• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah TA Perancangan Reaktor. Oleh: Damayanti, S.T., M.Sc. Dr. Jabosar R. H. Panjaitan, S.T., M.T.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kuliah TA Perancangan Reaktor. Oleh: Damayanti, S.T., M.Sc. Dr. Jabosar R. H. Panjaitan, S.T., M.T."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Reaktor

Oleh:

Damayanti, S.T., M.Sc.

Dr. Jabosar R. H. Panjaitan, S.T., M.T.

(2)

Reaktor Kimia

Reaktor Ideal

Batch

(Partaian) Kontinyu

Reaktor

Pipa Ideal Reaktor Tangki Ideal

Reaktor adalah wadah tempat berlangsungnya reaksi kimia

Reaktor merupakan salah

satu unit operasi teknik

kimia di mana terjadi

reaksi bahan baku mejadi

produk

(3)

Dalam perancangan reaktor, beberapa tipe reaktor selalu dipakai di industri kimia antara lain reaktor batch (berpengaduk), reaktor alir tangki berpengaduk dan reaktor alir pipa.

Karena sering dipakai, ketiga tipe ini dalam pengoperasiannya dimodelkan dalam kondisi ideal. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perancangan reaktor .

Pada kondisi ideal, reaktor batch berpengaduk dan reaktor alir tangki berpengaduk beroperasi perfectly mixed sehingga konsentrasi dan suhu sama pada setiap titik di reaktor. Selain itu, reaktor alir pipa akan dikatakan ideal apabila reaktan terkonsumsi mengikuti arah sumbu pipa reaktor alir pipa.

Oleh sebab itu, ketiga reaktor diatas sering disebut reaktor ideal.

Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketiga reaktor tersebut tidak

memenuhi kondisi ideal tersebut dan faktor ini tidak dapat diabaikan. Oleh sebab itu,

diperlukan bentuk pemodelan baru selain ketiga reaktor diatas. Reaktor model baru

inilah yang disebut reaktor non-ideal.

(4)

Reaktor Pipa Ideal

Reaktan terkonsumsi di sepanjang reaktor akibat reaksi kimia

Produk terbentuk di sepanjang reaktor akibat reaksi kimia

Tidak ada pencampuran (dispersi) ke arah aksial (z)

Terjadi pencampuran sempurna ke arah radial (r)

𝑧 𝑟

𝑄𝑖𝑛, 𝐶𝐴,𝑖𝑛, 𝑇𝑖𝑛 𝑄𝑜𝑢𝑡, 𝐶𝐴,𝑜𝑢𝑡, 𝑇𝑜𝑢𝑡

𝑧1 𝑧1 + ∆𝑧

Konsentrasi, temperatur dan seluruh sifat fisiko-kimia-transport-kinetika terdistribusi homogen ke arah radial.

Layaknya sumbat yang mengalir.

REAKTOR ALIRAN SUMBAT (RAS)

∆𝑉

(5)

Neraca Massa Reaktor Pipa Ideal

Konsentrasi dan seluruh sifat fisiko-kimia-transport-kinetika akan terdistribusi secara gradual di sepanjang reaktor, sehingga harus disusun sebuah neraca massa pada volume deskritif

V.

Neraca massa komponen A pada reaktor pipa ideal dapat disusun dengan mengintegrasikan neraca massa deskritif tersebut di sepanjang pipa.

Untuk volume diskretif 

V yang tebalnya

z:

laju alir A input   + laju pembentuka n A   = laju alir A output

( )

+ = 

( )

+ z

dz z dC C

Q V r z

QCA A A A

Untuk densitas media reaksi tetap selama reaksi berlangsung, harga Q tetap di sepanjang reaktor

Q = R2u

V = R2z

(6)

Neraca Massa Reaktor Pipa Ideal

A A

A A

A A

A A

A A

A A

dz r u dC

dz z u dC R z

R r

dz z C dC

C u R z

R r

dz z C dC

u R z

R r uC R

=

=



 − + 

=



 + 

=

 +

2 2

2 2

2 2

2

Syarat batas:

z = 0, CA= CA,in

Harga CA,outdihitung pada z = L

Mengintegrasikan persamaan ini di sepanjang z akan menghasilkan distribusi konsentrasi di sepanjang reaktor.

Jika diketahui:

Model kinetika reaksi kimia

Spesifikasi bahan baku (CA,in)

Panjang reaktor

Dapat dihitung:

Konsentrasi keluaran reaktor (atau)

Konversi

𝑧 𝑧

𝐶𝐴 𝑋𝐴

𝐶𝐴,𝑖𝑛

0,0 0,0

(7)

Dasar Perancangan Reaktor Pipa Ideal

Laju alir molar

Neraca massa Reaktor Pipa Ideal (RAS)

Jika:

𝐹

𝐴

= 𝑄𝐶

𝐴 Satuan: mol/detik

Terminologi ini sering digunakan dalam peneracaan massa.

( )

+ = 

( )

+ z

dz z dC C

Q V r z

QCA A A A

A A

A A

A A

dF dV

r

dF F

dV r F

=

+

= +

𝐹𝐴 = 𝐹𝐴0 1 − 𝑋𝐴

𝑑𝐹𝐴 = −𝐹𝐴0𝑑𝑋𝐴

𝐹

𝐴0

𝑑𝑋

𝐴

= −𝑟

𝐴

𝑑𝑉

𝑉

𝐹

𝐴0

= න

0 𝑋𝐴,𝑜𝑢𝑡

𝑑𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

Jika diketahui:

Model kinetika reaksi kimia

Unjuk kerja yang diinginkan

Spesifikasi/kapasitas bahan baku

volume reaktor yang dibutuh- kan dapat dihitung.

(8)

Dasar Perancangan Reaktor Pipa Ideal

Volume reaktor pipa ideal dan waktu ruang yang dibutuhkan dapat dihitung dengan integrasi persamaan peracangan:

Data yang dibutuhkan:

Model laju reaksi kimia

Laju alir molar mula-mula atau konsentrasi awal

Unjuk kerja (konversi) yang diinginkan

𝑉

𝐹

𝐴0

= න

0 𝑋𝐴,𝑜𝑢𝑡

𝑑𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

𝜏

𝐶

𝐴0

= න

0 𝑋𝐴,𝑜𝑢𝑡

𝑑𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

(9)

Dasar Perancangan Reaktor Pipa Ideal

Volume Media Reaksi Tetap

Jika volume media reaksi (densitas) tetap selama reaksi berlangsung, maka

Volume reaktor atau waktu ruang dapat dievaluasi dengan persaman perancangan:

Model perancangan reaktor adalah inter- relasi antar variabel2 berikut:

Kinetika reaksi kimia

Koordinati reaksi (unjuk kerja reaktor)

Laju alir umpan

Volume reaktor

𝑑𝑋𝐴 = −𝑑𝐶𝐴 𝐶𝐴0 𝜏

𝐶𝐴0 = 𝑉

𝐹𝐴0 = න

0

𝑋𝐴𝑑𝑋𝐴

−𝑟𝐴

𝜏

𝐶𝐴0 = 𝑉

𝐹𝐴0 = − 1 𝐶𝐴0

𝐶𝐴0 𝐶𝐴𝑑𝐶𝐴

−𝑟𝐴

𝜏 = 𝑉

𝑄

0

= − න

𝐶𝐴0 𝐶𝐴𝑓

𝑑𝐶

𝐴

−𝑟

𝐴

(10)

Volume Media Reaksi Berubah

Persamaan perancangan:

Jika volume (densitas) media reaksi berubah karena reaksi

diselenggarakan dalam:

Fasa gas

Reaksi non-equimolar

𝑉

𝐹

𝐴0

= න

0 𝑋𝐴,𝑜𝑢𝑡

𝑑𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

𝜏

𝐶

𝐴0

= න

0 𝑋𝐴,𝑜𝑢𝑡

𝑑𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

𝑉 = 𝑉

𝑜

𝛽 1 + 𝜀

𝐴

𝑋

𝐴

𝛽 = 𝑃

0

𝑇

𝑃𝑇

0 𝜀𝐴 =

∆𝜗

−𝜗

𝐴

𝑦

𝐴0

Catatan

Selesaikan persamaan perancangan dalam domain XA.

Nyatakan laju reaksi sebagai fungsi dari XA.

Persamaan diferensial yang dihasilkan untuk kasus nyata sering kali merupakan sebuah

persamaan diferensial tak-linier, yang memerlukan penyelesaian numerik (atau metoda grafik).

(11)

Reaktor Tangki Ideal

• Akibat pengadukan sempurna:

Media reaksi tercampur/terdispersi secara sempurna di dalam reaktor tangki

Seluruh sifat fisiko-kimia-transport-kinetika terdistribusi homogen di seluruh bagian reaktor

Sifat-sifat fisiko-kimia-transport-kinetika media reaksi keluaran reaktor sama dengan media reaksi dalam reaktor

Neraca massa:

Laju alir 𝐴

masuk reaktor + Laju reaksi

pembentukan 𝐴 = Laju alir 𝐴 keluar reaktor

𝑄

𝑖𝑛

𝐶

𝐴,𝑖𝑛

+ 𝑉𝑟

𝐴

= 𝑄

𝑜𝑢𝑡

𝐶

𝐴,𝑜𝑢𝑡

(12)

𝑄

𝑖𝑛

𝐶

𝐴,𝑖𝑛

+ 𝑉

𝑅

𝑟

𝐴

= 𝑄𝐶

𝐴

𝐹

𝐴,𝑖𝑛

+ 𝑉

𝑅

𝑟

𝐴

=𝐹

𝐴

𝐹

𝐴,𝑖𝑛

𝑋

𝐴

= −𝑉

𝑅

𝑟

𝐴

𝑉

𝑅

𝐹

𝐴,𝑖𝑛

= 𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

𝜏

𝐶

𝐴,𝑖𝑛

= 𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

Neraca Massa Reaktor Tangki Ideal

Neraca massa reaktor

𝑄𝐶

𝐴

= 𝐹

𝐴

𝐹

𝐴

= 𝐹

𝐴,𝑖𝑛

1 − 𝑋

𝐴

Variabel yang terlibat dalam persamaan perancangan ini:

Volume reaktor

Laju kinetika reaksi kimia

Spesifikasi bahan baku (laju alir molar, laju alir volumetrik, konsentrasi awal)

Unjuk kerja reaktor (konversi)

Tiga variabel diketahui, variabel lainnya dapat dihitung

KonsentrasiReaktan

𝐶𝐴,𝑖𝑛

𝐶𝐴,𝑜𝑢𝑡

Titik umpan Titik keluaran di dalam reaktor

(13)

Neraca Massa Reaktor Tangki Ideal

Volume media reaksi tetap

Neraca massa reaktor tangki ideal

Bila tidak ada perubahan densitas selama reaksi berlangsung, maka laju alir volum akan konstan

𝑄

𝑖𝑛

𝐶

𝐴,𝑖𝑛

+ 𝑉

𝑅

𝑟

𝐴

= 𝑄𝐶

𝐴

𝑄𝐶

𝐴,𝑖𝑛

+ 𝑉

𝑅

𝑟

𝐴

= 𝑄𝐶

𝐴

𝐶

𝐴,𝑖𝑛

+ 𝜏𝑟

𝐴

= 𝐶

𝐴

𝜏 = 𝑉

𝑅

𝑄 = 𝐶

𝐴,𝑖𝑛

− 𝐶

𝐴

−𝑟

𝐴

(14)

Volume media reaksi berubah selama reaksi berlangsung

Jika volume/densitas media reaksi berubah selama reaksi berlangsung, maka berlaku:

Karena densitas media reaksi berubah, maka laju alir volumetrik akan berubah selama reaksi

berlangsung.

𝐹

𝐴,𝑖𝑛

+ 𝑉

𝑅

𝑟

𝐴

=𝐹

𝐴

𝑉

𝑅

𝐹

𝐴,𝑖𝑛

= 𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

𝜏

𝐶

𝐴,𝑖𝑛

= 𝑋

𝐴

−𝑟

𝐴

(

1

)

o A A

Ao A

A oT

V V x

n n

 

= +

=

Laju reaksi rAharus

dinyatakan sebagai fungsi XA dengan mempertimbangkan perubahan densitas selama reaksi berlangsung.

(15)

Tahap

Perancangan Reaktor

Penentuan konstanta reaksi

Menentukan laju reaksi

Algoritma Perancangan Dimensi Reaktor

Penentuan volume reactor

Penentuan tekanan design

Penentuan ketebalan shell

Perancangan head tangki

Perancangan pengaduk

Sambungan head dengan shell

dll

Aksesoris Reaktor

Penyangga reactor

Pondasi

Penentuan Manhole

Perancangan isolasi reactor

Nozzle dan Perpipaan

dll

(16)

• Fogler, H.S., Elements of Chemical Reaction Engineering (5th ed)

• Levenspiel, O., 1999, Chemical Reaction Engineering, Third Edition, John Wiley and Sons, Singapore.

• Brownell, L.E. and Young, E.H., 1959, Process Equipment Design, John Wiley & Sons, New York

• Coulson, J.M. and Richardson, J.F., 1999, Chemical Engineering Design, Vol. 6, 3nd ed, Pergamon Press, Oxford.

• Geankoplis, C.J., 1982, Transport Process and Unit Operation, Allyn and Bacon, Inc., London.

• Kern, D.Q., 1965, Process Heat Transfer, International Student Edition, McGraw – Hill Book Co., Singapore.

• Perry, R.H., Green, D.W. and Maloney, J.O., 1984, Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, McGraw – Hill, Singapore.

• Peter, M.S., Timmerhaus, K.D. and West, R.E., 2003, Plant Design and Economics for Engineers, 5th ed., Mc Graw Hill Book Co., Singapore.

• Walas, S.M., 1990, Chemical Process Equipment, Butterworths, London.

• Yaws, C.L., 1999, Chemical Properties Handbook, Mc Graw Hill, New York

• Peter, M.S., Timmerhaus, K.D. and West, R.E., 2003, Plant Design and Economics for Engineers, 5th ed., Mc Graw Hill Book Co., Singapore.

(17)

• TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan

Proses pertama dari tahap ini adalah mengoverlay CLB dengan ESB, tujuan Analisa adalah untuk mengkombinasikan data hasil CLB dan ESB untuk dianalisa area yang

EIS (Executive Information System): adalah SI untuk mendukung aktivitas para eksekutif puncak yang lebih berkonsentrasi pada pemecahan masalah (problem solving),

Sebagian warga mengatakan bahwa tidak ada musyawarah antara warga masyarakat dengan tokoh masyarakat, tetapi dapat dilihat dari besarnya respon masyarakat bahwa peran

Mengingat material pipa yang diberikan adalah jenis pipa baru yaitu pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) yang belum dikenal oleh masyarakat terutama dalam proses

Pada awal Juni, pemerintah menanggapi dengan menyatakan akan mengevaluasi biaya usulan dari APBI-ICMA tersebut, dan pada 8 Juni lalu, CEO PLN, Basyir, melaporkan bahwa

Penataan pekerjaan perawatan preventif suatu mesin akan mudah dilakukan dengan menggunakan konsep “Kompleksitas Perbaikan” (KP), karena kompleksitas perbaikan ini adalah

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiko yang dihadapi Bank Syariah atas perubahan tingkat suku bunga pada sistem perbankan ganda di Indonesia dengan melihat