• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAYANGAN I M POSSIBLE MERRY RIANA DAN MOTIVASI DIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TAYANGAN I M POSSIBLE MERRY RIANA DAN MOTIVASI DIRI"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Korelasional tentang Tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV terhadap Motivasi Diri Mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU)

SKRIPSI

DINI AISYAH WALIYAH 130904044

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

MEDAN

2017

(2)

(Studi Korelasional tentang Tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV terhadap Motivasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP

USU)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DINI AISYAH WALIYAH 130904044

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

(3)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini ditujukan untuk dipertahankan oleh : Nama : Dini Aisyah Waliyah

NIM : 130904044

Judul Skripsi : Tayangan I’m Possible Merry Riana dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV Terhadap Motivasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

Pembimbing Ketua Departemen

Drs. HR Danan Djaja, M.A Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. 195211091983031001 NIP. 196208281987012001

Dekan Fisip USU

Dr. Muryanto Amin, M.Si NIP. 197409302005011002

(4)

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Dini Aisyah Waliyah

NIM : 130904044

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Tayangan I’m Possible Merry Riana dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV Terhadap Motivasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Ditetapkan di :

Tanggal :

(5)

Skripsi ini adalah karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya

bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku

Nama : Dini Aisyah Waliyah

NIM : 130904044

Tanda Tangan :

Tanggal :

(6)

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia kesehatan, semangat, kemudahan, serta kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir guna meraih gelar sarjana Strata I di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari dalam skripsi yang berjudul Tayangan Tayangan I’m Possible dan Motivasi Diri ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca skripsi ini, sehingga dapat menjadi masukan bagi penulis untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi di lain waktu.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang berbaik hati merelakan waktunya untuk membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi serta Ibu Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi, atas segala bantuan yang berguna dan bermanfaat bagi penulis.

3. Bapak Drs. HR Danan Djaja, M.A. selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan dukungan dan bimbingan yang berharga selama masa perkuliahan dan terkhusus dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. HR Danan Djaja, M.A. selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang telah senantiasa membimbing penulis selama masa perkuliahan.

(7)

masa perkuliahan.

6. Seluruh staf Kabag Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas bantuannya mengurus surat izin penelitian, serta Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi stambuk 2014 yang menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Untuk ayah (Alm) Suardi, alhamdulillah anakmu kini telah bertambah lagi yang menyelesaikan gelar S1 nya, dan Umi tersayang Sofyani Bayazid yang selalu memberikan dukungan moral maupun materil serta doa-doa tulusnya, perhatian, kasih sayang, dan pengorbanan yang tulus serta dukungan semangat yang selalu diberikan sampai hari ini dan hari-hari berikutnya. Semoga Umi selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan amin.

8. Saudara-saudara tercinta, Kakak Asmaul Husna Arafah, Abang Omar Shaddiq, Kakak Annura Sofia (yang sangat cerewet dan selalu menuntut segera tamatkan kuliah) dan Adik M. Zacky Abdullah (semoga terwujud mimpimu ya dik!), mereka yang telah banyak memberikan motivasi, semangat, doa dan dukungan materil hingga proses praktek kerja lapangan ini selesai, alhamdulillah terima kasih.

9. Saudara angkat tercinta yang ikut serta menjadi motivasi dan semangat Kakak Sabriyah Gassie Hadra dan Adik Cut Jehan Aulia.

10. Teman kesayangan dan seperjuangan “The Beauty” (Nurmala Sari, Dina Hairani S, Nur Aisyah, Vina Selvia, dan Diah Ayu Lestari) yang selalu ada baik suka maupun duka, dan saling memberikan semangat selama proses skripsian bersama.

11. Teman yang pertama kali dijumpai di Universitas Sumatera Utara sejak daftar ulang masuk kuliah hingga sampai saat ini Puteri Daulay, semoga pertemanan kita abadi dan semangat untuk kita.

12. Teman yang selalu siap ditanya-tanya seputaran proposal jika sedang bingung Novi Asriyanti, terimakasih.

(8)

14. Teman-teman yang juga luar biasa baiknya dan seperjuangan Srik, Yunda, Amel, Sofyan, Hamdani,Yohana, Chikita, Zulfa, Nadya, Mawaddah (Ama), Fiqa, Ulfa, Badria dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15. Seluruh teman-teman mahasiswa Ilmu Komunikasi stambuk 2013.

16. Seluruh kakak, abang, adik dan teman-teman Persma Pijar.

17. Sahabat-sahabat seperjuangan dan tersayang dari SMA hingga saat ini yang sama-sama berjuang untuk masa depan: Uci Irwana, Oppi Damayana, Rini Mulia Sari, Irma Siagian, Dwi Rahmayani, Wahyuni Lestari dan Sintya.

18. Pendengar yang baik dan sabar Ilham Rafsandjani, terimakasih.

19. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, apabila terdapat kesalahan/ kekhilafan dalam bentuk bahasa penyampaian dan teknik penulisan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan agar para pembaca memberi masukan berupa saran yang bertujuan membangun kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca serta menjadi tambahan ilmu.

Medan, Penulis,

Dini Aisyah Waliyah

(9)

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dini Aisyah Waliyah NIM : 130904044

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Noneksklusive Royalty-Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul

“Tayangan I’m Possible Merry Riana dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV Terhadap Motivasi

Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa menerima izin dari saya selama tetap mencantuman nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : Yang Menyatakan

(10)

Penelitian ini berjudul “Tayangan I’m Possible Merry Riana dan Motivasi Diri (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan I’m Possible Marry Riana di Metro TV terhadap Motivasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh tayangan I’m Possible Merry Riana di Metro TV terhadap motivasi diri mahasiswa Ilmu Komunikasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, teori Komunikasi Massa, Model Psikodinamis, Televisi, Talkshow, dan teori Motivasi. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variabel X (Tayangan I’m Possible) dengan variabel Y (Motivasi Diri). Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi. Teknik analisa data yang digunakan analisa deskriptif, analisa korelasional, dan uji hipotesa dengan menggunakan Uji T (T-Test) dan dikonversikan dengan t (tabel) sebagai tolak ukur signifikansi suatu hubungan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan menggunakan kuesioner dan penelitian kepustakaan (Library Research). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2014 berjumlah 200 orang, dengan menggunakan rumus Arikunto dengan mengambil sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi, sehingga sampel yang didapat sebanyak 30 orang. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling dan karakteristik sampel. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisa deskriptif, analisa korelasional dan uji hipotesa dengan menggunakan uji T-Test Chi Square yaitu “Paired–Sample T Test” melalui program SPSS For Windows 17.0 diperoleh hasil nilai t (hitung)lebih besar dari t (tabel) yang berarti terdapat hubungan atau pengaruh yang signifikan antara tayangan “I’m Possible” dengan motivasi diri. Pengaruh yang timbul dari menonton tayangan “I’m Possible” di Metro TV memberikan motivasi dan mengubah pola pikir mahasiswa ilmu komunikasi berdasarkan topik/ tema teraktual yang disampaikan setiap minggu.

Kata Kunci: Komunikasi Massa, Tayangan I’m Possible, Mahasiswa USU

(11)

This research entitled "Impressions I'm Possible Merry Riana and Self Motivation (The Study of Correlation Effect of Impressions I'm Possible Marry Riana on Metro TV on Student Self Motivation of Social Communication Sciences USU).

The purpose of this study was to determine the extent of the influence impression I'm Possible Merry Riana on Metro TV on self-motivation students of Communication Studies. The theory used in this research is the theory of Communication, Mass Communication theory, psychodynamic model, Television, Talkshow, and the theory of motivation. This study uses correlational find the relationship between the variables X (Impressions I'm Possible) with a variable Y (Self Motivation). This research was conducted on the campus of North Sumatra University Faculty of Social and Political Sciences, Department of Communication Studies. Data analysis used descriptive analysis, correlation analysis, and hypothesis testing using the Test T (T-Test) and converted with t (table) as a measure of the significance of a relationship. The collecting data uses questionnaires and research library (Library Research). The population in this study of Science Communication USU 2014 amounted to 200 people, using the formula Arikunto by taking a sample of 15% of the total population, so the samples obtained as many as 30 people. The sampling technique is purposive sampling and sample characteristics. The data analysis is carried out analysis of descriptive, analysis of correlation and test hypotheses using the T-Test Chi Square is "Paired-Sample T Test" through the program SPSS For Windows 17.0 was obtained the results of the t (count) is greater t (table), which means that there is a relationship or significant influence of impressions "I'm Possible" with self-motivation. The effects arising from watching the show I’m Possible in the Metro TV to provide motivation and change the mindset of students of science communication based on the topic or the theme of the actual delivered every week.

Keywords: Mass Communication, Impressions I'm Possible, USU Students

(12)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 7

2.1.1 Komunikasi ... 7

2.1.2 Komunikasi Massa ... 10

2.1.3 Model Psikodinamis ... 16

2.1.4 Televisi ... 17

2.1.5 Talkshow ... 19

2.1.6 Motivasi Diri ... 20

2.2 Kerangka Konsep ... 23

2.3 Variabel Penelitian ... 24

2.4 Defenisi Operasional ... 26

2.5 Hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

3.1.1 Sejarah Departemen Ilmu Komunikasi ... 30

3.1.2 Visi Departemen Ilmu Komunikasi ... 32

3.1.3 Misi Departemen Ilmu Komunikasi... 32

3.2 Metode Penelitian ... 33

3.3 Sekilas tentang Metro TV ... 33

3.3.1 Logo dan Arti Metro TV ... 35

3.3.2 Visi dan Misi Metro TV ... 37

3.4 Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 38

3.5 Teknik Penarikan Sampel ... 38

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 43

4.1.1 Tahapan Awal ... 43

4.1.2 Penelitian Kepustakaan ... 43

4.1.3 Penelitian Lapangan ... 43

4.1.4 Tahapan Pengolahan Data ... 44

4.2 Analisa Deskriptif ... 45

4.2.1 Karakteristik Responden ... 45

4.2.2 Analisa Program Acara Tayangan I’m Possible di Metro TV ... 49

4.2.3 Analisa Motivasi Diri ... 59

4.3 Analisa Korelasional & Uji Hipotesis ... 68

4.4 Pembahasan... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

5.2.1 Saran Dalam Kaitan Akademis ... 78

5.2.2 Saran Dalam Kaitan Praktis ... 78

DAFTAR REFERENSI ... 80 LAMPIRAN

(14)

Nomor Judul Halaman

2.1 Kategori Hard News dan Soft News 19

2.2 Variabel Operasional 24

3.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi stambuk 2014 38

3.2 Sampel 39

4.1 Jenis Kelamin 46

4.2 Usia 46

4.3 Asal Mahasiswa 47

4.4 Suku 47

4.5 Status Sosial 48

4.6 Jalur Masuk Perguruan Tinggi 48

4.7 Penampilan Merry Riana sebagai Host/Pembawa Acara

I’m Possible sesuai dengan Tema atau Topik Tayangan 49 4.8 Penguasaan Materi dan Topik yang Disajikan oleh Host/Pembawa

Acara I’m Possible 49

4.9 Sikap Ramah host/Pembawa Acara I’m Possible 50 4.10 Penggunaan Intonasi, Artikulasi Suara dan Gaya Bicara yang

Jelas dan Menarik 51

4.11 Kemampuan Coach Acara I’m Possible sebagai Pemateri 51 4.12 Keahlian Coach Acara I’m Possible Cocok dengan topik

yang Sedang Dibahas 52

4.13 Coach Acara I’m Possible Cocok dengan Topik yang

Sedang Dibahas 53

4.14 Kesesuaian Narasumber/Bintang Tamu dalam Acara I’m Possible

dengan Topik/Tema Tayangan 53

4.15 Narasumber/Bintang Tamu dalam Acara I’m Possible Memiliki

Keahlian dengan Bidang dan Profesi 54

4.16 Kecocokan Narasumber/Bintang Tamu dalam Acara I’m Possible

dengan Topik/Tema yang Dibahas 55

4.17 Penilaian terhadap Topik yang Disajikan dalam Acara

I’m Possible 55

4.18 Penilaian terhadap Topik yang Disajikan dalam Acara

I’m Possible Aktual atau Sedang Hangat Dibicarakan 56 4.19 Penilaian Komunikasi yang Terjalin Antar Pelaku yang Terlibat

dalam Acara I’m Possible 57

4.20 Penilaian Frekuensi Penayangan Acara I’m Possible

Sekali Seminggu 57

4.21 Penilaian Durasi Acara I’m Possible Selama 60 Menit/1 Jam

dalam Sekali Penayangan 58

4.22 Tayangan I’m Possible Meningkatkan Pengetahuan 59 4.23 Tayangan I’m Possible Mempengaruhi Pandangan Hidup 59 4.24 Tayangan I’m Possible Membuat Berfikir Kreatif 60 4.25 Tayangan I’m Possible Membuat Terinspirasi dan Termotivasi 61 4.26 Tayangan I’m Possible Mempengaruhi Pola Pikir 62

(15)

4.29 Tayangan I’m Possible dapat Mengolah Rasa Stres yang

Dirasakan 64

4.30 Tayangan I’m Possible dapat Mempengaruhi Ketangguhan Diri 64 4.31 Tayangan I’m Possible dapat Meningkatkan Aktualisasi Diri 65 4.32 Tayangan I’m Possible Membuat Sadar Akan Tanggung Jawab 66 4.33 Tayangan I’m Possible Membuat Anda dapat Beradaptasi

dengan Lingkungan 67

4.34 Tayangan I’m Possible dapat Membuat Berkomunikasi Secara

Baik dengan Orang Lain 67

4.35 Paired Samples Statistics 68

4.36 Paired Samples Correlations 69

4.37 Paired Samples Tests 69

4.38 Paired Samples Statistics 70

4.39 Paired Samples Correlations 70

4.40 Paired Samples Tests 71

4.41 Paired Samples Statistics 71

4.42 Paired Samples Correlations 72

4.43 Paired Samples Tests 72

4.44 Paired Samples Statistics 73

4.45 Paired Samples Correlations 73

4.46 Paired Samples Tests 73

(16)

Nama Judul Halaman

2.1 Model Teori Melvin DeFleur 12

2.2 Model Psikodinamis 16

2.3 Kerangka Konsep 24

3.1 Logo Metro TV 35

LAMPIRAN

- Kuesioner Penelitian - Surat Izin Penelitian - Tabel Data SPSS - Tabel Distribusi Nilai t

- Lembar Catatan Bimbingan Skripsi - Biodata Peneliti

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal baik itu media cetak seperti; surat kabar, majalah, tabloid; maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan internet. Media massa setidaknya memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain) (Effendy, 2004:54).

Media massa yang mudah diakses dan dikonsumsi untuk semua kalangan usia yaitu televisi. Zaman sekarang, hampir tidak ada orang yang tidak memiliki televisi, dan tidak pernah menonton televisi. Berbagai macam informasi dan hiburan telah disajikan di dalam program televisi yang akan selalu menjadi kebutuhan publik.

Televisi adalah produk dari teknologi canggih dan kemajuannya sendiri sangat tergantung dari kemajuan-kemajuan yang dicapai dibidang teknologi, khususnya teknologi elektronika.

Televisi menghadirkan beragam program siaran yang dikemas berbeda- beda antara stasiun televisi yang satu dengan yang lain. Sehingga dapat menarik perhatian penontonnya. Banyak acara televisi, diantaranya seperti berita, hiburan, infotainment, talkshow, kuis, maupun kuliner. Penonton berhak dalam memilih acara mana yang layak untuk ditonton, sebagai penambahan wawasan dan media hiburan. Televisi banyak memberikan nilai tambah dalam pola berfikir masyarakat dan masih akan menjadi kebutuhan utama banyak orang, keluarga, dunia pendidikan, dunia komunikasi, dunia sains, dan teknologi.

(18)

Banyak acara-acara televisi disajikan dan dikemas menjadi sebuah acara yang menarik untuk ditonton. Tidak semua acara televisi bermanfaat dan memberikan efek yang baik kepada penonton, kembali pada individu penonton dalam memilih acara televisi yang sesuai kebutuhan pribadi atau keluarga. Tidak harus berita yang dikonsumsi, kita juga butuh tontonan yang menghibur, tidak membosankan namun tetap memiliki kualitas baik untuk dilihat dan didengar.

Saat ini ada 11 stasiun televisi swasta tidak berbayar yang ada di Medan.

Antara lain : ANTV, GlobalTV, Indosiar, MetroTV, MNCTV, RCTI, SCTV, Trans TV, Trans7, tvOne, NET. Ditambah dengan TVRI sebagai TV milik pemerintah dan ada Deli TV dan DAAI TV sebagai TV lokal. Pada Televisi swasta saat ini berlomba-lomba menyajikan acara Televisi yang beragam dan menarik serta cepat dan fenomenal. Kesebelas Televisi swasta ini menunjukkan bagaimana tingkat kemauan khalayak dalam memilih stasiun TV mana yang menyajikan program-program yang berbeda dan yang tidak ada pada stasiun TV lainnya.

Metro TV merupakan televisi swasta yang menampilkan berita sepanjang harinya. Selain untuk meningkatkan kualitas penonton agar tidak jenuh terhadap tayangan pada program acara di Metro TV, maka pihak Metro TV merasa perlu memberikan tayangan baru yang bermanfaat dan menginspirasi masyarakat Indonesia terhadap pahitnya kehidupan. “I’m Possible” hadir untuk memenuhi kualitas tersebut.

Tayangan “I’m Possible” ini dipandu oleh motivator wanita dengan julukan sebagai wanita sejuta dollar yaitu Merry Riana, ia berhasil memperoleh pendapatan 1 Juta Dollar di usia 26 tahun dan diliput diberbagai media massa, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Dengan attitude yang positif, ketekunan dan kerja keras, kini Merry dikenal sebagai seorang pengusaha miliarder, penulis buku terlaris, dan motivator wanita nomor 1 di Indonesia dan Asia.

(19)

Tayangan perdana “I’m Possible” pada 3 Januari 2016, yang kemudian tayang setiap hari minggu pukul 20.00-21.00 WIB di Metro TV, tayangan ini selalu hadir dengan tema atau topik pembahasan yang berbeda setiap minggunya. Program talkshow yang dipandu oleh Merry Riana ini sebagai coach sekaligus host yang ditemani oleh coach lainnya yaitu: James Gwee (coach dalam bidang business dan Sales Management), Dedy Susanto (coach dalam bidang pemulihan jiwa), Charles Bonar Sirait, Bong Chandra, Ippho Santosa dan coach lainnya disesuaikan dengan tema yang mampu memukau penggemar dan penontonnya dengan penggunaan bahasa yang santun, kata- kata yang mudah dipahami serta materi yang ringan, menyentuh dan menginspirasi. Melalui tayangan inspiratif ini, masyarakat Indonesia tidak hanya disuguhkan mengenai pengetahuan tetapi diajak untuk mengubah paradigma berfikir mengenai kehidupan.

Semangat “pasti bisa” dan “I’m Possible” selalu diserukan Merry Riana serta memberikan pesan possible setiap minggunya karena beliau percaya bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mewujudkan mimpi dan menjadikan hidupnya berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Talkshow ini sedikit berbeda dengan talkshow lainnya karena tema yang disampaikan dijelaskan langsung dengan orang yang ahli dibidangnya, sehingga tidak hanya memotivasi para penonton tetapi juga memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas kepada penonton. Hal yang dibahas biasanya tentang pengalaman sehari-hari yaitu kehidupan, kesuksesan, cinta, sahabat, marah, hutang, gagal, cemas dan lainnya.

Kata-kata motivasi dari motivator wanita sejuta dollar pada acara “I’m Possible” yaitu sebagai berikut:

“Sekaya apapun anda sekarang, tidak otomatis sukses akan datang.

Setinggi apapun pendidikan anda, tidak berarti mudah mencari kerja. Bukan hanya bekerja keras, bukan hanya berwawasan luas. Diperlukan juga kerja

(20)

awal menuju sukses. Jangan pernah berhenti belajar, jadilah pribadi yang terpelajar. Pendidikan bukan hanya sekedar informasi tetapi pendidikan adalah proses transformasi untuk berkontribusi dan berprestasi, dimasa ini atau nanti. Seperti kata pepatah, belajarlah sampai ke negeri Cina, tua, muda, pria, wanita, jadikan pengetahuan sebagai sebuah anugerah”. Catatan inspirasi episode “Sekolah untuk Sukses” pada tanggal 8 mei 2016.

“Muda bisa apa? Yang pasti bisa segalanya. Bisa menjadi agen perubahan bangsa, bahkan mengguncang dunia. Dengan semangat (28) dua delapan, kamu bisa meraih kejayaan. Dan dengan segenap perjuangan kamu bisa menggapai kesejahteraan. Kamu bukan hanya menjadi pemimpin masa depan, tapi sadarlah bahwa kamu juga adalah pemimpin masa kini”. Catatan inspirasi episode “Anak Muda Bisa Apa”? pada tanggal 30 Oktober 2016.

Tayangan “I’m Possible” Merry Riana dapat ditonton semua kalangan orang tua, remaja, dan anak-anak. Karena tayangan ini memberi pesan atau masukan yang dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada diri penonton. Keberhasilan, kesuksesan adalah impian dan harapan semua orang. Maka perlu motivasi yang kuat dalam mengatasi tantangan agar apa yang diinginkan tercapai. Motivasi harus tumbuh dalam diri sebagai dorongan untuk yakin pada diri individu.

Tayangan “I’m Possible” merupakan tontonan yang tepat karena sebagai pendorong masyarakat untuk lebih termotivasi dalam menjalankan hidup.

Terlebih kepada masyarakat, khususnya mahasiswa yang seringkali disibukkan oleh rutinitas perkuliahan yang padat dan terkadang dihadapkan dengan masalah sehari-hari, yang membuat mereka bisa kehilangan motivasi diri untuk sesuatu yang diinginkan.

Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan variabel bebas dan variabel terikat yaitu Tri Yunita mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara dengan judul Tayangan Acara The Golden Ways dan Motivasi Diri dengan menggunakan metode korelasional dan objek penelitian di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area, dan Bonar Sibarani

(21)

mahasiswa Ekstensi Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara dengan judul Tayangan “Mario Teguh The Golden Ways” di Metro TV dan Konsep Diri Mahasiswa dengan menggunakan metode korelasional dan objek penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kesamaan penelitian ini mengenai salah satu tayangan di televisi yaitu di Metro TV dengan tujuan tayangan untuk dapat menginspirasi dan memotivasi penonton atau khalayak ramai dan dapat mempengaruhi sikap penonton yaitu mahasiswa.

Diharapkan dari pemilihan judul peneliti dapat memberikan ketertarikan terhadap tayangan “I’m Possible” dengan satu harapan hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada mahasiswa khususnya departemen Ilmu Komunikasi.

Berdasarkan uraian yang terdapat pernyataan masalah dari kegiatan penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara pengaruh tayangan “I’m Possible” Merry Riana terhadap motivasi diri mahasiswa.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat peneliti adalah “Sejauhmana pengaruh tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV terhadap motivasi diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah yaitu:

1. Jenis penelitian ini korelasional yang bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel dan hipotesis.

2. Tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV menarik untuk

(22)

3. Unit analisis penelitian adalah dibatasi kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2014.

4. Diharapkan penelitian ini dapat dilakukan pada awal sampai pertengahan Desember 2016, sesuai fasilitas dan data yang mendukung penelitian ini sehingga penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui isi program acara “I’m Possible”.

2. Untuk mengetahui motivasi diri mahasiswa Ilmu Komunikasi.

3. Untuk mengetahui pengaruh tayangan “I’m Possible” terhadap motivasi diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Departemen Ilmu Komunikasi.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi mengenai penelitian komunikasi terhadap tayangan di media penyiaran televisi swasta khususnya Metro TV.

3. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan referensi bagi kalangan tertentu yang membutuhkan pemahaman mengenai studi korelasional pengaruh tayangan “I’m Possible” Merry Riana di Metro TV terhadap motivasi diri mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori sebagai suatu landasan pemikiran yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri. Kerangka teori menggambarkan dari teori mana suatu problem riset berasal (seperti dalam beberapa studi eksperimental), atau dengan teori yang mana problem itu dikaitkan (seperti dalam beberapa survei) (Suwardi, 1998:107). Sejumlah teori yang digunakan dalam penelitian antara lain: komunikasi dan komunikasi massa, model psikodinamis, televisi, talkshow, dan teori motivasi.

2.1.1 Komunikasi

Menurut Shanon and Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Cangara, 2005:19-20).

Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia bahwa:

“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2004:18).

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang prz

(24)

artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung dengan adanya sumber, pesan, media, penerima, efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut dengan komponen atau elemen komunikasi.

Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada yang mengatakan umpan balik dan lingkungan juga termasuk ke dalam unsur proses komunikasi selain kelima unsur tersebut. Ada beberapa bentuk komunikasi yakni komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.

Ditinjau dari sifatnya (Amir Purba, 2006:36), komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Komunikasi Verbal (verbal communication) a. Komunikasi lisan (oral communication) b. Komunikasi Tulisan (written communication) 2. Komunikasi Non Verbal (non verbal communication) 3. Komunikasi Kial (gestural/body communication) 4. Komunikasi Gambar (pictorial communication) 5. Komunikasi Tatap Muka (face to face communication) 6. Komunikasi Bermedia (mediated communication)

Menurut Harold Laswell memberikan pengertian komunikasi melalui paradigma yang dikemukakannya dalam karyanya the structire abd Funcion of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajuan, yakni:

(25)

1. Who: Komunikator; orang yang menyampaikan pesan tersebut.

2. Says What: Pernyataan yang di dukung dengan menggunakan lambang-lambang.

3. In Which Channel: Media; Sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan.

4. To Whom: Komunikan; orang yang menerima pesan.

5. With What Effect: Efek sebagai dampak dari pengaruh pesan tersebut dan bisa juga dikatakan sebagai hasil dari proses sebuah komunikasi.

Terdapat empat tujuan seseorang melakukan komunikasi (Effendy, 2003:55) yaitu:

1. Untuk mengubah sikap (to change attitude).

2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion).

3. Untuk mengubah perilaku (to change the behaviour).

4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society).

Fungsi dari komunikasi (Amir Purba, 2006:37), yaitu:

1. Menyiarkan informasi (to inform).

2. Mendidik (to educate).

3. Menghibur (to entertain) 4. Membujuk (to prosuade)

Kesimpulan dari pengertian diatas yang mengartikan komunikasi adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada

(26)

untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik langsung, secara lisan, maupun tidak langsung melalui media.

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana komunikator yang profesional menggunakan media untuk menyebarkan pesan secara luas, cepat, dan terus menerus. Dan membangkitkan arti yang dimaksudkan banyak dan beragam penonton dengan berbagai macam cara dalam upaya pengaruh mereka (DeFleur 1985:10).

Setelah ditetapkan komunikasi massa, kita sekarang bisa melihat yang membentuk dari komunikasi harus dianggap sebagai komunikasi massa dan yang perangkat itu harus menjadi pertimbangan sebagai media massa.

Semangat pada awal abad ke-20 (modern dan berpikiran maju) mendukung set ide mengenai komunikasi massa, bahwa media dapat menjadi kekuatan potensial untuk pencerahan publik, meningkatkan dan meneruskan institusi baru dari sekolah universal, perpustakaan publik, dan pendidikan populer (McQuail, 2011:58-59).

Sebagai salah satu komponen penting dalam rangkaian proses komunikasi massa, terkait dengan uraian kemunculan dan perkembangan studi efek media sebelumnya, maka kepentingan komponen audience bagi para pemerhati dan terutama akademisi, itu sebenarnya tampak cenderung karena persoalan audience dalam kaitannya dengan efek yang ditimbulkan isi media.

Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya dengan menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa, seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar/ majalah dan film).

Istilah komunikasi massa mulai digunakan pada akhir tahun 1930- an, tetapi ciri-ciri utamanya telah dikenal sebelumnya dan tidak berubah

(27)

sejak saat itu, bahkan jika media itu sendiri telah menjadi tidak terlalu massal. Media massa awalnya cukup beragam dalam jumlah dan cara beroperasi, misalnya film populer dapat dilihat sebagai gambaran rumah dipedesaan, seperti gedung metropolitan.

Ciri paling utama dari media massa adalah bahwa mereka dirancang untuk menjangkau banyak orang. Konten simbolis atau pesan dari komunikasi massa biasanya “hasil” yang terstandarisasi (produk massal) dan dipergunakan kembali serta diulang dalam bentuk yang identik.

Alirannya biasanya sangat bersifat satu arah. Konten ini umumnya telah kehilangan keunikan dan keasliannya karena reproduksi dan penggunaan yang berlebihan. Pesan media adalah produk kerja dengan nilai tukar di pasar media dan nilai guna bagi penerimanya, yaitu para konsumen media. Pada intinya, hal ini merupakan komoditas dan tidak seperti bentuk lain dari konten simbolis dari komunikasi manusia.

Satu defenisi awal (Janowitz, 1968) “komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen dan sangat tersebar”

(McQuail, 2011:61-62). Dan dapat dilihat bahwa media massa yang sesungguhnya juga memiliki fungsi yang tidak dapat disamakan dengan komunikasi massa (misalnya sebagai alat untuk mengisi waktu, sebagai teman dan sebagainya). Media massa juga dapat digunakan untuk tujuan individu, pribadi, maupun organisasi. Media yang sama yang membawa pesan publik kepada khalayak yang besar untuk tujuan publik juga dapat membawa pesan pribadi, promosi, daya tarik yang dermawan, iklan-iklan bebas kondisi dan berbagai jenis informasi dan budaya (McQuail, 2011:62).

(28)

Gambar 2.1

Model Teori Melvin DeFleur

Sumber:http://sainskomunikasi.blogspot.co.id/2012/10/teori-model-melvin- de-fleur.

Dalam model ini terdapat elemen yang bernama feedback, yaitu dimana penerima dapat memberikan feedback kepada pemancar, seperti tayangan “I’m Possible” di Metro tv, maka penerima dapat atau berhak memilih tayangan yang ingin diterima atau ditolak sebagai kebutuhan individu media hiburan dan informasi.

Proses komunikasi dapat dipahami dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Siapa (Who), Berkata Apa (Says What), Melalui Saluran Apa (In Which Channel), Kepada Siapa (To Whom), dan Dengan Efek Apa (With What Effect?).

Fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut (Bungin, 2009:

79-81):

1. Fungsi pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya.

Fungsi pengawasan ini berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan

(29)

untuk aktifitas preventif mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan.

2. Fungsi social learning

Fungsi utama dalam komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.

Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

Komunikasi massa dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat luas.

3. Fungsi penyampaian informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

3. Fungsi transformasi budaya

Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikai massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Fungsi ini lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.

4. Fungsi hiburan

Fungsi lain dari komunikasi massa adalah hiburan. Hal ini dikarenakan komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi hiburan pada media massa merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

(30)

Karakteristik komunikasi massa (Ardianto, 2007:7) : 1. Komunikator Terlembagakan

Menurut Wright, komunikasi maassa yang melibatkan lembaga dan komunikator lainnya adalah lembaga media massa. Lembaga ini menyerupai sebuah sistem. Sistem merupakan sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambing menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan menjadi sumber informasi.

2. Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta peristiwa atau opini. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural.

3. Komunikasinya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikn komunikasi massa adalah heterogen, Karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas. Lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh

(31)

pesan yang sama pula. Effendy mengartikan keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Kelemahan dari komunikasi massa yaitu memiliki komunikasi yang bersifat satu arah. Komunikasi massa merupakan komunikasi yang berkomunikasi menggunakan media massa. Karena menggunakan media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikannya juga aktif menerima pesan yang disampaikan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog lebih mendalam. Maka pada komunikasi massa tidak terjadi pengendalian arus informasi.

7. Stimulasi Alat Indera “Terbatas”

Alat indera yang terbatas juga merupakan kekurangan dari komunikasi massa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa, pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat. Pada radio siaran, khalayak hanya mendengar dam pada media televisi, film dan internet khalayak meggunakan indera pengelihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

(32)

dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Tidak seperti komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, feedback dalam komunikasi massa dapat langsung diketahui.

2.1.3 Model Psikodinamis

Model ini mengilustrasikan bagaimana penerimaan pesan pada diri komunikan, membicarakan perubahan prilaku terhadap peran komunikasi secara teoritis, model ini memiliki tiga unsur yaitu Stimulus-Organism-Response (McQuail, 1981:43).

Gambar 2.2 Model Psikodinamis

Model psikodinamis DeFleur, psikologis menunjukkan internal struktur sebagai campur tangan variabel dalam efek proses (De Fleur 1970).

Model ini didasarkan pada teori perbedaan-perbedaan individu dalam pengaruh komunikasi massa. Menurut model ini pesan-pesan komunikasi akan efektif dalam persuasi apabila memiliki kemampuan psikologis mengubah minat atau perhatian individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator. Dengan kata lain, kunci keberhasilan persuasi terletak pada kemampuan mengubah struktur psikologis internal individu sehingga hubungan psikodinamik antara proses internal yang laten (motivasi, sikap dan lain-lain) dengan prilaku yang diwujudkan sesuai dengan kehendak komunikator.

Stimulus-Organisme-Respon

Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak.

Pesan-pesan persuasi

Proses psikologi penerimaan pesan/pembentukan sikap

Perubahan perilaku

(33)

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk sikap (Effendy, 2003:255-256). Asumsi dasar dari model ini adalah anggapan bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap dan tergantung pada sejauhmana komunikasi itu diperhatikan, dimengerti, dan diterima.

Stimulus dalam penelitian ini adalah tayangan “I’m Possible”

Merry Riana yang tayang setiap hari minggu pukul 20.00-21.00 WIB.

Organism (komunikan) disini ialah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Stambuk 2014 Universitas Sumatera Utara. Organism akan melakukan tiga kegiatan yaitu pengertian, pemahaman, dan penerimaan kemudian akan menghasilkan response atau perubahan sikap.

2.1.4 Televisi

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre- bahasa Latin) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah

perangkat penerima (Wahyudi, 1986:49).

Televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat besar karena bisa menampilkan informasi, hiburan, pendidikan atau gabungan dari ketiga unsur secara kasat mata.

Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu penonton televisi dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan berbagai

(34)

komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Pesan-pesan yang disampaikan langsung mempengaruhi otak, emosi, perasaan, dan sikap pemirsa.

Awalnya selama 27 tahun, penduduk Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran saja yaitu TVRI yang mendominasi semua acara-acara hiburan, pendidikan maupun informasi. Sampai tahun 1989, pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, meski hanya penduduk yang memiliki antena parabola dan dekoderlah yang dapat menyaksikan RCTI, walaupun pada akhirnya dibuka untuk masyarakat luas mulai tanggal 21 maret 1992 di Bandung.

Berikutnya stasiun televisi free-to-air di Indonesia yang salurannya dapat di tangkap melalui antena UHF/VHF (terestrial) dan hanya untuk stasiun televisi lokal. Stasiun televisi yang ingin melakukan siaran jaringan antar beberapa stasiun televisi lokal. Stasiun televisi nasional:

antv, Global TV, Indosiar, tvOne, Metro TV, RCTI, SCTV, TPI, Trans TV, Trans 7, TVRI (Badjuri, 2010:9).

Pendidikan masyarakat makin baik, diharapkan menjadi penangkal masuknya unsur-unsur negatif dari acara-acara yang disajikan media televisi. Melihat banyaknya acara maka secara tidak langsung masyarakat telah terpropaganda oleh media televisi.

Program-program yang disajikan televisi juga beraneka ragam mulai dari berita, infotainment, talkshow, entertainment, dan masih banyak lagi. Sehingga audiens leluasa memilih program acara yang mereka sukai.

Menurut Prof. DR. R. Mar’at, acara televisi umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan menonton sebab salah saru pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan

(35)

menghipnotis penonton sehingga terhanyut dalam sajian-sajian yang ditampilkan televisi (Effendy, 2004:122)

2.1.5 Talkshow

Program talkshow atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host) (Morrissan, 2008:28). Istilah talkshow adalah aksen dari bahasa Inggris di Amerika.

Di Inggris sendiri, istilah talkshow ini biasa disebut chat show. Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang ditengah dibahas. Program informasi dalam kategori berita keras atau hard news dapat dibedakan dengan berita lunak atau soft news berdasarkan sifatnya sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Kategori Hard News dan Soft News

Hard news Soft news

Harus ada peristiwa terlebih dahulu

Tidak mesti ada peristiwa terlebih dahulu

Peristiwa harus aktual (baru terjadi)

Tidak mesti aktual

Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera (timeless) Mengutamakan informasi

terpenting saja

Menekankan pada detail

Tidak menekankan sisi human interest

Sangat menekankan segi human interest

Laporan tidak mendalam (singkat)

Laporan bersifat mendalam

(36)

tegak terbalik Ditayangkan dalam program

berita

Ditayangkan dalam program lainnya

Acara talkshow ini biasanya diikuti dengan menerima telepon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun di tempat lain. Talkshow sering kali disiarkan secara siaran langsung (live). Namun ada juga beberapa program acara talkshow mengandalkan taped talk program, artinya direkam dahulu baru disiarkan (Pane, 2004:80).

Adapun jenis-jenis talkshow sebagai berikut:

1. Light Entertainment: jenis talkshow yang dinilai dengan acara mewawancarai selebriti, seperti bintang film atau politisi. Dalam acara seperti ini, pemandu acara duduk mewawancarai tamu acara tersebut.

Acara ini selalu memiliki atmosfer positif, nyaman, ceria dan disiarkan pada malam hari.

2. Serious Discussion: jenis talkshow ini lebih spesifik jika ditinjau dari materinya. Isinya berkonsentrasi pada topik khusus di bidang politik atau sosial pada seseorang yang sedang menjadi incaran berita.

Tayangan “I’m Possible” yang ditayangkan di Metro TV merupakan program talkshow, yaitu tayangan softnews yang berisikan informasi dan hiburan.

2.1.6 Motivasi Diri

Menurut Harold Koontz & Heinz Weihrich (1990:318) menjelaskan motivasi “Human Motivates” adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan manusia (physiological requirement) seperti makanan, minum, tidur, udara, air dan sebagainya. Motivasi juga mengandung makna adalah dorongan untuk memperoleh kepuasan yang diinginkan, sementara kepuasan (satisfaction) adalah kebutuhan yang diperoleh

(37)

manusia berdasarkan pengalaman. Dalam penelitian ini terdapat dua model komunikasi yang cukup terkenal yaitu teori jenjang kebutuhan dari Maslow.

Barelson dan Steiner telah menetapkan istilah, motif adalah batin menyatakan sebuah energi, mengaktifkan atau bergerak (oleh karena itu) dan motivasi yang mengarahkan atau saluran perilaku ke arah tujuan. Dengan kata lain , motivasi adalah istilah umum menerapkan seluruh kelas drive , menghendaki , kebutuhan , keinginan dan pasukan serupa. Dan untuk mengatakan bahwa manajer memotivasi mereka bawahan apakah untuk mengatakan bahwa mereka lakukan hal hal yang mereka harapkan akan memuaskan keinginan dan mendorong yang bawahan untuk dengan dalam cara yang diinginkan.

Dasar kebutuhan manusia oleh Maslow sebagai berikut (Koontz, 1990: 322-323):

1. Kebutuhan fisiologis; Kebutuhan ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

2. Kebutuhan keamanan; kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.

3. Kebutuhan sosial; kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.

4. Kebutuhan penghargaan; Kebutuhan harga diri internal meliputi penghargaan diri, otonomi, pencapaian prestasi dan kebutuhan harga

(38)

5. Kebutuhan aktualisasi diri; kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi diri, pengembangan diri semaksimal mungkin.

Kreativitas ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Dalam hal ini hal-hal yang mencakup motivasi diri adalah :

a. Kognitif: yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi melek berpikir, melek teknologi yang merupakan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang; dalam hal ini berarti pengembangan pengetahuan.

b. Afektif: merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri, meminimalkan/

mengendalikan rasa takut dan khawatir, mengelolah stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna; dalam hal ini berarti pengembangan keterampilan.

c. Psikomotorik: merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan, keterampilan motorik; dalam hal ini berarti pengembangan kemampuan.

d. Interaktif: merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya (Rismawaty, 2008: 37-38).

Motivasi diperlukan untuk mendorong seseorang berusaha bagi memuaskan kehendak yang timbul, lazimnya merupakan sesuatu yang melebihi keperluan asas. Motivasi juga membantu seseorang membentuk tingkah lakunya dan membantu mencapai kepuasan setelah segala keperluan dan kehendak dapat dipenuhi.

Motivasi diri penting untuk mencapai kebahagiaan, kesejahteraan, dan kejayaan dalam hidup. Ia juga penting agar seseorang:

(39)

1. Sadar dan tahu tujuannya dalam mengharungi kehidupan seharian.

2. Mengetahui dan menghargai potensi diri.

3. Menghindari tabiat, sikap, dan perlakuan tidak baik atau yang kurang berkesan.

4. Mempunyai daya usaha berterusan dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan.

5. Membentuk disiplin diri dalam kehidupan seharian.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan kemampuan peneliti menyusun konsep operasional peneliti yang bertitik tolak pada kerangka teori dan tujuan penelitian. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan secara sistematis variabel-variabel penelitian, yang menjadi kerangka operasional (Suwardi, 1998:110-111).

Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dan tayangan “I’m Possible” Merry Riana.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur

(40)

muncul, atau tidak muncul atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi diri (Setyosari, 2010:109-110).

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

2.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan, maka untuk memudahkan dalam memecahkan masalah dibuatlah operasional variabel penelitian ini, yaitu:

Tabel 2.2 Variabel Operasional

NO VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1.

2.

Variabel Bebas (X) Karakteristik Responden

Tayangan

“I’m Possible".

 Jenis Kelamin

 Usia

 Suku

 Asal Mahasiswa

 Status Sosial

 Jalur Masuk Perguruan Tinggi

 Host acara

o Penampilan Variabel Bebas (X)

1. Karakteristik Responden 2. Tayangan

“I’m Possible”

Variabel Terikat (Y) 3. Motivasi

Diri

(41)

o Kecerdasan o Keramahan o Jenis Suara

 Coach Acara o Kapabilitas o Kredibilitas o Akseptabilitas

 Narasumber o Kapabilitas o Kredibilitas o Akseptabilitas

 Materi Acara o Tema/topik

pembahasan o Aktualisasi topik

 Waktu Tayang o Frekuensi

penayangan

o Durasi penayangan

3.

Variabel Terikat (Y)

Motivasi Diri  Kebutuhan fisologis

 Kebutuhan keamanan dan keselamatan

 Kebutuhan penggabungan atau penerimaan

 Kebutuhan penghargaan

 Kebutuhan aktualisasi diri

(42)

2.4 Defenisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995:46) defenisi Operasional adalah hasil penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel – variabel dapat didefenisikan sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) 1. Karakteristik Responden :

- Jenis kelamin adalah penggolongan sex pada responden, yakni laki- laki dan perempuan.

- Usia adalah umur pada mahasiswa Ilmu Komunikasi stambuk 2014 yang akan menjadi sampel penelitian, yakni 19-20.

- Suku adalah golongan manusia yang mengidentifikasikan dirinya dan sesamanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Suku tersebut yakni suku Jawa, suku Batak, suku Minang, dan sebagainya.

- Asal Mahasiswa yakni penduduk Medan dan atau luar kota.

- Status Sosial yaitu status yang dimiliki mahasiswa Ilmu Komunikasi yakni sudah menikah atau belum menikah.

- Jalur masuk Perguruan Tinggi yaitu di Universitas Sumatera Utara jurusan Ilmu Komunikasi melalui SNMPTN, SBMPTN, DAN UMBPTN.

2. Tayangan “I’m Possible” :

a. Host Acara adalah seseorang yang bertugas membawa acara dalam program acara “I’m Possible” di Metro TV.

1. Penampilan. yaitu visualisasi menarik yang ditunjukkan oleh pembawa acara “I’m Possible” sesuai dengan tema tayangan.

(43)

2. Kecerdasan, yaitu kemampuan pemandu acara menguasai materi pembahasan dalam tayangan “I’m Possible”.

3. Keramahan, yaitu sikap pemandu acara “I’m Possible” yang ramah dalam menyapa penonton.

4. Jenis suara, yaitu intonasi, artikulasi suara dan gaya bicara khas yang dimiliki oleh pemandu acara “I’m Possible”.

b. Coach acara adalah seorang pembicara yang ahli dibidangnya, atau sang motivator sebagai sumber informasi berdasarkan topik pembahasan pada tayangan “I’m Posssible”.

1. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki coach.

2. Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimiliki coach sesuai dengan bidang/profesinya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan penonton.

3. Akseptabilitas, yaitu kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi berdasarkan coach tujuan serta topik yang dibicarakan dalam tayangan “I’m Possible”.

c. Narasumber adalah seseorang/sekumpulan orang yang di undang ke TV yang memberi pengaruh di masyarakat pada tayangan “I’m Possible”.

1. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki narasumber.

2. Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimiliki narasumber sesuai dengan bidang/profesinya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan penonton.

(44)

3. Akseptabilitas, yaitu kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi narasumber berdasarkan tujuan serta topik yang dibicarakan dalam tayangan “I’m Possible”.

d. Materi Acara adalah materi-materi acara yang dibawakan dalam setiap tayangan “I’m Possible” yaitu topik pembahasan dan aktualisasi topik.

1. Topik Pembahasan; topik yang diangkat dalam tayangan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas.

2. Aktualisasi topik; topik yang dibahas dalam tayangan merupakan masalah yang aktual.

e. Waktu tayang; waktu penayangan tayangan “I’m Possible” yaitu frekuensi dan durasi penayangan.

1. Frekuensi penayangan, yaitu frekuensi penayangan “I’m Possible”

di Metro TV dalam satu minggu.

2. Durasi penayangan, yaitu durasi penayangan “I’m Possible” di Metro TV dalam sekali tayang.

Variabel Terikat (Y) 3. Motivasi Diri :

a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan seperti rasa lapar, haus, seks, perumahan, tidur, dsb.

b. Kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman dan pemerasan, dsb.

c. Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.

d. Kebutuhan penghargaan (esteem needs), yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.

(45)

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), yaitu kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi diri, pengembangan diri semaksimal mungkin.

2.5 Hipotesis

Hipotesis didefenisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Rumengan, 2010:22). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1995:44).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara pengaruh tayangan “I’m Possible” di Metro TV terhadap Motivasi Diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2014.

Ha: Terdapat hubungan antara pengaruh tayangan “I’m Possible” di Metro TV terhadap Motivasi Diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2014.

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sebelum peneliti memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu akan memaparkan lokasi penelitian yakni di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1, Medan, Sumatera Utara.

3.1.1 Sejarah Departemen Ilmu Komunikasi

Departemen Ilmu Komunikasi merupakan salah satu departemen dari 7 departemen yang berada di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya tahun 1980, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat yang dicangkokkan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982 Jurusan Ilmu-ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Sesuai dengan SK Mendikbud RI No.0535/0/83 tahun 1983 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU memiliki 6 (enam) jurusan yaitu:

Jurusan Sosiologi

 Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

 Jurusan Antropologi

 Jurusan Ilmu Administrasi Negara

 Jurusan Ilmu Komunikasi

 Jurusan MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum)

(47)

Pada perkembangan selanjutnya, Jurusan MKDU akhirnya diputuskan untuk diserahkan pengelolaannya di luar FISIP USU dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada Mata Kuliah Dasar Umum. Kemudian dengan SK Dikti No.108/DIKTI/Kep/2001 tanggal 30 April 2001 bertambah satu program studi baru yaitu Ilmu Politik dan pada tahun 2010 dibuka lagi Program Studi baru yaitu Administrasi Bisnis. Dengan demikian, hingga saat ini ada 7 (tujuh) departemen yang berada di bawah naungan FISIP USU. Namun demikian ke tujuh departemen tersebut tidak di buka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Pada awal berdirinya FISIP Pemilihan Jurusan dilakukan pada Semester VII. Keadaan ini berlangsung sampai pada tahun ajaran 1986/1987, baru pada tahun ajaran 1987/1988 pemilihan jurusan dilakukan langsung pada saat calon mahasiswa mendaftarkan diri pada SIPENMARU. Dalam proses perkembangannya pada tahun 1994-1997 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka 2 (dua) Program Studi yaitu. : Program Studi Public Relations/Humas dan Program Studi Jurnalistik.

Mahasiswa diwajibkan memilih program studi Humas atau program studi Jurnalistik saat mereka sudah duduk pada semester IV.

Berdasarkan SK Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 002 tahun 1997/1998 Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU ditetapkan mendapat hasil akreditasi dengan peringkat dan nilai akreditasi yang dicapai adalah B (511). Mulai tahun ajaran 2000/2001 masa bakti Ketua Jurusan ditetapkan menjadi 4 (empat) tahun yang sebelumnya setiap masa bakti hanya 3 (tiga) tahun. Pada tahun ajaran 2001/2002, berdasarkan Surat Keputusan Rektor No.

2162/J05/TU/2001. Jurusan Ilmu Komunikasi membuka Program Ektensi Ilmu Komunikasi. Setelah berhasil membuka Program Extensi, pada tahun ajaran 2004/2005 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka

Gambar

Gambar 2.2   Model Psikodinamis
Tabel 2.2  Variabel Operasional
Tabel 3.2  Sampel  No.
TABEL DATA SPSS

Referensi

Dokumen terkait

dalam melaksanakan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut diperlukan terobosan hukum, persepsi, pola pikir dan mengubah perilaku yang dilakukan dengan

SEKTOR PENGURUSAN SISA PEPEJAL (PEMBINAAN KEMUDAHAN PSP) (PKP) Waktu Beroperasi 7.00 pagi – 7.00 malam (lebih masa tidak dibenarkan) Waktu Kehadiran Pelanggan Tidak

Sistem informasi manajemen merupakan serangkaian sub bab informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga

Kelas yang diobservasi oleh praktikan sebanyak 1 kelas yaitu X TKJ. Guru yang mengajar adalah Bapak Wahyudhi Hatmoko, S.Pd.T. Selaku guru mata pelajaran Pemrograman Dasar

Bagi WPS : WPS agar lebih menjaga diri dari agar tidak mengalami infeksi gonore yaitu dengan meningkatkan pengetahuan penularan penyakit gonore dan upaya preventif

Hal tersebut yang menjadi pertimbangan penulis untuk mengembangkan sistem registrasi KRS yang memanfaatkan teknologi wireless yaitu teknologi J2ME, untuk memudahkan mahasiswa

• Dan pada 1989, formasi International Council of Chemical Association (ICCA), badan dunia industri kimia yang mewakili produsen kimia dari seluruh dunia, tengah memimpin

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti