• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 10 Nomor 2 September 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Volume 10 Nomor 2 September 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0216-8537

9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1

Volume 10 Nomor 2 September 2013

10 2 Tabanan

September 2013

Hal. 79 -154

(2)

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

(PAD) KABUPATEN TABANAN PERIODE TAHUN 2005-2011

I DEWA GEDE RASTANA Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan

ABSTRAK

Pendapatan suatu negara merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran yang dicapai oleh suatu negara, dan didalam meningkatkan pendapatan suatu Negara diperlukan laju pertumbuhan ekonomi yang mantap dan dinamis. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merupakan indikator kerja terhadap pembangunan nasional dan ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan yang terus menerus dan berkesinambungan sudah tentu diperlukan dana yang jumlahnya sangat besar. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber keuangan daerah yang harus digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Kabupaten Tabanan didalam era otonomi daerah ini mulai memacu diri untuk menggali potensi-potensi dalam bidang ekonomi khususnya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, maka atas upaya tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan untuk digunakan dalam pembiayaan pembangunan yang sedang dan yang akan dilaksanakan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sudah tentu harus didukung oleh dana yang memadai dan berdasarkan kenyataan yang ada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tabanan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan dana untuk membiayai pembangunan sangat besar.

Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yaitu pembangunan yang lebih menyentuh kepentingan masyarakat baik pembangunan fisik maupun non fisik, yang pada nantinya dapat memberikan arah dan landasan yang kuat untuk tahapan-tahapan pembangunan dimasa-masa yang akan datang.

Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka dapat diketahui bahwa Pajak Daerah mempunyai pengaruh nyata (signifikan) secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan periode 2005 - 2011, karena t (9,499) lebih besar dari t (2,132) atau signifikansinya lebih kecil dari pada 5 %. Penerimaan Retribusi

hitung tabel

Daerah juga mempunyai pengaruh nyata yang signifikan secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan periode 2005 - 2011, karena -thitung (-3,056) lebih kecil dari -ttabel (-2,132) atau signifikansinya lebih kecil dari 5 %. Pajak Daerah dan Penerimaan Retribusi Daerah secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh nyata (signifikan) terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan periode 2005-2011, karena Fhitung (97,595) lebih besar dari Ftabel (9,12) atau signifikansinya lebih kecil dari 5 %. Sedangkan besarnya pengaruh kedua variabel bebas yaitu pajak daerah dan penerimaan retribusi daerah tersebut dapat dilihat dengan nilai sebesar koefisien determinasinya (R ) = 0,980.2

Kata Kunci: Pajak, Retribusi daerah, PAD

PENDAHULUAN Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999,

tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan bahwa pada hahekatnya telah ditetapkan kebijaksanaan pembangunan yang merupakan satu- satunya alat yang dapat memberikan arah dan strategi dalam pembangunan dan perjuangan negara dan bangsa.

Sebagaimana dimaksud dalam ketetapan GBHN adalah untuk memberikan arah penyelnggaraan negara, dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan social, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hokum dalam

tatanan masyarakat dan negara yang beradab, berahlak, mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu jangka panjang. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan pembangunan tersebut, usaha-usaha seperti perbaikan kehidupan dan kemajuan seluruh bangsa di segala bidang selalu dihadapkan pada permasalahan yaitu mengumpulkan dana atau menggali sumber-sumber pendapatan negara guna menunjang kelangsungan roda pemerintahan dan pembangunan.

Pendapatan suatu negara merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran yang dicapai oleh suatu negara, dan didalam

122 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 10 No. 2 September 2013

(3)

meningkatkan pendapatan suatu Negara diperlukan laju pertumbuhan ekonomi yang mantap dan dinamis.

Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merupakan indikator kerja terhadap pembangunan nasional dan ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan p e m b a n g u n a n y a n g t e r u s m e n e r u s d a n berkesinambungan sudah tentu diperlukan dana yang jumlahnya sangat besar. Dan untuk memperoleh dana pembangunan yang sangat besar tersebut penerimaan negara/pemerintah masih didominasi dari penerimaan sektor migas (minyak dan gas bumi) yang walaupun pada tahun belakangan ini, cendrung mulai menurun dan sudah tentu pula pemerintah berupaya mencari alternatif lain, yaitu penerimaan atau pendapatan negara yang bersumber dari sektor non migas seperti penerimaan sektor pajak dan non pajak.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah serta dalam rangka memberikan pelayanan dan mewujudkan pelaksanaan pembangunan daerah, maka dibentuk suatu daerah otonom. Daerah otonom selanjutnya merupakan kesatuan masyarakat hukum dengan batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Dengan demikian otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

Seperti halnya pembangunan nasional, dalam melaksanakan pembangunan di daerah, masalah dana/pembiayaan pembangunan memegang peranan y a n g s a n g a t p e n t i n g , d e n g a n d e m i k i a n penerimaan/pendapatan asli daerah merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Sesuai arah dan kebijaksanaan pembangunan nasional yang dilaksanakan, maka tidak terlepas kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan daerah, dimana pembangunan daerah yang dilaksanakan hendaknya dapat berjalan bersama-sama dalam ruang lingkup pembangunan nasional, dan sesuai dengan asas negara kesatuan dimana daerah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembiayaan pembangunan daerah, khususnya pembangunan untuk daerah Kabupaten Tabanan sebagian besar masih didominasi adanya dana bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi, baik bantuan dari pemerintah pusat, maupun dari pemerintah provinsi yang berupa dana alokasi umum, dana alokasi khusus ataupun dana-dana untuk kegiatan proyek-proyek pembangunan dan lain-lain.

Mengingat kemampuan negara/pemerintah pusat adalah sangat terbatas untuk membiayai pembangunan di seluruh tanah air, dimana tidak sebanding antara dana yang tersedia dengan kebutuhan akan besarnya dana untuk pembiayaan pembangunan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, maka setiap daerah diwajibkan untuk menggali sumber-sumber pendapatan daerah sendiri dengan mengoptimalkan semua sumber dan potensi yang ada.

Kabupaten Tabanan didalam era otonomi daerah ini mulai memacu diri untuk menggali potensi- potensi dalam bidang ekonomi khususnya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, maka atas upaya tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan untuk digunakan dalam pembiayaan pembangunan yang sedang dan yang akan dilaksanakan. Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yaitu pembangunan yang lebih menyentuh kepentingan masyarakat baik pembangunan fisik maupun non fisik, yang pada nantinya dapat memberikan arah dan landasan yang kuat untuk tahapan-tahapan pembangunan dimasa- masa yang akan datang. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sudah tentu harus didukung oleh dana yang memadai dan berdasarkan kenyataan yang ada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tabanan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan dana untuk membiayai pembangunan sangat besar.

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber keuangan daerah yang harus digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk m e n g a n a l i s i s d a n m e n y i k a p i p e r e n c a n a a n pembangunan ekonomi yang bersumber dari berbagai subyek-subyek sumber pendapatan yaitu yang berupa penerimaan pajak daerah, penerimaan retribusi daerah, penerimaan laba usaha daerah dan sumber penerimaan lain yang sah.

Untuk mengetahui gambaran target dan realisasi penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Tabanan, periode 2005 – 2011, seperti Tabel dibawah ini :

Tabel 1 :

(4)

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Tabanan periode Tahun 2005 – 2011

( dalam ribuan )

Sumber : Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan, Tahun 2012

Dari Tabel 1, diatas terlihat bahwa tahun 2005 terjadi peningkatan capaian realisasi penerimaan pajak daerah yang melebihi dari target yang ditentukan yaitu peningkatan sebesar Rp.

192.624.720,00 Juta atau capaian sebesar 101,50 %.

Pada tahun 2006 terjadi peningkatan realisasi penerimaan pajak daerah sebesar Rp. 942.533.160,00 juta yang juga melebihi dari target yang ditentukan pada tahun 2006 atau capaian sebesar 108,33 %.

Peningkatan realisasi penerimaan pajak daerah yang cukup besar terjadi pada tahun 2007 yaitu antara target dan realisasi sebesar Rp. 1.852.429.520,00 atau capaian sebesar 113,49 %, sedangkan pada tahun berikutnya antara target dan realisasi penerimaan pajak pajak daerah cendrung terjadi kenaikan yang relatif kecil. Pada tahun 2009 antara target dan realisasi terjadi kenaikan sebesar Rp. 307.980.770,00 atau capaiannya sebesar 104,92 %. Pada tahun 2010 antara target dan realisasi terjadi kenaikan sebasar Rp.

1.516.965,86 atau capaiannya sebesar 106,84 %.

Sedangkan pada tahun 2011 antara target dan realisasi terjadi kenaikan sebesar Rp. 3.802.714,65 atau capaiannya sebesar 113,18 %.

Sebagai gambaran untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Retribusi Daerah, Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 2 :

Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Tabanan periode Tahun 2005 –

2011 ( dalam ribuan )

Sumber : Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan, Tahun 2012

Dari Tabel 2, diatas target dan realisasi penerimaan retribusi daerah mengalami peningkatan yang bervariasi, dimana ada kecendrungan mengalami kenaikan yang relatif rendah. Pada tahun 2005 antara target dan realisasi mengalami peningkatan sebesar Rp. 141.487.350,00 juta atau % capaian sebesar 100,58 %. Sedangkan pada tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan dari target dan realisasi masing- masing sebesar Rp. 527.740.090,00 juta dan Rp.

295.748.510, 00 juta atau % capaian hanya sebesar 97,95 % dan 98,85 %. Sedangkan tahun 2008 dan tahun 2009 capaian realisasi cukup besar yaitu masing-masing sebesar Rp. 812.853.910,00 juta dan Rp. 783.332.000,00 juta atau capaian naik masing- masing sebesar 103,00 % dan 115,74 %. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 antara target dan realisasi penerimaan retribusi daerah terjadi penurunan masing-masing sebesar Rp. 2.090.584,82 dan sebesar Rp. 1.212.582,76 atau terjadi perubahan penurunan masing-masing sebesar 88,78 % dan 94,42 %.

Tabel 3 :

Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode Tahun

2005 – 2011 ( dalam ribuan )

Sumber : Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan, Tahun 2012

Dari Tabel 3, diatas menunjukkan bahwa

124 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 10 No. 1 Maret 2013

(5)

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan setiap tahunnya cendrung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan dari target yang ditentukan mengalami peningkatan sebesar Rp. 594.874.990,- atau naik sebesar 101,43 %. Pada tahun 2007 dan tahun 2008 peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan yang cukup besar dari target yang telah ditentukan, yaitu masing-masing mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.073.214.970,- pada tahun 2007, dan sebesar Rp. 3.407.653.650,- pada tahun 2008, atau naik masing-masing sebesar 104,57 % pada tahun 2007 dan 106,67 % pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009 peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan cukup besar dari target yang ditentukan yaitu sebesar Rp.

7.650.909.070,- atau naik sebesar 187,50 %. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 antara target dan realisasi penerimaan PAD terjadi peningkatan yang relatif sama yaitu masing-masing sebesar Rp. 8.112.442,73 dan Rp. 9.719.970,76 atau kenaikan perubahan masing-masing sebesar 107,52 % dan 107,40 %.

Peningkatan perolehan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan ini merupakan cermin kerja keras dalam mengupayakan dan meningkatkan perolehan dari sumber-sumber pendapatan yang merupakan s u m b e r p e m b i a y a a n d a l a m p e l a k s a n a a n pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Tabanan.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang d a p a t dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh antara penerimaan pajak daerah dan Retribusi Daerah secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

2. Apakah ada pengaruh antara penerimaan pajak daerah, dan penerimaan retribusi daerah secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerimaan pajak daerah secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerimaan rertibusi daerah secara parsial

terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

3. Untuk mengetahui penerimaan pajak daerah, dan retribusi daerah secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitan ini adalah : 1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/masukan dalam mengetahui dan mengelola sumber-sumber penerimaan pendapatan asli daerah serta bagaimana menggunakannya yang tentunnya sesuai arah pembangunan dan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam pembahasan yang lebih intensif mengenai Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN Hipotesis

Bertitik tolak dari latar belakang dan pokok permasalahan tersebut diatas, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara atas permasalahan tersebut, sebagai berikut :

1. Diduga bahwa penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

2. Diduga bahwa penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah, mempunyai pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

Metodelogi Penelitian 1. Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tabanan pada instansi pemerintah Kabupaten Tabanan yaitu pada Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan.

2. Sumber Data

Data-data yang dikumpulkan adalah dengan mempergunakan data sekunder yaitu data yang didapat dari laporan pada Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan. Jenis data

(6)

yang dikumpulkan dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Data kualitatif

Data yang tidak berupa angka-angka yang tidak dapat dihitung dimana data ini dianalisis dengan mempergunakan argumentasi dari teori dan literatur dan pedoman yang menunjang dikaitkan dengan keadaan di lapangan.

b. Data kuantitatif

Data yang berupa angka-angka atau data yang besarnya dapat dihitung dengan satuan tertentu, seperti data tentang jumlah penerimaan pajak daerah, jumlah penerimaan retribusi daerah, jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan.

c. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, adalah cara pengumpulan data dengan pengamatan dan pendataan secara langsung di obyek penelitian.

2. Wawancara adalah cara pengumpulan data atau keterangan dengan wawancara langsung dengan petugas pada bagian pendataan.

3. Riset kepustakaan (library research) yaitu bentuk pengumpulan data dengan mempergunakan buku-buku literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesa diatas, maka dipergunakan analisa data yang mencakup :

a. Analisis regresi linier berganda

Dalam melakukan pengujian terhadap permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh antara penerimaan pajak daerah secara parsial, dan retribusi daerah secara parsial terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan periode tahun 2005-2011.

a. Adapun persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Y = b + b X + b X + ei0 1 1 2 2

Dimana :

Y = Pendapatan Asli Daerah X1 = Besarnya pajak daerah X2 = Besarnya retribusi daerah b0 = Konstanta

b , b = Parameter yang ditaksir1 2

ei = Tingkat kesalahan

b. Koefisien korelasi berganda

Analisa ini dipergunakan untuk mengetahui kuat

lemahnya ketiga variable yaitu hubungan antara Pendapatan Asli Daerah (Y) dengan variable Pajak Daerah (X ), dan Retribusi Daerah (X ) dan 1 2

apabila koefisien korelasi berganda adalah Ry akan diperoleh koefisien penentuan yang dihitung dengan rumus :

Ry =

Ry menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara Pajak Daerah (X ), dan Retribusi Daerah 1

(X ) secara bersama-sama terhadap Pendapatan 2

Asli Daerah (Y) periode tahun 2005-2011.

a. Koefisien Determinasi Berganda

Analisa ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas X dan X terhadap Y 1 2

yang diukur dengan prosentase, dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Kofisien Regressi R = ---2

Y2

Dimana :

R2 = Koefisen determinasi Y = Pendapatan Asli Daerah X1 = Penerimaan Pajak Daerah X2 = Penerimaan Retribusi Daerah

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa pengaruh X dan X secara bersama-sama terhadap Y 1 2

maka diukur dengan koefisien determinasi, yaitu koefisen determinasi dikalikan 100 %. Untuk mengetahui garis regressi dari koefisen regresi terhadap b digunakan rumus t-test, yaitu :

b - β 1

t hitung = --- Sb1

Formula Hipotesa :

Ho : b1 = 0, tidak ada pengaruh antara X terhadap 1

X2

Ho : b1 0, ada pengaruh antara X terhadap X1 2

Kriteria penolakan / penerimaan Ho : Ho ditolak, jika to ˂ -ta/2 ; atau to ˃ ta/2 Ho diterima, jika –ta/2 to ta/2 Formula Hipotesa :

Ho : b1 = 0, tidak ada pengaruh antara X dan Y2

Ho : b1 0, ada pengaruh antara X terhadap Y2

Kriteria penolakan/penerimaan Ho :

Ho ditolak : jika to ˂ -ta/2 ; atau to ˃ ta/2 Ho diterima : jika –ta/2 to ta/2

b. Uji F (Varians dengan Regresi Linier Berganda) Untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terikat secara bersama-sama yaitu antara variable X1 dan X2 terhadap Y dapat diketahui dengan mempergunakan rumus : Jumlah koefisen regresi/k

126 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 10 No. 1 Maret 2013

2 1 2

1 2 2 1 2 2 2 1

1

. . . 2 r

r y r y r y r y r

/ - +

(7)

F = --- Jumlah koefisen residu/ n-k -1 Formula Hipotesa :

Ho : b1 = b2 = 0,

Secara bersama-sama tidak ada pengaruh antara X dan X terhadap Y.1 2

Ho : b1 b2 0,

Paling sedikit ada satu diantara X dan X 1 2

berpengaruh terhadap Y.

Kriteria penerimaan/penolakan Ho : Ho diterima jika Fo Ft

Ho ditolak jika Fo ˃ Ft

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Tabanan

Kabupaten Tabanan terletak dibagian Selatan Pulau Bali yang merupakan salah satu dari beberapa kabupaten yang ada di propinsi Bali memiliki daerah pegunungan dan pantai dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : m e r u p a k a n d a e r a h pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng.

- Sebelah Timur : Kabupaten Badung - Sebelah Selatan : Samudra Indonesia - Sebelah Barat : Kabupaten Jembrana

Secara geografis Kabupaten Tabanan berada

0 0 0

pada posisi 8 14.30”- 8 30.07” lintang selatan, 114 54 52” – 115 12' 57” Bujur Timur. Luas Kabupaten 0

Tabanan sebesar 839,33 Km atau 14,905 % dari Pulau 2

Bali yang terbagi dalam 10 (sepuluh) kecamatan 117 Desa dan 739 Banjar/Dusun. Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Tabanan tercatat berjumlah 431.162 jiwa dengan laju pertumbuhan alami sebesar 0,15. Dari jumlah tersebut 214.264 jiwa (49,69 %) diantaranya merupakan jumlah penduduk laki-laki dan 216.898 jiwa (50,31 %) merupakan jumlah penduduk perempuan. Kabupaten Tabanan dengan luas wilayah sebesar 839 Km dan jumlah penduduk sebanyak 2

431.162 jiwa, kepadatan penduduknya mencapai 513 jiwa per km . Apabila dilihat dari tingkat kepadatan 2

penduduk per kecamatan, persebaran penduduk di Kabupaten Tabanan, tidak merata.

Mengenai luas wilayah per Kecamatan, jumlah rumah tangga dari masing-masing Kecamatan yang

ada serta jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan dapat dilihat seperti pada Tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4 :

Data Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Per Kecamatan, Jumlah Rumah Tangga, dan Jumlah

Penduduk

Sumber : Badan Statistik Kabupaten Tabanan, 2012.

Keadaan jumlah penduduk Kabupaten Tabanan Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan setiap tahunnya relatif cendrung mengalami peningkatan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 diatas.

Berdasarkan Tabel 4, diatas tingkat perkembangan jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Tabanan relatif stabil. Perkembangan jumlah penduduk per kecamatan yang cukup besar jumlahnya adalah di Kecamatan Kediri sebanyak 75.005 jiwa , menyusul Kecamatan Tabanan sebanyak 63.526 jiwa, Baturiti sebanyak 51.089 jiwa, Penebel sebanyak 50.119 jiwa dan Pupuan sebanyak 40.421 jiwa.

Sedangkan Kecamatan lainnya jumlah penduduknya relatif sama. Dilihat dari jumlah rumah tangga masing-masing Kecamatan, maka kecamatan Tabanan, Kediri, Baturiti dan Penebel mempunyai jumlah rumah tangga yang cukup besar, yaitu masing- masing 18.183 RT, 15.143 RT, 13.375 RT, dan 12.651 RT. Tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kerambitan, Marga dan Pupuan mempunyai jumlah rumah tangga yang relatif sama, sedangkan tiga kecamatan lainnya yaitu Selemadeg, Selemadeg Barat dan Selemadeg Timur mempunyai jumlah rumah tangga yang kecil dan relatif sama, yaitu masing-masing 6.513 RT, 6.956 RT, dan 7.618 RT.

Berikut disajikan data mengenai kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Tabanan seperti Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5 :

Data Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan serta Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten

(8)

Tabanan

Rata-Rata Kepadatan penduduk Kabupaten Tabanan : 513,92 Jiwa/Km2

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan, 2012

Berdasarkan Tabel 5, diatas Kabupaten Tabanan memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan mempunyai jumlah penduduk 431.162 jiwa yang tersebar di sepuluh kecamatan, dimana kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah kecamatan Kediri yaitu sebanyak 75.005 jiwa, kemudian disusul kecamatan Tabanan sebanyak 63.526 jiwa , Baturiti sebanyak 51.089 jiwa, Penebel sebanyak 50.119 jiwa dan Kecamatan yang jumlah penduduknya paling kecil adalah kecamatan Selemadeg yaitu sejumlah 21.807 jiwa. Dilihat dari kepadatan jumlah penduduk/km yang paling padat 2

adalah Kecamatan Kediri dengan kepadatan penduduk 1.399,35 jiwa/km , kemudian kecamatan 2

Tabanan 1.244,63 jiwa/km , kecamatan Marga dengan 2

kepadatan penduduk 970,44 jiwa/km serta kepadatan 2

penduduk yang paling kecil adalah kecamatan Selemadeg Barat yaitu sebesar 185,13 jiwa/km . 2

Sedangkan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Tabanan adalah sebesar 513,92 jiwa/km .2

Karakteristik Daerah Penelitian

Dilihat dari segi kegiatan perkotaan Kabupaten Tabanan memiliki dua fungsi yang sangat penting, dimana fungsi pertama merupakan fungsi dasar yang berkenaan dengan berbagai kegiatan akomodasi, antara lain :

 Pusat perdagangan

 Pusat industri

 Pusat komunikasi

 Pusat kegiatan jasa regional.

Sedangkan fungsi kedua merupakan penunjang bagi penyelenggaraan kegiatan yang lain, antara lain :

 Pusat pemerintahan

 Pusat kegiatan pendidikan

 Pusat pelayanan kesehatan

 Pusat utilities perkotaan dan

 Pusat pertahanan keamanan

Pertumbuhan penduduk diperkotaan sangat pesat,

yang disebabkan oleh 3(tiga) factor, antara lain : a. Pertumbuhan penduduk merupakan selisih dari

tingkat fertilitas dengan mortalitas.

b. Urbanisasi, yaitu masuknya penduduk pendatang dari Desa ke Kota baik dengan tujuan sementara maupun dengan tujuan tetap.

c. Pemekaran kota dengan menggabungkan kota dengan kota sekitarnya.

Dari uraian diatas maka keberadaan masyarakat baik sebagai kelompok masyarakat buruh, pedagang, pegawai/karyawan, wisatawan yang selanjutnya akan membentuk pola-pola masyarakat di kota Tabanan.

Analisis dan Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan Tahun 2005 sampai dengan 2011. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh penerimaan pajak daerah dan penerimaan retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 sampai dengan 2011.

Pembuktian hipotesis digunakan uji statistik, yaitu uji regresi parsial (uji t) dan uji regresi secara serempak (uji F).

Memperhatikan uraian dari variabel-variabel yang diduga berpengaruh dan berdasarkan pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut, maka dapat diperoleh hasil estimasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 sampai dengan 2011.

Dalam analisis regresi linier berganda ini, yng digunakan sebagai variabel terikat adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 sampai dengan 2011 (Y), sedangkan variabel bebasnya adalah pajak daerah (X ) dan dan 1

penerimaan retribusi daerah (X ).2

Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS release 11. Adapun rangkuman hasil pengolahan data terlihat pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6 :

Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Metode Full Regression

128 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 10 No. 1 Maret 2013

(9)

Berdasarkan Tabel 6, diatas, dapat dibuat satu persamaan model regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 29,6853 + 4,932 X - 2,154 X1 2

Hasil dari persamaan regresi linier berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masing-masing variabel bebasnya. Koefisien regresi b bertanda positif berarti 1

variabel pajak daerah mempunyai pengaruh yang searah terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2005 sampai dengan 2011, sedangkan koefisien regresi b2 bertanda negatif, berarti variabel penerimaan retribusi mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011. Melihat dari persamaan regresi berganda diatas serta bermakna tidaknya pengaruh faktor tersebut, maka perlu dilakukan pengujian baik secara parsial maupun simultan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) periode tahun 2005 sampai dengan 2011, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pajak Daerah :

Koefisien regresi untuk variabel Pajak Daerah (X ) sebesar 4,932 berarti bahwa peningkatan atas 1

penerimaan pajak daerah sebesar satu milyard rupiah, akan mempengaruhi peningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 4,932 milyard dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi peningkatan atau penurunan penerimaan pajak daerah sebesar satu milyard akan mempengaruhi perubahan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan sebesar 4,932 milyard.

Penerimaan Retribusi :

Koefisien regresi untuk penerimaan retribusi (X ) adalah sebesar -2,154 berarti bahwa 2

peningkatan atas penerimaan retribusi daerah satu milyard akan mempengaruhi penurunan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar -2,154 milyard dengan asumsi variabel yang lain konstan. Jadi peningkatan atau penurunan penerimaan retribusi sebesar satu milyard akan mempengaruhi perubahan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan sebesar -2,154 milyard rupiah.

Uji Hipotesis pertama (Uji t)

Uji parsial atau uji t digunakan untuk menguji

pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel pajak daerah mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan diterima atau ditolak.

Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingkan signifikansinya pada taraf 5%.

Pengaruh pajak daerah (X ) terhadap penerimaan 1

pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 sampai dengan 2011.

Dengan melihat Tabel 6, diatas dapat diketahui bahwa untuk variabel pajak daerah, nilai t hitung sebesar 9,499 dan signifikansinya adalah sebesar 0,001. Nilai ttabel pada taraf nyata 5 % adalah sebesar 2,123, angka ini memberikan arti bahwa pajak daerah mempunyai pengaruh nyata terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan, karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu 9,499 lebih besar dari 2,132 atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,001 lebih kecil dari 0,05.

Pengaruh Penerimaan Retribusi (X ) terhadap 2

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 2005 sampai dengan 2011.

Dengan melihat Tabel 6, diatas diketahui bahwa untuk variabel Penerimaan Retribusi nilai thitung

sebesar -3,056 dan signifikansinya 0,038, sedangkan

ttabel diperoleh 2,132. Angka-angka ini memberikan arti

bahwa penerimaan retribusi mempunyai pengaruh nyata dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 - 2011, karena -thitung lebih kecil dari -ttabel atau -3,056 lebih kecil dari -2,132 atau signifikansinya lebih kecil dari 5 % atau 0,038 lebih kecil dari 0,05.

Uji Hipotesis Kedua (Uji F)

Berdasarkan Tabel 6, diatas diketahui bahwa

Ftabel dengan taraf nyata 5 adalah sebesar 9,12 ternyata

Frasio (97,595) lebih besar dari Ftable. Nilai F tabel

pada taraf nyata 5 % adalah sebesar 9,12 begitu juga jika dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau 5 %.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel- variabel Pajak Daerah (X ) dan Penerimaan Retribusi 1

(X ) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang 2

signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(10)

Kabupaten Tabanan periode tahun 2005 – 2011.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa variabel-variabel Pajak Daerah dan Penerimaan Retribusi Daerah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 2005 – 2011 adalah terbukti.

Selanjutnya koefisien determinasi (R ) dalam 2

penelitian ini diperoleh sebesar 0,980. Hal ini berarti bahwa sebesar 98,0 % variasi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan (Y) mampu dijelaskan oleh variabel bebas Pajak Daerah (X ) dan Penerimaan 1

Retribusi Daerah (X ), sedangkan sisanya sebesar 2 % 2

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan (diteliti) dalam penelitian ini.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Pajak Daerah mempunyai pengaruh nyata (signifikan) secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 2005 - 2011, karena t hitung (9,499) lebih besar dari t

(2,132) atau signifikansinya lebih kecil dari

tabel

pada 5 %.

2. Penerimaan Retribusi Daerah juga mempunyai pengaruh nyata yang signifikan secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 2005 - 2011, karena -thitung (-3,056) lebih kecil dari -ttabel (-2,132) atau signifikansinya lebih kecil dari 5 %.

3. Pajak Daerah dan Penerimaan Retribusi Daerah secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh nyata (signifikan) terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 2005-2011, karena Fhitung

(97,595) lebih besar dari Ftabel (9,12) atau signifikansinya lebih kecil dari 5 %. Sedangkan besarnya pengaruh kedua variabel bebas yaitu pajak daerah dan penerimaan retribusi daerah tersebut dapat dilihat dengan nilai sebesar koefisien determinasinya (R ) = 0,980.2

Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil analisis diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Mengingat pajak daerah mempunyai pengaruh

nyata terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) periode 2005-2011, maka langkah- langkah dan upaya pemungutan pajak daerah hendaknya lebih ditingkatkan lagi dengan tidak

menutup kemungkinan adanya sumber-sumber lain yang secara aturan dapat dikenakan pajak daerah, sehingga memungkinkan penerimaan pajak daerah akan dapat ditingkatkan.

2. Penerimaan retribusi daerah mempunyai pengaruh nyata yang signifikan terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) periode 2005-2011, maka penerimaan retribusi daerah ini supaya lebih ditingkatkan lagi baik dalam jumlah penerimaannya maupun penambahan sumber-sumber lain penerimaan retribusi yang menurut peraturan daerah sah dapat dikenakan retribusi, sehingga merupakan sumber-sumber baru penerimaan retribusi yang dapat menambah penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan.

3. Berdasarkan hasil penelitian ternyata penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah mempunyai pengaruh nyata secara bersama- sama, untuk itu Pemda Tabanan beserta jajarannya harus lebih mengintensifkan pemungutan pajak daerah maupun retribusi daerah sehingga penerimaannya dapat ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, Analisis Regresi. Teori, Kasus, dan Solusi.

Edisi 2. Penerbit : BPFE Yogyakarta, 2000.

Djarwanto Ps. Drs. dan Pangestu Subagyo, Drs.M.B.A, Statistik Induktif, Edisi ketiga, BPFE Yogyakarta, 1985.

Husein Umar. Metode Riset. Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia. 2003.

---, Kantor Statistik Kabupaten Tabanan, Tabanan Dalam Angka 2000.

Kumpulan Ketetapan MPR-RI, Ketetapan No.

IV/MPR/1998, tentang GBHN. C V. A m i n Surabaya.

M.Suparmoko, Drs. Ph.D., M.A. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan & Pembangunan Daerah.

Penerbit : Andi Yogyakarta. 2001.

M.Suparmoko, Drs. Ph.D., M.A. Asas-Asas Keuangan Negara, Penerbit : BPFE Yogyakarta, 2000.

Mudrajad Kuncoro, Ph.D. Otonomi & Pembangunan Daerah, Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Penerbit Erlangga. 2004.

R.Santoso Brotodihardjo, S.H. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Penerbit : P T. E r e s c o . Bandung. 1986.

Rochmat Soemitro, Prof. Dr. SH., Dasar-Dasar Hukum Pajak Pendapatan, Penerbit : PT.

130 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 10 No. 1 Maret 2013

(11)

Eresco. 1999.

---, Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, Tentang Pajah Daerah Dan Retribusi Daerah Beserta Penjelasannya, Visi Media, 2011.

---, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan P e m e r i n t a h a n D a e r a h , B e s e r t a Penjelasannya, Penerbit Arkola, Surabaya, 2004.

---, Undang-Undang Dasar RI 1945 & GBHN, Penerbit Multi Media, Jakarta, 2009.

Sutrisno, PH. Drs. Dasar-Dasar Ilmu Keuangan Negara. Penerbit : BPFE Yogyakarta, 1998.

Sudjana, Prof. DR. M.A. M.Sc., Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga, Jilid II. P e n e r b i t : Alumni Bandung. 1998.

Subiyakto Indra Kusuma, SH. Mengenal Dasar-Dasar Perpajakan, Penerbit : U s a h a N a s i o n a l Surabaya – Indonesia, 1987.

---, Undang-Undang Otonomi Daerah, Penerbit Arkola Surabaya, 2004.

Tulis S.Meliala, Drs.,Akt. Perpajakan, Dalam Teori dan Praktek, Penerbit : CV. Vrama Widya Dharma, Bandung. 1989.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa strategi brand activation yang dilakukan oleh PT Pertamina untuk program First Love

Dalam studi ini, penentuan debit andalan menggunakan metode tahun dasar perencanaan (basic year) dimana debit yang diandalkan adalah debit yang pernah terjadi pada

Konduksi adalah proses perpindahan panas di mana panas mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Pengarahan kerja dan kompetensi berpengaruh terhadap Tingkat pelayanan karyawan, sedangkan variabel

Oleh karena itu faktor penting dalam nilai suatu informasi (yaitu: kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan) merupakan faktor yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan

FTIR spectra of samples were obtained using ABB 3000 FTIR-ATR spectrophotometer (Canada) with ATR crystal of ZnSe equipped with DTGS as detector, potassium

Brown Gibson adalah metode yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif lokasi yang dikembangkan berdasarkan konsep “Preferences Of Measurement”,

[r]