• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISUSUN OLEH: KEMITRAAN UNTUK PEMBARUAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DISUSUN OLEH: KEMITRAAN UNTUK PEMBARUAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

LOKA KARYA MUSRENBANG DAN INTEGRASI COMMUNITY DRIVEN PROGRAM

KE DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PADA LEVEL DISTRIK DAN LEVEL KAMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK

DISUSUN OLEH:

KEMITRAAN UNTUK PEMBARUAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN

2018

(2)

BAB I

KONTEKS KEGIATAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai pemerintahan level terbawah, pemerintahan kampung menerima pelimpahan urusan dan kewenangan pemerintahan di atasnya (Kabupaten) dalam pelaksanaan sebagain tugas dan fungsi pemerintahan yang ada di kampung. Urusan ini meliputi tiga bidang utama, yaitu pelayanan administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Hasil Good Governance Assessment menunjukkan bahwa Bagi Pemerintah Kabupaten Fakfak, kampung merupakan unit penting dalam penyediaan berbagai data di tingkat terbawah yang digunakan bagi perencanaan program-program pembangunan dalam penyusunan APBD. Dari sisi ini, pelibatan kampung dalam perencanaan pembangunan memang diakomodasi melalui mekanisme perencanaan berjenjang dari bawah (bottom–up) yang berbasis spasial, mulai dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kampung, distrik, kabupaten/kota, dan nasional. Hanya saja, efektivitas dari praktek perencanaan semacam ini sulit dilihat jejak kontribusinya dalam APBD, paling tidak, jika dibandingkan dengan mekanisme perencanaan sektoral yang diusulkan oleh Organisasai Pemerintah Daerah (OPD). Hasil-hasil rencana program pembangunan yang diusulkan oleh kampung seperti menguap tanpa bekas. Desain partisipasi kampung dalam pembangunan daerah pada gilirannya juga cenderung artifisial.

Di sisi lainnya, posisi kampung bagi Pemerintah Kabupaten ini juga ditempatkan sebagai penerima tugas bagi pelaksanaan program-program pemerintah atasan, yang dapat diperbantukan (asas tugas perbantuan) dalam menjalankan sebagian fungsi pelayanan publik (civil and civic services) di kampung. Dalam konteks pelaksanaan asas tugas perbantuan ini, kampung diberikan beban urusan namun tidak memiliki kewenangan lebih kecuali sebagai pelaksana saja.

(3)

Hal yang sama juga muncul dalam penerapan asas dekonsentrasi terhadap kampung yang menempatkan kampung sebatas sebagai wilayah lokasi dilaksanakannya berbagai program Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Pusat. Kampung adalah penerima program pembangunan tanpa perlu dilibatkan dalam proses perencanaan maupun relevansi program tersebut dengan kebutuhannya.

Ruang yang lebih besar bagi pengembangan kemandirian kampung sebenarnya ada pada implementasi asas desentralisasi yang memberikan urusan dan kewenangan kepada kampung yang disertai transfer fiskal melalui skema Alokasi Dana Kampung, bagian pajak daerah, dan bagian retribusi daerah. Hanya saja, hal ini belum banyak dipatuhi oleh Pemerintah Kabupaten di Papua dan Papua Barat. Akibatnya, praktis kapasitas sumberdaya keuangan yang dimiliki oleh kampung memang sangat terbatas.

Rendahnya perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap pemerintahan kampung ini pada gilirannya telah menstrukturkan lemahnya efektivitas pemerintahan kampung dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Keberadaan kampung dan pemerintahan kampung bagi Pemerintah Kabupaten pada akhirnya lebih tampak sebagai pemenuhan aspek adminsitrasi-prosedural saja. Bagi daerah di pedalaman, kondisinya jauh lebih parah. Rendahnya kapasitas SDM berjalin berkelindan dengan tantangan isolasi geografis dan minimnya fasilitas infrastruktur yang menyulitkan efektivitas fungsi pelayanan baik oleh pemerintahan kampung maupun Pemerintah Kabupaten.

Merujuk pada paparan di atas, sebuah Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang sangat diperlukan. Di tatararan operasional, loka karya tersebut mempunyai persinggungan yang kuat dengan Dokumen RPJMD Kabupaten Fakfak pada bagian program unggulan. Dalam Konteks ini, Pemerintah Kabupaten Fakfak mempunyai Program Gerakan Pembangunan Kampung Bercahaya (Gerbang Kaca). Secara filosofi Gerbang Kaca atau Gerakan membangun kampung Bercahaya, sebuah gerakan dengan implementasi dari konsep membangun kampung ideal yaitu Gerakan membangun kampung melalui pendekatan riil, holistik komprehensif dan final.

Secara umum, Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang akan membawa kontribusi yang berupa: (1)

(4)

Penyusunan desain kelembagaan dari tata kelola pemerintahan kampung melalui revitalisasi Musrenbang Kampung, (2) Penyusunan desain pengembangan SDM untuk perangkat kampung, dan (3) Penyusunan desain integrasi community driven program ke dalam Musrenbang Kampung.

B. TUJUAN KEGIATAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN

Secara umum, Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Fakfak mempunyai maksud untuk membangun dukungan teknokratik administratif dari Pemerintah Kabupaten Fakfak dalam mengintegrasikan Community Driven Program (CDP) pada Musrembang Distrik dan Musrenbang Kampung.

Adapun, tujuan dari kegiatan:

1. Tersedianya framework CDP /Model Musrenbang Terintegrasi yang disepakati dengan Pemerintah Kabupaten Fakfak.

2. Tersedianya kesepakatan bersama mengenai penyelerasan kegiatan Kabupaten Fakfak dengan Program Tangguh.

Sedangkan hasil yang diharapkan dari Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program Ke Dalam Musrenbang adalah:

1. Adanya satu dokumen framework CDP /Model Musrenbang Terintegrasi yang disepakati dengan Pemda.

2. Adanya satu dokumen kesepakatan bersama mengenai penyelerasan kegiatan Kabupaten Fakfak dengan Program Tangguh.

C. PESERTA KEGIATAN

Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level

(5)

Kampung di Kabupaten Fakfak ini akan diikuti oleh sekitar 25 perwakilan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dari Pemerintah Kabupaten Fakfak.

(6)

BAB II

IMPLEMENTASI KEGIATAN

A. PERSIAPAN KEGIATAN LOKA KARYA MUSRENBANG DAN INTEGRASI COMMUNITY DRIVEN PROGRAM KE DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PADA LEVEL DISTRIK DAN LEVEL KAMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK DAN KABUPATEN TELUK BINTUNI

Rabu, 28 Maret 2018

Pertemuan dengan BP dengan peserta:

1) Bapak Habel 2) Bapak Vengky 3) Bapak Muksin 4) Ibu Jamilah 5) Ibu Titik 6) Bapak Miftah 7) Bapak Hery Sulistio

Pertemuan diselenggarakan pada pukul 09.00.Pertemuan dibuka oleh Bapak Vengky Osok dan kemudian dipimpin oleh Bapak Habel.Catatan yang diberikan oleh Bapak Habel dalam pertemuan ini adalah upaya pencapaian dibetarget kegiatan sampai dengan Mei yaitu disbursement sebesar 48% dari anggaran tahun ini. Di sisi lain, beberapa catatan tentang jadwal program yang padat diberikan. Setidaknya terdapat sekitar 4 kegiatan yang ditargetkan untuk dilaksanakan dalam dua setengah bulan ke depan. Beberapa kegiatan tersebut antara lain, lokakarya integrasi PBM dengan musrenbang, pendampingan disdukcapil, penyelenggaraan workshop dengan Bappeda (khususnya Bintuni) serta pengembangan training center.

Dalam kesempatan ini, Bapak Habel menekankan tentang target program CDP yang keberlanjutannya akan dilanjutkan oleh Ibu Jamilah dan Ibu Paskalina. Dalam integrasi antara CDP dan Musrenbang akan difokuskan pada Dana Kampung. Sementara

(7)

itu, untuk beberapa ajuan program lain yang akan ditindaklanjuti di tingkat distrik dan kabupaten sementara ini tidak menjadi cakupan pendekatan dalam program ini.

Dalam diskusi ini juga dibahas secara singkat tentang beberapa kelemahan pendekatan yang dilakukan oleh BP selama ini khususnya di Kabupaten Fak- fak.Beberapa kelemahan tersebut khususnya terkait dengan pelaporan dan penyampaian hasil kegiatan yang hanya terbatas pada staf pelaksana di OPD. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa memori kegiatan BP dapat terlembaga di Kabupaten Fak-fak, maka tim BP berharap program governance dapat menjembatani hal ini.

Kamis, 29 Maret 2018

Pertemuan dengan BP 2 dengan peserta:

1) Bapak Vengky 2) Bapak Muksin 3) Ibu Jamilah 4) Ibu Titik 5) Bapak Miftah 6) Bapak Hery Sulistio

Pertemuan diselenggarakan pada pukul 09.00.Pertemuan hari ini dibuka dan dipimpin oleh Bapak Vengky Osok. Pertemuan membahas aspek subtansi khususnya terkait dengan pelaksanaan kegiatan sampai dengan pertengahan Juni 2018.Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa poin antara lain:

1. Tim telah menyepakati beberapa subtansi kegiatan yang antara lain sebagai berikut:

a. Integrasi CDP dan Musrenbang akan memperhatikan konteks Kabupaten fak- fak dan Kabupaten teluk Bintuni. Hal ini mengingat Kabupaten Fak-fak

(8)

memiliki program Gerbang Kaca yang dilakukan secara spasial. Beberapa potensi risiko achievement program telah diidentifikasi khususnya terkait pemilihan kampung di Distrik Arguni dan Babo yang jadi ujicoba dalam kegiatan ini. Selain itu, beberapa catatan terkait kegiatan BP selama ini di Kabupaten Fakfak di atas menjadi pertimbangan diperlukannya koordinasi secara baik dengan Pemda Kabupaten Fakfak. Selain itu, koordinasi ini juga akan menyepakati jadwal pelatihan yang akan dilaksanakan pada bulan puasa (jadwal tanggal 29 Mei 2018)

b. Integrasi CDP dengan Musrenbang di Kabupaten teluk Bintuni dilakukan sesuai jadwal, untuk itu koordinasi awal akan dilakukan oleh tim PMU Kemitraan di Bappeda, BPMK serta OPD lain yang terkait.

2. Tim melakukan koordinasi dengan Sekda, Bappeda serta OPD lain yang terkait program integrasi CDP dengan Musrenbang dan workshop pendampingan Bappeda di Kabupaten Fak-fak terlebih dahulu (awal 2-6 april 2018). Rencana koordinasi di Fak-fak akan dilakukan bersama Bapak Habel, Bapak Muksin dan Ibu Jamilah.

3. Tim Kemitraan akan melakukan koordinasi di Pemerintah Daerah kabupatan teluk Bintuni mulai tanggal 16 April untuk persiapan seluruh kegiatan di atas.

Minggu, 1 April 2018

Perjalanan darat dari Bintuni ke Manokwari. Berangkat pukul: 09.00 Wit dan sampai pada pukul: 14.00 WIT. Menginap semalan di Hotel Fujita, Mnokwari serta melakukan komunikasi dengan Djijin Suriadi terkait dengan agenda Field Work di Kabupaten Fakfak.

Senin, 2 April 2018

Perjalanan udara dilakukan Tim yang terdiri dari:

(9)

1) Miftah Adhi Ikhsanto.

2) Hery Sulistyo.

Sedangkan Titik Wahyuningsih kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan semua kontrak terkait dengan implementasi Program Capacity Building for Government Officials and Civil Society Organization Strengthening.

Tim Kemitraan sampai di Fakfak pada pukul 14.00 dan melanjutkan koordinasi dengan Local Contact Person (LCP) Fakfak. Peserta koordinasi terdiri dari:

1) Miftah Adhi Ikhsanto.

2) Hery Sulistyo.

3) Djijin Suriadi.

Hasil koordinasi:

1. Sechedule pertemuan dengan Bupati Fakfak akan dilakukan pada tanggal 2 April 2018 pukul 20.00.

2. Schedule pertemuan dengan Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah serta Bappeda akan dilakukan pada tanggal 3 April 2018.

3. Schedule pertemuan dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat kampung akan dilakukan pada tanggal 4 April 2018.

Pertemuan dengan Bupati Fakfak di Rumah Dinas Bupati pada pukul 20.00-21.00.

Peserta yang hadir:

1) Bupati Fakfak.

2) Wakil Bupati Fakfak.

3) Sekretaris Daerah Kabupaten Fakfak.

(10)

4) Asisten 1 Kabupaten Fakfak.

5) Ketua Bappeda Fakfak.

6) Bapak Habel.

7) Bapak Muhsin Inay.

8) Ibu Jamilah Bau.

9) Miftah Adhi Ikhsanto.

10) Hery sulistyo.

11) Djijin Suriadi.

Hasil pertemuan:

1. Pada dasarnya Bupati Fakfak menerima implementasi program governance di Kabupaten Fakfak.

2. Bupati meminta untuk melibatkan birokrasi secara optimal melalui OPD terkait.

3. Bupati juga mengharapkan adanya integrasi program antara program governance dari Pihak BP dengan program-program yang telah dianggarkan melalui APBD Pemda.

4. Berkaitan dengan CDP, Bupati meminta untuk diintegrasikan dengan Program Gerbang Kaca.

Selasa, 3 April 2018

Pertemuan dengan LNG Tangguh pada pukul 09.00-10.00 WIT.

Peserta Pertemuan:

1) Bapak Habel.

(11)

2) Bapak Muhsin Inay.

3) Ibu Jamilah Bau.

4) Miftah Adhi Ikhsanto.

5) Hery sulistyo.

Hasil Pertemuan:

1. Klinik konsultasi pemerintahan kampung dapat dilakukan dengan strategi geografic cluster.

2. Kemitraan diminta untuk mengidentifikan 2 rezim kewenangan dalam tata kelola kampung, yakni rezim dari Kemendagri dan rezim dari Kemendes.

3. Ada kebutuhan untuk memfasilitasi pengembangan pengelolaan data based dengan alternatif nama: Pusat Data dan Informasi Pembangunan Daerah.

4. Ada kebutuhan untuk mendorong regulasi lokal untuk mendukung implementasi CDP.

Pertemuan dengan Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah pada pukul 10.00-12.00 WIT.

Peserta Pertemuan:

1) Bapak Ilham.

2) Bapak Muhsin Inay.

3) Ibu Jamilah Bau.

4) Miftah Adhi Ikhsanto.

5) Hery sulistyo.

6) Djijin Suriadi.

(12)

Hasil pertemuan:

1. Secara umum, program CDP dapat diterima oleh Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

2. Program harus diintegrasikan dengan pembagian kewenangan antara Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung.

3. Sebagai dasar implementasi kegiatan CDP, harus ada dasar legal formal di tingkat lokal baik yang berbentuk Perbup, Surat Edaran Bupati, Perkam, dan SOP.

4. Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah telah mempunyai program klinik pemerintah kampung yang membutuhkan dukungan sumber daya dari Pihak LNG Tangguh.

Pertemuan dengan Bappeda pada pukul 15.00-17.30 WIT.

Peserta pertemuan:

1) Bapak Hafidz.

2) Ibu Siti.

3) Bapak Sugeng.

4) Ibu Shinta.

5) Bapak Muhsin Inay.

6) Ibu Jamilah Bau.

7) Miftah Adhi Ikhsanto.

8) Hery sulistyo.

(13)

9) Djijin Suriadi.

Hasil pertemuan:

1. Secara umum, program CDP dan Penguatan Kapasitas Bappeda dapat diterima oleh Bappeda.

2. Sebagai dasar implementasi kegiatan CDP, harus ada dasar legal formal di tingkat lokal baik yang berbentuk Perbup, Surat Edaran Bupati, Perkam, dan SOP.

3. Ada keterlibatan langsung dari aparat pemerintah kabupaten dan distrik dalam implementasi program.

4. Perubahan schedule kegiatan dimana kegiatan penguatan kapasitas didahulukan sebelum kegiatan CDP.

Agenda tindak lanjut:

1. Penyusunan ulang schedule kegiatan yang disesuaikan dengan permintaan Bappeda Kabupaten Fakfak.

2. Penyusunan TOR Kegiatan secara terperinci sesuai dengan permintaan dari Bappeda Kabupaten Fakfak serta Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Fakfak.

Rabu, 4 April 2018

Pertemuan dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Kampung pada pukul 10.00-12.00 WIT.

Peserta pertemuan:

1) Bapak Latif.

(14)

2) Bapak Ishak Samuel Pattipi.

3) Bapak Muhsin Inay.

4) Ibu Jamilah Bau.

5) Miftah Adhi Ikhsanto.

6) Hery sulistyo.

7) Djijin Suriadi.

Hasil pertemuan:

1. Secara umum, program CDP dan Penguatan Kapasitas Bappeda dapat diterima oleh DPMK.

2. Secara umum, semua kampung di Kabupaten Fakfak membutuhkan pendampingan teknokratis administratif. Mengingat, dana yang mengalir ke kampung sangat melimpah namun tidak diimbangi dengan kapasitas dan kompetensi aparat kampung dalam pengelolaannya.

3. Program CDP, idealnya, juga harus diintegrasikan dengan Program Gerbang Kaca yang telah dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Fakfak.

Kamis, 5 April 2018

Review ulang schedule kegiatan dengan hasil sebagai berikut:

(15)

TABEL 1

SCHEDULE DAN REKAPITULASI JUMLAH PESERTA

PROGRAM CAPACITY BUILDING FOR GOVERNMENT OFFICIALS AND CIVIL SOCIETY ORGANIZATION STRENGTHENING UNTUK PERIODE TAHUN PERTAMA

NO PROGRAM KEGIATAN TEMPAT WAKTU TIM PENGELOLA DAN PESERTA KEGIATAN MENURUT BID DATA SHEET

1. LOKA KARYA

MUSRENBANG DAN INTEGRASI COMMUNITY DRIVEN PROGRAM KE DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN PADA LEVEL DISTRIK DAN LEVEL KAMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK DAN KABUPATEN TELUK BINTUNI

KABUPATEN FAKFAK Pelaksanaan

Workshop Fakfak Dari tanggal Mei 2018 1. Tim Kemitraan bersama dengan BPSDM Kemendagri.

2. Peserta 26 orang peserta dengan perician sebagai berikut: (1) 16 perwakilan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) (2) 10 orang yang berasal dari 2 orang pembahas, 2 orang narasumber, 1 orang moderator, 3 orang perwakilan field management team dari Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan Indonesia, dan 2 orang perwakilan dari Tangguh LNG.

KABUPATEN TELU(K BINTUNI Pelaksanaan

Workshop Bintuni 4-5 Juni 2018 1. Tim Kemitraan Yogyakarta.

2. Peserta 26 orang peserta dengan perician sebagai berikut: (1) 16 perwakilan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) (2) 10 orang yang berasal dari 2 orang pembahas, 2 orang narasumber, 1 orang moderator, 3 orang perwakilan field management

(16)

team dari Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan Indonesia, dan 2 orang perwakilan dari Tangguh LNG.

2. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

MUSRENBANG DI KAMPUNG DAN DISTRIK

DIMANA CDP

(COMMUNITY DRIVEN PROGRAM/PROGRAM BERBASIS

MASYARAKAT)

TERINTERGRASI DI DALAMNYA

KABUPATEN FAKFAK Uji Coba Distrik

Arguni 15-22 Oktober 2018 1. Tim Kemitraan Yogyakarta.

2. 20 orang terdiri dari 17 orang perangkat kampung dan 3 orang perangkat distrik.

KABUPATEN TELUK BINTUNI Uji Coba Distrik

Babo 1-8 Oktober 2018 1. Tim Kemitraan Yogyakarta.

2. 20 orang terdiri dari 17 orang perangkat kampung dan 3 orang perangkat distrik.

3. LOKA KARYA

PEMBENTUKAN FORUM MULTI PEMANGKU KEPENTINGAN DI KABUPATEN TELUK BINTUNI

Loka Karya Bintuni 1-2 Agustus 2018 1. Tim Kemitraan Jakarta.

2. 80 orang peserta yang terdiri dari perwakilan sektor voluntari, perwakilan sektor privat, perwakilan SKK Migas, perwakilan Bappenas, perwakilan Kemitraan, Perwakilan OMS, perwakilan Unipa, dan perwakilan Organisasai Pemerintah Daerah (OPD).

4. PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN

PEMBUATAN DATA KEPENDUDUKAN DAN DAMPAK MIGRASI DI KABUPATEN TELUK BINTUNI

Pendampingan 1 Bintuni 30 April-13 Mei 2018 1. Tim Kemitraan Yogyakarta.

2. 10 orang perangkat di setiap distrik dan kampung (Tanah Merah Baru, Saengga, Onar Baru, Onar Lama, dan Babo) yang telah dilatih melakukan pendataan kependudukan dan dampak migrasi bagi perangkat distrik

(17)

dan kampung .

Pendampingan 2 Bintuni 25 Juni-25 Juli 2018 1. Tim Kemitraan Yogyakarta.

2. 10 orang perangkat di setiap distrik dan kampung (Tanah Merah Baru, Saengga, Onar Baru, Onar Lama, dan Babo) yang telah dilatih melakukan pendataan kependudukan dan dampak migrasi bagi perangkat distrik dan kampung .

5. PELATIHAN PLANNING, BUDGETING, DAN MONITORING UNTUK MENINGKATKAN

KAPASITAS BAPPEDA, SEKRETARIAT DAERAH,

DAN APARAT

PEMERINTAH

KABUPATEN FAKFAK Workshop Fakfak Dari tanggal

7-9 Mei 2018 1. Tim Kemitraan (Amien-Mursal) 2. 25 orang peserta yang terdiri

dari: 15 PNS perwakilan Bappeda dan Sekretariat Daerah serta 10 orang pengelola implementasi kegiatan.

KABUPATEN TELUK BINTUNI Workshop Bintuni Dari tanggal

27-30 Agustus 2018. 3. Tim Kemitraan (Amien-Mursal) 4. 25 orang peserta yang terdiri

dari: 15 PNS perwakilan Bappeda dan Sekretariat Daerah serta 10 orang pengelola implementasi kegiatan.

6. STUDI SISTEM PENGEMBANGAN

KAPASITAS APARAT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

Field Work Bintuni 20 April-1 Mei 2018 1. Tim BPSDM Kemendagri Workshop Bintuni 14-15 Mei 2018 1) Tim BPSDM Kemendagri

(18)

B. IMPLEMENTASI KEGIATAN LOKA KARYA MUSRENBANG DAN INTEGRASI COMMUNITY DRIVEN PROGRAM KE DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PADA LEVEL DISTRIK DAN LEVEL KAMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK

B.1. Implementasi Kegiiatan di Kabupaten Fakfak

Implementasi Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Fakfak dilaksanakan di Hotel Grand Papua, Fakfak, pada tanggal 22-23 Mei 2018.

Hari Pertama, 22 Mei 2018

Secara umum, materi yang disampaikan pada hari pertama adalah:

1. Pembukaan Kegiatan Pelatihan:

a. Sambutan Perwakilan Pemerintah Kabupaten Fakfak.

b. Sambutan Tangguh LNG.

c. Sambutan Kemitraan.

d. Pembukaan Kegiatan Pelatihan.

2. Kebijakan Percepatan Pembangunan Kampung oleh Wakil Bupati Fakfak.

3. Strategi Revitalisasai Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Tingkat Distrik dan Tingkat Kampung oleh Kepala BP4D Kabupaten Fakfak.

(19)

Pembukaan Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Fakfak

Paparan Materi:

Terkait dengan paparan materi, secara umum, Kepala BP4D Kabupaten Fakfak menyampaikan bahwa dalam melakukan pembangunan harus mengacu pada legalitas yang jelas dalam hal ini Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, Undang-Undang No. 23 tahun 2004 serta perangkat aturan pendukung lainnya, sebagai dasar penentuan kebijakan pembangunan itu sendiri.

Beliau menjelaskan bahwa dalam pembangunan harus mengacu pada suatu Proses perencanaan guna mencapai substansi perencanaan, berdasarkan alur perencanaan itu sendiri.

Ada 4 pendekatan perencanaan. Dibagi dalam orientasi proses perencanaan dan orientasi substansi perencanaan.

(20)

Waktu pelaksanaan perencanaan supaya maksimal maka itu dari pemerintah yang terkait harus turun atau terjun langsung ke kampung karena dana kampung itu sebagian besar diperuntukkan bagi pembangunan fisik. Padahal ada yang penting bahwa dana kampung itu harus dikawal, karena jangan sampai terjadi pembenturan.

Misalnya kalau di kampung ada koperasi maka jalankan koperasi. Kalau BUMKAN itu ada maka jalankan itu Badan Usaha Milik Kampung (BUMKAM).Kita akui bahwa di tingkat kampung ada sebagaian koperasi atau BUMKAM itu sudah jalan tapi belum maksimal sebagaimana yang kita inginkan bersama. Kita harus rumuskan apa peran kita supaya kedepan program jalan dengan baik. Dalam proses lebih lanjut sebagaimana yang termuat didalam RKA maupun RKPD adalah acuan dalam atau untuk kita mau melaksanakan suatu program.

Kemudian beliau menjelaskan tentang Syarat-syarat atau mekanisme peserta Musrenbang. Dan tahapan proses musrenbang. Sekali lagi bagaimana kita mengoptimalkan peran agar kampung itu bisa berdaya dan terwujud.

(21)

Paparan Materi oleh Bapak Ali Baham selaku Kepala BP4D Kabupaten Fakfak.

Tanya Jawab:

1. Pertanyaan Dari Tata Pemerintahan (Bapak Hasan Iha): Harus ada peran Distrik. Dimana kita bicara tentang pembangunan dimana dilapangan banyak kendala yang dihadapi karena persoalan klasik. Kita bicara perencanaan dan pelaksanaan. Objeknya masyarakat kampung, kenapa masalah ini berlarut-larut di kampung karena kita harus merubah cara berpikir masyarakat kampung itu sendiri. Karena objeknya masyarakat. Cara merubahnya dengan cara sosialisasi karena mereka perlu tahu tentang program ini. Kita di tata pemerintahan sudah melakukan tapi sekali lagi peran distrik sangat penting. Distrik ini punya keterbatasan. Saran kami kedepan distrik harus diperdayakan dengan cara memperkuat anggaran, kemampuan ASN di tingkat distrik dan sarana yang ada distrik agar mereka menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

Jawaban oleh Bapak Ali Baham Temongmere: semua masukan ini intinya positif untuk dapat diaplikasikan, ini juga dialami oleh pemerintahan. Awal dari

(22)

suatu pemerintahan itu adalah konsep. Dinas-dinas bicara dengan Aplikasi. Kita di BAPEDA mengkaji, menganalisis dan mengkonsep. Sebagai informasi mulai dari MUSRENBANG saya sudah mencoba tentang visi dan misi Fakfak. Mindset tidak cukup dengan sosialisasi tapi lewat pendampingan. Kita sangat lemah pada wilayah pendampingan. Kewenangan sudah diturunkan ke setiap tingkatan pemerintahan di bawahnya.

2. Pertanyaan dari Pak Asisten I: saya sangat mengaprisiasi kegiatan ini, mudah- mudahan pada akhir kegiatan kita bisa mensinergiskan program bersama. Kita akan buat profil kampung, dikampung kita sudah siapkan dana terkait dengan data-data itu kami sudah perintahkan. Prinsip perencanaan itu perlu sekali supaya jangan terjadi tumpang tindih antara OPD yang satu dengan OPD yang lain maupun dengan Tangguh LNG itu sendiri.Karena kegiatan program bersumber dari dana respek.

Jawaban dari Pak Latif Sueri: respek juga sudah tidak ada karena respek itu sumbernya dari OTSUS. Respek untuk kampung itu ikut di dana kampung sedangkan untuk distrik itu nanti dibahas.

3. Pertanyaan dari Pak Imran Fatamasya (Dinas Perkebunan dan Kehutanan):

membuat suatu perencanan yang baik dengan cara memasukan apa yang sudah dibicarakan kemarin, mari kita komitmen dengan sudah ada di Amdal supaya terintegrasi sesuai dengan konsep yang telah kita buat bersama. Kawasan petuanan Arguni dan kokas itu kira-kira apa yang mau kita buat? Tapi bicara sesuai dengan komitmen yang telah kita sepakat bersama sesuai dengan Amdal tentunya. Mari kita duduk dan berpikir ditingkat OPD supaya dapat menginteraksikan agar sesuai dalam satu arah yang jelas.

Jawaban dari Kepala BP4D: nanti LNG Tangguh ini menangkap itu. Saya juga mengharap LNG Tangguh menjelaskan apa yang mau dilakukan.

(23)

4. Pertanyaan dari Pak Latif Sueri (Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung):

Dana inilah yang menjadi kendala di OPD. Kasus yang pernah terjadi di Fakfak selama saya bertugas di Fakfak. Misalnya rumput laut yang di ekspor ke cina, dll.Mindset itu perlu tapi kita sudah melewati itu mulai dari masa pak Wahidin.

Jangan kita kembali lagi ke mindset. BUMDES kita harus hidup, karena kekecewaan dari koperasi yang mati.

Jawaban Kepala BP4D: tidak ada kata gagal karena baru satu tahun, mari kita tetap bekerja. Intinya beliau memberikan motivasi.

5. Pertanyaan dari Pak Husein Bay (Kepala Dinas PERINDAG): apa yang dilakukan oleh LNG Tangguh pada Trein IV. Persoalan OPD salah satunya memang tidak mampu menterjemahkan bahasa dengan baik. Supaya dapat menghindari konflik secara administrasi.

Jawaban Kepala BP4D: sampai dimana Trein IV itu dilakukan oleh LNG Tangguh. Nanti LNG Tangguh jelaskan itu. Karena kita ini bukan wilayah Dampak tapi bagian dari wilayah Penghasil.Mari kita satukan pemahaman kita.

Untuk itu semua harus ada pendamping (PPL).

Jawaban dari LNG: pengembangan untuk trein IV itu belum karena baru di trein III untuk trein IV yang sudah tercatat di dalam amdal itu untuk perencanaan kedepan. Karena sumber energi itu ada di Teluk Berau. Nanti ada tambahan dua anjungan lagi. Mengenai koperasi itu memang binaan kita juga tapi strukturnya belum baik. Keluhan juga disampaikan oleh petuanan dan masyarakat.

6. Pertanyaan dari Pak Untung Tamsil (PJS Dinas Perikanan dan Kelautan):

kami di Perikanan selama kami disana memang banyak potensi yang harus di dorong. Misalnya pembudidayaan rumput laut. Sehingga mungkin lebih terinteraksi lintas OPD dan dinas terkait. Di Fakfak ini banyak orang-orang

(24)

cerdas tapi saya bingung ketika mau membangun ada kendala pemalangan.

Untuk membangun semua ini memang harus ada sinergitas antara semua stackholder yang ada. Di kementerian perikanan ada bantuan mesin pencecah es, tapi harus bekerja sama dengan dinas koperasi melaui BUNKAM karena barang itu harus melalui dinas tersebut.

Jawaban dari Kepala BP4D: sesuai dengan sinergitas harus dikaji baik dengan OPD yang lain. Nanti kita koordinasikan dengan hal2 teknis dan lain-lain agar tidak saling tumpang tindih.

7. Pertanyaan dari Ibu Kepala Dinas Koperasi: Terkait dengan musrenbang distrik dan musrenbang kampung, terkait dengan keterikatan OPD dengan kegiatan itu terbatas. Kami didinas koperasi ataupun OPD yang tidak terikat dengan kegiatan tersebut, jadi hal-hal yang terkait dengan itu lebih dari yang kita utamakan bagaimana dengan musrenbang distrik itu ada keterlibatan OPD, sehingga kita bisa tahu kendala-kendala yang dihadapi. Kami akan tetap bangun komunikasi untuk kepentingan daerah sesuai dengan visi dan misi pemerintah daerah.

Jawaban dari Kepala BP4D: sesuai dengan sinergitas harus dikaji baik dengan OPD yang lain. Nanti kita koordinasikan dengan hal-hal teknis dan lain-lain agar tidak saling tumpang tindih.

(25)

Hari Kedua, 23 Mei 2018

Secara umum, materi yang disampaikan pada hari kedua adalah:

1. Integrasi TSDP ke Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Fakfak oleh Miftah Adhi Ikhsanto, SIP, Dipl. Ek, MiOP

2. Penyusunan MoU dan Peraturan Bupati tentang Bantuan Pihak Ketiga.

Pada Jam 09.23 WIT. Pengantar Materi Oleh Bapak Miftah Adhi Ikhsanto dari Kemitraan dengan materi: Integrasi TSDP ke Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Fakfak oleh Miftah Adhi Ikhsanto, SIP, Dipl. Ek, MiOP

Bagaimana supaya program ini terintegrasi, masih terdapat perbedaan pemahaman antara Tangguh LNG dan Pemerintaha Daerah misalnya Tangguh LNG mengatkan sudah memberi banyak bantuan, tapi di satu sisi Pemerintah Kabupaten mengatakan bahwa kami tidak tahu apa yang dilakukan oleh Tangguh LNG dan kalaupun itu ada.

Untuk kemudian tidak terjadi lagi persepsi yang berbeda tentang program yang akan dilakukan baik oleh Pemerintah kabupaten maupun Tangguh LNG maka harus ada kesepatakan bersama dalam bentuk MOU.

Karena selama ini Tangguh berjalan dengan TSDPnya sedangkan Pemerintah kabupaten Fakfak berjalan dengan RPJPnya sehingga menyebabkan tidak terjadinya senergitas dalam program yang di peruntukkan untuk masyarat terkena dampak ini.

Beliau menjelaskan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan menggunakan slide untuk mempermudah pemahaman peserta Loka Karya. Baik dalam memberikan contoh untuk menjelaskan Desain TSDP.

Setelah kegiatan ini kita akan menyusun substansi MOU maupun peraturan Bupati.

Untuk itu Kita harus sama-sama meluangkan waktu merumuskan hal tersebut guna mengintegrasikan program-program yang akan mau di aplikasikan. Kita juga akan melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama

(26)

supaya integrasi itu terjadi. Dari semua itu kemudian kita akan menyediakan sistem dan integrasi pembangunan yang baik kedepan.

Di dalam mengintegrasikan program TSDP ke dalam siklus pembangunan kita akan mengawal proses ini semua mulai dari musrenbang kampung sampai musrenbang kabupaten. Tapi fokus kegiatan program kita hanya pada RENJA bukan pada RKA karena masing-masing sudah ada bagian-bagiannya tersendiri.

Untuk itu kita harus punya pemahaman yang sama agar proses integrasi bersesuai dengan apa yang kita inginkan dalam bentuk pendefinisian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan bantuan Pihak Ke Tiga ?. Sehingga memperbudah kita nantinya dalam merumuskan apa yang menjadi prioritas program Pemerintah Kabupaten Fakfak dengan Tangguh LNG itu sendiri. Sehingga ada rasa tanggungjawab secara bersama- sama.

Pada pukul 09.50 WIT, dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh BaBapak Ahmad Amien dari Kemitraan.

Bantuan Pihak ketiga dalam hal ini Tangguh LNG kepada Pemerintah Kabupaten Fakfak dalam bentuk apa saja.

Pada prinsipnya apapun bentuknya bantuan dari pihak ke tiga cenderung pemerintah kabupaten akan selalu menerimanya.

Sumber Pendapatan pemerintah daerah salah satunya adalah melalui dana Hibah.

Untuk itu Karena akan banyak nanti dana yang akan di terima dari pihak lain maka kita tidak hanya berpikir dari seolah-olah bantuan itu hanya bersumber dari Tangguh LNG semata. PEMDA juga berharap bahwa apapun bentuk Sumbangan dari Pihak ketiga harus jelas untuk apa dan kepada siapa diperuntukkan. Dari hal-hal itulah kita membutuhkan input atau masukan dari baBapak/ibu OPD-OPD yang ada untuk menjadi acuan dalam melakukan atau menuangkan dalam program-program atau dalam rancangan PERBUB ke depan. Untuk itu dalam sesi ini akan kita integrasikan, masukan, saran maupun usul yang telah disampaikan oleh baBapak/ibu pimpinan atau perwakilan masing-masing OPD yang ada.

(27)

Marilah kita Mencoba bersama-sama untuk mendefinisikan bantuan Pihak Ke tiga : Bapak Ikhsan : definisi sumbangan pihak ketiga bisa berupaya program atau pun pendanaan.

Bapak Latif Sueri : sumbangan dari pihak ketiga baik yang dari dunia usaha dan industri. itu yang saya ingin tambahkan. Kita harus bedakan sumbangan dari pihak ketiga yang datang dari Industri dan yang datang dari dunia Usaha.

Bapak Imran : saya hanya ingin menambahkan apa yang telah di sampaikan oleh Bapak Ikhsan bahwa harus juga sesuai dengan kebutuhan perencanaan.Barang jasa dan uang tergantung dimana bantuan itu diberikan.

Ibu Kepala Dinas Koperasi : harus ada jaringan kerjasama guna pengembangan usaha dan Peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Biasanya bantuan Pihak Ke tiga menurut baBapak/ibu aBapakah sudah ada dalam rencana atau semacam komitmen terlebih dahulu atau bagaimana? Karena jangan sampai nanti ternyata sumbangan yang dimaksud di peroleh dengan cara memohon kepada pihak ke tiga dan sedangkan bantuan itu tanpa ada permohonan yang diajukan oleh pemerintah kabupaten tapi langsung diberikan oleh pihak ke tiga.

Bapak La Imo : kami merasa selama ini bahwa Tangguh LNG belum menjalankan kewajiban, karena kami pemerintah merasa telah memberikan wilayah ke Tangguh LNG sedangkan pihak Tangguh LNG belum menjalankan kewajiban kepada Pemerintah Daerah. Menurut saya terserah dari setiap kita untuk mencari definisi tentang Bantuan pihak Ke tiga, tapi kewajiban Tanggung LNG terhadap Pemerintah kabupaten Fakfak harus dijalankan.

Bapak Latif : yang paling penting kita harus berfikir bahwa BP Tangguh / Tangguh LNG adalah sebuah investasi daerah bukan saja investasi nasional, jadi BP Tangguh / Tangguh LNG punya kewajiban untuk membantu kita karena kita ini terkena daerah damBapak dan belum termasuk daerah penghasil. Pada dasarnya sumbangan itu adalah bantuan dalam bentuk barang atau jasa. Kalau kita melihat definisi jadi

(28)

Bantuan dapat berupa barang atau jasa yang bersumber dari kelembagaan dan mengikat para pihak.

Bapak Latif : Kita fokus di BP Tangguh / Tangguh LNG saja karena yang akan kita bicarakan disini adalah dokumen AMDAL BP Tangguh / Tangguh LNG bukan perusahaan lain.

Bapak Amien : Sepengetahuan saya kalau kita menyusun PERBUB seharusnya PERBUB ini bisa digunakan untuk semua perusahaan karena ketika ada bantuan dari perusahaan lain kita tidak harus menyusun atau membuat PERBUB yang baru lagi yang berhubungan dengan bantuan.

Bapak Latif : kayaknya dari kegiatan ini kita hanya berfokus pada perencanaan semata, padahal didalamnya harus ada pertanggungjawaban dan penganggaran itu sendiri. Usul saya jangan hanya berfokus pada perencanaan karena ini mau menuju pada definisi Bantuan pihak ke Tiga. Untuk itu jangan hanya berfokus pada perencanaan semata.

Bapak La Imo : define bantuan pihak ke Tiga adalah sumbangan yang diberikan oleh suatu lembaga, organisasi, perusahaan, badan atau lembaga lain yang tidak mengikat dan tidak memaksa dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Mungkin kita berbicara definisi, jadi menurut saya kita harus tahu ketentuan umumnya apa, mekanismenya apa, syarat-syarat apa dan serta bentuknya apa ?

Bapak Ikhsan : saya juga menambahkan kita harus tahu kapan berakhir dan kapan waktu mulai pemberian bantuan tersebut.

Dari Tangguh : yang paling penting disini adalah kita sama-sama saling memahami antara pemerintah dan kami, serta ada acuan yang jelas dan komitmennya.

Penyusunan Draft MoU dan Perbup tentang Bantuan Pihak Ketiga

Dari BP : pada prinsipnya MOU yang telah kami seBapakati dengan PEMDA itu adalah aturan yang mengikat kedua belah pihak, ada komitmen bersama untuk menjalankan

(29)

program tersebut. Yang akan ditawarkan oleh BP Tangguh ke pemerintah Daerah itu dalam bentuk apa : sesuai dengan pengalaman kita maka bentuk sumbangan yang kita lakukan yaitu berupa barang atau program.

Ibu Kepala Koperasi : Usulan saya harus ada program silang (kerjasama). Misalnya membuat pelatihan maka narasumbernya dari pihak BP Tangguh yang fasilitasi, sedangkan kami yang akan Fasilitasi Masyarakat berserta akomodasinya.

BP Tangguh : Program pengadaan listrik di rencanakan saja atau dimasukan saja karena kami BP Tangguh sudah mempunyai komitmen tentang program Papua Barat Terang tentu saja dengan cara mensuplai gas yang ada di BP Tangguh..

Bapak Latif : kalau listrik ini berkaitan dengan keadilan sosial jadi listrik atau pengadaan listrik demi berkeadilan harus dikasih masuk dalam MOU atau Program nanti.

Sedangkan Kalau berhubungan dengan MOU maka pihak ketiga itu adalah Tangguh LNG.

Bapak Imran Fatamasya : kita bicara hanya pada konteks AMDAL saja jadi kalau seperti itu kita masuk saja ke dalam batas lokasi yang terkena damBapak sehingga itu menjadi jelas.

Bapak Latif : menurut saya seharusnya kalimat kelembagaan itu diganti dengan kalimat Pihak lain diluar dunia usaha dan industri.

Bapak Amin : Untuk Mekanisme Pemberian Sumbangan Dari Pihak Ke tiga kepada Siapa Yang Menerima.

Bapak Hasan Iha : perlu kita tahu juga dari setiap OPD yang telah melakukan penjabaran dari prioritas itu seperti apa supaya kita juga tahu untuk saling melengkapi atau singkronisasi itu berjalan dengan baik. Ini kan sebagai tolak ukur atau gambaran umum yang nanti kita menentukan program bersama ini tidak keluar dari apa yang jadi pembahasan atau program yang akan atau telah dibuat atau dijalankan.

(30)

Bapak Imran Fatamasya : tolong dijelaskan dulu terintegrasi yang dimaksud itu apa?

Karena masing-masing OPD itu selama ini jalan sendiri-sendiri jadi butuh penjelasan yang lebih detail.

Bapak Miftah menjawab pertanyaan Bapak Imran : bagaimana mekanisme integrasinya : karena integrasinya di input itu berbeda karena sumber biayanya atau pendanaannya berbeda. Yang paling mungkin ketemu di output kegiatannya.

Jam 13.15 WIT. Lanjutan Materi.

Bapak La Imo : saya lebih condong bahwa kita bahas pada suatu muara saja, misalnya Tangguh LNG dalam membuat atau memberikan bantuan selaku pihak ke Tiga seharusnya hanya lewat satu pintu saja agar lebih baik dan bagus.

Ibu Kepala Dinas Koperasi : ketika BP Tangguh punya program pembinaan di kampong Arguni dan kampong Goras, kami turut di undang, dalam hal BP Tangguh telah memberikan bantuan usaha kepada masyarakat setempat. Dan itu sudah lakukan.

Pada dasarnya adanya komunikasi yang harus terjalin dengan baik. Untuk sepengetahuan kita bersama bahwa kami dari OPD Dinas koperasi sudah berjalan dan untuk sementara belum terdapat kendala yang cukup berarti.

Bapak Joko : dalam rangka integrasi, ketika kita berbicara di kampung kita sudah memplot kegiatan yang akan atau sedang dilakukan oleh Bp Tangguh terhadap Kampung maupun kepada Pemerintah daerah. OPD-OPD yang hadir dalam kegiatan ini kemudian harus mampu mengarahkan dengan baik agar terjalin senergitas. Kalau kita petakan BP Tangguh akan hanya berfokus pada wilayah kokas, arguni, dan mbahamdandara. Tidak bisa kegiatan yang dilakukan oleh kampung langsung meminta ke BP Tangguh. Karena ada program yang telah dibuat atau dirancang oleh BP Tangguh untuk kampung-kampungg yang masuk di daerah AMDAL tersebut. Kita juga harus mampu memilah-milah BP Tangguh melakukan apa?, kampung melakukan apa?, serta pemerintah melakukan apa? Kita tidak bisa membuat progam yang keluar dari

(31)

keseBapakatan bersama yang telah dibuat pada tingkatan bawah dalam hal ini kampung.

Bapak Manu dari BP Tangguh : yang jelas kita biasa berprinsip kalau berbicara dengan masyarakat kita selalu di wanti-wanti untuk tidak memberikan atau membuat janji.

Setiap kampung yang terkena damBapak kita selalu membuat program sosial bersama, kita duduk bersama mereka untuk mengetahui kebutuhan mereka. Disamping itu Kita lihat juga kekuatan dulu sesuai dengan amdal yang telah ada. Karena Jangan sampai masyarakat melihat BP Tangguh dan PEMDA seolah berjalan sendiri-sendiri dalam mengaplikasikan program.

Ibu Mila Bauw dari Tangguh LNG : Apa yang disampaikan oleh Bapak manu itu benar, di kami sebelum membuat program itu harus benar-benar dilaksanakan ke depannya.

Pengalaman kami bahwa selama ini belum terlibat langsung dalam pembuatan program bersama pemerintah karena berbeda dari sisi waktu dan juga kita tidak sama dalam sisi program itu sendiri. Perbedaan waktu-waktu tersebutlah yang membuat kami sangat sulit untuk hadir dalam Musrenbang. Yang terjadi selama ini kami jalan sendiri untuk menjalankan program di kampung. Kami juga selalu menerima masukan bahwa apa yang kami lakukan ini tidak diketahui atau tanpa sepengetahuan dari pihak pemerintah kabupaten tapi kalau pada pemerintahan distrik dan pemerintahan kampung kami selalu melibatkan mereka. Kami juga sangat berharap bahwa kedepan dalam menjalankan program harus melewati satu pintu yaitu musrenbang pada semua level.

Bapak Latif : semua kegiatan ynag dilakukan oleh siapa pun itu terdapat dalam RPJM.

Kita bicara program tahunan kita menyusun RPJMK dan Menyusun APBK, kita kan selalu terlambat. Apa yang dilakukan oleh Bapak Manu dan Ibu mila ini tinggal di sinergiskan saja karena kalau kita menunggu pasti tidak bisa. Sehingga waktunya tepat jadi janji-janji dari BP Tangguh masuk atau dilaksanakan tapi tanggung jawab ada pada pihak pemerintah.

Bapak Joko : apa yang dilakukan oleh BP Tangguh selama ini di luar sepengetahuan Pemerintah daerah, maksud saya secara aturan tidak masuk karena tidak terurai

(32)

didalam APBK. Jadi Ibu Mila sampaikan ke depan tidak kayak begitu karena kita harus patuh pada pemeritah daerah. Agar itu semua tercatat dalam pemerintahan walaupun itu program hanya numpang lewat semata. Saya berpikir tidak boleh kita duduk-duduk sendiri untuk bicara program karena harus duduk bersama dengan pemerintah yang ada.

Bapak Manu : saya pikir arah diskusi ini semakin mengerucut, kedepan kita akan bikin satu model dari tingkat kampung, distrik sampai kabupaten. Tugas kita bagaimana membenahi ini semua untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Jadi untuk kawasan bisa tidak kita berfikir adanya forum multi kepentingan, bisa tidak pemda buat konsep tentang itu hadirkan skk migas, pemda dan bp sendiri.

Bapak Imran : saya sarankan kalau bisa 2018 ini selesai lebaran nanti kita mulai lagi bentuk tim untuk turun di kawasan itu untuk lebih mengurai mana tanggung jawab BP Tangguh dan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. Bapak manu harus membentuk Tim untuk kita sama-sama turun di kampung-kampung. Ada 2 hal yang bias dilakukan dalam upaya mengintegrasikan program ke dalam program kita. Coba kita susun lagi perencanaan yang cukup besar yaitu tentang isu kawasan. Marilah kita bahas khusus lagi tentang isu kawasan ini karena damBapaknya cukup luas.

Bapak Ikhsan : harus ada singkronisasi program yang BP Tangguh buat dan Pemerintah buat. Tetapi saya kira gambaran tentang program itu perlu. Misalnya setiap tanggal 31 januari seluruh kampung harus sudah melakukan musrenbang kampung. Semua ini masuk dalam laporan kita dalam APBD termasuk didalamnya sumbangan pihak ke tiga.

Semua sumber dana harus tercatat karena bagian dari target visi misi pemerintahan dan untuk menunjang dalam pelaporan itu sendiri.

Bapak hasan Iha : kalau memang dana ini dikucurkan ke kampung nanti dia pertanggung jawabkan bisa melalui distrik sehingga laporan nya itu ada dilaporan tahunan distrik.

(33)

Bapak Ahmad Amien Memfasilitasi Penyusunan MoU dan Perbup tentang Bantuan Pihak Ketiga.

Bapak Pascalis Perwakilan BP Tangguh untuk pernyataan singkat sebelum menutup kegiatan : beliau menyambung materi kemarin : saya penuhi janji saya untuk melengkapi persentasi kemarin. Mengenai perkembangan abdet terkini Tangguh LNG, di Tangguh LNG itu berbagai macam tim, kami tim yang bekerja di luar pagar. Tapi kami semua satu tim baik diluar pagar maupun di dalam pagar. Pengembangan Train III itu 75% untuk kebutuhan dalam Negeri. Masyarakat harus siap menyambut perkembangan yang sangat pesat. Pengembangan train ke depan itu ada di daerah Kabupaten Fakfak jadi dari awal fakfak sudah dilibatkan.

Saya mewakili BP Tangguh mengucapkan terimakasih banyak atas peran Bapa/Ibu dalam kegiatan ini, kami memohon maaf kalau ada kesalahan.

(34)

Bapak dr. Pascalis Taa sedang Memberikan Paparan tentang Tangguh Sustainable Development Program

Pukul 15.00 WIT. Penutupan

Penutupan kegiatan dilakukan oleh Bapak Joko Purnomo selaku Aisten 1 Pemerintah Kabupaten Fakfak.

Bapak Joko Purnomo: izinkan saya memohon maaf atas nama baBapak wakil bupati karena beliau tidak bisa menutup kegiatan ini.

Sebelum saya menutup saya sampaikan bahwa mengenai batas itu ada di tanah rata atau yang terdapat padang itu yang harus di seBapakati nanti itu urusan pemerintah bukan urusan perusahaan. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini akan terbentuk tim kerja karena kita telah seBapakati, nanti kita buat MOU untuk peran masing- masing. Setelah MOU jadi sudah ada rancangan peraturan bupati tentang sistem keterlibatan Tangguh LNG di pemerintahan Fakfak. Konsentrasi kita di tahun ini di

(35)

distrik arguni. Bapak Pascalis selaku perwakilan BP Tangguh akan buat tim untuk kita sama-sama turun ke distrik yang masuk damBapak. Kita harus berkomitmen mudah- mudahan pimpinan OPD kedepan untuk tidak melibatkan asisten yang tidak punya andil dalam mengambil keputusan. Saya juga punya ketakutan jangan sampai yang terjadi seperti di sulsel ada perusahaan Migas tapi tenyata kampung-kampung disekitarnya masih menggunakan lilin. Terimakasih.

Penutupan Kegiatan Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Fakfak

(36)

Lampiran Daftar Hadir Peserta:

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

Referensi

Dokumen terkait

Informasi mengenai penelitian identifikasi dan prevalensi ektoparsit dan endoparasit pada ikan, khususnya pada ikan nila sebagai ikan budidaya informasinya

Karena itu audit atas isi fail dan database, baik untuk tujuan pengujian pengendalian maupun untuk tujuan pengujian substansif, dapat dilakukan oleh auditor dengan menggunakan

Karena itu, makna gadai ( rahn ) dalam hukum sosial adalah “menjadi sesuatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syara’ sebagai jaminan utang,

Orientasi dan diskusi tentang model-model pembelajaran, silabus, RPP, LKS, bahan ajar, media, dan instrumen penilaian I.1... Pengembangan perangkat pembelajaran: silabus, RPP,

Berdasarkan posisi kasus sebagaimana telah diuraikan diatas, maka telah terpenuhinya unsur-unsur tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan, hal ini berdasarkan

Untuk penanganan perkara dan penyelesaian kasus hukum dalam perkara perdata sesuai dengan cara Pemberi Bantuan Hukum di Lembaga Bantuan Hukum dapat melalui dua

Sedangkan rata-rata lama menginap pada hotel/akomodasi lainnya selama Juli 2017 tercatat 1,55 hari naik 0,15 hari jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dengan rincian

Pada kesempatan ini akan diteliti salah satu geguritan yang berjudul "Geguritan Nyepi" .Beberapa kekhasan dalam teks Geguritan Nyepi membuat