• Tidak ada hasil yang ditemukan

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

THIS PAGE

INTENTIONALLY LEFT BLANK

(3)
(4)

PR NOW:

Praktik Public Relations di Era Disruptif

Editor:

Yani Tri Wijayanti

Penulis:

Primada Qurrota Ayun, Nur Anisah, Maya Agustia, Nadia Muharman, Rismawaty, Indria Hady Putri, Suranto AW, Chatia Hastasari, Rahmat Hidayat Asri, Sangra Juliano Prakasa, Oki Ahmad Ismail, Agus Naryoso, Sri Widowati Herieningsih, Muhammad Bayu Widagdo, Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, Asmara Indahingwati, I Gusti Agung Alit Suryawati, Dody Triguno, Mutia Dewi, Sri Rejeki, Gusmia Arianti, Suci Rahmah Yusrafitri, Puji Hariyanti, Rahmat Saleh, Deni Yanuar, Nuriyatul Lailiyah, Wahid Abdulrahman, Arina Habaidillah, Desayu Eka Surya, Dhimas Alfianto, Rahma Santhi Zinaida, Ruzqiyah Ulfa, Rachmalia Devinda Hardika, Narayana Mahendra Prastya, Nadia Wasta Utami, Brahma Putra Pratama, Tono Purwantoro

Desain Sampul dan Tata Letak:

Alip Yog Kunandar

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Diterbitkan oleh:

IPRC dan Penerbit Galuh Patria bekerjasama dengan

ASPIKOM DIY-Jateng dan PERHUMAS Yogyakarta Cetakan Pertama: Desember 2018

ISBN: 978-602-51985-5-7

iv PR NOW

(5)

PENGANTAR EDITOR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat, berkah dan karunia-Nya buku dengan judul “PR NOW: Praktik Public Rela- tions di Era Disruptif ” dapat diterbitkan. Buku ini merupakan kum- pulan dari hasil penelitian dan kajian teori yang terdiri 20 (dua puluh) artikel yang ditulis oleh dosen, mahasiswa serta para anggota organi- sasi profesi yang mencermati mengenai fenomena, problematika, perkembangan kajian public relations di era disruptif.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari Call for Paper kegiatan Indonesia Public Relations Conference (IPRC), yang terseleng- gara atas kerja sama Perhumas BPC Yogyakarta bekerjasama dengan ASPIKOM Korwil DIY-Jawa Tengah yang bertema “Era Disruptif dan Penguatan Kapasitas Daya Saing Serta Isu Etika Bagi Profesional Public Relations”. Taun 2018 dianggap sebagai tahun dimana terjadi kecemasan karena adanya tantangan baru yang kemudian hal ini dise- but sebagai disrupsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disrupsi diartikan hal tercabut dari akarnya, maka dalam kehidupan sehari- dari dapat diartikan terjadi perubahan yang fundamental atau men- dasar, termasuk di dalamnya adalaha danya evolusi teknologi. Digi- talisasi merupakan dampak dari evolusi ini, terutama dalam perkem- bangan informasi yang berdampak besar pada kehidupan manusia.

Demikian juga dalam bidang public relations menghadapi tan- tangan dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi, pub- lic relations atau humas harus menguasai teknologi dan dapat ikut v

Praktik Public Relations di Era Disruptif

(6)

menyebarkan citra positif melalui berbagai teknologi yang ada. De- ngan menggunakan teknologi dengan baik dan benar, maka public relations atau humas ikut berperan serta dalam melawan berita-berita hoax dan juga fake news yang sekarang dapat tersebar luas dengan mudah. Perkembangan teknologi ini diikuti oleh perkembangan zaman, dimana sekarang sudah masuk di era 4.0, public relations harus lebih update informasi dan kita dihadapkan oleh big data. Public rela- tions tidak lagi beraktivitas dalam hitungan jam, tetapi sudah dalam hitungan menit, maka public relations harus lebih aktif dalam peng- gunaan teknologi. Banyak alat atau tools yang dapat dipergunakan di era 4.0, baik untuk publikasi informasi terkait perusahaan atau organi- sasi, monitoring media, melakukan penelitiansejauhmana pesan ter- sampaikan pada khalayak. Oleh karenanya supaya penyampaikan pesan lebih efektif dan efisien, public relations mesti beradaptasi dengan kemajuan teknologi, melakukan inovasi untuk penyampaian pesan.

Buku ini merupakan kumpulan hasil riset dan kajian teori akade- misi praktisi dan mahasiswa mengenai kajian Public Relations Strategis.

Ada dua puluh artikel dengan kajian yang berbeda-beda. Diantaranya kajian khusus humas pemerintahan dan kepolisian, ditulis oleh Agus Naryoso dan Muhammad Bayu Widagdo dengan judul “Gagasan Program Publc Relations untu Profesionalisme POLRI level POL- RES”, Nur Anisah, Maya Agustina dan Nadia Muharman me- nulis dengan judul “Strategi Komunikasi Humas POLDA Aceh untuk Pembentukan Citra Positif Polisi di Mata Masyarakat”. Rahmat Saleh dan Deni Yanuar dengan judul “Polisi Meu Pep-pep : Terobosan Model Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas dalam Menciptakan Citra Positif Kepolisian Aceh”. Sangra Juliano Prakasa dan Oki Achmad Ismail dengan judul “Hubungan antara Kompetensi Humas Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dengan Standarisasi Pelayanan Kepada Masyarakat”. Berikutnya artikel dengan judul “Strategi Humas Pemerintah Kota Semarang melalui Program LAPOR Hendi!

Dalam Meningkatkan Partisipasi Aspirasi Politik” yang ditulis oleh Primanda Qurrota Ayun. Suranto, Chatia Hastasari serta Rahmat Hidayat Asri yang menulis “Komunikasi Persuasif Humas POLDA DIY di Era Disruptif ”.

Kajian di bidang pariwisata juga ditulis oleh beberapa penulis,

vi PR NOW

(7)

yaitu “Event Public Relations sebagai Alat promosi Desa Wisata di Jawa Tengah” ditulis oleh Sri Widowati Herieningsih. “Pariwisata Halal Korea Selatan dalam Meningkatkan Daya Saing di Era Dis- ruptif ” yang ditulis oleh Sri Rejeki dan Gusmia Arianti. Sedangkan Dody Triguno dan Mutia Dewi menuliskan “Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Fes- tival Islam International Cirebon dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon”.

Serta beberapa kajian strategi mengenai peran dan fungsi humas ditulis oleh beberapa penulis yaitu “Manajemen Kampanye Penang- gulangan Kabut Asap Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bersama Miss Teen Indonesia 2015” yang ditulis oleh Suci Rahmah Yusrafitri dan Puji Hariyanti. “Strategi Kampanye Public Relations di Dalam Perspektif Disaster Ideology Oriented Campaign” yang ditulis oleh Agus Naryoso, Sri Widowati Herieningsih serta Muhammad Bayu Widagdo. Selanjutnya Nuriyatul Lailiyah dan Wahid Abdulrahman menuliskan tentang “Political Branding : Karakter Pilihan Pemilih dalam Pemilihan Walikota Semarang 2015”. Serta “Tengkar Twit Follower pada Feedback Twitter (Studi Analisis Isi Posting Twitter Goenawan Muhamad)” yang ditulis oleh Tono Purwantoro.

Kajian mengenai media relations dituliskan oleh Rachmalia Devinda Hardika, Narayana Mahendra Prastya serta Nadia Wasta Utami dengan judul “Analisis Media Relations di Rumah Sakit di Yogyakarta: Kebutuhan Media Menggunakan Konsep Information Subsidies”. Brahma Putra Pratama menuliskan tentang “Potensi Transformasi Aktivitas Media Relations antar Industri Media”. Artikel berikutnya terkait peran public relations ditulis oleh I Gusti Agung Alit Suryawati dengan judul “Peranan Public Relations dalam Mengoptimalkan Kinerja Hotel Berbintang di Kabupaten Badung”.

Terkait tentang public relations hotel, terdapat artikel dari Siska Ar mawati Sufa, Didik Sugeng Widiar to dan Asmara Indahingwati dengan judul “Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru sebagai Re-Branding dan Strategi Marketing PR Ho- tel Inna Simpang Surabaya”.

Kajian tentang corporate social responsibility (CSR) ditulis oleh Desayu Eka Surya dan Dhimas Alfianto dengan judul “Strategi

vii

Praktik Public Relations di Era Disruptif

(8)

Komunikasi PT. Indah Kiat Pulp Paper Kabupaten Serang dalam Mempertahankan Citra Perusahaan. Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Bagian CSR dan Media Relations melalui Pro- gram Bedan RUTILAHU (Rumah Tidak Layak Huni) dalam Mem- pertahankan Citra Perusahaan di Kalangan Masyarakat Penerima Bantuan. Rahma Santhi Zinaida dan Ruzqiyah Ulfa menulis dengan judul “Resolusi Konflik Perusahaan melalui Program Corporate So- cial Responsibility”. Dan terakhir artikel dari Rismawaty dan Indria Hady Putri dengan judul “Daya Tarik Pesan Tabloid Kontak oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Karyawannya.

Indonesia Public Relations Conference (IPRC) terdiri dari kegiatan Seminar Nasional dan Call for Paper dilaksanakan di Kota Yogyakarta pada tanggal 18-19 Oktober 2018. Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh penulis artikel dan pemakalah atas keikutsertaan pada Call for Paper ini, rekan-rekan Perhumas BPC Yogyakarta, ASPIKOM Korwil DIY dan Jawa Tengah serta panitia atas kerja kerasnya dan semua pihak yang telah membantu terlaksana- nya Seminar dan Call for Paper Public Relations ini hingga penerbitan buku ini. Semoga buku ini menjadi sumbangan akademis yang ber- manfaat bagi perkembangan kajian public relations di Indonesia. Seba- gai karya akademis buku ini tentunya masih terus harus ditingkatkan kualitasnya dari segala aspek. Maju Terus Humas Indonesia. Indone- sia Bicara Baik.

Yogyakarta, 18 Oktober 2018

Yani Tri Wijayanti

viii PR NOW

(9)

DAFTAR ISI

Pengantar Editor...

Daftar Isi...

A. PUBLIC RELATIONS

1. Strategi Humas Peme-rintah Kota Semarang Melalui Program LAPOR Hendi! dalam Meningkatkan Partisipasi Aspirasi Publik

Primada Qurrota Ayun...

2. Strategi Komunikasi Humas Polda Aceh untuk Pembentukan Citra Positif Polisi di Mata Masyarakat Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman...

3. Daya Tarik Pessn Tabloid KONTAK oleh Humas PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi

Karyawannya

Rismawaty & Indria Hady Putri...

4. Komunikasi Persuasif Humas Polda DIY di Era Disruptif Chatia Hastasari, Suranto AW,

& Rahmat Hidayat Asri...

5. Hubungan Antara Kompetensi Humas Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dengan Standarisasi Pelayanan Kepada Masyarakat

Sangra Juliano Prakasa & Oki Ahmad Ismail...

ix

Praktik Public Relations di Era Disruptif

v ix

1

18

32

42

57

(10)

B. KAMPANYE PR

6. Strategi Kampanye Public Relations dalam Perspektif Dissaster Ideologically Oriented Campaign

Agus Naryoso, Sri Widowati Herieningsih,

& Muhammad Bayu Widagdo...

7. Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru

sebagai Re-branding dan Strategi Marketing PR Hotel Inna Simpang Surabaya

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto,

& Asmara Indahingwati...

8. Peranan Public Relations dalam Mengoptimalkan Kinerja Hotel Berbintang di Kabupaten Badung, Bali

I Gusti Agung Alit Suryawati ...

9. Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam

Internasional Cirebon dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon

Dody Triguno, Mutia Dewi...

10. Pariwisata Halal Korea Selatan dalam Meningkatkan Daya Saing di Era Disruptif

Sri Rejeki & Gusmia Arianti...

11. Event Public Relations Sebagai Alat Promosi Desa Wisata Di Jawa Tengah

Sri Widowati Herieningsih...

12. Manajemen Kampanye Penanggulangan Kabut Asap Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bersama Miss Teen Indonesia 2015

Suci Rahmah Yusrafitri & Puji Hariyanti...

x PR NOW

79

106

115

132

154

172

192

(11)

13. Polisi Meu Pep-Pep: Terobosan Model Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas dalam Menciptakan Citra Positif Kepolisian Aceh

Rahmat Saleh & Deni Yanuar...

14. Political Branding: Karakter Pilihan Pemilih Dalam Pemilihan Walikota Semarang 2015

Nuriyatul Lailiyah & Wahid Abdulrahman...

15. Diskursus Identitas Budaya Urban (Kajian Cultural Studies pada Event Jazz Traffic Festival Surabaya 2014) Arina Habaidillah...

C. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY 16. Strategi Komunikasi PT. Indah Kiat Pulp and Paper

Kab. Serang dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Desayu Eka Surya & Dhimas Alfianto...

17. Resolusi Konflik Perusahaan Melalui Program Corporate Social Responsibility

Rahma Santhi Zinaida & Ruzqiyah Ulfa...

D. MEDIA RELATIONS

18. Analisis Media Relations di Rumah Sakit di Yogyakarta:

Kebutuhan Media menggunakan Konsep Information Subsidies

Rachmalia Devinda Hardika,Narayana Mahendra Prastya, & Nadia Wasta Utami...

19. Potensi Transformasi Aktivitas Media Relations antar Industri Media

Brahma Putra Pratama...

20. Tengkar Twit Follower pada Feedback Twitter

(Studi Analisis Isi Posting Twitter Goenawan Mohamad) Tono Purwantoro...

xi

Praktik Public Relations di Era Disruptif

214

233

248

265

285

307

323

338

(12)

8

Peranan Public Relations dalam Mengoptimalkan Kinerja Hotel Berbintang di Kabupaten Badung, Bali

I Gusti Agung Alit Suryawati Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana

ABSTRAK

Divisi public relations memiliki peranan yang penting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi bisnis. Karya tulis ini membahas peranan public relation dalam menujang pemasaran jasa akomodasi hotel berbintang di Kabupaten Badung. Karya ilmiah ini merupakan bentuk kajian Ilmu komunikasi yang menggunakan pendekatan kua- litatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, studi dokumen dan wawancara mendalam dengan 9 informan, yakni pemerhati dan pengelola hotel melati di Kabupaten Badung. Analisis data dilakukan secara deskriptif–kualitatif dalam perspektif ilmu ko- munikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menjalankan bis- nis jasa akomodasi hotel berbintang public relation (PR) memiliki pe- ranan yang penting, baik internal maupun eksternal organisasi. Secara internal, PR bersama devisi personalia berupaya menjaga motivasi staf dan semangat kerjasama dalam organisasi agar mampu menja- lankan tugas secara optimal sesuai job description (JD) masing-ma- sing karyawan dalam memberikan pelayanan berkualitas untuk me- muaskan tamu hotel. Kedua, secara ekternal, devisi PR hotel berbin- tang terus berupaya membangun citra positif dan mendukung upaya pemasaran produk-produk hotelnya dengan menerapkan strategi de- ngan terus merealisasikan prinsip sapta pesona untuk menguatkan citra postif perusahaannya, mempertahankan kualitas layanannya un- tuk memuaskan dan loyalitas konsumen serta mengoptimalkan kinerja hotelnya. Kinerja hotel berbintang di wilayah Badung pada kisaran 60% - 80%. Peran PR untuk mengoptimalkan kinerja organisasi hotel berbintang perlu dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut.

Kata Kunci: Public Relation, pemasaran, kinerja hotel berbintang

115

Praktik Public Relations di Era Disruptif

(13)

I. PENDAHULUAN

Diantara sektor pembangunan di banyak negara yang menjadi sumber devisa adalah sektor pariwisata. Pariwisata telah menjadi in- dustri terbesar dewasa ini, baik dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap maupun dari jumlah dolar yang dihasilkan. Pertumbuhan pariwisata akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, jumlah wisatawan internasional diprediksi akan mencapai 1,6 milyar.

Menurut Pitana (2011), perkembangan pariwisata membawa dampak ekonomi yang sangat besar baik bagi pemerintah, kalangan swasta, maupun masyarakat di daerah tujuan wisata.

Sejak tahun 1920-an, pariwisata Bali yang berkembang telah me- mikat para wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara. Perkem- bangan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup pesat, yaitu dari 2.949.332 orang wisman pada tahun 2012 menjadi 4.927.937 orang wisman pada tahun 2016 (Nugroho, dkk., 2017:

17). Menurut Suradnya (2006), terdapat 8 faktor daya tarik bagi wi- satawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali, yaitu: (1) harga-harga produk wisata yang wajar, (2) budaya dalam berbagai bentuk mani- festasinya, (3) pantai dengan segala daya tariknya, (4) kenyamanan berwisata, (5) kesempatan luas untuk relaksasi, (6) citra (image) atau nama besar Bali, (7) keindahan alam, (8) keramahan penduduk setempat

Dengan potensi dan daya tarik yang dimiliki, Bali telah berkem- bang menjadi destinasi wisata terkenal di dunia.Bali telah memperoleh beberapa penghargaan, antara lain adalah The Best Islandse-Asia Pasifik oleh majalah Destin-Asia Hong Kong (2009); “Island Destination of the Year” dalam ajang China Travel and Meetings Industry Award 2013;

dan penghargaan Worlds Best Awards 2014 dalam kategori The Best Island in Asia versi majalah pariwisata internasional, “Travel and Lei- sure” (Kompas, Selasa, 23 September 2014; metrobali.com/2014/09/

23). Beberapa penghargaan ini memiliki pengaruh yang sangat positif terhadap jumlah kunjungan wisata. Selain itu, keamanan Bali yang baik dijamin juga memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Pariwisata telah menjadi sektor andalan untuk mendukung pem-

116 PR NOW

I Gusti Agung Alit Suryawati

(14)

bangunan Kabupaten Badung, disamping sektor dasar pertanian, per- kebunan dan perikanan. Sekitar 70% Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Badung berasal dari sektor pariwisata (Gunarta, 2015).

Sektor pariwisata terbukti telah mendorong munculnya beragam usaha dan jasa, termasuk tumbuhnya agen pariwisata, penyedia event, atraksi wisata, travel agent dan penyediaaan jasa akomodasi, baik ho- tel berbintang maupun hotel kelas melati (Stokes 2003). Fasilitas akomodasi hotel berbintang dan melati nampak berkembang, sejalan dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung. Jumlah wisatawan mancanegara yang tinggal di hotel menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara lebih suka tinggal di hotel berbintang, se- dangkan wisatawan domestik lebih memilih hotel non-bintang untuk fasilitas akomodasi mereka. Terdapat 277 hotel berbintang dengan total kamar 24.215.Sejumlah 1.696 hotel non bintangdengan total kamar 24.322. Sebagian hotel berbintang di Bali berada di wilayah kabupaten Badung, yakni 156 hotel atau 24683 kamar (Badung Dalam Angka, 2017).

Pesatnya perkembangan hotel telah mengakibatkan kelebihan jumlah kamaryang selanjutnya memunculkan beragam masalah.

Diantaranya adalah munculnya persaingan tak sehatdalam penentuan tarif kamar hotel, kinerja hotel yang kurang optimal (occupancy 40- 60%), organisasi hotel yang kurang efektif-efisien, kurangnya kete- rampilan staf sales-marketing dalam penerapan teknologi e-commerce, serta persoalan skill dan motivasi tenaga kerja.

Beberapa permasalahan tersebut telah diantisipasi hotel ber- bintang dalam mengoptimalkan kinerjanya. Kinerja hotel yang ter- cermin dalam okupansi hotel dipengaruhi oleh beberapa faktor. Me- nurut Sutawa (2015), beberapa faktor yang mendukung upaya opti- malisasi kinerja hotel berbintang di Bali adalah dengan melakukan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), meningkatkan motivasi kerja, dan melakukan perubahan organisasi.

Selain itu, optimalissai kinerja hotel juga dipengaruhi oleh pe- ranan yang optimal bagian hubunagan masyarakat (public relations).

Public relations merupakan aktivitas mengelola informasi yang ber- tujuan untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan publik (Hidayat, 2017:41). Public relations berperanan penting dalam men-

117

Praktik Public Relations di Era Disruptif

Peranan Public Relations dalam Mengoptimalkan Kinerja Hotel...

(15)

dukung bagian pemasaran (marketing) hotel. Dalam kaitan ini, Pra- yudi (2012) menyatakan bahwa fungsi seorang public relations juga ter- dapat dalam kemampuan pemasarannya. Karena jika hanya mengan- dalkan “keramah tamahan”, public relations tidak akan menghasilkan profit yang perusahaan harapkan. Karena itu dalam penelitian ini, sangat ditekankan strategi CRM (Customer Relation Management) dalam mencapai keberhasilan pemasaran yang sebenarnya, dimana strategi pemasaran dikombinasikan dengan “keramahtamahan” seorang pub- lic relations. Makalah ini membahas peranan public relations dalam me- nunjang pemasaran hotel berbintang di wilayah Kabupaten Badung.

II. METODOLOGI

Tulisan yang membahas peranan public relation dalam organisasi perusahaan jasa akomodasi (hotel) ini merupakan bentuk kajian ilmu komunikasi yang menggunakan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, studi dokumen dan wawancara mendalam dengan 9 informan, yakni pemerhati dan pengelola hotel berbintang di Kabupaten Badung. Analisis data dila- kukan secara deskriptif–kualitatif dalam perspektif ilmu komunikasi.

III. PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM ME- NUNJANG PEMASARAN HOTEL BERBINTANG Menurut Center dan Broom (2006) public relations (PR) meru- pakan fungsi manajemen dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi. Da- lam kaitan ini, secara umum peran public relations mencakup empat hal: (1) Communicator, yakni berkemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elek- tronik dan lisan atau tatap muka. Disamping itu juga bertindak seba- gai mediator dan sekaligus persuader; (2) Relationship, yakni PR/

Humas membangun hubungan positif dengan saling pengertian, men- dukung, percaya, kerjasama dan toleransi antar kedua belah pihak yakni antar lembaga dengan publik internal dan eksternal; (3) Back up Management, artinyamelaksanakan dukungan manajemen atau me- nunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, ope-

118 PR NOW

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, & Asmara Indahingwati

(16)

rasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi; dan (4) Good Image Maker, artinya menciptakan citra atau publikasi yang po- sitif merupakan suatu prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/perusahaan yang diwakilinya (Ruslan, 2007:26-27).

a. Pemasaran Hotel Berbintang

Public relation berupaya mengembangkan strategi untuk mereali- sasikan tujuan organisasi. Beberapa aspek strategi atau pendekatan yang lazim digunakan oleh para praktisi public relations dalam mewu- judkan tujuannya (Ruslan,2003:121), yaitu melalui pendekatan kema- syarakatan, persuasif, dan edukatif, tanggung jawab sosial public rela- tions, kerjasama, serta pendekatan koordinatif dan integratif. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi public relations yang diembannya, yaitu sebagai penyampai kebijakan manajemen kepada publiknya dan penyampai opini publik untuk manajemen. Karena keberhasilan suatu organisasi di mata publiknya, yaitu terciptanya hubungan yang har- monis dengan para mitra bisnisnya.

Dalam organisasi perhotelan, public relations (PR) memiliki peranan yang penting, baik internal maupun eksternal organisasi. Pertama, secara internal, PR bersama devisi personalia berupaya menjaga motivasi staf dan semangat kerjasama tim agar mampu menjalakan tugas secara optimal sesuai job description (JD) masing-masing karyawan dalam memberikan pelayana berkualitas kepada tamu hotel. Motivasi Kerja adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kearah pencapaian suatu tujuan organisasi. Motivasi tenaga kerja bisa ditumbuhkan apabila perusahaan memberikan penghargaan atas prestasi kerja, tanggung jawab, pelibatan terhadap seluruh tenaga kerja, komitmen perusahaan untuk peningkatan karir pekerja. Motivasi staf terbukti menentukan kinerja hotel berbintang di Bali (Sutawa, 2015). Hal ini sesuai dengan teori motivasi David McClelland yaitu three needs theory yaitu kebutuhan akan prestasi, kebu- tuhan akan afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaaan. Individu dengan suatu kebutuhan yang kuat akan terdorong atau termotivasi untuk

119

Praktik Public Relations di Era Disruptif Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru...

(17)

menggunakan tingkah laku yang sesuai guna memuaskan kebutuhan.

Upaya peningkatan motivasi bagi staf atau pekerjanya di lingkungan hotel berbintang di Kabupaten Badung antara lain diwujudkan dalam bentuk program best employee of the month, best employee of the quarterly, best employee of the year serta pemberian kesempatan bagi karyawannya untuk peningkatan karir mereka di hotel group Aston. Upaya pihak manajemen group hotel Aston di atas, juga dilakukan oleh manajemen Hotel Kuta Seaview, Hotel Bounty, dan Hotel All Seasons (group Accor) yang melakukan peningkatan motivasi kerja karyawannya.

Kedua, secara ekternal, devisi hoatel berbintang terus berupaya membangun citra positif dan mendukung upaya pemasaran produk- produk hotelnya. Citra positif perusahaan itu menyangkut berbagai aspek, termasuk asapek kebijakan, personel dan produknya (Jefkin, 2002:31). Citra positif perusahaan berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran. Makin positif citra suatu perusahaan, makin diminati oleh konsumennya. Komitmen konsumen untuk memilih jasa akomodasi (suatu hotel) terus terbangun.Untuk itu, diantara tugas PR adalah berupaya mempertahankan dan meningkatkan citra postif perusahaan dalam untuk mendukung pemasaran kamar hotel.Komunikasi pema- saran (marketing communication) adalah perpaduan antara dua bidang kajian ilmu, yaitu komunikasi dan pemasaran. Pengertian dari komu- nikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan baik secara ver- bal maupun non-verbal dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Sedangkan pemasaran pada dasarnya adalah menca- kup semua aktifitas yang berkaitan dengan iklan/penjualan, seperti riset pemasaran, harga yang akan ditentukan, atau perencanaan suatu produk. Menurut Kotler & Keller (2009) pemasaran adalah suatu proses dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mere- ka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai secara bebas dengan pihak lain. Komunikasi pemasaran adalah media di mana suatu peru- sahaan/produsen berusaha memberikan informasi, membujuk &

mengingatkan konsumen, secara langsung atau tidak langsung menge- nai produk barang/jasa dan merek yang dijual.

Bersama tim pemasaran, public relations hotel berupaya melaku- kan promosi dengan strategi “promotion mix”, meliputi product, price,

120 PR NOW

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, & Asmara Indahingwati

(18)

place, promotion dengan mendorong (push) pembelian, menarik (pull) perhatian pembeli serta mampu membujuk (pass) konsumennya untuk membeli produk yang ditawarkan (Shimp, 2000). Hotel berbintang di wilayah Badung memiliki jaringan pemasaran secana nasional dan multinasional. Pada Hotel Fave Kuta misalnya, mempunyai corpo- rate dan sistem pemasaran sendiri, baik secara online maupun offline.

Pada saat ini pemasaran online jauh lebih fungsional dari pada yang offline.

Menurut para informan, peranan media berupa brosur, newslet- ter, serta informasi yang dikemas melalui blog, web site perusahaan amat membantu dalam menawarkan produk hotel serta informasi tentang profil dan potensi perusahaan, bahkan media online – melalui jaringan e-commerce menjadi “senjata utama” dalam memasarkan produk hotel. Dalam kaitan ini, salah seorang informan menjelaskan bahwa dalam menjalankan perannya, bagian PR mengembangkan media promosi, baik berupa news letter (bulletin) serta media online (blog, situs web sites). Disamping memberikan informasi dan kegiat- an organisasi, media news letter dan publikasi online tersebut ber- peran dalam mendukung pemasaran hotel seperti yang dinyatakan informan sebagai berikut.

“Untuk mendukung pemasaran, media konvensional juga masih penting.

Kami masih menggunakan media seperti brosur.Apa yang kami punya di hotel ini kami sebarluaskan secara offline. Selain itu, jualan di media sosial juga lebih ampuh karena traffic di sosial media itu jauh lebih tinggi, jadi menurut kami media pemasaran secara online itu jauh lebih efektif daripada offline.Tapi sampai sekarang kami tetap mengkombinasi antara yang online dengan yang offline, termasuk brosur dan leaflet. Kami juga mempunyai instagram, facebook, karena kalau orang mau menginap disini pasti akan melihat visualnya dulu. Seperti apa sih kamarnya, tapi kalau offline hanya segitu-segitu aja. Tapi kalau online bisa lihat lewat video (Wayan Agus Sedana Putra, 42 tahun, HRD Fave Hotel, 10 Juli 2018).

Bagian public relations memiliki peranan yang menentukan dalam memasarkan produk hotel. Pada umumnya, baik hotel berbintang di wilayah Kuta seperti Fave hotel, strategi pemasaran dilakukan de- ngan pendekatan multitasking atau combine marketing. Bagian PR dan divisi pemasaran mengembangkan strategi dan pendekatan untuk 121

Praktik Public Relations di Era Disruptif Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru...

(19)

menjual produk hotelnya.Semua hotel berbintang di Bali sudah ber- upaya meningkatkan kualitas layanannya, antara lain dengan mening- katkan keterampilan karyawan hotel. Setiap karyawan hotel harus pandai merayu dan memikat calon konsumennya dan terus mening- katkan kemampuan komunikasinya (skill communication). Kete- rampilan komunikasi ini diperlukan bagi setiap pelaku wisata agar mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Pelayanan wisata berkualitas bersifat komprehensif. Artinya se- mua lini yang berinteraski dengan wisatawan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan berkualitas (istimewa) yang memuaskan wisa- tawan. Upaya memberikan pelayanan yang berkualitass kepada wisata- wan pada dasarnya merupakan implementasi prinsip sapta pesona, meliputi: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, kenangan (lihat Tabel 1).

Public relation hotel berbintang terus berusaha merealisasikan prinsip sapta pesona dalam strategi komunikasi dengan para mitra bisnis dan konsumen hotelnya. Dengan penerapan sapta pesona pengelola hotel dan pelaku wisata Bali, berupaya memberikan pela- yanan kepada para tamunya dengan mempertimbangkan aspek yang mendukung kepuasan wisatawan. Mereka tetap berupaya menerapkan

Gambar 1: contoh leaflet untuk promosi hotel

122 PR NOW

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, & Asmara Indahingwati

(20)

prinsip sapta pesona secara konsisten, citra positif dan daya tarik pariwisata Bali tetap terjaga sehingga roda perekonomian sektor kepa- riwisataan juga tetap hidup dan berkembang.

Prinsip sapta pesona tersebut diharapkan bisa diimplementasi- kan di segala kondisi, di semua moment sehingga wisatawan yang berkunjung ke Bali benar-benar merasa terkesan dan memiliki ke- nangan postif. Sejak menginjakkan kaki di Bandara Ngurah Rai, wisa- tawan yang hadir di Bali memperoleh layanan istimewa dari para pelaku wisata di hotel. Staf hotel berbintang di wilayah Kuta, Badung berupaya melayani tamunya secara profesional, melakukan tindakan yang cepat, mengembangkan sistem komunikasi terbaik dengan relasi dan tamu hotel, serta melaksanakan kegiatan sesuai time frame layanan yang jelas sehingga para tamu hotel merasa nyaman seakan tinggal di rumah (guest feel home). Penyedia jasa yang berkualitas akan memikat konsumennya, seperti pernyataan informan berikut: “Hotel boleh banyak, tetapi, yang akan keluar sebagai pemenangnya adalah hotel yang memiliki excellence service (Kahar Salamun, 53 tahun, pemerhati pariwisata Bali).

Aman Suatu kondisi/keadaan yang memberikan suana aman, tenteram bagi wisatawan.

Tertib Suatu kondisi/keadaan yang mencerminkan suasana tertib, teratur dan disiplin dalam semua aspek kehidupan masyarakat.

Bersih Suatu kondisi/keadaan yang menampilkan sifat bersih dan sehat.

Sejuk Suatu kondisi/keadaan lingkungan yang memberikan suasana segar dan nyaman.

Indah Suatu kondisi/keadaan yang mencerminkan penataan yang teratur, tertib dan serasi, sehingga memancarkan keindahan.

Ramah-tamah Sifat dan perilaku masyarakat yang akrab dalam pergaulan, hormat dan sopan dalam berkomunikasi, suka senyum, menyapa, memberikan pelayanan dan tanpa pamrih.

Kenangan Meliputi berbagai kenangan yang baik selama pelayanan seperti akomodasi, atraksi budaya, makanan khas daerah, dan cinderamata.

Sumber: Yustine, 2011

Tabel 1

Unsur Sapta Pesona Penunjang Daya Tarik Pariwisata

123

Praktik Public Relations di Era Disruptif Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru...

(21)

Sejalan dengan perkembangan media informasi dan komunikasi online dewasa ini, pemasaran melalui web site – jaringan e- commerce menjadi andalan utama dalam memasarkan produk hotel berbiatang di wilayah Badung. Pemasaran online booking semakin menjadi pilihan bagi calon tamu hotel berbintang. Melaui situs blog, wob site, calon konsumen hotel dapat mengakses layanan pemesanan kamar hotel pilihannya, tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat (any where, any times).

Disamping jaringan pemasaran online milik corporate (jaringan web/

blog milik kelompok tertentu), pemasaran kamar hotel secara online juga dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan mitra lainnya, ter- masuk Booking.com, PegiPegi, Hotel.com, Traveloka dan Booking.com.

Di era perkembagan teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini, internet menjadi bagian yang menentukan dalam pemasaran kamar hotel berbuitang. Untuk itu, menaajemen sengaja melakukan penye- suaian struktur organisasi perhotelan. Sesuai dengan kemajuan tek- nologi informasi di era global saat ini, pada umumnya hotel-hotel berbintang di Bali melakukan penambahan section dalam struktur organisasinya, yaitu menambah staff e-commerce staff dan revenue man- ager. Penambahan staf revenue manager serta staf khusus yang mengo- perasikan layanan pemesanana kamar secara on-line booking tersebut merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas layanan kepada para tamu hotel.

b. Kinerja Organisasi Hotel.

Sebagai back up management, PR di lingkaungan perusahaan jasa akomodasi hotel berupaya mengoptimalkan kinerja organisasi. Me- nurut Sutawa (2015), kinerja organisasi hotel mencakup empat hal, yaitu: Tingkat efisiensi dalam penggunaan sumber daya manusia, ting- kat efisiensi dalam pemanfatan waktu. tingkat adaptasi perusahaan atas perubahan yang terjadi. dan tingkat capaian hunian kamar hotel.

Tingkat efisiensi dalam penggunaan sumber daya manusia antara lain diimplementasikan dalam memanfaatkan sumber daya manusia secara multifungsi. Setiap staf atau karyawan hotel adalah sebagai marketing. Setiap karyawan harus menguasai informasi yang terkait dengan potensi layanan hotel, serta berbagai informasi yang diper-

124 PR NOW

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, & Asmara Indahingwati

(22)

lukan bagi widsatawan. Dengan pelayanan yang prima, otomatis ke- puasan tamu bisa diotptimalkan.

Tingkat efisiensi dalam pemanfatan waktu prinsip time is money amat dijunjung tinggi dalam melkaksanakan bisnis akomodasi. Setiap staf atau karyawan dituntut disiplin dalam pemanfaatatan dalam melaksanakan tugasnya sesuai job description-nya. Upaya pengem- bangan pelayanan hotel adalah upaya peningkatan kualitas jasa pela- yanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Menurut bebe- rapa informan pengelola hotel Wilayah Kabupaten Badung, pelayan- an yang berorientasi pelanggan menjadi strategi yang sudah mereka terapkan sejak awal pengelolaan hotel mereka. Mereka berupaya memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggannya. Hal ini sesuai dengan konsep Helien (2004:7) bahwa pelayanan jasa adalah kegiatan yang berorientasi kepada pelanggan yang terdiri dari elemen-elemen nyata berupa aspek yang bisa diraba, didengar dan dirasakan seperti ukuran, berat, warna dan sebagainya. Kemudian adanya elemen-ele- men tidak nyata yaitu lebih sulit diukur dan sering kali subyektif karena tergantung pada sikap-sikap yang bisa dipengaruhi namun tidak dia- jarkan, sebagai contoh rasa nyaman, rileks, percaya dan lain sebagai- nya.Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Nasution, 2004: 47).

Pengelola hotel di Wilayah Kabupaten Badung telah mengem- bangkan pelayanannya dengan memperhatikan aspirasi dan kebu- tuhan pelanggan. Mereka berupaya memperhatikan masukan dan need assesment para tamunya. Dari hasil pendalahan masalah dilapangan diketahui bahwa sejumlah hotel di kawasan Kuta berupaya mening- katkan pelayanannya. Pertama, meningkatkan kualitas pelayanan ma- kanan-minuman yang disajikan kepada tamu hotel. Penyediaan pela- yanan makanan-minuman ini merupakan kelebihan yang dimiliki hotel di Wilayah Kabupaten Badung.

Kedua, memperbaiki fasilitas publik, terutama yang terkait de- ngan transportasi dari dan ke lingkungan hotel setempat. Ada tamu hotel yang mengusulkan agar manajemen hotel melengkapi pela- yanannya dengan menyediakan layanan tranportasi dari dan ke Bandar Udara Ngurah Rai-lokasi hotel. Kebutuhan ini muncul dari masukan

125

Praktik Public Relations di Era Disruptif Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru...

(23)

tamu hotel yang merasa kurang nyaman dengan kondisi kemacetan llau lintas di wilayah Kuta dan sekitarnya. Untuk itu, mereka meng- harapkan kepada manajemen agar peningkatan pelayanan hotel perlu disertai dengan meningkatkan pelayanan publik.

Ketiga, mengantisipasi adanya kriminalitas yang dapat mereduk- si kenyamanan wisatawan selama tinggal di Hotel. Keamanan menjadi penting dan perlu terus diantisipasi oleh berbagai pihak setelah ada- nya berbagai kriminalitas yang muncul terkait dengan kehidupan pari- wiasata di kawasan Kuta Bali.

Secara umum, sebagai back up manajemen, devisi public relations hotel berbintang di Kabuaten Badung terus berupaya membangun kepercayaan dan kepuasan wisatawan sehingga mereka mau menggu- nakan jasa akomodasi di hotel setempat. Bilamana wisatawan merasa puas, maka ia akan memilih dan tinggal relatif lama di hotel yang bersangkutan. Kepuasan dan loyalitas layanan tercermin pada lama- nya tinggal serta pemilihan akomodasi ulang wisatawan terhadap ho- tel yang pernah melayani mereka (Solichin, 2011). Rata-rata lama tinggal wisatawan baik domestik maupun asing berwisata di Bali hanya sekitar 2-4 hari (lihat Tabel 2).

Tabel 2

Lama Menginap Wisatawan Asing dan Domestik di Kab Badung Tahun 2014 dan 2015

Sebagaimana kata Nouman (1995:15), pihak manajemen hotel telah memberikan pelayanan yang berorientasi kepada nilai pelanggan (customer value). Nilai pelanggan di sini bukan diciptakan oleh pihak manajemen hotel, tetapi hasil dari persepsi konsumennya. Persepsi

Tahun Lama menginap (hari)

2014 2015

Bintang

Asing 3,33 3,12

Domestik 3,83 3,84

Nonbintang

Asing 3,42 2,7

Domestik 4,93 3,97

Sumber: Statistik Pariwisata Bali (2016)

126 PR NOW

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, & Asmara Indahingwati

(24)

wisatawan yang positif tersebut berhubungan dengan kualitas produk dan layanan hotel setempat pelayanan berkualitas yang telah diberikan oleh pengelola jasa akomodasi hotel di Kabupaten Badung telah mem- bangun kepuasan dan loyalitas wisatawan. Kajian Solihin (2011) menunjukkan, sebanyak 64% wisatawan menyatakan ingin kembali lagi ke Bali dan 59% responden berkeinginan menginap di hotel se- tempat. Hal ini sesuai dengan teori loyalitas pelanggan diwujudkan dalam bentuk: (a) repeat, yakni apabila pelanggan membutuhkan pro- duk/jasa akan memilih produk/jasa tersebut; (b) retention, yakni pe- langgan tersebut relatif tidak terpengaruh oleh pelayanan/produk yang ditawarkan oleh pihak lain, (c) refferal, yakni pelanggan yang bersangkutan akan mempromosikan produk jasa yang dipilihnya kepada pihak lain (Lupiyoadi, 2001: 161).

Daya tarik Bali beserta kelebihannya telah menjadikan Pulau de- wata ini menjadi destinasi parwisata internasional yang utama di Indonesia. Sebagaimana yang dinyatakan Sutawa (2015), upaya opti- malisasi kinerja organisasi usaha jasa akomodasi hotel berbintang di wilayah badung perlu ditunjang oleh faktor fasilitas dan lokasi hotel.

Faktor fasilitas hotel yang memadai seperti ruangan kamar hotel yang berukuran standar (ukuran standar kamar hotel berbintang minimal 28 meter persegi), adanya kolam renang, adanya ruangan rapat. Selan- jutnya lokasi hotel yang mendukung upaya mengoptimalkan kinerja hotel berbintang adalah lokasi hotel yang dekat dengan obyek dan fasilitas penunjang parwisata seperti bar, restoran, dan pertokoan/

pusat perbelanjaan.

Berbagai keunggulan dan potensi pariwisata Bali secara umum, serta kualitas pelayanan jasa akomodasi hotel yang berorientasi memu- askan pelanggannya dapat dikemas oleh divisi public relation dalam me- masarkan produk layanan jasa akomodasi hotelnya. Di lingkungan hotel berbintang di wilayah Badung, upaya promosi dan pemasaran kamar hotel dilakukan dengan memanfaatkan media konvensional (leaflet, brosur, newsletter) dan e-commerce (media web sites). Dengan strategi pemasaran produk jasa akomodasi wisata yang tepat, serta promosi wisata Bali yang alebih intens maka jumlah wisatawan yang hadir di Bali akan terus meningkat. Selanjutnya peningkatan jumlah kunjungan wisata tersebut secara langsung bardampak pada kinerja hotel.

127

Praktik Public Relations di Era Disruptif Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru...

(25)

Tugas public relations sebagai back up manajemen antara lain ada- lah untuk memuskan para tamu hotel. Pelayanan jasa akomodasi hotel berbintang yang memuaskan para pelangganya memiliki kontribusi langsung dalam mengoptimalkan kinerja hotel berbintang. Hal ini sesuai dengan temuan Shamsan dan Otieno (2015) yang melakukan studi di Kenya bahwa public relation berperanan menentukan dalam mengoptimalkan kinerja hotel berbintang. Kinerja hotel berbintang ini antara lain tercermin pada tingkat huniannya. Di Fave Hote Kuta misalnya, rata-rata tingkat hunian kamarnya mencapai angka 80%.

Mayoritas tamu Fave hotel adalah wisatawan domestik, wisatawan Asia, termasuk dari negara China.Dari kajian ini dapat dinyatakan bahwa kinerja hotel berbintang di wilayah Badung pada kisaran 60%

- 80%. Kinerja organisasi hotel berbintang ini masih potensial bisa dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut.

IV. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dalam menjalankan bisnis jasa akomodasi hotel berbintang, public relations (PR) memiliki peranan yang penting, baik internal mau- pun eksternal organisasi. Secara internal, PR bersama devisi perso- nalia berupaya menjaga motivasi staf dan semangat kerjasama tim agar mampu menjalankan tugas secara optimal sesuai job description (JD) masing-masing karyawan dalam memberikan pelayanan berkua- litas untuk memuaskan tamu hotel. Secara ekternal, devisi PR hotel berbintang terus berupaya membangun citra positif dan mendukung upaya pemasaran produk-produk hotelnya dengan menerapkan stra- tegi dengan terus merealisasikan prinsip sapta pesona untuk menguat- kan citra postif perusahaannya, mempertahankan kualitas layanannya untuk memuaskan dan loyalitas konsumen serta mengoptimalkan kinerja hotelnya. Kinerja hotel berbintang di wilayah Badung pada kisaran 60% - 80%.

Saran

Peran public relations yang membangun dan mempertahankan citra postif pelayanna berkualiats hotel berbintang perlu dipertahankan.

Peran PR yang menunjang pemasaran untuk mengoptimalkan kinerja

128 PR NOW

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, & Asmara Indahingwati

(26)

organisasi hotel berbintang juga perlu dipertahankan dan dikembang- kan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Badung Dalam Angka, 2017. Mangupura, BPS/Pemerintah Kabupaetn Badung

Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2014. Statistik Pariwisata Bali.

Denpasar: Dinas Pariwisata Provinsi Bali

Gunarta, I Wayan Eri. 2015.Wow, Ini Sumber PAD Tertinggi di Kabupaten Badung, Rabu, 1 April 2015 16:41; http://

bali.tribunnews.com/2015/04/01/wow-ini-sumber-pad- tertinggi-di-kabupaten-badung

Jefkin, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga Helien, Fisher.(2004). Layanan Konsumen Dalam Seminggu. Jakarta:

Prestasi. Pustaka Publisher.

Hidayat, Dasrun. 2017. “Budaya dalam Perspektof Public Relation”, dalam Public Realtion, Kompetensi dan Kearifan Lokal (ed.Hutomo, Setiabudi H.). Yogyakarta: Aspikom.

Kompas.com. 2014. http://travel.kompas.com/read/komentar/

2014

Kotler, P dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13. (Bob Sabran. Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotter, J. 1997. Leading Change: Menjadi Pioner Perubahan. Jakarta:

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat

Metrobali.com. 2014. Bali Sabet Worlds Best Awards 2014 “The Best Island in Asia”; http://metrobali.com/2014/09/23/

pariwisata-bali-sabet-penghargaan-worlds-best-awards-2014- kategori-the-best-island-in-asia.

Nasution. 2004. Manajemen Jasa Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia Nugroho, Adi dkk. 2017. Statistik Wisatawan Mancanegara ke Bali 2016.

Denpasar: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Juni 2017.

Neuman, W. Lawrence. 2013. ... 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES.Peraturan Bupati (Perbud) Badung No 36 tahun 2014 Tentang Standar Minimal Luas Lahan dan Luas Kamar Serta

129

Praktik Public Relations di Era Disruptif Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru...

(27)

Fasilitas Penunjang Hotel dan Kondotel

Pitana, I Gede dan Putra, I Nyoman Darma. 2011. Pemberdayaan dan Hiperdemokrasi dalam Pembangunan Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan.

Prayudi, M. Agus. 2012. Peranan Public Relations Dalam Bisnis Hospitality, Jurnal Sosio Humaniora Volume 3, No. 3-Universitas Mercu Buana Yogyakarta-Mei 2012)

Rosady Ruslan 2003. Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarata : PT. Raja. Grafindo Persada

Solichin. 2011. Persepsi Wisatawan Terhadap Pelayanan Vila di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta Kabupaten Badung (tesis). Denpasar: Pragram Magister Pariwisata, Pascasarjana, Universitas Udayana

Sutawa, Gusti Kade. 2015. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Motivasi Kerja, Dan Perubahan Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Perhotelan Di Bali (Disertasi). Denpasar: Pro- gram Doktor Program Studi Pariwisata Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Pemasaran Terpadu. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Peraturan daerah No 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan

Shamsan, Raweh Mohamed and Otieno, Moses. 2015. Effects of Strategic Public Relations on Organization Performance: A Case Study of Kenya Red Cross Society, International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 5, Issue 9, Sep- tember 2015 1 ISSN 2250-3153 www.ijsrp.org

Stokes, Robyn. L. 2003. Inter-organisational relationship for events tourism strategy making in Australian states and territo- ries. Ph.D Disertation, Departement-School of Tourism and Hotel Management. Griffith University.on-June. 2006. “Net- work-based strategy making for event tourism”. European Journal of Marketing.Vol.40 No.5/6.

Suradnya, I Made. 2006. Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali Dan Implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah

130 PR NOW

Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, & Asmara Indahingwati

(28)

Bali. Denpasar: Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.

Terence A. Shimp. 2000. Advertising and Promotion: Supplemental As- pects of Integrated

Yustin, Indah . 2011. Gerakan Sosial Pekerja Hotel Di Kabupaten Badung Pasca-2005: Perspektif Kajian Budaya. Desertasi.

Denpasar: Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

131

Praktik Public Relations di Era Disruptif Modifikasi Nama, Logo dan Inovasi Produk Baru...

(29)

Diterbitkan atas Kerjasama:

Gambar

Gambar 1: contoh  leaflet  untuk promosi hotel

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang berupa catatan atau rekaman kata- kata, kalimat, atau paragraf yang diperoleh dari wawancara

PENGEMBANGAN METODOLOGI PENGAJARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 34 pada pelaksanaan proses belajar yang baru pada

[r]

Hasil penelitian ini, tidak mendukung dengan hasil penelitian Elloumi dan Gueyie (2001) yang menyatakan Proporsi Komisaris Independen dalam suatu perusahaan memilki

Meskipun kegiatan operasionalnya masih dilakukan di dalam rumah, pengusaha ini juga membuka sebuah warung kecil yang tempatnya berada tepat di depan PT. Djarum di desa

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran perpustakaan Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra (SLB-A) Panti Rehabilitasi Penyandang Cacat Netra (PRPCN) Palembang

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan sagu kukus dan tepung keong mas sebagai pengganti jagung kuning dalam pakan tidak berbeda nyata terhadap persentase karkas

Berdasarkan uji korelasi menggunakan uji Anova seperti yang ditunjukkan pada table 4, pengaruh mengkonsumsi makanan manis dan lengket setelah 30 menit di SDN