Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
1718
Pengembangan Sistem Portal Covid berbasis Website menggunakan Framework Laravel
Abdillah Ali1, Fajar Pradana2, Denny Sagita Rusdianto3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Pada akhir 2019, kasus pneumonia pertama kali dilaporkan terjadi di kota Wuhan, Provinsi Hubei. Pada tanggal 18 hingga 29 Desember 2019, setidaknya terdapat lima pasien yang dirawat karena diduga terjangkit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Penyebaran penyakit ini terus meluas hingga sampai ke Indonesia. Ada tiga hal yang mendasari angka kasus COVID-19 meningkat dengan pesat, yaitu temuan kasus sedini mungkin, testing dan contact tracing. Temuan kasus sedini mungkin akan mencegah infeksi COVID-19 menjadi lebih parah. Pengembangan sistem portal covid pada penelitian ini untuk mempercepat penemuan kasus sedini mungkin. Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan metode Waterfall. Tahapan penelitain dimulai dari studi literatur, analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, dan kesimpulan. Sistem yang dikembangkan berbasis web yang diimplementasikan menggunakan framework Laravel dengan pola pengembangan MVC. Sistem juga dilengkapi dengan data fasilitas kesehatan yang disajikan dalam bentuk peta yang diimplementasikan menggunakan Here Maps API. Metode pengujian yang digunakan adalah metode white-box testing dan black-box testing. Metode white-box testing digunakan pada pangujian unit dan pengujian integrasi dengan hasil pengujian 100% valid. Metode black-box testing digunakan pada pengujian validasi dengan hasil pengujian 100% valid. Pengujian non-fungsional dilakukan dengan menguji kebutuhan compatibility menggunakan alat pengujian bernama sortSite pada beberapa browser dengan hasil 100%
valid.
Kata kunci: Sistem portal, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), waterfall, framework Laravel, Here Maps API.
Abstract
At the end of 2019, the first case of pneumonia was reported in the city of Wuhan, Hubei Province. From 18 to 29 December 2019, at least five patients were treated for suspected Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). The spread of this disease continues to spread to Indonesia. There are three things that underlie the rapidly increasing number of COVID-19 cases, namely finding cases as early as possible, testing and contact tracing. Finding cases as early as possible will prevent COVID-19 infection from getting worse. The development of the covid portal system in this research is to accelerate case discovery as early as possible. The system development in this research uses the Waterfall method. The research stages start from literature study, needs analysis, design, implementation, testing, and conclusion. The developed web-based system is implemented using the Laravel framework with the MVC development pattern. The system is also equipped with health facility data presented in the form of a map which is implemented using the Here Maps API. The testing method used is the method of white-box testing and black-box testing. The white-box testing method is used for unit testing and integration testing with 100% valid test results. The black-box testing method is used in validation testing with 100% valid test results. Non-functional testing is carried out by testing compatibility requirements using a testing tool called sortSite on several browsers with 100% valid results.
Keywords: Portal system, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), waterfall, Laravel framework, Here Maps API
1. PENDAHULUAN
Pada akhir 2019, kasus pneumonia
pertama kali ditemukan terjadi di kota
Wuhan, Provinsi Hubei.
Dari tanggal 18 hingga 29 Desember 2019, total ada lima pasien yang ditangani karena diduga terjangkit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).Peningkatan secara pesat terjadi pada tanggal akhir bulan desember 2019 hingga awal bulan januari 2020, setidaknya ada 44 kasus dilaporkan terjadi (Susilo, dkk., 2020). Penyebaran penyakit ini terus meluas ke seluruh dunia. Pemerintah Indonesia secara resmi mengkonfirmasi kasus covid-19 pertama terjadi di negara Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Sejak saat itu, kasus COVID-19 semakin meluas. Terhitung tanggal 27 Januari 2021 kasus konfirmasi positif di Indonesia telah menembus angka satu juta kasus.
Menurut Dr Pane (2020) ada tiga hal yang mendasari angka kasus COVID-19 di Indonesia bisa meningkat dengan pesat, yaitu temuan kasus sedini mungkin, testing, dan contact tracing.
Ketiganya berdampak baik bagi perkembangan penanganan kasus COVID-19. Dengan adanya temuan kasus COVID-19 sedini mungkin akan mencegah lebih banyak kasus COVID-19 yang ringan menjadi parah. Dengan penemuan kasus sedini mungkin bisa mempersempit penyebaran kasus. Menemukan kasus covid perlu peran aktif dari masyarakat, kesadaran yang dimiliki masyarakat akan gejala yang ia alami saat ini harus diperhartikan. Dengan mengetahui gejala awal covid dan bagaimana cara penanganannya akan membantu penemuan kasus sedini mungkin. Perkembangan teknologi khususnya internet, seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menemukan kasus COVID-19 sedini mungkin. Mengingat jumlah pengguna internet saat ini sangatlah tinggi. Menurut riset dari we are social yang dilakukan pada januari 2020 menyatakan bahwa dari 272,1 juta jumlah populasi yang ad a di Indonesia, terdapat 175,4 juta pengguna internet aktif. Hal ini harus bisa di manfaatkan untuk melakukan pelacakan dengan tepat.
Berdasarkan pemaparan diatas, akan dibangun sebuah sistem portal COVID yang membantu pengguna untuk mengenali gejala awal COVID-19, hal ini menjadi penting mengingat gejala penyakit yang disebabkan COVID-19 ini menyerupai gejala flu (Setiadi, dkk., 2020), yang dianggap remeh oleh penderitanya. Jika pengguna merasakan gejala awal dari COVID-19 ini, sistem akan menyarankan pengguna untuk melakukan antisipasi dengan mengurangi kontak dengan orang lain atau melakukan isolasi mandiri, hingga pengguna melakukan testing secara
mandiri di fasilitas kesehatan terdekat. Sistem juga akan memberikan informasi keberadaan tempat dilakukannya test COVID, jika pengguna memerlukan informasi tersebut. Sistem ini juga dirancang untuk memberikan informasi tentang perkembangan kasus COVID-19 di setiap daerah.
Pengembangan sistem portal covid akan diimplementasikan menjadi sebuah sistem portal berbasis website yang menerapkan bahasa pemrograman PHP, pola pemrograman MVC dan framework Laravel. Sistem portal covid menerapkan prinsip pengembangan menggunakan Software Development Life Cycle (SDLC) Waterfall. Metode Waterfall memiliki tahapan yang merepresentasikan dasar pengembangan sistem (Ian Sommerville, 2011).
Tahapan pada metode Waterfall dimulai dari melakukan analisis kebutuhan, desain sistem, penulisan kode program, pengujian program, serta penerapan program dan pemeliharaan.
Sistem portal ini diharapkan mampu mengatasi masalah penyebaran kasus COVID-19 sehingga angka kasus COVID-19 mampu ditekan dengan maksimal.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kajian Pustaka
Sebagai perbandingan diperoleh tiga penelitian sebelumnya yang membahas topik tentang coronavirus disease 2019. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang berjudul
“Implementasi Web Service untuk Aplikasi Pemantau Coronavirus Disease 2019 (COVID- 19)” yang memberikan informasi tentang jumlah kasus COVID di setiap wilayah. Penelitian kedua memiliki judul “Pencegahan Penularan COVID-19 Berbasis Aplikasi Android Sebagai Implementasi Kegiatan KKN Tematik COVID- 19 di Sokanegara Purwokerto Banyumas Indonesia”. Dan penelitian ketiga merupakan penelitian yang berjudul “Sistem Informasi Deteksi Dini Covid-19”.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini untuk pengguna yang ingin melakukan
check up. Setelah pengguna melakukan check up, dan akan disarankan untukmelakukan tindakan selanjutnya.
Contohnya, jika pengguna memiliki gejala
sesuai dengan pertanyaan pada self check up
pengguna akan diberikan informasi kontak
RS Soebandi.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
2.2 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengan cara menginfeksi manusia dan hewan, virus ini dapat mengganggu kerja respirasi.
Penyebaran yang terjadi antar manusia menyebabkan penyebarannya menjadi sangat cepat, karena seringnya interaksi yang terjadi antar manusia. Menurut panduan WHO dan CDC, terdapat empat alur dari contact tracing Covid-19, yaitu kontak cepat, monitor kesehatan, wawancara dengan kontak, dan tutup rantai kontak.
Dalam penelitian ini, kriteria kasus yang digunakan hanya kasus suspek dan kasus probable, hal ini sesuai dengan tujuan dari aplikasi yang dikembangkan. Yaitu untuk memonitoring kondisi kesehatan dari pengguna.
Kemudian diberikan saran untuk melakukan tindakan selanjutnya jika dikategorikan sebagai kasus suspek atau kasus probable. Berikut merupakan penjelasan secara rinci tentang kasus suspek dan kasus probable. Kasus suspek adalah kasus yang didefinisikan kepada seorang yang mengalami kriteria klinis dan kriteria epidimiologis, seperti Demam tinggi, dan bekerja di tempat yang berisiko. Sedangkan kasus probable merupakan mereka yang diduga memiliki karakteristik radiologis seperti coronavirus disease 2019.
2.3 Sistem Portal Website
Aplikasi berbasis website adalah komponen perangkat lunak yang memiliki dasar kerangka kerja website dan berstandar object-oriented, teknologi yang digunakan oleh website harus mampu menyambungkan pengguna yang berada pada tempat yang berbeda (O’Brien, 2010).Menurut Riyanto (2009) pengertian portal website adalah sebuah platform penyedia informasi yang bisa diakses oleh penggunanya melalui berbagai perangkat seperti komputer, notebook, atau bahkan smartphone. Jika dilihat dari segi pelayanan, terdapat dua jenis web portal, yaitu portal vertikal (vortal) yang merupakan portal yang fokus membahas satu hal yang ingin disajikan oleh pihak pengembang.
Portal Horizontal adalah website portal yang memberikan informasi yang lebih luas cakupannya sehingga dapat diakses oleh siapa saja
2.4 Rekayasa Perangkat Lunak
Software Engineering merupakan konsep pengetahuan untuk melakukan produksi perangkat lunak yang memiliki hubungan erat pada tahapan-tahapan pengembangan (Ian Sommerville, 2011). Pressman (2015) mengatakan bahwa rekayasa perangkat lunak ilmu yang mengandung tahapan, metoda- metoda, dan peralatan yang bisa digunakan dalam mengembangkan sebuah produk berupa software atau perangkat lunak. Dari dua pengertian diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa rekayasa perangkat lunak merupakan teknik yang dilakukan dalam mengembangkan atau memproduksi perangkat lunak yang meliputi proses, metode, dan alat yang digunakan.
Dalam mengembangkan atau membangun sebuah perangkat lunak, diperlukan sebuah metode yang bisa menggambarkan semua proses secara terstruktur. Metode terstruktur yang digunakan dalam pengembangan sistem portal covid ini adalah Software Development Life Cycle (SDLC).
SDLC mampu menggambarkan seluruh tahapan pengembangan secara terstruktur.
2.4.1 Software Development Life Cycle (SDLC)
Pengembangan perangkat lunak sangat memerlukan SDLC sebagai panduan dalam proses pengembangan. SDLC akan memaparkan tahapan proses yang harus dikerjakan untuk membuat sebuah produk software. SDLC, menurut Azhar Susanto (2004), adalah metode umum pengembangan perangkat lunak untuk fasilitas informasi ketika awalnya dikembangkan. Dalam pengembangan sistem portal covid ini, SDLC yang dipakai ialah SDLC Model Waterfall. Pressman (2015) menyebut bahwa SDLC yang biasa digunakan merupakan model waterfall atau classic life cycle. Tahapan SDLC menurut pressman (2015) adalah memperoleh kebutuhan, melakukan analisis, implementasi kode program, melakukan pengujian, dan melakukan perawatan.
2.4.2 SDLC Model Waterfall
Dalam pengembangan sistem portal covid-19 ini menerapkan SDLC model Waterfall. Metode Waterfall memiliki tahapan yang merepresentasikan dasar pengembangan sistem (Ian Sommerville, 2011). SDLC Model Waterfall dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
Gambar 1. SDLC model waterfall Sumber: Ian Sommerville (2011) Berikut merupakan tahapan pada model SDLC ini:
1. Requirements (Analisis kebutuhan) Analisis kebutuhan (Requirement) merupakan langkah awal yang dikerjakan untuk mencari semua kebutuhan yang mendukung berjalannya sistem, baik kebutuhan data maupun kebutuhan pengguna. Tahapan ini merupakan tahap dilakukan secara mendalam untuk merincikan kebutuhan yang akan diterapkan di dalam sistem dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2. Design System (Perancangan)
Tahap kedua yang dilakukan adalah perancangan (Design). Perancangan bertujuan untuk menerjemahkan kebutuhan yang telah dianalisis dan didefinisikan menjadi suatu gambaran perangkat lunak yang dapat diperhitungkan kualitasnya sebelum tahap implementasi dilakukan.
3. Implementation (Coding)
Proses implementation (Coding) adalah tahapan selanjutnya yang dilakukan setelah perancangan. Tahap ini mengubah rancangan sistem yang sebelumnya telah dibuat menjadi bentuk bahasa yang dipahami computer.
Kemudian akan dilakukan eksekusi fungsi yang sebelumnya dirancang untuk akhirnya dijalankan oleh pengguna.
4. Testing (Pengujian)
Setelah tahap implementasi selesai, prosedur pengujian dimulai. Tahap pengujian mencoba menilai apakah sistem yang dibangun dengan teknik yang ada sudah sesuai. Proses pengujian juga dilakukan untuk memeriksa apakah sistem berhasil menjalankan semua fungsi tanpa ditemukan kesalahan atau galat.
5. Maintenance (Perawatan)
Proses terakhir yang dilakukan adalah perawatan (maintenance). Perawatan dilakukan setelah sistem selesai diuji dan telah mendapatkan hasil yang valid dari pengujian
sebelumnya.
2.4.3 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Dalam melakukan rekayasa perangkat lunak pada penelitian ini digunakan OOAD.
OOAD adalah proses awal dalam pembuatan perangkat lunak berbasis objek yang harus dilakukan. Memodelkan konteks sistem, mempertimbangkan arsitektur, menerapkan pola desain, dan mengadaptasi metode yang digunakan untuk setiap situasi selama pengembangan adalah contoh bagaimana objek dan kelas digunakan dalam desain dan analisis.
(Lars Mathiassen 2000).
2.5 Teknologi Pengembangan Sistem 2.5.1 Bahasa Pemrograman PHP
Rasmus Lerdorf merancang PHP (PHP:
Hypertext Preprocessing) pada tahun 1995 sebagai bahasa komputer. PHP adalah singkatan dari Personal Home Page (Situs Pribadi) pada awalnya, dan masih digunakan untuk memproses data formula dari sebuah situs web pada saat itu. Pada penelitian ini, bahasa pemrograman PHP digunakan untuk melakukan implementasi dalam pengembangan sistem ini.
Pemilihan bahasa pemrograman ini didasari oleh kelebihan yang dimilikinya.
2.5.2 Model View Controller (MVC)
Menurut Sommerville (2011) Model View Controller (MVC) adalah gaya penerapan program untuk membedakan antara interface dan interaksi yang terjadi antara data di dalam sistem Pola pemrograman ini membagi beberapa bagian yang tetap berhubungan satu dengan yang lainnya. Terdapat tiga komponen yang dipisahkan pada pola ini, yaitu Model (data), View (tampilan), dan Controller (logika).
Komponen pengelola data dari sistem yang dibangun, serta operasi pada data tersebut disebut Model. View adalah komponen yang menampilkan data dan antarmuka kepada pengguna. Controller, di sisi lain, adalah komponen yang membantu dalam pengelolaan logika sistem. Keuntungan dari menggunakan pola pemrograman ini adalah untuk memudahkan pengembangn dalam proses pemeliharaan atau maintenance..
2.5.3 Framework Laravel
Framework merupakan sebuah kerangka kerja dasar yang dipakai dalam mencari solusi dari masalah yang rumit (Daqiqil,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
2011). Jika dilihat dari segi bahasa, framework berarti sebuah kerangka kerja yang bisa memudahkan para pengembang dalam mengembangkan sistemnya. Sedangkan menurut Basuki (2010) framework merupakan kumpulan potongan program yang disusun guna memudahkan para pengembang untuk membuat aplikasi utuh tanpa harus memulai dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa framework memiliki beberapa keuntungan jika digunakan.
2.5.4 MySQL
Pengertian MySQL menurut Sulhan (2007) merupakan suatu software yang dapat digunakan dalam membentuk sebuah basis data dan mampu dijalankan pada berbagai lingkungan. Dibawah ini merupakan beberapa keuntungan dari penggunaan MySQL sebagai database :
1. MySQL bersifat open source, sehingga pengguna dapat dengan bebas menggunakan seluruh fungsi yang tersedia.
2. MySQL memberikan fungsi-fungsi yang sederhana, sehingga pengguna dapat dengan mudah menggunakan aplikasi MySQL.
3. MySQL dapat digunakan untuk program yang menggunakan berbagai bahasa pemrograman seperti C, Java, PHP, Python, dll.
4. MySQL memiliki keamanan yang baik.
5. MySQL tidak memiliki batasan penyimpanan data.
2.5.5 XAMPP
Ketika datang untuk membuat aplikasi berbasis web. Salah satu solusi paling populer untuk mengembangkan situs web adalah XAMPP. XAMPP adalah kumpulan perangkat lunak yang mencakup Apache, MySQL, PHP, Perl, Filezilla, dan alat lainnya (Madcoms, 2016).
2.5.5 Here Maps API
Here maps API (Here Maps Application Programming Interface) merupakan seperangkat antarmuka pemrograman yang memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi yang menyediakan data pemetaan atau lokasi. Here maps API berisi beberapa produk API dan SDK.
Dalam pengembangan sistem portal covid memanfaatkan here maps API for javascript.
2.5.6 Kawal Corona API
Kawal Corona API (Kawal Corona Application Programming Interface) merupakan API yang disediakan oleh Ethical Hacker Indonesia memberikan informasi tentang perkembangan kasus covid-19 baik di Indonesia maupun di dunia.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 2 merupakan metodologi penelitian disajikan dalam bentuk diagram alir yang akan diterapkan pada penelitian ini.
Gambar 2. Diagram alir metodologi penelitian 3.1 Studi Literatur
Tahapan ini dilakukan dengan cara mempelajari literatur sebagai dasar teori pengembangan perangkat lunak. Studi literatur menjadi awal dalam melakukan segala penelitian. Biasanya dilakukan untuk mengumpulkan referensi terkait topik penelitian.
3.2 Analisis Kebutuhan
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap kebutuhan untuk menentukan requirement yang sesuai dengan aplikasi yang ingin dikembangkan.
3.3 Perancangan Sistem
Sebelum melakukan implementasi sistem, tahapan yang harus dilakukan adalah perancangan sistem. Tahapan ini merupakan dimana perancangan sistem dibuat berdasarkan
analisis kebutuhan yang telah selesai dilakukan..
3.4 Implementasi
Hasil dari perancangan sistem yang dihasilkan sebelumnya akan menjadi dasar untuk mengerjakan penerjemahan kode progam menjadi perangkat lunak. Implementasi dilakukan dengan menerjemahkan desain arsitektur, komponen, database, dan antarmuka ke dalam kode program.
3.5 Pengujian
Tahap pengujian diperlukan untuk mengkonfirmasi bahwa semua persyaratan yang diidentifikasi terpenuhi. Setiap kebutuhanl yang telah dievaluasi sebelumnya harus sesuai dan berjalan dengan lancar. Pengujian juga merupakan kriteria untuk menentukan kelayakan suatu sistem. Pendekatan pengujian kotak putih dan kotak hitam digunakan dalam tahap pengujian. Dan dalam penelitian ini, kompatibilitas merupakan kondisi non- fungsional yang juga dievaluasi. Pengujian kompatibilitas dilakukan dengan alat pengujian SortSite.
3.6 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan pada akhir penelitian berdasarkan temuan dari setiap tahapan proses penelitian yang telah dicapai.
Kesimpulan yang dipaparkan didasarkan pada hasil pengujian sistem sebelumnya dan analisis hasil pengujian.
4. ANALISIS KEBUTUHAN 4.1 Identifikasi Aktor
Pada penelitian ini terdapat tiga aktor yang terlibat dalam jalannya sistem, yaitu tamu, admin dan Pengguna. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi Aktor
Aktor Keterangan
Tamu
Aktor merupakan pengguna yang belum ataupun sudah mendaftarkan diri ke dalam sistem, dan hanya mengakses sistem dari luar.
Admin
Aktor yang telah diberikan otoritas untuk mengelola konten dari sistem
Pengguna
Aktor yang sudah terdaftar ke dalam sistem dan telah berada di dalam sistem.
4.2 Daftar Kebutuhan Fungsional
Berikut beberapa daftar kebutuhan fungsional yang telah diidentifikasikan di dalam sistem:
Tabel 2. Daftar Kebutuhan Fungsional Tamu Kode
Fungsi
Nama Fungsi
Keterangan
SPC-1-101 Register Pengguna dapat melakukan pendaftaran ke dalam sistem
Tabel 3. Daftar Kebutuhan Fungsional Admin Kode
Fungsi
Nama Fungsi Keterangan
SPC-1- 201
Melihat Dashboard
Admin melihat halaman
dashboard
Tabel 4. Daftar Kebutuhan Fungsional Pengguna Kode
Fungsi
Nama Fungsi Keterangan
SPC-1- 302
Melihat Profil Pengguna dapat melihat profil
5. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 5.1 Perancangan Sistem
Setelah analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem adalah langkah berikutnya dalam proses pengembangan perangkat lunak.
Ada empat tahapan untuk merancang sistem ini:
perancangan arsitektur, perancangan komponen, perancangan database, dan perancangan antarmuka. Dari yang sebelumnya hanya berupa analisis, langkah perancangan ini mencoba mendapatkan gambaran yang jelas tentang sistem..
5.1.1 Perancangan Arsitektur
Desain arsitektur terhadap objek akan diimplementasikan ke dalam bentuk sequence diagram yang akan didasarkan pada skenario yang diperoleh pada tahap analisis kebutuhan.
Penggunaan sequence diagram pada tahapan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
perancangan ini berguna untuk memperlihatkan objek-objek yang berinteraksi satu sama lain.
Gambar 3. Sequence diagram login 5.1.2 Perancangan Basis Data
Tahapan desain basis data menerapkan sebuah gambaran hubungan antar tabel yang diperoleh dari hasil analisis data yang disebut Entity Relationship Diagram (ERD). Penggunaan ERD dilakukan untuk menggambarkan desain secara konseptual.
Gambar 4. ERD 5.1.3 Perancangan Antarmuka
Desain interface yang diterapkan untuk menggambarkan view yang ditampilkan oleh sistem. Rancangan antarmuka diterapkan untuk mengatur tata letak dari fungsi yang ada di dalam sistem portal covid.
5.1.3.1 Perancangan Antarmuka Halaman Beranda
Halaman beranda yang dirancang ini merupakan tampilan awal setelah pengguna berhasil masuk ke dalam sistem melalui fungsi login. Antarmuka halaman beranda dirancang untuk menampilkan ringkasan data yang ada di dalam sistem.
Gambar 5. Perancangan antarmuka halaman beranda 5.1.4 Implementasi Basis Data
DBMS yang digunakan dalam penelitian ini merupakan MySQL. Terdapat lima tabel yang digunakan pada basis data portalcovid.
Tabel pertama merupakan tabel user, tabel identitas, tabel perjalanan, tabel fasilitas dan tabel gejala.
Gambar 6. Implemetasi basis data 5.1.5 Implementasi Kode Program
Pada pembahasan ini berisi hasil implementasi program berdasarkan perancangan yang sebelumnya dilakukan. Terdapat tiga class yang akan dijelaskan pada bagian ini, yaitu class AuthController, class MainController, dan class DataController.
5.1.5.1 Implementasi Antarmuka Halaman Beranda
Pada halaman ini dilakukan implementasi agar pengguna dapat memperoleh ringkasan informasi yang ada di dalam sistem.
Informasi pertama yang akan didapatkan oleh pengguna adalah angka penyebaran covid-19 yang terjadi sepanjang. Ditampilkan pada bagian atas halaman berupa empat kotak berisi angka dan keterangan. Pada bagian kedua berisi data Pengguna meliputi data perjalanan pengguna selama 7 hari ke belakang dan diagram lingkaran yang menunjukan persentase kemungkinan pengguna terinfeksi covid-19 berdasarkan hasil self check-up yang dilakukan pengguna. Pada
bagian terakhir menampilkan beberapa daftar fasilitas terdekat yang terdaftar di dalam sistem, berupa klinik ataupun rumah sakit. Terdapat informasi nama tempat dan beserta alamatnya.
Gambar 7. Implementasi antarmuka halaman beranda
6. PENGUJIAN 6.1 Pengujian Unit
Pengujian yang ditampilkan merupakan pengujian unit yang dilakukan pada method show() untuk melihat bagaimana method show() berjalan sebagaimana semestinya.
1. Basis Path Testing a. Flow Graph
Gambar 8. Flowgraph method show() b. Cyclomatic Complexity (V(G))
V(G) = Terdapat 2 region V(G) =8 edges – 8 node + 2 = 2 V(G) = 1 node sampul + 1 = 2 c. Independent Path
- Jalur 1 = 1-2-3-4-5-7-8
- Jalur 2 = 1-2-3-5-6-7-8 Table 5. Kasus Uji Pengujian Unit Prosedur Uji Expected
Result
Result Stst us Pengguna
menjalankan fungsi openDirection dengan
menekan tombol Direction, dalam kondisi internet stabil dan telah melakukan allow acces location
Menampil kan halaman direction namun dan menampil kan rute, jarak tempuh, dan waktu tempuh
Berhasil Menampilkan halaman direction namun dan menampilkan rute, jarak tempuh, dan waktu tempuh
Vali d
Pengguna menjalankan fungsi openDirection dengan
menekan tombol Direction, dalam kondisi internet yang tidak stabil sehingga tidak bisa mengakses API
Menampil kan halaman direction namun tidak menampil kan rute, jarak tempuh, dan waktu tempuh
Berhasil menampilkan halaman direction namun tidak menampilkan rute, jarak tempuh, dan waktu tempuh
Vali d
6.2 Pengujian Integrasi
Pengujian Intergasi yang ditampilkan adalah pengujian pada Method Datalengkap() pada Class Maincontroller dengan Method Checkup() pada Class Datacontroller.
1. Basis Path Testing a. Flow Graph
Gambar 9. Flowgraph method datalengkap()
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
b. Cyclomatic Complexity (V(G)) V(G) = Terdapat 3 region
V(G) = 12 edges – 11 node + 2 = 3 V(G) = 2 node sampul + 1 = 3 c. Independent Path
Jalur 1 = 1-2-3-4-5-6-7-10-11 Jalur 2 = 1-2-3-4-5-6-8-10-11 Jalur 3 = 1-2-3-4-5-6-9-10-11
Table 6. Kasus Uji Pengujian Integrasi Prosedur
Uji
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Statu s Memanggil
method dataLengkap () dengan kondisi user telah melakukan self check-up dengan jawaban
“yes” lebih atau sama dengan 4
Menampilkan halaman data Lengkap dengan pesan
“Kemungkin an
kemungkinan besar anda terinfeksi COVID-19”
Menampilkan halaman data Lengkap dengan pesan
“Kemungkin an
kemungkinan besar anda terinfeksi COVID-19”
Valid
Memanggil method dataLengkap () dengan kondisi user telah melakukan self check-up dengan jawaban
“yes” lebih atau sama dengan 2
Menampilkan halaman data Lengkap dengan pesan
“terdapat beberapa gejala yang memungkink an anda terinfeksi COVID-19.”
Menampilkan halaman data Lengkap dengan pesan
“terdapat beberapa gejala yang memungkink an anda terinfeksi COVID-19.”
Valid
Memanggil method dataLengkap () dengan kondisi user telah melakukan self check-up dengan jawaban
“yes” sama dengan 1
Menampilkan halaman data Lengkap dengan pesan
“tidak ada indikasi bahwa anda terinfeksi oleh COVID- 19”
Menampilkan halaman data Lengkap dengan pesan
“tidak ada indikasi bahwa anda terinfeksi oleh COVID- 19”
Valid
6.3 Pengujian Validasi
Pengujian validasi yang ditampilkan merupakan pengujian yang dilakukan pada kebutuhan fungsional register.
Tabel 7. Kasus Uji Pengujian Validasi Nama Kasus Uji Register
Kode Kebutuhan SPC-1-101
Tujuan Pengujian Pengujian bertujuan untuk memeriksa sistem dapat mendaftarkan akun pengguna baru Prosedur Uji 1. Aktor mengisi masukan pada form register berupa username, email, password, dan retype password
2. Aktor mengklik tombol register
Hasil yang diharapkan
Sistem berhasil menambahkan data pengguna baru pada database Hasil Pengujian Sistem berhasil menambahkan data
pengguna baru pada database
Status Valid
6.4 Pengujian Compatibility
Kebutuhan compatibility harus dimiliki oleh sistem sistem portal covid. Kebutuhan ini memperlihatkan kemampuan sistem untuk dijalankan pada berbagai browser, versi, dan platform. Tes ini dirancang untuk mengidentifikasi kesalahan eksekusi yang dapat terjadi dalam berbagai pengaturan (Pressman, 2010).
Gambar 10. Hasil pengujian compatibility Secara keseluruhan aplikasi yang dikembangkan mampu berfungsi dengan baik dan tidak ditemukan fungsi atau operasi yang bermasalah jika sistem dijalankan.
7. PENUTUP 7.1 Kesimpulan
Penarikan kesimpulan didapatkan berdasarkan hasil perancangan dan implementasi di dalam penelitian ini, ada empat poin kesimpulan yang diperoleh yaitu:
1. Hasil yang diperoleh pada tahap requirement atau analisis, diperoleh tiga (3) aktor yang teridentifikasi dalam menjalankan sistem yaitu tamu, admin, dan pengguna. Kebutuhan fungsional yang didapatkan dari proses analisis kebutuhan yang akan diterapkan didalam sistem berjumlah 23 kebutuhan, dan satu kebutuhan non-fungsional
2. Pada tahapan perancangan sistem, terdapat empat bagian yang dijelaskan, dimulai dari perancangan arsitektur, perancangan komponen, perancangan basis data dan perancangan antarmuka direpresentasikan ke dalam bentuk wireframe.
3. Pada tahapan implementasi sistem terdapat empat, yaitu spesifikasi sistem, implementasi basis data, implementasi kode program yang menerapkan pola dan implementasi antarmuka.
4. Tahapan pengujian, terdapat empat pengujian yang dilakukan untuk menguji sistem portal covid yang telah dikembangkan, yaitu pengujian unit/komponen, pengujian integrasi antar method dari du akelas yang berbeda, pengujian validasi dari semua kebutuhan fungsional, dan pengujian compatibility, yang semuanya menghasilkan 100% hasil valid.
7.2 Saran
Berikut beberapa saran yang ditujukan kepada pengembangan selanjutnya untuk aplikasi sistem portal covid antara lain:
1. Mengembangkan fungsi self check-up dengan menerapkan kecerdasan buatan sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih spesifik dan akurat.
2. Diharapkan pertanyaan yang mendasari fungsi self check-up bisa dengan mudah diubah oleh admin mengikuti perkembangan penanganan kasus covid.
3. Diharapkan fungsi tambah fasilitas kesehatan pada halaman dashboard diberikan kemudahan untuk menambahkan banyak data sekaligus.
8. DAFTAR PUSTAKA
Aminudin (2015). Cara Efektif Belajar Framework Laravel. Lokomedia, Yogyakarta.
Brady, Malcolm., dan Loonam, John. (2010).
Exploring the use of entity-relationship diagramming as a technique to support grounded theory nquiry. 5. 224-237.
Hakim, Rosyid Ridlo Al. (2020).
PencegahanPenularan COVID-19 Berbasis Aplikasi Android
Sebagai Implementasi Kegiatan KKN Tematik COVID-19 di
Sokanegara Purwokerto Banyumas. 2.
7-13.
Hidayatullah, Priyanto., dan Kawistara, Jauhari Khairul. 2017. Pemrograman WEB.
Bandung: Informatika Bandung.
Ishfani, Faisal Al., dkk (2020). Implementasi Web Service untuk Aplikasi Pemantau Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
2. 33-39.
O’Brien dan Marakas, 2010. Management System Information. New York: McGraw Hill
Praba, Ardian Dwi. (2018). Implementasi Model View Controller Dengan framework CodeIgniter Pada Perpustakaan.
Indonesian Journal of Software Engineering. 4. 93-97.
Pressman, R.S. (2015). Software Engineering A Practitioner’s Approach. New York:
McGraw-Hill.
Rosa, A.S., dan Shalahuddin, M. (2016).
Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika.
Slamet Riyanto. (2009) , Membuat Web Portal Multi Bahasa Jomla . Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sommerville, Ian (2011). Software Engineering (9th Edition). USA: Pearson Education.
Sukur, Moch Halim., dkk (2020). Penanganan Pelayanan Kesehatan Di Masa Pandemi COVID-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan. Journal Inicio Legis. 1. 1-17.
Susilo, Adityo., dkk (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 7. 45- 67.
Mearaj, Insha., dkk (2018). Data Conversion from Traditional Relational Database to MongoDB using XAMPP and NoSQL. 94- 98