31 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAH HIPOTESIS A. Landasan Teori
1. Tinjauan Tentang Minat Beli a. Definisi minat Beli
Definisi dari minat beli menurut Kotler (2012) minat beli adalah seberapa besar kemungkinan konsumen yang melekat pada minat beli tersebut. Dan sedangkan Kotler & Keller (2016) juga menyebutkan bahwa, minat adalah suatu respon efektif atau proses merasa atau menyukai suatu produk tetapi belum melakukan keputusan untuk membeli. Menurut lamb dalam Savitri (2017) satu cara mengembangkan minat beli adalah melalui promosi yakni komunikasi yang menginformasikan kepada calon pembeli sebuah atau sesuatu pendapatan atau memperoleh suatu respon.
Mengetahui dampak terhadap minat beli merupakan tujuan dari penelitan ini. Minat beli konsumen merupakan tindakan–tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan–
tindakan tersebut (Swasta & Sujojto, 2000).
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku. Minat juga merupakan sumber motivasi dan mengarahkan seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas atau tindakan. Minat beli merupakan ativitas psikis yang timbul karena adanya perasaan (afektif) dan pikiran (kognitif) terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan. Minat membeli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap suatu objek yang membuat individu berusaha untuk mendapatkan objek tersebut dengan cara membayarnya dengan uang, (Schiffman & Kanuk, 2010).
Minat beli merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen atas produk yang ditawarkan/ yang dibutuhkan oleh konsumen (Anoraga, 2000).
Minat beli konsumen adalah sebuah perilaku mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk (Kotler & Keller, 2016).
Jadi dapat disimpulakn bahwa minat beli merupakan perilaku konsumen yang berupa dorongan keinginan untuk memiliki sehingga berusaha untuk mendapatkannya. Jual beli didefinisikan sebagai perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua pihak, yang satu menerima barang dan puhak yang lain menerima sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati b. Elemen Minat Beli
Menurut Fishben dan Ajzen dalam Arifin (2013), intention (minat) adalah sebuah rencana atas sepertinya seseorang akan berperilaku dari situasi tertentu dengan cara-cara tertentu baik seseorang akan
melakukannya atau tidak. Menurut Fishben dan Ajzen dalam (Arifin, 2013), minat beli mempunyai empat elemen yang berbeda:
1) Perilaku (The Behaviour)
2) Obyek target dimana perilaku di tujukan 3) Situasi dimana perilaku dilakukan 4) Waktu dimana perilaku dilakukan c. Faktor Yang Mempengatuhi Minat Beli
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat (Swastha & Irawan, 2003).
Minat beli bisa menjadi motivasi konsumen untuk dapat menjadi suatu kebutuhan yang diinginkan dan menjadi kemungkinan untuk diterapkan ke keputusan pembelian. terdapat beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi minat beli seseorang, yaitu Kosasih et al. (2015) :
1) Motivasi
Merupakan dorongan seseorang untuk melakukan tindakan untuk memuaskan kebutuhan maupun keinginannya agar dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya.
2) Persepsi
Dimana seorang individu melakukan pemilihan, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan yang diterima agar dapat menciptakan gambaran yang bermakna.
3) Pengetahuan
Suatu pembelajaran yang diterima sesorang dan dapat merubah perilakunya yang timbul dari pengalaman
4) Keyakinan dan pendirian
Merupakan sesuatu yang diperoleh seorang individu dengan cara bertindak dan belajar.
d. Indikator Minat Beli
Indikator-indikator dari minat beli dijelaskan oleh komponen dari Schiffman & Kanuk (2010)Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Konsumen tertarik untuk mencari informasi mengenai produk 2) Konsumen akan mempertimbangkan untuk membeli
3) Konsumen tertarik untuk mencoba 4) Konsumen ingin mengetahui produk 5) Konsumen ingin memiliki produk.
2. Tinjauan Tentang Electronic word of mouth (eWOM) a. Definisi Electronic word of mouth (eWOM)
Electronic word of mouth (eWOM) adalah bentuk komunikasi pemasaran beris tentang pernyataan positif ataupun negatif yang dilakukan oleh pelanggan potensial, pelanggan maupun mantan pelangan tentang suatu produk atau perusahaan, yang tesedia bagi banyak orang melalui media internet (Hennig-Thurau et al., 2004).
Sementara itu, Pedersen et al. (2014) berpendapat bahwa Electronic word of mouth (eWOM) adalah perkembangan dari komunikasi Word of Mouth yang memanfaatkan kekuatan persuasi dari konsumen secara digital tentang suatu produk.
Litvin et al berpendapat lain menyatakan bahwa Electronic word of mouth merupakan bentuk komunikasi non formal yang sebagian diarahkan pada pelanggan melalui teknologi berbasis internet yang berkaitan dengan penggunaan atau karakteristik suatu barang atau jasa (Abd-Elaziz et al., 2015).
Sehingga e-WOM dapat disimpulkan sebagai bentuk komunikasi yang berkembang dari WOM secara elektronik atau dengan penggunaan internet, yang lebih baik dari personal selling atau periklanan konvensional dimana konsumen menggunakan internet untuk membagikan pengalaman setelah menggunakan produk atau jasa, atau konsumen dapat memanfaatkan pengalaman orang lain untuk melakukan pembelian. Keduanya dapat berupa positif aupun negatif, jika saran positif lebih dapat mendorong konsumen lain untuk membuat keputusan pembelian, jika saran negatif lebih memungkinkan konsumen tidak keputusan pembelian.
b. Dimensi Electronic word of mouth (eWOM)
Menurut (Goyette et al., 2010) mengatakan bahwa terdapat dimensi-dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur electronic word of mouth (eWOM) yaitu:
1) Intensity
Intensitas dalam eWOM adalah banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah situs jejaring sosial.
2) Valance of Oppinion
Adalah pendapat konsumen baik positif atau negative mengenai produk, jasa, dan brand.
3) Content
Adalah isi informasi dari situs jejaring social berkaitan dengan produk dan jasa.
c. Indikator Electronic word of mouth (eWOM)
Menurut (Hennig-Thurau et al., 2004) eWOM terdapat 8 indikator yaitu sebagai berikut :
1) Platform assistance
Platform assistance merupakan kepercayaan konsumen terhadap platfom yang dignakan
2) Venting negative feelings
venting negative feelings merupakan keinginan mengungkapkan ketidakpuasan konsumen terhadap produk atau perusahaan.
3) Concern for other consumers
concern for other consumers merupakan keinginan tulus memberikan rekomendasi kepada konsumen lain. Komunikasi ini dapat berbentuk komentar positif dan negatif tentang produk.
4) Extraversion/positive self-enhancement
extraversion/positive self-enhancement merupakan keinginan konsumen berbagi pengalaman konsumsi mereka untuk meningkatkan citra diri sebagai pembeli yang cerdas.
5) Social benefits
social benefits merupakan keinginan berbagi informasi berinteraksi dengan lingkungan sosial.
6) Economic incentive
economic incentives merupakan keinginan memperoleh insentif dari perusahaan.
7) Helping the company
helping the company merupakan keinginan konsumen membantu perusahaan. Motif ini muncul hasil dari kepuasan konsumen terhadap produk dan memunculkan keinginan untuk membantu perusahaan yang bersangkutan
8) Advice seeking
advice seeking merupakan keinginan mencari saran dan rekomendasi dari konsumen lain
2. Tinjauan tentang Citra Merek a. Definisi Citra Merek
Menurut Kotler & Keller (2016) Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosisasi yang terjadi dalam memori konsumen. Citra merek merupakan
pandangan masyrakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dari sebuah merek sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor yang berada di luar perusahaan. Citra yang efektif nantinya akan berpengaruh terhadap tiga hal, yang pertama, mentapkan kareter dan usuan nilai produk. Kedua, Dapat menyampaikan karakter yang berbeda sehingga karakter dari produk tersebut tidak dapat dikacaukan oleh karakter produk pesaing.
Ketiga, dapat memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Supaya citra tersebut dapat berfungsi dengan efektif maka harus disampaikan melalui setiap sara komunikasi yang tersedia dan kontak dari merek tersebut. Citra merek adalah bentuk totalitas kesan yang ada dibenak konsumen tentang suatu merek. Merek yang memiliki kesan positif dipandangan konsumen akan menimbulkan rasa kebanggan terhadap konsumen, sehingga akan berdampak terhadap loyalitas merek (Rizan et al., 2012).
Salah satu karakteristik industri jasa yang menonjol adalah sifat intagible. Intagible adalah sifat di mana jasa sebuah perusahaan jasa sebuah produk yang tidak terlihat oleh mata. Karena servis bersifat intangible, maka citra akan memberi faktor kunci dalam pembedaan sebuah perusahaan satu dengan perusahaan sejenis yang lain (Schiffman
& Kanuk, 2010). Citra merek diidentifikasikan sebagai sekumpulan asosiasi yang terkait dengan sebuah merek yang disimpan konsumen dalam memori. Citra merek yang positif akan berasosiasi dengan loyalitas konsumen. Kepercayaan konsumen atas nilai merek serta
keinginan untuk mencari merek tersebut.
Jadi dapat disimpulkan citra merek atau brand image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.
b. Dimensi Citra Merek
Menurut Keller et al. (2011) bahwa dimensi citra merek pada aspek sebuah merek adalah sebagai berikut:
1) Kekuatan (strength)
Tergantung dari bagaimana informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut bertahan sebagai bagian dari citra merek. Biasanya opengukuran kekuatan ini dapat dibentuk dengan pengalaman langsung, harga, kuaitas, rekomendasi, perorangan, iklan, dan lain-lain.
2) Keuntungan (fovourability)
Kesuksesan sebuah proses pemasaran sering tergantung pada proses terciptanya asosiasi merek yang menguntungkan. Dimana konsumen dapat percaya pada atribut produk yang diberikan mereka dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Keunikan ini muncul dari atribut produk, yang berarti memiliki diferensisai antara produk satu dengan produk lainnya.
3) Keunikan (uniqueness)
Suatu merek harus memiliki keunggulan bersaing yang menjadi alasan bagi konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan asosiasi
merek dapat berdasarkan atribut produk, fungsi atau citra yang di nikmati konsumen.
c. Indikator Citra Merek
Menurut Low dan Lamb dalam Adriyati & Indriani (2017)citra merek memiliki 4 Indikator yaitu:
1) Merek atau produk mudah untuk dikenal (Friendly) 2) Produk atau merek akrab di benak konsumen (popular)
3) Produk atau merek memiliki model yang selalu mengikuti jaman (modern)
4) Produk atau merek bermanfaat baik bagi konsumen (usefull)
Setiap merek memiliki citra di benak konsumen, konsumen potensial atau publik. Citra tersebut dapat merupakan citra yang baik atau buruk maupun kesan secara jelas atau tidak jelas. Citra merek dipersepsi sebagai hasil pengetahuan dan pengalaman seseorang terhadap merek tertentu. Citra merek juga mengacu pada karakter produk dan bagaimana karakter produk tersebut dipersepsi oleh orang lain. Produk untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa tidak berwujud, sehingga segala sesuatu yang berasal dari perusahaan akan dipersepsikan sebagai citra merek. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut di atas, maka pengertian citra merek adalah hasil pengetahuan dan pengalaman seseorang secara lengkap terhadap suatu merek atau reputasi perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat menjadi referensi bagi peneliti dan sebagai perbandingan dalam teori dan hasil dari penelitian. Berikut adalah hasil tinjauan dari beberapa penelitian terdahulu:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Alat
Analisis
Hasil 1 Aditya Ayu
Laksmi dan Farah Oktafani
(2016)(Laksmi &
Oktafani, 2016)
Pengaruh Electronic word of Mout (eWOM) Terhadap Minat Beli Followers Instagram pada Warunk Upnormal
Analisis Regresi Linier Berganda
Electronic Word of Mouth berpengaruh secara positif terhadap minat beli, tetapi Electronic Word of Mouth tidak berpengeruh terlalu signifikan terhadap meniat beli.
2 Fungkiya Sari dan Edriana
Pangestuti (2018)(Sari &
Pangestuti, 2018)
Pengaruh Electronic Word Of Mouth (eWOM) Terhadap Minat Berkunjung dan
Keputusan Berkunjung (Studi Pada Wisata Coban Rais Bkph Pujon)
Analisis Data Deskriptif dan Path Analysis (Analisis Jalur
Hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa
variabel Ewom (X) memiliki pengaruh terhadap Minat Berkunjung (Y1) secara signifikan positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel Minat Berkunjung
(Y1)
berpengaruh signifikan positif terhadap Keputusan Berkunjung (Y2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel E- wom (X) berpengaruh signifikan positif terhadap Keputusan Berkunjung (Y2).
3 Wang, Ya-Hui, and Cing-Fen Tsai (2014) (Wang & Tsai, 2014)
The
Relationship Between Brand Image and
Purchase Intention:
Evidences from Award Winning Mutual Fund.
Analisis Deskriptif
Hasil penelitian menunjukan bahwa citra merek membangun sebuah brand tersebut, karena citra merek merupakan sumber dalam menciptakan kredibilitas dan reputasi brand yang dimana akan mempengaruhi minat beli konsumen.
4 Prabandari Skuaatmadja dan Ni Nyoman Kerti
The Role of Brand Image In Mediating
Analisis Jalur (Path Analysis)
Hasil penelitian menunjukkan
Yasa, dkk.
(2018)(Prabandari et al., 2018)
The
Influence of Positive Word of Mouth on Consumer’s Purchase Intention.
bahwa word of mouth dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention.
Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention.
Brand image memediasi pengaruh word of mouth terhadap purchase intention.
5 Randi dan Meyzi Heryanto
(2016)(Randi &
Heryanto, 2016)
Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Pada Makanan Fast Food Ayam Goreng (Studi Pada Konsumen Texas Chicken Pekanbaru)
Analisis Regresi Linier Sederhana, Dan Pengujian Koefisien Determinasi Dan
Hipotesa.
Citra merek mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap minat beli, Citra merek berpengaruh positif
terhadap minat beli, sehingga jika ada peningkatan terhadap citra merek Citra merek berpengaruh positif
terhadap minat beli, sehingga jika ada peningkatan
terhadap citra merek produk.
6 Mohammad Reza Jalilvand dan Neda Samiei (2012)(Jalilvand
& Samiei, 2012)
The effect of electronic word of mouth on brand image and
purchase intention An empirical study in the automobile industry in Ira
Analisis Deskriptif dan Structural Equation Modeling (SEM)
Ditemukan pengaruh tidak langsung antara electronic word of mouth terhadap minat beli yang dimediasi oleh citra merek
7 As’alul
Maghfiroh,
Zainul Arifin, dan Sunarti
(2016)(Maghfiroh et al., 2016)
Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Dan Keputusan Pembelian (studi pada pengguna Indosat Ooreedo di Fakultas Ilmu
Adminastrasi Brawijaya)
Analisis Jalur (Path Analysis)
Variabel Citra merek (X) mempunyai pengaruh langsung yang positif dan signifikn terhadap Minat Beli (Z) produk
Indosat Ooredo
8 Muhammad
Aqsath Faza (2019)
Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Melalui Citra Merek (Studi Pada Smartphone Xiaomi Di Kota
Yogyakarta)
Analisis Deskriptif, Regresi Sederhana, dan Path analisis (analisis jalur)
Hasil pengujian indirect effect electronic word of mouth terlihat
pengaruh tidak langsung electronic word of mouth terhadap minat beli yang dimediasi citra merek
9 Abdallah Q.
Bataineh
(2015)(Bataineh, 2015)
The Impact of Perceived e-WOM on Purchase Intention:
The Mediating Role of Corporate Image
Multiple regression analyses model
menunjukan bahwa citra merek berpengaruh positif sebagai variabel mediasi dan memperkuat hubungan antara eWOM, dan minat beli menurut Shukla 10 Indriany M.
Wijaya
(2013)(Wijaya, 2013)
The
Influence Of Brand Image, Brand Personality And Brand Awareness On
Consumer Purchase Intention Of Apple Smartphone
Multiple regression analyses model
Bahwa citra merek merupakan salah satu faktor penting dalam
membentuk suatu minat beli
konsumen, karena perusahaan mencoba untuk membangun suatu merek yang dapat meningkatkan produktivitas dan pendapat Setelah membandingkan beberapa penelitian terdahulu dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada tabel 2.1 menunjukkan terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian sekarang. Persamaan dari penelitian tersebut yaitu beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian terdahulu sama dengan penelitian yang dilakukan sekarang yaitu Electronic Word of Mouth (e-WOM), Minat Beli, dan citra merek. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek penelitian dan periode waktu yang digunakan dengan penelitian sekarang.
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Keterangan
Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung
Keterangn:
Dari kerangka piker diatas dapat ditunjukan bahwa adanya pengaruh variabel bebas yaitu eWOM (X), Variabel mediasi yatu Citra Merek (Z), terhadap variabel terikat yaitu Minat Beli (Y).
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012). Berdasarkan alur hubungan antar variabel yang telah diuraikan terdahulu serta kerangka berpikir untuk menjawab permasalahan penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Pengaruh Electronic word of mouth terhadap minat beli Kedai Kopi Nakoa
Berdasarkan penelitian Laksmi & Oktafani (2016) Electronic Word of Mouth berpengaruh secara positif terhadap minat beli followers Instagram Warunk Upnormal Bandung. Berdasarkan hasil perhitungan rumus diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 14,9%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel Electronic Word of Mouth (X) terhadap variabel Minat Beli (Y) tidak terlalu besar yaitu sebesar 14,9%.
Sedangkan sisanya sebesar 85,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti word of mouth antar konsumen.
Berdasarkan penelitian Sari & Pangestuti (2018) Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel Ewom (X) memiliki pengaruh terhadap Minat Berkunjung (Y1) secara signifikan positif.
Maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah:
H1. Electronic word of mouth Berpengaruh terhadap minat beli Kedai Kopi Nakoa
2. Pengaruh Electronic word of mouth Berpengaruh terhadap citra merek Kedai Kopi Nakoa
Berdasarkan Penelitian Wang & Tsai (2014) Hasil penelitian menunjukan bahwa citra merek membangun sebuah brand tersebut, karena citra merek merupakan sumber dalam menciptakan kredibilitas dan reputasi brand yang dimana akan mempengaruhi minat beli konsumen.
Berdasarakan penelitian Prabandari et al. (2018), hasil penelitian menunjukkan bahwa word of mouth dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention. Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention. Brand image memediasi pengaruh word of mouth terhadap purchase intention.
Maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah:
H2. Electronic word of mouth Berpengaruh terhadap citra merek KedaiKopi Nakoa
3. Pengaruh Citra Merek Kedai kopi nakoa terhadap Minat Beli Kedai Kopi Nakoa
Berdasarkan Penelitian (Randi & Heryanto, 2016), hasil penelitian menunjukan bahwa Citra merek mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap minat beli, Citra merek berpengaruh positif terhadap minat beli, sehingga jika ada peningkatan terhadap citra merek Citra merek berpengaruh positif terhadap minat beli, sehingga jika ada peningkatan terhadap citra merek produk
Berdasarkan penelitian Maghfiroh et al. (2016), hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel Citra merek (X) mempunyai pengaruh langsung yang positif dan signifikn terhadap Minat Beli (Z) produk Indosat Ooredo.
Maka hipotesis yang penelitiajukan adalah:
H3. Citra Merek Berpengaruh signifikan Terhadap Minat beli Kedai Kopi Nakoa
4. Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap minat beli Kedai KopiNakoa Melalui Citra Merek
Berdasarkan penelitain Muhammad Aqsath Faza (2018), Electronic word of mouth berpengaruh positif terhadap minat beli masyarakat pada Smartphone Xiaomi yang dimediasi oleh citra merek. Hal ini dibuktikan dari koefisien mediasi sebesar 0,1037 lebih kecil dari nilai pengaruh langsung sebesar 0,351 dengan signifikansi 0,0039 menunjukan bahwa ada pengaruh mediasi secara parsial.
Berdasarkan penelitian Jalilvand & Samiei (2012), Ditemukan pengaruh tidak langsung antara electronic word of mouth terhadap minat beli yang dimediasi oleh citra merek.
Maka hipotesis yang peneliti ajukanadalah :
H4. Electronic word of mouth Berpengaruh terhadap minat beli Kedai Kopi Nakoa melalui citra merek