrenbang guna mensinkronkan usulan pada SKPA;

(14)

12 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

- Pelaksanaan forum pembahasan prioritas pembangunan Aceh yang dihadiri tokoh- tokoh penting Aceh dan Pusat;Pelaksanaan Musrenbang APBA dan DOKA yang dilaksanakan di Hermes Hotel pada April 2019.

c. Monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah melaksanakan kunjungan lapangan melihat langsung pelaksanaan pembangunan di daerah-daerah dengan melibatkan SKPA terkait dan pelaksana pembangunan.

d. Sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah merupakan rangkaian kegiatan dari proses penyusunan RKPA yaitu Rapat Koordinasi Teknis Rencana Pembangunan (RAKORTEKRENBANG) tidak dapat terlaksana disebabkan waktu yang sangat singkat karena berbarengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah sehingga membuat Pemerintah Aceh harus menyesuaikan program dan kegiatan terlebih dahulu.

e. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan program dan kegiatan pembangunan telah melaksanakan Rapat koordinasi pembangunan Aceh. Pada kegiatan ini pula Bappeda \ Aceh mengikuti sosialisasi terkait peraturan-peraturan baruterkait penyusunan perencanaan dan rapat-rapat pembangunan Aceh oleh Pemerintah Pusat. Namun, satu kegiatan tidak terlaksana yaitu Dialog Pembangunan Aceh yang semula dihadiri oleh Bapak Chairul Tanjung tidak terlaksana. Pelaksanaan rapat-rapat koordinasi antar stakeholder dalam penyatuan persepsi perencanaan pembangunan.

f. Pengembangan sistem elektronik bersifat pendampingan penggunaan aplikasi e- rencana untuk 59 SKPA dan 23 Kab/Kota untuk perencanaan tahun 2020 dilaksanakan sebanyak 4 kali pendampingan dan e-rencana perubahan tahun 2019 dan pengembangan sistem e-budgeting sebanyak 2 kali pendampingan.

g. Penilaian RKPD Kab/Kota telah dilaksanakan dengan mendapatkan nominasi enam Kabupaten/Kota dengan penyusunan Dokumen Perencanaan Daerah terbaik untuk diberikan Penghargaan Anugerah A. Madjid Ibrahim dan terbaik satu akan di ikut sertakan pada penilaian tingkat nasional.

(15)

13 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

4. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, telah melaksanakan koordinasi bidang pembangunan ekonomi dan sumber daya alam dengan SKPA yang berada di bawah koordinasi bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Alam. Kegiatan meliputi verifikasi renja dan renstra SKPA di bawah koordinasi bidang tersebut. Kegiatan Fasilitasi lainnya terkait perencanaan Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam.

a. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi, telah melaksanakan pertemuan serta pelatihan monev SDGs dengan peserta dari Kabupaten/Kota dan SKPA selama 2 hari yang dilaksanakan di Bappeda Aceh. Pelaksanaan Aceh Economy Summit dengan peserta dari Kabupaten/Kota, SKPA, dan pelaku usaha. Acara tersebut dilaksanakan Di Hermes Hotel Banda Aceh. Monitoring proyek strategis bidang ekonomi di Kabupaten/Kota.

b. Percepatan pembangunan ekonomi Aceh, telah melaksanakan verifikasi renja SKPA yang berada dibawah Koordinasi Bidang Ekonomi Bappeda Aceh, verifikasi tersebut dilaksanakan sekaligus pendampingan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan Musrenbang.

c. Perencanaan Pembangunan Komoditas Berbasis Kluster, telah Menyusun dokumen Sub ESDA. Pelaksanaan Lokakarya Pengembangan Ekonomi berbasis Sumber Daya alam.

d. Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Kegiatan melaksanaan verifikasi data masyarakat miskin untuk mendapatkan data by name by address agar perencanaan dan pembangunan tepat sasaran.

5. Program Perencanaan Sosial dan Budaya, telah melaksanakan koordinasi bidang Keistimewaan Aceh, Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia dengan SKPA yang berada di bawah koordinasi bidang Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh, Pemerintahan, dan Sumber Daya Manusia. Kegiatan meliputi verifikasi renja dan renstra SKPA di bawah koordinasi bidang tersebut. Kegiatan Fasilitasi lainnya terkait perencanaan Bidang Keistimewaan Aceh, Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia.

a. Perencanaan pembangunan bidang Sosial dan budaya, telah melaksanakan Rakor Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya dengan peserta dari stakeholder terkait bidang sosial.

(16)

14 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

b. Perencanaan pembangunan bidang Sumber daya Manusia, telah Menyusun dokumen perencanaan Peningkatan Sumber Daya Manusia berdasarkan FGD yang dilakukan oleh bidang Sosial Budaya dan SDM dengan peserta Stakeholder pemerintah Aceh terkait keistimewaan dan SDM.

c. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kesehatan, telah melaksanakan Rapat Koordinasi Pembangunan Kesehatan untuk penerapan SPM pelayanan kesehatan di Kabupaten/Kota.

6. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, telah melaksanakan koordinasi bidang infrastruktur dan Kewilayahan dengan SKPA yang berada di bawah koordinasi bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Kewilayahan. Kegiatan meliputi verifikasi renja dan renstra SKPA di bawah koordinasi bidang tersebut. Kegiatan Fasilitasi lainnya terkait perencanaan Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan.

a. Konsultasi penyusunan Rencana Program Pembangunan Fisik & Prasarana telah melaksanakan penyusunan kelompok kerja air minum dan penyehatan lingkungan;

Koordinasi penyelengaraan dana alokasi khusus bidang infrastruktur Provinsi Aceh;

Pembinaan, Pemantauan, dan Pengawasan Kab/Kota terhadap pelaksanaan DAK bidang Infrastruktur.

b. Monitoring dan Evaluasi RTRWP Provinsi NAD hanya menghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaan RTRWA.

c. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca melaksanakan penyusunan dokumen pemantauan, evaluasi, dan pelaporan RAD-GRK Aceh dan menghadiri rapat-rapat koordinasi tentang penurunan Gas Rumah Kaca.

d. Penguatan Kelembagaan di Daerah Pertanian Beririgasi : Pembentukan PPMU dan PPIU Aceh; Melaksanakan revitalisasi Komisi Irigasi Aceh; Pelatihan Komisi Irigasi Aceh dan WorkShop PPSI; Melaksanakan Sosialisasi/Kampanye Penyadaran Publik Peraturan Irigasi (PPSIP); Rekrutmen KTPM/TPM serta pelatihannya; Pelatihan PSETK dan Penyusunan PSETK.

7. Program Inovasi Daerah, adapun kegiatan yang direalisasikan, yaitu: Pelaksanaan penelitian dan pengembangan terkait permasalahan- permasalahan sehingga hasil

(17)

15 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

tersebut dapat digunakan sebagai data dukung perencanaan pembangunan. Penyiapan e-jurnal sehingga memudahkan pengaksesan data terkait pembangunan.

a. Kajian pengembangan inovasi teknologi telah melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya:

− Kajian Inovasi Zona Agroekologi terhadap Potensi Komoditi Unggulan Zona Tengah Aceh. Pelaksanaan Kajian Inovasi berjalan dengan baik dan turut menghasilkan film singkat tentang alur proses pelaksanaan kajian, namun karena bersifat survey lapangan dan mengikutsertakan tim dokumentasi (pengambilan gambar untuk video) sempat terkendala dengan fasilitas transportasi yang diberikan tidak cocok digunakan di medan yang berat.

− Tim Koordinasi Penguatan SIDa Pertemuan rutin selalu dijadwalkan dan terlaksana, namun terkendala dengan kehadiran anggota tim yang sering tidak lengkap.

− Penyusunan Roadmap SIDa Telah tersusun dokumen roadmap dengan Tenaga Ahli dari LAN KHAN RI. Kendala hanya pada tingkat partisipasi dari unsur Biro Organisasi.

− Bimtek Pengisian Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Aceh (Nilai: 3,34920) Telah terlaksana dengan dukungan dari Tim Teknis IDSD Kemenristek & BRIN, namun masih terkendala dengan data dukung untuk pengisian 74 indikator dan belum terbentuknya Tim Teknis Pengisian IDSD Aceh.

b. Penelitian dan pengembangan di provinsi serta kerjasama dengan pihak lain pada tahun 2019 telah melaksanakan sejumlah kegiatan diantaranya:

− Jurnal Kelitbangan (“Jurnal Ekonomi Pembangunan”) Terbit 2 kali dalam setahun, sudah menerapkan Open Journal System (OJS), dan sudah terbit SK penerbitan e_ISSN Nomor 2714/7754 namun saat ini masih terkendala dengan akreditasi jurnal karena menyesuaikan dengan perubahan regulasi Nasional (berbasis elektronik).

− Pelaksanaan Rakor Litbang Provinsi Tahun 2019 Mengusung tema Pertanian Berkelanjutan berbasis Teknologi Terapan, dengan menghadirkan unsur Kementerian Pertanian dan BPPT. Kendalanya masih diperlukan dukungan kedua Lembaga tsb untuk tindak lanjut hasil Rakor.

(18)

16 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

− Forum Peneliti Aceh (FPA) Terdiri dari 3 Pokja. Unsur sekretariat telah berupaya memfasilitasi beberpaka kali pertemuan dengan anggota tim, namun kehadiran anggota masih sangat minim. Belum ada output yang mendukung tugas2 kelitbangan secara spesifik, maupun dukungan terhadap Pimpinan Daerah.

− Workshop Penguatan Kelembagaan Litbang Telah dilaksanakan 2 workshop untuk memperkuat inovasi tata kelola pemerintahan di lingkup Bappeda Aceh, yaitu Replikasi system DAMS dari Kemenkeu RI dan workshop Tata cara Penyiapan Naskah Dinas yang bersifat Kehumasan. Kendalanya kegiatan masih rendahnya motivasi staf agar dapat mengikuti.

c. Penelitian dan pengembangan perencanaan pembangunan

− Kajian Sosial, Budaya & Pemerintahan: “Pemetaan SMK dalam Mewujudkan Sekolah Bermutu Menuju Aceh Caroeng”. Kajian ini telah selesai dilaksanakan, namun terkendala dalam penetapan SK (baru ditandatangani pada akhir Desember 2019), padahal SK sudah diajukan sejak bulan Oktober (setelah perubahan APBA 2019). Hal ini menyebabkan honorarium kegiatan tidak dapat dibayarkan.

− Kajian Pengembangan Dataran Tinggi Gayo Aceh Kajian Pengembangan DTGA sebagai Kawasan Strategis telah selesai dilaksanakan dengan rekomendasi DTGA layak diusulkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) karena memiliki objek dan potensi wisata yang sangat besar. Kawasan DTGA juga memiliki potensi yang besar untuk pengembangan Agro Industri (Hilirisasi Agro) sehingga memerlukan perhatian yang sama besar dengan industri wisata.

d. Sosialisasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan Kajian Ketahanan Pangan:

“Perlu Intervensi Program dan Kegiatan dan Pendanaan pada SKPA/SKPK Terkait (Saling Sinergi dan Terintegrasi)”

Tabel terkait Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah dan Pencapaian Renstra Perangkat Daerah terdapat pada lampiran.

(19)

17 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Bappeda Aceh

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau yang disingkat dengan BAPPEDA merupakan salah satu instansi Pemerintah yang berada dibawah kendali pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dengan Qanun Aceh nomor 13 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat Aceh. Bappeda mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Aceh di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bappeda mempunyai fungsi sebagai berikut;

Pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan, Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan pembangunan daerah; Pengkoordinasian perencanaan pembangunan di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, sosial budaya; Pemantauan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan pembangunan di daerah yang bersumber dari APBA dan APBN; Penyiapan bahan rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah; Pelaksanaan dan koordinasi penelitian dan pengembangan; dan Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Badan.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai kewenangan: menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD); menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang); Melakukan verifikasi terhadap Renstra dan Renja perangkat daerah;

Melakukan verifikasi terhadap Rancangan Awal RPJPD Kabupaten/Kota dan RPJMD Kabupaten/Kota; Menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing perangkat daerah.

(20)

18 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

Pencapaian kinerja pelayanan Bappeda Aceh Tahun 2019 dapat digambarkan sesuai tabel T.C.30

Dari tabel diatas tergambar, bahwa masih belum maksimalnya implementasi rencana kelitbangan, pemanfaatan hasil kelitbangan, fasilitasi dalam penerapatan inovasi daerah serta ketersediaan data pembangunan dalam penyusunan kebijakan perencanaan daerah, kondisi ini terlihat dari realisasi capaian kinerja terendah pada tahun 2019 adalah sebesar 85% (delapan puluh per seratus). Walaupun mengalami peningkatan dari tahun 2018 namun karena dalam proses penyusunan perencanaan masih belum sepenuhnya disusun berdasarkan data, fakta dan bukti-bukti ilmiah (evidence base planning), sehingga output dari capaian kinerja yang dilaksanakan menjadi bias dan tidak terukur. Secara statistik, hal ini dapat dilihat dari capaian pembangunan ekonomi Aceh, seperti tingkat kemiskinan, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan disparitas antar wilayah yang masih tergolong tinggi dan masih berada dibawah rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi dari penyusunan kebijakan perencanaan daerah belum sepenuhnya

2018(n-2) 2019 (n-1) 2020

(n) 2021

(n+1) 2019 (n-1) 2020

(n) 2021

(n+1) 2022 (n+2) 1 Tersedianya dokumen perencanaan

RPJPA yg telah ditetapkan dgn Qanun Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Target tercapai 2 Tersedianya Dokumen RPJMA Tahun

2017-2022 yg telah ditetapkan dgn

Qanun Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Target

tercapai 3 Kesesuaian RPJMA dengan Renstra

SKPA 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Target

tercapai 4 Kesesuaian RKPA dengan Renja

SKPA 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Target

tercapai 5 Penjabaran Konsistensi Program

RPJMD kedalam RKPD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Target

tercapai 6 Penjabaran Konsistensi Program

RKPA kedalam APBA 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Target

tercapai 7 Tersedianya Dokumen RKPA yg telah

ditetapkan dgn Pergub Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Target

tercapai 8 Tersedianya sistem perencanaan

secara elektronik Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Target

tercapai 9 Terkendalinya pelaksanaan kegiatan

sumber dana APBA 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Target

tercapai 10 Persentase implementasi rencana

kelitbangan 95% 80% 80% 85% 85% 90% 90% 95% 95% Optimis

tercapai 11 Persentase pemanfaatan hasil

kelitbangan 90% 80% 80% 85% 85% 85% 85% 90% 90% Optimis

tercapai 12 Persentase perangkat daerah yang

difasilitasi dalam penerapan inovasi

daerah 90% 80% 80% 85% 85% 85% 85% 90% 90% Optimis

tercapai 13 Penerapan kebijakan inovasi yang

ditetapkan daerah 90% 80% 80% 85% 85% 85% 85% 90% 90% Optimis

tercapai 14 Persentase

ketersediaan data 90% 80% 80% 80% 85% 85% 85% 90% 90% Optimis

tercapai Catatan Analisis No Indikator Kinerja sesuai Tugas

Fungsi Perangkat Daerah Target IKK Target Renstra Perangkat Daerah Realisasi Capaian Proyeksi

(21)

19 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

tepat sasaran dan belum memberi dampak yang signifikan, sehingga capaian pembangunan belum dapat terwujud secara optimal.

Belum terintegrasinya perencanaan secara elektronik serta belum terwujudnya perencanaan yang disusun berdasarkan data (evidence base planning), diidentifikasi sebagai permasalahan yang masih menjadi hambatan dalam pencapaian target kinerja perencanaan daerah. Hal penting lainnya yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan Pembangunan, yaitu masih belum terintegrasinya berbagai potensi sumber pendanaan dalam rangka mendukung pencapaian target pembangunan Aceh secara menyeluruh. Masih dapam proses untuk mengintegrasikan pendanaan pembangunan, baik yang bersumber dari APBN, APBA dan APBD Kabupaten/Kota.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya penanganan secara strategis yang akan ditetapkan sebagai indikator kinerja dalam Rencana Kerja Bappeda Aceh 2021 dalam rangka mendukung percepatan dan optimalisasi pencapaian target kinerja pemerintah Aceh secara berkesinambungan dan berkualitas.

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Bappeda Aceh.

2.3.1 Koordinasi dan sinergi program antar SKPA dengan Kabupaten/Kota

Selama menjalankan tugas pokok Bappeda Aceh telah melaksanakan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota se-Aceh melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) yang pelaksanaanya dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi.

Musrenbang kabupaten/kota adalah merupakan forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan kabupaten dan kota yang melibatkan para pelaku pembangunan kabupaten dan kota. Sebagai bahan masukan dokumen prioritas program dan kegiatan pembangunan yang berasal dari kecamatan, evaluasi kinerja pembangunan daerah tahun sebelumnya, rancangan RKPD Kabupaten/Kota, Renja SKPA, Rancangan Awal RKPA, daftar prioritas program dan kegiatan pembangunan yang sudah dipilah berdasarkan sumber pembiayaan dari APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber pendanaan lainnya.

(22)

20 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

Adapun tujuan dilaksanakan musrenbang kabupaten/kota adalah :

1. Menyelaraskan prioritas dan sasaran pembangunan daerah kabupaten/kota dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan daerah provinsi;

2. Mengklarifikasi usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah daerah kab/kota pada musrenbang RKPD kabupaten/kota di kecamatan dan/atau sebelum musrenbang RKPD kab/kota dilaksanakan;

3. Mempertajam indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah kabupaten/kota; dan

4. Menyepakati prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas daerah.

Setelah pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota dilanjutkan dengan pelaksanaan Musrenbang Provinsi yang merupakan forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan provinsi yang melibatkan para pelaku pembangunan provinsi, sebagai bahan masukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang berasal dari Kabupaten/Kota, Rancangan Akhir RKPD Kabupaten/Kota, evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan daerah tahun sebelumnya, Rancangan RKPD Provinsi, hasil Pra Musrenbang, Rancangan Renja hasil forum SKPD, Rancangan Renja KL, Rancangan RKP. Diharapkan hasil penyempurnaan RKPD Provinsi, penyelarasan rancangan RKP dan Renja KL dengan RKPD Provinsi dan RKPD Kabupaten/Kota, prioritas program dan kegiatan yang akan diusulkan pada Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas). Tujuan Musrenbang Provinsi adalah:

1. Menyelaraskan program dan kegiatan prioritas pembangunan provinsi dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan nasional serta usulan program dan kegiatan hasil musrenbang kabupaten/kota;

2. Mengklarifikasi usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah daerah provinsi pada musrenbang RKPD kabupaten/kota atau sebelum musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan;

3. Mempertajam indikator dan target kinerja program dan kegiatan pembangunan provinsi; dan menyepakati prioritas pembangunan daerah serta rencana kerja dan pendanaan;

(23)

21 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

4. Menyepakati prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan.

Mulai tahun 2019 Bappeda Aceh telah melakukan usaha penguatan koordinasi dan sinergi program dengan SKPA dan pemerintah kabupaten/kota melalui Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (RAKORTEKRENBANG). Rapat koordinasi teknis ini dilaksanakan di 23 Kabupaten/Kota yang diikuti oleh Bappeda dan SKPA yang memiliki lokasi target Pembangunan di Kabupaten/Kota baik yang bersumber dari dana Provinsi, DOKA, Migas Kabupaten serta APBN, dengan tujuan mensinkronisasikan sumber-sumber pendanaan untuk Pembangunan Aceh tahun 2020 sebelum dibahas selanjutnya melalui forum pra-musrenbang dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintahan Aceh tahun 2021.

Permasalahan utama pembangunan Aceh sampai saat ini adalah inkonsistensinya dokumen perencanaan dengan dokumen anggaran, hal ini disebabkan pada saat penyusunan dokumen perencanaan baik berupa Rencana Kerja (Renja) SKPA maupun Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) hanya melihat indikator hasil dari program dan outpun dari kegiatan. Pada saat memasuki tahapan pengganggaran (RKA) SKPA melakukan penyusunan dokumen Rencana Kerja Anggaran (RKA), pada saat penyusunan RKA oleh SKPA terjadi inkonsistensi dengan output yang ingin dihasilkan dimana rincian belanja untuk pencapaian output kegiatan tidak sesuai lagi, sehingga dibutuhkan informasi (data) rincian belanja (satuan 5) pada saat penyusunan Renja oleh SKPA.

2.3.2 Permasalahan dan Hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi Bappeda

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau yang disingkat dengan BAPPEDA merupakan salah satu instansi Pemerintah yang berada dibawah kendali pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dengan Qanun Aceh nomor 13 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat Aceh. Bappeda mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Aceh di bidang perencanaan pembangunan daerah.

(24)

22 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

Dalam Peraturan Gubernur Nomor 100 Tahun 2016, Bappeda memiliki tugas pokok yaitu: melaksanakan perencanaan pembangunan bidang ekonomi dan ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, keistimewaan Aceh dan sumber daya manusia, program dan pendanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan, pengendalian dan evaluasi pembangunan. Adapun fungsinya adalah :

a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan;

b. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

c. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan pembangunan Aceh;

d. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan bidang ekonomi dan ketenagakerjaan;

e. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan bidang sarana dan prasarana;

f. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan bidang keistimewaan Aceh dan sumber daya manusia;

g. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan bidang program dan pendanaan pembangunan;

h. Pengkoordinasian penyusunan rencana anggaran yang bersumber dari APBA, APBN, bantuan, pinjaman dan atau hibah luar negeri;

i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pendataan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan di Aceh yang bersumber dari APBA, APBN, bantuan, pinjaman dan atau hibah luar negeri;

j. Pelaksanaan penyiapan bahan rapat koordinasi, evaluasi dan pengendalian perencanaan pembangunan di Aceh;

k. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan/atau lembaga terkait lainnya di bidang perencanaan pembangunan Aceh.

Struktur organisasi Bappeda saat ini telah mencapai bentuk yang optimal dalam arti berdasarkan cakupan bidang tugas dan fungsinya sudah memenuhi kriteria organisasi yang disyaratkan, yaitu tugas dan fungsi lebih terfokus, ramping struktur dan kaya akan fungsi, sehingga akan tetap dipertahankan untuk periode lima tahun ke depan. Keberadaan sekretariat dan enam bidang yaitu: Bidang Penelitian, Bidang Pengendalian dan Evaluasi, Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana, Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi, Bidang Perencanaan Pembangunan

(25)

23 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

Sosial dan Budaya, dan Bidang Program dan Pendanaan Pembangunan serta satu Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Geospasial dan kelompok jabatan fungsional telah sesuai dan dapat mendukung fungsi-fungsi perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan secara utuh, walaupun membawa konsekuensi luas dalam aspek SDM dan fasilitas. Untuk menjawab perubahan lingkungan strategis internal dan eksternal, setiap bidang harus mampu mengantisipasi perubahan multi dimensi dalam menyusun perencanaan dan merumuskan kebijakan pembangunan sesuai dengan tupoksi masing- masing dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.

Kedepan, pengembangan kelembagaan Bappeda ditekankan pada peningkatan kapasitas, kecepatan dan mutu pelayanan, serta efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumberdaya yang dimiliki. Peningkatan kapasitas ditujukan untuk memenuhi perbedaan antara kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana di lembaga.

Sehubungan dengan tersebut, Bappeda perlu menyiapkan rencana induk pengembangan sarana dan prasarana sebagai pedoman pengembangan sarana dan prasarana yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi lembaga.

Pengembangan kelembagaan dilaksanakan dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas dan Peran Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan Upaya menerapkan prinsip good governance beberapa hal harus diperhatikan, antara lain:

a. Kualitas dan kuantitas pegawai Bappeda yang memadai.

b. Perencanaan pengembangan sumber daya manusia Bappeda seyogyanya terarah dengan baik yang ditunjukkan dengan jelasnya strategi pengembangan dan pelatihan (training & development), jenjang karir (career path), penilaian kinerja (performance management), dan sistem remunerasi serta kompensasi pegawai (compesation & benefit). Integrasi aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan terciptanya sumber daya aparatur Bappeda yang mampu menjawab kompleksitas permasalahan pembangunan dan dinamika perubahan yang terjadi dalam lima tahun ke depan.

(26)

24 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

2. Peningkatan dan penguatan kinerja organisasi, mutlak dilakukan secara sistematis dan terukur, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Selaku Pengambilan Keputusan, terkait dengan alokasi sumber daya pembangunan, Bappeda diharapkan dapat berperan penuh dalam menyusun rencana pembangunan daerah jangka panjang, menengah dan rencana kerja tahunan, serta menjamin konsistensi antara perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya. Selain itu, Bappeda diharap secara aktif melakukan pengkajian kondisi sosial ekonomi masyarakat dan pembangunan secara keseluruhan sebagai bahan masukan baik kepada seluruh bidang lingkup Bappeda maupun lembaga/institusi lingkup pemerintah Aceh dan pemangku kepentingan lainnya.

b. Selaku Koordinator, perlu dipertegas dan diberdayakan tidak saja dalam mengkoordinasikan perencanaan antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tetapi juga penganggaran dan pelaksanaannya.

c. Selaku Fasilitator, Bappeda diharapkan mampu menjalin kerjasama dengan seluruh stakeholders baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi dan kabupaten/kota termasuk pihak swasta.

d. Selaku Komunikator, Bappeda diharapkan secara aktif melakukan sosialisasi tentang produk-produk perencanaan dan hasil-hasil kajian stratejik melalui berbagai media diseminasi.

e. Sebagai Administrator, Bappeda diharapkan; (1) terus meningkatkan kualitas pengelolaan tahapan/proses perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan; (2) secara aktif menyusun dan menyebarluaskan sistem prosedur pelaksanaan; (3) peran aktif sebagai penyusun kebijakan dan pemantau pelaksanaan pembangunan; dan (4) peran aktif sebagai penyusun kebijakan pelaksanaan good governance dalam pelaksanaan APBD dan APBN.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi perencanaan pembangunan, masih terdapat isu (permasalahan) pembangunan yang harus segera dituntaskan pada tahun 2020 dalam rangka pencapaian visi dan misi Pemerintah Aceh tahun 2017-2022, adapun permasalahan adalah sebagai berikut :

(27)

25 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

1. Pertumbuhan ekonomi (defisit perdagangan, reindustrialisasi, pariwisata dan peningkatan produktivitas pertanian)

2. Pengurangan angka kemiskinan (peningkatan pendapatan masyarakat dan revalitasi BUMG)

3. Isu pengangguran (kewirausahaan, peningkatan skala usaha, link and match) 4. Penumbuhan kawasan pusat ekonomi baru, SDGs.

5. Masih rendahnya mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aceh bidang pembangunan pendidikan diarahkan pada pemerataan akses, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan. Pelayanan pendidikan akan ditingkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar pelayanan pendidikan Aceh memiliki daya saing yang lebih tinggi secara nasional dan global.

6. Sektor kesejahteraan sosial dan kesehatan masih membutuhkan koordinasi antar pemangku kepentingan sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Kesejahteraan sosial masih menjadi masalah utama yang ditandai dengan masih tingginya angka kemiskinan di Aceh.

7. Sektor kesehatan masih sangat terfokus pada kuratif dan rehabilitatif sehingga diperlukan perencanaan dan koordinasi yang lebih intensif demi terwujudnya perubahan paradigma dari kuratif-rehabilitatif menjadi promotif-preventif.

8. Masih lemahnya penerapan Syari’at Islam dan budaya keAcehan dalam kehidupan bermasyarakat, dimana masyarakat Aceh merupakan masyarakat yang religius (Dinul Islam), dinamis dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hubungan interaksi yang dibangun dalam masyarakat Aceh didasarkan pada norma-norma/kaidah-kaidah islami, yang ciri-ciri perilaku/karakternya harus terlihat di dalam kehidupan masyarakat Aceh.

9. Belum optimalnya reformasi birokrasi dan pelayanan publik, hal ini dapat dilihat dari ketidaksesuaian antara Pendidikan dan tupoksi pekerjaan. Selain itu kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan secara efektif dan efisien.

Struktur yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hirarki menyebabkan timbulnya proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan pengambilan keputusan, dan akhirnya menciptakan budaya feodal pada aparatur. Karena itu,

(28)

26 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

perubahan pada sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses pelayanan dan pengambilan keputusan dalam birokrasi.

Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien.

2.3.3 Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD

Sehubungan dengan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, Bappeda Aceh menyusun strategi yang mengacu pada faktor kekuatan dan kelemahan internal serta faktor peluang dan ancaman eksternal, sedangkan kerangka pikir penyusunan strategi tersebut mempertimbangkan sinergisme antara tiga faktor utama pembangunan, yaitu: (1) sektor unggulan (prioritas pembangunan); (2) kondisi eksisting masing-masing wilayah pembangunan; dan (3) bidang masalah yang akan ditangani.

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal, teridentifikasi beberapa kekuatan yang harus dimanfaatkan secara baik, antara lain:

a. Struktur organisasi yang sangat memadai;

b. Cakupan tupoksi yang luas antara bidang dan fungsi yang ditangani dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi;

c. Cakupan wilayah dari tingkat provinsi ke tingkat kabupaten/kota;

d. Kapasitas SDM baik dari jumlah, kemampuan maupun pengalaman yang dimiliki;

e. Fasilitas yang dimiliki;

f. Anggaran yang dikelola;

g. Hasil perencanaan dan kajian stratejik pembangunan yang telah dihasilkan dan dimanfaatkan;

h. Keterpaduan/interaksi dengan stakeholders yang sudah semakin meningkat.

Selain kekuatan tersebut, ternyata hingga saat ini masih dijumpai berbagai kelemahan internal Bappeda Aceh yang harus ditekan serendah mungkin, antara lain:

a. Belum terpenuhinya critical mass kompetensi SDM di masing-masing Bidang;

(29)

27 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

b. Belum dimanfaatkannya secara optimal hasil-hasil kajian strategis pembangunan dalam perencanaan pembangunan;

c. Rendahnya ketersediaan data dan informasi pembangunan yang akurat dan terkini;

d. Pembagian tugas yang masih tumpang tindih;

e. Belum tercapainya komunikasi yang efektif di internal maupun eksternal; dan f. Belum primanya pelayanan Bappeda kepada stakeholders dan masyarakat.

Pada sisi lain, hasil analisis terhadap faktor eksternal menemukan berbagai peluang yang perlu dimanfaatkan dalam strategi dan kebijakan Bappeda, antara lain:

a. Tingginya kepercayaan pimpinan terhadap keberadaan Bappeda tidak saja dalam merencanakan tetapi juga mengkoordinasikan pembangunan;

b. Pesatnya perkembangan teknologi informasi;

c. Tersedianya inovasi teknologi yang memadai;

d. Globalisasi yang akan membuka peluang meningkatkan peluang kerjasama pembangunan Aceh;

e. Terbukanya peluang kerjasama dalam pembangunan Aceh secara keseluruhan.

Selain itu, berbagai ancaman eksternal juga perlu diantisipasi dalam penyusunan strategi dan kebijakan perencanaan pembangunan ke depan. Ancaman tersebut, antara lain: dana pembangunan Aceh masih di dominasi oleh transfer dari Pemerintah Pusat dan belum mandiri dari segi perekonomian sehingga masih bergantung dengan provinsi tetangga (Sumatera Utara).

Dalam rangka meningkatkan sinergi program dengan kabupaten kota perlu dilakukan upaya sebagai berikut :

a. Penguatan isu perencanaan dalam forum kepala daerah dalam rangka mendapatakan Political Commitment terhadap perencanaan yang baik

b. Pendampingan dilakaukan lebih awal kepada SKPA dan Bappeda Kab/kota dalam menyusun rancangan awal renja dan RKPK

c. Pengawalan kesepakatan hasil koordinasi yang dilakukan pada tahap perencanaan berikutnya dan tahap penganggaran

d. Perlu dilakukan pembagian tugas dan tanggung jawab dalam perencanaan regional di tingkat eselon III, IV dan staf perencaan secara permanen.

(30)

28 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

e. Pembentukan forum perencaaan regional yang fungsinya menguatkan perencananan pembagunan regional secara berkala.

Dalam rangka meningkatkan kualitas koordinasi dengan kementerian dan lembaga (K/L) di tingkat nasional perlu dilakukan hal hal sebagai berikut :

1. Menyiapkan usulan dan rencana kegiatan strategid yang menjadi kewenangan pusat di aceh dalam rangka pencapaian targert nasional

2. Melakukan advokasi pengusulan kegiatan tersebut diatas kepada kementrian perencanaan pembangunan nasional (PPN) / Bappenas dan K/L terkait

3. Mengikuti secara aktif dalam forum perencanaan yang strategis

4. Melakukan penguatan koordinasi dengan anggota DPR RI dan DPD RI asal Aceh.

(31)

29 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH

3.1. Tujuan dan Sasaran Renja Bappeda 3.1.1. Tujuan

Tujuan Rencana Kerja Bappeda Provinsi Aceh Tahun 2021 yang dirumuskan merupakan gambaran tentang keadaan yang diinginkan dan akan dicapai, adalah sebagai berikut:

a. Memantapkan kompetensi dan kapabilitas aparatur Bappeda;

Sebagai lembaga perencana yang handal, Bappeda terus meningkatkan kinerjanya. Dengan menjadikan organisasi pembelajaran (learning organization) dalam semua aspek termasuk penerapan good governance dan clean government. Untuk melaksanakan perannya tersebut maka peningkatan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seluruh insan Bappeda akan terus dipacu mengingat produk perencanaan yang dinamis, efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas pengetahuan dan keterampilan sumber daya aparatur perencananya.

b. Memantapkan manajemen pelayanan perencanaan pembangunan daerah;

Sebagai Instansi pemerintah, maka Bappeda memiliki tugas memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat terutama dalam perencanaan pembangunan, karena itu Bappeda memprioritaskan pada peningkatan kapasitas, kecepatan dan mutu pelayanan.

c. Meningkatnya efektivitas dan efesiensi proses penyusunan perencanaan.

Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses penyusunan perencanaan, maka perlu adanya pengelolaan sumber daya yang secara efisien dan efektif pula. Anggaran berbasis kinerja akan menjadi dasar penganggaran, sehingga sasaran dan indikator pencapaian hasil dari program pembangunan dipersiapkan secara jelas dan terukur serta digunakan dalam pengendalian dan evaluasi secara konsisten.

(32)

30 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

d. Revitalisasi fungsi perencanaan daerah dengan prinsip evidence based planning yang efektif, efisien dan berkelanjutan.

Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pembangunan menggunakan satu data pembangunan yang terintegrasi (evidence-based planning), yang didukung oleh sistem SIAT (Sistem Informasi Aceh Terpadu). Memantapkan sistem pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan. Terorganisirnya basis data dan informasi pembangunan merupakan salah satu prioritas program ke depan, sehingga Bappeda dan pemangku kepentingan lainnya akan lebih mudah untuk mengakses, mencari dan mengungkapkan data dan informasi sebagai input dalam proses perencanaan pembangunan. Bappeda akan terus pula melakukan segala upaya untuk menjamin produk perencanaan dan hasil kajian stratejik (kajian/penelitian) agar pembangunan tidak saja berdaya guna dan berdaya hasil bagi penentu kebijakan tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh stakeholders dan publik.

3.2.2 Sasaran

a. Menyediakan dukungan sarana prasarana dan pengembangan aparatur dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan Bappeda, dengan indikator sasaran yaitu tingkat pelayanan pendukungan dan pengembangan aparatur Bappeda;

b. Meningkatnya pemanfaatan IPTEK dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dengan indikator sasaran yaitu tingkat implementasi hasil riset dan penelitian untuk perencanaan pembangunan;

c. Meningkatnya pengendalian dan evaluasi proses perencanaan dan pelaksanaan perencanaan pembangunan, dengan indikator sasaran yaitu tingkat pengendalian dan evaluasi proses perencanaan dan pelaksanaan perencanaan pembangunan;

d. Meningkatnya sinergi rencana tata ruang dan wilayah provinsi dan kabupaten/kota, dengan indikator sasaran yaitu:

(1) Tingkat kesesuaian rencana tata ruang provinsi dengan tata ruang kabupaten/kota:

(33)

31 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

(2) Tingkat ketersediaan dokumen pendukung Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota;

e. Meningkatnya kerjasama pembangunan antar daerah dan antar provinsi, dengan indikator sasaran yaitu jumlah kerjasama pembangunan antar wilayah dan antar provinsi serta kabupaten/kota;

f. Meningkatnya perencanaan pembangunan yang akuntabel, dengan indikator sasaran yaitu :

(1) Tingkat sinergi perencanaan pembangunan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan stakeholder pembangunan;

(2) Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan internal Bappeda Aceh;

g. Meningkatnya kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan daerah, dengan indikator sasaran yaitu :

(1) Tingkat kualitas pelayanan data dan informasi perencanaan pembangunan dalam rangka mendukung satu data pembangunan Aceh;

(2) Tingkat ketersediaan data dan informasi pembangunan Pemerintah Aceh dalam rangka mendukung satu data pembangunan Pemerintah Aceh.

3.2.3. Kebijakan

Kebijakan merupakan keputusan suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan tertentu sebagai keputusan atau untuk mencapai tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman perilaku dalam pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus dilakukan oleh organisasi pelaksana kebijakan. Oleh karena itu, kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi satuan kerja perangkat daerah. Kebijakan yang ditempuh Bappeda Aceh adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan sumber daya aparatur perencana secara optimal melalui

peningkatan produktifitas, konsisten, komitmen, profesional serta berakhlakul karimah (cerdas, kreatif, disiplin, dan jujur).

(34)

32 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

2. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung bagi aparatur perencana yang memadai sesuai dengan perkembangan IPTEK terutama dibidang teknologi informasi.

3. Mengembangkan sistem perencanaan dan penganggaran yang sinergis, terintegrasi, akuntabel, terfokus, moderen serta berkelanjutan yang sudah mampu mendefinisikan rincian belanja pada setiap kegiatan (satuan 5) disertai dengan standar satuan harga (SSH) dan analisa standar belanja (ASB).

4. Membina hubungan emosional dalam bentuk koordinasi perencanaan serta pengendalian pembangunan daerah baik internal, maupun eksternal agar terakomodir berbagai kepentingan pelaku pembangunan daerah.

5. Menggali potensi Aceh melalui penelitian dalam rangka optimalisasi pemanfaatan daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6. Pengembangan pusat data dan informasi daerah berbasis web GIS dalam rangka meningkatkan keterbukaan informasi dan aksesibitas publik sehingga mudah diakses oleh masyarakat.

(35)

33 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

BAB IV

RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH

Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh tahun 2021 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan RPJMA Tahun 2017-2022 yang sudah dijabarkan melalui dokumen Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Tahun 2017-2022.

Secara rinci rencana kerja dan pendaan Bappeda Tahun 2020 dan prakiraan maju tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel T-C.33 (terlampir).

(36)

34 Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2021

BAB V PENUTUP

Rencana Kerja (Renja) Bappeda Aceh Tahun Anggaran 2021 ini merupakan tahun ke 4 pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Tahun 2017-2022 yang mengacu dengan indikator dan target Renstra tahun 2021. Renja 2021 yang disusun sudah melihat target dan capaian terhadap renstra tahun berjalan (tahun 2019).

Renja Bappeda tahun 2021 diselaraskan dengan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) tahun anggaran 2021.

Rencana Kerja Bappeda tahun 2021 disusun bertujuan sebagai guideline bagi program, kegiatan dan pendanaan yang terukur untuk tahun anggaran 2021 dalam rangka melaksanakan urusan perencanaan untuk mendukung pencapaian Aceh Hebat tahun 2021.

Banda Aceh, 07 September 2020

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

HELVIZAR, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19630325 198903 1 003

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Di bawah ini kami informasikan hasil diskusi dengan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau dan beberapa pengertian serta prosedur pelaksanaan kegiatan yang dibiayai DR

melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya;.. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan

Diharapkan dengan integrasi soft skills akan dapat mengantarkan siswa didik untuk mencapai masa depan yang cerah dalam lingkungan kerjanya kelak.. Sekolah Tinggi

Kemasan yang baik adalah mempunyai komposisi yang baik misalnya pemilihan warna, penentuan ilustrasi yang dapat menjadikan suatu barang menarik dan dapat menjadi suatu alat

[r]

Renja SKPD merupakan salah satu instrumen untuk evaluasi pelaksanaan program / kegiatan Instansi untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang tercatum dalam

Rencana Kerja (RENJA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lamandau ini disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan kegiatan tahun anggaran

Berdasarkan perubahan regulasi secara nasional khususnya Permendagri Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupate/Kota yang