bLFJafizh adz-Dzahabi
r
u
*?: I
"-i r#t'
ft81=,:
DO BESAH
t/ang Dianggap Biasa
ffi
DAJULII,{QM,?i;l;;;'ii,*u
,.:.]-,AI-ImamSyamsuddinAbuAbditlah
Muhammad bin Ahmad Utsman adz-Dzahabi
76
DOSAtsESAR
ccc Yamg Dflamggap lBf,asa ccc
Tahqiq:
Muhyiddin Mistu
ffi
,&*mtr!lst', .. .-rr.:-.rrr..r ... -i.ttrt.:rrrrrr.rr|,.:rrrrl r.rrra:.rr,.,..r,rr'rrr',.a,rll,ll!,r,.rr,rirrrr
",ir\::.
..,r....1
:,: I,,lllrrll, ruuurliii::',:'illiii.. ::::).r...:::..t..".'."
tilFi:rri ir*::.!,,. :irr:,,,,,,rf .:l llllr ,rr:::rlrillrli:ll)lrrrlllll:ii:r\ "":r. '|.. r '.)lrril , . .,..
r,r,,1:r.rrrrirli:ialll,rrrrrrrr{.:- r,:ilil::,. r.,,i....
:'rll
a;l*dr,&#&$l$li*H5
IudulAsli:
Kitab al-Kaba' ir w a Taby
in
al-Maharim Penulis:Al-lmam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Utsman adz-Dzahabi
Tahqiq:
Muhyiddin Mistu Edisi
Indonesia:
DOSABESAR
."" Yams Diamggap
lEiasa"""
Peneriemah:
Abdurrahman Nuryaman
Muraia'ah:
Tim Pustaka DH
ISBN:
978-979-1254-5r-9
SERTAT BUKU
DH
KE-205Penerbit:
DARUT
HAQ,lakarta
Berilmu Sebelum Berucap dqn Berbuat Telp.(021)
8499958, /
Faks.(Azt) U999530
www.darulhaq.com/
e-mail: infoqdarulhaq.com,
Cetakan I, R. Tsani 1431 H. (04.2010 M.)']''''l.:iCetakanXII,Sya,ban1439H'(05.20lsM.).
Dilarong mernpqrbanyak isi buku ini,tanpa izin tertulia dari penerbit
'Atl RiEht Reserved*
' il.i.
ftkte4e'4ahan'dilinfungi*adang-undang0afruCsi
ay@n c'bcofl,wu Jsi o6qe
Daftar Isi
Pengantar Penerbit Edisi Terjemah ...
Mukadimah Tahqiq Makna Dosa Besar
Biografi Al-Hafizh Adz-Dzahabi Mukadimah Imam Adz-Dzahabi
Dosa Besar
Ke-l:
Dosa Besar Ke-2:
Dosa Besar Ke-3:
Dosa Besar Ke-4:
Dosa Besar Ke-5:
Dosa Besar Ke-6:
Dosa Besar Ke-7:
Dosa Besar Ke-8:
Dosa Besar Ke-9:
Dosa Besar
Ke-lO:
Dosa Besar Ke-11:
Dosa Besar Ke-12:
Dosa Besar Ke-13:
Dosa Besar Ke-14:
Dosa Besar Ke-15:
Dosa Besar Ke-16:
Dosa Besar Ke-17:
Syirik (Menyekutukan Allah tJtF)
Membunuh Sihir ...
Meninggalkan Shalat Tidak Membayar Zakat
Durhaka Kepada Kedua Orang Tua ...,...
Memakan Riba ...
Memakan Harta Anak Yatim Secara Zhalim ...
Dusta Atas Nama Nabi M...
Tidak Berpuasa Pada Bulan Ramadhan Tanpa
Udzur dan Tanpa
Rukhshah
36Melarikan Diri dari
Peftempuran
38Sebagian Zina Lebih Besar Dosanya daripada
Sebagian
Lainnya
39Pemimpin yang Berkhianat, Zhalim, dan Bengis
Kepada
Rakyatnya..
43Minum Khamar Walaupun Tidak Sampai
Mabuk
52Sombong, Bangga Diri, Angkuh, Ujub dan
Congkak...
55Kesakian Palsu
.,...
60Homoseks
63ix xi xxvii xxxvii
1
5 7 13 L7 22 25 31 33 34
w@
flafrarCil
Menuduh Wanita Baik-baik Melakukan Zina ...
Berkhianat Mengambil Harta Ghanimah, Baitul Mal, dan 2akat...
Berbuat Zhalim dengan Mengambil Harta Orang Lain Secara Batil .,...
Mencuri
Merampok di Jalanan...
Sumpah Dusta...
Gemar Berkata Bohong Bunuh Diri ...
Hakim yang Jahat
Membiarkan Perbuatan Keji Pada Istrinya...,.
Perempuan Menyerupai Laki-laki dan Laki-laki Menyerupai Perempuan
Al-Muhallil dan Al-Muhallal Lahu
Memakan Bangkai, Darah, dan Daging Babi...
Tidak Bersuci dari Buang Air Kecil Padahal Itu Adalah Syi'ar Kaum Nasrani
Melakukan Pungutan Liar...
Riya Termasuk Bentuk Kemunafikan ...
Berkhianat
Menuntut Ilmu (Hanya) Untuk Dunia dan Menyembunyikan Ilmu
Menyebut-nyebut Kebaikan yang Pernah Diberikan Pada Orang Lain ...
Mendustakan Qadar
Menguping Omongan Rahasia dari Orang Lain..
Melaknat
Mengkhianati Pemimpin dan Lainnya Membenarkan Dukun dan Ahli Nujum PlxhbanOkangan Istri Kepada Suaminya Memutuskan Silaturahim (dengan Kera bat Dekat) Menggambar (Makhluk Hidup) di Pakaian, Dinding, dan Semacamnya ...
64
flafrmCsi
Mengadu
Domba
l2BMeratapi dan Menampar Pipi (Saat Musibah Dosa Besar Ke-18:
Dosa Besar Ke-19:
Dosa Besar Ke-20:
Dosa Besar Ke-21:
Dosa Besar Ke-22=
Dosa Besar Ke-23:
Dosa Besar Ke-24=
Dosa Besar Ke-25:
Dosa Besar Ke-26:
Dosa Besar Ke-27=
Dosa Besar Ke-28:
Dosa Besar Ke-29:
Dosa Besar Ke-30:
Dosa Besar Ke-31:
Dosa Besar Ke-32:
Dosa Besar Ke-33:
Dosa Besar Ke-34:
Dosa Besar Ke-35:
Dosa Besar Ke-36:
Dosa Besar Ke-37:
Dosa Besar Ke-38:
Dosa Besar Ke-39:
Dosa Besar Ke-40:
Dosa Besar Ke-41:
Dosa Besar Ke-42=
Dosa Besar Ke-43:
Dosa Besar Ke-44=
vi
66
70 74 76 77 79 B3 B6 B9
90 .._92 93
94 95 96 99
100
t04
105 112
tL2
115 118 120
t23
126
Dosa Besar Ke-45:
Dosa Besar Ke-46:
Dosa Besar
Ke-47:
Dosa Besar Ke-48:
Dosa Besar Ke-49:
Dosa Besar Ke-50:
Dosa Besar Ke-51:
Dosa Besar Ke-52:
Dosa Besar Ke-53:
Dosa Besar Ke-54:
Dosa Besar Ke-55:
Dosa Besar Ke-56:
Dosa Besar Ke-57:
Dosa Besar Ke-58:
Dosa Besar Ke-59:
Dosa Besar Ke-60:
Dosa Besar Ke-61:
Dosa Besar Ke-62:
Dosa Besar Ke-63:
Dosa Besar Ke-64:
Dosa Besar Ke-65:
Dosa Besar Ke-66:
Kematian Menimpa) Menghina Nasab
Perbuatan Melampaui Batas (Berbuat Kerusakan) Memberontak dengan Senjata dan Mengkafirkan Karena Dosa-dosa Besar ...
Menyakiti Kaum Muslimin dan Mencaci Mereka . Menyakiti Para Kekasih Allah dan Memusuhi Mereka...
Menjulurkan Pakaian Melebihi Mata Kaki Sebagai Bentuk Keangkuhan dan Semacamnya ...
Memakai Kain Sutra dan Emas Bagi Laki-laki ....
Budak yang Melarikan Diri (dari Tuannya) dan Semisalnya
Menyembelih Untuk Selain Allah Seperti Menga- takan, "Dengan Nama Tuanku Syaikh"
Merubah Patok-patok Tanah
Mencela Para Tokoh Sahabat &,...
Mencela Kaum Anshar;dl$ Secara Umum...
Mengajak Kepada Kesesatan dan Memberikan Contoh Jalan Hidup yang Buruk.
Perempuan yang Menyambung Rambut Mereng- gangkan Gigi dan Beftato
Orang yang Menunjuk Saudaranya (Sesama Muslim) dengan Sebatang Besi ...,..
Orang yang Mengklaim (Penisbatan Dirinya) Kepada Selain Bapaknya
Thiyarah (Merasa Pesimis Karena Burung dan Semacamnya ...
Minum Menggunakan Wadah Emas dan Perak..
Jida I (Debat), Berbanta h-ba nta han dan Bertengkar Mengebiri Hamba Sahaya, atau Memotong Hidungnya, atau Menyikanya Secara Zhalim dan
130 L32
t32
136 138
L44
145 L49
151
153 754 154 158
158
159
160
161
163
t64
165
168
fri<.%a'u
Semena-mena
llti.i.ilii..:l*mi t%#i.:.,....,lill,l.,ll: y..
Oafrm1il
MencurangiTimbangan dan Takaran (dalam Jual Beli)...
Merasa Aman dari Makar (Pembalasan) Allah....
Putus Asa dari Rahmat Allah ...
Mengingkari Perbuatan Orang Lain Kepadanya...
Menahan Kelebihan Air...
Mencap Wajah Hewan Ternak dengan Besi Panas.
Berjudi
Berbuat Kekufuran (Kezhaliman) diTanah Haram Meninggalkan Shalat Jum'at Agar Shalat Sendirian Memata-matai Kaum Muslimin dan Menyebarkan Aib Mereka
flugmlatflutptMt
Dosa Besar Ke-67:
Dosa Besar Ke-68:
Dosa Besar Ke-69:
Dosa Besar Ke-70:
Dosa Besar Ke-71:
Dosa Besar Ke-72=
Dosa Besar Ke-73:
Dosa Besar Ke-74=
Dosa Besar Ke-75:
Dosa Besar Ke-76:
170 77L 172 L72 773 L75
t76
777
t79
1BO-
*t;alj l,i
-VS *tt
PASAL: Kumpulan Perkara yang Mungkin Termasuk Dosa-dosa Besar
Penutup Daftar Pustaka
*ffiry
181
t97
199
Edisi Terjemah
-r--
'., 0
,kJ,t._lt pt-JL);.r;!;-1
Buku
al-Kaba'ir-yang dalam edisi
terjemahankami
dan adadi
tanganAnda ini, berjudul:76
Dosa BesaryangDianggap
Biasa-tentu tidaklah baru
dan asing bagikaum Muslimin umumnya, ter- lebih bagi mereka yang mencintai ilmu. Al-Kaba-ir, yangberarti
dosa-dosa besar, telah
diterbitkan
oleh banyak penerbit, baikyang asli
berbahasaArab maupun edisi
terjemahan.Ini
tentu membahagiakankita
semua sebagaikaum Muslimin,
karenaitu menunjukkan
bahwa al-Kaba-irditerima
olehkaum Mus- limin dan
dibacaoleh banyak orang. Dan di samping
nama besarpenulisnya yang merupakan jaminan
bagikualitas ilmiah yang di- usun&
al-Kaba'ir adalahbuku
yang sangatpenting
bagi setiapkaum Muslimin, karena buku ini memuat tentang larangan-larangan
besaryang tidak boleh didekati oleh
seorangMuslim. perlu kita ingat bahwa
ubudiyahpraktis yang Allah
bebankan ataskita,
padahakikatnya berkisar para dua dasar: menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Dan al-Kaba'ir,
dosa-dosa besardalam buku ini
adalahrambu-rambu yang tidak boleh diabaikan oleh
seorangMuslim, baik dalam
masalahakidah, ibadah maupun
mu,amalah.Maka sungguh
sangatberuntung
orangyang
mempelajarinya,lalu memahaminya
dan dapatmenghindarinya
secaratotal.
Tapi
sangatdisayangkan, penerimaan kaum Muslimin yang begitu
luasterhadap
tema danmuatan
al-Kaba'ir,tidak berbanding lurus
dengankenyataan bahwa
al-Kaba-iryang
adadi tangan
me- rekajustru
al-Kaba-iryang
telahditambah-tambah
dengan berbagaikebatilan, khurafat, dan kisah-kisah dusta yang mana Imam
adz- Dzahabi,penulis,
berlepasdiri darinya. Ini dari
satu sisi,dan dari
viii
ffit%dau
;6,',,.::li'l:rri.'iriiirlrr,i iXSuEmlarflwwhf
sisi yang lain, muatan dan hadits-hadits yang justru merupakan
bagian aslidari
al-Kaba-irdikurangi,
dansekalipun
sisi yang keduaini tejadi dalam
persentaseyang kecil, tetapi tetap
saja menambahburam isi buku. Hal itu karena di
antarayang dihilangkan
adalahhukum-hukum dan kesimpulan-kesimpulan Imam adz-Dzahabi terhadap derajat hadits-hadits yang beliau jadikan
sebagaidalil, dari
segishahih,
hasandan lainnya,
yar.gmerupakan tipikal dan ciri
khas seorangulama Ahlus
Sunnahdan bukti kedalaman ilmu penulis dalam disiplin hadits. Sisi ketiga, jumlah halaman buku
yang banyak beredar menjadiberlipa!
padahalbuku
aslinya hanyakurang lebih sepeftiganya, di mana ini juga mengganggu
kosen-trasi isi yang disusun
secararingkas dan padat
agarlebih mudah
diingat
dandirealisasikan. \
Sebagaimana yang dijelaskan
oleh. muhaqqiq,Muhyiddin Mistu,
setelahmelalui studi yang menyeluruh, bahwa komplikasi
atas al-Kaba'ir tercebttt
dilakukan
olehorang yangtidak diketahui.
Terlepas dari niat baik atau buruk dan sengaja atau tidaknya orang bersangkutan, yang jelas, tambahan-tambahan itu adalah kezhaliman
yangburuk terhadap Imam adz-Dzahabi.
Nah, buku
yang adadi
tanganAnda ini
adalah terjemahdari kitab
al-Kaba-iryang asli, yang ditulis oleh al-Hafizhlmam adz- Dzahabi, yang selamat dari penambahan dan pengurangan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, bersih dari unsur bid'ah, khurafat dan kisah dusta. Kemudian, al-Kaba'ir yang asli ini menjadi lebih simpel dan lebih tipis dari yang
beredardi toko-
tokobuku, yffiB tentu
saja menjadi lebih padat dan fauhdari kamu-
flase pembahasanpanjang yang jelimet tapi kosong makna. Dan buku ini menjadi
semakinvalid
karenahadits-hadits
danriwayat- riwayatnya ditakhrijdengan
standarilmu hadits
olehpentahqiq.
Pesan
kami,
sebelumAnda memulai mengkaji isi
al-Kaba-ir,Anda
sebaiknya membacaMukadimah Tahqiq,
agarmenjadi lebih
jelas berbagai sisi yang
perlu diketahui darinya
danberikut
keung- gulan edisi yangkami terbitkan ini.
Dan segalapuji
bagiAllah yang
dengannikmatnya
semua amal shalihmenjadi tersempurnakan.
Aaa
.EN%wP,3"'
Penerbit edisi terjemah
,i1,,,,,,,,,,
1m*ndinahffihqi4
o6>t9
oTegalapuji bagi Altah, pujian yang menyempumakan
nikmat- Nya,
danmemenuhi tambahan (kebaikan)Nya. Wahai
Rabbkami,
segalapuji untukMu sebagaimana seharusnya untuk
kebesaranWajahMu dan keagungan kekuasaanMu. Kami menyucikanMu.
Kami tidak
bisamenghitung pujian
atasMu.Engkau
sebagaimanayang Engkau pujikan
atasdiriMu.
YaAllah, berilah shalawat dan keselamatan serta keberkahan atas NabiMu, Muhammad,
atas keluarga,para
sahabat dankekasihnya dari kalangan makhlukMu
danahli
ketaatankepadaMu.
Waba'du,
Saya
memiliki
kisah bersama l<tab al-Kaba'iriri,
yangdarinya
saya mendapatkan faidatu yangdi sini
akan sayaungkapkan
secara ringkas, karenabegifu pentingnya
masalah tersebutdemi
memper-kenalkan kltab
al-Kaba-ir yang sebenarnyaini, yang
sayaharapkan memiliki andil dalam memperkaya perpustakaan Islamiyatr, dan mengoreksi
salah satukatalognya yang
kaya.Awalnya adalah ketika saudaraku, Abu Maliki.lfiEii, pemilik Dar Ibnu Katsir, meminta
sayauntuk mengkaji kemungkinan di-
tahqiqnyakitab
al-Kaba-ir,milik Imam al-Hafizh adz-Dzahabi ini, agar Dar Ibnu Katsir mengulangi pematangan naskahnya, dan memulai
proses cetaknyadalam tampilan yang
telah ditashhihdan
mapan.@ Kitab aFKaba'ir yang Telah Dicetak (dan Beredar)
Setelah
melalui penelitiary menjadi
jelaslahbagi
sayabahwa kitab
al-Kaba-irini dicetak pertama kali di Kairo,
1356H
dengan pembiayaandari
salah satu perpustakaanMakkah al-Mukarramatr, dan dengan
tahqiqasy-Syaikh Muhammad AbdurrazaqHamzah
ii,,l#, seorang
pengajar di Masjid al-Haram,
dengan berpegang ke- padatiga
naskahmanuskrip dari kumpulan manuskrip penduduk
xl
CtunAmahffitqdq
Najed,
dankepada
sebuahmanuskrip yang merupakan ringkasan dari al-Kaba'ir millk Imam
adz-Dzahabi,yang
muhaqqiqnamakan
dengan al-Kaba-ir ash-Shughra.di mana beliau berkata di mukadi-
mahnya,"Adz-Dzahabi
telahmenempuh metodologi
sepertiitu -yaitu metodologi
paraulama yang telah lebih dahulu dari beliau yang menulis kitab-kitab
at-Targhib wa at-Tarhib(dorongan dan
ancam-an)- di
manadalam risalah beliau ini, beliau menyebutkan hadits- hadits shahitu yang sebagian dinisbahkan kepada yang meriwa- yatkannya
dan sebagiantidak dinisbahkan,
juga hadits-haditsyang dhaif,
bahkan yang sama sekalitidak
adakemungkinan untuk
bisaditerima. Beliau menulisnya untuk orang-orang awam umumnya, sekalipun tetap ada faidahnya bagi orang-orang yang berilnlu.
Beliau menyusulkan itu, maka beliau menulis risalah lain yang ukuran dan kapasitasnya lebih kecil daripadanya di mana beliau hanya
berpegangkepada dalil-dalil yang shahih
sajadaripadanya dan dalil-dalil yang dekat kepada derajat shahih disertai
dengan penjelasan.Kemudian
adz-Dzahabi membuangmayoritas riwayat- riwayat lemah
dancerita-cerita (yu.g tidak
ada asalusulnya), dari kitab al-Kaba'ir ini, sehingga risalah tersebut ukurannya menjadi
sepertiga dari al-Kaba'ir al-Kubra."Dan bersama
segalarasa hormat
sayakepada ilmu beliau dan keutamaannya, namun demikian beliau tidak menempuh metodologi yang shahih dalam
mentahqiq;di mana beliau tidak menyebutkan kepada kita tentang karakter dan sifat manuskripl yang
beliaujadikan pegangart
bahkantidak menyertakan
gambarbuktinya. Dan sekalipun beliau melakukan perbandingan
antaraketiga naskah tersebut, akan tetapi bagian naskah
yarrg tercecer mencapailebih dari
satu halaman2 dantetap kurang, juga kalimat- I
Muhaqqiq dalam akhir kttab al-Kaba'ir yang dicetak menyebutkan tentang sejarah penulisan salah satu naskah ini, yaitu 1341 H. Penulisnya adalah Abdullah bin Sulaiman Alu Bulaihid.Kemudian dia berkata -setelah menulis dengan tangan di bawah keterangan tersebut-, rrsetelah selesai dari penulisan naskah ini sebagai bentuk penukilan dari naskah yang terputus-putus pada Selasa 15 Muharram melalui orang yang butuh kepada Allah dan ampunanNya, Arif bin Muhammad Ktraujah al-Bukhari al-Makki. Dan sama saja, apakah perkataan ini berasal dari satu naskah atau dua naskah, maka ip tidak dianggap sebagai naskah asal yang kuno, dan tidak otentik sempurna sehingga kitab ini fisa dijadikan pedoman dan dicetak dengan petunjuknya dalam isi dan
temanya.rr
/'z Lihat komentar pentahqiqhal.2S2 dat', Kaba'iryalg dicetak, di mana dia berkata, rrDemikianlah pada kitab asli, hilang di sekitar halaman tengah. Di dalamnya hilang bagian awal dari Dosadosa
xii fru&A'n
ilhryffi,q,q
kalimat yang masih tidak jelas dan tidak dapat dipahami. Dan termasuk
kesalahanyang
sangatparah adalah berpegang
kepada sumber-sumberrujukan
yangtidak primer dalam
rnentakhrijhadits,yang dapat mengantarkin kepada tekeliruan yang banyai dalam
menisbatkanhadits-hadits,
danmenentukan
pararawi dan
orang-orang yang mengatakannya. Kitab tersebut mengandung kekeli- ruan yang banyak dalam
rnentqshhihl,sehingga terjadi
kesalahancetak yar.g begitu banyak, kesalahan tulis yang beragam,
sertakurang dari aslinya yang kadang mencapai satu baris penuh,
ke-mudian huru{-hurufnya
ada yangtidak
jelas, karena menggunakantinta
jelekyang
sebelumnya memangterlalu
seringdipergunakan.
Dan karena melihat kepada urgennya tema yang diusung oleh kitab ini dan
karenabahaya
(dosa-dosa besar),juga penulis- nya, al-Hafizh adz-Dzahabi yang memiliki kedudukan keilmuan yang tinggi
dan namabaik yang
ter.1aga, sementarakitab ini dikopi
sebagaimanaadanya dan dicetak berulang-ulang seperti ini,
se-hingga dalam hal itu terkandung kejelekan yang klimaks untuk
muhaqqiq
(Abdullah bin
SulaimanAlu Bulaihid, bukan Muhyiddin Mistu), yaitu
dua segi:Pertama,
ketika mereka (pemoto kopi dan pentahqiq)
meng-hilangkan nama
adz-Dzahabi dantidak mengindahkan
haknya.Kedua,
mengopi kitab
tersebut dengan segala kesalahanyang ada di dalamnya, sampai merambat pada
kesalahandalam
ayat-ayat al-Qur'an dan hadits-hadits Nabawi, di samping paragraf-
paragrafyang kurang, hukum-hukum hadits yang
salah, dankali- mat-kalimat
yangterpotong.
ooo
Besar ke: 64.11
Syaikh penfaiqi4, Muhammad Abdurtazzaq Hamzah,i.iilit berkata sebagai bentuk permintaan udzur dari ha1 itu, 'rlelah terjadi kesalahan dalam pencetakan kitab itu disebabkan jauhnya diriku dari tempat pencetakannya. Sehingga aku sulit untuk membefulkan kalimat secara keseluruhan dan membetulkan contoh<ontoh pencetakan, karena detailnya fulisan itu dan perbedaan susunan kalimatnya, maka kami menyusulinya dengan tlaftar ralat, sehingga perlu unfuk membefulkan kalimat-kalimat ini di tempat-tempatnya sebelum membaca.rl
Saya berkata, rrSaya telah menghitung sendiri tempat-tempat kesalahan itu di dalam daftar ralat ini, maka ternyata ia mencapai 190 tempat.rr
rl
t ttt:t:::t::::::t:t :::::'llt xiii
Cfhhilmahfahqtq
Kitab
al-Kaba'irini dicetak
pertamakali
1395H di
Damaskus (Suria),dan penerbit menyebutkan di Mukadimah, bahwakltab
al- Kaba'irbelum diterbitkan
dalambentuk
yangilmiah
dan sistematis.Dan untuk
mempertegasbahwa terbitan tersebut
adalahyang di- tunggu-tunggu oleh pembaca, penerbit menyertakan foto kopi dari manuskrip aslinya
sebanyakempat lembar, yang dikopi dari Perpustakaan azh-Zhahiriyah, dengan nomor
8778 :urrrum.Dan penerbit
samasekali tidak menyadari bahwa manuskrip yang di- dapati
dankopinya itu bukan
merupakanmanuskrip
dari al-Kaba-iryang
dicetak.Yang lebih parah dari itu adalah bahwa
cetakanyang
aneh tersebutdi dalamnya terulang kembali
kesalahan-kesalahary kesa- lahanketik, dan
berbagaikekeliruan yang terjadi
pada cetakans9
belumnya, bahkan
ditambah lagi
dengan kesalahan-kesalahanbart,
memajukan
danmengakhirkan kalimat,
sertameringkas komentar Syaikh Muhammad AbdurrazzaqHamzah tanpa menyebutkan
namanya ataumemberikan isyarat
kepadanya.oo@
Kitab
al-Kaba-irini dicetak di Halab
1398H
dengan tahqiq al- UstadzAbdurrahman Fakhuri, di
manabeliau
telah mengerahkan segaladaya dalam mengoreksi dan membersihkannya dari
kesa-lahan-kesalahan dan kekurangan, yang patut diucapkan terima kasih. Kemudian beliau mentakhrijhadits-hadits itu dan
sebagianbesar beliau beri hukum dengan "shahih" atau "dhaif", dengan menyimpulkan pernyataan para ulama hadits dan ulama al-larh
wa at-Ta'dil. Beliau banyak memberikankomentar
yangbermanfaa!
dan tidak lupa beliau memberikan mukadimah yang cukup
me-madai di mana beliau meneliti
kesalahan-kesalahanpada
cetakanyang pertama, bahkan beliau menghitung
sebelasjenis kelalaian
dankekeliruan
muhaqqiq. Akantetapi
apa yangbeliau lakukan ini masih dikategorikan kurang dalam barometer
tahqiq, karenabeliau tidak berpegang kepada manuskrip lama yang dapat dipercaya.
Beliau hanya berpegang kepada
cetakansebelumnya. Dan dalam
keadaan sepertiini tentu
sangatlahwajar
dan alamiah bitadi dalam terbitannya masih
tersisa/-bersama segala usahabaik yang beliau curahkan padanya-
masdlah-masalah dan sejumlah kesenjangan.xiv frpk*;n
Clhkndannhfalqdq
Dan
antara cetakanyang kedua ini dengan
sebelumnyatadi terdapat
cetakan-cetakanyang
jelek rlar.g di dalamnya tidak ter-
cermin ketelitian dan usaha tashhih, kecualiklaim
besar, dan semakinmemperkuat andilnya
yangburuk terhadap kitab ini.
oo@
Di samping itu semua ada pernyataan yang meragukan
bahwakitab ini
adalahmilik Imam
adz-Dzahabi, ataumemberikan pembelaan yang sangat rapuh terhadapnya; karena muatan
al-Kaba'ir yang mengandung hadits-hadits dhaif bahkan
maudhu' ,yang disandarkan kepada Rasulullah, tanpa adanya pernyataan dhaif atau mengisyaratkan kepada kelemahannya. ]uga adanya cerita-cerita fiktif, nasihat-nasihat yang dipaksakan, dan sya,ir- sya'ir
petuah.Dan ini
sama sekalitidak dikenal dalam karakter tulis Imam adz-Dzahabi, di mana beliau adalah imam dalam at-larh
wa at-Ta'dil, kritik riwayat, dan menjelaskan keshahihan hadits.
Beliaumemiliki metode tulis yang unggul dalam mengumpulkan
bahandan menyusun karya tulis. Tajuddin bin az-Zamlakani berkata,
"Saya
kagum kepada beliau karena
sesuatuyang beliau tuangkan dalam karya-karya tulis beliau, di
manabeliau
setiapkali
menye-butkan suatu hadits, maka beliau menjelaskan
segalahat yang berkaitan
dengannya berupalemahnya
rnatan, atau gelapnya isnail,atau para rawinya yang terkena kritik. Dan saya tidak melihat ulama
selainbeliau yang memperhatikan faidah ini dalam karya- karya tulisnya."l
Imam adz-Dzahabi sendiri mengungkapkan
manhaj (baca:metodologi) beliau ini, ketika beliau
mengalamatkan nasihatbeliau
kepada parapenuntut ilmu hadits.
Beliauberkata,
,'Kebaikan apa- kahyang dapat diharapkan
padahadits
yangcampur aduk
antarayang
shahih dengan yanglemah
(dha'ifl, sedangkan engkau (wahaipenuntut ilmu) tidak berusaha mengorek tentangnya dan tidak meneliti
tentang orang-orangyang meriwayatkannya.
. . ?,'2Sedangkan alasan
udzur terhadap
segalakelalaian yang ter- muat
dalam al-Kaba-ir,bahwa itu terjadi
karena ia merupakanhasil
1 Al-Wafi, karya ash-Shafadi,2/164.
2 Bayan Zaghal al-Ilm wa ath-Thalab,hal. G.
!
I
frl<%'a
xv1nn*ailimnLffiqtq
dini
adz-D zahabidalam dunia karya tulis,
makaini
adalah alasanyang tidak dapat diterima
dantidak memiliki
argumen.Tidak
adairyuiut yang dlnukil
kepadakita
bahwaImam
adz-Dzahabi, setelahuetiau i"*uru dan matang dalam ilmu hadits, berlepas diri dari
semua
karya ilmiah yangbeliau tulis
sebelumnya, ataumengkritik
apa
yang termuat di
dalamnYa.Dan alasan lain, bahwa manhajlmam adz-Dzahabi dalam kltab
al-Kaba-iriniberbeda dengan kitab-kitab ilmiah beliau lain-
nya, karenakitab
al-Kaba-ir adalahkitab
naqihatyang dikhususkan
membahashadits-hadits petuah,
at-Targhib(anjuran)
dan at-Tarhib(ancaman), di mana jumhur ulama membolehkan periwayatan hadits-hadits dhaif daiam
al-F adha-il
(keutamaan-keutamaan amal)dan
semacamnya.Mereka berkata, "Apabila kami meriwayatlan hadits dalam hal halal dan haram, sunnah-sunnah dan hukum- hukum,
maka kami bersikap sangat ketatdalam
(menyeleksi) sanad-sanadnya, dan apabila mlrlwiyatkan dalam hal al-Fadha-il dan
sesuatu(dalil)
yangtidak meletakkan
suatuhukurr,
dantidak pula menghilangLu"rrya,
makakami bersikap longgar dalam menerima
sanad-sanadhadits."r
Alasan
ini
dapatditerima
dengan syarathaditsbersangkutan tidak terlalu dhaif,
sehinggaapabila terlalu dhaif bahkan
maudhu' atau sangatlemah,
ataudiriwayatkan sendirian oleh
seorangrawi yang teriuduh berdusta, atau orang yang sering melakukan
kesa-lahan fatal dan banyak kekeliruannya, maka sungguh tidak halal untuk berhujjah
dengannyadalam
masalah aPapun, justru haram bagi orang yut
g*"ttgetahui
kelemahan suatuhadits (yutg
sangatp;h),
"r:t"f. rieriwayatkannya,
kecualidisertai
dengan penjelasan sebabkedhaifan.,!a"z Imam Muslim, Imam Ahmad dan Imam Ibnu
Majahmeriwayatkan dari samurah bin
Jundub q&, dia berkata,Rasulullah
iW bersabda,1ffu*ndtnnhfrh4iq
Dan di dalam kitab al-Kaba'ir yang telah dicetak terdapat lebih dari
empatpuluh hadits dari
jenisinl,
danpenulis
menyebut-kannya dengan penyandaran pasti kepada Rasulullah
a.padahal perlu diketahui bahwa adz-Dzahabi telah menyatakan
secaratertulis dalam
sebagiankitab-kitab beliau, seperti: at-Talkhisl dan Mizan al-l'tidal2 bahwa hadits bersangkutan adalah
maudhu,,dan mengkritik dengan
kerasterhadap al-Hakim dan lainnya
karenameriwayatkannya.
Semoga
Allah memaafkan Syaikh Muhammad Abdurrazzaq
Hamzah, karena mengatakan dalammukadimahnya,
"Dan udzur
adz-Dzahabidalam
sesuatu yangbeliau kutip di
dalam al-Kaba-ir al-Kubra, berupa cerita-cerita dan petuahyang menyentuh, sekalipun tidak baik dalam pandangan orang- orang yang berilmu, adalah merupakan udzur yang
samadengan ulama-ulama sebelum beliau; bahwa pengaruhnya (ya.g kuat) terhadap orang-orang awam adalah tidak dapat diingkari, bahkan barangkali lebih berfaidah bagi mereka daripada hadits-hadits shahih yang tidak dapat
mempenga-ruhi jiwa
mereka,yang tidak
ada dayatarik yang luar
biasabagi mereka
sebagaimanayang dimiliki oleh petuah-petuah
semacamitu berupa cerita-cerita orang-orang shalih, dan
(sebagai contoh) al-Hakim meriwayatkan dalam al-Mustadrak, 1,/27s, dari Hanasy dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah +lE bersabda,
;tqt
_,t3;iJrv!;i fi )b f "r:esy5, d.6 ,j
"Barangsiafa yang menjama' antara dua shalat tanpa udzur (alasan syar'i), maka dia telah men- datangi salah satu fiintu dari fintu-pintu dosa besar.,,
IGta al-Hakim,rrHanasy bin Qais ... adalah seorang yangtsiqah (kredibel).rr Dan ini dibantah oleh adz'Dzahabi di dalam at-Talkhish, seraya dia berkata, rrJustru mereka (para ulama hadits) mendhaifkannya.rl
Dan al-Hafzh Ibnu Hajar berkata dalun Tahdzib at-Tahzib,2/3M, dalam biografi Hanasy ini, rrHa- ditsnya, ... ur515r .*
e.
.r 'Barangsiapa yang menjama' antara dua shalat...', trdak dimutaba'ah, dan hadits ini tidak dikenal kecuali dengan sanad Hanasy, dan hadits tersebut tidak memiliki asal usul.Masalahnya, hadits ini tercantum dalam al-Kaba'ir yang telah dicetak (dan beredar di dunia Islam), hal. 33, dengan redaksi, rtrelah terdapat riwayat dari Nabi &, bahwasanya beliau bersabda,
6>t-tt $,
e;
U "Barangsiapa yang menjama' antara dua shalat ...r tanpa komentar apa pun.Adz-Dzahabi, dalam biograli Muhammad bin Ati bin al-Abbas al-Aththar berkata, rrOrang ini telah membuat sebuah hadits batil atas nama Abu Bakar bin Ziyad an-Naisaburi, dalam masalah meninggalkan Shalat. Uhat Mizan al-I'tidal,3/106. Dan sungguh hadits itu sendiri telah muncul dalamal-Kaba'iryangtelah dicetak, hal.24 denganungkapan, rDan telah muncul dalam sebuah hadits bahwa barangsiapa yang menjaga shalat yang diwajibkan maka Allah akan memuliakan- nya dengan lima karomah...rr Dan tanpa komentar apapun juga.
"r)Kir 3ti 34 +$
^1 6i #r q+ V 6il t-f
,'Barangsiapa yang meriwayatkan suatu hadits dariku, sedangkan dia
meiihat'bairuiitu
qdalah dusta, maka dia adalah salah seorang di antara para pendusta.tlI
Al'Kifayah fi llmi ar-Riwavah, al-I(hathib aLBaghdadi' hal' 212-213''t
Qswa'id at-Taftdifs, al-Qasimi, hal. 16G161.xvi fr1,&sh;u & i'',"
"' -". xvii:
{nukltlmnhffitq,qmimpi-mimpi orang-orang zuhud
yangrajin
beribadah."Yang lebih utama adalah
menjaga sarana-saranakita dalam memberikan nasihat, dari
segalayang tidak memiliki sandaran benar, balk
naqlimaupun aqli,
dan agarkita menjauh dari
segalabentuk khurafat
danilusi.
Sarana-sarana(dakwah) haruslah mulia
sebagaimanamulianya tujuan....1 Dan ini
semuatidak mengha- langikita untuk
berbicara kepada orang-orang sesuai dengankadar
akal mereka,lalu kita meningkatkannya
sesuai dengan daya tang-kap
merekauntuk memahami
ayat-ayatal-Qur'an
danmemenuhi
(seruan)hadits-hadits Nabi M yang
tsqbit. Semuaini adalah
agar caraberagama mereka tetap murni dan memancar dari sumber
yang pertama,jauh dari bid'ah, khurafat,
dan kesesatan.oo@
Semua kenyataan
ini terkumpul pada diriku
sehingga sema-kin melemahkan
semangatku,dan semakin menghambat tekadku untuk terus bekerja dalam
mentahqiqkitab ini, hingga akhirnya
saya sampaikepada
kepuasanyang total, yaitu bahwa dalam
pe- kerjaan apa sajauntuk melayani kitab
al-Kaba'irini, membutuhkan manuskrip kuno
yangbanyak,yangdapat
membantuuntuk
meng-hilangkan
segalakeragu-raguan, serta dapat dijadikan
pegangandalam
rnentahqiq nashkitab
dan menfashhihnya-S Kitab a!-Kaba'ir yan$ Masih Berbentuk Manuskrip
Sungguh
secarakebetulan
sayamendapatkan (manuskrip) ketika
sayamemang
sedangmencari dan
menanyakanmanuskrip
kitab al-Kaba'iriri,
sebuahmanuskrip di
perpustakaanArif Hikmah di Madinah al-Munawwarah, yarlg ditulis 1272H. Dan
setelahmembaca beberapa halaman darinya, menjadi jelas bagi
saya bahwamanuskrip
tersebuttidak
sama dengan al-Kaba-ir yang sudahdicetak, dan
sayajuga menjadi tahu bahwa Syaikh Muhammad Hamzah
"1;,1,#,mengisyaratkan di mukadimah terbitannya,
kepada naskah sepertiini,
dan menyebutnya sebagai al-Kaba-ir ash-shughra.Dan
tentu
saja, adasatu eksemplardi perpustakaanazh-Zhahiriyah
di Damaskus, sebagaimana yang diisyaratkan oleh al-Ustadz I
Uhat al-Maqashid. as-Sunniyah'fqal-Ahadits al-Itahiyah,Ali bin Balban, dengan tahqiq kami dengan kolaborasi bersama Dr. Muh)mmad al-'Id al-Khathrawi, hal.40.
xvlu
tru9@n :,yfu
rgb';.,,
xix:, qryrysil,q,q
Fakhuri di mukadimahnya, dan beliau menjanjikan untuk
meng-kajinya ketika ada kesempatan bagi beliau, untuk memberikan kesimpulan,
apakah benaria merupakan ringkasan dari
al-Kabq-iryalrg telah dicetak, yang ditulis adz-Dzahabi di akhir hidupnya?
Dan naskah
itulah yang dipublikasikan dalam bentuk Kopian
oleh Perpustakaandi
Damaskus tersebut.Lalu
sayamengirim surat untuk meminta
salah satu naskahkitab tersebut, yang tersedia di perpustakaan azh-zhahiriyah
al-Amirah di
Damaskus.Kemudian dua kopian manuskrip darinya
sampaikepadaku;
salah satunyatertulis padanya: telah
dibacakandi hadapan asy-syaikh adz-Dzahabi, dan yang kedua tertulis: di- tulis
878H.
Saya
mulai
membacadan membandingkan naskah
tersebut dengan semangat yang hebat dan suka cita yang bergelora, bahkanmembuatku lupa, ketika
sayasedang tenggelam dalam hal itu, diriku, waktu tidurku, makanku, dan berbagai pertemuan yang harus
sayahadiri..., terlebih ketika
sayamelihat pribadi al-Hafizi
adz-Dzahabi yang kritikus ulung
dan muhaqqiq,mengunjungiku dari
sela-sela setiap barisdemi
barisyang
sayabaca,di
mana setiapmasalah besar ditutup dengan ayat atau hadits, yang jauh dari
sikapmemperluas
danmemperpanjang,
danbeliau mencukupkan dengan hanya menyebutkan yang bermanfaat yang jauh dari
ke-ragu-raguan dan
prasangka. Sayamendapatkan
apayang ditulis
adz-Dzahabidalam
al-Kaba'ryang
masih berbentukmanuskrip
ter- sebut sama persis dengan apayang beliau
sebutkandalam
Talkhishbeliau
atas al-Mustadrak, dan apayang beliau tulis
dalam Mizan ql-I'tidal,
dan al-Kasyif,dan
apa ya..gbeliau riwayatkan dari Kitab
as- Sunnah,milik Ibnu Abi Ashim.
Begitulah pikiran mulai terbentuk dalam diriku yang
berten-tangan dengan keyakinan sebelumnya bahwa naskah ini adalah bentuk kecil
(ash-Shughra)atau ringkasan (dari al-Kaba'ir). Imam
adz-Dzahabisendiri tidak sedikit pun memberikan isyarat
kepada halitu di mukadimah
beliau. Dankitab-kitab
yang memuatbiografi Imam adz-Dzahabi juga tidak menyebutkan bahwa beliau telah menulis
al-Kaba'ir al-Kubra dan al-Kaba-ir ash-Shughra,atar
syarah,atau ringkasan. Dan justru mendapatkan diri saya rrterajihkan
bahwa
al-Kaba-iryang masih berbentuk manuskrip, yang
dengan,r,,,,',,,,, qryryqlY
bangga
saya tahqiquntuk kemudian menerbitkannya,
adalahkitab
al-Kaba-iryang sebenarnya, yang merupakan milik penulisnya, Imam
adz-Dzahabi.Dan itulah yang diisyaratkan oleh murid-mu- rid beliau dan para ulama
setelahbeliau, dan yang
merekanukil
dalam
kitab-kitab karya tulis
mereka.Di
antara yangmemperkuat
halitu
adalah:1,.
Perbedaanjumlah dosa
besaryang disebutkan dalam kedua kitab tersebut. Dalam al-Kaba-ir yang telah dicetak hanya
sampai dosa besarketujuh puluh, dan itu pun berakhir
secaratiba-tiba, sedangkan dalam
al-Kaba-iryang masih berbentuk manuskrip
sampai kepadatujuh puluh
enam dosa besar.2. Al-Kaba-ir yang masih berbentuk manuskrip tersebut tidak memuat hadits-hadlts
maudhu' (palsu), danhadits-hadits dhaif pun diawali dengan
shighat tamridh(kata yang menuniukkan bahwa hadits bersangkutan
adalahdhaif),
ataupenjelasanillat kedhaifannya
denganungkapan yang simpel, yang
semuanyaitu menunjukkan
penguasaandan matangnya penulis dalam ilmu
hadits.3. Al-Kaba-ir yang telah dicetak memiliki karakter lebih, yaitu penafsiran ayat-ayat yang panjang, menukil perkataan yar.g muncul dari para
sahabatdan tabi'in
sertalainnya,
yarrg tsabitmaupun yang tidak
tsabit, sebagaimanapenulis juga menggu- nakan kehormatan dengan
" Radhiyallahu'Anhu" untuk tabi'inl dan tabi' at-Tabi'in, dan ini
samasekali tidak dikenal dalam kebiasaan ulama hadits, dan tidak juga dalam karakter tulis Imam adz-Dzahabi yang dikenal di dalam kitab-kitab beliau
yanglain.
4. Mukadimah dalam kedua kitab adalah
sama,kecuali kalimat pembuka (ya.g dikenal
dengan khutbatul krtab), danjuga
ada-nya pelebaran
(tambahanyang tidak
sejalandengan
susunan1 Lihat al-Kaba'iryangtelah dicetak hal. 11, di mana penulis mengatakan terhadap al-Fudhail bin Iyadh, yang wafat 187 H,'Radhiyallahu Anhu". Begitu pula yang dia katakan kepada Abdullah bin Syaqiq, yang juga seorang tabi'i, yang wafat 108 H, hal. 21. dan dalam hal tersebut terdapat sangat banyak yang seperti ini. Masalah ini sebenarnya telah diingatkan oleh al-Ustadz Abdur- rahman Fakhuri, beliau berkata, rrMemberikan gelar kehormatan Radhiyallu Anhu kepada al Fudhail bin Iyadh dan orang-orang seperti beliau adalah boleh bagi setiap orang Muslim) di setiap zaman dan tempat. Akan tetanltelah menjadi kebiasan para ahli hadits bahwa itu hanya khususbagiparasahabat.ttAl-Kaba'ir,Srrta:.Halab,hal.42.
xx frh%ton
qryryrysil'4tq
redaksi)t dalam mukadimah
al-Kaba-ir yar.gtelah
dicetak, serta adanyapenghilangan empat baris di akhirnya, (dibandingkan
denganyang
masihmanuskrip).
5. Dalam
al-Kaba-iryang masih berupa manuskrip, adz-Dzahabl menutupnya dengan suatu pasal, di mana beliau menyebut- kan apa-apa yang mungkin dimasukkan ke dalam kategori
dosa-dosa besar, dan
ini tidak tercantum dalam
al-Kaba-iryang dicetak tersebut. Maka bagaimana mungkin yang
mukhtashar (ringkasan)menjadi lebih komplit dan lebih lengkap daripada
syarahnya?6.
Yangpaling penting dari
semuaitu
adalahmunculnya jati diri Imam adz-Dzahabi
sebagai sosokkritikus yanghebat dalam al-Kaba'ir yang masih berupa manuskrip tersebut, dan
(seba-liknya)
sama sekalitidak terlihat
dengan segalakeistimewaan karakter tulis beliau dalam
al-Kaba-iryang telah dicetak; dan karakter tulis adalah potret
seseorang, sebagaimanamereka katakan. Bahkan
pembaca(yang jeli dan memiliki latar
bela-kang akademis yang bagus) akan
merasakandalam
al-Kabs-ir yang telah dicetak tersebut adanyacampur
tanganruh
seorangfakih yang sufi dan pemberi nasihat, yang mengumpulkan perkataan-perkataan
dan atsar-atsar (yangcampur aduk
antarayang shahih dengan yang dhaif bahkan
maudhu,)seperti
se-orang yang mengumpulkan kayu bakar di malam hari (yang tidak
bisa membedakan antarakayu
denganular).
Pandangan ini diperkuat oleh perkataan Ibnu Hajar al-Hai-
Perhatikan misalnya perkataan, rtDosadosa Besar adalah: apa yang dilarang oleh Allah, RasulNya dan para Salaf ash-Shalihr', dengan perkataan, rrAllah r.J[a, telah menjamin di dalam KitabNya, bagi orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan sesuafu yang diharamkan, bahwa Dia akan menggu- gurkan darinya dosa-dosa kecil dan kesalahan-kesalahan...rr Ini adalah kalimat-kalimat seorang pakar fikih dan penasihat..., tetapi sama sekali jauh dari ungkapan yang digunakan Imam adz- Dzahabi;ii;i., rrDengan nash ini Allah menjamin bagi orangorang meninggalkan dosadosa besar, bahwa Dia akan memasukkannya ke dalam surgarr, maksud beliau adalah FirmanAllah,
{
'Jika kamu menjauhi@ t:.-t fLr
dosadasaeyt;
besarr&q,#
di antara domdosaK
yang mana kamue (,ir
t1;}?ij+;i
dilarang mengerjakin-o\fi
nya, niscaya Karni hapus kualahan-kesalahanmu (dosa4osamu yang hecil) dan Kami masukkan hamu ke tempat yang mulia (surga)." (An-Nisa': 31).Dan itu tadi (yang ditambah-tambah tersebut) tercantum dalNn at-Kaba'iryang dicetak; dan itu menunjukkan bahwa susunan kalimat pertama terlalu masuk ke dalam. Dan perbedaan di antara keduanya akan menjadi jelas pada apa yang disebutkan oleh al-Qurthubi dalam tafsir ayat yang mulia ini.
'Wffi-^:ttrirrrrr'r'' :'':' r'r'rr
**i
1tU*ndinatCitqa
tami,
yangwafat 974H, dalam mukadimah kitab
beliau, az-Zawaiir' an
lqtiraf al-Kaba'ir, "... sampai
sayaberuntung mendapatkan
sebuah
kitab yang dinisbahkan di dalamnya
kepadaImam
zamarL-nya dan guru
masanya,al-Hafizh Abu Abdillah
adz-Dzahabi,di
manakitab
tersebut samasekali tidak
bisa memuaskankeringnya dahaga umat dan tidak mencukupi
apayang menjadi tuntutan.
Hal itu karena kitab tersebut menyebutkan dengan santai yang sangat tidak pantas dilakukan oleh yang memiliki kedudukan hebit
seperti6e[au. Di dalamnya menyebutkan hadits-hadits dan cerita-cerita yang tidak dinisbahkan kepada tempatnya, yang di-
sertai dengantidak
adanyaperhatian yang
seksamauntuk
menge-cek
perkaLan-perkataan para imam dalam hal itu,
danjuga tidak berpedoman
kepada perkataan-perkataan paraulama
sebelumnya dalam carapandangnya
tersebut...."1Penafsiran
logis terhadap perbedaan antara kedua kitab ini adalah: Bahwa kitab al-Kaba-ir yang masih berupa manuskrip terjatuh ke tangan
seorangulama fikih yang gemar memberikan nasihat, lalu mengambil banyak ayat-ayat al-Qur'an dan hadits- hadits Nabawi yang digunakan
sebagaidalil oleh al-Hafizh
adz- Dzahabi atas haramnya setiap dosa besar...lalu
membuangbanyak penisbatan Imam adz-Dzahabi untuk hadits-hadits itu berikut
penjelasan-penjelasan beliauyang
sangat berharga.sebaliknya justru menambahkan hadits-hadits dhaif dan
cerita-cerita danmimpi-mimpi, sya'ir
nasihat,di
mana orangyang melakukannya tersebut tidak menyebutkan namanya, kemudian kitab
tersebutterjatuh kepada
seseoranglainnya
setelahnyat yang lalu menyebutkan nama adz-Dzahabi;iiw padanya karena ke- masyhurannya
bahwaal-Kaba-ir berasaldari karya ilmiahnya,
atau syaikhitu
sendiri membiarkannama
adz-Dzahabi agar orang-orangmenerimanya
dengan segalaapayangada di
dalamnya.Kemudian datanglah Syaikh Muhammad Hamzah
dengantujuan membersihkan debu dari kitab ini yang sudah
diseleweng-kan, dan untuk memalingkan perhatian para ulama dan para peneliti -tanpa
kesengajaanbeliau- dari manuskrip yang hakiki
t
Az-Zawaji,r an lqtiraf al-Kaba'ir, lbmt Hqar al-Haitam| l/ 4.xxii frt<9dt"'n
1lh*ndimahffitq,q-1"'r
bagi kitab al-Kaba-ir, dengan klaim bahwa itu adalah ringkasan
yang hanyasepertiga
dari al-Kaba-ir al-Kubra.@ Identifikasi Kitab al-Kaba'ir
Dr.
BasysyarAwwad, dalam karyanya yang berharga:
"Adz- Dzahabi wa Manhajuhuf
Kitabihi Tarikh al-lslam", mengulastentang kitab-kitab karya
adz-Dzahabi, bersama segalainformasi
daniden- tifikasi yang beliau dapatkan untuk masing-masing kitab
secara terpisah. Dan tentangal-Kaba-ir,Dr.
Basysyar berkata,"Ini disebut- kan
oleh ash-Shafadi dalam al-Wafi, 2/1.64 dan Nukat, lrral. 243,juga Ibnu Syakir dalam Uyun at-Tautarikh,lembaran
86,az-Zarkasyi dalam
Uqudal-luman,lembaran 79,Ibnu Taghri Bardi dalam
al-Minhal
ash-Shaf,lembaran 70, cucuIbnu Hajar (Ibnu
Syahin) dalam Raunaqal-Alfazh,lembaran
180,al-Baghdadi dalam Hidayah
al-Arifn,2/154,
danal-Hafizh Ibnu Katsir,
dalam at-Tafsir.Di antaranya adalah naskah
Sauhajno.
141/tashawwuf,dan
sebuahnaskah di Dar al-Kutub al-Mishriyah no.
1953/tashawwuf,yang
dicetakdi Kairo 1356H, dalam
240 halaman...."1Ini artinya bahwa Dr.
BasysyarAwwad perhatiannya
berpa-ling
kepada al-Kaba-ir yartgtelah
dicetak,yang
telah sayatetapkan sebelumnya bahwa penisbatannya kepada Imam adz-Dzahabl
adalahtidak
benar;yang menunjukkan bahwa Dr.
Basysyartidak melihat manuskrip-manuskrip yang
sayajadikan
pegangandalam
mentahqiqkitab (di
tanganAnda) ini.
@ Karakteristik Naskah-naskah Manuskrip
A. Naskah perpustakaan azh-Zhahiriyah.
Sayamemberinya kode A, dan ini adalah naskah yang lengkap,
yarrgtersimpan di
perpustak aan
azh-Zhahiriyah"
Damaskus, no. 877 8/ umum. Ditulis
oleh
Muhammad
binAhmad
asy-Syafi'i, danterdiri
dari63 halaman,dan termuat dalam
sebuahkumpulan,
yarrgjumlah lembarannya adalah
32. Jenishurufnya adalah
Khath Naskhyang jelas. Dalam
setiap halamanterdiri dari
L8 sampai 25baris, denganukuran
17X24 cm.Di awal halaman
adalah Kitab al-Kaba-ir, semogaAllah melin-
I
Adz-Dzahabi wa Manhajuhu fi Kitabihi Tari.kh al-Islam. hal. 149-150.'; tt;tt:"'t';;:' xxiii
fl?rk
rygil,q,q
dungi kita darinya
dan setiapyang
dibenciAllah: karya
asy-Syaikh al-lHrafizh adh-Dhabithal-Muhaddits
Syaikhul Islam waal-Muslimin
Syamsudd
in
adz-D zahabi, semo gaAllah memberikan kenikmatan bagi kaum Muslimin dengan memberikan (karunia) agar beliau
masih tetaphidup,
amin.Naskah ini
sayajadikan sebagai pegangan pokok; karena menurutku ia merupakan naskah yang paling awal dan paling lengkap di antara tiga naskah itu, dan juga karena dinukil dari
naskah
kedua yang telah
dibacakankepada penulis dan dibubuhi
khath (tanda tangan
beliau)
padanya.B.
Naskah Perpustakaan azh-Zhahiriyah
yang saya berikode
B, danini
adalah naskah yangjuga lengkap.
Naskahini tersimpan di perpustakaan
azh-Zhahiriyah, Damaskus,no. 4669/al:Am, dltu- lis
oleh Isabin Muhammad Ali
asy-Syafi'i, dan selesaimenulisnya pada Rabu,17
Shafar 878H. terdiri dari
61halaman, dan jumlah
lembararrnya adalah 31, danjuga termuat dalam
sebuahkumpulan.
Jenis
hurufnya juga
khath naskhyang dapat dibaca. Dalam setiap halaman terdiri dari
19baris dengan ukuran 13/18 cm. Di awal
halaman adalah: Kitab al-Kaba-ir,dlkumpulkan
oleh Syaikhal-Imam al-Alim al-Amil az-Zahid al-Abid Syaikhul Islam al-Hafizh Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz- Dzahabi,
semogaAllah mengampuni beliau dan seluruh kaum Muslimin
dengan segala anugerah dan kebaikannya. Amin.C.
Naskah Perpustakaan Arif HikmatU yangsaya beri kode
C,yang juga merupakan
naskahyang lengkap, tersimpan di per-
pustakaanArif Hikm
ah laV:,
no. 123/
2\7/
al-Mawa'izh, dltulis oleh Muhammad
Sa'id al-Hasanial-Qudsi, dan
selesaimenulisnya
pada Senin5 Syawwal
1272H. Dan di halaman pertama tertulis
Kitab al-Mqharim wa Tabyin ql-Maharim,dikumpulkan
olehal-Hafizh Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz
JiW, semogaAttah meridhainya,
amin. Naskahini
105 halaman, denganjumlah lembar kertasnya
55ukuran
1,6X15cm.
Jenishuruf yang digunakan
adalah khqth naskhyang cukup baik
danditulis
dengantinta hitam, kecuali
setiap"judul
dosa besar".Dan
setiapkata dari setiap hadits ditulis dengan tinta merah" dan setiap halaman di- lingkari
dengan garisberwarna
emasyang indah.
xxlv fit4frdie:rh ,,,,:, l:t ::'ll'il#:li'l
,
,
{n:!!!!ty!!rahqtqSesungguhnya saya
menyebutkan
catatanyang
sangaturgen
di sini, yaitu bahwa
sayamerasa berhutang (kewajiban) dalam
mengeluarkankitab ini
kedunia
percetakan, kebebasan dan cahaya, setelahterpenjara dalam lemari-lemari manuskrip,
selamahampir tujuh
abad,sampai terkumpulnya ketiga naskah ini padaku. Dan ketiganya saling membantu dalam menghilangkan
segalayang tidak jelas, dan menyempurnakan kekurangan dan bagian yang terhapus..., maka
segalapuji hanya bagi Allah
atastaufikNya...
dan syukur terpanjatkan untukNya
semata atas segalanikmatNya
atas
makhlukNya.
@
Yangsaya lakukan terhadap kitab ini:
1. Membandingkan antara ketiga naskah, dan melengkapi tam- bahan-tambahan yang tercantum padanya atau pada salah
satunya.2. Memberikan nomor
ayat-ayatal-Qur'an dengan nama
surat-suratnya, dan
sayameletakkannya antara dua kurung
setelahsetiap ayat, untuk mengurangi
catatankaki pada
setiap hala- man.3. Mentakhrij hadits-hadits, lalu saya menyebutkan
sumbernya, namakitab dan
babnya,nomor
hadits,jilid
dan halaman.Dan saya mencukupkan diri dengan menyebutkan satu tempat dalam
Shahihal-Bukharit yang pada umumnya pada tempat pertama, di
manadisebutkan nomor
athrafhadits dalam Kitab
Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari,
milik al-Hafizh Ibnu Hajar, foto kopi dari cetakan al-Maktab as-Salafiyah, Kairo. Dan
takhrijnya telah memberikanfaidah
besaruntukku
dalam mem-berikan harakat terhadap hadits dalam sumber asalnya, dan mendapatkan sejumlah kata-kata yang kurang, yang
sayaletakkan di antara dua kurung [ ], karena
sayatidak
menda-patkan fungsi penting untuk menunjukkan kepadanya dalam
catatankaki.
4.
Sayamemberikan
syarah ataskata-kata aneh, dan
sayajuga menyebutkan biografi sejumlah tokoh, dan
sayamembatasi diri hanya memberikan komentar penting
sehinggatidak
me- nambah tebalnyabuku.
5.
Dan demimenyempumakan
faidah, saya merasapenting unfuk
1llilkndimahgil,4,q
menyebutkan, (setelah mukadimah ini), definisi dosa-dosa
besar,dan
sayacukupkan hanya dengan
apayang dituliskan
olehImam
al-Qurthubi;;,,!;9.ketika menafsirkan Firman Allah,
4 #g "# 1{<t;A'oH\11'|.-.i}} oyfu
"likakamu
menjauhi dosa-dosabesar di antara dosa-dosa yang mana kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesa- lahnnmu (dosa-dosamu yang kecil)...." (An-Nisa':
3L).Hal itu karena di dalamnya termuat penjelasan-penjelasan
yang penting,yalrrg seyogyanyadiketahui
oleh seorangMuslim dalam kaitan
tema dosa-dosa besarini,
danuntuk
menjelaskanbahwa meninggalkan
dosa-dosa besartidak berarti
memboleh-kan
dosa-dosa kecil.Dan saya memohon kepada A1lah
tJlS,dan
sayaberharap kepadaNya
agarmenjadikan
pekerjaan sayaini ikhlas
karena men- cariWajahNya
YangMulia
semata, dandemi
melayaniAgamaNya yang bersih dari kebatilan.
SesungguhnyaAllah
$tsadalah
sebaik-baik tempat kembali
dantempat memohon
yangpaling mulia.
Al-Madinah al'Munawwarah,l,5
Sya'ban 1403H.
ltuhyiddin Mistu
CllnknnC)osafrasar
ay@o Jlecclcruoo o@\e
Dosa Besar
@
Dosabesar (rt{Ai dari segi
bahasa:Dikatakan dalam
Lisan al-Arab:$Ji adalah:
dosayang
besardan sesuatu yang
Allah
ancam dengan neraka.Kata';f.Ji
samadengan;5ii aan
ta' at-Ta'nits(ta'perempuan)
adalahuntuk menunjukkan makna "yang
sangat" (al-Mubalaghah).Di
dalamal-Qur'an
disebutkan,4 ;--;rr5 ;ti'6l$-rii F
" (Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji."
(An-Najm:32).
Dan di dalam hadits-hadits, kata tdi (dosa-dosa
besar)disebutkan tidak
hanyapada
satu tempat. Danbentuk tunggalnya adalah i'$, yaitu: perbuatan yang
sangatamat buruk dari
dosa- dosayang dilarang
secarasyar'i
karena besarnya masalahtersebu!
seperti membunuh, berzina, melarikan diri
saatperang
berkeca-muk,
danlain
sebagainya.l@
MaknaytSii
lOosa-dosabesar) secara istilah (terminologi):
Para ulama menyebutkan sejumlah definisi bagi
dosa-dosa besar,yang diulas oleh al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam
Fath al-Bari serayaberkata, "Ar-Rafi'i berkata dalam
asy-Syarhal-Kabir,'Dosa-
dosa besarialah:
Sesuatuyang mengharuskan dikenakan hukum
had.
Pendapat lain mengatakary 'Ialah
sesuatuyang
menghadap-kan
ancamankepada pelakunya
dengan berdasar nashal-Qur'an
atau as-Sunnah'."2t
Lisan al-Arab,6/443.2 Fath al-Bari, 12/18?184.
xxvi