• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS PENURUN BERAT BADAN MCT (Medium. Chain Triglyceride) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) Laporan Hasil Penelitian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS PENURUN BERAT BADAN MCT (Medium. Chain Triglyceride) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) Laporan Hasil Penelitian."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEKTIVITAS PENURUN BERAT BADAN MCT (Medium Chain Triglyceride) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)

Laporan Hasil Penelitian

Disusun Oleh :

Ross Puspita Ayu S.Farm., Apt., M.Si Yuni Suwitaningsih S.Si., M.Si

Lianna Nurdiani Fitri yanah Azzah Baheta umar

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON SK. Mendiknas RI No. 1840/D/2004

Jl. Perjuangan-Majasem-Cirebon Telp./Fax. (0231) 488759 CIREBON

2018

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN STF YPIB

1. Judul Penelitian UJI EFEKTIVITAS PENURUN BERAT BADAN MCT (MEDIUM CHAIN TRIGLYCERIDE) PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L.).

2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. NIDN

c. Jenis Kelamin 3. Anggota 1

a. Nama Lengkap b. NIDN

c. Jenis Kelamin 4. Anggota 2

a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin 5. Anggota 3

a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin 6. Anggota 4

a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin 7. Alamat

Ross Puspita Ayu S.Farm., Apt., M.Si 0424078302

Perempuan

Yuni Suwitaningsih S.Si., M.Si 0407067306

Perempuan Lianna Nurdiani Perempuan Fitri yanah Perempuan

Azzah Baheta Umar Perempuan

Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon Jl. Perjuangan Majasem Cirebon

8. Lama penelitian 6 Bulan (Agustus 2018 – Januari 2019)

9. Biaya Rp. 10.000.000,00,-

10. Sumber dana Yayasan Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon Cirebon, Januari 2019

Mengetahui Ketua LPPM

Fitri Zakiah S.Si M.Farm.,Apt

Ketua STF YPIB Cirebon

H. Ahmad Azrul Zuniarto., M.Farm., Apt

(3)

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

NO URAIAN SATUAN TOTAL HARGA

1 Pembentukan tim penelitian

- Koordinator (1 orang) 500.000 500.000

- Peneliti (2 orang) 1.200.000 2.400.000

- Pembantu Peneliti (3) 500.000 1.500.000

2 Pengumpulan data dan studi literatur - 1.000.000 3 Bahan penelitian

- Mencit putih jantan (15 ekor) 40.000 600.000

- Teh daun jati belanda 1 bungkus 15.000 15.000

- Aqua destilata 3 botol @1 liter 45.000 135.000 - Medium Chain Triglyceride (MCT) 1

botol @250 ml

200.000 200.000

- Makanan dan minuman mencit - 664.000

4 Alat Penelitian

- Timbangan Digital 1 pcs 100.000 100.000

- Kandang Mencit 5 pcs 100.000 500.000

- Spuit 1 cc 15 pcs 8.000 120.000

- Sonde 5 pcs 45.000 225.000

- Handschoon 1 box 70.000 70.000

- Sarung tangan tebal 1 pcs 45.000 45.000

- Beaker Glass 5 pcs 65.000 325.000

- Gelas Ukur 1 pcs 30.000 30.000

- Tissue 200 gram 1 bungkus 15.000 15.000

- Masker 1 box 35.000 35.000

- Biaya laboran 250.000 250.000

- Botol 5 pcs 7.000 35.000

- Batang pengaduk 5 pcs 10.000 50.000

(4)

- Spatel 1 pcs 7.000 7.000

- Kertas perkamen 1 bungkus 20.000 20.000

- Pipet plastik 3 pcs 3.000 9.000

- Sekam untuk mencit 10 bungkus 15.000 150.000

5 Evaluasi dan pembuatan laporan

- ATK 500.000 500.000

- Penjilidan laporan 500.000 500.000

Total Biaya Rp. 10.000.000,00,-

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memerikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini.

Terwujudnya laporan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupuan pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak H. Satmaja, BA selaku Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol.

2. Bapak H. Ahmad Azrul Z., M.Farm.,Apt selaku Ketua STF YPIB Cirebon.

3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga turut berperan dalam membantu penulis menyelesaikan laporan penelitian ini.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik saran yang membagun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal

‘Alamiin.

Cirebon , 2019

Penulis

(6)

v ABSTRAK

Uji Efektivitas Penurun Berat Badan MCT (Medium Chain Triglyceride) Pada Mencit Jantan (Mus musculus L.), Fakultas Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon

MCT (Medium Chain Triglyceride) merupakan trigliserida (triasilgliserol) yang tiga posisi gliserolnya berikatan ester dengan asam lemak (Fatty Acids) rantai menengah, C6:0-C12:0 yang oleh karena itu dikenal juga sebagai Medium Chain Fatty Acids (MCFA). MCT (Medium Chain Triglyceride) sebagai sumber energi yang mudah tersedia juga penting dalam terapi stress dan atlit ekstrim. Selain itu penelitian juga telah memastikan bahwa MCT sangat berpotensi digunakan untuk berat badan, karena akan mengurangi lemak tubuh.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas penurun berat badan MCT (Medium Chain Triglyceride) pada mencit jantan dan untuk mengetahui pada dosis berapakah dari MCT (Medium Chain Triglyceride) yang memberikan efektivitas setara dengan Kontrol positif.

Jenis Penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak menggunakan mencit jantan (Mus musculus L.). Sampel terdiri dari 15 ekor mencit jantan yang dibagi 5 kelompok , kekompok X1 (MCT (Medium Chain Triglyceride) Dosis 0,1 ml/20gBb), X2 (MCT (Medium Chain Triglyceride) Dosis 0,2 ml/20gBb), X3 (MCT (Medium Chain Triglyceride) Dosis 0,3 ml/20gBb), kelompok kontrol positif (Teh daun Jati Belanda), kelompok kontrol negatif (Aquades). Masing – masing kelompok diberi perlakuan selama 30 hari. Setiap 3 hari sekali berat badan mencit ditimbang.

Data dianalisis menggunakan program SPSS, menggunakan uji kruskal wallis.

Berdasarkan uji kruskal wallis diperoleh nilai sig 0,040 (sig<0,05) yang berarti H0

ditolak H1 diterima. Sehingga MCT (Medium Chain Triglyceride) memiliki efektivitas sebagai penurun berat badan terhadap mencit jantan.

Kata Kunci : MCT (Medium Chain Triglyceride), berat badan, mencit jantan.

(7)

iv ABSTRACT

Weighing Effectiveness Test of MCT (Medium Chain Triglyceride) On Male Mice (Mus musculus L.), Faculty of Pharmacy, College of Pharmacy (STF) YPIB Cirebon.

MCT (Medium Chain Triglyceride) is a triglyceride (triacylglycerol) in which three glycerol positions bind ester to medium chain (fatty acids) (C6: 0-C12: 0), which is therefore also known as Medium Chain Fatty Acids (MCFA). MCT (Medium Chain Triglyceride) as an easily available source of energy is also important in stress therapy and extreme athletes. In addition, research has also confirmed that MCT is highly potential for weight management, as it reduces body fat.

The purpose of this study is to determine the effectiveness of weight loss MCT (Medium Chain Triglyceride) in male mice and to find out at what dose of MCT (Medium Chain Triglyceride) that gives effectiveness equivalent to positive control.

This study was experimental with a randomized design using male mice (Mus musculus L.). The sample consisted of 15 male mice divided into 5 groups, X1

group (MCT (Medium Chain Triglyceride) Dose 0.1 ml / 20gBb), X2 (MCT (Medium Chain Triglyceride) Dose 0.2 ml / 20gBb), X3 (MCT (Medium Chain Triglyceride) Dose 0,3 ml / 20gBb), positive control group (Teak Teak Tea Netherlands), negative control group (Aquades). Each group was treated for 30 days. Every 3 days weight of mice weighed.

Data were analyzed using SPSS program, using cruciate wallis test. Based on criss test of wallis obtained sig value 0,040 (sig <0,05) which mean H0 rejected H1 accepted. So MCT (Medium Chain Triglyceride) has effectiveness as weight loss to male mice.

Keywords: MCT (Medium Chain Triglyceride), weight, male mice.

(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 3

1.3 Identifikasi Masalah... 4

1.4 Perumusan Masalah ... 4

1.5 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Tempat penelitian ... 5

(9)

viii

1.8 Hipotesis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) ... 7

2.1.1 Deskripsi Tanaman ... 8

2.1.2 Klasifikasi Tanaman ... 8

2.1.3 Minyak Kelapa ... 9

2.2 Berat Badan ... 10

2.2.1 Pengertian Berat Badan ... 10

2.2.2 Obesitas ... 10

2.2.3 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Obesitas ... 11

2.3 MCT (Medium Chain Triglyceride) ... 14

2.3.1 Definisi MCT (Medium Chain Triglyceride) ... 14

2.3.2 Struktur MCT (Medium Chain Triglyceride) ... 15

2.3.3 Sumber MCT(Medium Chain Triglyceride) ... 16

2.3.4 Cara Pembuatan MCT (Medium Chain Triglyceride)... 16

2.3.5 Manfaat MCT (Medium Chain Triglyceride)... 18

2.3.6 Data Empiris ... 18

2.4 Hewan Uji ... 21

2.4.1 Karakteristik Mencit ... 21

2.4.2 Klasifikasi Mencit ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 23

3.1.1 Populasi ... 23

(10)

ix

3.1.2 Sampel dan Pengambilan Sampel ... 23

3.1.2.1 Sampel Penelitian ... 23

3.1.2.2 Pengambilan Sampel ... 23

3.1.3 Variabel dan Operasional Variabel ... 24

3.1.3.1 Variabel Penelitian ... 24

3.1.3.2 Operasional Variabel ... 25

3.2 Jenis Penelitian ... 26

3.3 Desain Penelitian ... 26

3.4 Prosedur Penelitian ... 27

3.4.1 Alat Penelitian ... 27

3.4.2 Bahan Penelitian ... 27

3.5 Cara Kerja ... 28

3.5.1 Dosis Untuk Mencit ... 28

3.5.2 Teh Daun Jati Belanda (Kontrol +) ... 29

3.5.3 Persiapan dan Perlakuan Hewan Uji ... 29

3.5.4 Skema Perlakuan Hewan Uji ... 31

3.6 Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data ... 32

3.6.1 Sumber Data ... 32

3.6.2 Pengolahan Data Primer ... 32

3.6.3 Pengolahan Data Sekunder ... 32

3.6.4 Alat Pengumpulan Data ... 32

3.7 Pengolahan Data ... 33

3.7.1 Uji ANAVA ... 33

(11)

vi

3.7.2 Uji t (t test) ... 34

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 39

4.1.1 Data Hasil Pengamatan ... 39

4.2 Analisa Data... 43

4.2.1 Uji Normalitas ... 43

4.2.2 Uji Homogenitas ... 45

4.2.3 Uji Kruskal - Wallis ... 46

4.2.4 Uji Mann - Whitney ... 47

4.3 Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu Penelitian ... 6

Tabel 3.1 Alat Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Bahan Penelitian ... 27

Tabel 3.3 ANAVA ... 33

Tabel 4.1 Data hasil pengujian MCT Dosis 0,1 ml/20gBb ... 39

Tabel 4.2 Data hasil pengujian MCT Dosis 0,2 ml/20gBb ... 40

Tabel 4.3 Data hasil pengujian MCT Dosis 0,3 ml/20gBb ... 40

Tabel 4.4 Data hasil pengujian Teh Daun jati Belanda Dosis 0,1 ml/20gBb ... 40

Tabel 4.5 Data hasil pengujian Aquades Dosis 0,1 ml/20gBb ... 41

Tabel 4.6 Data hasil penimbangan sisa pakan ... 42

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 7

Gambar 2.2 Struktur Asam Kaprilat ... 15

Gambar 2.3 Struktur Asam Kaprat... 15

Gambar 2.4 Struktur Umum MCT ( Medium Chain Triglyceride) ... 16

Gambar 2.5 Mencit (Mus musculus L.) ... 22

(14)

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Operasional Variabel ... 25

Bagan 3.2 Desain Penelitian ... 26

Bagan 3.3 Skema Perlakuan Hewan Percobaan ... 31

(15)

x

DAFTAR GRAFIK

Bagan 4.1 Rata – rata berat badan mencit setelah perlakuan ... 41

(16)

xiv

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas adalah penumpukan lemak secara berlebihan pada tubuh sehingga dapat mempengaruhi kesehatan. BMI (Body Mass Index) adalah standar ukuran internasional untuk menentukan komposisi tubuh, caranya dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter2. World Health Organization (WHO) mendefinisikan untuk ukuran orang dewasa di Asia overweight adalah BMI lebih dari 23, sedangkan obesitas BMI lebih dari 25. Kelebihan berat badan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain genetik, ketidakseimbangan dari kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan, dan juga kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme. Obesitas merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler, penyakit muskuloskeletal, penyakit sistemik, dan keganasan (Rastogi,1997).

Menurut perhitungan World Health Organization (WHO) jumlah penduduk dunia yang menderita obesitas meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980. Overweightdan obesitas merupakan faktor risiko kematian kelima tersering di dunia. Setidaknya 2,8 juta remaja meninggal karena obesitas.

Pada tahun 2007, dilaporkan lebih dari 19% penduduk di dunia menderita obesitas. Di Indonesia ditemukan penderita obesitas sebesar 13,9% populasi pada laki-laki dan 23,8% populasi pada perempuan.

(18)

2

Cara mengurangi angka kematian yang merupakan komplikasi terberat dari obesitas, yaitu dengan ditingkatkannya usaha untuk mencegah obesitas dan mengurangi berat badan. Cara mengurangi berat badan secara umum yaitu dengan peningkatan aktivitas fisik, mengurangi asupan kalori, dan mengkonsumsi obat penurun nafsu makan. Selain itu banyak juga penderita yang mengkonsumsi obat-obatan tradisional untuk mengurangi berat badan.

Indonesia merupakan tempat yang kaya akan aneka ragam tanaman obat. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan untuk penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Sungguh ini merupakan sebuah anugerah yang sangat besar, karena berbagai tanaman obat ini mempunyai efek yang mirip dengan struktur kimia obat-obatan medis, sehingga sangat bermanfaat dalam proses pengobatan berbagai penyakit. Dan sebuah keuntungan, tanaman obat jika dibandingkan dengan obat-obatan medis memiliki efek samping yang jauh lebih kecil.

Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa indonesia di bidang kesehatan. Obat-obatan tradisional menurut penelitian masa kini memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Terapi obat tradisional sedang populer di masyarakat karena dinilai mempunyai efek samping sedikit dan mudah didapat. Banyak juga masyarakat di Indonesia yang menggunakan obat tradisional untuk memperbaiki penampilan yaitu dengan menurunkan berat badan.

(19)

3

Medium Chain Triglyceride (MCT) adalah trigliserida (triasilgliserol) yang tiga posisi gliserolnya berikatan ester dengan asam lemak (Fatty Acids) rantai menengah, C6:0-C12:0 yang oleh karena itu dikenal juga sebagai Medium Chain Fatty Acids (MCFA). Beberapa peneliti menyebutkan MCFA adalah C6-C10 dan MCT banyak terdapat pada minyak kelapa ( >50% C6- C12 ). Pada umumnya minyak kelapa mengandung jenis asam lemak yang sama yaitu asam lemak kaproat sampai oleat (C6:0-C18:1).

MCT sebagai sumber energi yang mudah tersedia juga penting dalam terapi stress dan atlit ekstrim. Selain itu penelitian juga telah memastikan bahwa MCT sangat berpotensi digunakan untuk manajemen berat badan, karena akan mengurangi lemak tubuh. (Marten et al., 2006).

Berdasarkan Uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Uji Efektivitas Penurun Berat Badan MCT (Medium Chain Triglyceride) Pada Mencit Jantan (Mus musculus L.)”

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bahanyang digunakan dalam penelitian ini yaitu MCT (Medium Chain Triglyceride)

2. Mencit jantan dengan berat badan 20-30 gram.

3. Dosis MCT(Medium Chain Triglyceride)yang digunakan yaitu 0,1 ml/20gBb, 0,2 ml/20gBb, 0,3 ml/20gBb.

(20)

4 1.3 Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Adanya pengaruh MCT (Medium Chain Triglyceride) terhadap penurun berat badan pada mencit jantan.

2. Pada dosis tertentu, MCT (Medium Chain Triglyceride)efektif menurunkan berat badan pada mencit jantan.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah MCT (Medium Chain Triglyceride) dapat berpengaruh menurunkan berat badan pada mencit jantan ?

2. Berapakah dosis MCT (Medium Chain Triglyceride) yang efektif menurunkan berat badan pada mencit jantan ?

1.5 Maksud Dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui efektivitas penurun berat badan MCT (Medium Chain Triglyceride) pada mencit jantan.

2. Untuk mengetahui pada dosis berapakah dari MCT (Medium Chain Triglyceride) yang memberikan efektivitas setara dengan K+.

(21)

5 1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut : 1. Manfaat Bagi Peneliti

Mengembangkan kemampuan dalam pembuatan karya tugas ilmiah serta memberikan pengetahuan tentang manfaat MCT(Medium Chain Triglyceride) sebagai penurun berat badan.

2. Manfaat Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar dan dasar penelitian lebih lanjut.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi kepada masyarakat tentang manfaatMCT (Medium Chain Triglyceride) sebagai penurun berat badan.

1.7 Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon.

1.8 Hipotesis

=MCT (Medium Chain Triglyceride) tidak efektif menurunkan berat badan pada mencit jantan.

=MCT (Medium Chain Triglyceride)efektif menurunkan berat badan pada mencit jantan.

(22)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.)

Kelapa adalah salah satu dari keluarga palm yang dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut yang dalam bahasa lain kita kenal dengan sebutan Cocos nucifera (Supriatna,2009)

Kata coco digunakan pertama kali oleh Vasco da Gama dan pada sebutan lain juga biasa disebut Nux indica, al djanz, al kindi, ganz – ganz, nargil, narlie, tenga, temuai dan akhirnya sampailah pada sebutan coconut.

Pada ketinggian tertentu pohon ini mampu menghasilkan buah yang produktif.

Disamping kualitas buah yang signifikan lebih banyak juga yang menghasilkan banyak kandungan. (Supriatna, 2009)

Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ( Rindengan, 2012)

(23)

7 2.1.1 Deskripsi Tanaman Kelapa

Kelapa mempunyai buah berukuran cukup besar. Batangnya umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan tingginya dapat mencapai 10 – 14 meter lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya 3 – 4 meter lebih dengan sirip – sirip lidi yang menopang tiap helaian.

Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang kuat. Untuk memperoleh buahnya harus dikuliti terlebih dahulu Kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 – 10 buah kelapa setiap tangkainya. (Arisandi dan Andriani, 2009).

2.1.2 Klasifikasi Tanaman Kelapa

Klasifikasi ilmiah tanaman kelapa sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuh - tumbuhan) Divisio : Spermatophya ( Tumbuhan berbiji ) Sub - Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)

Ordo : Palmales

Familia : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L.

( Warisno, 2003).

(24)

8 2.1.3 Minyak Kelapa

Minyak kelapa merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa (Cocos nucifera L.). Tanaman kelapa banyak tumbuh di daerah tropis sehingga minyaknya disebut juga minyak tropis (Tropical oil).

Selama ribuan tahun minyak kelapa digunakan sebagai minyak pangan oleh masyarakat di daerah tropis. Minyak kelapa digunakan sebagai minyak goreng, selain digunakan untuk menggoreng, oleh masyarakat pedesaan minyak kelapa juga digunakan sebagai minyak pijat. Dalam bidang farmasi, minyak kelapa mulai meningkat penggunaannya, terutama dengan semakin banyaknya produk minyak telon yang salah satu komponennya adalah minyak kelapa, juga dengan diketahuinya beberapa khasiat minyak kelapa terhadap kesehatan.

(Widiandani,2010).

Sejak tahun 1997, Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., MS dalam Koes Irianto (2009 : 98) mengatakan, bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam 100 gram minyak kelapa mengandung asam laurat 46,947 % serta berbagai macam asam lain yang bermanfaat bagi tubuh.

Minyak kelapa terdiri dari gliserida, yaitu senyawa antara gliserin dengan asam lemak. Kandungan asam lemak dari minyak kelapa adalah asam lemak jenuh yang diperkirakan 91% terdiri dari kaproat, kaprilat, kaprat, laurat, dan asam lemak tak jenuh sekitar 9%

yang terdiri dari oleat dan linoleat. (Warisno, 2003).

(25)

9 2.2 Berat Badan

2.2.1 Pengertian Berat Badan

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.

Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikhendaki. Berat badan harus selalu dipantau dalam riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni,2012).

2.2.2 Obesitas

Saat ini semakin banyak orang yang menderita kelebihan berat badan. Bahkan perkembangannya selama 10 tahun terakhir ini sangat pesat. Seseorang dianggap kelebihan berat badan atau gemuk bila berat badannya melebihi 20% dibanding berat normalnya.

Kelebihan berat badan atau obesitas akan sangat beresiko terserangnya penyakit lain, seperti gangguan pernapasan, diabetes, dan sakit jantung. Oleh karena itu, upaya menurunkan berat badan

(26)

10

merupakan salah satu cara menuju hidup sehat. Namun, bukan berarti mengkonsumsi lemak harus dihindari.

Kasus yang pernah dan sering terjadi pada penderita obesitas adalah melakukan diet rendah lemak atau bahkan menghilangkan lemak sama sekali dalam menu sehari-harinya. Jumlah makanan yang dikonsumsi pun dikurangi. Hal itu umumnya disarankan oleh dokter atau ahli gizi bila ingin bebas dari kegemukan. Namun cara diet seperti itu, tentu akan menyiksa penderita. Hal itu disebabkan perut akan sering terasa lapar sehingga menambah suatu penderitaan baru. Akibatnya, program diet untuk menurunkan berat badan pun akhirnya gagal. (Barlina Rindengan,2005).

2.2.3 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Obesitas

Menurut Anggraeni (2012) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah sebagai berikut :

1. Faktor Genetik

Kegemukan cenderung diturunkan sehingga di duga memiliki penyebab genetik. Anggota keluarga tidak hanya berbagi gen tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya kegemukan. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

(27)

11 2. Faktor Lingkungan

Lingkungan termasuk perilaku atau pola gaya hidup. Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa anak-anak yang disekitar sekolahnya terdapat restoran cepat saji atau fast food akan memiliki kecenderungan untuk jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Mereka lebih sering makan jenis fast food dan minum-minuman bersoda bila terdapat satu restoran cepat saji di dekat sekolah mereka. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa restoran cepat saji di sekitar sekolah akan mempengaruhi pola dan kebiasaan makan dari siswa di sekolah tersebut. Pada akhirnya perubahan pola dan kebiasaan tersebut akan mempengaruhi jumlah siswa yang kelebihan berat badan atau obesitas.

3. Faktor Pola Makan

Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti, gula, fruktosa, dan soft drink akan menyebabkan berat badan bertambah. Para ahli menyebutkan bahwa orang yang makan dalam jumlah sedikit dengan frekuensi 4-5 kali sehari memiliki kadar kolesterol dan gula darah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan frekuensi makannya kurang dari itu.

(28)

12 4. Faktor Psikis

Apa yang ada di dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Orang gemuk sering kali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak bila mereka tegang atau cemas. Dari hasil peneliian juga membuktikan kebenarannya.

Orang gemuk makan lebih banyak dalam situasi yang sangat mencekam.

5. Faktor Aktivitas Fisik

Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kegemukan di tengah masyarakat. Kurang gerak atau olahraga menyebabkan seseorang kurang mengeluarkan energi. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor, yaitu tingkat aktivitas dan olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh.

Kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut.

Jadi, olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur fungsi metabolisme tubuh secara normal.

(29)

13 2.3 MCT (Medium Chain Triglyceride )

2.3.1 Definisi MCT (Medium Chain Triglyceride)

MCT (Medium Chain Triglyceride) merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari VCO berkualitas baik melalui proses esterifikasi gliserol yang diturunkan dari minyak nabati berkadar lauran tinggi.

MCT (Medium Chain Triglyceride) bersifat sangat stabil, tidak berbau, tidak mengental atau menggumpal meski berada pada suhu 00C karena ikatan kimianya berbentuk ester. MCT (Medium Chain Triglyceride)lebih mudah diurai dan diserap tubuh karena molekulnya lebih kecil. Oleh karena itu, memerlukan lebih sedikit energi dan enzim untuk memecahnya dalam saluran pencernaan. Pemecahan telah terjadi diusus, sehingga mengurangi penggunaan enzim lipase dari pankreas dan asam empedu. Itu sebabnya minyak ini sangat baik bagi orang yang bermasalah dengan pencernaan dan metabolik.

MCT (Medium Chain Triglyceride) merupakan asam lemak yang mengandung asam lemak jenuh dengan panjang rantai yang tidak terlalu panjang (C6-C12). Asam lemak yang menyusun MCT adalah asam kaproat, kaprat, kaprilat, dan laurat. MCT memiliki perbedaan dibandingkan lemak lain, MCT kandungan kalori yang lebih rendah dan lebih mudah diserap dan dikonversikan menjadi energi dibandingkan lemak lainnya karena ukuran molekulnya lebih kecil yang menyebabkan kebutuhan energi dan enzim untuk pemecahan dan penyerapan zat makanan menjadi lebih kecil, sehingga sangat

(30)

14

berpotensi untuk manajemen berat badan, karena akan mengurangi lemak tubuh. (Marten et al, 2006 )

2.3.2 Struktur MCT ((Medium Chain Triglyceride)

MCT (Medium Chain Trigliserida) berasal dari gliserol yang kehilangan gugus-gugus hidroksil dan sebagai gantinya terdapat gugus- gugus alkil dari asam lemak rantai menengah, terutama asam kaprilat dan asam kaprat (Gambar 2.2 dan Gambar 2.3). Struktur MCT (Medium Chain Trigliserida) disajikan pada Gambar 2.3. R1, R2, R3 merupakan gugus alkil dari asam kaprilat atau kaprat. (Sarastri, 2007).

O ||

H15C7 ― C ― OH

Gambar 2.2 Struktur asam kaprilat

O ||

H19C9 ― C ― OH

Gambar 2.3 Struktur asam kaprat

(31)

15 O

||

H2C ― O ― C ― R1

O

||

HC ― O ― C ― R2

O

||

H2C ― O ― C ― R3 Gambar 2.4 Struktur umum MCT

(Medium Chain Triglyceride) 2.3.3 Sumber MCT (Medium Chain Triglyceride)

Sumber bahan baku utama tersebut yang paling umum di industri MCT diperoleh dari hasil Minyak kelapa.

2.3.4 Cara Pembuatan MCT (Medium Chain Triglyceride)

Pada jurnal penelitian sebelumnya (Jurnal Penelitian Tanaman Indrusti) disebutkan bahwa metode yang digunakan dalam pembuatan

(32)

16

minyak MCT (Medium Chain Triglyceride) adalah metode kristalisasi fraksional.

Kristalisasi fraksional, atau yang umum dikenal dengan istilah fraksinasi, adalah proses modifikasi minyak/lemak tertua dan telah mendasari pengembangan industri produk olahan lemak dan minyak makan modern. Penggolongan minyak yang secara komposisional bersifat heterogen menjadi fraksi yang lebih homogen dengan nilai tambah yang tinggi selalu menjadi tantangan dalam teknologi fraksinasi. Ada banyak metode fraksinasi yang dapat diterapkan dalam penyiapan bahan baku produk olahan berbasis minyak, tetapi yang paling sederhana dan banyak dipakai adalah fraksinasi kering.

Fraksinasi kering merupakan salah satu metode modifikasi lemak secara fisik dengan memanfaatkan sifat-sifat kristalisasi dari trigliserida atau triacyl glycerol (TAG) penyusun lemak tersebut (Sarmidi et al., 2009).Melalui fraksinasi, minyak dapat dipisahkan sebagai fraksi cair (olein) dan fraksi padat (stearin) jika dikenakan perlakuan dingin terkendali (Zaiha et al.,2004). Fraksi olein dan stearin masing-masing mempunyai karakteristik fisikokimia yang berbeda dan memliliki aplikasi khusus yang berbeda pula (Sarmidi et al., 2009).

(33)

17

2.3.5 Manfaat MCT (Medium Chain Triglyceride)

1. Aplikasi Nutrisional

Manfaat dari MCT yang mudah dicerna, mudah diserap dan cepat dibakar menjadi energi tubuh tanpa membebani organ-organ cerna, MCT dapat digunakan sebagai :

a. Infant Nutrition : makanan formula untuk bayi dan anak- anak b. Sprt Nutrition : minuman energi untuk atlet dan olahragawan c. Clinical Nutrition : nutrisi klinis bagi pasien rumah sakit dan lansia d. Functional Foods : makanan/ minuman yang berorientasi kesehatan e. Slimming Formulas : makanan formula untuk mengontrol berat

badan

2. Aplikasi Dalam Industri Pangan

a. MCT sebagai bahan pengencer (solvent) dan pelarut (carrier) b. MCT berpotensi dapat menggantikan alkohol sebagai bahan pelarut

obat

c. MCT untuk menurunkan kekentalan minyak yang berviskositas tinggi

2.3.5 Data Empiris

Berdasarkan Buku karya Ir. Barlina Rindengan, M.S dan Dr. Ir.

Hengky Novarianto, M.S mengulas bahwa berbagai penyakit dapat diatasi dengan MCT (Medium Chain Triglyceride) diantaranya yaitu :

(34)

18 1. HIV – AIDS

Penyakit HIV – AIDS hingga kini masih merupakan penyakit yang sangat ditakuti. Apalagi hingga kini secara pengobatan modern diklaim belum ada obat secara khusus yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Tidak salah bila mendengar penyakit ini pun manusia akan merasa takut dan selalu akan menghindarinya.

Asam laurin yang merupakan asam lemak rantai menengah (MCFA) yang terkandung dalam minyak kelapa ternyata dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit menakutkan ini. Pada tahun 1980 para peneliti menemukan bahwa MCFA cukup efektif mematikan virus penyebab penyakit ini.

Cornardo Dayrit melaporkan bahwa sebanyak 14 pasiennya yang berumur 22 – 38 tahun yang terserang virus HIV dapat diobati dengan penggunaan minyak kelapa. Kandungan virus HIV di dalam tubuh pasien berkurang. Hal ini diatasi dengan mengkonsumsi minyak kelapa.

Penelitian lain menganjurkan bahwa orang yang terinfeksi virus HIV sebaiknya mengkonsumsi 24 – 28 gram asam laurik atau sekitar 3,5 sendok makan (50 gram) minyak kelapa setiap hari.

Mengkonsumsi minyak kelapa ini pun dapat dilakukan oleh orang sehat dalam upaya mencegah tertularnya virus HIV. Dengan

(35)

19

adanya MCFA maka tubuh seakan membentuk benteng yang tangguh untuk tidak dapat ditembus oleh pengaruh virus apapun.

2. Kanker

Di dunia, kanker merupakan penyakit yang menyebabkan kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung. Hingga kini pengobatan kanker belum diketahui dengan jelas.

Di dalam tubuh setiap orang terdapat sel – sel kanker. Sel kanker ini dapat diartikan sebagai pemberontak. Namun, tidak semua orang terserang kanker. Penyebabnya karena setiap orang berbeda sistem kekebalan tubuhnya terhadap serangan kanker. Bila sistem kekebalan tubuh lemah maka orang akan mudah terserang kanker. Kanker dapat tumbuh dimana saja ditubuh kita.

Oleh karena itu penyebab utama terserangnya kanker adalah sistem kekebalan tubuh maka yang perlu diperbaiki yaitu sistem kekebalan tubuhnya. Cara ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi minyak kelapa agar terhindar dari resiko terserang kanker.

(36)

20 2.4 Hewan Uji

2.4.1 Karakteristik Mencit (Mus musculus L.)

Mencit merupakan salah satu dari banyak hewan uji coba yang sering digunakan. Mencit biasa digunakan sebagai model untuk melakukan sejumlah analisis penting, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit autoimmune, kesalahan metabolisme, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit saraf. Mencit digunakan sebagai model dari hewan uji coba dikarenakan ukurannya yang kecil, cepat berkembang biak, masa kehamilan singkat, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, ukuran tubuh relatif kecil dibandingkan jenis hewan percobaan lain, ciri anatomi dan fisiologi yang mudah dikenali, serta harganya yang relatif murah (Malole & Pramono 1989: 94-96; Hedrich dkk. 2006: 8).

Selain itu dikarenakan, mencit memiliki variasi genetik yang cukup besar dan struktur organ reproduksi jantan yang hampir sama dengan manusia. Hormon yang berperan dalam sistem reproduksi mencit, juga sama dengan manusia (Smith & Mangkoewidjojo 1988: 10-11).

Mencit tergolong dalam ordo rodentia. Mencit merupakan mamalia dengan ekor panjang melebihi tubuh. Ukuran panjang ekor pada betina lebih panjang dibandingkan pada jantan. Mencit dewasa jantan umumnya memiliki berat badan 20-40 g, sedangkan mencit dewasa betina 25-40 g (Malole &

Pramono 1989: 94; Hedrick dkk. 2007: 71). Kematangan seksual mencit jantan terjadi pada usia sekitar 5-7 minggu dan usia sekitar 3 minggu pada mencit betina. Pubertas mencit jantan ditandai dengan turunnya testis kedalam

(37)

21

skrotum pada usia sekitar 40 hari, sebagai tanda dimulainya spermatogenesis (Malole & Pramono 1989: 94-99).

2.4.2 Klasifikasi Mencit

Klasifikasi dari mencit, yaitu : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata Class : Mamalia Sub class : Theria Ordo : Rodentia Sub ordo : Myomorpha Family : Muridae Sub family : Murinae Genus : Mus

Spesies : Mus musculus L.

(Hedrich dkk. 2006: 71)

Gambar 2.5 Mencit (Mus musculus L.) galur SwissWebster (Anonim, 2007)

(38)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Populasi

Menurut Supangat (2007). Populasi yaitu sekumpulan obyek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama.

Populasi yang digunakan adalah MCT (Medium Chain Triglyceride) dan mencit putih jantan.

3.1.2 Sampel Dan Pengambilan Sampel 3.1.2.1 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi untuk dijadikan bahan penelitian dengan harapan sampel yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili populasinya (Supangat, 2007).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah MCT(Medium Chain Triglyceride) produksi BBA dan mencit putih jantan.

3.1.2.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random acak sederhana yaitu

(39)

23

pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasa rmemiliki kesempatan yang sama (Sumanto,2012).

3.1.3 Variabel Dan Operasional Variabel 3.1.3.1 Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas (independen) ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis MCT (Medium Chain Triglyceride) yaitu 0,1 ml/20gBB, 0,2 ml/20gBb, 0,3 ml/20 gBb.

2. Variabel terikat

Variabel terikat (dependen) sering disebut sebagai ouput, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut juga sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2013).

(40)

24

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah efek penurunan berat badan pada mencit putih.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti (Sugiyono, 2011).

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:

a. Kontrol positif (+) = Teh daun Jati Belanda b. Kontrol negatif (-) = Aquades

3.1.3.2 Operasional Variabel

Sedangkan operasional variabel dapat digambarkan pada bagan 3.1 sebagai berikut :

P

Bagan 3.1 Operasional variabel Keterangan :

X1 : Dosis MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,1 ml/20 g BB X2 :Dosis MCT (Medium Chain Triglyceride)0,2 ml/20 g BB X3: Dosis MCT (Medium Chain Triglyceride)0,3 ml/20 g Bb.

X1

X2 X3 K+ K-

Y

(41)

25 K+: Teh daun Jati Belanda K-: Aquades

Y : Efek penurunan berat badan pada mencit putih 3.1 Jenis Penelitian

Untuk membuktikan efektivitas MCT (Medium Chain Triglyceride) yang di dapat dari bahan minyak kelapa sebagai penurun berat badan, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu metode dengan melakukan perlakuan pada obyek yang sedang diteliti dengan tujuan untuk mengetahui segala sesuatu atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Metode dilakukan untuk memperoleh data yang lebih terperinci dan akurat.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2 sebagai berikut:

Bagan 3.2 Desain penelitian Pengumpulan bahan baku

Data Pengamatan

Pengolahan data Pengujian Efektivitas MCT

pada hewan uji

Kesimpulan

(42)

26 3.3 Prosedur Penelitian

3.4.1 Alat Penelitian

Alat-alat penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Alat Penelitian

No. Alat

1. Timbangan Digital 2. Rumah Mencit 3. Spuit 1 cc 4. Sonde oral 5. Handschoon 6. Beaker glass 7. Gelas ukur 8. Tissue atau Lap

3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Bahan Penelitian No. Bahan

1. MCT (Medium Chain Triglyceride) 2. Aquadest

3. Teh daun Jati Belanda 4. Mencit Putih Jantan

(43)

27 3.5 Cara Kerja

3.5.1 Dosis untuk Mencit

Untuk perhitungan dosis MCT (Medium Chain Triglyceride) yang akan diberikan mengacu pada dosis VCO (Virgin Coconut Oil) dengan perhitungan sebagai berikut:

Dosis I = 2 sendok makan (15 ml) Dosis Manusia

= 2 x 15 ml

= 30 ml

= Konversi Dosis Mencit

= 30 ml x 0,0026

= 0.078 ml/20g/BB ~ 0,1 ml

Dosis II = 4 sendok makan (60 ml) Dosis Manusia

= 4 x 15 ml

= 60 ml

= konversi Dosis Mencit

= 60 ml x 0,0026

= 0,156 ml/20g/BB ~ 0,2 ml

(44)

28

Dosis III = 8 sendok makan (120 ml) Dosis Manusia

= 8 x 15 ml

= 120 ml

= konversi Dosis Mencit

= 120 ml x 0,0026

= 0,312 ml/20g/BB ~ 0,3 ml

3.5.2 Teh daun Jati Belanda (Kontrol + )

Diketahui bahwa dosis sekali minum teh daun Jati Belanda untuk manusia adalah 1 sendok makan (1 gram), maka harus di konversikan ke dosis mencit dengan faktor konversinya adalah 0,0026.

Dosis = 1 sendok makan (1gram) Dosis Manusia

= 1 x 0,0026

= 0,0026x 30 = 0,078 ml

Maka dosis yang akan diberikan adalah 0,078 ml ~ 0,1 ml

3.5.3 Persiapan dan Perlakuan Hewan Uji

Hewan yang akan digunakan yaitu mencit yang sehat sesuai dengan standar hewan uji dari berat badan, umur yang cukup dan sehat.

Kemudian di adaptasikan dengan keadaan selama 2 – 5 hari sebelum dijadikan hewan uji coba.

(45)

29

Perlakuan hewan uji coba dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Mengambil 15 ekor mencit dikelompokan menjadi 5 kelompok @ 3 mencit putih.

3. Pada hari ke – 1 Timbang mencit (rata-rata 20 gr) yang akan diberi perlakuan.

4. Timbang pakan yang akan diberikan pada mencit setiap harinya.

5. Perlakuan :

A. Kelompok 1 : Diberi MCT (Medium Chain Triglyceride) dengan dosis sebanyak 0,1 ml.

B. Kelompok 2 : Diberi MCT (Medium Chain Triglyceride) dengan dosis sebanyak 0,2 ml.

C. Kelompok 3 : Diberi MCT (Medium Chain Triglyceride) dengan dosis sebanyak 0,3 ml

D. Kelompok 4 : Diberi Teh daun jati Belanda (kontrol positif) E. Kelompok 5 : Diberi Aquades (kontrol negatif)

6. Mencit diberi perlakuan pada masing – masing kandang selama 30 hari

7. Mencit ditimbang setiap 3 hari sekali.

8. Sisa pakan ditimbang setiap harinya.

(46)

30 3.5.4 Skema Perlakuan Hewan Uji

Bagan 3.3 Skema Perlakuan Hewan Uji Bagi dalam 5 kelompok

Timbang mencit (rata- rata 20 gram)

Timbang pakan yang akan diberikan pada mencit

Diberi Perlakuan

X1 X2 K+ K-

Selama 30 hari

Timbang Sisa Pakan Setiap Harinya X3

Timbang Mencit setiap 3 hari sekali

15 Ekor Mencit

Pengolahan data

(47)

31

3.6 Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah hasil dari penelitian efektivitas penurun berat badan MCT (Medium Chain Triglyceride)pada mencit putih jantan (Mus musculus L.)

3.6.2 Pengolahan Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti. Dalam hal ini data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung yang dilakukan di laboratorium STF YPIB Cirebon dengan menguji efektifitas penurun berat badan MCT (Medium Chain Triglyceride)pada mencitputih jantan (Mus musculus L.) dalam satuan gram.

3.6.3 Pengolahan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi, seperti data dalam dokumen dan publikasi. Adapun sumber data yang diperoleh penulis yaitu data yang didapatkan dari berbagai macam bahan pustaka (literatur study) dan jurnal penelitian ilmiah yang berhubungan dengan uji efektifitas penurun berat badan MCT (Medium Chain Triglyceride) pada mencitputih jantan (Mus musculus L.)

3.6.4 Alat Pengumpulan Data

Data yang didapat dari hasil penelitian kemudian dikumpulkan dalam bentuk tabel. Karena dari data hasil penelitian tersebut bisa

(48)

32

dijadikan sebagian acuan dalam menyusun analisa data, pembahasan dan kesimpulan.

3.7 Pengolahan Data 3.7.1 Uji ANAVA

Dari hasil penelitian penurun berat badan dengan MCT (Medium ChainTriglyceride)secara statistik dengan metode uji ANOVA (analisa of varian) satu arah.

Rumus ANAVA satu arah:

Sumber Variasi

Derajat Kebiasaan

(dk)

Jumlah kuadrat- kuadrat (JK)

Kuadrat Tengah

Rata-rata 1 Ry R=Ry

Antar perlakuan K-1 Py P=Py/K-1

Kekeliruan eksperimen (dalam perlakuan)

Ey E=Ey/∑(ni-

1)(Sc2=E)

Jumlah total ∑

∑ -

Tabel 3.3 Anava (Sumber: sudjana, 2002)

Keterangan Tabel dapat dilihat sebagai berikut :

a. ∑y2 = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) antara pengamatan

(49)

33 b. y = J / Kn

c. Ry = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rata-rata J2/Kn d. Py = Wy = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) antara perlakuan

e. Ey = Jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan eksperimen ∑y2 = Ry – Py

Pengujian menggunakan uji anova satu arah dengan tingkat signifikan a = 5% Nilai sig. Menunjukkan tingkat signifikan dari pengujian yang dilakukan sehingga dapat langsung menentukan Ho

ditolak atau diterima.

Berikut pedoman dalam membaca nilai sig :

 Jika nilai sig. > a (0,05), maka Ho diterima menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan.

 Jika nilai sig. < a (0,05), maka Ho ditolak yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan.

3.7.2 Uji t (t test)

Uji t dikenal dengan uji persial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan t tabel atau melihat kolom signifikan pada masing-masing t hitung. (Sugiyono, 2013)

(50)

34

Uji t menggunakan rumus berikut :

Sgab = √

t =

3.8 Format Data Hasil Pengamatan

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Eksperimen dilakukan terhadap hewan uji Mencit putih jantan (Mus musculus L.) sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan, yaitu MCT (Medium Chain Triglyceride) dosis 0,1 ml/20gBb , 0,2 ml/20gBb ,0,3ml/20gBb, 0,1 ml/20gBb Teh daun jati belanda sebagai kontrol positif dan Aquadest sebagai kontrol negatif.

Tabel 3.4 pengujian kelompok MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,1 ml/20gBb.

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 . .

2 .

3 . . .

Jumlah

Rata-rata .

(51)

35

Tabel 3.5 pengujian kelompok MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,2 ml/20gBb.

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 . .

2 .

3 . . .

Jumlah

Rata-rata .

Tabel 3.6 pengujian kelompok MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,3 ml/20gBb.

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 . .

2 .

3 . . .

Jumlah

Rata-rata .

Tabel 3.7 hasil pengujian Teh Daun Jati Belanda 0,1 ml/20gBb. (Kontrol +)

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 . .

2 .

3 . . .

Jumlah

Rata-rata .

(52)

36

Tabel 3.8 hasil pengujian Aquadest 0,1 ml/20gBb. (Kontrol -)

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 . .

2 .

3 . . .

Jumlah

Rata-rata .

Tabel 3.9 hasil penimbangan sisa pakan

Hari

Berat

Awal Berat Sisa Pakan

Ke- Makanan X1 X2 X3 K+ K-

1 2

3 .

4 5

6 .

7 .

8

9 .

10 11 12

13 .

14

15 .

16 .

17 18

19 .

20

21 . .

22 .

(53)

37

23 .

24 25 26 27 28

29 .

30 Jumlah Rata - Rata

(54)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah melakukan pengamatan hasil penelitian mengenai “(Uji Efektivitas Penurun Berat Badan MCT (Medium Chain Triglyceride) Pada Mencit Jantan (Mus musculus L.)”maka diperoleh data sebagai berikut:

4.1.1.Data Hasil Pengamatan

Berikut adalah hasil data pengamatan “(Uji Efektivitas Penurun Berat Badan MCT (Medium Chain Triglyceride) Pada Mencit Jantan (Mus musculus L.)”.

Tabel 4.1 Data hasil pengujian kelompok MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,1 ml/20gBb.

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 19,78 18,76 17,51 18,81 18,16 14,20. 16,15 17,25 18,42 18,10. 17,01 2 17,06 16,17 14,26 14,47 13,88 12,48 11,46 12,25 13,81 14,30. 15,48 3 21,47 21,64 19,56 19,30. 18,04 16,80. 16,74 16,49 16,36 17,11 17,90.

Jumlah 56,57 51,33 52,58 50,08 43,48 44,35 45,99 48,59 49,51 50,39 Rata-rata 18,85 17,11 17,52 16,69 14,49 14,78 15,33 16,19 16,50. 16,79

(55)

39

Tabel 4.2 Data hasil pengujian kelompok MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,2 ml/20gBb.

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 29,68 29,82 28,76 27,84 23,91 22,79 21,26 19,80. 20,24 19,15 18,75 2 21,61 22,01 21,96 23,14 23,15 20,75 19,68 17,60. 17,52 17,12 16,36 3 21,43 21,74 22,18 18,63 16,56 15,21 14,17 13,37 13,65 14,86 16,19 Jumlah 73,57 72,9 69,61 63,62 58,75 55,11 50,77 51,41 51,13 51,3 Rata-rata 24,52 24,3 23,20. 21,20. 19,58 18,37 16,92 17,13 17,04 17,1

Tabel 4.3 Data hasil pengujian kelompok MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,3 ml/20gBb.

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian MCT (Medium Chain Triglyceride) sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 20,94 20,13 20,12 21,25 21,24 22,12 21,24 20,23 19,81 20,76 21,46 2 24,79 25,15 26,07 23,88 19,56 20,17 22,00. 19,36 18,20. 19,81 21,50.

3 19,01 18,68 17,38 18,20. 16,39 15,08 13,61 12,80. 14,88 16,75 18,95 Jumlah 63,96 63,57 63,33 57,19 57,37 56,85 52,39 52,89 57,32 61,91 Rata-rata 21,32 21,19 21,11 19,06 19,12 18,95 17,46 17,63 19,10. 20,63

Tabel 4.4 Data hasil pengujian Teh Daun Jati Belanda 0,1 ml/20gBb.

(Kontrol +)

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian Teh Daun Jati Belanda sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 25,36 25,24 25,00. 25,70. 26,67 26,33 26,31 26,82 27,42 27,12 26,10.

2 20,85 19,68 18,75 19,21 19,34 19,94 19,94 17,68 18,23 17,10. 16,22 3 24,51 24,74 24,00. 25,66 25,91 26,11 26,11 25,53 26,07 25,00. 25,25 Jumlah 69,66 67,75 70,57 71,92 72,38 72,36 70,03 71,72 69,22 67,57 Rata-rata 23,22 22,58 23,52 23,97 24,12 24,12 23,34 23,90. 23,07 22,52

(56)

40

Tabel 4.5 Data hasil pengujian Aquadest 0,1 ml/20gBb. (Kontrol -)

No

Berat Badan

mencit Berat Badan Mencit setelah pemberian Aquadest sebelum

diberi Hari Ke- (dalam satuan gram)

Perlakuan 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 28,18 29,91 29,92 30,54 30,88 31,88 26,44 24,00. 25,32 27,82 28,47 2 20,94 21,32 22,00. 22,89 23,33 23,86 25,17 24,79 25,90. 26,30. 27,00.

3 21,50 22,35 23,15 23,88 24,25 24,15 24,99 25,12 25,38 26,29 26,99 Jumlah 73,58 75,07 77,31 78,46 79,89 76,6 73,91 76,6 80,41 82,46 Rata-rata 24,52 25,02 25,77 26,15 26,63 25,53 24,63 25,53 26,80. 27,48

Grafik 4.1 Rata – rata Berat Badan Mencit Setelah Perlakuan

Keterangan :

X1 : Dosis MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,1 ml/20gBb.

X2 : Dosis MCT (Medium Chain Triglyceride)0,2 ml/20gBb.

X3: Dosis MCT (Medium Chain Triglyceride)0,3 ml/20gBb.

K+: Teh daun Jati Belanda K-: Aquades

0 5 10 15 20 25 30

HARI KE - 3

HARI KE - 6

HARI KE - 9

HARI KE - 12

HARI KE - 15

HARI KE - 18

HARI KE - 21

HARI KE - 24

HARI KE - 27

HARI KE - 30

X1 X2 X3 K+

K-

(57)

41

Tabel 4.6 Data hasil penimbangan sisa pakan

Hari

Berat

Awal Berat Sisa Pakan

Ke- Makanan X1 X2 X3 K+ K-

1 33,07 32,37 32,16 32,46 31,46 20,86 2 44,12 43,25 42,33 40,17 34,56 30,33 3 59,62 55,17 52,46 50,25 50,30. 42,36 4 55,62 53,65 54,36 52,25 51,25 40,25 5 61,86 58,14 56,25 53,18 59,12 50,15 6 21,44 19,65 19,15 17,28 18,15 15,20.

7 22,26 20,45 21,35 19,30. 18,35 18,10.

8 26,38 24,30. 25,15 23,35 24,20. 22,42 9 21,27 19,25 18,11 18,40. 19,36 15,12 10 17,92 15,20. 16,26 15,38 16,25 14,11 11 59,90. 58,42 57,12 58,88 57,13 55,25 12 54,72 53,20. 52,14 51,36 53,19 50,40.

13 56,04 55,10. 54,28 53,39 54,35 52,38 14 54,41 53,85 52,30. 52,11 53,30. 52,20.

15 40,19 38,25 38,40. 37,40. 38,11 36,25 16 90,85 89,25 88,20. 87,50, 88,25 86,48 17 90,90. 88,40. 89,46 89,25 89,30. 88,25 18 90,45 88,32 88,12 88,38 87,25 88,40.

19 90,60. 89,45 89,35 88,14 88,17 87,30.

20 90,19 89,60. 89,42 88,25 88,30. 88,12 21 35,11 34,10. 33,38 33,20. 34,20. 33,08 22 35,29 34,25 34,20. 33,18 33,39 33,01 23 35,24 33,78 33,88 34,2 34,10. 32,23 24 35,18 33,19 34,28 35,08 34,38 32,78 25 15,64 14,11 13,88 14,29 14,11 13,21 26 33,30. 32,22 32,12 33,10. 32,24 30,25 27 23,45 22,2 21,14 22,02 22,05 20,30.

28 25,30. 24,11 23,98 23,55 24,35 23,25 29 30,02 29,00. 29,72 29,14 28,12 28,05 30 28,25 27,99 27,32 27,62 26,28 25,72 Jumlah 1078,59 941,32 1107,2 1073,2 929,87 893,91 Rata - Rata 35,95 31,37 36,90. 35,77 30,99 29,79

(58)

42 4.2 Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penurunan berat badan pada mencit jantan menggunakan MCT (Medium Chain Triglyceride) kemudian dilakukan analisis daata. Hipotesis yang diajukan adalah :

=MCT (Medium Chain Triglyceride) tidak efektif menurunkan berat badan pada mencit jantan.

=MCT (Medium Chain Triglyceride)efektif menurunkan berat badan pada mencit jantan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisa dengan SPSS-17 secara statistik dengan metode anova satu arah “One way Anova”. Sebelum dilakukan uji anova satu arah dilakukan uji kenormalan (normalitas data) dan uji homogenitas data. Bila hasil yang diperoleh menunjukan data terdistribusi normal dan data homogen kemudian dilanjutkan uji anova satu arah, pada uji anova satu arah diperoleh hasil bahwa terdapat efektivitas pada penurunan berat badan menggunakan MCT (Medium Chain Triglyceride) kemudian di lanjutkan dengan pengujian uji T.

4.2.1 Uji Normalitas

Langkah awal untuk melakukan uji ANOVA satu arah yaitu dilakukan uji normalitas, data dikatakan normal jika nilai (Sig) > 0,05, nilai 0,05 (5%) didapat dari nilai probabilitas keyakinan untuk analisa data. Tujuan dilakukannya uji normalitas yaitu untuk mengetahui apakah data yang didapatkan dari penelitian berdistribusi normal atau

(59)

43

tidak. Tabel uji normalitas penurunan berat badan menggunakan MCT (Medium Chain Triglyceride) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tests of Normality

JenisPerlakuan

Shapiro-Wilk

Df Sig.

Berat Badan Mencit MCT 0,1 (X1) 3 .711

MCT 0,2 (X2) 3 .113

MCT 0,3 (X3) 3 .043

Teh Daun Jati Belanda 0,1 (K+)

3 .148

Aquadest (K-) 3 .011

Berdasarkan dari hasil perhitungan dapat dideskripsikan bahwa pertama melakukan pengujian eksplore dengan nilai diferensiasi 3 sampel dari tiap kelompok sehingga diambil Uji Shapiro-Wilk dikarenakan sampel dibawah nilai 50 dan berdasarkan uji tersebut memperoleh nilai tingkat signifikansi rata-rata dari 5 faktor tersebut lebih besar 0,05 maka data diasumsikan berdisitribusi normal, kemudian dilakukan homogeneity test untuk melihat homogenitas data.

(60)

44 4.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas juga diperlukan sebelum melakukan uji ANOVA satu arah, data dikatakan homogen jika nilai (Sig) > 0,05, tujuan dilakukannya uji homogenitas yaitu untuk mengetahui apakah data yang didapatkanhomogen atau tidak. Uji homogenitas penurunan berat badan menggunakan MCT (Medium Chain Triglyceride) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Test of Homogeneity of Variances

Berat Badan Mencit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

8.175 4 10 .003

Berdasarkan data hasil uji homogenitas pada tabel 4.8 diatas, didapat nilai signifikan > 0,05 dengan perolehan nilai signifikan yaitu 0,003, dimana 0,003 < 0,05, artinya tidak terdapat keseragaman data atau tidak memiliki varians yang sama.Dengan demikian untuk analisis data selanjutnya menggunakan analisis non parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis sebagai pengganti ANAVA dan uji Mann-Whiteney sebagai pengganti uji T.

(61)

45 4.2.3 Uji Kruskal-Wallis

Ranks

JenisPerlakuan N Mean Rank

Berat Badan Mencit MCT 0,1 (X1) 3 4.00

MCT 0,2 (X2) 3 4.33

MCT 0,3 (X3) 3 9.00

Teh Daun Jati Belanda 0,1 (K+)

3 8.67

Aquadest (K-) 3 14.00

Total 15

Dilihat dari grafik di atas, rata-rata berat mencit secara berturut- turut dari nilai terendah hingga tertinggi adalah perlakuan MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,1 ml/20gBb, MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,2 ml/20gBb, MCT (Medium Chain Triglyceride) 0,3 ml/20gBb, Teh Daun Jati Belanda 0,1 ml/20gBb. (Kontrol +), dan Aquadest 0,1 ml/20gBb. (Kontrol -).

Test Statisticsa,b

Berat Badan Mencit

Chi-Square 10.033

Df 4

Asymp. Sig. .040

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: JenisPerlakuan

Dari data di atas didapat nilai signifikansi dengan uji Kruskal Wallis yaitu 0,040 (< 0,05) artinya terdapat perbedaan di antara

(62)

46

kelompok perlakuan, H0 ditolak H1 diterima. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda dengan perlakuan lainnya maka dilanjutkan dengan Mann-Whitne Test.

4.2.4 Uji Mann-Whitney Test

Sebelum melakukan uji Mann-Whitney peneliti melakukan penghitungan terhadap berat badan mencit yaitu dengan mengurangi antara berat badan mencit sebelum perlakukan dikurangi berat badan mencit setelah perlakukan (berat badan mencit hari ke-30) dari masing- masing kelompok, hal ini dilakukan dikarenakan setiap berat badan mencit sebelum perlakuan berbeda-beda (tidak sama) dari tiap kelompok, maka didapatkan nilai seperti pada tabel di bawah ini:

Kelompok

Berat Badan Mencit Sebelum Perlakuan

Berat Badan Mencit Hari Ke-30

setelah perlakuan

Nilai Hasil

Pengurangan Peringkat

MCT 0,1 (X1)

19,78 17,01 2,77 7

17,06 15,48 1,58 8

21,47 17,9 3,57 5

MCT 0,2 (X2)

29,68 18,75 10,93 1

21,61 16,36 5,25 2

21,43 16,19 5,24 3

MCT 0,3 (X3)

20,94 21,46 -0,52 11

24,79 21,5 3,29 6

19,01 18,95 0,06 9

Kontrol (+)

25,36 26,1 -0,74 13

20,85 16,22 4,63 4

24,51 25,25 -0,74 12

Kontrol (-)

28,18 28,47 -0,29 10

20,94 27,00. -6,06 15

21,5 26,99 -5,49 14

Gambar

Gambar 2.1 Tanaman Kelapa   ( Rindengan, 2012)
Gambar 2.5 Mencit (Mus musculus L.) galur SwissWebster (Anonim, 2007)
Tabel 3.2  Bahan Penelitian  No.  Bahan
Tabel  3.4  pengujian  kelompok  MCT  (Medium  Chain  Triglyceride)  0,1 ml/20gBb.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari ANOVA untuk nilai rata ± rata maupun nilai SNR didapatkan setting level optimal dari faktor ± faktor terkontrol batu bata, faktor yang memiliki

Anggaran Satuan Kerja Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.. ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar melalui pem- belajaran kooperatif tipe make a macth pada mata pelajaran PKn materi Sistem

Keywords : Public Relations strategy, opinion leader, nicotine war, bloomberg,.

Fakta ini sejalan dengan hasil asesmen permasalahan yang telah dilakukan, yakni sebagian besar peserta didik di kelas XII belum melakukan penyesuaian kemampuan

kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan / lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami secara bersama oleh

Since positive symptoms were also correlated with performance of patients on hippocampal-dependent memory tasks, this second-order relationship suggests that impaired

Sehingga sesuai dengan indikator modal sosial yaitu organisasi nelayan, tingkat kepercayaan antar nelayan dan jaringan ikatan masyarakat, maka analisa pemberdayaan