• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Kegiatan Bermain Balok Angka pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Kegiatan Bermain Balok Angka pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai penggunaan angka dan bilangan, misalnya menghitung uang. Segala hal yang melibatkan angka dan bilangan pasti akan melibatkan proses berhitung, mulai dari proses berhitung yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Berhitung juga digunakan pada ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu fisika, kimia, ekonomi, biologi, dan sebagainya. Ilmu-ilmu itu menggunakan angka dan bilangan yang tentunya akan melibatkan proses berhitung. Untuk itu berhitung perlu dikuasai oleh setiap orang sebagai bekal dalam kehidupannya.

Konsep bilangan merupakan bagian dari matematika, karena dalam matematika terdapat proses mengolah angka-angka. Sayangnya banyak yang menganggap bahwa matematika merupakan suatu pelajaran yang dianggap menakutkan, karena di situ terdapat banyak rumus-rumus, angka-angka yang sulit dipahami. Tak jarang banyak yang nilai matematikanya jelek dibandingkan dengan pelajaran yang lain.

Matematika bukanlah suatu bidang studi yang sulit dipelajari, asalkan strategi penyampaiannya tepat. Strategi dalam proses belajar mengajar dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami dan menguasai matematika. Dan dalam praktiknya belajar matematika diperlukan alat bantu media pembelajaran yang berfungsi untuk memudahkan peserta didik untuk belajar.

1

(2)

Pengenalan matematika di Taman Kanak-Kanak atau lebih dikenal dengan pengenalan berhitung, dilakukan dengan melihat tahap-tahap perkembangan anak dan sesuai dengan usia anak. Berhitung di Taman Kanak- Kanak dapat berupa pengenalan bilangan, geometri dan pengukuran secara sederhana. Pengenalan bilangan dapat berupa menghitung, menyebutkan urutan angka, menjumlahkan dan mengurangkan. Untuk geometri dapat dikenalkan melalui bentuk geometri yaitu segitiga, segiempat, lingkaran, sedangkan pengukuran berupa pengenalan jarak jauh dekat, panjang pendek, lebar sempit, berat ringan dan sebagainya. Namun untuk berhitung permulaan di TK diawali dengan pengenalan bilangan, karena dengan mengetahui angka- angka anak dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, mengenal bentuk dan melakukan pengukuran.

Melakukan pengenalan bilangan pada anak di Taman Kanak-Kanak diperlukan strategi yang cocok dengan masa anak-anak. Masa anak di Taman Kanak-Kanak adalah masa bermain, untuk itu pengenalan berhitung khususnya pengenalan bilangan dapat dilakukan dengan metode bermain.

Karena dengan bermain anak akan merasa senang dalam belajar, tidak ada unsur paksaan dari orang lain, sehingga anak akan mudah menerima suatu pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pengenalan konsep bilangan yang dimaksud adalah pengenalan konsep bilangan yang sesuai dengan Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 tentang pencapaian indikator kemampuan yang sesuai dengan tingkat usia anak, dan konsep bilangan yang dimaksud untuk anak kelompok usia 5-6 tahun yaitu “menyebutkan urutan bilangan 1 sampai

(3)

10, menghubungkan dan memasangkan konsep bilangan dengan lambang bilangan, menunjukkan lambang bilangan 1 sampai 10, menyebut dan menunjukkan lambang bilangan dengan berbagai media”.

Salah satu permainan yang dapat dijadikan metode untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak adalah bermain balok. Bermain balok sangat menyenangkan dan mengajarkan banyak keterampilan yang bisa digunakan anak-anak kelak. Bermain balok dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak seperti kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, divergen atau kemampuan berpikir kreatif yang ditandai dengan adanya kelancaran, kelenturan atau fleksibilitas, keaslian atau orisinalitas, pendalaman atau elaborasi dalam berpikir serta memberi penilaian.

Media balok membantu anak mengenal konsep ukuran besar dan kecil serta membantu anak mengenal angka atau huruf yang ditulis angka atau huruf di setiap sisi balok tersebut. Menurut Syamsuriati (2008: 38) kegunaan media balok yaitu: “(1) mengenal bentuk geometri, (2) mengenal warna dan ukuran, (3) membilang dan mengurutkan, (4) mengenal angka dan huruf, (5) menyusun dan membangun”. Sehubungan dengan membilang anak bisa membilang berdasarkan warna bentuk dan ukuran balok, anak bisa mengurutkan urutan bilangan yang ada di sisi balok serta anak bisa mengenal angka tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah Peningkatan Kemampuan

(4)

Mengenal Konsep Bilangan Melalui Kegiatan Bermain Balok Angka di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Tindakan

Tujuan dari tindakan ini berdasar pada rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui kegiatan bermain balok angka di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Tindakan 1. Manfaat Teoritis

Menambah hasanah ilmu pengetahuan tentang bermain balok untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

Sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dengan pengembangan strategi/metode pembelajaran melalui bermain balok untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan.

b. Bagi guru

Sebagai panduan / acuan dalam menerapkan strategi bermain balok untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di sekolahnya.

(5)

c. Bagi anak

Dapat menambah semangat, motivasi, partisipasi dalam belajar yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Pengertian Mengenal Konsep Bilangan

Konsep bilangan adalah merupakan hal yang sangat penting yang harus dikenalkan pada anak di usia dini. Untuk lebih memahami apa itu konsep bilangan pada anak, maka dibutuhkan beberapa pendapat dari para ahli. Menurut Suriasumantri (1982: 192) bilangan adalah “konsep bilangan adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan”. Adapula paham yang menyatakan bahwa konsep bilangan merupakan bahasa artifial yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah dan matematika hanya akan mempunyai arti jika terdapat hubungan pola, bentuk dan struktur.

Menurut Andri Saleh (2009: 103) “bilangan adalah sebuah konsep dan pemikiran manusia terhadap perhitungan banyaknya suatu benda misalnya setelah satu ada dua, setelah dua ada tiga, setelah tiga ada empat dan seterusnya.

Konsep bilangan menurut Suriasumantri (1982: 12), konsep bilangan adalah “bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan”. Menurut Gagne (Thalib, 1994:52) mengatakan bahwa “konsep bilangan adalah ide abstrak yang dapat digunakan, yang memungkinkan, yang memudahkan orang dapat

6

(7)

mengelompokkan suatu objek atau kejadian ke dalam contoh dan bukan”.

Contoh seperti suatu segitiga dan bukan segitiga. Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa konsep bilangan adalah konsep-konsep matematika itu akan lebih berhasil dipelajari bila melalui tahapan tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa konsep bilangan adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dan dapat mengelompokkan suatu objek.

2. Pentingnya Mengenal Konsep Bilangan

Pada usia dini anak harus bisa dikenalkan tentang konsep bilangan, dalam mengenalkan tentang pentingnya konsep bilangan pada anak sejak dini agar anak mampu mengetahui dasar-dasar matematika dan berguna untuk kehidupan anak di masa yang akan datang, karena itu orang tua maupun guru harus bisa menstimulus kecerdasan-kecerdasan lainnya.

Menurut Depdiknas (2007:2) bahwa pentingnya mengenal konsep bilangan pada anak adalah sebagai berikut:

1) Anak dapat berpikir logis dan sistimatis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar atau angka- angka yang terdapat di sekitar anak. 2) Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. 3) Anak memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi. 4) Anak memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya. 5) Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu spontan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa dalam memberikan kegiatan pengembangan daya pikir terutama untuk kegiatan persiapan pengenalan konsep bilangan, hendaknya guru

(8)

memperhatikan masa peka anak dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki yaitu dengan cara mengenalkan konsep bilangan 1 sampai 10 dengan menghubungkan konsep bilangan, korelasi dalam pikiran (hubungan antara angka) yang terbentuk pada tahap ini sangat bermanfaat saat anak memasuki usia sekolah, terutama saat mempelajari penjumlahan.

Konsep bilangan merupakan salah satu untuk melakukan perhitungan matematika maka memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir, mengembangkan keterampilan untuk mencapai belajar mengajar pada matematika. Pendidikan seharusnya menggunakan alat-alat untuk melakukan perhitungan maka anak memiliki kemampuan untuk menyebut bilangan, kemampuan mengenal konsep bilangan dengan benda, dan kemampuan menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan.

3. Tujuan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Dalam kemampuan mengenal konsep bilangan itu merupakan kegiatan setiap orang dilandasi dengan adanya perubahan yang ingin dicapai melalui belajar pada dasarnya perubahan melalui yang diperhatikan oleh individu dengan lingkungannya melalui suatu yang mengarah pada tujuan, perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berupa perubahan, kemampuan, sikap keterampilan, pemahaman dan aspek-aspek

(9)

yang ada pada diri individu yang belajar perubahan tingkah laku itu secara berangsur-angsur oleh proses pendidikan dan latihan.

Tujuan kemampuan mengenal konsep bilangan menurut Sujiono (2008:89) membagi tujuan pengembangan konsep bilangan ada dua yaitu:

a) Secara umum pengembangan konsep bilangan di TK bertujuan agar anak dapat mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung dalam suasana yang menarik, aman, nyaman dan menyenangkan, sehingga diharapkan nantinya anak akan memiliki kesiapan dalam mengikuti pengembangan konsep bilangan yang sesungguhnya di jenjang sekolah selanjutnya. b) Secara khusus anak dapat memiliki kemampuan berikut: (1) Dapat memahami konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya. (2) Dapat berpikir logis dan sistimatis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar ataupun angka-angka yang terdapat di sekitar anak.

(3) Dapat berkreatifitas dan berimajinasi secara spontan.

Dengan bermain anak tumbuh dan berkembang pada aspek-aspek perkembangan dalam pengenalan konsep bilangan terutama pada aspek kognitif. Pembelajaran dengan bermain anak pun merasa memiliki kesenangan tersendiri, sehingga aspek kognitif yang sangat membutuhkan yang lebih besar untuk dilakukan sebagai strategis bermain. Bermain dapat membuat anak senang dengan alat peraga yang akan memperlancar kreatif anak dalam mengenal konsep bilangan.

Dalam merencanakan dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak melalui kegiatan bermain sambil belajar dan kemampuan yang diharapkan dalam aspek pengembangan kognitif yaitu mampu untuk berpikir logis, memberi alasan memecahkan masalah.

(10)

4. Pentingnya Kecerdasan Mengenal Konsep Bilangan

Kehadiran mengenal konsep bilangan secara meluas dapat dirasakan dalam setiap aspek kehidupan modern. Seseorang tidak dapat melakukan pengukuran apapun, membuat bangunan, menggunakan uang, membuat janji tanpa menggunakan mengenal konsep bilangan.

Kecerdasan mengenal konsep bilangan ini juga telah didukung oleh tahapan-tahapan perkembangan konsep bilangan yang berhubungan kuat dengan aspek lain dari kehidupan sehari-hari. Selain itu berfikir logis sangat penting karena anak memperoleh disiplin mental yang keras dan belajar menentukan alur pikir yang benar dan yang tidak benar.

Pengembangan mengenal konsep bilangan di Taman Kanak-Kanak menurut Garden (1983: 6-11) meliputi:

1) Membilang menyebutkan urutan angka 1 sampai 10, 2) Membilang (mengenal konsep bilangan) dengan angka-angka 1 sampai 10, 3) Membuat urutan angka 1 sampai 10 dengan angka-angka, 4) Memasangkan lambang angka dengan angka- angka 1 sampai 10, 5) Menunjukkan 2 kumpulan angka yang sama jumlahnya.

Mengenalkan konsep bilangan pada anak sangatlah penting karena memiliki beberapa fungsi yang mampu menunjang perkembangan- perkembangan lain yang dimiliki anak, seperti perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional ketika mereka sedang bermain, dan sebagainya.

5. Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Depdiknas (2006 : 4) mengemukakan bahwa indikator adalah kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang dapat dijadikan

(11)

ukuran menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator adalah variabel yang digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang telah terjadi dari waktu ke waktu.

Adapun indikator kemampuan mengenal konsep bilangan dalam pengembangan kemampuan dasar kognitif menurut peraturan menteri nomor 58 (kurikulum taman kanak-kanak 2010) yaitu:

1. Membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda- benda) sampai 20.

2. Menunjuk lambang bilangan 1-20.

3. Membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda.

Ketiga indikator ini dipilih dengan alasan bahwa indikator tersebut dianggap sesuai dengan indikator peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui media balok angka yang akan diterapkan oleh guru di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

6. Pengertian Media Balok

Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya menjalankan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing, administrator dan sebagai pembina ilmu. Salah satu segi dari pembinaan kemampuan itu ialah sejauh mana guru menguasai suatu media meliputi segi pembuatan, cara penggunaan, fungsi dan penilaian media tersebut.

(12)

Menurut Hamalik (1986) pengertian media sehubungan dengan pendidikan adalah alat yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifitaskan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam hubungannya dengan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, diartikan juga bahwa media sebagai alat bantu belajar bagi siswa yang memberikan pelajaran mengajar yang bermakna.

Keberadaan media di antara guru dan siswa mempunyai pengaruh dalam proses pengajaran seperti dijelaskan bahwa media berguna mengefektifitaskan komunikasi dan interaksi guru dan siswa, bagi guru media diartikan sebagai alat menyampaikan pengajaran dan bagi siswa media diartikan sebagai alat belajar yang memberi pengalaman yang bermakna. Menurut Oemar Hamalik (1986: 7) “bahwa media belajar yang membuat guru harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Rasional, sesuai dengan akal dan mampu terpikirkan, 2) Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu terpikirkan, 3) Ekonomis, sesuai dengan pembiayaan yang ada, hemat, 4) Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan sifatnya sederhana, 5) Fungsional berguna dalam pelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa.

Keterampilan membuat media belajar berarti terampil dan menguasai teknik dan proses pembuatan suatu media yang berguna dalam suatu pembelajaran. Salah satu media belajar di taman kanak-kanak yaitu media balok. Balok adalah potongan-potongan kayu yang polos (tanpa dicat) sama tebalnya dan dengan panjang dua kali atau empat kali sama besarnya dengan satu unit balok. Balok bisa dibuat bentuk segitiga, segi empat, lingkaran kurva, dan silinder dengan berbagai macam warna. Balok

(13)

dijadikan media oleh guru untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa membuat media perlu keterampilan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media balok adalah salah satu alat bantu belajar bagi anak yang terbuat dari potongan-potongan kayu di mana pembuatannya diperlukan keterampilan guru dan tujuannya untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

7. Kegunaan Media Balok

Dalam proses belajar mengajar dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran, kedua aspek ini saling berkaitan. Menurut Hamalik (1986: 76) bahwa “pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bisa membawa pengaruh psikologis terhadap siswa”.

Media yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan di taman kanak-kanak adalah media yang dibuat atau dibeli untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dengan teratur, efektif dan efisien sehingga tujuan pendidikan taman kanak-kanak dapat tercapai. Menurut Syamsuriati (2008: 3) kegunaan media anak taman kanak-kanak sebagai berikut:

1) Merangsang anak melakukan kegiatan, pikiran, perasaan, perhatian dan minat, 2) Bereksperimen, 3) Menyelidiki atau meneliti, 4) Alat bantu mencapai tujuan pendidikan maksimal, 5) Memperjelas sesuatu sehingga menghilangkan ferbalisme, 6) Mengembangkan imajinasi (kreatifitas), 7) Melaksanakan tugas yang diberikan, 8) Melatih kepekaan berfikir, 9) Sebagai alat permainan.

(14)

Dalam proses belajar anak media memberikan rangsangan awal untuk lanjut ke pembelajaran, menumbuhkan minat dan motivasi kepada anak untuk mengasah kemampuan berpikir serta daya kreatifitasnya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan guru.

8. Metode Penggunaan Media Balok

Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan anak didik.

Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Menurut Depdiknas (2007: 13) menyebutkan bahwa ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain: “a) metode pemberian tugas, b) metode demonstrasi, c) metode bercerita, d) metode bercakap-cakap, e) metode tanya jawab, f) metode eksperimen”.

Metode pemberian tugas adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru. Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk mempertunjukkan atau memperagakan suatu objek atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan. Jenisnya antara lain bercerita dengan alat peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar dan lain-lain. Metode bercakap-cakap adalah salah satu penyampaian bahan pengembangan melalui bercakap-

(15)

cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru, atau anak dengan anak, jenisnya antara lain: bercakap-cakap bebas, berdasarkan gambar atau berdasarkan tema metode tanya jawab adalah metode yang dilaksanakan guru dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberikan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir melalui pertanyaan dari guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya. Metode eksperimen adalah metode kegiatan dengan melakukan suatu percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Menurut Syamsuriati (2008: 38) kegunaan media balok yaitu: “1) Mengenal bentuk geometri, 2) Mengenal warna dan ukuran, 3) Membilang dan mengurutkan, 4) Mengenal angka dan huruf, 5) Menyusun dan membangun”.

Menurut Sugianto (1995: 43) kegunaan media balok bagi anak usia dini yaitu: “1) Belajar mengenal konsep berhitung, 2) Belajar mengembangkan imajinasi, 3) Melatih kesabaran, 4) Secara sosial anak belajar berbagi, 5) Mengembangkan rasa percaya diri anak”. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Belajar mengenai konsep berhitung

Media balok dapat digunakan sebagai media berhitung dengan menjumlah balok yang dimainkan.

2. Belajar mengembangkan imajinasi

Untuk membangun sesuatu tentunya diperlukan kemampuan anak dalam berimajinasi. Imajinasi yang dituangkan dalam

(16)

karya mengasah kreativitas anak dalam mencipta beragam bentuk.

3. Melatih kesabaran

Dalam menyusun balok angka satu demi satu agar terbentuk bangunan seperti dalam imajinasinya, tentu anak memerlukan kesabaran. Berarti ia melatih dirinya sendiri untuk melakukan proses dari awal sampai akhir demi mencapai sesuatu. Ia berlatih untuk menyelesaikan pekerjaannya.

4. Secara sosial anak belajar berbagi

Ketika bermain susun balok bersama teman, anak terlatih untuk berbagi. Misalnya, jika si teman kekurangan balok tertentu, anak diminta untuk mau membagi balok yang dibutuhkan.

Perlahan tapi pasti, anak juga belajar untuk tidak saling berebut saat bermain.

5. Mengembangkan rasa percaya diri anak

Ketika anak bermain balok angka dan bisa menyusun angka secara benar, tentu anak akan merasa puas dan gembira.

Pencapaian ini akan menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuannya.

Balok dijadikan media belajar yang menarik bagi anak karena memiliki bentuk segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya dan memiliki tampilan warna yang beraneka macam seperti merah, kuning, hijau, biru dan sebagainya. Media balok membantu anak mengenal konsep ukuran besar dan kecil serta membantu anak mengenal angka atau huruf

(17)

yang ditulis angka atau huruf di setiap sisi balok tersebut. Sehubungan dengan membilang anak bisa membilang berdasarkan warna bentuk dan ukuran balok, anak bisa mengurutkan urutan bilangan yang ada di sisi balok serta anak bisa mengenal angka tersebut.

9. Langkah-langkah Bermain Balok

Menurut Yulia (2007 : 12) dalam bermain balok lakukan hal-hal berikut agar anak benar-benar terstimulasi:

1) Sediakan material balok angka yang cukup untuk menyusun angka yang akan dibuat anak. 2) Sediakan waktu yang cukup.

Jangan terburu-buru dan membatasi waktu. 3) Selama bermain, gunakan kosakata seputar dunia menghitung untuk menambah pengetahuan dan kosakata anak. 4) Berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan temannya dengan bermain balok angka bersama. 5) Amati perkembangan anak dalam bermain balok angka. Dari bentuk sederhana sampai anak akan mengembangkan kemampuan menyusun angka yang lebih kompleks. 6) Pastikan bentuk serta ukuran baloknya sesuai dengan usia anak, pilih balok berukuran besar agar mudah dipegang dan disusun. 7) Awasi anak saat bermain dengan balok. Jangan sampai balok tersebut dilemparkan atau digunakan untuk memukul anak lain ketika dirinya kesal. 8) Jangan mengintervensi anak dengan berbagai pengarahan ataupun perintah selama anak membuat suatu konstruksi. 9) Beri anak kesempatan untuk mengerjakan sendiri dan memutuskan sendiri apa yang akan dibuatnya. 10) Jangan lupa memberi pujian atas hasil karya anak apa pun hasilnya.

Dalam pembelajaran di kelas langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam bermain balok bagi anak didiknya, menurut Sudono (1995) yaitu: : “(1) menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok, (2) mengatur posisi duduk anak, (3) menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan balok, (4) mengadakan observasi.

(18)

B. Kelebihan Metode Mengenal Konsep Bilangan

Pada usia dini anak harus bisa dikenalkan tentang konsep bilangan, dalam mengenalkan tentang pentingnya konsep bilangan pada anak sejak dini agar anak mampu mengetahui dasar-dasar matematika dan berguna untuk kehidupan anak di masa yang akan datang, karena itu orang tua maupun guru harus bisa menstimulus kecerdasan-kecerdasan lainnya. Menurut Depdiknas (2007 : 2) bahwa pentingnya mengenal konsep bilangan pada anak adalah sebagai berikut:

1) Anak dapat berpikir logis dan sistimatis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar atau angka- angka yang terdapat di sekitar anak. 2) Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. 3) Anak memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi. 4) Anak memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya. 5) Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu spontan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa dalam memberikan kegiatan pengembangan daya pikir terutama untuk kegiatan persiapan pengenalan konsep bilangan, hendaknya guru memperhatikan masa peka anak dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki yaitu dengan cara mengenalkan konsep bilangan 1-10 dengan menghubungkan konsep bilangan, korelasi dalam pikiran (hubungan antara angka) yang terbentuk pada tahap ini sangat bermanfaat saat anak memasuki usia sekolah, terutama saat mempelajari penjumlahan.

(19)

Konsep bilangan merupakan salah satu untuk melakukan perhitungan matematika maka memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir, mengembangkan keterampilan untuk mencapai belajar mengajar pada matematika. Pendidikan seharusnya menggunakan alat-alat untuk melakukan perhitungan maka anak memiliki kemampuan untuk menyebut bilangan, kemampuan mengenal konsep bilangan dengan benda, dan kemampuan menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan.

Dalam kemampuan mengenal konsep bilangan itu merupakan kegiatan setiap orang dilandasi dengan adanya perubahan yang ingin dicapai melalui belajar pada dasarnya perubahan melalui yang diperhatikan oleh individu dengan lingkungannya melalui suatu yang mengarah pada tujuan, perubahan- perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berupa perubahan, kemampuan, sikap keterampilan, pemahaman dan aspek-aspek yang ada pada diri individu yang belajar perubahan tingkah laku itu secara berangsur-angsur oleh proses pendidikan dan latihan.

Tujuan kemampuan mengenal konsep bilangan menurut Sujiono (2008:89) membagi tujuan pengembangan konsep bilangan ada dua yaitu:

a) Secara umum pengembangan konsep bilangan di TK bertujuan agar anak dapat mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung dalam suasana yang menarik, aman, nyaman dan menyenangkan, sehingga diharapkan nantinya anak akan memiliki kesiapan dalam mengikuti pengembangan konsep bilangan yang sesungguhnya di jenjang sekolah selanjutnya. b) Secara khusus anak dapat memiliki kemampuan berikut: (1) Dapat memahami konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya. (2) Dapat berpikir logis dan sistimatis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda

(20)

kongkrit, gambar-gambar ataupun angka-angka yang terdapat di sekitar anak. (3) Dapat berkreatifitas dan berimajinasi secara spontan.

Dengan bermain anak tumbuh dan berkembang pada aspek-aspek perkembangan dalam pengenalan konsep bilangan terutama pada aspek kognitif. Pembelajaran dengan bermain anak pun merasa memiliki kesenangan tersendiri, sehingga aspek kognitif yang sangat membutuhkan yang lebih besar untuk dilakukan sebagai strategis bermain. Bermain dapat membuat anak senang dengan alat peraga yang akan memperlancar kreatif anak dalam mengenal konsep bilangan.

Dalam merencanakan dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak melalui kegiatan bermain sambil belajar dan kemampuan yang diharapkan dalam aspek pengembangan kognitif yaitu mampu untuk berpikir logis, memberi alasan memecahkan masalah.

C. Kelemahan Metode Mengenal Konsep Bilangan

Pada dasarnya metode mengenal konsep bilangan yang kami gunakan dalam mengenalkan bilangan bagi anak usia dini di sekolah kami sebenarnya tidak memiliki kelemahan yang signifikan (yang terlalu rumit). Karena metode ini mengenalkan konsep bilangan dengan menggunakan prinsip belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar yang akan memacu gairah anak dan memberi anak kesempatan berkreasi membuat bangunan rumah, jembatan, sehingga mereka bermain sambil mengenal bilangan tanpa ada paksaan untuk menghafal secara tidak langsung mereka mengenal bilangan tanpa ada rasa bosa dan jenuh.

Bahkan mereka akan merasa senang dan gembira mengenal bilangan sambil

(21)

bermain balok akan membuat anak lebih cepat memahami dan mengenal bilangan 1 – 20 dan seterusnya.

Bagi guru kelemahan metode ini jika penyediaan balok angka yang tidak mencukupi bagi anak karena jika balok angka tersebut tidak sesuai dengan jumlah anak maka akan menimbulkan anak berebut balok.

Anak yang tidak mendapat balok akan menangis dan tidak mau belajar, jadi guru atau kepala sekolah harus menyiapkan balok sebanyak anak. Guru harus pandai menjelaskan kepada anak, agar tidak ada yang saling berebut balok dan belajar sesuai apa yang diberikan kepada anak sehingga mereka belajar dengan senang dan gembira dan menyelesaikan pelajaran dengan baik.

(22)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Subjek Pembelajaran

Subjek dalam pembelajaran ini adalah kelompok B dengan jumlah anak sebanyak 15 orang dan 1 orang guru yang terdiri dari 6 orang anak laki- laki dan 9 orang anak perempuan yang mempunyai latar yang berbeda-beda.

B. Waktu dan Tempat Pembelajaran

Pembelajaran ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

C. Desain/Prosedur Pengembangan 1. Pelaksanaan

a. Menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok.

b. Mengatur posisi duduk anak.

c. Menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan balok.

d. Mengadakan observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan penerapan kegiatan bermain balok dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam pelaksanaannya, dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

22

(23)

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati aktivitas gerak anak dan kemampuan anak dalam kegiatan bermain balok. Kegiatan pengamatan ini berpedoman pada lembar observasi anak. Adapun yang diobservasi yaitu mengenai kemampuan mengenal konsep bilangan anak.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak melalui bermain balok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mengenal konsep bilangan anak dan menganalisis kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan berdasarkan pada hasil observasi mengenai peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui kegiatan bermain balok.

(24)

BAB IV

HASIL PEMBELAJARAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pertemuan I 1. Perencanaan

Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu melakukan beberapa perencanaan dan persiapan guna kelancaran kegiatan pembelajaran.

Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan yakni :

a) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sesuai dengan perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Tema dan sub tema dalam RKH adalah “Kebutuhan/Makanan dan Minuman”.

b) Guru mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan antara lain gelas, piring, balok, buku gambar, pensil dan gambar buah.

c) Mengatur posisi duduk anak dengan baik supaya tidak ada lagi anak yang berkeliaran pada saat kegiatan bermain balok berlangsung.

d) Guru mempersiapkan format observasi anak didik, format observasi guru, yang akan digunakan dalam memantau keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak dalam kegiatan bermain balok.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Desember 2015 Dengan kegiatan sebagai berikut :

24

(25)

a) Kegiatan awal (1) Berbaris

Kegiatan ini dilakukan diluar ruangan dengan berbaris sebelum anak didik memasuki ruangan kelas.

(2) Mengucapkan salam, berdoa dan bernyanyi

Sebelum anak memulai pelajaran mereka mengucapkan salam kepada guru, dilanjutkan dengan kegiatan melakukan doa bersama.

Setelah berdoa anak bernyanyi bersama.

(3) Bercakap-cakap tentang cara makan dan minum yang benar

Anak bersama guru bercakap-cakap tentang cara makan dan minum yang benar.

(4) Praktek langsung berjalan pada garis lurus sambil membawa gelas yang berisi air.

(5) Guru memberikan gerakan motorik kasar kepada anak dengan berjalan pada garis lurus sambil membawa gelas yang berisi air.

b) Kegiatan inti

(1) Bermain balok angka

Kegiatan inti yang pertama adalah bermain balok angka dengan cara menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan bermain balok adalah pertama-tama guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka yang akan dilaksanakan hari ini yaitu menghubungkan lambang bilangan 1-20

(26)

dengan gambar air mineral menggunakan balok angka, setelah sasaran pembelajaran ditetapkan guru memulai kegiatan bermain balok dengan mengatur posisi duduk anak membentuk lingkaran.

Setelah mengatur posisi duduk anak, guru membagikan alat permainan yang akan digunakan yakni balok angka dan beberapa gambar air mineral, kemudian guru menyajikan materi pelajaran yakni menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka, setelah menyajikan materi pelajaran guru kemudian meminta anak melakukan kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka, kemudian guru meminta anak menyebutkan masing-masing jumlahnya. Pada saat kegiatan berlangsung guru melakukan observasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak dengan cara mencatat pada lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

(2) Setelah kegiatan bermain balok selesai kegiatan inti selanjutnya adalah menirukan 4 urutan kata misal : sendok, gelas, piring, garpu yang kemudian diakhiri dengan kegiatan membuat lingkaran, segitiga dan bujur sangkar sehingga menjadi bentuk gelas.

c) Istirahat

Pada kegiatan istirahat anak dipersilahkan mencuci tangan secara bergantian kemudian guru membimbing anak-anak membaca doa

(27)

sebelum makan, setelah selesai makan guru mempersilahkan anak- anak bermain di luar ruangan.

d) Kegiatan akhir

(1) Kegiatan akhir yang pertama adalah bercakap-cakap tentang anak yang mau meminjamkan gelasnya.

(2) Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang kegiatan yang dilakukan pada hari ini.

(3) Guru mengajak anak untuk bernyanyi bersama.

(4) Guru memberikan pesan moral kepada anak didik.

(5) Guru mengajak anak-anak untuk bersama-sama membaca doa/

salam dan pulang.

3. Observasi

Hasil observasi pada pertemuan I menunjukkan bahwa dalam kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka, guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan cara menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka sesuai dengan kegiatan pembelajaran yakni menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka. Guru mengatur posisi duduk anak tidak teratur sehingga banyak anak yang berkeliaran saat kegiatan bermain balok.

Selanjutnya guru menyajikan materi pelajaran dengan baik dengan cara menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral

(28)

menggunakan balok angka dan yang terakhir guru tidak mengadakan observasi pada saat kegiatan bermain balok berlangsung.

Hasil observasi anak pada pertemuan I melalui kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka, menunjukkan bahwa dari aspek kemampuan anak membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 yang memperoleh nilai dengan kategori baik ada 9 orang anak yaitu yang mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 dengan balok tanpa bantuan orang lain, sedangkan yang memperoleh nilai dengan kategori cukup ada 4 orang anak yaitu yang mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 dengan balok dengan bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori kurang ada 2 orang anak yaitu yang tidak mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 dengan balok.

Dari aspek kemampuan menunjuk lambang bilangan 1-20 melalui kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka, yang memperoleh nilai dengan kategori baik ada 10 orang anak yaitu yang mampu menunjuk lambang bilangan 1-20 dengan balok tanpa bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori cukup ada 3 orang anak yaitu yang mampu menunjuk lambang bilangan 1-20 dengan balok dengan bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori kurang ada 2 orang

(29)

anak yaitu yang tidak mampu menunjuk lambang bilangan 1-20 dengan balok.

4. Refleksi

Berdasarkan observasi di atas dalam kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar air mineral menggunakan balok angka.

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama dengan indikator anak mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 masih kurang karena di mana guru dalam mempersiapkan alat dan bahan pembelajar belum lengkap dan tidak sesuai dengan jumlah anak sehingga anak kurang.

5. Rencana Perbaikan

a. Dari kendala di atas maka penulis dan guru mencari solusi agar tindakan pembelajar pada pertemuan berikutnya dapat berhasil dan dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan.

Solusinya adalah guru harus menyiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan lengkap dalam kegiatan bermain balok sebelum pembelajaran dimulai.

b. Kendala kedua dalam pembelajaran pada pertemuan I guru mengatur posisi duduk anak tapi tidak teratur. Jadi masih banyak anak yang berkeliaran saat kegiatan berlangsung / dilaksanakan.

Solusinya sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebaiknya / terlebih dahulu guru harus mengatur posisi duduk anak dengan baik

(30)

agar anak tidak lagi berkeliaran saat kegiatan bermain balok angka dilakukan.

Pertemuan II 1. Perencanaan

Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu melakukan beberapa perencanaan dan persiapan guna kelancaran kegiatan pembelajaran.

Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan yakni :

a) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sesuai dengan perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Tema dan sub tema dalam RKH adalah “Kebutuhan/Makanan dan Minuman”.

b) Guru mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan antara lain gelas, piring, balok, buku gambar, pensil dan gambar buah.

c) Mengatur posisi duduk anak dengan baik supaya tidak ada lagi anak yang berkeliaran pada saat kegiatan bermain balok berlangsung.

d) Guru mempersiapkan format observasi anak didik, format observasi guru, yang akan digunakan dalam memantau keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak dalam kegiatan bermain balok.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 9 Desember 2015 dengan kegiatan sebagai berikut :

(31)

a) Kegiatan awal (1) Berbaris

Kegiatan ini dilakukan di luar ruangan dengan berbaris sebelum anak didik memasuki ruangan kelas.

(2) Mengucapkan salam, berdoa dan bernyanyi

Sebelum anak memulai pelajaran mereka mengucapkan salam kepada guru, dilanjutkan dengan kegiatan melakukan doa bersama.

Setelah berdoa anak bernyanyi bersama.

(3) Melakukan perintah secara berurutan

Anak melakukan kegiatan maju ke depan tunjukkan gambar nasi, sebutkan asalnya lalu duduk kembali.

(4) Berjalan berjinjit

Guru memberikan gerakan motorik kasar kepada anak berupa praktek langsung berjalan berjinjit sambil membawa piring.

b) Kegiatan inti

(1) Bermain balok angka

Kegiatan inti yang pertama adalah bermain balok angka dengan cara menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan bermain balok adalah pertama-tama guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka yang akan dilaksanakan hari ini yaitu menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka, setelah sasaran

(32)

pembelajaran ditetapkan guru memulai kegiatan bermain balok dengan mengatur posisi duduk anak membentuk lingkaran. Setelah mengatur posisi duduk anak, guru membagikan alat permainan yang akan digunakan yakni balok angka dan beberapa gambar nasi, kemudian guru menyajikan materi pelajaran yakni menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka, setelah menyajikan materi pelajaran guru kemudian meminta anak melakukan kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka, kemudian guru meminta anak menyebutkan masing-masing jumlahnya. Pada saat kegiatan berlangsung guru melakukan observasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak dengan cara mencatat pada lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

(2) Setelah kegiatan bermain balok selesai kegiatan inti selanjutnya adalah berlomba berlari mengambil gambar buah yang disebutkan ibu guru yang kemudian diakhiri dengan kegiatan mewarnai gambar gelas yang berisi sirup.

c) Istirahat

Pada kegiatan istirahat anak dipersilahkan mencuci tangan secara bergantian kemudian guru membimbing anak-anak membaca doa sebelum makan, setelah selesai makan guru mempersilahkan anak- anak bermain di luar ruangan.

(33)

d) Kegiatan akhir

(1) Kegiatan akhir yang pertama adalah tanya jawab tentang cara menyajikan makanan dan minuman di atas meja.

(2) Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang kegiatan yang dilakukan pada hari ini.

(3) Guru mengajak anak untuk bernyanyi bersama.

(4) Guru memberikan pesan moral kepada anak didik.

(5) Guru mengajak anak-anak untuk bersama-sama membaca doa/

salam dan pulang.

3. Observasi

Hasil observasi pada pertemuan II melalui kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka, guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan baik dengan cara menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka sesuai dengan kegiatan pembelajaran yakni menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka. Guru mengatur posisi duduk anak dengan membentuk lingkaran tapi tidak rapi. Selanjutnya guru menyajikan materi pelajaran dengan baik dengan cara menghubungkan lambang bilangan 1- 20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka dan yang terakhir guru mengadakan observasi dengan cara mencatat hasil kemampuan mengenal konsep bilangan anak pada lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya tapi hanya sebagian anak yang sempat diobservasi.

(34)

Hasil observasi anak pada pertemuan II melalui kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka, menunjukkan bahwa dari aspek kemampuan anak membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda yang memperoleh nilai dengan kategori baik ada 10 orang anak yaitu yang mampu membuat urutan bilangan 1-20 dengan balok tanpa bantuan orang lain, sedangkan yang memperoleh nilai dengan kategori cukup ada 3 orang anak yaitu yang mampu membuat urutan bilangan 1-20 dengan balok dengan bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori kurang ada 2 orang anak yaitu yang tidak mampu membuat urutan bilangan 1-20 dengan balok.

4. Refleksi

Pada pertemuan II melalui kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1- 20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka, guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan baik dengan cara menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka sesuai dengan kegiatan pembelajaran yakni menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka. Guru mengatur posisi duduk anak dengan membentuk lingkaran tapi tidak rapi.

5. Rencana Perbaikan

a. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada pertemuan II dengan kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dengan gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka dikategorikan masih kurang, di

(35)

mana guru tidak menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan baik sesuai kegiatan pembelajaran.

Solusinya adalah guru telah menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan baik dengan cara menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu membuat urutan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka.

b. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan II dalam kegiatan menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan gambar nasi menggunakan balok angka dengan indikator menunjuk lambang bilangan 1-20 masih kurang di mana guru telah mengatur posisi duduk anak dengan membentuk lingkaran tetapi belum rapi. Ini dilihat masih ada anak yang berkeliaran saat kegiatan bermain balok dilaksanakan.

Solusinya adalah dari beberapa kendala di atas, guru membentuk posisi duduk anak dengan membuat lingkaran.

Pertemuan III 1. Perencanaan

Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu melakukan beberapa perencanaan dan persiapan guna kelancaran kegiatan pembelajaran.

Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan yakni :

a) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sesuai dengan perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Tema dan sub tema dalam RKH adalah “Kebutuhan/Makanan dan Minuman”.

(36)

b) Guru mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan antara lain gelas, piring, balok, buku gambar, pensil dan gambar buah.

c) Mengatur posisi duduk anak dengan baik supaya tidak ada lagi anak yang berkeliaran pada saat kegiatan bermain balok berlangsung.

d) Guru mempersiapkan format observasi anak didik, format observasi guru, yang akan digunakan dalam memantau keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak dalam kegiatan bermain balok.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Desember 2015 dengan kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan awal (1) Berbaris

Kegiatan ini dilakukan di luar ruangan dengan berbaris sebelum anak didik memasuki ruangan kelas.

(2) Mengucapkan salam, berdoa dan bernyanyi

Sebelum anak memulai pelajaran mereka mengucapkan salam kepada guru, dilanjutkan dengan kegiatan melakukan doa bersama.

Setelah berdoa anak bernyanyi bersama.

(3) Tanya jawab tentang pakaian rapi

Guru mengajak anak melakukan tanya jawab tentang pakaian yang digunakan ke sekolah dan bermain.

(37)

(4) Memantulkan bola kecil diam di tempat

Guru memberikan gerakan motorik kasar kepada anak dengan cara memantulkan bola kecil diam di tempat secara bergiliran.

b) Kegiatan inti

(1) Bermain balok angka

Kegiatan inti yang pertama adalah bermain balok angka dengan cara membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan bermain balok adalah pertama- tama guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka yang akan dilaksanakan hari ini yaitu membuat urutan bilangan 1- 20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka, setelah sasaran pembelajaran ditetapkan guru memulai kegiatan bermain balok dengan mengatur posisi duduk anak membentuk lingkaran. Setelah mengatur posisi duduk anak, guru membagikan alat permainan yakni balok angka dan beberapa gambar anak yang berpakaian rapi, kemudian guru menyajikan materi pelajaran yakni membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka, setelah menyajikan materi pelajaran guru kemudian meminta anak melakukan kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka, guru kemudian meminta anak menunjuk angka balok yang disebutkan

(38)

oleh guru. Pada saat kegiatan berlangsung guru melakukan observasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak dengan cara mencatat kemampuan anak pada lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

(2) Setelah kegiatan bermain balok selesai kegiatan inti selanjutnya adalah membedakan kata yang huruf awalnya sama misal : kain- kancing yang kemudian diakhiri dengan kegiatan menggunting gambar pakaian.

c) Istirahat

Pada kegiatan istirahat anak dipersilahkan mencuci tangan secara bergantian kemudian guru membimbing anak-anak membaca doa sebelum makan, setelah selesai makan guru mempersilahkan anak- anak bermain di luar ruangan.

d) Kegiatan akhir

(1) Kegiatan akhir yang pertama adalah tanya jawab tentang cara berpakaian rapi dan sopan.

(2) Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang kegiatan yang dilakukan pada hari ini.

(3) Guru mengajak anak untuk bernyanyi bersama.

(4) Guru memberikan pesan moral kepada anak didik.

(5) Guru mengajak anak-anak untuk bersama-sama membaca doa/

salam dan pulang.

(39)

3. Observasi

Hasil observasi pada pertemuan III menunjukkan bahwa dalam kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka, guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan baik dengan cara menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka.

Guru mengatur posisi duduk anak dengan baik yakni guru sudah mengatur posisi duduk anak dengan rapi. Selanjutnya guru menyajikan materi pelajaran dengan baik dengan cara menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan balok angka dan yang terakhir guru mengadakan observasi dengan baik dengan mencatat hasil kemampuan anak pada lembar observasi anak.

Hasil observasi anak pada pertemuan III melalui kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka, menunjukkan bahwa dari aspek kemampuan anak membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 yang memperoleh nilai dengan kategori baik ada 12 orang anak yaitu yang mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 dengan balok tanpa bantuan orang lain, sedangkan yang memperoleh nilai dengan kategori cukup ada 3 orang anak yaitu yang mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 dengan balok dengan

(40)

bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori kurang yaitu anak yang tidak mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20 dengan balok sudah tidak ada lagi.

Dari aspek kemampuan menunjuk lambang bilangan 1-20 melalui kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka, yang memperoleh nilai dengan kategori baik ada 14 orang anak yaitu yang mampu menunjuk lambang bilangan 1-20 dengan balok tanpa bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori cukup ada 1 orang anak yaitu yang mampu menunjuk lambang bilangan 1-20 dengan balok dengan bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori kurang yaitu anak yang tidak mampu menunjuk lambang bilangan 1-20 dengan balok sudah tidak ada lagi.

4. Refleksi

Pada pertemuan III menunjukkan bahwa dalam kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka, guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan baik dengan cara menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar anak yang berpakaian rapi dengan menggunakan balok angka. Guru mengatur posisi duduk anak dengan baik yakni guru sudah mengatur posisi duduk anak dengan rapi.

(41)

5. Rencana Perbaikan

Guru tidak mengadakan observasi dengan baik dengan tidak mencatat hasil kemampuan anak pada lembar observasi sehingga guru tidak mengetahui mana anak yang berkembang dengan yang tidak berkembang dalam kemampuan anak mengenal konsep bilangan.

Solusinya adalah guru telah mengadakan observasi dengan baik dengan cara mencatat hasil kemampuan anak yang sudah mampu dalam mengenal konsep bilangan melalui kegiatan bermain balok pada lembar observasi anak.

Pertemuan IV 1. Perencanaan

Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu melakukan beberapa perencanaan dan persiapan guna kelancaran kegiatan pembelajaran.

Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan yakni :

a) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sesuai dengan perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Tema dan sub tema dalam RKH adalah “Kebutuhan/Makanan dan Minuman”.

b) Guru mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan antara lain gelas, piring, balok, buku gambar, pensil dan gambar buah.

c) Mengatur posisi duduk anak dengan baik supaya tidak ada lagi anak yang berkeliaran pada saat kegiatan bermain balok berlangsung.

d) Guru mempersiapkan format observasi anak didik, format observasi guru, yang akan digunakan dalam memantau keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran

(42)

berlangsung untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak dalam kegiatan bermain balok.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan IV dilaksanakan pada hari Senin, 14 Desember 2015 dengan kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan awal (1) Berbaris

Kegiatan ini dilakukan diluar ruangan dengan berbaris sebelum anak didik memasuki ruangan kelas.

(2) Mengucapkan salam, berdoa dan bernyanyi

Sebelum anak memulai pelajaran mereka mengucapkan salam kepada guru, dilanjutkan dengan kegiatan melakukan doa bersama.

Setelah berdoa anak bernyanyi bersama.

(3) Melafalkan doa sebelum berpakaian

Guru mengajak anak melafalkan doa sebelum berpakaian.

(4) Berlari melompati gambar pakaian.

(5) Guru memberikan gerakan motorik kasar kepada anak dengan berlari melompati gambar pakaian.

b) Kegiatan inti

(1) Bermain balok angka

Kegiatan inti yang pertama adalah bermain balok angka dengan cara membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar pakaian menggunakan balok angka. Adapun langkah-langkah dalam

(43)

kegiatan bermain balok adalah pertama-tama guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka yang akan dilaksanakan hari ini yaitu membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar pakaian menggunakan balok angka, setelah sasaran pembelajaran ditetapkan guru memulai kegiatan bermain balok dengan mengatur posisi duduk anak membentuk lingkaran. Setelah mengatur posisi duduk anak, guru membagikan alat permainan yakni balok angka dan beberapa gambar pakaian, kemudian guru menyajikan materi pelajaran yakni membuat urutan bilangan gambar pakaian menggunakan balok angka, setelah menyajikan materi pelajaran guru kemudian meminta anak melakukan kegiatan membuat urutan bilangan gambar pakaian menggunakan balok angka. Pada saat kegiatan berlangsung guru melakukan observasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak dengan cara mencatat pada lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

(2) Setelah kegiatan bermain balok selesai kegiatan selanjutnya adalah menyusun gambar pakaian dari yang panjang ke yang pendek yang kemudian diakhiri dengan kegiatan meniru melipat bentuk baju.

c) Istirahat

Pada kegiatan istirahat anak dipersilahkan mencuci tangan secara bergantian kemudian guru membimbing anak-anak membaca doa sebelum makan, setelah selesai makan guru mempersilahkan anak- anak bermain di luar ruangan.

d) Kegiatan akhir

(44)

(1) Kegiatan akhir yang pertama adalah tanya jawab tentang macam- macam pakaian daerah.

(2) Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang kegiatan yang dilakukan pada hari ini.

(3) Guru mengajak anak untuk bernyanyi bersama.

(4) Guru memberikan pesan moral kepada anak didik.

(5) Guru mengajak anak-anak untuk bersama-sama membaca doa/

salam dan pulang.

3. Observasi

Hasil observasi pada pertemuan IV menunjukkan bahwa dalam kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar pakaian menggunakan balok angka, guru menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka dengan baik dengan cara menetapkan sasaran pembelajaran bermain balok angka sesuai dengan kegiatan pembelajaran yakni membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar pakaian menggunakan balok angka. Guru mengatur posisi duduk anak dengan baik yakni mengatur posisi duduk anak membentuk lingkaran dengan rapi. Selanjutnya guru menyajikan materi pelajaran dengan baik dengan cara menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan balok angka dan yang terakhir guru mengadakan observasi dengan baik dengan cara mencatat hasil kemampuan mengenal konsep bilangan anak pada lembar observasi anak.

(45)

Hasil observasi anak pada pertemuan IV melalui kegiatan membuat urutan bilangan 1-20 dari gambar pakaian menggunakan balok angka, menunjukkan bahwa dari aspek kemampuan anak membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda yang memperoleh nilai dengan kategori baik ada 14 orang anak yaitu yang mampu membuat urutan bilangan 1-20 dengan balok tanpa bantuan orang lain, sedangkan yang memperoleh nilai dengan kategori cukup ada 1 orang anak yaitu yang mampu membuat urutan bilangan 1-20 dengan balok dengan bantuan orang lain, dan yang memperoleh nilai dengan kategori kurang yaitu anak yang tidak mampu membuat urutan bilangan 1-20 dengan balok sudah tidak ada lagi.

Dari hasil pengembangan pembelajaran diperoleh peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak, hal ini ditandai dengan peningkatan kemampuan anak dalam membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20, menunjuk lambang bilangan 1-20 dan membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda. Dari perkembangan tersebut, pengembangan pembelajaran ini telah berhasil dilaksanakan tidak ada lagi anak yang kemampuan mengenal konsep bilangannya tidak meningkat. Maka pembelajaran ini dihentikan sampai pada pertemuan IV.

B. Pembahasan

(46)

Bermain balok adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh anak-anak utamanya pada anak-anak usia taman kanak-kanak. Lara (Nakita, 2010) mengatakan bahwa salah satu jenis alat permainan edukatif untuk anak usia dini yaitu permainan balok. Balok merupakan suatu permainan konstruktif di mana kegiatannya adalah menyusun balok-balok dan dapat diperkenalkan pada anak sejak usia tiga tahun.

Fridani (Nakita, 2010:10) menyebutkan manfaat bermain balok yaitu

“1) melatih kemampuan mengenal konsep bilangan, 2) mengenalkan konsep warna dan bentuk serta tekstur, 3) melatih kesabaran, 4) mengenal nilai-nilai moral, 5) mengajarkan anak mengenali kemampuan dirinya, dan 6) mengandung nilai teraupetik.

Berdasarkan hasil pelaksanaan pengembangan pembelajaran diketahui terjadi peningkatan pengembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak dari pertemuan I sampai pertemuan IV. Pada pertemuan I masih terdapat kekurangan-kekurangan, di mana kekurangan tersebut berasal dari guru dan anak. Di antaranya kurang lengkapnya alat dan perlengkapan permainan balok, guru tidak mengatur posisi duduk anak dan tidak mengadakan observasi pada saat kegiatan bermain balok berlangsung. Sedangkan kekurangan dari anak yaitu tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru, anak lebih banyak bermain sendiri daripada bermain balok.

Pada pelaksanaan pengembangan pembelajaran pertemuan III dan IV, pengembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak sudah mengalami peningkatan, di mana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pertemuan I dan II sudah dapat diperbaiki. Guru sudah menyiapkan alat dan perlengkapan

(47)

bermain balok dengan lengkap, guru sudah mengatur posisi duduk anak dengan baik dan sudah mengadakan observasi pada saat kegiatan bermain balok berlangsung. Dari 17 orang anak, tidak ada lagi anak yang memperoleh nilai kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa melalui kegiatan bermain balok kemampuan mengenal konsep bilangan anak pada Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengalami peningkatan.

BAB V

(48)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu terjadi peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa melalui kegiatan bermain balok. Pada pertemuan I dan II masih terdapat kekurangan-kekurangan, di mana kekurangan tersebut berasal dari guru dan anak. Di antaranya kurang lengkapnya alat dan perlengkapan permainan balok, guru tidak mengatur posisi duduk anak dan tidak mengadakan observasi pada saat kegiatan bermain balok berlangsung.

Sedangkan kekurangan dari anak yaitu tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru, anak lebih banyak bermain sendiri daripada bermain balok. Sedangkan pada pertemuan III dan IV kelemahan yang terdapat pada pertemuan I dan II dapat diatasi dan kemampuan mengenal konsep bilangan anak semakin meningkat, hal ini terlihat dari pertemuan III dan IV tidak ada lagi anak yang mendapat nilai kurang, hal ini mengindikasikan bahwa melalui kegiatan bermain balok kemampuan mengenal konsep bilangan anak di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa dapat ditingkatkan.

B. Saran

48

(49)

Berhubungan dengan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak, seorang guru hendaklah menguasai berbagai metode pembelajaran salah satunya bermain balok dapat dijadikan referensi untuk peningkatan mengenal konsep bilangan anak.

2. Kepada pihak sekolah agar kiranya dapat melengkapi sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran anak khususnya media pembelajaran permainan balok guna meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

(50)

Aisyah, Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Andri Saleh. 2009. Membimbing Anak Belajar Berhitung. Jakarta: Arcan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Bumi Aksara.

David Hopkins. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Garden, Howart. 1983. Pengembangan Konsep Bilangan di Taman Kanak-Kanak.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mayke Sugianto. 1995, Permainan Anak. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Mulyasa. 2009. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nakita. 2005. Pilih Permainan Edukatif Agar Si Kecil Tekun. Jakarta: Gramedia.

Nugraha, Ali. 2003. Kiat Merangsang Kecerdasan Anak / Ali Nugraha dan Neny Ratnawati. Cet. 1. Jakarta: Puspa Swara.

Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Suria Sumantri. 1982. Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung:

Andira.

Syamsuriati. 2008. Media Pembelajaran TK. Sengkang: Prima.

Thalib, 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Yulia W. 2007. Balok Melatih EQ Anak. Bandung: Alfabeta.

(51)

LAPORAN TINDAKAN PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK ANGKA PADA ANAK

USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK IDHATA CAMBAYA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

SUMARNI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2016

(52)

LAPORAN TINDAKAN PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK ANGKA PADA ANAK

USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK IDHATA CAMBAYA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

SUMARNI 1449046067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2016

(53)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Usulan tindakan dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Kegiatan Bermain Balok Angka pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Idhata Cambaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa” atas nama :

Nama : Sumarni

NIM : 1449046067

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas : Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, naskah usulan ini telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Makassar, Agustus 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Herman, S.Pd, M.Pd. Azizah Amal, SS, M.Pd.

NIP. 19830429 200812 1 007 NIP. 19790326 200604 2 001

Disahkan :

Ketua Prodi PGPAUD FIP UNM

Syamsuardi, S.Pd, M.Pd.

NIP. 19830210 200812 1 002

(54)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Pengembangan... 4 D. Manfaat Pengembangan... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 A. Pengertian... 6 B. Kelebihan Metode Mengenal Konsep Bilangan... 15 C. Kelemahan Metode Mengenal Konsep Bilangan... 18 BAB III METODE PELAKSANAAN... 19 A. Subjek Pembelajaran... 19 B. Waktu dan Tempat Pembelajaran... 19 C. Desain/Prosedur Pengembangan... 19 D. Teknik Analisis Data... 24

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sintesis prioritas diperoleh dari metode eigen vektor atau perkalian prioritas lokal dengan prioritas kriteria bersangkutan pada level yang lebih tinggi dan

Selanjutnya Islam juga melihat bahwa pengentasan kemiskinan merupakan tanggung jawab kolektif masyarakat, sehingga upaya pemberdayaan ekonomi kaum miskin menjadi kewajiban

Pelaksanaan pertemuan diawali dengan kegiatan awal, yaitu : guru mengucapkan salam, berdo’a, guru mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa dengan menyuruh siswa duduk

Masalah yang dikaji dan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana kelayakan dan respon mahasiswa terhadap media e-komik sebagai media pembelajaran keamanan jaringan

PENGGUNAAN MEDIA KARTU ANGKA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK DI. TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI PASIR PUTIH KECAMATAN SINJAI BORONG

mengamati sendiri, membandingkan, sehingga anak dapat menemukan cara dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang di hadapi. Kegiatan yang dilakukan didalam

Sri Susanti.: Upaya Meningkatkan Kemampuan mengenal angka melalui pemanfaatan Media Balok Cuisenaire di kelompok Taman Kana-Kanak B.1 Padang Ulak Tanding