n i. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. ALIRAN PROSES PRODUKSI
1.1 Proses Perakitan
Komponen-komponen yang diperlukan dalam pembuatan timbangan dacin 25 Kg:
1. Pipa kuningan panjang dipotong-potong dengan ukuran panjang 809 mm kemudian diberi strip dan diberi nomor.
2. Pembuatan rumah pisau yang terbuat dari besi plat yang tebalnya 32 mm, kemudian dipotong-potong menjadi ukuran 31*40*73 mm dengan mesin potong api setelah itu dihaluskan dengan mesin bubut dan dibor sebanyak 2 lubang untuk tempat pisau.
3. Jarum terbuat dari besi beton ukuran diameter 11 mm kemudian dipotong 102 mm dan dibentuk seperti pada gambar 2 ( rumah pisau ) dengan menggunakan mesin bubut.
4. Nok terbuat dari besi berdiameter 9 mm yang dipotong dengan panjang 22 mm.
5. Baun pendek dan baun panjang terbuat dari plat besi yang dibengkokkan dan dibentuk seperti pada gambar 3 dan 4 ( baun pendek dan baun panjang ), komponen didalam baun adalah stop plat, gancu, dan tauge yang dirakit jadi satu pada baun pendek dan baun panjang.
6. Bobot ingsut
Terbuat dari kuningan yang didalamnya terdapat besi cor kemudian dibor sampai tembus, setelah itu diberi penutup untuk yustier ( sebagai penyeimbang).
7. Bobot lawan
Terbuat dari kuningan yang didalamnya terdapat besi cor kemudian dibor tetapi tidak tembus dan diberi penutup untuk yustier ( sebagai penyeimbang).
8. Pembuatan pisau yang terbuat dari baja.
9. Tutup pipa terbuat dari kuningan.
Setelah semuanya dibuat maka dirakit menjadi satu yaitu pada tahap perakitan, setelah tahap perakitan maka dilakukan tahap pengujian oleh badan metrologi. Apabila ada kesalahan pembuatan pada saat diuji maka barang tersebut diperbaiki iagi dipabrik, setelah semuanya selesai barulah dilakukan finishing yaitu pengecatan pada baun dan jarum.
Kemudian dilakukan pengepakan setelah semuanya selesai dimasukkan gudang barang j adi.
1.2 Operation Process Chart (OPC)
Operation process chart perakitan timbangan dacin dapat dilihat pada lembar lampiran A.
2. PENGUKURAN WAKTU KERJA
Sebelum mendapatkan waktu standar dari masing-masing elemen keqa terlebih dahulu dilakukan beberapa uji terhadap data pendahuluan. Data waktu
25
standar tersebut kemudian digunakan untuk merancang suatu lintasan perakitan yang seimbang.
2.1 Waktu Pengamatan Pendahuluan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan stopwatch dan dilakukan pada saat jam keija. Dalam proses ini penulis mengamati bagaimana proses perakitan itu dilakukan dan mengambil data waktu dari tiap elemen kerja sebanyak 30 data (lihat pada lampiran C).
2.2 Uji Kenormalan Data
Data pengukuran waktu yang diperoleh dari setiap elemen keija diuji distribusinya. Untuk itu dilakukan uji distribusi dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smimov.
Dengan menggunakan bantuan software m initab 11 akan diperoleh nilai Dn. Nilai Dn yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai D n,a dari tabel.
Apabila temyata Dn < Dn,a maka terima HO yang berarti distribusi data pengukuran waktu tersebut berdistribusi normal.
Tabel 3.1 Hasil Uji Distribusi
Operasi Proses Dn Dn,a Distribusi 0-1 Loading 0,061 0,24 Normal
Mesin 0,057 0,24 Normal 0 -2 Manual 0,08 0,24 Normal 0 -3 Manual 0,108 0,24 Normal 0 -4 Loading 0,058 0,24 Normal Mesin 0,119 0,24 Nomnal 0 -5 Manual 0,074 0,24 Normal
lab el 3.1 (lanjutan)
Operasi Proses Dn Dn,a Distribusi 0 -6 Loading 0,087 0,24 Normal
Mesin 0,052 0,24 Normal 0-7 Manual 0,086 0,24 Normal 0 -8 Loading 0,072 0,24 Normal Mesin 0,072 0,24 Normal 0 -9 Manual 0,092 0,24 Normal
0-10 Loading 0,1 0,24 Normal
Mesin 0,069 0,24 Normal 0-11 Loading 0,049 0,24 Normal
Mesin 0,07 0,24 Normal
0-12 Manual 0,079 0,24 Normal 0-13 Loading 0,049 0,24 Normal Mesin 0,074 0,24 Normal 0-14 Manual 0,125 0,24 Normal 0-15 Manual 0,092 0,24 Normal 0-16 Manual 0,086 0,24 Normal 0-17 Manual 0,091 0,24 Normal 0-18 Manual 0,086 0,24 Normal 0-19 Manual 0,049 0,24 Normal 0-20 Manual 0,125 0,24 Normal 0-21 Manual 0,09 0,24 Normal 0 -22 Manual 0,085 0,24 Normal 0-23 Manual 0,091 0,24 Normal
0-24 Manual 0,11 0,24 Normal
0 -25 Manual 0,09 0,24 Normal 0-26 Manual 0,089 0,24 Normal 0-27 Manual 0,097 0,24 Normal 0-28 Manual 0,093 0,24 Normal
0-29 Manual 0,04 0,24 Normal
0-30 Manual 0,076 0,24 Normal 0-31 Manual 0,099 0,24 Normal 0-32 Manual 0,071 0,24 Normal
2.3 Test Keseragaman Data
Test keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data waktu pengukuran yang dilakukan berada dal am batas kontrol yang dikehendaki atau tidak, dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:
Batas Kontrol Atas ( BK A ) = x + 2sd
27
Nilai rata - rata = X
Batas Kontrol Bawah ( BKB ) = x - 2 s d lab el 3.2
Hasil Uji Keseragaman Data
Operasi Proses N X Sd BKA BKB N*
0-1 Loading 30 3,07 0,365 3,80 2,34 26
Mesin 30 15,30 1,170 17,64 12,96 29 0 -2 Manual 30 384,60 14,320 413,24 355,96 29 0-3 Manual 30 219,80 12,790 245,38 194,22 28 0-4 Loading 30 46,67 3,078 52,83 40,51 28 Mesin 30 443,80 4,207 452,21 435,39 30 0-5 Manual 30 388,30 9,904 408,11 368,49 29
0-6 Loading 30 2,07 0,245 2,56 1,58 28
Mesin 30 10,10 0,920 11,94 8,26 28 0-7 Manual 30 144,00 5,810 155,62 132,38 29
0-8 Loading 30 2,03 0,183 2,40 1,66 29
Mesin 30 5,20 0,610 6,42 3,98 30
0-9 Manual 30 322,00 9,010 340,02 303,98 29 0-10 Loading 30 2,87 0,346 3,56 2,18 26
Mesin 30 5,20 0,664 6,53 3,87 30
0-11 Loading 30 2,97 0,320 3,61 2,33 26
Mesin 30 5,17 0,592 6,35 3,98 29
0-12 Manual 30 133,20 6,545 146,29 120,11 29 0-13 Loading 30 2,97 0,320 3,61 2,33 27
Mesin 30 5,27 0,640 6,55 3,99 30
0-14 Manual 30 83,90 6,980 97,86 69,94 30 0-15 Manual 30 152,50 6,902 166,30 138,70 30 0-16 Manual 30 151,40 5,691 162,78 140,02 29 0-17 Manual 30 499,30 8,437 516,17 482,43 30 0-18 Manual 30 498,50 8,842 516,18 480,82 29 0-19 Manual 30 248,20 5,352 258,90 237,50 29 0-20 Manual 30 102,30 7,331 116,96 87,64 29 0-21 Manual 30 455,70 5,188 466,08 445,32 29 0-22 Manual 30 103,40 7,074 117,55 89,25 30 0-23 Manual 30 417,70 5,120 427,94 407,46 29 0-24 Manual 30 192,77 13,333 219,43 166,10 28 0-25 Manual 30 517,20 16,407 550,01 484,39 30 0-26 Manual 30 307,17 16,246 339,66 274,67 28 0-27 Manual 30 308,53 16,294 341,12 275,95 29 0-28 Manual 30 105,13 10,602 126,34 83,93 29 0-29 Manual 30 16,13 1,074 18,28 13,98 30 0-30 Manual 30 250,57 6,015 262,60 238,54 29 0-31 Manual 30 359,80 6,583 372,97 346,63 30 0-32 Manual 30 251,17 4,983 261,14 241,20 28
Keterangan:
N : jum lah data pengamatan pendahuluan.
X : nilai rata - rata,
sd : standar deviasi.
BKA : batas kontrol atas.
BKB : batas kontrol bawah.
N* : jumlah data setelah test keseragaman data.
Dari hasil test keseragaman data temyata ada beberapa data yang harus dibuang karena berada di luar batas kontrol yang telah ditentukan.
2.4 Test Kecukupan Data
Untuk melakukan test kecukupan data penulis memakai tingkat kepercayaan sebesar 95 % dan tingkat ketelitian sebesar 5 %.
Contoh perhitungan untuk operasi 0-1 loading;
X =3.07
sd = 0.365
N = 3 0 data
tac/2.(n-l) t0.05/2,(25) 2.06
k =0.05
Kemudian dengan menggunakan rumusan nomor (2.4) diperoleh hasil:
N ' = 2.06x0.365^"
0.05x3.07
Menurut hasil perhitungan banyaknya pengamatan yang hams dilakukan adalah 24 data. Karena banyaknya pengamatan yang telah ada lebih dari yang hams dilakukan (N’<N) maka data dapat dinyatakan cukup. Hasil perhitungan test kecukupan data untuk operasi-operasi yang lain dapat dilihat pada lampiran D.
2.5 Perhitungan Waktu Normal
Karena adanya kondisi yang menyebabkan tempo atau kecepatan operator berubah-ubah pada saat dilakukan pengukuran kerja maka perlu untuk menormalkan waktu kerja tersebut.
Contoh perhitungan untuk operasi 0-1 loading:
nilai rata - rata = 3.00 detik dan PR = 1.14, maka : Wn = 3.00 X 1.14 = 3.42 detik
Nilai performance rating (PR) ditentukan oleh penulis berdasarkan tabel Westinghouse System’s Rating, tabel performance rating dapat dilihat pada lampiran E . Hasil perhitungan waktu normal untuk operasi yang lain dapat dilihat pada lampiran F ( Hasil perhitungan waktu normal dan waktu standart).
2.6 Perhitungan Waktu Standar
Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam prestasi standar, dengan memperhitungkan kelonggaran-kelonggaran dan penyelesaian-penyelesaian yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
29
Contoh perhitungan untuk operasi 0-1 loading:
Wn = 3.42 detik dan allowance sebesar 8.5 %, maka;
f 100%
Ws = 3.42JC - 3 .7 4
U 0 0 % -8 .5 % j
Untuk nilai allowance dapat dilihat pada lampiran G, sedangkan hasil waktu standart selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F.
5. PERANCANGAN KESEIMBANGAN LINTASAN PERAKITAN
3.1 Precedence Diagram
Didalam Precedence diagram ini kita dapat melihat perakitan suatu timbangan dacin secara umum, gambar Precedence diagram terdapat di lampiran B.
3.2 Terminologi Dalam Keseimbangan Lintasan
Hasil perhitungan dengan waktu siklus menurut target produksi (CT = 630 detik):
a. Total Muatan Kerja {Total Work Content)
Twc = " 8663.05 detik
j=i
dimana:
rie = Jumlah komponen pekeijaan terkecil.
b. Waktu Proses Stasiun Kerja {Work Station Process Time)
Z T S i = Z T e j = 8663.05 detik
i=i j= i
dimana;
Ts = Waktu proses stasiun kerja.
n = Jumlah stasiun kerja.
c. Waktu Siklus {Cycle Time)
Cycle time diperoleh berdasarkan target produksi perusahaar selama ini yaitu 40 batang dalam 1 hari kerja (Pk:08.00-16.00).
Jam kerja per periode 25200
CT = --- = --- = 630 detik Target produksi per periode 40
dimana;
CT = Waktu siklus.
d. Jumlah Stasiun Kerja (Number o f Work Station)
CT 630
dimana;
Nmin = Jumlah stasiun keija minimum.
e. Balance Delay
n .C T -T w c _ 17(630)-8663.05_
n.CT 17(630)
dimana;
d = Balance delay.
f. Efisiensi Lintasan {Efficiency Line)
£ = ^ =
5
^ =80
.89
% n.CT 17(630)E = Efisiensi lintasan.
Hasil perhitungan dengan vvaktu siklus menurut waktu terlama (CT = 627.42 detik);
Dalam hal ini penulis menggunakan asumsi ada 32 stasiun kerja dan ada 32 operator ( 1 stasiun keija = 1 operator ), dikarenakan dalam perusahaan tersebut tidak adanya pembangian stasiun keqa yang pasti.
> Balance Delay
^ n .C T -T w c 32(627.42)-8663.05 _ _
u — -- --- JO .o D /o
n.CT ?>2{()21A2)
d = Balance delay.
> Efisiensi Lintasan {Efficiency Line)
E = 43.15%
n.CT 32(627.42) E = Efisiensi lintasan.
Jadi dengan melihat perbandingan antara kedua waktu siklus diatas maka waktu siklus yang dipakai adalah 630 detik, karena memiliki balance delay yang lebih kecil.
3.3 Keadaan Lintasan Perakitan Saat Ini
Keadaan lintasan perakitan saat ini masih belum terbagi menjadi stasiun-stasiun keija secara terencana, Selain itu jumlah tenaga keija yang dipekerjakan juga relatif banyak. Sehingga dengan melihat ini maka penulis mengasumsikan terdapat 32 stasiun keija dan 32 tenaga keija dikarenakan adanya 32 operasi keija dimana masing-masing operasi memiliki stasiun keija sendiri-sendiri.
33
la b e l 3.3
Keadaan Lintasan Perakitan Saat Ini
Station Task
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
Setelah kita mengetahui keadaan lintasan perakitan saat ini kemudian dihitung kemampuannya dengan fungsi kemampuan yang telah ditetapkan dan diperoleh hasil sebagai berikut:
lab el 3.4
Hasil Fungsi Kemampuan untuk Keadaan Lintasan Perakitan Saat Ini
Station Smean Svar ST SI Z prob P
1 18,91 1,15 21,05 2.271,55 567,44 1 0,6604
2 471,36 175,83 497,88 11,77 1
3 275,71 111,63 296,84 33,29 1
4 500,81 24,69 510,75 25,48 1
5 j 461,71 86,32 480,29 17,84 1
6 12,37 0,63 13,96 774,89 1
7 176,91 28,34 187,56 84,63 1
8 7,65 0,37 8,87 1.018,90 1
9 405,59 70,69 422,41 26,38 1
10 8,74 0,44 10,07 932,70 1
11 8,73 0,35 9,91 1.045,78 1
12 161,13 31,26 172,31 83,40 1
13 8,89 0,41 10,17 965,98 1
14 102,60 48,71 116,56 75,20 1
15 179,27 47,64 193,07 64,93 1
16 181,60 26,88 191,97 85,99 1
17 616,62 71,18 633,49 1,28 0,8997
18 621,68 68,38 638,22 0,69 0,7549
19 303,30 23,23 312,94 67,24 1
20 126,96 46,60 140,61 73,31 1
21 559,34 23,68 569,07 13,99 1
22 129,73 50,05 143,88 70,35 1
23 513,50 22,92 523,07 23,79 1
24 238,12 106,37 258,75 37,75 1
25 627,42 269,20 660,23 0,00 0,5000
26 376,72 173,68 403,07 19,02 1
27 374,94 233,60 405,50 16,52 1
28 126,46 91,69 145,61 52,32 1
29 19,36 1,15 21,51 566,03 1
30 312,20 28,68 322,91 58,86 1
31 435,01 43,34 448,18 29,23 1
32 299,71 18,50 308,31 76,20 1
3.4 Hasil Perhitungan Quant System
Penyelesaian awal keseimbangan lintasan dengan bantuan software Quant System 3.0 dengan metode COMSOAL menunjukkan bahwa jumlah stasiun kerja yang optimal adalah 17 stasiun dengan 17 operator.
35
untuk hasil selengkapnya lihat lampiran I Pembagian elemen-elemen keija ke dalam masing-masing stasiun adalah sebagai berikut;
la b e l 3.5
Hasil Penyelesaian COMSOAL
CT = 630detik
Station Task
1 23,1,10,11
2 2
3 19,3
4 4,20
5 21,6,8
6 5,12
7 7,9,13
8 22,14,16,15
9 18
10 17
11 24
12 25
13 26
14 27,28,29
15 30
16 31
17 32
Selanjutnya hasil penyelesaian awal ini akan dipakai sebagai salah satu populasi untuk mendapatkan hasil penyelesaian yang lebih optimal.
3.5 Contoh Prosedur Algoritma Genetika
Dalam contoh ini akan dilakukan prosedur algoritma genetika pada dua populasi yaitu populasi PI dan populasi P2. Populasi PI didapatkan secara random sesuai dengan precedence diagram tetapi tidak melebihi cycle time. Sedangkan populasi P2 juga didapatkan secara random dan melanggar precedence diagram tetapi tidak melebihi cycle time. Ada dua
istilah untuk menyatakan kondisi suatu populasi yaitu infeasible dan feasible.
Kriteria infeasible:
> Tidak ada elemen pengulangan.
> Tidak ada elemen yang absen.
> Urutan pengerjaan tidak memenuhi precedence diagram.
Yjc'Wtxm feasible'.
> Tidak ada elemen pengulangan.
> Tidak ada elemen yang absen.
> Waktu penugasan pada tiap stasiun keija tidak melebihi cycle time.
> Urutan pengerjaan memenuhi precedence diagram.
Berikut ini adalah urutan pengerjaan dari dibentuknya populasi awal sampai dihasilkan keturunan yang feasible.
la b e l 3.6
Populasi Awal PI {Feasible)
Station Task
1 1,2,10,11
2 19,3
20,4
4 12,5
5 21,8,6
6 7,9,13
7 23,14
8 15,16,22
9 17
10 18
37
lab el 3.6 (lanjutan)
Station Task
11 24
12 25
13 26
14 27,28,29
15 30
16 31
17 32
lab el 3.7
Populasi Awai P2 {Infeasible)
Station Task
1 19,1,10,12
2 2,13,14
3 3,15,22,11
4 4,28
5 5,6,8
6 17
7 7,32
8 9
9 18
10 21
11 23,29
12 24
13 25
14 16,26
15 27,20
16 30
17 31
Kedua populasi tersebut kemudian disilangkan dengan posisi penyilangan yang dipilih secara random yaitu pada station ketiga. Salah satu dari hasil persilangan tersebut adalah sebagai berikut;
Keturunan I dari Populasi PI dan Populasi P2 lab el 3,8
Station Task
1 1,2,10,11
2 19,3
3 20,4
4 4,28
5 5,6,8
6 17
7 7,32
8 9
9 18
10 21
11 23,29
12 24
13 25
14 16,26
15 27,20
16 30
17 31
Elemen pengulangan = 4,20
Elemen yang absen = 12,13,14,15,22 Mutasi =9,16
Keturunan yang dihasilkan masih belum dapat dipakai langsung hasilnya karena urutan elemen-elemen tugasnya tidak sesuai {infeasible) dengan precedence diagram. Untuk menjadikan sesuai denganprecedence diagram {feasible), maka untuk keturunan I dilakukan langkah-langkah sebagai berikut;
1. Menghilangkan elemen-elemen pengulangan.
Station Task
1 1,2,10,11
2 19,3
3 20,4
39
4 28
5 5,6,8
6 17
7 7,32
8 9
9 18
10 21
11 23,29
12 24
13 25
14 16,26
15 27
16 30
17 31
Elemen yangbelum ditugaskan = 12,13,14,15,22
2. Menghilangkan elemen kerja yang pengikutnya telah ditugaskan pada station sebelumnya.
Station Task
1 1,2,10,11
2 19,3
3 20,4
4
5 5,6,8
6 17
7 7
8 9
9 18
10 21
11 23
12 24
13 25
14 26
15 27
16 30
17 31
Elemen yang belum ditugaskan = 12,13,14,15,16,20,22, 28,29,32
3. Memasukkan elemen-elemen kerja yang belum ditugaskan ke dalam station-station yang ada tanpa melanggar batasan cycle time dan precedence diagram.
Station Task
1 1,2,10,11
2 19,3
20,4
4 12,13,14,15,6,8
5 5
6 17
7 7,9
8 16
9 18
10 21
11 23
12 22,24
13 25
14 26
15 27.28,29
16 30
17 31
18 32
Hasil yang terakhir inilah kemudian dihitung kemampuannya dengan fungsi kemampuan yang telah ditetapkan dan dibandingkan dengan induk maupun hasil ketumnan lainnya.
3.6 Hasil Algoritma Genetika
Contoh penyelesaian dengan fungsi kemampuan yang telah ditetapkan untuk populasi awal P I, populasi awal P2 dan keturunannya dapat dilihat pada bagian berikut ini.
41
Contoh perhitungan untuk stasiun 1 dari populasi P I :
Smean =W s(0-l)+W s(0-2)+W s(0-10)+W s(0-l 1) Smean =18.91+471.36+8.74+8.73 = 507.74
Svar = V ar(0-l)+Var(0-2)+V ar(0-10)+Var(0-l 1) Svar= 1.15+175.83+0.44+ 0.35 = 177.77
ST = 507.74 + 2*( Vl77.77 ) = 534.41
Selisih = S m a x - 534.41 = 6 3 0 -5 3 4 .4 1 =95.59
4mm
Hasil nilai Z ini kemudian dicari nilai probabilitasnya pada tabel normal, karena nilai Z melebihi 3.6 didapatkan probabilitas sebesar l(satu).
Selanjutnya dengan cara perhitungan yang sama dilakukan pada stasiun- stasiun keija yang lainnya.
{95.59" + 27.76' + (-14.66)' + (-14.53)' + 40.7' +18.67' + Sumsqr= (-3.03)' +117.08' + (-3 .4 9 )' + (-8 .2 2 )' +371.25' +
(-30.23)' + 226.92' +73.1' + 307.09' +181.83' +321.69'}
= 452567.32
SI = V452567.32 =672.73
P = 1 - (1 X 1 X 0.6026 X 0.7454 x 1 x 1 x 0.9495 x 1 x 0.9441 x 0.8438 x 1 x 0.5636x l x I x l x 1 x 1 ) = 0.8085
Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
label 3.9
Hasil Fungsi Kemampuan Populasi PI dengan CT = 630
Station Smean Svar ST SI Z prob P
1 507,74 177,77 534,41 672,73 9,17 1,0000 0,8085
2 579,01 134,86 602,24 4,39 1,0000
3 627,77 71,29 644,66 0,26 0,6026
4 622,84 117,58 644,53 0,66 0,7454
5 579,36 24,68 589,30 10,19 1,0000
6 591,39 99,44 611,33 3,87 1,0000
7 616,10 71,63 633,03 1,64 0,9495
8 490,60 124,57 512,92 12,49 1,0000
9 616,62 71,18 633,49 1,59 0,9441
10 621,68 68,38 638,22 1,01 0,8438
11 238,12 106,37 258,75 38,00 1,0000
12 627,42 269,20 660,23 0,16 0,56361
13 376,72 173,68 403,08 19,22 1,0000
14 520,76 326,44 556,90 6,05 1,0000
15 312,20 28,68 322,91 59,34 1,0000
16 435,00 43,34 448,17 29,62 1,0000
17 299,71 18,50 308,31 76,79 1,0000
Tabel 3.10
Hasil Fungsi Kemampuan Populasi P2 dengan CT = 630
Station Smean Svar ST SI Z prob P
1 492,08 56,08 507,06 619,34 18,42 1,0000 0,7330
2 582,85 224,95 612,85 3,14 0,9992
3 593,44 209,67 622,40 2,52 0,9941
4 627,27 116,38 648,85 0,25 0,5987
5 481,73 87,32 500,42 15,87 1,0000
6 616,62 71,18 633,49 1,59 0,9441
7 476,62 46,84 490,31 22,41 1,0000
8 405,59 70,69 422,41 26,69 1,0000
9 621,68 68,38 638,22 1,01 0,8438
10 559,34 23,68 569,07 14,52 1,0000
11 532,86 24,07 542,67 19,80 1,0000
12 238,12 106,37 258,75 38,00 1,0000
13 627,42 269,20 660,23 0,16 0,5636
14 558,32 200,56 586,64 5,06 1,0000
15 501,90 280,20 535,38 7,65 1,0000
16 312,20 28,68 322,91 59,34 1,0000
17 435,01 43,34 448,18 29,62 1,0000
43
la b e l 3.11
Hasil Fungsi Kemampuan metode COMSOAL dengan CT = 630
Station Smean Svar ST SI Z prob P
1 549,88 24,86 559,85 672,45 16,07 1,0000 0,7989
2 471,3^ 175,83 497,88 11,96 1,0000
3 579,01 134,86 602,24 4,39 1,0000
4 627,77 71,29 644,66 0,26 0,6026
5 579,36 24,68 589,30 10,19 1,0000
6 622, 117,58 644,53 0,66 0,7454
7 591,39 99,44 611,33 3,87 1,0000
8 593,20 173,28 619,53 2,80 0,9974
9 621,68 68,38 638,22 1,01 0,8438
10 616,62 71,18 633,49 1,59 0,9441
11 238,12 106,37 258,75 38,00 1,0000
12 627,42 269,20 660,23 0,16 0,5636
13 376,73 173,68 403,09 19,22 1,0000
14 520,76 326,44 556,90 6,05 1,0000
15 312,20 28,68 322,91 59,34 1,0000
16 435,01 43,34 448,18 29,62 1,0000
17 299,71 18,50 308,31 76,79 1,0000
la b e l 3.12
Hasil Fungsi Kemampuan Keturunan I {feasible)dengan CT = 630
Station Smean Svar ST SI Z prob p
1 507,74 177,77 534,41 776,89 9,17 1,0000 0,7294
2 579,01 134,86 602,24 4,39 1,0000
3 627,77 71,29 644,66 0,26 0,6026
4 471,91 129,02 494,63 13,92 1,0000
5 461,71 86,32 480,29 18,11 1,0000
6 616,62 71,18 633,49 1,59 0,9441
7 582,50 99,03 602,40 4,77 1,0000
8 181,60 26,88 191,97 86,49 1,0000
9 621,68 68,38 638,22 1,01 0,8438
10 559,34 23,68 569,07 14,52 1,0000
11 513,50 22,92 523,07 24,33 1,0000
12 367,85 156,42 392,86 20,96 1,0000
13 627,42 269,20 660,23 0,16 0,5636
14 376,72 173,68 403,08 19,22 1,0000
15 520,76 326,44 556,90 6,05 1,0000
16 312,20 28,68 322,91 59,34 1,0000
17 435,01 43,34 448,18 29,62 1,0000
18 299,71 18,50 308,31 76,79 1,0000
Hasil penyelesaian dengan menggunakan metode COMSOAL akan dibandingkan dengan keturunan-keturunan yang akan diperoleh. Untuk dapat membandingkan terlebih dahulu dilakukan normalisasi terhadap nilai SI dan P kemudian nilai SI dan P yang telah normal dimasukkan kedalam fungsi F:
min F ( S I , P) = (0.5 x SI) + (0.5 x P)
Semakin kecil nilai F maka semakin baik hasil perancangan tersebut.
Sebagai hasil perbandingan dapat kita lihat pada tabel berikut i n i : la b e l 3.13
Perbandingan Hasil Fungsi Kemampuan dengan CT = 627.42
No Induk 1 Induk 2 Keturunan SI P Normalisasi F
SI P
1 PO(F) - - 665,94 0,8916 0.026404 0,033659 0,03003110 2 P1 (F) - - 666,23 0,9009 0,026415 0,034010 0,03021240 3 P2 (INF) - - 612,27 0,8307 0,024276 0,031360 0,02781762 4 R1 (INF) - - 582,03 0,7610 0,023077 0,028728 0,02590252 5 PO(F) P1 (F) 1(F) 749,03 0,6607 0,029698 0,024942 0,02731998 II (F) 666,06 0,9009 0,026408 0,034010 0,03020903 III (F) 754,46 0,8356 0,029913 0,031545 0,03072893 IV (F) 664,59 0,8916 0,026350 0,033659 0,03000434 V (F ) 663,18 0,8916 0,026294 0,033659 0,02997639 6 PO(F) P2 (INF) 1(F) 666,03 0,8923 0,026407 0,033685 0,03004610 11 (F) 766,05 0,6772 0,030373 0,025565 0,02796883 III (F) 770,50 0,8356 0,030549 0,031545 0,03104691 IV (F) 886,08 0,6604 0,035132 0,024931 0,03003123 V (F) 611,29 0,7763 0,024237 0,029306 0,02677137 7 PO (F) R1 (INF) 1(F) 729,43 0,6604 0,028921 0,024931 0,02692576 11(F) 727,94 0,6616 0,028862 0,024976 0,02691887 III (F) 666,17 0,8940 0,026413 0,033749 0,03008097 IV (F) 751,94 0,6622 0,029813 0,024999 0,02740598 V (F) 735,09 0,8356 0,029145 0,031545 0,03034493 8 P1 (F) P2 (INF) 1(F) 736,33 0,6925 0,029194 0,026142 0,02766844 11(F) 697,39 0,6604 0,027651 0,024931 0,02629059 III (F) 769,18 0,8356 0,030497 0,031545 0,03102074 IV (F) 763,95 0,6607 0,03029 0,024942 0,02761575 V (F) 763,87 0,6604 0,030286 0,024931 0,02760851 9 P1 (F) R1 (INF) 1(F) 753,27 0,8356 0,029866 0,031545 0,03070534 11 (F) 753,77 0,7181 0,029886 0,027109 0,02849739 ill(F) 750,94 0,6604 0,029774 0,024931 0,02735218
la b e l 3.13 (lanjutan)
45
No Induk 1 Induk 2 Keturunan SI P Normalisasi F
SI P
IV (F) V(F)
866,21 0,6604 0,034344 0,024931 0,02963732 666,64 0,9331 0,026431 0,035225 0,03082831 10 P2 (INF) R1 (INF) 1(F)
II (F) III (F) IV (F) V (F) VI (F)
719,88 0,6604 0,028542 0,024931 0,02673643 685,88 0,6604 0,027194 0,024931 0,02606241 727,90 0,6607 0,02886 0,024942 0,02690109 717,09 0,6604 0,028432 0,024931 0,02668112 743,33 0,7177 0,029472 0,027094 0,02828287 771,63 0,6925 0,030594 0,026142 0,02836824 TOTAL 25221.6 26.489 1.000000 1.000000 1.00000000
lab el 3.14
Perbandingan Hasil Fungsi Kemampuan dengan CT = 630
No induk 1 Induk 2 Keturunan SI P Normalisasi F
SI P
1 PO (F) - - 672,45 0,7989 0,022129 0,027613 0,02487079 2 PI (F) - - 672,73 0,8085 0,022138 0,027944 0,02504130 3 P2 (INF) - - 619,34 0,7330 0,020381 0,025335 0,02285806 4 R1 (INF) - - 589,48 0,6462 0,019399 0,022335 0,02086670 5 PO(F) P1 (F) 1(F) 760,07 0,5589 0,025012 0,019317 0,02216491 11(F) 672,95 0,8540 0,022145 0,029517 0,02583123 ill (F) 756,95 0,5512 0,024910 0,019051 0,02198050 IV (F) 669,72 0,7989 0,022039 0,027613 0,02482587 V (F ) 672,55 0,8085 0,022132 0,027944 0,02503834 VI (F) 671,11 0,7989 0.022085 0,027613 0,02484874 6 PO (F) P2 (INF) 1(F) 672,54 0,7997 0,022132 0,027640 0,02488610 11 (F) 816,56 0,5777 0,026871 0,019967 0,02341929 III (F) 724,08 0,7366 0,023828 0,025459 0,02464367 IV (F) 816,93 0,7367 0,026884 0,025463 0,02617315 V (F) 773,80 0,5642 0,025464 0,019501 0,02248241 VI (F) 779,33 0,5775 0,025646 0,019960 0,02280325 VII (F) 779,72 0,7366 0,025659 0,025459 0,02555917 7 PO (F) R1 (INF) 1(F) 736,08 0,5517 0,024223 0,019069 0,02164575 il (F) 759,84 0,5521 0,025005 0,019082 0,02204361 III (F) 761,65 0,6022 0,025064 0,020814 0,02293920 fTV(F) 743,14 0,7294 0,024455 0,025210 0,02483285 V(F) 672,68 0,8018 0,022137 0,027713 0,02492469 VI (F) 742,37 0,6018 0,024430 0,020800 0,02261505 8 PI (F) P2 (INF) 1(F) 776,89 0,7294 0,025566 0,025210 0,02538818 II (F) 771,73 0,5512 0,025396 0,019051 0,02222369 III (F) 838,57 0,7983 0,027596 0,027592 0,02759377 IV (F) 744,39 0,5775 0,024496 0,019960 0,02222835
la b e l 3.14 (lanjutan)
No Induk 1 Induk 2 Keturunan SI P Normalisasi F
SI P
V(F) 962,22 0,7366 0,031665 0,025459 0,02856203 VI (F) 917,71 0,7366 0.030200 0,025459 0,02782966 9 R1 (F) R1 (INF) 1(F) 673,14 0,8543 0,022152 0,029527 0,02583954 11(F) 744,80 0,7366 0,024510 0,025459 0,02498460 lll(F) 761,64 0,6020 0,025064 0,020807 0,02293558 IV (F) 670,93 0,7989 0,022079 0,027613 0,02484578 V(F) 761,13 0,7294 0,025047 0,025210 0,02512886 VI (F) 670,85 0,7985 0.022076 0,027599 0,02483755 10 P2(INF) R1 (INF) 1(F) 767,05 0,7366 0,025242 0,025459 0,02535070 11(F) 764,01 0,7369 0,025142 0.025470 0,02530586 III (F) 753,70 0,7366 0.024803 0,025459 0,02513104 IV (F) 751,31 0,6018 0,024724 0,020800 0,02276215 V(F) 767,84 0,8097 0,025268 0,027986 0,02662698 VI (F) 753,70 0,7366 0,024803 0,025459 0,02513104 TOTAL 30387.7 28.933 1.00000 1.00000 1.00000
Keterangan:
F = ftingsi pemilihan altematif dengan nilai pembobotan tertentu.
PO = Populasi yang diperoleh dari penyelesaian metode COMSOAL.
PI = Populasi yang didapatkan secara random tetapi sesuai dengan precendence diagram.
P2 = Populasi yang didapatkan secara random tetapi tidak sesuai dengan precendence diagram.
R 1 = Populasi yang disusun secara acak {random).
(F) = singkatan dari feasible.
(INF) = singkatan dari infeasible.
Keturunan yang dihasilkan diberi penamaan dengan menggunakan angka Romawi mulai dari I, II dan seterusnya.