PENGARUH PERSEPSI MANAJ ER ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS PADA KAMPUNG BATIK
J ETIS SIDOARJ O)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Kepada Per syaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J ur usan Akuntansi
Diajukan Oleh : DWI KURNIAWAN
0813015015/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
“PENGARUH PERSEPSI MANAJ ER ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL DAN MENENGAH” (STUDI KASUS PADA KAMPUNG BATIK
J ETIS SIDOARJ O) yang diajukan
DWI KURNIAWAN 0813015015/FE/EA disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Tituk Diah W, M.Aks Tanggal:………
NIP.19670123 199303 2001
SKRIP SI
P ENGARUH PERSEPSI MANAJ ER ATAS PENGGUNAAN INF ORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH (STUDI KASUS PADA KAMPUNG BATIK J ETIS SIDOARJ O)
Disusun Oleh :
Dwi Kur niawan 0813015015/FE/EA
Telah Diper ta hankan dan Diter ima Oleh
Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akunta nsi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembanguna n Nasional “ Vetera n” J awa Timur
Pada ta nggal 26 Ma r et 2013
Pembimbing : Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua Dekan Fa kulta s Ekonomi
Univer sitas Pembanguna n Nasional “ Vetera n J awa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang tak terhingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmat-Nya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PERSEPSI
MANAJ ER ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS PADA KAMPUNG BATIK J ETIS SIDOARJ O)”.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran, dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak, maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. H. Rahman A. Suwaidi, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, Msi, Ak selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur yang selalu sabar dan menjadi inspirasi kepemimpinannya yang bijaksana kepada penulis.
5. Ibu Dra.Ec.Tituk Diah W, MAks selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan meluangkan waktu disela kesibukan untuk membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Dra.Sari Andayani, MAks selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.
7. Bapak Ir. Nurul Huda selaku Ketua Paguyuban Batik Sidoarjo yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian pada kampung batik jetis sidoarjo.
8. Segenap Manajer atau Pemilik Usaha Batik pada Kampung Batik Jetis Sidoarjo yang telah bersedia memberikan informasi mengenai hal – hal yang dibutuhkan untuk penelitian.
9. Segenap tenaga kerja, karyawan, dan rekan-rekan mahasiswa terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur. 10.Bapak, Ibu, Adik dan kakak saya yang telah memberikan doa, kasih
11.Ustadz M. Shoubari selaku guru rohani saya yang turut serta membantu dengan memberikan do’a bantuannya secara moril yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
12.Para Jama’ah Asmaul Haq yang telah memebrikan support moral dan do’a selama ini sehingga mampun mengahntarkan penulis menyelesaikan studinya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Maret 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 5
1.3.Tujuan Penelitian ... 6
1.4.Manfaat Penelitian ... 6
BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA ... 8
2.1.Penelitian Terdahulu ... 8
2.1.1 Persamaan dan Perbedaan penelitian terdahulu dengan penlitian sekarang ... 13
2.2.Landasan Teori ... 15
2.2.1. Persepsi ... 15
2.2.1.1.Pengertian Persepsi ... `15
2.2.1.2.Pemilihan Persepsi ... 16
2.2.1.4.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Proses
Pemilihan Persepsi dari luar ... 17
2.2.1.4.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Proses Pemilihan Persepsi dari dalam ... 19
2.2.2. Proses Belajar ... 19
2.2.2.1. Pengertian Proses Belajar ... 19
2.2.2.2. Teori yang melandasi dari Proses Pembelajaran sosial 20 2.2.3. Motivasi ... 21
2.2.3.1. Pengertian Motivasi ... 21
2.2.3.2. Teori dalam Mengembangkan Pendekatan Motivasi .... 22
2.2.4. Kepribadian... 24
2.2.4.1. Pengertian Kepribadian... 24
2.2.4.2. Sifat – sifat Kepribadian ... 25
2.2.5. Informasi Akuntansi Keuangan ... 27
2.2.5.1. Pengertian Informasi Akuntansi Keuangan ... 27
2.2.5.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 29
2.2.5.3. Karakteristik Laporan Keuangan ... 31
2.2.6. Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah ... 33
2.2.6.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah ... 33
2.2.6.2. Kriteria – kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 33
2.2.7. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Kecil dan Menengah ... 37
2.2.6.1. Pengaruh Proses Belajar (X1) Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah ... 37
2.2.6.2. Pengaruh Motivasi (X2) Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah ... 38
2.2.6.3. Pengaruh Kepribadian (X3) Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah ... 39
2.2.7.1. Teori – teori Yang melandasi Pengaruh Persepsi Manajer Atas Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah... 39
2.3. Kerangka Pikir ... 41
2.4. Hipotesis ... 41
BAB III : METODE PENELITIAN... 43
3.1.Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Vaiabel ... 43
3.1.1. Definisi Operasional ... 43
3.1.1.1. Variabel Bebas ... 43
3.1.1.2. Variabel Terikat ... 44
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 45
3.2.Teknik Pengumpulan Sampel ... 48
3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.3.1. Jenis Data ... 49
3.3.2. Sumber Data ... 49
3.3.3. Pengumpulan Data ... 49
3.4.Teknik Analisis ... 50
3.4.1. Uji Kualitas Data ... 50
3.4.1.1. Validitas (Validity) Data ... 50
3.4.1.2. Reliabilitas (Reliability) ... 51
3.4.1.3. Uji Normalitas Data ... 52
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 52
3.4.2.1. Autokorelasi ... 53
3.4.2.2. Multikolinieritas ... 53
3.4.2.3. Heteroskedastisitas ... 54
3.4.3. Analisis Regresi Berganda... 54
3.4.4. Uji Hipotesis ... 55
3.4.4.1. Uji F ... 55
3.4.4.2. Uji t ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 58
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 58
4.1.4. Proses Produksi ... 60
4.1.5. Visi dan Misi Perusahaan... 61
4.1.5.1. Visi ... 61
4.1.5.1. Misi ... 61
4.1.6. Saluran distribusi ... 62
4.2. Pengujian Kualitas Data ... 62
4.2.1. Uji Validitas (Validity Test) ... 62
4.2.1.1. Uji Validitas Variabel Proses belajar (X1)... 63
4.2.1.2. Uji Validitas Variabel Motivasi (X2) ... 63
4.2.1.3. Uji Validitas Variabel Kepribadian (X3) ... 64
4.2.1.4. Uji Validitas Variabel Keberhasilan UKM (Y) ... 64
4.2.2. Uji Reliabilitas Data ... 65
4.2.3. Uji Normalitas Data ... 65
4.3. Uji Asumsi Klasik ... 67
4.3.1. Autokorelasi ... 67
4.3.2. Multikolinearitas ... 67
4.3.3. Heteroskedastisitas ... 68
4.4. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 69
4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 70
4.5.1. Pengujian Hipotesis ... 70
4.5.1.1. Pengujian secara Simultan (Uji F) ... 70
4.6.1. Implikasi Penelitian ... 72
4.6.2. Perbedaan dengan penelitian terdahulu ... 75
4.7. Keterbatasan Penelitian ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
5.1. Kesimpulan ... 77
5.2. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA
PENGARUH PERSEPSI MANAJ ER ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS PADA KAMPUNG BATIK
J ETIS SIDOARJ O). by
Dwi Kurniawan
Akuntansi Keuangan - UPN Veteran Jawa timur Surabaya
ABSTRACT
In the current era of globalization and free trade with the enactment of perceived competition getting tougher. Competition in grabbing market share not only in peruashaan a large scale (large scale enterprise), but also for small companies (small scale enterprise). With the increasing competition in one of the challenges and issues that must be addressed is about economic inequality and social sample of all managers listed in Sidoarjo batik community numbered 22 people. The sampling technique used was saturated sample or census. Variable study used the Learning, Motivation, Personality, as the independent variable while the success of Small and Medium Enterprises as a bound variable. The analysis technique used is multiple regression analysis using hypothesis testing. Based on the first hypothesis test independent variables are simultaneously learning process, motivation and personality affect the success of SMEs. Partially test the second hypothesis for the process of learning and motivation variables have significant influence among the learning process to the success of SMEs. While partial personality variables had no effect on the success of SMEs.
PENGARUH PERSEPSI MANAJ ER ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (STUDI KASUS PADA KAMPUNG BATIK
J ETIS SIDOARJ O) Oleh
Dwi Kur niawan
ABSTRAK
Di era globalisasi sekarang ini dan dengan diberlakukannya perdagangan bebas persaingan usaha dirasakan semakin ketat. Persaingan usaha didalam merebut pangsa pasar tidak hanya terjadi pada peruashaan yang bersekala besar (large scale enterprise), tetapi juga terjadi pada perusahaan berskala kecil (small scale enterprise). Dengan semakin ketatnya persaingan tersebut salah satu tantangan dan masalah yang harus dihadapi adalah perihal ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial.
Dalam kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Salah seorang manajer klinik usaha kecil dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menguji apakah pengaruh persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan usaha kecil dan menengah.
Kampung Batik Jetis Sidoarjo merupakan populasi dalam penelitian ini dengan sampel seluruh manajer yang terdaftar pada paguyuban batik sidoarjo berjumlah 22 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh atau sensus. Variable penelitian yang digunakan yaitu Proses Belajar (X1),
Motivasi (X2), Kepribadian (X3) sebagai variable bebas sedangkan Keberhasilan
Usaha Kecil dan Menengah (Y) sebagai variable terikat. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan uji hipotesis.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lata r Belakang
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep
pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Di Indonesia, usaha kecil mampu menyerap 88% tenaga kerja,
memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 40% dan mempunyai
potensi sebagai salah satu sumber penting pertumbuhan ekspor, khususnya ekspor
non-migas. (Indonesia Small Business Research Center, 2003 dalam Pinasti 2007).
Namun, di era globalisasi sekarang ini dan dengan diberlakukannya perdagangan
bebas persaingan usaha dirasakan semakin ketat. Persaingan usaha didalam merebut
pangsa pasar tidak hanya terjadi pada peruashaan yang bersekala besar (large scale
enterprise), tetapi juga terjadi pada perusahaan berskala kecil (small scale
enterprise). Dengan semakin ketatnya persaingan tersebut salah satu tantangan dan
masalah yang harus dihadapi adalah perihal ketimpangan ekonomi dan kesenjangan
sosial.
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan kecil antara lain mencakup hal – hal
seperti :
1. Tidak adanya / kurang akuratnya perencanaan anggaran tahunan terutama
2
2. Tidak sedikit dari pengusaha kecil yang tidak memiliki harga pokok produksi
yang baik.
3. Perhitungan dilakukan secara kasar dalam menentukan harga jual. Misal:
hanya mencatat pengeluaran untuk bahan baku dan tenaga kerja dan banyak
dari mereka yang tidak / belum mengerti dari pencatatan keuangan.( Kiryanto,
JRAI: 2001).
Masalah – masalah umum yang dihadapi oleh pengusaha kecil adalah
keterbatasan modal kerja dan atau modal investasi, kesulitan mendapatkan bahan
baku dengan kualitas baik dengan harga terjangkau, keterbatasan teknologi SDM
dengan kualitas yang baik pula. Sedangkan masalah eksternal yang dianggap paling
serius adalah keterbatasan akses ke bank dan distorsi pasar yang disebabkan oleh
kebijaksanaan peraturan yang tidak kondusif. (Tambunan 2002 : 69).
Dalam kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan
usahanya. Salah seorang manajer klinik usaha kecil dan koperasi Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI), Idrus (2000), menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak
memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami
pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil
memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. (Pinasti
3
Dari uraian tersebut jelas bahwa perusahaan kecil banyak mengalami
kesulitan dalam memahami informasi akuntansi keuangan dengan baik. Padahal
dewasa ini informasi akuntansi keuangan yang dihasilkan dari suatu laporan
keuangan berguna dalam menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan
uang kas di masa yang akan datang (Kiryanto 2001 : 200).
Tidak adanya penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
keuangan dalam kebanyakan pengelolaan usaha kecil, ditentukan oleh persepsi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi. Menurut pendapat Kreitner dan Kinicki
(2001) dalam Pinasti (2007 : 322) yang menyatakan bahwa persepsi seorang manajer
akan mempengaruhi perilaku dan keputusannya. Oleh karena itu, untuk dapat
mendorong seorang manajer dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi
akuntansi keuangan, perlu dimulai dari persepsi seorang manajer usaha kecil tersebut
terhadap pengaruh penggunaan informasi akuntansi keuangan tersebut.
Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan, ketua paguyuban batik
sidoarjo mengatakan bahwa pengusaha batik di desa jetis tersebut adalah home
industri jadi kebanyakan dari mereka tidak menggunakan pembukuan keuangan yang
merupakan informasi penting bagi keuangan perusahaan mereka. Semuanya hampir
tradisional jadi menurut pola pikir mereka hanya mengambil praktisnya saja yaitu
bagi mereka yang penting menerima uang lebih besar dari biaya pembuatan batik
4
Dari penjelasan ketua paguyuban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar dari mereka menganggap tidak terlalu penting untuk menyusun laporan
keuangan dikarenakan para pengusaha tersebut tidak memiliki pengetahuan
akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan
dan pembukuan bagi kelangsungan usahanya. Hal ini akan berdampak pada
keberhasilan pengelolaan usaha kecil mereka menjadi berantakan dan akan
menyulitkan manajer dalam mengontrol tentang informasi akuntansinya.
Saat ini banyak didirikan perusahaan yang sama yaitu usaha yang bergerak
dibidang batik tulis seperti di kecamatan tulangan, di kecamatan sukodono, dan di
kecamatan jabon. Padahal semula batik tersebut berawal dari desa jetis kecamatan
Sidoarjo karena sejak tahun 1675 batik tulis ini sudah ada di desa jetis meskipun tidak
terlalu terkenal seperti sekarang ini. Hal ini menyebabkan persaingan semakin ketat,
baik mengenai harga, mutu produk, maupun persaingan dalam merebut pangsa pasar
sehingga para pengusaha kesulitan dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu
pemahaman dan implementasi tentang akuntansi keuangan sangat diperlukan oleh
para manajer di kampung batik jetis guna bersaing di pasar domestik maupun pasar
internasional.
Kelancaran arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat
5
yang diperoleh usaha kecil dan menengah membutuhkan tenaga yang benar – benar
professional baik di bidang usaha, manajemen dan akuntansi.
Melihat begitu banyak manfaat informasi akuntansi keuangan guna
menunjang kelangsungan hidup usaha kecil dan menengah (UKM) dan menyadari
beragamnya pemahaman tiap – tiap individu terhadap informasi akuntansi keuangan,
maka melalui penelitian ini dicari kejelasan mengenai persepsi manajer sebagai orang
yang berkecimpung langsung pada dunia usaha terhadap informasi akuntansi
keuangan maka berdasarkan ilustrasi diatas maka dilakukan penelitian dengan judul :
“ PENGARUH PERSEPSI MANAJ ER ATAS PENGGUNAAN INFORMASI
AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH” (STUDI KASUS PADA KAMPUNG BATIK J ETIS
SIDOARJ O).
1.2 Per umusa n masa la h
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu Apakah persepsi
dari dalam yaitu proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh signifikan
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui dan menguji pengaruh signifikan persepsi dari dalam yaitu proses
belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan usaha kecil dan menengah.
1.4 Manfa at Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan tentang ilmu penyajian informasi akuntansi keuangan, sekaligus
menerapkan teori yang diterima di perkuliahan sehingga dapat diaplikasikan
dengan praktek yang sebenarnya.
2. Bagi Akademis
Memberikan informasi sebagai bahan pembanding maupun studi
lanjutan dan menambah referensi pengetahuan pada UPN “VETERAN“ Jawa
Timur pada khususnya, serta peneliti pada umumnya.
3. Bagi Usaha Kecil dan Menengah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
7
kebijakan, pengambilan keputusan yang rasional serta dimanfaatkan dan
dipakai sebagai salah satu sumber informasi atau bahan masukan untuk lebih
meningkatkan keberhasilan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter da hulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain dan dapat
dipakai sebagai bahan masukan dan kajian, telah dilakukan oleh :
1) Kiryanto, dkk (2001)
a) Judul : Pengaruh persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
b) Rumusan masalah :
a) Apakah ada pengaruh positif antara proses belajar, motivasi, dan
kepribadian terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
?
b) Apakah ada pengaruh positif antara persepsi manajer atas informasi
akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil ?
c) Hipotesis :
• H1 : bahwa ada pengaruh positif antara proses belajar, motivasi, dan
kepribadian terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan.
• H2 : bahwa terdapat pengaruh positif antara persepsi manajer atas
d) Kesimpulan :
a. Secara simultan proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh
terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap
keberhasilan perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
determinasi sebesar 60,7%, yang dibuktikan dengan F-hitung sebesar 8,23
lebih besar dari F-tabel. Selain itu proses belajar, motivasi dan kepribadian
secara bersama – sama mempunyai hubungan yang sangat kuat
perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,779.
b. Berdasarkan analisis terbukti bahwa persepsi manajer perusahaan kecil
atas informasi akuntansi keuangan mempunyai pengaruh positif terhadap
keberhasilan perusahaan kecil. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien
determinasi sebesar 46,8% yang dibuktikan dengan adanya F-hitung
sebesar 15,811 lebih besar dari F-tabel yang ditunjukkan dengan
probabilitas 0,001. Selain itu persepsi manajer perusahaan kecil atas
informasi akuntansi keuangan mempunyai hubungan yang nyata dengan
keberhasilan perusahaan kecil, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,684.
2) Pina sti (2007)
a) Judul : Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
b) Rumusan masalah : Apakah ada pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi.
c) Hipotesis : Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi lebih besar
daripada pengaruh perbedaan karakteristik individual terhadap persepsi
subyek penelitian atas informasi akuntansi.
d) Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan
penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi.
3) Puspita Dewi (2008)
Judul : Pengaruh Proses Belajar, Motivasi, dan Kepribadian pada Persepsi
Pengusaha Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan
Perusahaan kecil.
Rumusan masalah :
1. Apakah proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh terhadap
persepsi pengusaha atas informasi akuntansi keuangan.
2. Apakah persepsi pengusaha atas informasi akuntansi keuangan akan
Hipotesis :
Berdasarkan teori yang ada dan konsep yang telah dikemukakan pada
perumusan masalah, landasan teori, dan tujuan penelitian maka hipotesisnya
adalah :
1. Bahwa proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh terhadap
persepsi pengusaha atas informasi akuntansi keuangan.
2. Bahwa persepsi pengsuaha atas informasi akuntansi keuangan
berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
Kesimpulan :
• Hasil penelitian ini, diketahui bahwa kepribadian secara parsial tidak
mempengaruhi pembentukkan persepsi pengusaha atas informasi
akuntansi keuangan, sedangkan proses belajar mempengaruhi
pembentukan persepsi pengusaha atas informasi akuntansi keuangan
sehingga hipotesis ke-1 “diduga proses belajar, motivasi dan
kepribadian berpengaruh terhadap persepsi pengusaha atas informasi
akuntansi keuangan” tidak teruji kebenarannya.
• Hasil penelitian ini juga diketahui bahwa persepsi pengusaha atas
informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan
perusahaan kecil, sehingga hipotesis ke-2 “diduga persepsi pengusaha
atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan
4) J anu Bagus (2009)
a) Judul : Pengaruh Persepsi Manajer Atas Penggunaan Informasi Akuntansi
Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan kecil Di Wedoro Waru
Sidoarjo.
b) Rumusan masalah :
3. Apakah persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi, dan
kepribadian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan
pengusaha kecil di wedoro waru sidoarjo ?
4. Apakah proses belajar mempunyai pengaruh dominan dan signifikan
terhadap keberhasilan pengusaha kecil di wedoro waru sidoarjo ?
c) Hipotesis :
Berdasarkan teori yang ada dan konsep yang telah dikemukakan pada
perumusan masalah, landasan teori, dan tujuan penelitian maka hipotesisnya
adalah :
3. Bahwa proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh secara
signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di wedoro waru
sidoarjo.
4. Bahwa proses belajar memiliki pengaruh yang paling dominan
d) Kesimpulan :
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengusaha kecil di wedoro waru
sidoarjo, diketahui bahwa :
1. Hipotesis yang menyatakan bahwa proses belajar, motivasi, dan
kepribadian mempunyai pengaruh secara simultan dan parsial terhadap
keberhasilan pengusaha kecil di wedoro waru sidoarjo telah teruji
kebenarannya.
2. Hipotesis yang menyatakan bahwa proses belajar memiliki pengaruh yang
paling dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di wedoro waru
sidoarjo telah teruji kebenarannya.
2.1.1. Persamaan da n Per bedaan penelitia n ter dahulu dengan penelitian sekar a ng
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah :
1. Menggunakan variable yang sama yaitu proses belajar, motivasi, kepribadian.
Tabel 2.1 Per bedaaa n antar a penelitia n ter dahulu dengan penelitian seka rang
No. Peneliti Judul Variabel Responden Obyek
1. Kiryanto, Dedi
22 manajer Perusahaan kecil dibidang usaha meubel
22 manajer Usaha Kecil dan Menengah Kampung
2.2. Landasa n Teor i
2.2.1. Persepsi
2.2.1.1. Penger tia n Per sepsi
Dalam kehidupan sehari – hari setiap orang tidak dapat memungkiri bahwa
dengan yang lain, baik perorangan maupun secara kelompok. Dalam proses tersebut
siapapun yang mengambil inisiatif atau keputusan selalu berharap agar tujuannya
dalam komunikasi dapat menerima dan mengerti oleh yang menerima. Penerimaan
itulah yang disebut persepsi. (Kiryanto : 2001)
Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa
persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukan suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2004 :142)
Definisi persepsi menurut Robbins (2008 : 175) merupakan suatu proses
dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan – kesan sensoris mereka
guna memberikan makna bagi lingkungan mereka.
Menurut Gibson, ivancevic Donelly yang dikutip oleh Kiryanto et.al.
(2001:202) persepsi adalah proses koginitif yang dipergunakan seseorang untuk
menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya.
Menurut Arfan Ikhsan Lubis (2010: 93) persepsi adalah bagaimana orang –
2.2.1.2. Pemilihan Per sepsi
Banyak stimulus yang memepengaruhi indera – indera lainnya ditambah
dengan pengaruh situasi lingkungan secara keseluruhan. Dengan banyaknya stimulus
yang dating melanda orang – orang maka perlu adanya seleksi atas semua itu
sehingga dapat diperoleh suatu stimulus yang tepat pada waktu yang telah ditentukan.
(Thoha, 2004 :149)
Menurut Engel (1995 : 5) ada lima tahapan dasar pemrosesan informasi yaitu :
• Pemaparan (Exposure)
Merupakan pencapaian kedekatan terhadap suatu stimulus yang sedemikian
rupa sehingga muncul peluang diaktifkannya satu atau lebih dari kelima
indera manusia.
• Perhatian
Merupakan alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk.
• Pemahaman
Adalah merupakan penafsiran stimulus. Inilah saat makna dikaitkan dengan
stimulus. Makna atau arti ini akan bergantung pada bagaimana suatu stimulus
dikategorikan dan diuraikan berkenan dengan pengetahuan yang sudah ada.
• Penerimaan
• Retensi atau ingatan
Adalah merupakan pemindahan tafsiran stimulus kedalam ingatan jangka
panjang.
2.2.1.3. Or ganisasi Per sepsi
Pengorganisasian persepsi meliputi tiga hal berikut ini (Thoha, 2004:157) :
1. Kesamaan dan ketidaksamaan
Sesuatu obyek yang mempunyai kesamaan dan ketidaksamaan cirri akan
dipersepsi sebagai suatu obyek yang berhubungan dan ketidakberhubungan.
2. Kedekatan dalam ruang
Obyek atau peristiwa yang dilihat oleh karena adanya kedekatan dalam ruang
tertentu akan dengan mudah diartikan sebagai obyek atau peristiwa yang ada
hubungannya.
3. Kedekatan dalam waktu
Obyek atau peristiwa juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan
2.2.1.4. Fa ktor – fa ktor yang Mempengar uhi Pr oses Pemiliha n Per sepsi
2.2.1.4.1 Fa ktor – faktor yang Mempengar uhi Proses Pemilihan Per sepsi dar i
lua r
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi proses pemilihan persepsi dari luar
terdiri dari pengaruh – pengaruh lingkungan luar antara lain (Thoha, 2004 : 149) :
1. Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa stimulus dari luar
layaknya semakin besar pula hal – hal yang dapat dipahami.
2. Ukuran
Faktor ini menyatakan semakin besar ukuran suatu obyek maka semakin mudah
untuk diketahui dan dipahami.
3. Keberlawanan Kontras
Menyatakan bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan
latar belakang atau sekelilingnya atau yang sama sekali diluar dugaan banyak
orang akan menarik perhatian.
4. Pengulangan (Repetition)
Menyatakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian
5. Gerakan (moving)
Menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek
yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang
diam.
6. Baru dan Dikenal
Menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal
dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.
2.2.1.4.2 Faktor – faktor yang Mempengar uhi Proses Pemilihan Per sepsi dar i
dalam
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Proses Pemilihan Persepsi dari dalam
adalah : proses belajar, motivasi dan kepbadian (Thoha,2004 : 154).
2.2.2. Pr oses Belaja r
2.2.2.1Penger tian Pr oses Belajar
Proses belajar, istilah belajar yang dimaksud dalam belajar dalam arti yang
sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang bisa dilakukan
dibangku sekolah tetapi juga segala pengalaman, yang merupakan hasil kontak antara
manusia dengan lingkungannya. Keberhasilan seorang manajer pun sangat tergantung
pada kemampuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah – ubah
menguasai aneka keterampilan teknis, seorang manajer juga dituntut untuk memiliki
kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya
tersebut. Belajar dari pengalaman orang lain juga belajar dari kegagalan maupun
keberhasilan dimasa – masa yang lalu adalah merupakan contoh dari proses belajar
yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam menunjang keberhasilan.
(Kiryanto : 2001 : 203)
2.2.2.2Teor i – teor i ya ng melandasi dar i Pr oses Pembelajar an Sosia l
Menurut Robbins (2001:68) terdapat tiga teori untuk menjelaskan proses
belajar dengan pola – pola perilaku sebagai berikut :
1) Pengkondisian Klasik
Dalam hubungannya dengan prilaku orang, teori ini menggambarkan bahwa
perilaku seseorang akan kembali seperti sediakala bila tidak lagi terjadi
rangsangan atau proses belajar.
2) Pengkondisian Operan
Merupakan suatu tipe pengkondisian dimana seseorang berperilaku untuk
mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak
mereka inginkan.
3) Teori pembelajaran sosial
Teori belajar adalah pandangan bahwa suatu proses belajar dapat dilakukan
bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari konsekuensi perilaku tersebut,
termasuk juga observasi dan persepsi dalam manajer.
2.2.3 Motivasi
2.2.3.1 Penger tian Motivasi
Merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan – kekuatan yang ada
dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku, konsep ini
digunakan untuk menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku
yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat. Selain itu
konsep ini digunakan untuk menunjukkan arah perilaku. (Kiryanto ,2001 : 203).
Menurut Arfan Ikhsan Lubis (2010 : 84) mengatakan bahwa motivasi adalah
proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis yang menggerakkan
perilaku atau dorongan yang ditunjukkan untuk tujuan insentif. Motivasi adalah suatu
konsep penting untuk perilaku akuntan karena efektivitas organisasional bergantung
pada orang yang membentuk sebagaimana karyawan mengharapkan untuk dibentuk.
Robbins (2001:166) mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk
berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi
oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuan individu.
As’ad (2003:45) dalam (Chamdan Purnama dan Suyanto,2010 : 179) motivasi
kerja didefinisikan sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Kuat atau lemahnya motivasi kerjanya seseorang ikut menentukan besar kecilnya
prestasi.
Motivasi dapat timbul karena adanya dua faktor (Leavit,1997 : 24) :
1. Motivasi Intrinsik
Yaitu motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri individu itu sendiri.
Seseorang melakukan sesuatu karena ingin melakukannya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Yaitu motivasi yang timbul dari luar individu. Seseorang melakukan sesuatu
untuk mendapatkan imbalan atas perilaku tersebut.
2.2.3.2 Teor i da lam Mengemba ngkan Pendekata n Motivasi
Banyaknya teori yang membicarakan motivasi yang mencoba menjelaskan
hubungan antara perilaku dan hasilnya (Arfan Ikhsan Lubis 2010 : 85 - 88) :
1. Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow
Menurut teori ini, bahwa seseorang berperilaku, karena adanya dorongan
untuk memenuhi bermacam – macam kebutuhan. Kebutuhan yang diinginkan
seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah
terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama, muncul
2. Teori Dua Faktor
Teori ini merupakan salah satu motivasi yang cukup terkenal dan mempunyai
pengaruh penting dalam manajemen. Teori dua faktor atau teori motivasi –
hygiene memisahkan dua perangkat yang merangkap sikap terhadap tugas
karyawan, yaitu : (1) faktor kepuasan, dan (2) faktor ketidakpuasan.
3. Teori X dan Y dari Mc Gregor
Teori ini merupakan bahwa dengan mengembangkan filosofi manajemen yang
benar terhadap penilai sikap manusia akan berakibat dapat menimbulkan
motivasi sumber daya manusia. Teori X beranggapan bahwa pada umumnya
manusia lebih senang diawasi dari pada diberi kebebasan, manusia tidak
senang menerima tanggung jawab, bersifat malas dan selalu ingin aman.
Sedangkan teori Y beranggapan bahwa umumnya manusia suka bekerja,
manusia dapat belajar mencari tanggung jawab, pengendalian diri adalah
penting di dalam mencari tujuan individu maupun perusahaan.
4. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi
kerja. Konsep dasar dari teori ini adalah karyawan yang memahami tujuan
2.2.4 Kepr iba dian
2.2.4.1 Penger tian Kepr ibadian
Kepribadian adalah suatu yang mengembangkan ciri khas atau keunikan dari
seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang yang lain.(Kiryanto dkk,
2001 : 203).
Menurut Buchari (2004 : 63) kepibadian seseorang tidak persis sama dengan
kepribadian orang lain. Kepribadian ini adalah sangat unik, demikian dinyatakan oleh
para ahli. Dengan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dia dapat memikat orang
lain, orang menjadi simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya, orang
terkesima olehnya.
Menurut Robbins (2008:127) kepribadian merupakan keseluruhan cara
dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Menurut Robbins (2001: 52-53) Dalam mendefinisikan kepribadian seseorang
ada beberapa prinsip pada umunya diterima oleh psikologi. Kepribadian seseorang
ditentukan oleh tiga (3) faktor yaitu :
• Keturunan
Memainkan suatu bagian penting dalam menentukan kepribadian seseorang
individu.
• Lingkungan
diantara keluarga, teman – teman, dan kelompok – kelompok sosial serta
pengaruh – pengaruh lain yang dipaparkan memberikan suatu peran yang
cukup besar dalam menentukan kepribadian.
• Situasi
Situasi dimana kepribadian seseorang yang pada umunya mantap dan
konsisten akan berubah dalam situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda
dari situasi yang berlainan memunculkan aspek – aspek yang berlainan dari
kepribadian seseorang.
2.2.4.2 Sifat – sifat Kepr ibadian
Sifat kepribadian adalah karakteristik abadi yang menggambarkan perilaku
seseorang individu. Karakteristik yang umumnya melekat antara lain sifat malu,
agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. (Robbins, 2008: 129)
Karya dini dalam struktur kepribadian berkisar pada upaya untuk mengenaili dan
menandai karakteristik – karakterisktik yang bertahan dan memberikan suatu perilaku
individu (Robbins,2008: 132) :
• Ekstraversi : Mudah bersosialisasi, Suka hidup berkelompok, dan Tegas.
Sebaliknya, individu yang memiliki sifat introvert cenderung suka
• Mudah akur atau mudah bersepakat : senang bekerja sama, hangat, dan penuh
kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah sepakat cenderung
bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang.
• Sifat berhati – hati : Bertanggung jawab, Teratur, Dapat diandalkan, Gigih.
Sebaliknya, individu dengan sifat berhati – hati yang rendah cenderung
mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.
• Stabilitas emosi : Tenang, Percaya diri, dan Memiliki pendirian teguh.
Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif cenderung
mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
• Terbuka terhadap hal – hal baru : Cenderung kreatif, Ingin tau, dan Sensitif
terhadap hal – hal yang bersifat seni. Sebaliknya, mereka yang tidak terbuka
cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan hal – hal
telah ada.
Ada dua pendapat bertentangan dengan faktor – faktor pembentukan kepribadian
yaitu (Kiryanto,dkk 2001: 203) :
• Aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara murni ditentukan
oleh faktor bawaan. Lamborso berpendapat “Aborn criminal” maksudnya
bahwa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah dilahirkan
sebagai penjahat.
ibarat kertas putih, lingkungan yang dapat menentukan apakah seseorang itu
akan menjadi jahat atau baik.
2.2.5 Infor masi Akuntansi Keuangan
2.2.5.1 Penger tia n Infor masi Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah
organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil
proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi
keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono (2004 : 34)
“Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan,
terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan
adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas”.
(http://hepiprayudi.wordpress.com/2012/04/28/psak-no-1-dan-psak-no-2-berbasis-ifrs/)
Informasi akuntansi keuangan merupakan bagian yang penting dari seluruh
informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi yang dimaksud
adalah informasi akuntansi yang disajikan untuk manajer – manajer dan disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Untuk dapat dihasilkan informasi
yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai, maka diperlukan sistem yang mengatur
Sedangkan untuk pedoman teknik akuntansi dan penyusunan Laporan
Keuangan untuk usaha kecil dan menengah, IAI telah mengeluarkan standar
tersendiri, yaitu, ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) (2010). (Bestari Dwi
Handayani 2011 : 54)
Wujud nyata informasi akeuntansi keuangan tersebut adalah laporan keuangan
yang terdiri dari komponen – komponen berikut ini :
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
(http://hepiprayudi.wordpress.com/2012/04/28/psak-no-1-dan-psak-no-2-berbasis-ifrs/)
Menurut Baridwan (1994:1), informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu
sistem dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Informasi akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh pihak diluar
perusahaan seperti pelanggan, kreditur, bank, kantor pajak, dan lain – lain.
Umumnya laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari : neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal/ekuitas, laporan arus kas.
2. Informasi akuntansi manajemen
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk mengahasilkan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
Biasanya informasi yang digunakan manajemen terutama berkisar pada
biaya, sehingga juga disebut dengan akuntansi biaya.
2.2.5.2 Tujuan La por an Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka
mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban
termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta
pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
(
http://hepiprayudi.wordpress.com/2012/04/28/psak-no-1-dan-psak-no-2-berbasis-ifrs/)
Laporan keuangan perusahaan merupakan bahan yang digunakan oleh
manajer untuk menilai prestasinya yang ditunjukkan dari pemahamannya
terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang dibutuhkan oleh
manajer ini dapat diperoleh dari laporan keuangan pada periode yang sedang
berjalan ataupun dari periode sebelumnya. Selain itu laporan keuangan juga
digunakan oleh manajer sebagai pertanggungjawaban manajer atas dana – dana
yang telah dikelolanya (Kiryanto etal., 2001: 204).
Laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam
memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan
modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak
dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam
mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang
dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata.( Iim
2.2.5.3Ka rakter istik Lapor an Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik
kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk
maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi posisi keuangan dan
kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung
menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan
harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya
ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus
dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan
informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif
laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban
yang tidak biasa , abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliabel). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi
dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan
penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa
harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode
perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.6 Keber hasilan Usaha Kecil dan Menengah
2.2.6.1 Usaha Kecil dan Menengah
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kunatitas
tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki
tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 dalam Wahyudi (2009),
pengertian usaha kecil, menengah dan besar adalah sebagai berikut: Usaha kecil
adalah kegitan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini. Usaha menengah dan usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang
mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar
daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil. (Bestari Dwi
Handayani, 2011 : 52).
2.2.6.2Kr iter ia – kr iter ia Usa ha Kecil dan Menengah
Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil
Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan Menteri
Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008.
Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk
Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan
memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha
Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang
memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000,
tidak termasuk tanah dan bangunan.
Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha
yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun
setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp
600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1) badang
usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah
tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan
jasa. (http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/keragaman-definisi-ukm-di indonesia/).
2.2.6.3Kelebihan Usaha Kecil Dan Menengah
yang merupakan kemampuan yang dimiliki usaha kecil untuk selalu melakukan
terobosan baru yang belum pernah ada, atau mengerjakan produk yang sudah ada
dengan cara-cara baru. b. Usaha kecil dikenal lebih akrab karena usaha kecil lahir dan
tumbuh berkembang dari golongan masyarakat kecil untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya. c. Usaha kecil
lebih fleksibel, maksudnya usaha yang dilakukan bersifat lentur sesuai dengan
kondisi dan situasi yang ada baik waktu, tempat, tenaga kerja, produksi, posisi tawar,
iklim usaha dan pasar. (Bestari Dwi Handayani, 2011 : 53).
2.2.6.4Kelemaha n Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Liu Meiyan (2007) dan juga Koster (2009) yang menjadi kelemahan
usaha kecil dan menengah adalah adanya risiko di luar kendali wiraswastawan seperti
perubahan mode, peraturan pemerintah, persaingan. Faktor latar belakang pendidikan
yang tidak memadai juga menjadi kelemahan usaha kecil. Selain itu Hamid dan
Abaidillah (2006) juga menuliskan, tidak dimilikinya perencanaan baku (tertulis)
akan menyulitkan pengadaan evaluasi ukuran keberhasilan dengan pasti. (Bestari Dwi
2.2.6.5Keber hasilan Usaha Kecil dan Menengah
Keberhasilan yang dimaksud disini adalah keberhasilan perusahaan yang
merupakan kemampuan manajer perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan
sehingga memberikan hasil yang nyata kepada pihak – pihak yang berkepentingan.
Menurut Marbun (1996 : 4) suatu perusahaan kecil dikatakan handal atau
berhasil apabila unit usaha tersebut dapat :
a. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan
perencanaan jangka panjang.
b. Membuat dan mempraktikan rencana kerja : tahunan, setengah tahun
dan bulanan. Baik yang menyangkut jumlah atau omzet penjualan,
jumlah produksi, jumlah biaya operasional maupun jenis promosi.
c. Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya
pengembangan, atau pendidikan karyawan, biaya perluasan, dan biaya
asuransi.
d. Membuat rencana pinjaman modal ke bank untuk membiayai
perluasan usaha dan pengembangan.
e. Merencanakan laba atau surplus yang patut dicapai demi kelangsungan
dan perluasan serta pertumbuhan usahanya.
f. Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke
Mengukur keberhasilan perusahaan kecil dapat ditinjau dari sudut pandang
ekonomi yaitu adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman, misalnya :
kenaikan laba, tambahan modal sendiri dan rasio – rasio yang lain. (Kiryanto, Dedi
Rusdi, Sutapa,2001 : 204).
Dalam menilai keberhasilan perusahaan ada beberapa persepsi yang
dikemukakan, antara lain lembaga perbankan, bahwa perusahaan yang berhasil dapat
dilihat dari kelancaran dalam pengembalian pinjaman. Hal ini disebabkan bahwa
perusahaan tersebut memang memiliki kredibilitas tinggi dan memiliki omzet
penjualan yang tinggi sehingga mampu memenuhi kewajibannya kepada pihak bank.
(Muhammad Akhyar dan Anggra Septriningsari : 2004)
2.2.7 Faktor – faktor Yang Mempengar uhi Keberhasilan Usaha Kecil dan
Menengah
2.2.7.1. Pengar uh Pr oses Bela ja r (X1) Ter hadap Keberhasilan Usa ha Kecil dan
Menengah
Menurut pendapat Kiryanto, dkk (2001:203) bahwa keberhasilan seorang
manajer pun sangat tergantung pada kemampuan belajarnya. Belajar dari pengalaman
orang lain juga belajar dari kegagalan maupun keberhasilan dimasa lalu adalah
merupakan contoh proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam
Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil hasil identifikasi
penelitian Luk tersebut pada dasarnya adalah cerminan dari kemampuan usaha
(pengetahuan, sikap dan keterampilan), pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan
tingkat pendidikan seseorang pengusaha. Chamdan Purnama dan Suyanto (2010 :
179)
2.2.7.2. Pengar uh Motivasi (X2) Ter hadap Keber hasilan Usaha Kecil dan
Menengah
Robbins (2001:166) mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk
berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi
oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuan individu.
Oleh As’ad (2003:45) dalam Chamdan Purnama dan Suyanto (2010 : 179)
motivasi kerja didefinisikan sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan kerja. Oleh karena itu dalam psikologi kerja biasanya di-sebut pendorong
semangat kerja. Kuat atau lemahnya motivasi kerjanya seseorang ikut menentukan
besar kecilnya prestasi.
Dari beberapa pengertian motivasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
motivasi merupakan dorongan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
2.2.7.3. Pengar uh Kepr iba dia n (X3) Ter hada p Keber hasilan Usaha Kecil dan
Menengah
Penelitian yang dilakukan Ratno Purnomo dan Sri Lestari (2010 : 158)
mengatakan kesuksesan UMKM ditentukan oleh kepribadian agreeableness dan self
efficacy yang dimiliki para pengusaha. Agreeableness adalah kepribadian yang
menggambarkan bahwa individu memiliki sifat-sifat antara lain suka bekerja sama,
dapat dipercaya, penuh perhatian dan baik pada orang lain, suka menolong, tidak
mementingkan diri sendiri, pemaaf, dan tidak suka berselisih dengan orang lain. Hal
ini menunjukan bahwa pengusaha yang mampu mencapai kesuksesan usahanya
adalah individu yang terbuka, mudah bergaul, dan penuh toleransi di dalam
masyarakat.
Kinerja UMKM juga ditentukan oleh self-efficacy atau yang dikenal dengan
keyakinan diri seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan. Artinya, para
pengusaha yang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalankan usaha
tertentu atau dirinya yakin bahwa kemampuan yang dimilikinya dapat digunakan
untuk menjalankan usaha akan cenderung untuk bisa mencapai kesuksesan dalam
2.2.8. Teor i – teor i Yang Mela ndasi Pengar uh Per sepsi Mana jer Atas
Penggunaan Infor ma si Akunta nsi Keuangan Ter hada p Keber hasilan
Usaha Kecil dan Menengah
Informasi akuntansi keuangan diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan
karena bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan,
bagaimana struktur modalnya, dan berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan
pada periode tertentu, sedangkan keberhasilan perusahaan adalah merupakan adanya
peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman, misalnya kenaikan laba,
tambahan modal sendiri dan rasio – rasio yang lain. Oleh karena itu keberhasilan
perusahaan akan tercapai, apabila pengelolaan perusahaan harus didukung oleh
manajer yang memiliki latar belakang akuntansi, yang nantinya akan meningkatkan
pemahamannya terhadap informasi akuntansi keuangan, sehingga mampu menyusun
anggaran perusahaan dengan baik, dan manajer haruslah diberi informasi yang
positif, karena secara tidak langsung informasi tersebut dapat dipengaruhi persepsi
dan perilakunya.
Persepsi seorang manajer tidak hanya melibatkan pengetahuan tentang apa
yang harus dikerjakan untuk mencapai suatu tujuan, tetapi juga melibatkan kekuatan
manajemen dalam mengambil tindakan untuk mencapai tujuan tersebut (Supriyono,
2000 : 233).
keberhasilan Perusahaan Kecil, hal ini nantinya dapat membantu pihak – pihak yang
berkepentingan dalam mengambil keputusan bisnis yang rasional dimana nantinya
dapat menciptakan suatu iklim bisnis yang memungkinkan bagi semua pihak yang
berkepentingan.
2.2.9. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir,
yang disajikan pada gambar berikut :
Ga mbar 2.1 : Diagra m Ker angka Pikir
Keterangan :
Mempengaruhi
Analisis yang digunakan Proses Belajar
(X1)
Kepribadian (X3)
Motivasi (X2)
Analisis Regr esi Linier Berganda
Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah
2.2.10.Hipotesis
Berangkat dari teori – teori dan konsep sebagaimana yang dikemukakan pada
perumusan masalah, landasan teori, dan tujuan penelitian maka hipotesisnya adalah :
Diduga bahwa persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian
BAB III
METODE PE NELITIAN
3.1Definisi Oper asional dan Teknik Pengukur an Var iabel
3.1.1. Definisi Oper asional
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut (Nazir,2005:126). Berdasarkan perumusan masalah
yang telah diajukan pada bab I dan hipotesis yang diajukan pada bab II, maka
variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu variabel bebas variabel terikat.
Variabel bebas terdiri dari tiga, yaitu proses belajar (X1), motivasi (X2), Kepribadian
(X3), dan Variabel terikat merupakan Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah yang
disimbolkan dengan (Y).
3.1.1.1 Var iabel Bebas
1. Proses Belajar (X1) sebagai variabel bebas
Proses belajar adalah suatu proses diamana setiap terjadi perubahan
yang bersifat permanen dari perilaku yang terjadi, sebagai hasil dari tingkat
2. Motivasi (X2) sebagai variabel bebas
Motivasi adalah suatu kesediaan dalam mengeluarkan tingkat upaya
dalam diri setiap manajer untuk mencapai tujuan dalam memenuhi
kebutuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh upah, kemanan kerja, status, mutu
hubungan interpersonal, pencapaian prestasi dan tanggung jawab (Nazir,
2005: 126).
3. Kepribadian (X3) sebagai variabel bebas
Kepribadian adalah serangkaian karakteristik, kecenderungan dan
temprapen yang relatif stabil yang dibutuhkan secara nyata oleh Faktor
karakteristik individual dan lingkungan dalam diri seorang manajer untuk
berinteraksi dengan orang lain (Nazir, 2005: 126).
1.1.1.2.Var iabel Ter ikat
1. Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah (Y)
Keberhasilan yang dimaksud disini adalah keberhasilan perusahaan yang
merupakan kemampuan manajer perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan
sehingga memberikan hasil yang nyata kepada pihak – pihak yang berkepentingan.
Dalam menilai keberhasilan perusahaan ada beberapa persepsi yang
dikemukakan, antara lain lembaga perbankan, bahwa perusahaan yang berhasil dapat
penjualan yang tinggi sehingga mampu memenuhi kewajibannya kepada pihak bank.
(Muhammad Akhyar dan Anggra Septriningsari : 2004)
3.1.2. Pengukur an Var iabel
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala
interval yaitu skala yang menunjukkan tingkatan dan jarak yang sama diantara titik
bipolarnya. Sedangkan teknik pengukurannya kontinum dengan jawaban sangat
positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban negative terletak disebelah kiri,
dimana metode mengukur arti obyek atau konsep oleh seseorang yang mempunyai
skala point 1 sampai dengan 7 (Sumarsono, 2004:25,54).
Skala yang akan memberikan petunjuk kepada responden untuk memberikan
penilaian terhadap sejumlah pertanyaan yang terlampir sebagai penelitian yang akan
diteliti dan diukur dengan tujuh skala yang ditampilkan sebagai berikut :
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
1. Var iabel Pr oses Bela jar (X1)
Diukur dengan metode semantic differential yang mempunyai skala 7 poin,
dimana nilai 1 sampai 3 menunjukkan proses belajar tidak penting, kemudian nilai 4
merupakan nilai tengah antara tidak penting dan sangat penting. Dalam hal ini
(2009) dan Puspita Dewi (2008). Indikator untuk mengukur variabel proses belajar
adalah :
• Pelatihan kerja
• Jenjang Pendidikan
• Pengalaman
2. Var iabel Motivasi (X2)
Diukur dengan metode semantic differential yang mempunyai
skala 7 poin, dimana nilai 1 sampai 3 menunjukkan tidak memotivasi
kemudian nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak memotivasi dan
sangat memotivasi, dan nilai 5 sampai 7 menunjukkan motivasi sangat
memotivasi. Dalam hal ini instrumennya menggunakan kuesioner yang
diadopsi dari kuesioner Janu Bagus (2009) dan Puspita Dewi (2008).
Indikator untuk mengukur variabel motivasi adalah :
• Tanggung jawab
• Kemampuan Individu
• Penghargaan
• Hubungan Kerja
kemudian nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak berperan dan sangat
berperan, dan nilai 5 sampai 7 menunjukkan kepribadian sangat berperan.
Dalam hal ini instrumennya menggunakan kuesioner yang diadopsi dari
kuesioner Janu Bagus (2009) dan Puspita Dewi (2008). Indikator untuk
mengukur variabel Kepribadian adalah :
• Karakteristik individual
• Lingkungan dalam diri seorang manajer
4. Var iabel Keber hasilan Per usahaan Kecil (Y)
Diukur dengan metode Semantic Differential yang mempunyai skala 7 poin,
dimana nilai 1 sampai 3 menunjukkan Keberhasilan Perusahaan Kecil tidak
meningkat, kemudian nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak meningkat dan
sangat meningkat, sedangkan nilai 5 sampai 7 menunjukkan Keberhasilan Perusahaan
Kecil sangat meningkat. Dalam hal ini instrumennya menggunakan kuesioner yang
diadopsi dari kuesioner Janu Bagus (2009) dan Puspita Dewi (2008). Indikator untuk
mengukur variabel keberhasilan perusahaan kecil adalah :
• Peningkatan Omzet Penjualan
• Kenaikan Laba Perusahaan
3.2. Teknik Pengumpula n Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. (Riduwan,
2004 : 55). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer batik jetis
yang terdaftar pada paguyuban batik sidoarjo di Desa Jetis Kelurahan Lemah
Putro yang berjumlah 22 orang.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili karakteristik
populasinya. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah non
probability sampling dengan cara sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel
bila anggota semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal dengan
istilah sensus. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari
30 orang (Riduwan, 2004 : 64). Maka jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah populasinya yakni 22 orang yaitu seluruh manajer – manajer
batik jetis yang terdaftar sebagai anggota paguyuban batik sidoarjo di