• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah keberadaan Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) di Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Penelitian ini akan mulai dilakukan pada bulan Desember 2015. Alasan pemilihan wilayah ini dikarenakan lokasinya terletak di bagian Utara Kota Surakarta dengan karakteristik yang cukup dinamis yaitu daerah padat penduduk dan merupakan daerah rawan banjir di beberapa RW. Intensitas kegiatan perempuan di dalam lembaga maupun kegiatan sosial kemasyarakatan cukup tinggi, terdapat ketua RT dan RW perempuan. Di wilayah Kelurahan Joyosuran ini memang terdapat Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) dimana kelompok tersebut sangat peduli dengan pengelolaan lingkungan sekitarnya.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Denzin & Lincoln, 1994 (dalam Creswell, 2013: 58) dalam karya mereka The SAGE Handbook of Qualitative Research memperlihatkan definisi dari penelitian kualitatif, yaitu:

Penelitian Kualitatif adalah suatu aktivitas berolaksi yang menempatkan penelitinya di dunia. Penelitian kualitatif terdiri dari serangkaian praktik penafsiran material yang membuat dunia menjadi terlihat.. Praktik-praktik ini mentransformasi dunia.

Mereka menugbah dunia mnejadi serangkaian representasi, yang mencakup berbagai catatan lapangan, wawancara, percakapan, foto, rekaman dan catatan pribadi. Dalam hal ini penelitian kualitatif melibatkan suatu pendekatan penafsiran yang naturalistik terhadap dunia. Hal ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari benda-benda di lingkungan alamiahnya, berusaha untuk memaknai atau menafsirkan fenomena dalam sudut pandang makna-makna yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka.

Penelitian kualitiatif ini menggunakan pendekatan penelitian Fenomenologi. Studi fenomenologi merupakan pemaknaan umum dari commit to user

(2)

47

sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena. Tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk mengungkap pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi tentang esensi atau intisari universal. Dalam fenomenologi, peneliti mengumpulkan data dari individu yang telah mengalami fenomena- fenomena, dan mengembangkan deskripsi tentang esensi dari pengalaman tersebut bagi semua individu itu. Deskripsi ini terdiri dari “what” (apa) yang mereka alami dan “how” (bagaimana) mereka mengalaminya. Dalam penelitian ini, penulis berupaya menggambarkan bagimana Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang berguna untuk mengupayakan mitigasi bencana banjir yang sering melanda wilayah tersebut.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unti analisis yang memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu. ( Slamet, 2006: 40). Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya. (Sugiyono, 2014: 49). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perempuan (ibu rumah tangga) yang terdapat di wilayah Kelurahan Joyosuran.

2. Sampel

Adapun teknik pengambilan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling ini memilih informan karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Alasan memilih teknik tersebut adalah agar bisa mendapatkan informasi secara jelas tentang berbagai aspek yang akan diteliti sehingga tujuan-tujuan dari penelitian dapat tercapai. Berdasarkan hal tersebut, maka informan yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah 8 orang perempuan yang tergabung dalam Kelompok Perempuan commit to user

(3)

48

Joyosuran, terdiri dari pengurus dari KPJ dan beberapa anggota yang tergabung dalam 3 kelompok perempuan yang ada di wilayah Kelurahan Joyosuran terbagi dalam beberapa RW. Kemudian untuk informan tambahan dengan menggunakan teknik triangulasi sumber, maka dipilih 4 orang informan dari Pihak Kelurahan Joyosuran dan warga masyarakat Joyosuran lainnya yang tidak tegabung dengan Kelompok Perempuan Joyosuran. Dalam memilih informan tersebut, peneliti membagi dalam beberapa karakteristik adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan umur {muda (20-56 tahun)/ tua (56-75 tahun)}

b. Berdasarkan pekerjaan ( Buruh, IRT, PNS, dll) c. Berdasarkan Pendidikan ( SD, SMP, SMA, Sarjana)

Untuk lebih mudah menjelaskan dalam pengambilan informan, maka peneliti menyajikan dalam bentuk matrik sebagai berikut:

Tabel 1.2

Pengambilan informan berdasarkan Umur Jenis kelamin

Umur

Muda (20-56 tahun)

Tua (56-75 tahun)

Laki-laki 3 0

Perempuan 5 4

Tabel 1.3

Pengambilan Informan Berdasarkan Pekerjaan Jenis Kelamin

Pekerjaan

Buruh IRT PNS Pedagang Lainnya

Laki-laki 1 0 2 0 0

Perempuan 1 4 0 2 2

commit to user

(4)

49

Tabel 1.4

Pengambilan Informan Berdasarkan Pendidikan Jenis Kelamin

Pendidikan

SD SMP SMA Sarjana

Laki-laki 0 0 0 3

Perempuan 0 1 7 1

D. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui observasi, dokumentasi dan wawancara dengan informan. Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah perempuan yang terdapat di wilayah Kelurahan Joyosuran. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan perempuan yang tergabung dalam dalam KPJ, juga melalui observasi dengan cara mengamati bagaimana tindakan-tindakan perempuan dalam melkukan pnegelolaan lingkungan untuk memitigasi bencana banjir di wilayah tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelusuran dan penelaahan studi-studi dokumen yang berhubungan dengan tempat penelitian dan masalah yang diteliti atau data data yang diperoleh memlalui sumber-sumber lain di luar informan yang sudah diolah.

Sumber data dari data sekunder ini diperoleh dari buku, dokumentasi data- data, jurnal dan skripsi/ thesis/ disertasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam commit to user

(5)

50

penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting ( kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi.

(Sugiyono, 2014: 62-63) Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Nasution, 1988 (dalam Sugiyono, 2014: 64) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Marshall, 1995 (dalam Sugiyono, 2014: 64) menyatakan bahwa

“through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.” Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat nonverbal. Sekalipun dasar utama daripada metode observasi adalah penggunaan indera visual, tetapi dapat juga melibatkan indera-indera lain seperti pendengaran, rabaan dan penciuman. (Slamet, 2006: 85-86).

Observasi memiliki dua tipe, yaitu observasi berpartisipasi dan observasi tidak berpartisipasi.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebagai peneliti saja dan tidak memiliki peran ganda maka penelitian ini menggunakan tipe observasi tidak berpartisipasi.

2. Wawancara mendalam

Esterberg, 2002 (dalam sugiyono, 2014: 72) mendefinisikan inertview sebagai berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic.” Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. commit to user

(6)

51

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus ditelit, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan alur yang fleksibel. Dimana pewawancara dapat mengajukan pertanyaan secara random (acak) dari waktu ke waktu yang tidak terstruktur formal, atau dari topik satu ke topik yang lainnya. Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang mendalam, dan dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan peneliti tentang kejelasan masalah yang dijelajahinya.

Berdasarkan hal diatas, maka wawancara mendalam dilakukan kpada informan yang terdiri dari perempuan-perempuan yang tergabung dalam anggota kelompok-kelompok perempuan yang ada di wilayah Joyosuran. Kemudian wawancara mendalam juga dilakukan kepada informan lain dengan teknik triangulasi sumber dalam penelitian ini, yaitu pihak dari Kelurahan Joyosuran dan Warga masyarakat lain yang tidak tergabung dalam anggota Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tilisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. ( Sugiyono, 2014: 82)

F. Validitas Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas. Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. commit to user

(7)

52

Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2014: 117). Penelitian ini menggunakan validitas data dengan teknik triangulasi sumber.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Maka peneliti menggunakan salah satu teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari ketiga sumber tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari ketiga sumber data tersebut.

Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti yang dinyatakan oleh Miles dan Huberman, 1984 (dalam Sugiyono, 2014:

87), bahwa “ The most serious and central difficulty in the use of central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analsis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman dengan melibatkan reduksi data, commit to user

(8)

53

sajian data, dan penarikan simpulan serta verifikasinya. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

(Sugiyono, 2014: 92) Dalam proses ini, peneliti mulai untuk mengumpulkan data-data yang dianggap penting yang kemudian dipilah berdasarkan tipe-tipe tertentu seperti data tentang monografi penduduk, data tentang Kelompok Perempuan Joyosuran dan juga foto-foto atau dokumen yang dirasa membatu dalam penelitian.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Yang paling sering dugunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selajutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2014: 95). Dalam proses penyajian data ini peneliti menampilkan narasi, foto-foto pendukung dan juga tabel yang dirasa penting dan berhubungan dengan penelitian juga ditampilkan agar data yang dibaca semakin lengkap, sehingga pembaca langsung bisa memahami penelitian tersebut. commit to user

(9)

54

c. Conclusion Drawing/ Verification (Kesimpulan/ Verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2014: 99).

H. Profil Informan

Adapun profil informan dalam penelitian ini yang memuat relevansi para informan dipilih sesuai dengan fokus penelitian adalah sebagai berikut : 1. Rani Misdiyati (40 tahun), informan ini merupakan sekretaris dari

Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) yang juga tinggal di wilayah RT 03 Kelurahan Joyosuran. Ibu Rani Misdiyati ini memang sering dipaanggil dengan panggian ibu Nana, beliau menjabat sebagai sekretaris KPJ sejak mulai dibentuknya KPJ itu sendiri. Beliau adalah seorang karyawati di salah satu home industri terkenal yaitu “Griya Lilin” yang juga bertempat di Kelurahan Joyosuran. Ibu Nana adalah tamatan Sekolah Menengan Atas (SMA). Beliau adalah warga asli daerah Joyosuran.

2. Eki Pujilestari (41 tahun), informan ini merupakan salah satu anggota dari Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) dan juga merupakan warga asli dari Kelurahan Joyosuran. Beliau merupakan tamatan dari Diploma 3 Pariwisata di Universitas swasta di Surakarta. Berbekal dari pendidikan dan pengalamannya, belai sekarang membuka suatu home industi kerajinan tangan yang disebut sebagai “Griya Lilin”. Dengan keahliannya dalam membuat kerajinan tangan, maka beliau tularkan kepada peempuan-perempuan lain di Joyosuran. Beliau adalah orang yang

commit to user

(10)

55

memiliki jiwa sosial yang tinggi, ingin membantu perempuan di wilayahnya supaya bisa lebih mandiri.

3. Sukamti Sriyono (65 tahun), infoman tersebut merupaka anggota dari KPJ dari wilayah RW 12. Beliau juga menjabat sebagai ibu RT di wilayahnya.

Dalam kesehariannya ibu yang seing dipanggil ibu Sriyono ini hanyalah mengurusi warung yang ada di rumahnya. Karena memang pekerjaan beliau adalah sebagai pedagang, sehingga setiap hari beliau berkutat di warung berdua bersama dengan suaminya. Ibu sriyono hanyalah tinggal berdua dengan suaminya karena anak-anaknya sudah menikah dan tinggal di luar kota. Ibu Sriyono sangat aktif dalam mengikuti kegiatan lingkungan oleh KPJ. Beliau juga memiliki keinginan untuk menjadikan wilayah RT nya untuk menjadi kampung jeruk purut dan mengajak semua ibu-ibu di wilayahnya menanam jeruk purut. Karena menurutnya daya juga buah dan daunnya lumayan tinggi.

4. Fransisca Sulastri Atmoyo (60 tahun), informan ini meupakan ketua dari Kelompok Peempuan Jooyosuran (KPJ), beliau menjabat ketua mulai dari awal dibentuknya KPJ itu sendiri. Selain menjadi ketua KPJ, beliau dalam kesehariannya membuka usaha catering yang melayani pesanan dalam setiap harinya, selain catering di rumah juga membuka usaha pembuatan sanggul atau konde. Selain aktif dalam kegiatan KPJ, namun ibu moyo juga sangat aktif dalam kegiatan kewanitaan lainnya seperti halnya PKK.

5. Siti Karminah Subandiyo (65 tahun), beliau adalah salah satu anggota KPJ yang betempat tinggal di wilayah RW 12 dan bergabung dalam kelompok KPJ “Permadari”. Dalam kesehariannya beliau hanyalah ibu rumah tangga yang setiap hari mengasuh cucunya. Selain itu beliau juga disibukkan dalam kegiatan pembuatan pupuk kompos yang memang tempat untuk pengumpulan sisa sayuran berada di pekarangan beliau.

Sehingga setiap hari ibu bandiyo selalu mengumpulkan sisa-sisa sayuran dari tetangga sekitar untuk pembuatan pupuk tersebut.

6. Sriningsih (64 tahun), informan ini meupakan salah satu anggota KPJ yang juga berada pada wilayah RW 12. Dalam kesehariannya, beliau commit to user

(11)

56

hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Beiau tinggal bersama anaknya yang berprofesi sebagai seorang penjahit. Beliau sangat aktif dalam mengikuti kegiatan lingkungan dari KPJ sejak awal dimulainya program pengelolaan lingkungan tersebut.

7. Sarwiyastuti (40 tahun), infoman ini merupakan juga anggota dari Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ). Beliau bertempat tinggal di wilayah RW 04 Kelurahan Joyosuran. Dalam sehari-sehari, ibu ini hanyalah ibu umah tangga biasa, namun terkadang juga beliau ikut membantu tetangganya memasak apabila ada pesanan catering. Setiap hari juga beliau disibukkan untuk mengumpulkan sampah-sampah pilahan dari tetangga sekitarnya, karena beliau menjadi tempat untuk pengumpulan sampah tersebut yang kemudian dijual.

8. Tri Winarni (48 tahun), Infoman ini merupakan anggota dari KPJ yang tergabung dalam kelompok “Kenanga” yaitu kelompok dari RW 04 wilayah Joyosuran. Beliau sehari-hari hanyalah ibu umah tangga biasa yang setiap pagi hanya mengantar jemput cucunya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Beliau sangat aktif dalam kegiatan sosial yang dibentuk oleh KPJ. Setiap kegiatan dari KPJ beliau selalu mengikutinya tanpa terkecuali.

9. Dwi (45 tahun), informan ini merupakan bendahara dari Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ). Beliau sangatlah aktif untuk mengurusi kegiatan-kegiatan KPJ. Beliau jugalah yang sangat antusias dalam mengajak warga-warga lain untuk peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Dalam kesehariannya, beliau bekerja dirumah dengan membuka toko klontong dirumah beliau sendiri. Beliau juga yang aktif mencari dana sana sini sampai pada dinas-dinas pemerintahan.

10. Suwarno, SE (51 tahun), informan ini merupakan Lurah dari Kelurahan Joyosuran. Beliau adalah lulusan sarjana dari salah satu universitas di wilayah Suakarta. Bapak Suwarno ini merupakan orang yang sangat mendukung akan terbentuknya Kelompok Perempuan Joyosuan (KPJ), karena menurutnya, dengan adanya KPJ maka dapat membantu warga commit to user

(12)

57

Joyosuran juga dapat menangani masalah lingkungan yang selama ini belum terselesaikan.

11. Djarno (52 tahun), informan ini merupakan salah satu pihak dari Kelurahan Joyosuan yang berkaitan dengan lingkungan. Beliau menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Lingkungan Hidup di Kelurahan Joysouran. Beliau juga merupakan lulusan sarjana dari universitas di Surakarta ini. Dengan beliaulah KPJ bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lingkungan di wilayah tersebut. Beliau mendukung kegiatan lingkungan yang telah dibentuk oleh KPJ.

12. Sunoko (38 tahun), Merupakan Community Organizer (CO) dari divisi SL (Sustainable Livelihood) di LSM SPEKHAM Solo. Beliau tinggal di Desa Musuk Boyolali. Beliau adalah orang yang membantu Kelompok Perempuan Joyosuran untuk mau bergerak dalam membantu menangani masalah lingkungan di wilayah mereka. Bapak Sunoko juga awanya membantu mendorong terbentuknya Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ). Bedasarkan dari pengalaman selama 15 tahun dalam LSM, maka beliau ikut membantu warga Joyosuran untuk bisa mengatasi masalah lingkungan yang ada di wilayah tersebut.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh cara yang salah yang dapat memberikan konsekuensi negative Sebagai contoh cara yang salah yang dapat memberikan konsekuensi negative yaitu

Dalam teori struktur modal penggunaan hutang memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan diantaranya bunga hutang dapat mengurangi pajak perusahaan; hutang memiliki

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,

Cerita Cinta Enrico ilustrasi sangat berbeda dengan sampul Si Parasit Lajang dan Pengakuan Eks Parasit Lajang , dapat diperhatikan dalam sampul Si Parasit Lajang ilustrasi

TriPutra Inti Makmur digunakan untuk membantu strategi bisnis agar lebih mendukung visi dan misi perusahaan, dengan menggunakan teknologi informasi yang diharapkan

Lahan SPPT digunakan sebagai persawahan dan tempat tinggal kini merupakan hak mereka karena sudah memiliki sertifikat, sedangkan lahan garapan kehutanan masih menjadi konflik

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung

Dari latar belakang yang diutarakan diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi strategi pembelajaran metakognitif dalam meningkatkan