• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS NOMOR ND-998/WPB.14/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTA DINAS NOMOR ND-998/WPB.14/2020"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI JAWA TENGAH

GEDUNG KEUANGAN NEGARA, JL. PEMUDA NO. 2, SEMARANG 50138; TELEPON (024) 3555852, 3515989;

FAKSIMILE (024) 3544255, 3545877; SUREL [email protected]; LAMAN WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KANWIL/JATENG

NOTA DINAS

NOMOR ND-998/WPB.14/2020

Yth : Direktur Pelaksanaan Anggaran

Dari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah

Sifat : Biasa

Lampiran : 1 (Ssatu) Berkas

Hal : Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Jawa Tengah

Tanggal : 11 Agustus 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : SE- 61/PB/2017 tanggal 4 Agustus 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bahwa penyampaian Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020 paling lambat tanggal 15 Agustus 2020.

Berkenaan dengan hal tersebut, bersama ini disampaikan Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, softcopy laporan telah dikirimkan melalui alamat email : [email protected].

Demikian kami sampaikan, atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik Sulaimansyah

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah, rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah dapat menyelesaikan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020.

Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: SE-61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, telah menugaskan agar Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan menyusun Kajian Fiskal Regional setiap triwulan dan tahunan. Untuk itu, Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, dengan segala daya upaya, telah berusaha memenuhi tugas tersebut, hingga tersusun Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020.

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020 diharapkan dapat digunakan sebagai:

1. Informasi kepada berbagai pihak yang memerlukan informasi fiskal baik APBN maupun APBD, beserta analisis dan deskripsi serta konsolidasiannya.

2. Bahan pertimbangan dan masukan dalam merumuskan kebijakan fiskal baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak, khususnya Pemerintah Daerah se-Jawa Tengah, Kantor Perwakilan BI, BPS Jawa Tengah atas data dan informasi yang telah diberikan. Terima kasih pula kepada staf kami di Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II yang telah menyelesaikan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020.

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020 ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan masukan sangat diharapkan. Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak.

Terima kasih.

Semarang, Agustus 2020

Sulaimansyah

(5)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GRAFIK iv

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR BOKS v

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk domestik regional bruto ……….. 1 B. Inflasi ………. 3 C. Indikator Kesejahteraan ………. 4 BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN 5 A. Pendapatan Negara ……….………. 5 B. Belanja Negara ………... 8 C. Prognosisi Realisasi APBN ………..…..

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 12 A. Pendapatan Daerah ………..……… 13 B. Belanja Daerah ……… 17 C. Prognosis Realisasi APBD ……… 18 BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) 19

BAB V BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH 23

(6)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Pencapaian Sasaran RKPD Jateng Tahun 2020 1 Tabel II. 1 Pagu dan Realisasi APBN Prov. Jateng s.d. Q2 2020 5 Tabel II. 2 Tabel II.2 Realisasi Penerimaan Perpajakan s.d Q2 2020 6

Tabel II. 3 Realisasi PNBP s.d. Q2 2020 7

Tabel II. 4 Realisasi PNBP Lainnya s.d. Q2 2020 8 Tabel II. 5 Tabel II.5 Realisasi PNBP BLU s.d. Q2 2020 8 Tabel II. 6 Alokasi Anggaran Prov. Jateng 2020 8 Tabel II. 7 Realisasi Belanja K/L s.d. Q2 2020 9

Tabel II. 8 Realisasi TKDD s.d.Q2 2020 9

Tabel II. 9 Realisasi Penyaluran KUR s.d.Q2 2020 10 Tabel II. 10 Realisasi Penyaluran UMi s.d. Q2 2020 11 Tabel II. 11 Perkiraan Realisasi APBN Prov. Jateng Q4 2020 11 Tabel III.1 Postur APBD Agregat Pemda Lingkup Jateng Q2 2019 dan

2020 12

Tabel III.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Jateng s.d Q4

2020 18

Tabel IV.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah

Provinsi Jawa Tengah s.d Q2 2019 dan 2020 19 Tabel IV.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda Q2

2019 dan 2020 21

Tabel IV. 3 Perkembangan Belanja Konsolidasian terhadap PDRB Q2

2019 dan 2020 23

Tabel IV.4 LO Statistik Keuangan Jateng Q2 2020 23

(7)

iv

DAFTAR GRAFIK

Grafik I. 1 Pertumbuhan Ekonomi Jateng Q2 2020 (YoY) 1 Grafik I.2 Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran (YoY) 2

Grafik I. 3 Inflasi Jateng Q2 2020 (YoY) 3

Grafik II.1 Pertumbuhan PPh (m-t-m) 6

Grafik II.2 Grafik II.2 Pertumbuhan PPN (m-t-m) 7

Grafik II.3 Pertumbuhan Penerimaan Kepabeanan & Cukai (m-t-m) 7 Grafik III.1 Realisasi dan Proporsi Kontribusi Pendapatan Daerah Jawa

Tengah Q2 2019 - 2020 13

Grafik III.2 Realisasi dan Proporsi PAD Agregat Jawa Tengah Q2 2019 dan

2020 14

Grafik III.3 Efektivitas dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Pemda

Lingkup Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020 14

Grafik III.4 Efektivitas dan Realisasi Penerimaan Restribusi Daerah Pemda

Lingkup Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020 15

Grafik III.5 Efektivitas dan Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yg

Dipisahkan Pemda Lingkup Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020 15 Grafik III.6 Efektivitas dan Realisasi Lain-lain PAD Yang Sah Pemda Lingkup

Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020 16

Grafik III.7 Realisasi Pendapatan Transfer Pemda Lingkup Jawa Tengah Q2

2019 dan 2020 16

Grafik III.8 Proporsi Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Pemda

lingkup Jawa Tengah Q2 2020 17

Grafik III.9 Pagu dan Realisasi dan Distribusi Per Wilayah Jawa Tengah Q2

2020 17

Grafik III.10 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasar Urusan (5 Urusan Tertinggi)

Pemda Lingkup Jawa Tengah Q2 2020 18

Grafik IV. 1 Perbandingan Kompisisi Konsolidasian s.d Q2 2019 dan 2020 20 Grafik IV. 2 Perbandingan Penerimaan Pempus dan Pemda terhadap

Penerimaan Konsolidasian Q2 2020 20

Grafik IV. 3 Perbandiangan Penerimaan Perpajakan Pempus dan Pemda

terhadap Penerimaan Konsolidasian Q2 2020 20 Grafik IV. 4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pempus dan Pemda

terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Q2 2020 21 Grafik IV. 5 Komposisi belanja Konsolidasian Q2 2019 dan 2020 22

(8)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Ekonomi Ketahanan Pangan Dan Pertanian

2

Gambar I.2 Dampak Covid-19 Terhadap Kemiskinan dan Pengangguaran

4

DAFTAR BOKS

Boks V.1 Pemulihan Ekonomi 25

(9)
(10)

1

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Pertumbuhan PDRB, Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Kemiskinan dan Rasio Gini pada triwulan II tahun 2020 di Jateng secara berturut-turut, yaitu -5,94%; 2,48%; 4,25%

(Februari 2020); 11,41% (Maret, 2020) dan 0,362 (Maret 2020). Peran instansi Pemerintah Jateng dalam

menjaga inflasi sesuai dengan target, terlihat dengan angka inflasi yang masih

terkendali. Namun demikian, masa krusial sebagai dampak pandemi Covid-19 belum terlewati, diperlukan perhatian lebih untuk percepatan pemulihan ekonomi. Pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mencapai target indikator-indikator lainnya.

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Dampak pandemi Covid-19 pada ekonomi Jateng makin terasa. Bila triwulan I, pertumbuhan ekonomi Jateng hanya tumbuh 2,60% (yoy), pada triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi Jateng turun semakin dalam, yaitu -5,94%, padahal triwulan II 2019 mampu tumbuh 5,52%. Pada triwulan II 2020 perekonomian Jateng berdasarkan nilai PDRB ADHB mencapai Rp324.777,57 miliar dan ADHK 2010 mencapai Rp233.744,09 miliar.

Dari sisi produksi, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan, sebesar -62,95%. Kontraksi pada komponen ini tidak terlepas dari dampak berbagai kebijakan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19, seperti:

PSBB, Pembatasan Kegiatan Masyarakat, WFH, dan SFH, yang secara langsung membatasi interaksi dan pergerakan masyarakat di luar rumah. Bulan Ramadhan dan

Tabel I.1 Pencapaian Sasaran RKPD Jateng Tahun 2020

INDIKATOR EKONOMI TARGET RKPD 2020 CAPAIAN Q2 2020 TAGET RKP 2020 Pertumbuhan Ekonomi (YoY) 5,4 - 5,7 -5,94 5,3

Inflasi (YoY) 3,0 ±1 2,48 3,1

Tingkat Pengganguran Terbuka 4,33 4,25 4,8 - 5,0 Persentase Penduduk Miskin 9,81 - 8,81 11,41 8,5 - 9,0

Rasio Gini 0,34 0,362 0,375 - 0,380

Sumber : BPS Prov. Jateng, RKPD Jateng, RKP, diolah, Agustus 2020

Grafik I.1 Pertumbuhan Ekonomi Jateng Q2 II 2020 (YoY)

Sumber: BPS Prov. Jateng, diolah, Agustus

(11)

2

Idulfitri pada triwulan II juga tidak dapat mendorong ekonomi Jateng, karena potensi tradisi mudik tidak dapat dilakukan masyarakat dari luar Jateng. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, nyaris seluruh komponen terkontraksi, seperti pada grafik di bawah ini, dengan komponen impor mengalami kontraksi terdalam, -24,60%.

Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan komponen penggerak pertumbuhan Ekonomi Jateng

tidak berfungsi seperti biasanya.

Kondisi Covid-19

yang belum

berakhir membuat sektor-sektor utama belum dapat berproduksi secara

optimal, yang tergambar dari data di bawah ini. Bila diperhatikan, ada harapan pada sektor pertanian, khususnya produksi padi. Ini sejalan dengan data dari BPS, dimana lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mampu tumbuh positif dan mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 10,69% (qtq). Selain itu, peranan lapangan usaha pertanian dalam struktur perekonomian Jateng juga meningkat. Hal ini selain karena siklus

Sumber : BPS Prov. Jateng, diolah, Agustus 2020

Grafik I.2 Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran (YoY)

Sumber: Bappeda Prov. Jateng, diolah, Data s.d 17 Mei 2020

Gambar I.1 Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Ekonomi, Ketahanan Pangan Dan Pertanian

(12)

3 musiman panen hortikultura dan perkebunan, juga adanya pergeseran masa panen padi dari bulan Maret ke bulan April-Mei.

Pada pelaksanaan kebijakan fiskal di Jateng, pada triwulan II 2020, realisasi belanja pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan, sebagai dampak adanya pengalihan anggaran proyek pemerintah, termasuk penundaan karena difokuskan pada penanganan pandemi Covid-19. Berdasarkan data BPS, menunjukkan realisasi belanja modal pemerintah triwulan II 2020 mengalami kontraksi sekitar 30,34%. Pada kondisi demikian, pengeluaran konsumsi pemerintah menurun sebesar -9,42% turun drastis jika dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 6,28%.

Dilihat dari struktur PDRB menurut pengeluaran, pada triwulan II 2020 pengeluaran konsumsi pemerintah termasuk dalam komponen yang memiliki peranan besar terhadap PDRB, dengan kontribusi sebesar 6,41%. Sementara itu, dari angka laju pertumbuhan ekonomi triwulan II, pengeluaran konsumsi pemerintah menyumbang sebesar -0,53%, mengalami kontraksi dari triwulan II 2019 (0,88%). Kondisi ini dipengaruhi oleh diantaranya kinerja belanja K/L s.d triwulan II 2020 menurun dibandingkan dengan triwulan II 2019.

Oleh karena itu, mengingat sektor lain telah terdampak oleh wabah, pengeluaran konsumsi pemerintah perlu terus didorong untuk menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.

Sehingga, akselerasi pelaksanaan belanja pemerintah baik dari APBN maupun APBD perlu menjadi perhatian bersama. Dengan pertumbuhannya yang positif dan peranan yang meningkat dalam struktur perekonomian Jateng, sektor pertanian perlu mendapat fokus lebih. Bila perlu, dilakukan kembali refocusing belanja yang diarahkan pada sektor pertanian. Selain sektor ini tidak terpengaruh oleh kebijakan pembatasan sosial, juga untuk mengamankan pasokan dan menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok.

B. INFLASI

Pada triwulan II Jateng mampu mengendalikan angka inflasi sesuai dengan target inflasi daerah dan nasional.

Inflasi YoY triwulan II tahun 2020 di Jateng sebesar 2,48%, lebih tinggi 52 basis poin dari inflasi nasional (1,96%).

Kondisi inflasi di triwulan II tahun 2020 khususnya pada

Grafik I.3 Inflasi Jateng Q2 2020 (YoY)

Sumber : BPS Prov. Jateng, diolah, Agustus 2020

(13)

4

bulan Juni 2020 dipengaruhi adanya kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan antar kota, ikan lele dan sabun detergen bubuk/cair. Penahan utama inflasi di Jawa Tengah adalah turunnya harga bawang putih, gula pasir, angkutan udara, emas perhiasan dan cabai merah. Dibandingkan dengan triwulan II 2019, tingkat inflasi tahunan triwulan II 2020 lebih rendah termasuk jika dibandingkan dengan triwulan II 2018.

C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

TPT Jateng per Februari 2020, mengalami kenaikan 0,03% poin menjadi 4,25%

dibandingkan dengan Februari 2019 (4,22%). Untuk tingkat kemiskinan Jateng, pada bulan Maret 2020, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Jateng mencapai 3,98 juta orang (11,41%), bertambah sebanyak 301,5 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2019 yang berjumlah 3,68 juta orang (10,58%). Angka ini perlu terus diwaspadai dengan adanya dampak wabah COVID-19, dimana angka kemiskinan di Jateng diperkirakan akan mengalami peningkatan.

Gambar I. 2 Dampak Covid-19 Terhadap Kemiskinan & Pengangguran

Sementara itu, pada Maret 2020, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Jawa Tengah yang diukur dengan Gini Ratio tercatat sebesar 0,362. Angka ini naik 0,004 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2019 yang sebesar 0,358, namun naik 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,361.

Sumber : Bappeda Prov. Jateng, diolah, Agustus 2020

(14)
(15)

5

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Pendapatan Negara dan belanja Negara secara keseluruhan mengalami penurunan dibanding tahun lalu, sedangkan Defisit mengalami peningkatan. Pendapatan negara menurun sebesar 5,34% (yoy), yang disebabkan perlambatan kegiatan ekonomi akibat

Covid-19 dan

pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

Realisasi belanja

negara secara

keseluruhan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu meskipun tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 7,63%. Belanja

untuk penanganan Covid-19, utamanya terkait jaring pengaman sosial mulai direalisasikan.

Sedangkan beberapa komponen belanja K/L lainnya tumbuh negatif, utamanya karena penghematan dan/atau belum terlaksanakan akibat kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dan physical distancing. Belanja harus diprioritaskan untuk penanganan Covid-19 dengan refocussing kegiatan dan realokasi dari kegiatan yang kurang prioritas.

A. Pendapatan Negara

Pendapatan Negara secara garis besar dikelompokkan ke dalam Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk penerimaan hibah terencana merupakan kewenangan pemerintah pusat, sehingga tidak ditatausahakan di tingkat provinsi

1. Penerimaan Perpajakan

Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari - Juni karena kontraksi penerimaan bulan Juni cukup dalam sebagai dampak perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19 dan pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Penerimaan perpajakan triwulan II tahun ini sebesar Rp33,72 triliun, mencapai 59,52% dari target.

Tabel II.1 Pagu dan Realisasi APBN Prov. Jateng s.d. Q2 2020 (miliar) (miliar)

Sumber : I Account APBN OM SPAN, Kanwil DJP & Kanwil DJBC

(16)

6

Pertumbuhan penerimaan sebesar positif 6,81% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (7,85%). Adanya pertumbuhan didorong oleh penerimaan cukai. Sektor-sektor yang memiliki peranan besar terhadap penerimaan pajak tidak tumbuh

sesuai yang

diharapkan bahkan di triwulan II tahun ini tumbuh negatif, mulai negatif 10,64%

hingga negatif 60,78%. Semua sektor mengalami tekanan yang hampir serupa, yaitu menurunnya penyerahan barang dan jasa. Volume penjualan barang dan jasa pada berbagai sektor juga sangat tertekan akibat PKM, menurunnya daya beli, serta perubahan pola spending-saving masyarakat dalam menghadapi pandemi. Jumlah WP yang bayar maupun jumlah pembayaran WP tidak sesuai kondisi yang sebenarnya (strength of figure).

a. Pajak Penghasilan (PPh)

Pertumbuhan penerimaan sebesar positif 2,42% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (8,56%). Pertumbuhan PPh (jenis pajak utama seperti PPh 21, PPh Badan, PPh

Final) m-t-m terkontraksi cukup dalam di bulan Mei, s.d Juni mulai menunjukkan pembalikan arah. PPh 21 dan PPh 23 tumbuh positif seiring kembali meningkatnya perekonomian memasuki era new normal. PPh 25 Badan tumbuh positif karena berakhirnya masa manfaat revaluasi. Sedangkan PPh

25/29 OP dan PPh Final tumbuh negatif karena penurunan skala usaha (dampak insentif pajak).

Tabel II.2 Realisasi Penerimaan Perpajakan s.d Q2 2020 (miliar)

Sumber : I Account APBN OM SPAN, Kanwil DJP & Kanwil DJBC

Grafik II.1 Pertumbuhan PPh (m-t-m)

Sumber: OM SPAN

(17)

7 b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pertumbuhan penerimaan PPN sebesar positif 7,19% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun

kontraksi, hingga bulan Juni tumbuh negatif sebesar 28,27%. Pertumbuhan PPN jenis utama PPN Impor terkontraksi cukup dalam di bulan Mei, s.d Juni mulai menunjukkan pembalikan arah. PPN DN tumbuh negatif karena adanya kenaikan restitusi di bulan Juni.

c. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai

Pertumbuhan penerimaan sebesar positif 9,64% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (18,50%). Pertumbuhan m-t-m mengalami kontraksi, hingga bulan Juni tumbuh negatif sebesar 70%, dampak kegiatan produksi melambat akibat terbatasnya supply bahan baku impor dan pembatasan kegiatan produksi serta adanya fasilitas pembebasan Cukai EA untuk pandemi Covid-19.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP secara keseluruhan mengalami penurunan dibanding tahun lalu, yaitu sebesar 17,34%. Pertumbuhan realisasi PNBP positif sebesar 3,49%, melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (13,53%). Penurunan dan perlambatan realisasi PNBP dipengaruhi olah kebijakan fiskal terkait PNBP pada masa pendemi covid-19. Sebagai

respon dalam masa kahar akibat pandemi Covid-19 sekaligus masa pemulihan ekonomi nasional, pemerintah memberikan

relaksasi PNBP, antara lain pengenaan tarif PNBP sampai dengan Rp0,00 dan pengaturan jatuh tempo pembayaran PNBP.

Tabel II.3 Realisasi PNBP s.d. Q2 2020 (miliar)

Sumber : I Account APBN OM SPAN Grafik II.3 Pertumbuhan Penerimaan

Kepabeanan & Cukai (m-t-m)

Sumber: KanwilBC Jateng

Grafik II.2 Pertumbuhan PPN (m-t-m)

Sumber : OM SPAN

(18)

8

a. Penerimaan PNBP Lainnya

Pertumbuhan Realisasi PNBP Lainnya secara keseluruhan negatif sebesar 9,60%, melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (5,14%).

Jenis PNBP yang pertumbuhannya paling rendah yaitu Pendapatan Jasa Lainnya, tumbuh negatif sebesar 53,00% jika dibanding tahun lalu (9,69%).

b. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)

Pertumbuhan Realisasi PNBP BLU secara keseluruhan positif sebesar 11,31%, namun melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (19,62%).

Jenis PNBP BLU yang tingkat pertumbuhannya menurun tajam yaitu Pendapatan Hasil Kerjasama BLU, tumbuh negatif sebesar 59,73% jika dibanding tahun lalu (102,83%).

B. Belanja Negara

Untuk Provinsi Jawa Tengah, tahun 2020 mendapat alokasi anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp112,1 triliun. Total

pagu untuk Jawa Tengah tahun 2020 sebesar 3,87% dari alokasi anggaran nasional. Alokasi anggaran dialokasikan untuk Belanja Kementerian Negara/Lembaga; dan Belanja Transfer ke Daerah dan Belanja Dana Desa. Namun dengan adanya pandemi Covid-19 terdapat

penurunan alokasi anggaran sebesar Rp13,16 triliun atau 11,73% dari pagu awal, sehingga total alokasi anggaran untuk Jawa Tengah s.d. Semester I menjadi Rp99,050 triliun.

Tabel II.5 Realisasi PNBP BLU s.d. Q2 2020 (miliar)

Sumber : OM SPAN

Sumber : OM SPAN (per tgl. 30 Juli 2019)

Tabel II.6 Alokasi Anggaran Prov. Jateng 2020 (miliar) Tabel II.4 Realisasi PNBP Lainnya s.d. Q2 2020

Sumber : OM SPAN

(19)

9 Penurunan alokasi anggaran terjadi baik untuk belanja K/L maupun belanja TKDD.

Untuk alokasi belanja K/L s.d Semester I 2020 sebesar Rp5,09 triliun atau 12,45% dari semula Rp40,89 Triliun. Sedangkan alokasi belanja TKDD sebesar Rp6,91 triliun atau 9,84% dari semula Rp70,16 Triliun. Masih terdapat anggaran sebesar Rp470,22 miliar yang terblokir.

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja K/L secara keseluruhan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu meskipun tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 0,73%. Pertumbuhan realisasi belanja negatif sebesar 15,29%, melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (12,45%).

Realisasi Belanja Pegawai mengalami penurunan sebesar 0,55%

(yoy). Pertumbuhan realisasi belanja pegawai negatif sebesar 0,58%, melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (7,10%). Perlambatan tersebut disebabkan adanya perubahan kebijakan pemberian THR 2020. Masih tedapat alokasi belanja barang yang terblokir sebesar Rp2,19 miliar.

Realisasi Belanja Barang mengalami penurunan sebesar 3,77% (yoy). Pertumbuhan realisasi belanja barang negatif sebesar 26,75%, melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (41,46%). Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pelaksanaan kegiatan K/L, antara lain disebabkan karena masih diterapkannya kebijakan PKM dan Work From Home (WFH) sehingga beberapa kegiatan K/L tidak dapat dilaksanakan sesuai rencananya. Selain itu masih tedapat alokasi belanja barang yang terblokir sebesar Rp213,01 miliar.

Realisasi Belanja Modal mengalami penurunan sebesar 3,96% (yoy). Pertumbuhan realisasi belanja modal negatif sebesar 28,33%, melambat dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2019 (24,01%). Perlambatan tersebut disebabkan penandatanganan kontrak pekerjaan yangmengalami keterlambatan dikarenakan adanya revisi atau blokir atas beberapa lelang akibat pandemic Covid-19 terutama untuk kontrak multiyears. Masih terdapat blokir anggaran belanja modal sebesar Rp255,02 miliar.

Sumber : I Account APBN OM SPAN (per tgl. 30 Juli 2019) Tabel II.7 Realisasi Belanja K/L s.d. Q2 2020 (miliar)

(20)

10

Realisasi Belanja Bansos naik 10,31% (yoy) atau tumbuh positif sebesar 53,91%, antara lain dipengaruhi oleh pencairan beberapa komponen Bansos di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (penyaluran bantuan PIP dan KIP Kuliah) dan Kementerian Sosial.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Belanja TKDD menempati porsi 63,40% dari belanja di APBD se-Jawa Tengah yang sebesar Rp 98,88 Triliun.

Beberapa jenis Transfer ke Daerah tumbuh negatif seiring perubahan pagu yang menyesuaikan dengan turunnya proyeksi penerimaan sesuai Perpres 54/2020.

Realisasi DAK Fisik naik; Daerah terdorong

menyelesaikan data kontrak sebelum dilakukannya penyesuaian pagu alokasi DAK Fisik.

3. Manajemen Investasi Pusat

Salah satu program pemerintah dalam manajemen investasi pusat yaitu program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi). Program KUR adalah program kredit usaha rakyat untuk UMKM produktif yang pembiayaan usahanya disalurkan oleh lembaga Perbankkan dengan tingkat suku bunga yang disubsidi oleh pemerintah. KUR sesuai skema terdiri dari KUR mikro, kecil dan TKI. Pada masa pandemi ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan relaksasi bagi debitur KUR yang terdampak covid 19 dengan menerbitkan Permenko No.6 dan 8 tahun 2020. Relaksasi yang diberikan pertama berupa tambahan subsidi bunga selama enam bulan dan paling lama sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar 6% selama 3 bulan pertama dan 3% selama 3 bulan kedua. Relaksasi kedua berupa penundaan angsuran pokok dalam jangka waktu paling lama 6 bulan.

Relaksasi ketiga untuk ketentuan

Sumber : OM SPAN

Tabel II.8 Realisasi TKDD s.d.Q2 2020 (miliar)

Tabel II.9 Realisasi Penyaluran KUR s.d.Q2 2020 (rupiah)

Sumber : SIKP (diolah)

(21)

11 restrukturisasi KUR berupa perpanjangan jangka waktu KUR dan penambahan limit plafon KUR dan penundaan pemenuhan persyaratan administratif dalam proses restrukturisasi.

Jumlah debitur dan penyaluran KUR semester I 2020 menurun atau lebih kecil dibanding dengan semester I tahun lalu karena adanya dampak pandemi covid-19 yang menyebabkan 2/3 UMKM berhenti, 5% kehilangan pendapatan diatas 50% dan 63%

mengurangi jumlah tenaga kerja (survey International Labour Organization (ILO)).

Namun untuk UMi yang dibawah sepuluh juta rupiah jumlah debitur dan penyaluran semester satu 2020 meningkat dibandingkan dengan semester yang sama tahun lalu karena pada bulan maret BLU

PIP mencairkan dana kepada beberapa penyalur dan adanya pembentukan koperasi baru untuk mendorong percepatan penyaluran UMi.

C. Prognosis Realisasi APBN

Pendapatan APBN diproyeksikan mengalami penurunan, baik pada Penerimaan Pajak maupun PNBP. Dari sisi pengeluaran, belanja negara juga diperkirakan mengalami penurunan. Penurunan lebih dikarenakan kegiatan ekonomi berkurang signifikan dan tingkat ketidakpastian aktivitas ekonomi pasca pandemi menjadi sangat tinggi. Hal ini menyebabkan outlook pertumbuhan ekonomi berpotensi mengalami penurunan, serta meningkatkan potensi pelebaran defisit.

Prognosis penerimaan negara sampai dengan dengan bulan September 2020 (triwulan III) diprediksi tercapai sebesar 59,89% dan sampai dengan akhir tahun akan terealisasi sebesar 92,48% atau sekitar Rp57.153 miliar.

Sedangkan prognosis belanja negara sampai dengan bulan September 2020 (triwulan III) diprediksi terealisasi sebesar 69,00% dari pagu belanja APBN. Lebih lanjut, jika dalam kondisi ekonomi stabil, maka sampai dengan akhir tahun 2020 realisasi belanja APBN di Jawa Tengah diproyeksikan akan mencapai 94% atau sebesar Rp93.797 miliar.

Tabel II.10 Realisasi Penyaluran UMi s.d. Q22020(rupiah)

Sumber : SIKP (diolah)

Tabel II.11 Perkiraan Realisasi APBN Prov. Jateng Q4 2020 (miliar)

Sumber : I Account APBN Kanwil DJP & Kanwil BC Jateng

(22)
(23)

12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

APBD Agregat Jateng triwulan II 2020 disandingkan triwulan II 2019 terlihat pada tabel II.1.

Kebijakan relaksasi maupun refocusing anggaran yang ditempuh sebagai percepatan penanganan dampak Covid-19 belum menunjukan pengaruh kuat dalam mendorong penguatan ekonomi di Jateng. Realisasi Belanja masih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara relaksasi di bidang pendapatan sudah pasti menyebabkan penurunan realisasi. Realisasi Pendapatan triwulan II 2020 sebesar Rp45.278,34 milliar turun 18,1%

dari periode sebelumnya yang sebesar Rp53.486,42 milliar. Realisasi Belanja Dan Transfer sebesar Rp33.009,28 milliar turun 9,3% dari periode sebelumnya (Rp36.064,19 milliar).

Dampaknya, Surplus APBD agregat mengalami penurunan 42%, dari Rp 17.422,23 miliar menjadi 12.269,06 miliar. Jateng terdiri dari 6 Pemerintah Kota dan 29 Kabupaten, yang Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Real PENDAPATAN 104.208,44 53.486,42 51% 101.610,93 45.278,34 45% -2,6% -18,1%

PAD 27.399,11 14.921,65 54% 26.240,50 12.405,67 47% -4,4% -20,3%

Pendapatan Transfer 71.540,24 36.570,90 51% 67.900,41 30.260,89 45% -5,4% -20,9%

Lain Lain Pendapatan daerah Yang Sah 5.269,10 1.993,87 38% 7.470,03 2.611,77 35% 29,5% 23,7%

BELANJA & TRANSFER 106.915,86 36.064,19 34% 105.596,22 33.009,28 31% -1,2% -9,3%

Belanja Operasi 72.834,99 27.889,80 38% 77.430,47 25.415,84 33% 5,9% -9,7%

Belanja Modal 15.617,04 1.668,54 11% 9.571,51 1.420,14 15% -63,2% -17,5%

Belanja Tak Terduga 141,74 11,44 8% 4.213,50 566,99 13% 96,6% 98,0%

Belanja Transfer 18.322,10 6.494,40 35% 14.380,74 5.606,31 39% -27,4% -15,8%

SURPLUS/DEFISIT -2.707,42 17.422,23 -3.985,28 12.269,06 32,1% -42,0%

PEMBIAYAAN NETTO 4.754,18 3.438,62 72% 5.033,02 3.614,93 72% 5,5% 4,9%

Penerimaan Pembiayaan 5.265,78 3.717,38 71% 5.683,70 4.056,54 71% 7,4% 8,4%

Pengeluaran Pembiayaan 511,60 278,76 54% 650,68 441,61 68% 21,4% 36,9%

SILPA 2.046,76 20.860,85 1.047,74 15.883,99 -95,3% -31,3%

URAIAN / TAHUN ANGGARAN Q2 - 2019 Q2 - 2020 % +/-

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK, diolah, Agustus 2019

Tabel II.1 Postur APBD Agregat Pemda Lingkup Jateng Q2 2019 dan 2020 (miliar)

(24)

13 terbagi dalam 6 eks-karesidenan. Pada bagian ini analisis data dibuat berdasarkan eks- karesidenan sebagaimana peta pada gambar III.1

A. Pendapatan Daerah

Realisasi Pendapatan Daerah di Jateng triwulan II 2020 Rp45.278,34 milliar, didominasi unsur Pendapatan Transfer Rp36.570,90 milliar (66,8%). Hampir seluruh unsur mengalami

penurunan daJateng ripada periode yang sama tahun sebelumnya, kecuali unsur Lain-Lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp2.611,77 milliar meningkat 23,7% daripada triwulan II 2019 (Rp1.993,87 milliar).

Pendapatan Daerah tertinggi dari Pemerintah Provinsi Jateng sebesar Rp9.327,91 milliar atau sebesar (21%).

Gambar III. 1 Peta Eks Karisidenan Provinsi Jawa Tengah

Sumber :BPS, diolah, Agustus 2020

Grafik III. 1 Realisasi dan Proporsi Kontribusi Pendapatan Daerah Jawa Tengah Q2 2019-2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

(25)

14

Realisasi terendah berasal dari wilayah Eks-karesidenan Banyumas sebesar Rp4.316, 17 milliar (12%).

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi PAD Jateng triwulan II 2020 Rp12.405,67 milliar, turun 20,53% daripada periode sebelumnya Rp14.921,65 miliar. PAD memberikan kontribusi 27,4% dari Total Pendapatan di Jateng. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, realisasinya

turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini karena adanya beberapa kebijakan relaksasi di bidang pendapatan. Diharapkan sektor riil tidak semakin terpuruk ditengah lesunya perekonomian. Meski disisi lain dampak langsungnya adalah turunnya pendapatan.

PAD di Jateng paling dominan berasal dari Pajak Daerah, yang periode kali ini berkontribusi sebesar 60% atau sebesar Rp7.461,74 milliar. Kontribusi terendah dari unsur Retribusi Daerah sebesar 3% atau Rp337,91 milliar.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Realisasi triwulan II 2020 Rp7.461,74 milliar, turun 8,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp8.072,85 miliar.

Tingkat efektifitas penerimaan 29% di Eks- karesidenan Semarang, tertinggi diantara wilayah lainnya. Realisasi Pemprov Jateng sebesar Rp5.182,82 miliar adalah

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

Grafik III. 2 Realisasi dan Proporsi PAD Agregat Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020

Grafik III. 3 Efektivitas dan Realisasi Penerimaan Pajak DaerahPemda lingkup Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

(26)

15 kontributor terbesar penerimaan Pajak Daerah (69,5%). Paling rendah dari wilayah Eks- karesidenan Kedu sebesar 2,7% atau Rp199,89 milliar.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Realisasi triwulan II 2020 Rp337,91 milliar menyumbangkan 2,7% dari total realisasi PAD. Lebih rendah dari periode sebelumnya Rp413,28 miliar.Pemprov Jateng memiliki tingkat efektifitas tertinggi,

sebesar 52%. Sedangkan realisasi penerimaan tertinggi dari wilayah Eks- karesidenan Semarang Rp75,91 milliar (22,5%).

Terendah di Eks- karesidenan Banyumas Rp23,57 miliar atau 7,0%

dari total penerimaan Retribusi Daerah di Jateng.

c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Realisasi triwulan II 2020 Rp675,42 milliar, Berkontribusi 5,4% dari total PAD. Turun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp939,30 milliar. Tingkat efektifitas Eks-

karesidenan Pati sebesar 77%, tertinggi dibanding wilayah lainnya. Sedangkan realisasi penerimaan terbesar di Pemprov Jateng sebesar Rp320,10 milliar (47,4%). Terendah di Eks-karesidenan Pekalongan sebesar

Grafik III. 4 Efektivitas dan Realisasi Penerimaan Restrubusi DaerahPemda lingkup Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

Grafik III. 5 Efektivitas dan Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan Pemda lingkup Jawa Tengah Q2 2019 & 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

(27)

16

Rp50,51 milliar atau 7,5% dari Total Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah.

d) Lain-Lain PAD yang Sah

Realisasi triwulan II 2020 Rp3.930,60 miliar, turun dari periode sebelumnya Rp5.496,22 milliar. Berkontribusi

31,7% dari Total Realisasi PAD. Tingkat efektifitas tertinggi Eks-karesidenan Pati sebesar 66%.

Sedangkan realisasi tertinggi Pemprov Jateng sebesar Rp876.16 milliar (22%), dan terendah Eks- karesidenan Banyumas sebesar Rp340,36 milliar (9%).

2. Pendapatan Transfer

Realisasi triwulan II 2020 Rp30.260,89 miliar atau 66,8% dari total Pendapatan Daerah.

Turun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp.36.570,90 milliar. Hal tersebut adalah dampak kebijakan refocusing yang mengarahkan DAK hanya untuk Bidang Pendidikan dan Kesehatan. Dominasi berasal dari Jenis Transfer Pemerintah

Pusat/ Dana

Perimbangan sebesar Rp25.330,75 miliar atau 83,7% dari total Pendapatan Transfer.

Grafik III. 7 Realisasi Pendapatan Transfer Pemda lingkup Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

Grafik III. 6 Efektivitas dan Realisasi Lain-lain PAD Yang Sah Pemda lingkup Jawa Tengah Q2 2019 dan 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

(28)

17 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Realisasi triwulan II 2020 Rp2.611,8 milliar mengambil peran 5,8% dari Total Pendapatan Daerah di Jateng.

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah satu-satunya unsur pendapatan daerah di Jateng dengan realisasi lebih tinggi 23,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1.993,9 milliar. Realisasi tertinggi wilayah Eks- karesidenan Pekalongan sebesar Rp726,53 miliar

(27,8% dari Total). Jenis pendapatan didominasi dari Pendapatan Lainnya sebesar Rp1.715,3 milliar (66% dari total realisasi).

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Realisasi Belanja/Transfer triwulan II 2020 Rp33.009,28 miliar, turun 9,3%

dibandingkan realisasi periode sebelumnya sebesar Rp36.064,19 milliar. Belanja ini didominasi dari wilayah Pemprov Jateng (22%). Belanja Pegawai sebesar Rp15.903,94 milliar adalah jenis belanja paling dominan dibanding belanja lainnya mencapai 48,2%.

Grafik III. 9 Pagu dan Realisasi Belanja dan Distribusi Per Wilayah Jawa Tengah Q2 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

Grafik III. 8 Proporsi Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Pemda lingkup Jawa Tengah Q2 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

(29)

18

Sama dengan kendala yang terjadi pada pemerintah pusat, terjadi penurunan realisasi belanja pegawai, barang dan modal, dampak dari upaya pengendalian belanja untuk penanganan Covid-19.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Urusan Pendidikan adalah jenis belanja yang mendominasi realisasi belanja di Jateng (30% dari total

realisasi belanja).

Realisasi terendah adalah urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yaitu sebesar 17%.

Realiassi belanja pada urusan PU & Penataan Ruang mengalami

perlambatan akibat adanya penundaan/penghematan belanja modal dalam rangka penanganan Covid-19.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020

Pandemi Covid-19 berpengaruh pada capaian Pendapatan karena adanya beberapa kebijakan relaksasi, sehingga sulit mencapai target. Sedangkan realisasi belanja dapat dioptimalkan dengan kebijakan akselerasi belanja untuk percepatan pemulihan ekonomi regional.

Prognosis pendapatan sampai dengan dengan bulan September 2020 (Q3) diprediksi tercapai sebesar 72,00%

dan sampai dengan akhir tahun akan terealisasi sebesar 99,00% atau sekitar Rp100.595 miliar. Sedangkan prognosis belanja sampai dengan bulan September 2020 (Q3) diprediksi terealisasi sebesar 69,00% dari pagu belanja APBD. Lebih lanjut, jika dalam kondisi ekonomi stabil, maka sampai dengan akhir tahun 2020 realisasi belanja APBD di Jawa Tengah diproyeksikan akan mencapai 99,00% atau sebesar Rp104.540 miliar.

Grafik III. 10 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasar Urusan (5 Urusan Tertinggi) Pemda Lingkup Jawa Tengah Q2 2020

Sumber : Data LRA Kab/Kota/Prov & LKPK . Jateng, diolah, Agustus 2020

Tabel III.2 Perkiraan Realisasi APBD Prov.Jateng s.d Q4 2020 (miliar)

Sumber Data : LRA Pemda, diolah

(30)
(31)

19

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah Kanwil DJPb Provinsi Jateng sebagaimana tabel berikut :

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Total Pendapatan Konsolidasian di Jateng pada triwulan II 2020 menurun sebesar 0,03

% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan disumbang dari pos Pendapatan Bukan Pajak sebesar Rp3.079,02 miliar (0,28%), diikuti Hibah Rp717,62 miliar

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Prov. Jawa Tengah, diolah, Agustus 2019

Tabel IV.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Jateng s.d. Q2 2019 dan 2020 (miliar Rp)

(32)

20

(1%) dan Transfer Rp2.008,39 miliar (1%). Sementara itu, untuk pos Pendapatan Perpajakan mengalami kenaikan Rp4.092,17 miliar (0,10 %) didominasi dari penerimaan perpajakan atas konsumsi rumah tangga. Hal ini mengindikasikan peningkatan kinerja ekonomi di Jateng walau terjadi wabah Covid-19.

Pendapatan Perpajakan terbesar pada triwulan II 2020 disumbang dari pemerintah pusat sebesar 82,94% dari total Penerimaan Perpajakan dan sisanya dari pemda. Provinsi Jateng perlu untuk mengoptimalkan potensi penerimaan daerah yang dimilikinya.

Sedangkan untuk Pendapatan Bukan Pajak 61,55% disumbang dari penerimaan pemda yang berasal dari pos Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

Hal ini mengindikasikan bahwa pemda telah meningkatkan layanan pada berbagai sektor.

2. Analisis Perubahan

Penerimaan Perpajakan Konsolidasi sampai triwulan II 2020 Jateng menurun Rp3.369,58 miliar (8,5%) disbanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan pada pos Pajak Perdagangan Internasional menurun Rp279 miliar (26,18%), disebabkan karena pertumbuhan ekpor dan impor menurun sebagai dampak Covid-19.

Grafik IV. 1 Perbandingan Komposisi Konsolidasian s.d Q2 2019 dan 2020

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Jateng, diolah, Agustus 2020

Grafik IV. 2 Perbandingan Penerimaan Pempus dan Pemda terhadap Penerimaan Konsolidasian Q2 2020

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Jateng, diolah, Agustus 2020

Grafik IV. 3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pempus dan Pemda terhadap Penerimaan Konsolidasian Q2 2020

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Jateng, diolah, Agustus 2020

(33)

21 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan Realisasi Pendapatan

Konsolidasian

Rasio pajak triwulan II 2020 naik 1,38% dibanding tahun sebelumnya. Demikian pula untuk rasio pendapatan

tumbuh 0,47% dibanding triwulan II 2019. Pertumbuhan rasio pendapatan terhadap PDRB pada triwulan II menunjukan aktivitas ekonomi mulai berjalan kembali dengan kebijakan new normal sebagai langkah percepatan pemulihan ekonomi.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Total Belanja Konsolidasian triwulan II 2020 sebesar Rp51.190,57 miliar didominasi dari belanja pemerintah pusat, dirinci: belanja pemerintah pusat Rp51.053,96 miliar, dan belanja pemerintah daerah Rp30.941,01 miliar. Pos belanja terbesar pada pemerintah pusat

ada pada belanja transfer 73,59% dan sisanya menyebar pada belanja pegawai, belanja barang, belanja modal dan belanja sosial. Upaya pemulihan ekonomi dilakukan pemerintah dengan realokasi anggaran pada belanja transfer, yang antara lain dana tersebut digunakan untuk penanganan dampak Covid-19. Sedangkan belanja pemerintah daerah terbesar pada belanja pegawai 51,40% diikuti belanja barang 23,04%. Hal ini mengindikasikan bahwa

Grafik IV.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pempus dan Pemda terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Q2 2020

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Prov. Jateng, diolah, Agustus 2020

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Jateng, BPS Jateng diolah, Agustus 2020

Uraian Q2 2019 Q2 2020

Pendapatan Perpajakan 39.642,84 43.735,01

PNBP 11.111,38 8.032,36

Total 50.754,23 51.767,38

PDRB/Pertumbuhan Ekonomi 328.002,76 324.777,57

Rasio Pajak (%) 12,09 13,47

Rasio Pendapatan Thd PDRB (%) 15,47 15,94 Tabel IV.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian

Pempus dan Pemda Q2 2019 dan 2020

(34)

22

belanja APBD masih digunakan untuk memenuhi belanja operasional dan belum sepenuhnya digunakan untuk belanja produktif yang lebih dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

2. Analisis Perubahan

Dibandingkan dengan realisasi belanja triwulan II 2019, terjadi penurunan Rp2.996,09 miliar atau 5,53%. Penurunan belanja pegawai utamanya dipengaruhi kebijakan THR, sedangkan belanja barang akibat recofusing dan realokasi untuk mendukung kegiatan penanganan Covid-19.

Penurunan belanja modal Rp864,38 miliar atau 0,23% turut menyumbang kontraksi konsumsi pemerintah yang berakibat menurunnya pertumbuhan ekonomi Jateng. Padahal realisasi belanja modal memiliki multiplier effect dalam mengerakkan roda perekonomian.

Belanja tak terduga digunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan seperti bencana social, sehingga pos untuk belanja ini mengalami peningkatan

secara signifikan sebesar Rp566,99 miiar atau 48,55%, yang digunakan untuk penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19. Peningkatan belanja transfer sebesar 2,12%

menunjukan bahwa recofusing anggaran belanja transfer, yang diprioritaskan untuk dana jaring pengaman sosial berupa BLT dari Dana Desa dan kegiatan penanganan wabah, telah terealisasi secara optimal.

Grafik IV.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Q2 2019 dan 2020

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Prov. Jateng, diolah, Agustus 2020

(35)

23 3. Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Dalam PDRB Jawa Tengah

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan belanja konsolidasi Rp5.787,98 miliar (12,69%). Sehingga berdampak pada menurunnya rasio belanja pemerintah sebesar

1,64%. Hal ini disebabkan karena pandemi Covid-19 telah mempengaruhi sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan.

Dengan adanya kebijakan pembatasan sosial, termasuk

Work From Home (WFH), Belajar dari Rumah, Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) , berdampak pada menurunnya kinerja realisasi yang bermuara pada menurunnya rasio belanja pemerintah.

D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Sampai dengan triulan II 2020 Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB sebesar 16,22%. Sedangkan Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB sebesar 0,91%. Dengan tingginya kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB pada Triwulan II menunjukkan pengeluaran pemerintah dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu akselerasi belanja baik APBN maupun APBD di Jawa Tengah perlu menjadi skala prioritas semua pihak terkait.

Tabel IV.3 Perkembangan Belanja Konsolidasian terhadap PDRB Q2 2019 dan 2020

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Jateng, BPS Jateng, diolah, Agustus 2020

Uraian Q2 2019 Q2 2020

Realisasi Belanja Pemerintah

(Non Transfer) 45.599,00 39.811,02

PDRB Pertumbuhan Ekonomi 328.002,76 324.777,57 Rasio Belanja Pemerintah

thd PDRB (%) 13,90 12,26

Tabel IV. 5 LO Statistik Keuangan Jateng Q2 2020

Kode Akun Statistik Keuangan Pemerintah

A1 Pendapatan 107.268.612.831.212

A11 Pajak 43.733.775.621.648

A12 Kontribusi Sosial 0

A13 Hibah 2.961.700.079.963

A14 Pendapatan Lainnya 60.573.137.129.601

A2 Beban 52.674.249.452.834

A21 Kompensasi Pegawai 23.438.917.117.142

A22 Penggunaan Barang dan Jasa 11.007.864.398.923,0

A23 Konsumsi Aset Tetap 0

A24 Bunga 32.185.863.076

A25 Subsidi 405.704.800

A26 Hibah 16.839.844.412.909

A27 Manfaat Sosial 227.705.646.860

A28 Beban Lainnya 1.127.326.309.124

GOB Saldo Operasi Bruto (1-2+23+NOBz) 54.594.363.378.378 NOB Saldo Operasi Neto (1-2+NOBz) 54.594.363.378.378

TRANSAKSI ASET NON KEUANGAN :

A31 Akuisisi Aset Non Keuangan Neto 2.963.605.569.606

A311 Aset Tetap 2.534.368.956.453

A312 Perubahan Persediaan 0 A313 Barang Berharga 0

A314 Aset Non Produksi 429.236.613.153

NLB

Saldo Peminjaman / Pinjaman Neto (1-

2+NOBz-31) 51.630.757.808.772

TRANSAKSI ASET KEUANGAN DAN

KEWAJIBAN (PEMBIAYAAN) : (51.630.757.808.772) A32 Akuisisi Neto Aset Keuangan 51.506.763.316.472

A321 Dalam Negeri 51.506.763.316.472,0

A322 Luar Negeri 0 A323 Emas Moneter dan Hak Tarik Khusus (SDRs) 0 A33 Keterjadian Kewajiban Neto (123.994.492.300)

A331 Dalam Negeri (123.994.492.300)

A332 Luar Negeri 0 LAPORAN OPERASIONAL STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH TRANSAKSI YANG MEMPENGARUHI KEKAYAAN Jumlah

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Prov. Jateng, diolah, Agustus 2020

(36)
(37)

24

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

PENEMPATAN DANA PADA BANK JATENG UNTUK PERCEPATAN PEMULIHAN EKONOMI REGIONAL

Jateng pada periode triwulan II 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi yang cukup dalam, yaitu diangka -5,94% (y-on-y) dengan struktur PDRB menurut lapangan usaha yang didominasi oleh Industri pengolahan (35,17%); Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (15,55%); Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (12,83%).

Kontraksi pertumbuhan ekonomi ini merupakan kontribusi dari kategori transportasi dan pergudangan (-2,21%); perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (-1,70%); dan industri pengolahan (-1,50%). Andil positif dari kategori Informasi dan komunikasi (0,95%); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (0,28%); dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (0,06%) menjadi penopang bagi pertumbuhan ekonomi di Jateng sehingga tidak terkontraksi lebih dalam lagi.

Fenomena ini sudah dibaca oleh Pemerintah sejak awal, yang kemudian diantisipasi dengan diluncurkannya berbagai kebijakan stimulus dan relaksasi untuk para pelaku usaha.

Diantara kebijakan yang diluncurkan pemerintah mulai awal pandemi adalah tambahan subsidi bunga dan relaksasi bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19.

Disamping itu, pada tanggal 27 Juli 2020, Pemerintah (dalam hal ini Dirjen Perbendaharaan) dan Bank Umum (salah satunya Bank Jateng) telah menandatangani perjanjian Kerjasama Penempatan Uang Negara dalam rangka mendukung PEN. Bank Jateng merupakan salah satu bank yang menerima penempatan uang negara sebanyak Rp2 triliun.

Berdasarkan rencana bisnis yang disampaikan, atas penempatan dana ini Bank Jateng menargetkan ekspansi kredit pada sektor produktif sampai dengan akhir tahun 2020 dengan sasaran segmen UMKM Rp2.199 miliar, Konsumer Rp720 miliar, Korporasi Rp1.675 miliar, dan Komersial Rp494 miliar. Sedangkan berdasarkan sektor ekonomi, ekspansi penyaluran kredit Bank Jateng periode sampai Desember 2020 diprioritaskan untuk sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Rp3.431 miliar); Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan (Rp995 miliar); Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (Rp767 miliar); Industri Pengolahan (Rp100 miliar); serta Bukan Lapangan Usaha Lainnya (Rp2.500

(38)

25 miliar). Dengan penempatan dana dan target ekspansi kredit ini diharapkan Bank Jateng turut berkontribusi dalam percepatan pemulihan ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jateng sebagaimana visinya “Bank Terpercaya, Menjadi Kebanggaan Masyarakat, Mampu Menunjang Pembangunan Daerah”.

BOKS V. 1

*) Penulis adalah pegawai pada Bidang PPA II Kanwil DJPb Prov Jateng

(39)

Gambar

Gambar I.1  Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Ekonomi Ketahanan  Pangan Dan Pertanian
Tabel I.1 Pencapaian Sasaran RKPD Jateng Tahun 2020
Gambar I.1 Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Ekonomi, Ketahanan Pangan Dan Pertanian
Tabel II.1 Pagu dan Realisasi APBN Prov. Jateng s.d. Q2 2020 (miliar)  (miliar)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Promosi pariwisata merupakan salah satu kunci yang penting dalam upaya meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke suatu tempat wisata.dengan promosi yang optimal,

4.4 Volume Air yang Keluar Karena Proses Elektroosmosis ( Efluen ) Proses penurunan volume sludge pada saat proses elektroosmosis diikuti dengan keluarnya air dalam

KPAI tidak mempunyai kedudukan sederajat dengan lembaga yang secara langsung menerima kewenangan konstitusional, tetapi KPAI dibentuk hanya untuk mendukung kinerja pemerintah

Halaman Kata Sambutan Direktur Politeknik Negeri Balikpapan i Kata Sambutan Kepala Pusat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat iii Kata Pengantar Ketua Pelaksana

Sebagaimana Islam juga tidak memberikan garis yang jelas bahwa sebuah negara harus dikemas dalam bentuk negara Islam yang secara eksklusif tidak memberikan

penelitian ini adalah pengaruh pengembangan konstruksi pola lengan bidadari bagian sisi dalam 5 cm, 10 cm, 15 cm dengan sistem Djumiah dilihat dari aspek ketepatan letak

1) Masih banyak wilayah Kabupaten Karangasem yang belum terjangkau oleh Mobil Pintar, terutama di daerah pelososk desa dan jalan/lokasi yang masih sempit,

50 JAKARTA ATHLETES FOOT MAL PONDOK INDAH GF NO 19 51 JAKARTA ATHLETES FOOT BLOK M PLAZA UG UNIT 33-34 52 JAKARTA PLANET SPORTS PLZ SENAYAN LVL3 UNIT312A&328A 53 JAKARTA