• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Proporsi Wajah Eksternal Dan Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas Dengan Konsep Golden Proportion Pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008 – 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Proporsi Wajah Eksternal Dan Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas Dengan Konsep Golden Proportion Pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008 – 2011"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN KONSEP GOLDEN PROPORTION PADA

MAHASISWA MALAYSIA FKG USU

ANGKATAN 2008

2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

LOOI YUET CHING NIM : 080600133

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Tahun 2013

Looi Yuet Ching

Hubungan antara Proporsi Wajah Eksternal dan Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011

xiv + 68 halaman

Aesthetic dentistry merupakan bidang ilmu dalam kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki estetis rongga mulut pasien, di samping perawatan dan pencegahan penyakit rongga mulut. Melalui aesthetic dentistry, penampilan rongga mulut dapat diperbaiki sesuai dengan persepsi subjektif pasien sehingga keberhasilan dalam aesthetic dentistry sesuai dengan prinsip “beauty is in the eye of the beholder”.

Keindahan tersebut dapat diukur dengan menggunakan konsep golden proportion, yaitu 1 : 1,618. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang kesesuaian penggunaan konsep golden proportion pada proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 serta meneliti ada tidaknya hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011.

(3)

Rata-rata proporsi wajah eksternal pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 antara pria dan wanita ras Mongoloid Melayu adalah 1 : 1,565 dan 1 : 1,560, antara pria dan wanita ras Mongoloid Cina adalah 1 : 1,567 dan 1 : 1,588 sedangkan antara pria dan wanita ras Kaukasoid India adalah 1 : 1,714 dan 1 : 1,664. Berdasarkan uji analisis one sample t-test, terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) dengan konsep golden proportion pada pria dan wanita ras Mongoloid Melayu, pria ras Mongoloid Cina dan pria ras Kaukasoid India, sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada wanita ras Mongoloid Cina dan wanita ras Kaukasoid India. Rata-rata proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 antara pria dan wanita ras Mongoloid Melayu adalah 1 : 1,550 dan 1 : 1,520, antara pria dan wanita ras Mongoloid Cina adalah 1 : 1,637 dan 1 : 1.621 serta antara pria dan wanita ras Kaukasoid India adalah 1 : 1,464 dan 1 : 1,572. Berdasarkan uji analisis one sample t-test, terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) dengan konsep golden proportion

pada pria dan wanita ras Mongoloid Melayu dan pria ras Kaukasoid India, sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada pria dan wanita ras Mongoloid Cina dan wanita ras Kaukasoid India.

(4)

sesuai digunakan pada pria dan wanita ras Mongoloid Melayu serta pria ras Kaukasoid India. Hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas pada wanita ras Mongoloid Melayu tidak mengikuti konsep

golden proportion tetapi memiliki proporsi tersendiri sehingga proporsi ini dapat digunakan sebagai panduan untuk mencapai estetik, sedangkan pada pria ras Mongoloid Melayu, pria dan wanita ras Mongoloid Cina serta pria dan wanita ras Kaukasoid India tidak dapat dijadikan pedoman dalam mencapai estetik.

(5)

DENGAN KONSEP GOLDEN PROPORTION PADA

MAHASISWA MALAYSIA FKG USU

ANGKATAN 2008

2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

LOOI YUET CHING NIM : 080600133

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(6)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 01 Mei 2013

Pembimbing : Tanda Tangan

Prof. Haslinda Z Tamin, drg., M.Kes., Sp.Pros (K) ……… NIP. 19540504 198003 2 001

Ika Andryas, drg ………

(7)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 01 Mei 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Syafrinani, drg., Sp.Pros (K)

ANGGOTA : 1. Prof. Haslinda Z Tamin, drg., M.Kes., Sp.Pros (K) 2. Ika Andryas, drg

3. Ariyani, drg., MDSc

(8)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Haslinda Z Tamin, drg., M.Kes., Sp.Pros (K) selaku dosen pembimbing pertama sekaligus koordinator skripsi yang telah memberikan pengarahan serta saran, nasehat dan dorongan selama penelitian dan penulisan skripsi.

3. Ika Andryas, drg selaku dosen pembimbing kedua yang tersedia meluangkan waktu untuk membantu serta memberi masukan, saran dan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

penulisan skripsi ini.

6. Erna Sulistyawati,drg., Sp.Ort.(K) sebagai pembimbing akademis atas saran dan dorongan semangat selama penulisan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Prostodonsia dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas dukungan, masukan dan bimbingan yang bermanfaat.

8. Rasa hormat dan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Patrick Looi dan Jenny Phan atas segala nasehat, bimbingan dan dukungan yang diberikan baik moral maupun materil.

9. Rasa terima kasih kepada kedua saudara, yaitu Cheong dan Chung yang senantiasa memberikan nasehat, bimbingan dan dukungan.

10. Teman-teman, terutama Peak Chean, Thila, Zheng Kang, Met Cheng, Liang Jie, Chun Kiat, Nanthini, Wen Yan, Ivy Cheng, Kok Weng, Kiran, Kit Fong, Zi Hao dan juga teman-teman yang turut mengambil skripsi di Departemen Prostodonsia, Jennifer, Shanta, Christine, Yenny, Rora, Margo, Bernike, Mina, Darius, Oktavina, Feri, Ria, Ira dan Edwin atas segala bantuan, doa, perhatian, bantuan, dukungan dan dorongan semangat yang diberikan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

(10)

Akhir kata, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat berguna bagi pengembangan disiplin ilmu Fakultas Kedokteran Gigi, khususnya Departemen Prostodonsia dan bagi kita semua.

Medan, 01 Mei 2013 Penulis

(11)

Halaman

(12)

2.5.1.2 Proporsi Wajah Horizontal ... 19

2.5.1.3 Proporsi Wajah Eksternal ... 20

2.5.2 Proporsi Dental ... 22

2.5.2.1 Proporsi Lebar Insisivus Sentralis dengan Lebar Insisivus Lateralis Rahang Atas ... 22

2.5.2.2 Proporsi Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas dengan Lebar Empat Insisivus Rahang Bawah ... 23

2.5.2.3 Proporsi Permukaan Labial Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas ... 24

2.5.2.4 Proporsi Tinggi Insisivus Sentralis dengan Lebar Kedua Insisivus Sentralis Rahang Atas ... 25

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Konsep Golden Proportion ... 26

3.4.1 Klasifikasi Variabel Penelitian ... 32

3.4.1.1 Variabel Bebas ... 32

3.4.1.2 Variabel Terikat ... 32

3.4.1.3 Variabel Terkendali ... 32

3.4.1.4 Variabel Tak Terkendali ... 33

3.4.2 Definisi Operasional... 33

3.4.2.1 Definisi Operasional Variabel Bebas ... 33

3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel Terikat ... 34

3.4.2.3 Definisi Operasional Variabel Terkendali 35

3.5 Lokasi Penelitian ... 36

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 36

3.6.1 Alat Penelitian ... 36

3.6.2 Bahan Penelitian... 37

(13)

Eksternal. ... 38 4.2 Proporsi Wajah Eksternal pada Mahasiswa Malaysia FKG

USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis

Kelamin ... 43 4.3 Proporsi Wajah Eksternal dengan Konsep Golden

Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin . 45 4.4 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas pada

Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011

berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin ... 46 4.5 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan

Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan

Jenis Kelamin ... 48 4.6 Hubungan antara Proporsi Wajah Eksternal dan Gigi

Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin . 50 BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Sampel ... 52 5.2 Proporsi Wajah Eksternal pada Mahasiswa Malaysia FKG

USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis

Kelamin ... 52 5.3 Proporsi Wajah Eksternal dengan Konsep Golden

Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin . 54 5.4 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas pada

Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011

(14)

Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin . 58 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 61 6.2 Saran ... 63

(15)

Gambar Halaman 1 Garis median wajah yang segaris dengan filtrum dan tegak lurus

dengan garis interpupil ... 11

2 Hubungan gigi-geligi anterior rahang atas dengan konsep golden proportion ... 11

3 Struktur gingiva... 12

4 Golden proportion pada (a) hewan dan (b) tumbuhan ... 14

5 Jarak total AB dipotong pada C. Jarak AC adalah 1,618 dengan jarak CB ... 14

6 Golden ruler ... 17

7 Proporsi wajah vertikal ... 19

8 Proporsi wajah horizontal ... 20

9 Proporsi wajah eksternal ... 21

10 Bentuk wajah ... 22

11 Konsep golden proportion pada enam gigi anterior rahang atas .. 23

12 Proporsi enam gigi anterior rahang atas terhadap empat gigi insisivus rahang bawah ... 24

13 Proporsi permukaan labial insisivus sentralis rahang atas ... 25

14 Kedua insisivus sentralis rahang atas membentuk golden rectangle ... 25

15 Ras Kaukasoid ... 27

(16)

20 Pengukuran proporsi wajah eksternal dengan Adobe Photoshop

CS5® ... 40 21 Pengukuran proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan

(17)

Tabel Halaman 1 Distribusi Jumlah Sampel pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin ... 43 2 Proporsi Wajah Eksternal pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin ... 45 3 Proporsi Wajah Eksternal dengan Konsep Golden Proportion pada

Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan

Ras dan Jenis Kelamin ... 46 4 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas pada Mahasiswa

Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan

Jenis Kelamin ... 48 5 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan Konsep

Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin ... 49 6 Hubungan antara Proporsi Wajah Eksternal dan Gigi Insisivus

Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan

(18)

Lampiran

1 Kerangka Konsep Skripsi 2 Skema Alur Penelitian

3 Lembar Kuesioner Skripsi Penelitian 4 Lembar Persetujuan Komisi Etik 5 Analisis Data

(19)

Tahun 2013

Looi Yuet Ching

Hubungan antara Proporsi Wajah Eksternal dan Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011

xiv + 68 halaman

Aesthetic dentistry merupakan bidang ilmu dalam kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki estetis rongga mulut pasien, di samping perawatan dan pencegahan penyakit rongga mulut. Melalui aesthetic dentistry, penampilan rongga mulut dapat diperbaiki sesuai dengan persepsi subjektif pasien sehingga keberhasilan dalam aesthetic dentistry sesuai dengan prinsip “beauty is in the eye of the beholder”.

Keindahan tersebut dapat diukur dengan menggunakan konsep golden proportion, yaitu 1 : 1,618. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang kesesuaian penggunaan konsep golden proportion pada proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 serta meneliti ada tidaknya hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011.

(20)

Rata-rata proporsi wajah eksternal pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 antara pria dan wanita ras Mongoloid Melayu adalah 1 : 1,565 dan 1 : 1,560, antara pria dan wanita ras Mongoloid Cina adalah 1 : 1,567 dan 1 : 1,588 sedangkan antara pria dan wanita ras Kaukasoid India adalah 1 : 1,714 dan 1 : 1,664. Berdasarkan uji analisis one sample t-test, terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) dengan konsep golden proportion pada pria dan wanita ras Mongoloid Melayu, pria ras Mongoloid Cina dan pria ras Kaukasoid India, sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada wanita ras Mongoloid Cina dan wanita ras Kaukasoid India. Rata-rata proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 antara pria dan wanita ras Mongoloid Melayu adalah 1 : 1,550 dan 1 : 1,520, antara pria dan wanita ras Mongoloid Cina adalah 1 : 1,637 dan 1 : 1.621 serta antara pria dan wanita ras Kaukasoid India adalah 1 : 1,464 dan 1 : 1,572. Berdasarkan uji analisis one sample t-test, terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) dengan konsep golden proportion

pada pria dan wanita ras Mongoloid Melayu dan pria ras Kaukasoid India, sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada pria dan wanita ras Mongoloid Cina dan wanita ras Kaukasoid India.

(21)

sesuai digunakan pada pria dan wanita ras Mongoloid Melayu serta pria ras Kaukasoid India. Hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas pada wanita ras Mongoloid Melayu tidak mengikuti konsep

golden proportion tetapi memiliki proporsi tersendiri sehingga proporsi ini dapat digunakan sebagai panduan untuk mencapai estetik, sedangkan pada pria ras Mongoloid Melayu, pria dan wanita ras Mongoloid Cina serta pria dan wanita ras Kaukasoid India tidak dapat dijadikan pedoman dalam mencapai estetik.

(22)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aesthetic dentistry merupakan bidang ilmu dalam kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki estetis rongga mulut pasien, di samping perawatan dan pencegahan penyakit rongga mulut. Estetik adalah bidang ilmu aksiologi cabang dari ilmu filsafat yang mengkaji nilai panca indera dan disebut sebagai penilaian subjektif atau rasa. Istilah aesthetic berasal dari bahasa Yunani yaitu “aisthetike” dan

diperkenalkan oleh ahli filsafat Alexander Gottlieb Baumgarten pada tahun 1735 yang berhubungan dengan seni sehingga disebut sebagai cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari, mengevaluasi dan memberi penilaian seni.1 Menurut Mosby’s

Medical Dictionary, dentistry merupakan ilmu dan seni dalam pelaksanaan diagnosa, pencegahan dan perawatan penyakit atau kelainan pada gigi dan struktur rongga mulut.2 Christensen (2000) menyatakan need-based dentistry merupakan perhatian utama dalam bidang kedokteran gigi pada pencegahan dan perawatan penyakit dental. Pada akhir abad kedua puluh, pelayanan dalam kedokteran gigi telah beralih ke want-based dentistry.1

(23)

dan posisi gigi-geligi yang sesuai. Elemen yang penting dalam mikroestetik meliputi rasio gigi, bentuk gigi, karakteristik gigi dan warna gigi.1 Melalui aesthetic dentistry,

penampilan rongga mulut dapat diperbaiki sesuai dengan persepsi subjektif pasien sehingga keberhasilan dalam aesthetic dentistry sesuai dengan prinsip “beauty is in the eye of the beholder”.1,3 Keindahan tersebut dapat diukur dengan menggunakan konsep golden proportion yaitu semakin mendekati nilai golden proportion, penampilannya akan semakin estetis.3

Konsep golden proportion adalah konsep nilai matematika yang menggunakan rasio antara jarak terkecil dan terbesar, yaitu 1:1,618.4 Dalam bidang kedokteran gigi, Lombardi (1973) merupakan peneliti pertama yang menggunakan konsep golden proportion, khususnya dalam restorative dentistry.5 Levin (1978) meneliti konsep golden proportion dan mendesain golden mean gauge atau golden ruler untuk mengukur golden proportion.6,7 Levin (1978) menemukan hubungan gigi insisivus sentralis dan lateralis dengan penggunaan konsep golden proportion dan Jefferson (2004) dalam penelitiannya mengkaitkan konsep golden proportion dengan wajah manusia.7,8

(24)

kiri dan kanan, sedangkan panjang wajah adalah jarak vertikal pertengahan wajah dari bagian atas kepala ke titik terendah dagu. Estetik pada wajah penting, karena kesan pertama terhadap penampilan seseorang dapat mempengaruhi keyakinan diri dan kualitas hidup orang tersebut.9

Lombardi (1973), Chiche dan Pinauth (1994), Goldstein (1997), Rosenstiel, Ward dan Rashid (2000) sependapat bahwa kedua gigi insisivus sentralis kiri dan kanan rahang atas merupakan kunci utama menentukan estetis pada regio anterior.1 Parameter yang digunakan untuk mengukur proporsi dental adalah proporsi lebar insisivus sentralis dengan insisivus lateralis, proporsi lebar enam gigi anterior rahang atas dengan empat insisivus rahang bawah, proporsi permukaan labial insisivus sentralis rahang atas dan proporsi lebar dengan tinggi kedua gigi insisivus sentralis rahang atas.7,10 Hasil penelitian Petricevic (2008) menunjukkan rasio lebar dengan tinggi gigi insisivus sentralis rahang atas penting untuk estetik dan keharmonisan susunan gigi anterior rahang atas.11 Rasio tersebut dapat menggambarkan bentuk gigi sehingga kelainan proporsi gigi dapat dievaluasi dan diperbaiki.12 Faktor yang mempengaruhi bentuk gigi dan wajah manusia adalah jenis kelamin dan ras.13,14

(25)

ukuran gigi anterior rahang atas pada pria dan wanita yaitu pria memiliki ukuran gigi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita.18 Sebaliknya, Brook (2007) menunjukkan ukuran gigi dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan sehingga ukuran gigi bervariasi diantara populasi manusia.19

Penelitian Shah (2011) menyatakan terdapat hubungan antara gigi dan wajah sehingga susunan gigi harus sesuai dengan karakteristik wajah.20 Namun, Methot (2006) menunjukkan penampilan wajah dan gigi pada setiap pasien berbeda sehingga konsep golden proportion tidak sesuai digunakan untuk mencapai estetik pada wajah.9 Elemen wajah, dentofasial, dan dental penting untuk mencapai senyum yang estetis.21 Memperoleh senyum yang estetis selalu merupakan tujuan utama pada setiap perawatan estetik. Keindahan senyum tersebut yang akan menentukan apakah hasil perawatan estetik tersebut baik atau dapat diterima oleh pasien.22 Estetik dari proporsi wajah dan gigi harus diperhatikan dan dievaluasi dengan menggunakan konsep golden proportion yang berperan sebagai panduan untuk menghasilkan estetis.

1.2Permasalahan

(26)

harapan pasien terhadap nilai estetik. Dokter gigi menggunakan konsep golden proportion sebagai panduan universal dalam bidang ilmu aesthetic dentistry untuk meningkatkan estetik wajah terutama untuk mendapatkan senyum yang indah. Ras yang berbeda sangat menentukan nilai estetik yang dihasilkan pada proporsi wajah dan gigi. Menurut penelitian Yaacob (1996), ras Mongoloid (Melayu dan Cina) dan Kaukasoid India di Malaysia mempunyai karakteristik wajah dan gigi yang berbeda.15 Menurut penelitian Jefferson (2004), wajah ras Kaukasoid, Mongoloid (orang Cina di Asia) dan Negroid sesuai dengan konsep golden proportion sehingga ketiga ras tersebut memiliki wajah yang estetik.8 Methot (2006) menemukan “M proportion

sebagai standar baru untuk mencapai estetik dalam bidang ilmu aesthetic dentistry

karena penampilan wajah dan gigi pada setiap pasien berbeda, sehingga konsep

golden proportion tidak sesuai digunakan pada semua pasien.9

Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian bagaimana hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011. Peneliti ingin mengetahui apakah ras dan jenis kelamin mempengaruhi konsep golden proportion pada bangsa Malaysia yang terdiri dari Ras Mongoloid dan Kaukasoid.

1.3Rumusan Masalah

(27)

2. Apakah ada perbedaan proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

3. Bagaimana proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

4. Apakah ada perbedaan proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

5. Apakah ada hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

1.4Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion

pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

2. Ada perbedaan proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep

golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

(28)

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proporsi wajah eksternal pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

2. Untuk mengetahui perbedaan proporsi wajah eksternal dengan konsep

golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

3. Untuk mengetahui proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

4. Untuk mengetahui perbedaan proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

5. Untuk mengetahui hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

1.6Manfaat Penelitian

1. Sebagai panduan untuk memperbaiki estetik berdasarkan proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan menggunakan konsep golden proportion (perubahan senyum dan harmonisasi wajah).

(29)

3. Sebagai pedoman dalam menentukan ukuran kedua insisivus sentralis rahang atas berdasarkan konsep golden proportion.

(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aesthetic Dentistry

Aesthetic dentistry merupakan bidang ilmu dalam kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki estetik rongga mulut pasien selain perawatan dan pencegahan penyakit rongga mulut. Pedoman dasar dalam aesthetic dentistry adalah makroestetik dan mikroestetik. Baik makroestetik maupun mikroestetik penting untuk mencapai estetik. Makroestetik digunakan untuk menggambarkan hubungan antara gigi dengan wajah, bibir dan gingiva secara keseluruhan sedangkan mikroestetik digunakan untuk menggambarkan estetik pada setiap gigi secara individu.1

2.2 Makroestetik

Makroestetik merupakan pedoman untuk menghasilkan susunan gigi yang harmonis dengan gingiva, bibir dan wajah pasien. Hubungan dan rasio gigi anterior dengan jaringan sekitarnya diidentifikasi dan dianalisis dalam mencapai penampilan yang estetik. Elemen makroestetik adalah garis median gigi, hubungan antara gigi-geligi, struktur bibir dan gingiva.1

2.2.1 Garis Median Gigi

(31)

kesimetrisan wajah seorang pasien. Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menentukan garis median gigi pada rahang atas adalah seperti:1 (Gambar 1)

1. Garis median gigi rahang atas harus sejajar dengan garis median wajah.

2. Garis median gigi rahang atas sedapat mungkin berimpit dengan garis median wajah.

3. Tepi insisal gigi insisivus rahang atas harus tegak lurus dengan garis median gigi insisivus rahang atas.

4. Insisal edge pada gigi insisivus rahang atas harus sejajar dengan garis interpupil.

5. Garis median gigi kedua rahang atas dan bawah harus pada satu garis yang sama jika memungkinkan.

(32)

Gambar 1. Garis median wajah yang segaris dengan filtrum dan tegak lurus dengan garis interpupil1

2.2.2 Hubungan antara Gigi-geligi

Dokter gigi menggunakan konsep golden proportion untuk menghasilkan senyum yang estetik. Perbandingan gigi insisivus sentralis, lateralis dengan kaninus adalah 1:1,618:0,618 (Gambar 2). Gigi insisivus lateralis rahang atas mempunyai variasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan gigi insisivus sentralis dan kaninus rahang atas.1

Gambar 2. Hubungan gigi-geligi anterior rahang atas dengan konsep golden proportion1

Interpupillary line Nasion

(33)

2.2.3 Struktur Bibir dan Gingiva

Jumlah struktur gigi yang terlihat pada waktu istirahat, berbicara, senyum atau tertawa memiliki efek yang signifikan terhadap estetika dari rencana perawatan. Senyum yang estetik dapat dihasilkan apabila insisal edge gigi insisivus sentralis rahang atas mengikuti kurva bibir bawah. Pasien memiliki reverse smile line jika tepi gigi premolar dan kaninus lebih panjang dibandingkan gigi insisivus sentralis yang tidak sesuai dengan kurva bibir bawah. Ketidakharmonisan antara insisal edge gigi rahang atas dan bibir bawah akan menghasilkan penampilan yang tidak estetik.

Senyum seseorang disebut tidak estetik apabila terlalu banyak struktur gingiva yang terlihat sewaktu senyum. Faktor penting dalam menghasilkan keharmonisan antara gingiva dan garis senyum adalah simetri. Tinggi gingiva pada kedua gigi insisivus lateralis rahang atas harus memiliki perbedaan sebanyak 0,5 – 1mm dibandingkan gigi tetangganya yaitu gigi insisivus sentralis dan kaninus. Gingival zenith merupakan titik apikal jaringan gingiva dan terletak sedikit ke distal dari aksis panjang gigi rahang atas (Gambar 3).1

Gingival Height Gingival

(34)

2.3 Mikroestetik

Mikroestetik merupakan pedoman dalam menghasilkan proporsi dan posisi gigi yang sesuai. Peneliti-peneliti seperti Chiche dan Pinault (1994), Goldstein (1997), Lombardi (1973), Rosenstiel, Ward dan Rashid (2000) menyatakan bahwa gigi insisivus sentralis rahang atas berperan dalam menghasilkan estetik pada regio anterior. Elemen mikroestetik adalah rasio lebar dengan tinggi gigi, bentuk, karakteristik dan warna gigi. Bentuk, karakteristik dan warna gigi kebanyakannya tergantung pada keinginan pasien atau dalam kasus restorasi tunggal dengan menyesuaikan restorasi dengan gigi kontra-lateral.1

2.4 Konsep Golden Proportion

2.4.1 Definisi

Penampilan rongga mulut dapat diperbaiki sesuai dengan persepsi subjektif pasien sehingga keberhasilan tersebut sesuai dengan prinsip “beauty is in the eye of the beholder”.1,3 Keindahan tersebut dapat diukur dengan menggunakan konsep

golden proportion yaitu semakin mendekati nilai golden proportion, penampilannya akan semakin estetis. Konsep golden proportion adalah nilai matematika yang menggunakan rasio antara dua jarak yang memberi nilai 1:1,618. Simbol konsep

golden proportion adalah ϕ dan disebut sebagai “phi”. Konsep golden proportion

(35)

Gambar 4. Golden proportion pada (a) hewan dan (b) tumbuhan9

Sebagai contoh, apabila satu garis dibagi menjadi dua, proporsi jarak terkecil dengan jarak terbesar adalah sama dengan proporsi jarak terbesar dengan jarak total. Misalnya, jarak terkecil (CB) adalah 1, jarak terbesar (AC) adalah 1,618 lebih besar dari CB. Apabila AC adalah 1, CB adalah 0,618 (Gambar 5). Hubungan diantara dua jarak disebut sebagai “golden”.24

Gambar 5. Jarak total AB dipotong pada C. Jarak AC adalah 1,618 dengan jarak CB24

2.4.2 Sejarah

Sejak dulu, manusia sangat mementingkan kecantikan dan efeknya terhadap

(a) (b)

1,618

1,618 1

(36)

recommendation than any letter of reference”. Pada 365 SM – 300 SM, orang Yunani dan Mesir mulai memahami konsep “divine proportion”. Orang Mesir menggunakan

golden ratio untuk mendesain Pyramid, sedangkan orang Yunani menggunakan

golden ratio untuk mendesain Parthenon. Ahli matematika Yunani, Pythagoras meneliti konsep kecantikan secara matematis dan menemukan golden number, yaitu 0,618 pada 530 SM. DaVinci (1452-1519) meneliti golden proportion dan menulis dasarnya pada tahun 1509 serta menerbitkan “Divine Proportion”.25 DaVinci menggunakan konsep golden proportion dalam lukisannya yaitu “ideal man” dan

Mona Lisa.26 Pada tahun 1946, Matila Ghyka dalam penulisannya “The Geometry of Art and Life” menunjukkan analisis wajah pemain tenis yaitu Helen Wills dimana

ukuran wajahnya berhubungan dengan golden proportion. Berdasarkan penulisan Ghyka, Seghers dkk. (1964) menyatakan golden proportion sebagai alat yang digunakan untuk rekonstruksi deformitas wajah.27

Lombardi (1973) merupakan peneliti pertama yang menggunakan konsep

(37)

adalah insisivus sentralis 25%, insisivus lateralis 16% dan kaninus 9%.26 Jefferson (2004) menyatakan bahwa golden proportion adalah satu pedoman yang universal untuk menghasilkan wajah yang estetik dan dapat memudahkan diagnosa serta perawatan kelainan wajah.8 Bukhary dkk. (2007) menunjukkan lebar gigi insisivus lateralis yang paling mendekati golden proportion memperlihatkan senyum yang estetik.7

Berbeda dengan penelitian Mahshid (2004), konsep golden proportion bukan pedoman untuk menghasilkan senyum yang estetik karena setiap pasien memiliki bentuk dentofasial yang berbeda.5 Menurut Methot (2006), penampilan wajah dan gigi pada setiap pasien adalah berbeda, sehingga konsep golden proportion tidak sesuai digunakan untuk mencapai estetik pada wajah.9 Parnia dkk. (2010) menyatakan proporsi tinggi dengan lebar gigi insisivus sentralis rahang atas tidak mempunyai hubungan dengan konsep golden proportion.13

2.4.3 Alat

(38)

Gambar 6. Golden ruler7

Dewasa ini, teknologi dalam proses fotografi berkembang dan bermanfaat dalam bidang kedokteran gigi. Evolusi dalam proses fotografi membantu dokter gigi pada waktu melakukan diagnosa, perawatan dan komunikasi dengan pasien serta rekan kerja. Dokter gigi perlu memahami dasar fotografi dengan sistem kamera dan teknologi software komputer yang terbaru.28 Penelitian-penelitian sudah menggunakan software komputer untuk menganalisis dan mengevaluasi konsep

golden proportion. Sebagai contoh, Parnia dkk. (2010) yang menggunakan software adobe photoshop® untuk meneliti golden proportion pada gigi anterior rahang atas.13 Shetty dkk. (2011) menggunakan software adobe photoshop® untuk mengevaluasi proporsi gigi anterior rahang atas.29

2.5 Penggunaan Golden Proportion

2.5.1 Proporsi Wajah

Meenai (2010) menunjukkan wajah yang estetik berkaitan dengan konsep

(39)

membagi proporsi wajah yaitu proporsi vertikal, horizontal dan eksternal untuk mengukur proporsi wajah menggunakan konsep golden proportion. Golden proportion pada wajah mempunyai relevansi dalam profesi kedokteran gigi dan profesi kedokteran misalnya ahli bedah plastik.8

2.5.1.1 Proporsi Wajah Vertikal

(40)

Gambar 7. Proporsi wajah vertikal8 TRI = Trichion

LN = Lateral Nose

ME = Menton

LC = Lateral Canthus of the eyes

CH = Cheilion corner of the mouth

2.5.1.2 Proporsi Wajah Horizontal

Proporsi wajah horizontal dapat diukur dengan konsep golden proportion. Apabila jarak horizontal diantara sisi lateral hidung (Lateral Nose = LN) adalah 1, jarak horizontal diantara sudut bibir (Cheilion corner of the mouth = CH) adalah 1,618. Porporsi wajah horizontal yang lain adalah jarak horizontal diantara garis interpupil (Lateral Canthus of the eyes = LC) memiliki proporsi (1,618)2 dan jarak horizontal diantara jaringan lunak temporal (Temporal soft tissue = TS) memiliki proprosi (1,618)3 (Gambar 8).8

TRI

LN

ME LC

CH

(41)

Gambar 8. Proporsi wajah horizontal8 TS = Temporal soft tissue

LC = Lateral canthus of the eyes

LN = Lateral nose

CH = Cheilion corner of the mouth

2.5.1.3 Proporsi Wajah Eksternal

Apabila lebar wajah dibandingkan dengan panjang wajah, proporsi yang diperoleh 1:1,618. Lebar wajah adalah jarak horizontal dari kedua batas pipi memiliki proporsi 1, sedangkan panjang wajah adalah jarak vertikal dari bagian atas kepala (Top of the head = TH) ke jaringan lunak dagu (Menton = ME) memiliki proporsi 1,618 (Gambar 9).8

TS LC LN

(42)

Gambar 9. Proporsi wajah eksternal8 TH = Top of the head

LCHK1 = Lateral border of the cheek1 LCHK2 = Lateral border of the cheek2 ME = Menton

Apabila panjang wajah yaitu jarak vertikal dari bagian atas kepala(Top of the head = TH) ke jaringan lunak dagu (Menton = ME) lebih besar dari 1,618, maka wajahnya disebut dolicofacial yang berarti memiliki kecenderungan bentuk wajah yang panjang. Sebaliknya, apabila panjang wajah lebih kecil dari 1,618, wajahnya disebut brachyfacial yaitu memiliki kecenderungan bentuk wajah yang pendek. Apabila panjang wajah adalah sama dengan 1,618, wajahnya disebut mesofacial. Mesofacial mempunyai proporsi yang ideal dan penampilannya lebih estetis (Gambar 10).8

TH

ME

(43)

Gambar 10. Bentuk wajah8

2.5.2 Proporsi Dental

Lombardi (1973), Chiche dan Pinauth (1994), Goldstein (1997), Rosenstiel, Ward dan Rashid (2000) sependapat bahwa kedua gigi insisivus sentralis kiri dan kanan rahang atas merupakan kunci utama menentukan estetis pada regio anterior.1 Parameter yang digunakan untuk mengukur proporsi dental adalah proporsi lebar insisivus sentralis dengan insisivus lateralis, proporsi lebar enam gigi anterior rahang atas dengan empat insisivus rahang bawah, proporsi permukaan labial insisivus sentralis rahang atas dan proporsi lebar dengan tinggi kedua gigi insisivus sentralis rahang atas.7,9

2.5.2.1 Proporsi Lebar Insisivus Sentralis dengan Lebar Insisivus

Lateralis Rahang Atas

(44)

memiliki proporsi 1,618, gigi insisivus lateralis rahang atas memiliki proporsi 1 dan gigi kaninus memiliki proporsi 0,618 (Gambar 11).10

Gambar 11. Konsep golden proportion

pada enam gigi anterior rahang atas30

2.5.2.2 Proporsi Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas dengan Lebar

Empat Insisivus Rahang Bawah

Konsep golden proportion dapat dijumpai pada enam gigi anterior rahang atas dengan empat gigi insisivus rahang bawah. Empat gigi insisivus rahang bawah memiliki proporsi 1, sedangkan enam gigi anterior rahang atas memiliki proporsi 1,618 (Gambar 12).10

(45)

Gambar 12. Proporsi enam gigi anterior rahang atas terhadap empat gigi insisivus rahang bawah24

2.5.2.3 Proporsi Permukaan Labial Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas

Permukaan labial gigi insisivus sentralis rahang atas mempunyai hubungan dengan konsep golden proportion. Gigi insisivus sentralis rahang atas dibagi kepada dua bagian yaitu bagian permukaan gigi yang membulat dan bagian permukaan gigi yang datar. Bagian permukaan gigi yang membulat adalah jarak dari garis horizontal ke gingiva dan memiliki proporsi 1. Bagian permukaan gigi yang datar adalah jarak dari garis horizontal ke insisal dan memiliki proporsi 1,618 (Gambar 13).10

(46)

Gambar 13. Proporsi permukaan labial insisivus sentralis rahang atas10

(a) Permukaan labial gigi insisivus sentralis rahang atas dibagi menjadi dua bagian oleh sebuah garis dengan proporsi 1:1,618

(b) Gigi insisivus sentralis dibagi menjadi dua bagian dan diukur dengan golden ruler

2.5.2.4 Proporsi Tinggi Insisivus Sentralis dengan Lebar Kedua Insisivus

Sentralis Rahang Atas

Konsep golden proportion dapat diaplikasikan pada kedua gigi insisivus sentralis rahang atas. Tinggi gigi insisivus sentralis rahang atas memiliki proporsi 1, sedangkan lebar kedua gigi insisivus sentralis rahang atas memiliki proporsi 1,618. Hubungan tinggi dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis rahang atas dapat membentuk golden rectangle (Gambar 14).7

Gambar 14. Kedua insisivus sentralis rahang atas membentuk golden rectangle7

(47)

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Konsep Golden Proportion

2.6.1 Ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam tiga kelompok ras utama yaitu ras Kaukasoid, Mongoloid dan Negroid.31 Malaysia mempunyai tiga penduduk etnis yang utama yaitu Melayu, Cina dan India. Etnis Melayu dan Cina diklasifikasi dalam ras Mongoloid sedangkan etnis India diklasifikasi dalam ras Kaukasoid.15 Menurut penelitian Zhuang (2010), ras merupakan faktor yang mempengaruhi bentuk dan karakteristik wajah.16

2.6.1.1 Ras Kaukasoid

Ras Kaukasoid adalah ras manusia yang daerah penyebarannya di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah dan India. Karakteristik ras ini adalah berkulit putih kemerahan sehingga warna coklat terang dan memiliki bentuk kepala mesosefalik dengan indeks sefalik 75-80. Rambut ras Kaukasoid lurus dan halus dan warna rambut bervariasi dari pirang ke coklat tua. Hidung ras Kaukasoid berbentuk tetesan air (tear-shaped) dengan indeks nasal kurang dari 48. Ras Kaukasoid memiliki bibir yang halus dan dagu yang protrusi (Gambar 15).32,33

(48)

di bagian palatal gigi molar I. Ras Kaukasoid memiliki lengkung rahang sempit yang berbentuk “v”.15

Gambar 15. Ras Kaukasoid. (a) Pria dan (b) Wanita

2.6.1.2 Ras Mongoloid

Ras Mongoloid adalah ras manusia yang daerah penyebarannya di Asia Tengah, Asia Tenggara dan Amerika Utara. Ras Mongoloid berkulit kuning ke coklat kemerahan. Ras ini memiliki bentuk kepala brakisefalik dengan indeks sefalik lebih dari 80. Rambut ras Mongoloid berwarna hitam dan lurus. Ras Mongoloid memiliki hidung yang berbentuk oval dengan indeks nasal 48-53(Gambar 16).32,33

Pada aspek gigi, permukaan palatal gigi insisivus sentralis dan lateralis berbentuk shovel sehingga singulum insisivus jelas terlihat. Ras Mongoloid memiliki lengkung rahang berbentuk parabolik.15 Menurut Hong dkk. (2008), ras Mongoloid memiliki proporsi gigi anterior yang lebih besar dibandingkan dengan ras Kaukasoid.35

(49)

Gambar 16. Ras Mongoloid.

(a) Mongoloid Melayu: (i) Pria, (ii) Wanita (b) Mongoloid Cina: (i) Pria, (ii) Wanita

2.6.1.3 Ras Negroid

Ras Negroid adalah ras manusia yang daerah penyebaran di Afrika Tengah dan Afrika Selatan. Ras Negroid berkulit coklat sehingga coklat kehitaman. Ras Negroid memilki bentuk kepala dolikosefalik dengan indeks sefalik kurang dari 75. Rambut ras Negroid berwarna hitam, padat dan biasanya keriting. Bentuk hidung ras Negroid luas dan bulat dengan indeks nasal lebih dari 53. Bibir pada ras Negroid tebal dan menonjol (Gambar 17).32,33

(a) (i)

(b) (i)

(a) (ii)

(50)

Gambar 17. Ras Negroid. (a) Pria (b) Wanita

2.6.2 Jenis Kelamin

Pria secara umumnya memiliki ukuran wajah lebih besar dibandingkan dengan wanita karena pria memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan waktu pertumbuhan yang lebih lama pada waktu pubertas dibandingkan dengan wanita. Bentuk wajah pada wanita memiliki kecenderungan berbentuk oval sedangkan pria memiliki bentuk wajah segi empat. Bentuk mandibula pada pria membentuk satu sudut tegak dari bagian telinga ke dagu sedangkan bentuk mandibula wanita berbentuk lengkung.37

Berdasarkan aspek gigi, penelitian Chu (2007) menyatakan pria memiliki ukuran gigi anterior rahang atas yang lebih besar dibandingkan dengan wanita.18 Menurut Brook (2007), ukuran gigi dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan sehingga ukuran gigi bervariasi diantara populasi manusia.19 Penelitian Al-Sebaibany (2011) menunjukkan tinggi dan lebar gigi insisivus sentralis rahang atas bervariasi pada pria dan wanita.14

(51)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan mengumpulkan data-data tentang proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion serta menganalisis hubungan keduanya pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011.

3.2 Populasi Penelitian

Mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011.

3.3 Kriteria Sampel dan Besar Sampel

3.3.1 Kriteria Sampel

Mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 yang masih memiliki kedua insisivus sentralis rahang atas (kiri dan kanan) memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Bangsa Malaysia yang terdiri dari ras Mongoloid Melayu, Mongoloid Cina dan Kaukasoid India yang memiliki kesamaan ras sampai tiga generasi.

b. Gigi insisivus sentralis (kiri dan kanan) dalam keadaan sehat, bebas karies dan morfologinya normal (tidak berjejal dan tidak ada diastema).

c. Tidak pernah dirawat secara ortodonti.

(52)

e. Tidak ada tambalan pada kedua insisivus sentralis rahang atas (kiri dan kanan).

3.3.2 Besar Sampel

Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan.

Besar sampel minimum ditentukan dengan rumus:23

S =

=

= 0,08 Keterangan :

S = Standar deviasi gabungan

S1 = Standar deviasi kelompok 1 pada penelitian sebelumnya n1 = Besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya S2 = Standar deviasi kelompok 2 pada penelitian sebelumnya n2 = Besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya

Besar sampel minimum =

=

(53)

Keterangan :

Zα = Deviat baku alfa Zβ = Deviat baku beta

S = Standar deviasi gabungan

X1-X2 = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

Besar sampel minimum untuk satu etnis = 10 orang Total jumlah sampel = 10 x 3 = 30 orang

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Klasifikasi Variabel Penelitian

3.4.1.1Variabel Bebas

Mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 yang terdiri dari: a. Ras Mongoloid Melayu, Mongoloid Cina dan Kaukasoid India b. Jenis kelamin pria dan wanita

3.4.1.2 Variabel Terikat

a. Proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion

b. Proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion

3.4.1.3 Variabel Terkendali

a. Kamera digital

(54)

3.4.1.4 Variabel Tak Terkendali

a. Reliabilitas dan validitas alat ukur b. Bias saat pemotretan

3.4.2 Definisi Operasional

3.4.2.1 Definisi Operasional Variabel Bebas

No. Variabel Bebas Definisi Operasional Satuan

(55)

3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel Terikat

horizontal yang diukur pada

foto yaitu sepanjang batas tepi

lateral dari pipi kanan ke batas

tepi lateral pipi kiri.

sentralis rahang atas adalah

jarak vertikal yang diukur

pada foto yaitu dari titik

servikal tertinggi gigi

insisivus sentralis rahang atas

pada kiri dan kanan yang

kelihatan ke titik insisalnya,

kemudian diambil nilai

rata-rata.

sentralis rahang atas adalah

jarak horizontal yang diukur

pada foto yaitu dari titik

paling distal gigi insisivus

sentralis rahang atas kanan ke

titik paling distal gigi

insisivus sentralis rahang atas

kiri.

mm - Adobe

Photoshop

(56)

No. Variabel

sentralis rahang atas adalah

perbandingan nilai tinggi

1 Kamera digital Kamera digital bermerek

Kodak M550 12 Megapixel

orang yang memiliki keahlian

yang sama bertanggung jawab

pada manipulasi dan untuk

setiap tindakan.

(57)

3.5 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1. Alat Penelitian

a. Kamera digital Kodak M550 12 Megapixel

b. Tripod c. Kursi

d. Measuring Tape 5m/16FT e. Cheek retractor

f. SPSS 18.0 software© Statistics 18

g. Ms. Office Wordsoftware © 2006 Microsoft Corporation

h. Ms. Office Excelsoftware © 2006 Microsoft Corporation

i. Adobe Photoshop CS5 © 1990 – 2010 Adobe Systems Incorporated j. Laptop Toshiba

(58)

Gambar 18. Alat-alat penelitian: A. Tripod, B. Kamera, C. Measuring Tape

3.6.2 Bahan Penelitian

a. Lembar kuesioner

b. Kertas HVS ukuran 210 x 297mm, 70g/m2 c. Tinta printer bermerek Miracle-ink

3.7 Cara Penelitian

3.7.1 Pemilihan Sampel

Seluruh mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 diberi lembar kuesioner. Dari jumlah mahasiswa tersebut diseleksi lebih lanjut untuk mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria.

A B

(59)

3.7.2 Pengambilan Foto

3.7.2.1 Pengambilan Foto Proporsi Wajah Eksternal

1. Sampel yang telah diseleksi dilakukan pengambilan foto.

2. Pengaturan fotografi seperti kamera digital dan tripod kamera dipersiapkan untuk stabilisasi dan ketepatan tinggi kamera.

3. Jarak titik fokus kamera ke subjek diatur 60 cm dengan menggunakan

measuring tape (Gambar 19).

4. Sampel diposisikan di kursi dengan posisi kepala rileks (Natural Head Position) dan dataran horizontal Frankfurt sejajar lantai.

5. Sampel diminta supaya tidak bergerak sewaktu pengambilan foto.

3.7.2.2 Pengambilan Foto Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas

1. Sampel yang telah diseleksi dilakukan pengambilan foto.

2. Pengaturan fotografi seperti kamera digital dan tripod kamera dipersiapkan untuk stabilisasi dan ketepatan tinggi kamera.

3. Jarak titik fokus kamera ke subjek diatur 60 cm dengan menggunakan

measuring tape (Gambar 19).

4. Sampel diposisikan di kursi dengan posisi kepala rileks (Natural Head Position) dan dataran horizontal Frankfurt sejajar lantai.

(60)

Gambar 19. Pengaturan posisi subjek sewaktu pengambilan foto

3.7.3 Pengukuran

3.7.3.1Pengukuran Proporsi Wajah Eksternal

1. Hasil pengambilan foto ditransfer ke personal computer (PC), kemudian dilakukan pengeditan foto dengan software Adobe Photoshop CS5®.

2. Dua garis vertikal dibuat pada lebar wajah yaitu satu garis di batas tepi lateral dari pipi kanan dan garis lainnya di batas tepi lateral dari pipi kiri.

3. Dua garis horizontal dibuat pada panjang wajah yaitu satu garis di bagian atas kepala dan garis yang lainnya di titik terendah dagu (Gambar 20).

(61)

Gambar 20. Pengukuran proporsi wajah eksternal dengan Adobe Photoshop CS5®

3.7.3.2 Pengukuran Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas

1. Hasil pengambilan foto ditransfer ke personal computer (PC), kemudian dilakukan pengeditan foto dengan software Adobe Photoshop CS5®.

2. Dua garis vertikal dibuat pada lebar kedua insisivus sentralis rahang atas yaitu satu garis di titik paling distal dari gigi insisivus sentralis rahang atas kanan dan garis lainnya di titik paling distal dari gigi insisivus sentralis rahang atas kiri.

3. Dua garis horizontal dibuat pada tinggi kedua gigi insisivus sentralis rahang atas yaitu satu garis di titik servikal tertinggi gigi insisivus sentralis rahang atas yang kelihatan (masing-masing kiri dan kanan untuk menghitung nilai rata-ratanya) dan garis lainnya di titik insisal gigi insisivus sentralis rahang atas kiri dan kanan (Gambar 21).

1

(62)

4. Tinggi dan lebar kedua gigi insisivus sentralis rahang atas dihitung secara otomatis oleh komputer.

5. Hasil pengukuran dicatat dan ditabulasi.

Gambar 21. Pengukuran proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan Adobe Photoshop CS5®

3.8 Analisis Data

1. Analisis statistik One-Sample T-Test menggunakan software SPSS 18.0 untuk melihat proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

2. Analisis statistik One-Sample T-Test menggunakan software SPSS 18.0 untuk melihat proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.

1,618

(63)
(64)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Distribusi Sampel

Sampel pada penelitian ini terdiri dari 18 orang pria (41,9%) dan 25 orang wanita (58,1%). Pria terdiri dari 5 orang ras Mongoloid Melayu (11,6%), 6 orang ras Mongoloid Cina (14,0%) dan 7 orang ras Kaukasoid India (16,3%). Wanita terdiri dari 7 orang ras Mongoloid Melayu (16,3%), 8 orang ras Mongoloid Cina (18,6%) dan 10 orang ras Kaukasoid India (23,2%) (Tabel 1).

Tabel 1. DISTRIBUSI JUMLAH SAMPEL PADA MAHASISWA MALAYSIA FKG USU ANGKATAN 2008-2011 BERDASARKAN RAS DAN JENIS KELAMIN

Ras Jenis Kelamin Jumlah

Pria Wanita

N (%) N (%) N (%)

Mongoloid Melayu 5 (11,6) 7 (16,3) 12 (27,9)

Mongoloid Cina 6 (14,0) 8 (18,6) 14 (32,6)

Kaukasoid India 7 (16,3) 10 (23,2) 17 (39,5)

Jumlah 18 (41,9) 25 (58,1) 43 (100)

4.2 Proporsi Wajah Eksternal pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin

(65)

adalah 1 : 1,523 dan proporsi wajah eksternal tertinggi adalah 1 : 1,625 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,560) ± 0,02. Pada pria ras Mongoloid Cina, proporsi wajah eksternal terendah adalah 1 : 1,520 dan proporsi wajah eksternal tertinggi adalah 1 : 1,627 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,567) ± 0,02. Pada wanita ras Mongoloid Cina, proporsi wajah eksternal terendah adalah 1 : 1,511 dan proporsi wajah eksternal tertinggi adalah 1 : 1,644 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu(1 : 1,588) ± 0,02.

Hasil pengukuran proporsi wajah eksternal pada pria ras Kaukasoid India, proporsi wajah eksternal terendah adalah 1 : 1,625 dan proporsi wajah eksternal tertinggi adalah 1 : 1,822 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,714) ± 0,02. Pada wanita ras Kaukasoid India, proporsi wajah eksternal terendah adalah 1: 1,525 dan proporsi wajah eksternal tertinggi adalah 1 : 1,765 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,664) ± 0,02.

(66)

Tabel 2. PROPORSI WAJAH EKSTERNAL PADA MAHASISWA MALAYSIA FKG USU ANGKATAN 2008-2011 BERDASARKAN RAS DAN JENIS KELAMIN

Ras Jenis

Kelamin

Proporsi Wajah Eksternal Mean ± SD Proporsi * Proporsi wajah eksternal terkecil

** Proporsi wajah eksternal terbesar

4.3 Proporsi Wajah Eksternal dengan Konsep Golden Proportion pada

Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan

Jenis Kelamin

Proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin diperoleh dengan uji one sample t-test. Hasil uji statistik pada proporsi wajah eksternal pada pria ras Mongoloid Melayu adalah p = 0,034 (p<0,05) dan pada wanita ras Mongoloid Melayu adalah p = 0,007 (p<0,05). Proporsi wajah eksternal pada pria ras Mongoloid Cina menunjukkan p = 0,045 (p<0,05) dan pada wanita ras Mongoloid Cina adalah p = 0,135 (p>0,05). Sementara proporsi wajah eksternal pada pria ras Kaukasoid India menunjukkan p = 0,010 (p<0,05) dan pada wanita ras Kaukasoid India adalah p = 0,052 (p>0,05).

(67)

Cina serta pria ras Kaukasoid India, sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi wajah eksternal pada wanita ras Mongoloid Cina dan wanita ras Kaukasoid India dengan konsep golden proportion.

Antara hasil analisis pada proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion menunjukkan bahwa proporsi wajah eksternal pada wanita ras Mongoloid Melayu memiliki signifikansi yang paling bermakna, sementara proporsi wajah eksternal pada wanita ras Mongoloid Cina memiliki signifikansi yang paling tidak bermakna (Tabel 3).

Tabel 3. PROPORSI WAJAH EKSTERNAL DENGAN KONSEP GOLDEN

PROPORTION PADA MAHASISWA MALAYSIA FKG USU

ANGKATAN 2008-2011 BERDASARKAN RAS DAN JENIS KELAMIN

Ras Jenis

Kelamin

N Proporsi Wajah Eksternal p Mean ± SD

4.4 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas pada Mahasiswa

Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin

(68)

terendah adalah 1 : 1,419 dan proporsi tertinggi adalah 1 : 1,694 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,520) ± 0,04. Pada pria ras Mongoloid Cina, proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas terendah adalah 1 : 1,563 dan proporsi tertinggi adalah 1 : 1,694 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,637) ± 0,02. Pada wanita ras Mongoloid Cina, proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas terendah adalah 1 : 1,475 dan proporsi tertinggi adalah 1 : 1,714 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,621) ± 0,04.

Hasil pengukuran proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep

golden proportion pada pria ras Kaukasoid India menunjukkan proporsi terendah adalah 1 : 1,313 dan proporsi tertinggi adalah 1 : 1,639 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,464) ± 0,05. Pada wanita ras Kaukasoid India, proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas terendah adalah 1: 1,350 dan proporsi tertinggi adalah 1 : 1,833 dengan nilai rata-rata ± standar deviasi yaitu (1 : 1,572) ± 0,06.

(69)

Tabel 4. PROPORSI GIGI INSISIVUS SENTRALIS RAHANG ATAS PADA MAHASISWA MALAYSIA FKG USU ANGKATAN 2008-2011 BERDASARKAN RAS DAN JENIS KELAMIN * Proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas terkecil

** Proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas terbesar

4.5 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden

Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011

berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin

Proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion

(70)

Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pria dan wanita ras Mongoloid Melayu serta pria ras Kaukasoid India, sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pria dan wanita ras Mongoloid Cina serta wanita ras Kaukasoid India dengan konsep golden proportion.

Antara hasil analisis pada proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion menunjukkan bahwa proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada pria ras Kaukasoid India memiliki signifikansi yang paling bermakna, sementara proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada wanita ras Mongoloid Cina memiliki signifikansi yang paling tidak bermakna (Tabel 5).

(71)

4.6 Hubungan antara Proporsi Wajah Eksternal dan Gigi Insisivus

Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa

Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin

Hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin diperoleh dengan uji Korelasi Pearson. Interpretasi hasil uji Korelasi Pearson didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi (r) dan arah korelasinya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan dua arah korelasi yaitu r positif (nilai kedua variabel searah) dan r negatif (nilai kedua variabel berlawanan arah). Hasil uji statistik pada pria ras Mongoloid Melayu adalah r =-0,318 dan p = 0,602 (p>0,05) serta pada wanita ras Mongoloid Melayu adalah r = 0,819 dan p = 0,024 (p<0,05). Pada pria ras Mongoloid Cina, hasil uji statistik adalah r = 0,227 dan p = 0,665 (p>0,05) serta pada wanita ras Mongoloid Cina menunjukkan r = 0,386, p = 0,345 (p>0,05). Hasil uji statistik pada pria ras Kaukasoid India menunjukkan r = -0,148 dan p = 0,752 (p>0,05) serta pada wanita ras Kaukasoid India adalah r = 0,029 dan p = 0,937 (p>0,05).

(72)

dengan nilai p = 0,937. Pada wanita ras Mongoloid Melayu, pria dan wanita ras Mongoloid Cina serta wanita ras Kaukasoid India menunjukkan nilai r positif dan hal ini berarti semakin tinggi proporsi wajah eksternal, semakin tinggi proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas, atau sebaliknya. Sementara pada pria ras Mongoloid Melayu dan pria ras Kaukasoid India, hasil yang diperoleh menunjukkan nilai r negatif dan hal ini berarti semakin tinggi proporsi wajah eksternal, semakin rendah proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas, atau sebaliknya (Tabel 6).

Tabel 6. HUBUNGAN ANTARA PROPORSI WAJAH EKSTERNAL DAN GIGI INSISIVUS SENTRALIS RAHANG ATAS DENGAN KONSEP

GOLDEN PROPORTION PADA MAHASISWA MALAYSIA FKG USU ANGKATAN 2008-2011 BERDASARKAN RAS DAN JENIS KELAMIN

(73)

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1Distribusi Sampel

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 43 orang yang terdiri dari 18 orang pria (41,9%) dan 25 orang wanita (58,1%). Jumlah wanita lebih banyak dari pria pada ras Mongoloid Melayu, Mongoloid Cina dan Kaukasoid India karena jumlah mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 mempunyai lebih banyak wanita dibanding pria. Jumlah sampel yang paling sedikit dari ras Mongoloid Melayu yaitu 12 orang (27,9%), diikuti ras Mongoloid Cina yaitu 14 orang (32,6%), sedangkan jumlah sampel yang paling banyak dari ras Kaukasoid India yaitu 17 orang (39,5%). Hal ini karena perbandingan mahasiswa ras Kaukasoid India dengan keseluruhan mahasiswa Malaysia FKG angkatan 2008-2011 lebih tinggi dibandingkan mahasiswa ras Mongoloid Melayu dan Mongoloid Cina. Kebanyakan mahasiswa tidak memenuhi kriteria karena terdapat diastema pada kedua gigi insisivus sentralis rahang atas, sedang menjalani perawatan ortodonti dan ketidaksamaan ras pada generasi kedua atau ketiga.

5.2 Proporsi Wajah Eksternal pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin

(74)

Mongoloid Melayu dan Mongoloid Cina. Rata-rata proporsi wajah eksternal pada pria ras Kaukasoid India adalah 1 : 1,714 (panjang wajah > 1,618), diikuti dengan pria ras Mongoloid Cina yaitu 1 : 1,567 (panjang wajah < 1,618) dan pria ras Mongoloid Melayu yaitu 1 : 1,565 (panjang wajah < 1,618). Pada wanita ras Kaukasoid India, rata-rata proporsi wajah eksternal adalah 1 : 1,664 (panjang wajah > 1,618), diikuti dengan wanita ras Mongoloid Cina yaitu 1 : 1,588 (panjang wajah < 1,618) dan wanita ras Mongoloid Melayu yaitu 1 : 1,560 (panjang wajah < 1,618).

Berdasarkan ras, hasil penelitian ini menunjukkan pria dan wanita ras Kaukasoid India memiliki wajah yang lebih panjang dibandingkan pria dan wanita ras Mongoloid Melayu serta pria dan wanita ras Mongoloid Cina. Berdasarkan hasil penelitian ini, ras Kaukasoid India memiliki bentuk wajah dolichofacial yaitu panjang wajahnya lebih panjang dari golden proportion, sedangkan ras Mongoloid Melayu dan Cina memiliki bentuk wajah brachyfacial yaitu panjang wajahnya lebih pendek dari golden proportion. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Zhuang (2010) yaitu ras merupakan faktor yang mempengaruhi bentuk dan karakteristik wajah.16

Berdasarkan jenis kelamin, pria dan wanita ras Mongoloid Melayu dan ras Mongoloid Cina pada penelitian ini mempunyai bentuk wajah brachyfacial

dibandingkan pria dan wanita ras Kaukasoid India yang memiliki bentuk wajah

(75)

dibandingkan dengan wanita ras Mongoloid Cina. Hal ini mungkin disebabkan pertumbuhan fisik dan perkembangan yang berbeda pada setiap manusia. Faktor genetik, faktor lingkungan, nutrisi, budaya dan sosioekonomi merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia.36

5.3 Proporsi Wajah Eksternal dengan Konsep Golden Proportion pada

Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan

Jenis Kelamin

Proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin diperoleh dengan analisis statistik yaitu uji one sample t-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi wajah eksternal pria ras Mongoloid Melayu (p = 0,034, p<0,05), wanita ras Mongoloid Melayu (p = 0,007, p<0,05), pria ras Mongoloid Cina (p= 0,045, p<0,05) serta pria ras Kaukasoid India (p = 0,010, p<0,05) namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi wajah eksternal wanita ras Mongoloid Cina (p = 0,135, p>0,05) dan wanita ras Kaukasoid India (p = 0,052, p>0,05) dengan konsep golden proportion.

(76)

dengan konsep golden proportion sehingga ketiga ras tersebut memiliki wajah yang estetis.8 Sebaliknya, terdapat penelitian yang menyatakan konsep golden proportion

tidak bersifat universal. Methot (2006) menunjukkan penampilan wajah dan gigi pada setiap pasien berbeda sehingga konsep golden proportion tidak sesuai digunakan untuk mencapai estetik. Penelitian Zhuang (2010) menunjukkan terdapat perbedaan signifikan proporsi wajah diantara ras dan jenis kelamin.16

Pada hasil penelitian ini, proporsi eksternal wajah pada pria dan wanita ras Mongoloid Melayu, pria ras Mongoloid Cina dan pria ras Kaukasoid India tidak sesuai dengan konsep golden proportion walaupun dalam penelitian ini kemurnian ras dipertahankan sampai tiga generasi. Banyak ras pada tiga generasi ke atas terutama etnis Cina dan India meninggalkan wilayah asalnya dan bertemu dengan ras-ras lain atau lingkungan baru. Ras-ras-ras tersebut mengalami adaptasi yaitu menyesuaikan diri dengan keadaan alam disekelilingnya sehingga menimbulkan ciri-ciri fisik yang baru.40 Migrasi atau perpindahan ras dan akulturasi budaya kemungkinan terjadi pada tiga generasi ke atas sehingga kemurnian ras masih tidak dapat dijamin.

5.4 Proporsi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas pada Mahasiswa

Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011 berdasarkan Ras dan Jenis Kelamin

Gambar

Gambar
Gambar 1.  Garis median wajah yang segaris dengan filtrum dan tegak lurus dengan garis interpupil1
Gambar 3. Struktur gingiva1
Gambar 4. Golden proportion pada (a) hewan dan (b) tumbuhan9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pria suku Deutro Melayu dan wanita suku Tionghoa, rata-rata proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis sesuai dengan konsep RED proportion (0,70).

Hasil dari populasi penelitian ini menunjukkan bahwa pada proporsi gigi geligi anterior rahang atas, yaitu proporsi antara insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai penelitian awal dalam menentukan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua

Konsep golden proportion saat diterapkan pada gigi anterior rahang atas dengan rahang bawah, maka lebar keseluruhan gigi anterior rahang atas yang terlihat diantara titik

Hasil penelitian menunjukkan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun

Hasil penelitian menunjukkan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun

Untuk mengetahui nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun

Hasil ini memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lebar gigi anterior rahang atas dengan konsep golden proportion pada 26