• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Pelatihan Digital Marketing pada Komunitas Pedagang Muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Pelatihan Digital Marketing pada Komunitas Pedagang Muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Pelatihan Digital Marketing pada Komunitas Pedagang Muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar

Nurvita Arumsari(1), Yugowati Praharsi(2), Dika Rahayu Widiana(3), Ryan Yudha Adhitya(4), Tarikh Azis Ramadani(5), Bagus Cahyo Juniarso(6), Dewi Madasari(7), Meliana Frantika Sutanto(8), Lucy Umi Mulya Melysafitri(9)

(1-6)Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Email : arum@ppns.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta pelatihan digital marketing pada komunitas pedagang muslim Jember.

Analisa dilakukan dengan menggunakan model Kirkpatrick yaitu evaluasi pada 4 tahapan, antara lain reaction level, learning level, behavior level dan result level. Penilaian evaluasi reaction level yaitu tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap pelatihan digital marketing pada komunitas pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar, menurut penilaian responden memberikan hasil yang positif dengan kategori tingkat kepuasan tinggi sebesar 69,2%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hampir semua peserta pelatihan merasa puas terhadap penyelenggaraan pelatihan digital marketing. Pelatihan yang efektif dan dirasa memuaskan dapat menumbuhkan motivasi peserta pelatihan untuk belajar dan berlatih sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi pelatihan. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak pada nilai pre test dan post test maka menggunakan uji paired sample t-test. Namun dikarenakan hasil uji berdistribusi tidak normal sehingga penulis menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji statistik didapatkan nilai sig.(2 tailed) sebesar 0,024. Hasil ini menunjukkan bahwa sig.(2 tailed) < α (α = 0,05) sehingga secara signifikan terdapat perbedaan rata-rata antara pre test dan post test. Peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman pengetahuan dalam program pelatihan digital marketing. Setelah mengikuti pelatihan digital marketing pemahaman dan pengetahuan peserta meningkat sehingga peserta dapat menerapkan pemahaman dalam proses pemasaran.

Dengan demikian target peserta pelatihan juga ikut meningkat, target peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan adalah meningkatkan omzet karena pemasaran yang telah meluas dan juga pemasaran offline yang semakin membaik.

Kata kunci : Behavior Level, Learning Level, Model Kirkpatrick, Reaction Level, Result Level

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Jember terletak kurang lebih 199 km ke arah barat daya dari Kota Surabaya. Kota ini kerap disebut sebagai kota Pandalungan yang memiliki budaya dan kekayaan alam yang cukup beragam. Pemberdayaan UMKM terbukti menjadi penggerak roda perekonomian nasional dengan kontribusi dan perannya dalam menyerap banyak tenaga kerja (Gunartin, 2017). Saat Ini UMKM di Jember berjumlah 103.963, yang mana bertambah setiap tahunnya. Adanya peraturan bupati yang mewajibkan seluruh masyarakat Jember dan instansi memakai produk lokal untuk menjamin keuntungan produk lokal milik UMKM di Kabupaten Jember menjadikan UMKM lebih diperhatikan. Di Jember sudah menjalankan pemasaran secara online sejak tahun 2017, yakni dengan melalui grup whatsapp sebagai media promosi jual beli UMKM di Jember. Namun terdapat peluang yang belum ditangkap UMKM sepenuhnya, diantaranya melalui belanja daring (online shopping), transaksi melalui e-commerce, dan iklan sosial media. Selain itu, dengan adanya pandemic covid-19 memaksa masyarakat untuk bekerja melalui digital.

Banyaknya UMKM di Jember menjadikan persaingan penjualan yang lebih ketat, sehingga diperlukannya

manajemen dan strategi marketing yang lebih inovatif dan menarik secara digital

Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat, pengusul bermitra dengan ketua Pedagang Muslim Jember, yaitu ibu Az’hur Karomiyah dengan nama mereknya D4mia allshop yang beralamat lengkap di Perumahan Bumi Tegal Besar Blok BI-20, Tegal Besar, Kaliwates, Jember, Jawa Timur. Pedagang Muslim Jember merupakan komunitas UMKM yang berisikan para pedagang muslim (beragama islam) di Jember yang telah terbentuk selama 4 tahun dengan jumlah anggota saat ini sebanyak 76 orang atau 76 UMKM.

Untuk menganalisa kondisi mitra lebih lanjut, pengusul melakukan wawancara terhadap mitra.

Wawancara dilakukan pada hari Senin, 22 Maret 2021 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB secara online. Dari hasil wawancara, pengusul mendapatkan informasi bahwa pada masa pandemi ini, omzet penjualan D4mia menurun. Adanya PSBB juga mempengaruhi penjualan mitra khususnya penjualan offline seperti bazar.

Seiring beralihnya jaman digitalisasi saat ini, mitra masih belum memiliki strategi marketing secara digital khususnya iklan di sosial media, pengelolaan manajemen

(2)

marketplace yang efektif dan juga belum memahami teknik pembuatan konten marketing. Sehingga pasar yang dijangkau pun kurang meluas, kurang efektif dan kurang menarik.

Seiring kemajuan jaman, pengelolaan manajemen pemasaran yang telah diuraikan mitra dianggap masih belum maksimal dan tepat sasaran. Apalagi di jaman digitalisasi saat ini para kompetitor khususnya yang ada di kota besar sudah banyak yang memanfaatkan perkembangan bisnis online dan sosial media untuk pemasaran. Dengan demikian, diperlukan upaya untuk mendukung mitra melalui kegiatan pengabdian masyarakat yakni dengan mengadakan pelatihan dan edukasi terkait manajemen pemasaran dan digital marketing.

2. METODOLOGI A. Evaluasi Pelatihan

Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.

Selanjutnya Griffin & Nix (1991:3) menyatakan:

Measurement, assessment and evaluatian are hierarchial. The comparison of observation with the criteria is a measurement, the interpretation and description of the evidence is an assessment and the judgement of the value or implication of the behavior is an evaluation.

Menurut Werner dan Desimon (2006) dalam Kaswan (2011), evaluasi pelatihan merupakan pengumpulan secara sistematis terhadap informasi deskriptif dan penilaian yang diperlukan untuk membuat keputusan pelatihan yang efektif terkait dengan seleksi, adopsi, nilai dan modifikasi aktivitas pembelajaran yang bervariasi.

Menurut Siregar (2017) dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelatihan merupakan proses yang sistematis untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang pelatihan. Informasi tentang pelatihan dapat berupa proses pelaksanaan pelatihan, dampak atau hasil pelatihan. Hasil evaluasi berguna untuk menentukan sejauh mana tujuan pelatihan dapat dicapai dan untuk mengambil keputusan apakah program pelatihan dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan.

B. Evaluasi Model KirkPatrick

Pada Siregar (2017) dijelaskan bahwa Donald Kirkpatrick pada tahun 1959 menciptakan model yang sangat berpengaruh untuk evaluasi pelatihan, yang terdiri dari empat tingkat evaluasi pelatihan. Empat tingkat evaluasi model Kirkpatrick mengukur evaluasi pada tingkat reaksi (reaction level), evaluasi pada tingkat pembelajaran (learning level), evaluasi pada tingkat perilaku dalam pekerjaan (behavioral level) dan evaluasi pada tingkat hasil (result level).

Evaluasi Level 1 – Reaction

Menurut Kirkpatrick (2006) evaluasi level 1 (reaction level) yaitu mengukur kepuasan peserta pelatihan terhadap program pelatihan yang telah diikuti oleh peserta. Kepuasan meliputi kepuasan akan instruktur, materi, penyampaian materi, fasilitas dan keseluruhan penyelenggaraan program pelatihan. Asumsi yang mendasari reaction level adalah kepuasan menjadi dasar untuk motivasi pembelajaran. Peserta pelatihan bila tidak menyukai program pelatihan, maka akan sangat kecil upayanya untuk kemudian belajar dan menggunakan atau mengaplikasikan materi yang didapatnya pada pekerjaan sehari-hari.

Evaluasi Level 2 – Learning

Evaluasi pada learning level adalah untuk menganalisis apakah pengetahuan peserta pelatihan meningkat setelah mereka mendapatkan program pelatihan. Tanpa adanya pembelajaran, maka tidak akan terjadi perubahan dalam perilaku peserta pelatihan. Data evaluasi diperoleh dengan membandingkan hasil dari pengukuran sebelum pelatihan atau tes awal (pre test) dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post test) dari setiap peserta. Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi pelatihan.

Evaluasi Level 3 – Behavior

Evaluasi behavior level sering disebut juga sebagai transfer of learning. Tujuan yang ingin dicapai pada evaluasi behavior level adalah memastikan bahwa pelatihan telah memberi pengaruh yang positif terhadap perilaku kerja peserta pelatihan. Evaluasi behavior level meganalisis apakah peserta pelatihan menggunakan pengetahuan, kemampuan atau kebisaan mereka dalam bekerja berdasarkan apa yang mereka pelajari dari

(3)

pelatihan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam evaluasi level behavior adalah adanya kesempatan untuk menerapkan yang diperoleh pastisipan dari pelatihan ke dalam pekerjaannya.

Evaluasi Level 4 – Results

Tahap terkhir atau ke-4 dari evaluasi pelatihan Kirkpatrick adalah result level dan pertanyaan yang ingin dijawab pada tahap ini adalah ‘hasil akhir apa yang diharapkan sebagai akibat pelatihan yang sudah dilaksanakan?’. Evaluasi result level mengukur sejauh mana program pelatihan telah membantu pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan dari pengumpulan informasi pada result level adalah untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan.

Evaluasi pada result level merupakan tantangan yang paling besar, karena pelatihan harus dapat menunjukkan hasil yang terlihat bagi perusahaan. Namun jika sebaliknya, maka evaluasi pelatihan menjadi sulit dilakukan. Terdapat kondisi yang menyebabkan evaluasi pada result level sulit untuk dilaksanakan. Kondisi tersebut adalah jika hasil yang diharapkan dari pelatihan tidak dapat diobservasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman peserta pelatihan digital marketing pada komunitas pedagang muslim Jember di kelurahan Tegal Besar. Penelitian ini dimulai pada saat dilakukan pelatihan yaitu tanggal 16 Oktober 2021 hingga penelitian selesai dilakukan pada 31 Oktober 2021. Pelatihan digital marketing diikuti oleh 12 pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif dan juga uji paired sample t-test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

test dari setiap responden. Evaluasi behaviour level untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti pelatihan. Sedangkan evaluasi result level mengukur sejauh mana program pelatihan telah membantu pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Sopacua, 2007).

Evaluasi Reaction Level

Evaluasi pada reaction level terdiri dari 10 pertanyaan positif yang diajukan peneliti kepada responden untuk mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap pelatihan digital marketing pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar. Pertanyaan diajukan peneliti menggunakan kuisioner terhadap 12 peserta pelatihan. Evaluasi reaction level dilakukan terhadap materi training, narasumber/pemateri, dan metode pelatihan online. Skor jawaban responden mengenai kepuasan terhadap pelatihan digital marketing pada komunitas pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar pada tabel 1.

Tabel 1. Skor Jawaban Responden Terkait Kepuasan terhadap Pelatihan Digital Marketing Komunitas Pedagang Muslim Jembar di Kelurahan Tegal Besar

Sebagai suatu instrumen pengukur yang komprehensif, evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick megukur keberhasilan pada saat pelatihan berlangsung. Instrumen ini juga menilai dampak dari pelatihan, saat peserta kembali untuk menerapkan materi pelatihan atau evaluasi pasca pelatihan (Sopacua, 2007). Evaluasi reaction level peserta pelatihan berarti mengukur kepuasan peserta pelatihan (pedagang muslim Jember) (Kirkpatrick, 2005).

Evaluasi learning level berarti mengukur penigkatan Berdasarkan tabel 1 diperoleh gambaran hasil pengetahuan mengenai suatu hal yang dipelajari dalam

pelatihan. Evaluasi learning level pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil pre test dan post

penelitian evaluasi reaction level pelatihan digital marketing pada komunitas pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar. Komponen reaction level yang

Indikator Pernyataan Skor %

Materi Sesuai dengan kebutuhan

peserta 43 71,7

Dapat diterima dan

diterpakan dengan mudah 42 70,0 Disampaikan dengan urut

dan sistematikanya jelas 41 68,3 Narasumber

atau Trainer

Menguasai materi yang

disampaikan 44 73,3

Menyampaikan materi

yang mudah dipahami 44 73,3 Menyajikan materinya

dengan jelas dan berurutan

44 73,3

Metode Pelatihan Online

Sinyal zoom jelas dan

stabil selama pelatihan 40 66,7 Peserta dapat bergabung

dengan mudah pada link zoom

38 63,3

Peserta dapat memahami materi yang diberikan online

38 63,3

Peserta dapat mengikuti panduan/tutorial narasumber selama pelatihan

41 68,3

Total Skor 415 69,2

(4)

memiliki kepuasan sangat tinggi yaitu narasumber pelatihan. Penilaian evaluasi reaction level yaitu tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap pelatihan digital marketing pada komunitas pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar, menurut penilaian responden memberikan hasil yang positif dengan kategori tingkat kepuasan tinggi sebesar 69,2%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hampir semua peserta pelatihan merasa puas terhadap penyelenggaraan pelatihan digital marketing.

Materi pelatihan mendapat respon yang positif dari peserta pelatihan dengan rata-rata presentase sebesar 70%.

Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta dan juga dapat diterima serta mudah diterapkan. Materi yang mudah diterima ditunjang dengan narasumber/trainer yang menguasai materi serta penyampaian yang mudah dipahami dapat menarik dan memotivasi peserta untuk belajar dan berlatih. Ooi et al.(2007) menyatakan bahwa faktor yang berkontribusi terhadap efektivitas pelatihan adalah kompetensi trainer dan metode pelatihan. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Haslinda (2009) bahwa kompetensi instruktur dan jenis pelatihan merupakan faktor yang signifikan berkontribusi terhadap efektivitas pelatihan.

Materi pelatihan, narasumber/trainer, dan metode pelatihan sangat mendukung jalannya proses pelatihan.

Menurut Siregar (2017) pelatihan dianggap efektif apabila proses pelatihan dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta pelatihan sehingga peserta tertarik dan termotivasi untuk belajar dan berlatih. Dengan demikian pelatihan yang efektif dan dirasa memuaskan dapat menumbuhkan motivasi peserta pelatihan untuk belajar dan berlatih sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi pelatihan.

Evaluasi Learning Level

Evaluasi learning level diperoleh melalui nilai pre test yang dilakukan sebelum pelatihan berlangsung dan nilai post test setelah pelatihan berlangsung. Hasil pre test kemudian dibandingkan dengan hasil post test. Berikut nilai pre test dan post test responden penelitian:

Tabel 2. Statisik Deskriptif Nilai Pre Test dan Post Test Responden Penelitian terkait Peningkatan Pemahaman Digital Marketing pada Pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar

Berdasarkan pengolahan data secara statistik dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre test responden penelitian yaitu 73,33. Sedangkan rata-rata nilai post test responden penelitian yaitu 98,33. Dari hasil statistik deskriptif dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada post test mengalami kenaikan dibandingkan dengan nilai rata- rata pada pre test. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak pada nilai pre test dan post test maka menggunakan uji paired sample t-test. Namun dikarenakan hasil uji berdistribusi tidak normal sehingga penulis menggunakan uji wilcoxon.

Tabel 3. Hasil Uji statistik Nilai Pre Test dan Post Test Responden Penelitian terkait Peningkatan Pemahaman Digital Marketing pada Pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar

Post Test- Pre Test

Z -2,251

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024

Hasil uji statistik didapatkan nilai sig.(2 tailed) sebesar 0,024. Hasil ini menunjukkan bahwa sig.(2 tailed) < α (α

= 0,05) sehingga secara signifikan terdapat perbedaan rata-rata antara pre test dan post test. Peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman pengetahuan dalam program pelatihan digital marketing.

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan sikap, perbaikan, pengetahuan dan atau kenaikan keterampilan peserta setelah mengikuti progrm pelatihan (Kirkpatrick, 2006). Peningkatan pemahaman dan pengetahuan yang terjadi setelah pelatihan dalam memahami materi pelatihan digital marketing sudah cukup baik yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata pada hasil post test. Harapan dari meningkatnya pemahaman dan pengetahuan peserta pelatihan yaitu peserta dapat menerapkan dalam kegiatan pemasaran berikutnya guna mendapatkan target pemasaran yang semakin luas jangkauannya.

Evaluasi Behavior Level

Teori behavioris yang diperkenalkan oleh Ivan Pavlov dan dikembangkan oleh Thomdike dan Skinner (Churohman dalam Siregar, 2011), berpendapat bahwa pembelajaran berkaitan dengan perubahan tingkah laku.

Pengajaran pembelajaran akan mempengaruhi segala perbuatan atau tingkah laku seseorang sehingga dengan demikian tingkah laku seseorang dapat diperhatikan dan diprediksi. Penilaian pada tahap evaluasi behavior level dilakukan pengamatan dan juga wawancara kepada peserta pelatihan. Wawancara dilakukan dengan N Minim

um

Maxim

um Mean Std.

Deviasion

Pre Test 12 20 100 73,33 34,466

Post Test 12 80 100 98,33 5,774

Valid N (listwise) 12

(5)

memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui perubahan tingkah laku setelah mengikuti pelatihan digital marketing pedagang muslim Jember.

Setelah mengikuti pelatihan, responden telah mengadaptasikan beberapa tips dalam mengembangkan digital marketing seperti mempersiapkan foto produk yang akan dijual dengan meggunakan resolusi kamera terbaik untuk mengambilan foto produk dengan pencahayaan yang cukup. Selain itu peserta pelatihan juga telah memiliki akun pada marketplace Tokopedia sehingga hal ini dapat membantu pedagang dalam meningkatkan kapasitas pemasaran selama pandemi.

Dengan diadakannya pelatihan digotal marketing juga menambah sasaran pembeli/market dari produk yang dijual. Sasaran sebelum pelatihan hanya sebatas pemasaran secara offline (bazar dan toko) dan juga pemasaran online melalui grup whatsapp. Adapun kekurangan pemasaran online melalui grup whatssapp yaitu pemasaran tidak menjangkau secara luas karena pada grup whatsapp hanya berisi anggota yang sama.

Setelah mengikuti pelatihan digital marketing, sasaran pembeli/market pedagang bertambah, salah satunya pemasaran melalui marketplace Tokopedia. Dengan bertambahnya media pemasaran dan juga bertambahnya sasaran penjualan diharapkan dapat meningkatkan omzet pedagang dengan jangkauan yang lebih luas dari sebelum mengikuti pelatihan digital marketing.

Evaluasi Result Level

Tahap terakhir atau ke-4 dari evaluasi pelatihan Kirkpatrick adalah result level dan pertanyaan yang ingin dijawab pada tahap ini adalah ‘hasil akhir apa yang diharapkan sebagai akibat pelatihan yang sudah dilaksanakan?’. Evaluasi result level mengukur sejauh mana program pelatihan telah membantu pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penilaian pada tahap evaluasi resulet level dilakukan dengan wawancara kepada responden atau peserta pelatihan.

Wawancara pada responden bertujuan untuk mengetahui target selanjutnya yang diharapkan setelah melakukan pelatihan. Diketahui bahwa target yang diharapkan sebelum pelatihan yaitu melakukan perluasan pemasaran dengan menggunakan digital marketing dan pemasaran offline yang semakin membaik. Setelah mengikuti pelatihan digital marketing pemahaman dan pengetahuan peserta meningkat sehingga peserta dapat menerapkan pemahaman dalam proses pemasaran.

Dengan demikian target peserta pelatihan juga ikut meningkat, target peserta pelatihan setelah mengikuti

pelatihan adalah meningkatkan omzet karena pemasaran yang telah meluas dan juga pemasaran offline yang semakin membaik.

4. KESIMPULAN

Sebagai suatu instrumen pengukur yang komprehensif, evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick megukur keberhasilan pada saat pelatihan berlangsung. Evaluasi reaction level peserta pelatihan berarti mengukur kepuasan peserta pelatihan (pedagang muslim Jember).

Komponen reaction level yang memiliki kepuasan sangat tinggi yaitu narasumber pelatihan. Menurut penilaian responden memberikan hasil yang positif dengan kategori tingkat kepuasan tinggi sebesar 69,2%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hampir semua peserta pelatihan merasa puas terhadap penyelenggaraan pelatihan digital marketing. Materi yang mudah diterima ditunjang dengan narasumber/trainer yang menguasai materi serta penyampaian yang mudah dipahami dapat menarik dan memotivasi peserta untuk belajar dan berlatih. Materi pelatihan, narasumber/trainer, dan metode pelatihan sangat mendukung jalannya proses pelatihan. Dengan demikian pelatihan yang efektif dan dirasa memuaskan dapat menumbuhkan motivasi peserta pelatihan untuk belajar dan berlatih sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi pelatihan.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai sig.(2 tailed) sebesar 0,024. Hasil ini menunjukkan bahwa sig.(2 tailed) < α (α = 0,05) sehingga secara signifikan terdapat perbedaan rata-rata antara pre test dan post test. Peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman pengetahuan dalam program pelatihan digital marketing. Harapan dari meningkatnya pemahaman dan pengetahuan peserta pelatihan yaitu peserta dapat menerapkan dalam kegiatan pemasaran berikutnya guna mendapatkan target pemasaran yang semakin luas jangkauannya. Setelah mengikuti pelatihan, responden telah mengadaptasikan beberapa tips dalam mengembangkan digital marketing seperti mempersiapkan foto produk yang akan dijual dengan meggunakan resolusi kamera terbaik untuk mengambilan foto produk dengan pencahayaan yang cukup. Selain itu peserta pelatihan juga telah memiliki akun pada marketplace Tokopedia sehingga hal ini dapat membantu pedagang dalam meningkatkan kapasitas pemasaran selama pandemi. Dengan diadakannya pelatihan digital marketing juga menambah sasaran pembeli/market dari produk yang dijual. Setelah mengikuti pelatihan digital marketing pemahaman dan pengetahuan peserta

(6)

meningkat sehingga peserta dapat menerapkan pemahaman dalam proses pemasaran. Dengan demikian target peserta pelatihan juga ikut meningkat, target peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan adalah meningkatkan omzet karena pemasaran yang telah meluas dan juga pemasaran offline yang semakin membaik.

REFERENCES

[1] Griffin, P. & Nix, P, “Educational assessment and reporting,”

Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher, 1991.

[2] Gunartin, “Penguatan UMKM Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa,” EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 pp. 46-55, 2017

[3] Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan, Bandung: Alfabeta, 2011.

[4] Kirkpatrick, D.L, Evaluating Training Program The Four Level.

3rd ed, San Fransisco: Berret-Koehler Publisher Inc, 2006.

[5] Kirkpatrick, L. A, Attachment, Evolution and The Psychology of Religion, New York: The Guilford Press, 2005.

[6] Siregar, Vera Oktavia, “Hubungan Kepuasan Peserta Pelatihan dengan Tingkat Pembelajaran Peserta Pelatihan Pencegaan dan Pengendalian Infeksi,” Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, Vol. 5, pp. 62-71, 2017.

[7] Sopacua, Evie & Budijanto, D, “Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatrick Sebagai Alat dalam Evaluasi Pasca Pelatihan,” Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 10 No. 4 pp. 371-379, 2007.

[8] Ooi, Ai Yee,The Determinants of Training Effectiveness in Malaysian Organizations, International Journal of Business Research, 12(3): 321- 333, 2007.

[9] Haslinda A. and M.Y. Mahyuddin, The effectiveness of training in the public service, American Journal of Scientific Research, pp. 39 – 51, 2009.

Gambar

Tabel 1. Skor Jawaban Responden Terkait Kepuasan terhadap Pelatihan  Digital Marketing Komunitas Pedagang Muslim Jembar di  Kelurahan Tegal Besar
Tabel  2.  Statisik  Deskriptif  Nilai  Pre  Test  dan  Post  Test  Responden  Penelitian terkait Peningkatan Pemahaman Digital Marketing  pada Pedagang muslim Jember di Kelurahan Tegal Besar

Referensi

Dokumen terkait

Observasi lingkungan sekolah bertujuan untuk memberikan orientasi kepada praktikan untuk mengenal lebih jauh keadaan sekolah tempat mereka praktik. Pengamatan meliputi kegiatan

Gambaran distribusi jumlah sampel berdasarkan kelompok usia menunjukkan bahwa dari 343 sampel, proporsi kelompok usia 15 tahun lebih banyak dibandingkan dengan

Pemanfaatan digital marketing bagi pelaku UMKM melalui pelatihan dengan tahapan, pertama: riset dilakukan di Kelurahan Kuningan Barat Jakarta Selatan, kedua: Sosialisasi

Bagaimana memberikan pelatihan kepada para peserta mengembangkan pemasaran dan penjualan produk secara online dengan teknik digital marketing dan e-commerce kepada

Beberapa program yang dijalankan dalam pengabdian ini adalah pelatihan pembuatan media digital marketing, pelatihan pemanfaatan Search Engine Optimization dalam digital

menggunakan jalur diplomasinya dalam memberikan kapal tanker MT Horse kepada pemerintah Iran pembebasan WNI di Iran dan juga sebagai upaya yang dilakukan oleh Angkatan Laut

Disamping itu masalah lain yang dihadapi adalah (1) Kurangnya pemahaman serta media pembelajaran dalam masyarakat mengenai Digital Marketing (2) Kurangnya

Pada waktu itu perwakilan dari UMK Asri Kelurahan Mojo telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Komunitas Nol Sampah yang diadakan pada seminar IIE dan Pelatihan yang di gelar