• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I. YOGYAKARTA"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

2010 - 2014

RENCANA STRATEGIS

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Perencanaan yang baik merupakan pijakan awal untuk menentukan arah kebijakan yang strategis melalui penetapan program kegiatan yang tepat. Salah satu kunci keberhasilan perencanaan adalah tersedianya data dan statistik yang andal dan terpercaya. Data dan statistik yang berkualitas merupakan rujukan bagi semua pihak dalam memformulasikan kebijakan, melakukan pemantauan/monitoring, dan mengevaluasi program agar sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Rencana Strategis Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2014 merupakan rencana pembangunan di bidang statistik selama lima tahun ke depan yang disusun dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis, terutama yang menyangkut potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta merupakan implementasi dari Renstra BPS RI. Renstra dirumuskan untuk menjadi pedoman dan arahan bagi seluruh jajaran BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan para pemangku kepentingan dalam upaya mencapai sasaran- sasaran pembangunan statistik yang telah ditetapkan.

Atas segala masukan dan sumbangan pemikiran semua pihak yang telah berpartisipasi mewujudkan Renstra BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2014 disampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga dokumen perencanaan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan untuk perkuatan Sistem Statistik Nasional maupun Daerah.

Yogyakarta, 29 April 2011 Badan Pusat Statistik

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kepala,

Dyan Pramono Effendi, SE, ME NIP. 19570110 197803 1 001

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Kondisi Umum ... 2

3. Potensi dan Permasalahan ... 4

BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ... 7

A. Visi BPs Provinsi DIY ... 7

B. Misi BPs Provinsi DIY ... 8

C. Tujuan ... 9

D. Sasaran Strategis BPS Provinsi DIY ... 9

BAB III. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 11

1. Strategi dan Arah Kebijakan Nasional ... 11

2. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 12

3. Strategi dan Arah Kebijakan BPS Provinsi DIY ... 30

BAB IV. PENUTUP ... 48 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah instansi pemerintah yang bertugas menyediakan data dan informasi statistik yang berkualitas. BPS merupakan salah satu instansi vertikal di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertanggung jawab kepada Presiden melalui Sekretaris Negara. Sebagai instansi vertikal, BPS memiliki perwakilan di setiap provinsi maupun kabupaten/kota, bahkan sampai tingkat kecamatan dengan seorang petugas yang disebut sebagai Koordinator Statistik Kecamatan (KSK).

BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS DIY) merupakan perwakilan BPS RI di Provinsi DIY yang membawahi BPS Kabupaten/kota di wilayah Provinsi DIY yang terdiri dari 5 (lima) kabupaten/kota, yaitu BPS Kabupaten Kulonprogo, BPS Kabupaten Bantul, BPS Kabupaten Gunungkidul, BPS Kabupaten Sleman, serta BPS Kota Yogyakarta. Sebagai instansi vertikal, BPS Provinsi DIY melaksanakan tugas sesuai visi, misi dan program kerja yang telah ditetapkan oleh BPS RI, disamping beberapa pekerjaan yang mendukung ketersediaan data bagi Pemerintah Provinsi DIY.

Sebagai penyedia data dan informasi yang berkualitas, sejalan dengan BPS RI, BPS Provinsi DIY juga harus menyiapkan data dan informasi yang lengkap, akurat, mutakhir, berkelanjutan, dan relevan bagi pengguna data. Data dan informasi yang berkualitas merupakan rujukan bagi upaya perumusan kebijakan dalam menyusun perencanaan, melakukan pemantauan, dan mengevaluasi program-program agar sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tepat. Dengan demikian, tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan efektif.

Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 menetapkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014 yang menjabarkan visi, misi dan program Presiden hasil Pemilihan Umum Tahun 2009 merupakan acuan dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 masing-masing Kementerian/Lembaga. Perpres No. 5 tahun 2010 juga mengatur kewajiban Kementerian/Lembaga untuk menyusun Renstra tahun 2010-2014 sesuai visi dan misi Kementerian/Lembaga yang bersangkutan, diselaraskan dengan visi dan misi RPJMN Tahun 2010- 2014. Diharapkan dengan adanya Renstra yang menjadi dasar penyusunan rencana kerja tahunan Kementerian/Lembaga, maka pelaksanaan program dan kegiatan akan menjadi lebih terarah, efektif dan efisien.

Renstra BPS RI Tahun 2010-2014 disusun berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 dengan memperhatikan masukan dari para pemangku kepentingan (stakeholders). Sesuai Perpres No. 5 Tahun 2010, Renstra BPS RI Tahun

(5)

2010-2014 merupakan dokumen perencanaan pembangunan nasional di bidang statistik untuk kurun waktu 2010-2014. Renstra BPS RI Tahun 2010-2014 menjadi acuan umum bagi seluruh jajaran BPS RI dan pemangku kepentingan, khususnya penyelenggara kegiatan statistik dalam melaksanakan pembangunan nasional di bidang statistik selama 5 (lima) tahun ke depan. Renstra BPS RI juga sebagai dasar bagi BPS dalam melaksanakan kewajiban sebagai penyedia data dan informasi statistik yang berkualitas. Ketersediaan data dan informasi statistik yang beragam, tepat waktu, dan makin cepat disajikan merupakan tuntutan permintaan masyarakat dewasa ini. Hal ini merupakan tantangan bagi BPS dan para penyelenggara kegiatan statistik untuk selalu meningkatkan mutu penyediaan data dan informasi statistik sekaligus mutu pelayanannya. Untuk itu, BPS menetapkan visi, misi, strategi kebijakan, program dan kegiatan pokok pembangunan di bidang statistik yang tertuang dalam Renstra BPS RI 2010-2014.

Sebagai bagian dari lembaga non departemen BPS RI, BPS Provinsi DIY juga memiliki kewajiban menyusun Renstra Tahun 2010-2014 yang berpedoman pada Renstra BPS RI 2010-2014 dan RPJM Daerah Provinsi DIY Tahun 2009-2013.

2. Kondisi Umum

Sejalan dengan penerapan dan penganggaran berbasis kinerja, langkah penguatan pemantauan dan evaluasi kinerja rencana pembangunan menjadi pilihan strategis. Proses perencanaan memerlukan data dan informasi statistik yang berkualitas. Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi statistik yang andal merupakan salah satu kunci keberhasilan perencanaan. Data dan informasi statistik yang berkualitas tidak hanya menjadi rujukan bagi pemerintah saja, namun juga bagi kalangan swasta dan masyarakat untuk pengembangan usaha, penelitian, evaluasi pembangunan, dan beragam kebutuhan lainnya.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan data dan informasi statistik dan amanat UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, BPS RI telah menerbitkan Surat Keputusan Kepala BPS No. 5 Tahun 2000 tentang Sistem Statistik Nasional (SSN), dengan tujuan:

a) Agar para penyelenggara kegiatan statistik memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal;

b) Menghindari kemungkinan terjadinya duplikasi kegiatan oleh para penyelenggara statistik; dan

c) Agar tercipta suatu Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif dan efisien.

Salah satu upaya BPS untuk mewujudkan SSN antara lain melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah dan masyarakat, baik di pusat maupun daerah, serta lembaga- lembaga internasional. Koordinasi dan kerjasama tersebut dilaksanakan atas dasar kemitraan dengan

(6)

tetap mengantisipasi serta menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnyateknologi informasi dan komunikasi (TIK). Jejaring tersebut merupakan kekuatan yang terus dikembangkan dalam rangka pembangunan nasional di bidang statistik.

Menyadari bahwa tuntutan kebutuhan data dan informasi statistik yang beragam, rinci, mudah dipahami dan tepat waktu belum sepenuhnya terpenuhi, BPS secara bertahap terus berupaya menyediakannya. Dalam 5 (lima) tahun ke depan akan dilaksanakan Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik untuk penguatan sistem data dan informasi pembangunan nasional yang sejalan dengan RPJM Nasional tahun 2010-2014. Penguatan sistem data dan informasi pembangunan memiliki peran strategis untuk mendukung pencapaian keberhasilan pembangunan nasional.

Berbagai kegiatan BPS seperti Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi, serta survei-survei di bidang sosial, ekonomi dan kependudukan telah menghasilkan beragam data dan indikator sosial-ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh para pengguna data. Ketersediaan data tersebut secara berkala dan tepat waktu semakin dinantikan oleh berbagai kalangan. Kebutuhan data tidak berhenti pada data dan indikator yang sudah tersedia tersebut, melainkan juga perlu pengembangan dalam hal metode maupun keragamannya, sehingga berbagai kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat lebih tepat sasaran. Oleh karena itu, BPS selalu berupaya memenuhi kebutuhan pemerintah yang tidak diagendakan sebelumnya, seperti Pendataan Sosial Ekonomi (PSE) 2005, Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2008, dan Pendataan Usaha Tani (PUT) 2009, untuk mendukung program-program khusus, seperti Program Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan sejenisnya.

Secara periodik BPS menyampaikan hasil kegiatan statistik kepada masyarakat melalui press release Berita Resmi Statistik (BRS) yang meliputi informasi statistik penting seperti inflasi, pariwisata, nilai tukar petani, harga produsen gabah, indeks harga perdagangan besar, pertumbuhan industri besar dan sedang, pertumbuhan ekonomi, indeks tendensi konsumen, produksi padi dan palawija, angka kemiskinan, serta pengangguran. Selain itu, BPS juga melakukan diseminasi data dan informasi statistik baik melalui media cetak maupun elektronik.

Untuk mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa dilakukan pengawasan terhadap penggunaan anggaran yang menjadi tanggung jawab BPS secara intensif guna mencegah pemborosan sumber daya. Pengawasan dilakukan dengan meningkatkan pembinaan terhadap pengelolaan administrasi keuangan dan barang dalam rangka menuju tertib administrasi dan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan.

3. Potensi dan Permasalahan 3.1. Potensi yang Dimiliki

(7)

Berdasar Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2007 BPS ditegaskan sebagai instansi vertikal dengan BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota sebagai bagian integral dari BPS RI secara keseluruhan. Perpres tersebut menjamin koordinasi vertikal dalam penyelenggaraan statistik, terutama untuk menyediakan dan memberikan pelayanan data dan informasi statistik dasar baik di pusat maupun daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah (Pusat) dan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, menempatkan BPS pada posisi strategis dalam mengembangkan Sistem Statistik Nasional, baik di pusat maupun daerah.

BPS menjadi Badan yang bertanggung jawab dalam penyediaan data dan informasi statistik dasar, serta menjalankan fungsi koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan statistik sektoral oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Untuk itu, BPS mengeluarkan Peraturan Kepala BPS Nomor 9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Statistik Sektoral oleh Pemerintah Daerah yaitu dengan menerapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

Dalam hal pengembangan SDM berkualitas, BPS mengelola Perguruan Tinggi yang menghasilkan tenaga statistik profesional setiap tahun, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS).

BPS juga memiliki Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Statistik, yang berfungsi mengembangkan kompetensi SDM aparatur BPS maupun instansi pemerintah lainnya. Kedua unit tersebut merupakan potensi yang terus dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan SDM statistik. Di samping itu, BPS merupakan instansi pembina bagi jabatan fungsional statistisi dan jabatan fungsional pranata komputer.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pesat sangat potensial untuk menunjang kegiatan BPS. Peralatan dan perlengkapan untuk keperluan pengumpulan data, pengolahan data, maupun diseminasi data berbasis TIK mutakhir yang dimiliki BPS merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas dan mempercepat ketersediaan data dan informasi statistik.

Pengembangan juga dilakukan bagi potensi eksternal. Dewasa ini, data dan informasi statistik secara resmi digunakan Pemerintah sebagai rujukan untuk perumusan kebijakan, perencanaan, pemantauan, maupun evaluasi pembangunan. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) yang memuat sejumlah indikator kunci sebagai bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan otonomi daerah, memerlukan ketersediaan data dan informasi statistik pada tingkat wilayah pemerintahan terkecil.

Sejalan dengan kondisi tersebut, secara nasional kepedulian masyarakat terhadap data dan informasi statistik yang dihasilkan BPS semakin meningkat, dan menjadi tuntutan yang tidak dapat dihindari. Menyikapi hal ini pemerintah dalam RPJM Nasional Tahun 2010-2014 menempatkan penguatan sistem data dan informasi statistik sebagai bagian dari sistem pendukung manajemen pembangunan nasional.

(8)

Dengan cakupan wilayah yang luas serta jumlah penduduk yang besar, posisi Indonesia menjadi strategis bagi kepentingan internasional. Perhatian dunia terhadap Indonesia selalu merujuk kepada data dan informasi statistik yang dihasilkan BPS. Beberapa negara di Asia-Pasifik dan Afrika juga banyak belajar dari BPS dalam penyelenggaraan kegiatan statistik. Kemampuan BPS dalam hal pengembangan statistik kemiskinan, sosial, ekonomi serta penyusunan berbagai indikator lainnya telah banyak diakui secara internasional. Bahkan, lembaga-lembaga internasional di bawah United Nations (antara lain UNDP, UNICEF, UNFPA, UNSD), World Bank, Asian Development Bank, EuroStat, AusAid, JICA, ASEAN Stat, dan lain-lain juga memberi bantuan dalam pembangunan statistik di Indonesia.

Kesepakatan mengenai Millenium Development Goals (MDG’s) oleh sebagian besar negara termasuk Indonesia merupakan motor penggerak bagi penyelenggara maupun pemerhati statistik untuk lebih meningkatkan peran sertanya dalam menilai pencapaian kinerja pembangunan. Hal ini memperkuat kesadaran nasional akan pentingnya Sistem Statistik Nasional (SSN) yang terpadu, andal, efektif dan efisien.

Potensi yang dimiliki oleh BPS RI terakomodir sampai pada tingkat provinsi serta kabupaten/kota. Secara vertikal, BPS Provinsi DIY melaksanakan seluruh kegiatan yang diperintahkan untuk dilaksanakan di daerah sesuai petunjuk pelaksanaan yang telah ditentukan dalam periode waktu yang telah ditetapkan oleh BPS RI.

Selain sebagai kepanjangan tangan BPS RI, BPS Provinsi DIY juga menjadi rujukan data dan informasi statistik di wilayah Provinsi DIY. Pemerintah Provinsi DIY, perguruan tinggi, sebagian pihak swasta dan lembaga penelitian telah menggunakan data BPS dalam perencanaan, evaluasi dan riset yang dilakukan.

3.2. Permasalahan Yang Dihadapi

Dalam upaya meningkatkan kualitas data, BPS menghadapi beberapa permasalahan yang mencakup permasalahan internal dan eksternal. Permasalahan internal yang menonjol adalah terbatasnya SDMstatistik profesional dan kompeten sesuai dengan bidang tugasnya. Kendati STIS berhasil mencetak statistisi setiap tahun, namun penempatannya diutamakan ke wilayah-wilayah luar Jawa, terutama wilayah Indonesia Bagian Timur, yang jumlahnya masih sangat terbatas. Apalagi berpacu dengan cepatnya pemekaran wilayah yang membawa konsekuensi adanya beberapa kabupaten/kota yang belum mempunyai perwakilan BPS. Kendati demikian, kendala tersebut tetap dapat diatasi dengan melibatkan mitra-mitra yang berkompeten.

Permasalahan eksternal terutama adalah rendahnya kesadaran responden, baik rumah tangga, perusahaan, maupun lembaga dalam memberikan data dan informasi dengan benar. Hal ini menyebabkan kualitas data dan respon rate yang rendah. Selain itu, peningkatan kebutuhan ragam data dan informasi statistik wilayah kecil, termasuk data mikro, belum dapat dipenuhi karena

(9)

implementasi otonomi daerah serta terkendala oleh Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik yang tidak memperkenankan BPS menyajikan data individu. Di samping itu, kurangnya pemahaman masyarakat tentang tugas pokok dan fungsi BPS menimbulkan anggapan bahwa BPS adalah sumber dari segala sumber informasi. Permasalahan tersebut diperkecil dengan mengadakan sosialisasi secara periodik kepada para stakeholder.

Disadari bahwa Undang-Undang No 16 Tahun 1997 tentang Statistik belum sepenuhnya dilaksanakan oleh para stakeholder. Sebagai contoh, koordinasi antar instansi masih belum optimal, sehingga sering terjadi duplikasi penyelenggaraan kegiatan statistik yang mengakibatkan penggunaan anggaran yang kurang efisien.

Permasalahan penting lainnya adalah belum optimalnya implementasi 4 prinsip dasar dari 10 prinsip dasar penyelenggaraan statistik resmi yang direkomendasikan oleh PBB, antara lain:

i. National Statistics Offices (NSO) berhak untuk membetulkan dan mengklarifikasi apabila terjadi kekeliruan tafsir dan penyalahgunaan statistik.

ii. Informasi statistik diperoleh dari berbagai sumber baik melalui sensus, survei maupun catatan administrasi di mana NSO bertanggung jawab terhadap kualitas, ketepatan waktu, biaya dan beban pada responden.

iii. Koordinasi di antara penyelenggara statistik dan NSO adalah penting untuk mencapai sistem statistik yang konsisten dan efisien.

iv. Kerja sama bilateral dan multilateral dalam bidang statistik dianjurkan dalam kerangka perbaikan sistem statistik nasional di semua negara.

(10)

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. Visi BPS Provinsi DIY

Visi BPS Provinsi DIY sebagai kepanjangan tangan dari BPS di daerah mengacu pada Visi BPS RI.

Visi BPS 2010-2014 dibangun dengan memperhatikan berbagai kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan yang dihadapi dari pihak luar dengan landasan pemikiran proaktif. Sejalan dengan pembangunan nasional di bidang statistik, pembangunan regional di bidang statistik juga diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil, perkembangan teknologi informasi yang mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat akan data dan informasi, serta memperhatikan kesiapan SDM penyelenggara statistik dan kecenderungan pembatasan akses terhadap data dari responden/obyek kegiatan statistik.

Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, dengan mengacu Visi BPS 2010-2014 maka Visi BPS Provinsi DIY 2010-2014 adalah sebagai berikut:

“Pelopor data statistik terpercaya untuk semua”

“The Agent of trustworthy statistikal data for all”

BPS Provinsi DIY adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas pokok menyediakan dan melakukan koordinasi ketersediaan data dan informasi statistik pada lingkup daerah. Kata “pelopor”

mempunyai makna bahwa BPS Provinsi DIY sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuksemua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS Provinsi DIY (impartial).

Dengan visi tersebut eksistensi BPS Provinsi DIY sebagai penyedia data dan informasi statistik di wilayah Provinsi DIY menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. BPS Provinsi DIY bukan hanya bagian dari pemerintah, tapi juga bagian dari keseluruhan masyarakat dan aspek kehidupan.

Di samping itu, visi ini juga memberikan ruang yang cukup bagi peran serta berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.

(11)

Proses penyediaan data dan informasi statistik yang dihasilkan BPS Provinsi DIY menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang disebarluaskan melalui berbagai media dan berbagai cara agar pemanfaatannya berdaya jangkau luas, di dalam maupun di luar wilayah.

B. Misi BPS Provinsi DIY

Pernyataan misi merupakan penjabaran serta rencana pelaksanaan program dan kegiatan agar mampu mencapai visi yang sudah ditetapkan.

Misi pembangunan regional statistik daerah Provinsi DIY tidak bias dilepaskan dari misi pembangunan nasional Indonesia yang dilaksanakan oleh BPS selaku instansi induk. Dalam setiap pelaksanaannya BPS akan menerapkan aturansehingga BPS Provinsi DIY bisa menjalankan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan tersebut. Misi pembangunan nasional statistik tersebut mencakup:

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien;

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia(termasuk Provinsi DIY);

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi,pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik;

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak;

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

Misi pertama merujuk pada filosofi dasar bahwa untuk mewujudkan visi, BPS memerlukan landasan hukum yang kuat. Saat ini banyak perubahan yang mendasar yang menuju pada pentingnya peninjauan kembali Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

Misi kedua, SDM dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi dua pilar penting dalam penyelenggaraan SSN. BPS melalui STIS menghasilkan SDM yang profesional di bidang statistik dan komputasi statistik. Dengan dukungan TIK, maka SDM yang ada mampu mengimplemtasikan SSN secara efektif dan efisien.

Misi ketiga, BPS dalam menyelenggarakan statistik nasional mengacu pada 10 prinsip dasar yang direkomendasi PBB, yang diantaranya bahwa BPS harus menghasilkan data yang didasarkan pada metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

(12)

Misi keempat, BPS sebagai pelayan public dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Misi ini menjadi bagian penting dan strategis dalam mewujudkan visi BPS, yaitu sebagai pelopor penyedia data dan informasi statistik untuk semua.

Misi kelima, BPS sebagai penanggung jawab terlaksananya SSN, perlu melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan efektif dan efisien.

C. Tujuan

Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik.

Tujuan utama dalam pembangunan regional di bidang statistik lima tahun ke depan adalah meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas serta pelayanan prima dalam rangka mewujudkan SSN yang andal, efektif, dan efisien. Untuk itu, BPS Provinsi DIY perlu meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, integrasi, sinkronisasi, dan standardisasi kegiatan statistik.

Dalam rangka mengantisipasi lingkungan strategis yang berkembang, maka pembangunan statistik dilakukan melalui reformasi birokrasi dengan menerapkan program Statcap CERDAS (StatististicalCapacity Building – Change and Reform for Development of Statistiks inIndonesia). Empat pilar reformasi birokrasi dilakukan dalam tempo 2010–2014, meliputi:

(i). Peningkatan kualitas data,

(ii). Pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,

(iii). Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta sarana kerja, dan (iv). Penguatan kelembagaan dan hubungan dengan sumber data dan pengguna data.

D. Sasaran Strategis BPS Provinsi DIY

Secara ringkas sasaran strategis pembangunan statistik regional Provinsi DIY dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Tersedianya data dan informasi statistik yang lengkap, akurat, dan tepat waktu di seluruh bidang pembangunan sertameningkatkan pelayanan bagi pengguna data dan informasi statistik;

(13)

2. Terwujudnya struktur organisasi BPS secara efektif dan efisien dalam kerangka mewujudkan good governance serta meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur BPS;

3. Meningkatnya kapasitas SDM dalam pengetahuan, penguasaan ilmu, metoda statistik, dan teknologi informasi mutakhir guna menyempurnakan metoda pengumpulan, pengolahan dan diseminasi statistik;

4. Meningkatnya kerja sama antarlembaga statistik/penelitian dalam negeri maupun internasional atas dasar saling menghormati kemandirian dan menguntungkan dalam rangka menghasilkan data dan informasi statistik berkualitas internasional;

5. Terwujudnya SSN dalam menunjang kelancaran tugas dan fungsi lembaga-lembaga statistik yang ada baik di instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat; dan

6. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana fisik.

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis BPS Provinsi DIY dapat diukur dengan berbagai indicator utama, seperti meningkatnya kepercayaan pengguna data terhadap data dan informasi statistik yang dihasilkan, kemudahan akses pengguna dalam memperoleh data dan informasi statistik secara cepat, terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana pendukung, khususnya dalam rangka pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta keberhasilan pengelolaan akuntabilitas administrasi keuangan dan kinerja menuju opini “wajar tanpa pengecualian” terhadap Laporan Keuangan.

(14)

BAB III

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

1. Strategi dan Arah Kebijakan Nasional

Prioritas pembangunan jangka menengah di bidang data dan informasi statistik adalah peningkatan kualitas statistik nasional. Kualitas data diukur dalam enam dimensi, yaitu akurat, relevan, tepat waktu/timeliness, mudah diakses/accessibility, koheren/coherence yang berarti konsisten antarsektor dan antarperiode dan spasial, serta mudah diinterpretasi/interpretability.Untuk mewujudkan sasaran tersebut dirumuskan tiga langkah:

(1) peningkatan kualitas data,

(2) peningkatan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan (3) peningkatan kapasitas SDM dan penataan kelembagaan.

Statistik bermutu tinggi dan dapat diandalkan yang dihasilkan secara tepat waktu merupakan bagian esensial dalam proses perumusan suatu kebijakan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kualitas data dan informasi statistik ekonomi, meningkatnya kualitas data dan informasi statistik kesejahteraan rakyat, meningkatnya manajemen survei, meningkatnya metodologi survei, meningkatnya dan berkembangnya analisis statistik, meningkatnya hubungan dengan pengguna data meningkatnya efektivitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi statistik, serta meningkatnya penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Peningkatan kualitas data dan informasi statistik selama ini baru terfokus kepada perbaikan metodologi dan teknis statistik. Saat ini perbaikan yang dilakukan diharapkan mulai menyentuh seluruh aspek seperti penelaahan kembali proses ketatalaksanaan (business process review), pengembangan kapasitas TIK, dan peningkatan kapasitas dan kemampuan SDM serta penataan kelembagaan. Keberhasilan upaya peningkatan kualitas data dan informasi statistik ini tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Keberhasilan peningkatan kualitas data dan informasi statistik juga sangat memerlukan dukungan dan peranan dari SDM. Hal ini menunjukkan meningkatnya kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah.

Pembangunan kapasitas dan penyediaan data dan informasi statistik nasional direncanakan akan dilakukan melalui sebuah program teknis kestatistikan, yaitu program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik. Program ini akan menjadi sebuah rencana kerja institusi penyedia data dan informasi statistik, baik di pusat maupun daerah.

(15)

2. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Filosofi yang mendasari pembangunan daerah Provinsi DIY adalah Hamemayu Hayuning Bawana, yaitu cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya.Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan bermanfaat. Demikian pula budaya Jawa, yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai salah satu acuan dalam hidup bermasyarakat, baik kedalam maupun ke luar. Ini berarti bahwa budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, kerta raharja, dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.

Hamemayu Hayuning Bawana mengandung makna sebagai kewajiban melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mementingkan berkarya untuk masyarakat daripada memenuhi ambisi pribadi. Dunia yang dimaksud mencakup seluruh peri kehidupan, baik dalam skala kecil (keluarga), maupun dalam skala lebih besar mencakup masyarakat dan lingkungan hidupnya, dengan mengutamakan darma bakti untuk kehidupan orang banyak, tidak mementingkan diri sendiri.

Berdasarkan filosofi tersebut, Pemerintah Provinsi DIY menetapkan visi pembangunan yang ingin dicapai dalam lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:

“Pemerintah Daerah yang katalistik dan masyarakat mandiri yang berbasis keunggulan daerah serta sumberdaya manusia yang berkualitas unggul dan beretika”.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi DIY menetapkan 4 (empat) misi, yaitu:

1) Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung.

2) Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis Good Governance.

4) Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.

Dengan mengacu keempat misi tersebut Pemerintah Provinsi DIY menetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun mendatang, yakni:

1) Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

2) Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri.

3) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

(16)

4) Mengoptimalkan fungsi prasarana dan sarana pelayanan publik.

Sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah:

1. Misi: Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung, dengan sasaran:

a. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan di semua jenjang dan jalur pendidikan.

b. Terwujudnya peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat dalam suasana lingkungan yang kondusif.

c. Berkembangnya pendidikan yang berbasis multikultur untuk meningkatkan wawasan, keterbukaan dan toleransi.

d. Terwujudnya peningkatan budaya baca masyarakat.

e. Terwujudnya peningkatan kapasitas pemuda, prestasi dan sarana olahraga.

f. Berkembang dan lestarinya budaya lokal, kawasan budaya dan benda cagar budaya.

g. Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat.

h. Terwujudnya peningkatan kualitas dan aksesibilitas kesehatan bagi seluruh masyarakat.

2. Misi: Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera, dengan sasaran:

a. Terwujudnya kepariwisataan yang berdaya saing tinggi.

b. Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat.

c. Terciptanya tata kelola perekonomian daerah yang responsif dan adaptif.

d. Terwujudnya ketersediaan dan pemerataan energi untuk masyarakat.

3. Misi: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis Good Governance, dengan sasaran:

a. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan, dan akuntabel.

b. Terwujudnya hubungan yang harmonis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan antar pemerintah daerah.

c. Terwujudnya kesetaraan gender, keadilan dan kepastian hukum.

d. Terwujudnya sinergi antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta.

4. Misi: Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik, dengan sasaran:

a. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur yang memadai baik kuantitas dan kualitas.

b. Terwujudnya pemerataan prasarana dan sarana publik.

(17)

c. Terwujudnya ketahanan masyarakat terhadap bencana.

d. Terwujudnya pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan.

Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan di atas, Pemerintah Provinsi DIY menyusun strategi dan arah kebijakan sebagai berikut:

A. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Pertama:

Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung

1. Strategi

Strategi untuk mencapai sasaran Misi Pertama sebagai berikut:

a. Peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai standar nasional dan internasional.

b. Perluasan lembaga pendidikan formal dan non formal serta pendidikan informal yang bermutu di berbagai daerah dibarengi dengan perluasan subsidi pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam usia wajib belajar.

c. Peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan dan lembaga pendidikan yang mampu meningkatkan wawasan, keterbukaan dan toleransi.

d. Peningkatan ketersediaan informasi, sarana dan prasarana penunjang minat dan budaya baca masyarakat.

e. Peningkatan peranserta lembaga pendidikan dan masyarakat dalam pemasyarakatan dan peningkatan prestasi olahraga.

f. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya lokal, kawasan budaya dan benda cagar budaya.

g. Peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial dan potensi sumber kesejahteraan sosial.

h. Peningkatan dan pemerataan infrastruktur/fasilitas kesehatan dengan dilengkapi sarana pendukung kesehatan serta peningkatan kualitas manajemen kesehatan.

i. Pengurangan risiko terjadinya penyakit, kecelakaan dan dampak bencana.

j. Peningkatan akses dan mutu kesehatan masyarakat.

k. Peningkatan infrastruktur dan manajemen kesehatan.

l. Pemasaran pelayanan dan pendidikan kesehatan.

m. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.

n. Peningkatan kualitas kehidupan keluarga, perempuan dan anak.

2. Kebijakan

Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Pertama sebagai berikut:

(18)

a. Meningkatkan standar manajemen mutu lembaga pendidikan dan kualitas tenaga pendidik secara merata.

b. Melestarikan penuntasan wajib belajar 9 tahun dan mengembangkan wajib belajar 12 tahun secara merata terutama di wilayah perdesaan dan perbatasan dengan daerah lain.

c. Meningkatkan standar mutu kurikulum pendidikan yang terkini, berbudaya, agamis dan anti narkoba dalam rangka membentuk SDM berkarakter unggul.

d. Mengembangkan kualitas dan kuantitas layanan, SDM kepustakaan dan sarana prasarana perpustakaan secara merata.

e. Mengembangkan kerjasama dan jejaring dengan pendidikan tinggi, lembaga-lembaga riset, dunia usaha dan pemerintah pusat untuk mewujudkan berdirinya pusat teknologi dan industri (Techno-Industrial Park).

f. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik bersertifikasi.

g. Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat.

h. Menyelenggarakan dan meningkatkan pembelajaran berbasis penelitian pada semua jenjang pendidikan.

i. Meningkatkan kapasitas lembaga pendidikan dalam mengembangkan proses belajar mengajar berbasis multikultur dan nilai-nilai budaya luhur.

j. Mendorong kegiatan olahraga andalan daerah yang disertai peningkatan kualitas dan kuantitas sarana olahragaserta peningkatan peran pemuda dalam pembangunan.

k. Memperkuat dan memperluas jejaring dan kerjasama dengan semua pihak dalam mengelola dan melestarikan aset budaya secara berkesinambungan.

l. Memberdayakan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian nila-nilai budaya guna menghadapi globalisasi.

m. Meningkatkan dan memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan melestarikan aset budaya.

n. Meningkatkan pengelolaan data dan sistem informasi kebudayaan daerah yang akurat dan terkini dan mudah diakses oleh masyarakat.

o. Meningkatkan perlindungan dan mendukung upaya penghargaan dan hak atas hasil karya budaya.

p. Meningkatkan dan menjunjung tinggi keluhuran budi dan nilai-nilai religiusitas dalam gaya hidup dan penciptaan iklim budaya yang bernilai luhur di masyarakat.

q. Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam penyelesaian masalah sosial di lingkungannya.

r. Menjalin fasilitasi dan koordinasi dengan jaringan sukarelawan baik nasional maupun internasional.

s. Meningkatkan kualitas SDM, kesejahteraan dan peran aktif para pengabdi kesejahteraan sosial.

(19)

t. Menumbuhkembangkan pola dan bentuk jaminan sosial kepada masyarakat khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.

u. Menyediakan prasarana dan sarana untuk meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas kesehatan.

v. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

w. Mengembangkan sistem surveilans, sistem informasi, manajemen dan administrasi kesehatan.

x. Meningkatkan mutu dan akses pelayanan serta informasi kesehatan oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah termasuk perbaikan gizi dan kesehatan lingkungan serta yang mendukung pembangunan kesehatan.

y. Meningkatkan kualitas dan pemahaman SDM bidang kesehatan terhadap pelayanan yang berkualitas dan beretika.

z. Meningkatkan sumberdaya meliputi ketersediaan obat dan perbekalan, kualitas dan kuantitas SDM, fasilitas pendidikan dan pelayanan, serta pengembangan asuransi.

aa. Meningkatkan peranserta masyarakat dalam pengembangan upaya kesehatan, pemenuhan kebutuhan dan kesinambungan pelayanan kesehatan.

bb. Membuka seluas-luasnya informasi yang dapat diakses oleh ibu, calon ibu terhadap kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

cc. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi ancaman penyakit dan dampak bencana.

dd. Meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri perempuan.

3. Program

Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Pertama sebagai berikut:

a. Pendidikan

1) Program Pendidikan Anak Usia Dini.

2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

3) Program Pendidikan Menengah.

4) Program Pendidikan Tinggi.

5) Program Pendidikan Luar Biasa.

6) Program Pendidikan Nonformal.

7) Program Pendidikan Informal.

8) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

9) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.

10) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.

11) Program Akselerasi Pengembangan Pendidikan Terkemuka.

(20)

b. Pemuda dan Olahraga

1) Program Peningkatan Peranserta Kepemudaan.

2) Program Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda.

3) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.

c. Komunikasi dan Informatika

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa.

d. Kebudayaan

1) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.

2) Program Pengembangan Nilai Budaya.

3) Program Pengelolaan Keragaman Budaya.

4) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya.

e. Sosial

1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.

2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.

3) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya).

4) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.

5) Program Pembinaan Anak Terlantar.

6) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma.

7) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo.

f. Perencanaan Pembangunan

Program Perencanaan Sosial dan Budaya.

g. Kesehatan

1) Program Sediaan Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan Makanan 2) Program Pelayanan Kesehatan.

3) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

4) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.

5) Program Kesehatan Keluarga.

6) Program Penanganan Pembiayaan Kesehatan Penduduk Miskin.

7) Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

(21)

8) Program Pengembangan Lingkungan Sehat.

9) Program Pendidikan Kesehatan dan Sumberdaya Kesehatan.

10) Program Pengembangan Manajemen Kesehatan.

11) Program Sistem Informasi Kesehatan.

12) Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

h. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1) Program Keluarga Berencana.

2) Program Pelayanan Kontrasepsi.

3) Program Kesehatan Reproduksi Remaja.

4) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/ AIDS.

5) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR.

i. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1) Program Pendidikan Politik Masyarakat.

2) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.

j. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan.

k. Pemberdayaan Perempuan

1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan.

2) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan.

l. Kelautan dan Perikanan

1) Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut.

2) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan.

m. Pertanian

Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani.

n. Ketahanan Pangan

Program Pemberdayaan Penyuluhan.

(22)

B. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Kedua:

Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera

1. Strategi

Strategi untuk mencapai sasaran Misi Kedua sebagai berikut:

a. Penciptaan lingkungan yang kondusif bagi kepariwisataan.

b. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

c. Peningkatan iklim usaha bagi sektor-sektor unggulan sebagai faktor penggerak utama perekonomian.

d. Pembangunan perdesaan.

e. Pemberdayaan masyarakat dan perempuan.

f. Perbaikan iklim ketenagakerjaan dan transmigrasi.

g. Revitalisasi pertanian.

h. Pengembangan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan.

i. Pengembangan eksplorasi dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan pesisir.

2. Kebijakan

Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Kedua sebagai berikut:

a. Menyediakan aturan hukum yang mendukung terciptanya iklim usaha kepariwisataan yang sehat.

b. Meningkatkan fasilitasi terhadap pengembangan usaha pariwisata.

c. Meningkatkan fasilitasi pengembangan pariwisata berbasis komunitas.

d. Meningkatkan peranserta masyarakat dalam pengelolaan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif.

e. Meningkatkan fasilitasi pengembangan permodalan dan inovasi industri pendukung pariwisata serta mengutamakan produk lokal.

f. Meningkatkan upaya promosi terpadu Trade, Tourism, Invesment (TTI) dan kebudayaan.

g. Mengembangkan jejaring dan kemitraan pariwisata yang berkualitas dan berkesinambungan.

h. Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini.

i. Meningkatkan iklim usaha yang mendukung Yogyakarta sebagai pusat pendidikan dan pariwisata.

j. Memfasilitasi model pelatihan dan dukungan modal kepada masyarakat.

k. Memberdayakan dan meningkatkan industri kecil dan kerajinan rakyat yang memberi nilai tambah daya tarik wisata.

(23)

l. Mengembangkan budaya daerah sebagai sentra-sentra industri pariwisata yang mendukung kunjungan dan atraksi wisata.

m. Meningkatkan partisipasi masyarakat/swasta dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur ekonomi.

n. Meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi melalui promosi kemudahan prosedur dan fasilitas pendukung.

o. Menguatkan kapasitas kelembagaan pasar dalam menjamin berkembangnya aktivitas usaha khususnya industri kreatif.

p. Meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan semua pihak.

q. Membangun sistem informasi yang mudah diakses oleh stakeholder ketenagakerjaan dan masyarakat secara luas.

r. Membangun tata kelola hubungan kerja antara pemerintah, pengusaha dan pekerja yang lebih saling menguntungkan dan manusiawi.

s. Memperbaiki pola kerjasama dan kemitraan pemerintah, dan antar pemerintah daerah.

t. Meningkatkan penyelenggaraan transmigrasi yang menjamin keberhasilan usaha dan perbaikan ekonomi transmigran di daerah penempatan.

u. Mengembangkan pusat perbenihan dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan guna meningkatkan pendapatan petani.

v. Menguatkan peranserta pemerintah dalam pengaturan, pembinaan dan penguatan modal masyarakat dalam industri pengolahan hasil pertanian.

w. Meningkatkan peran masyarakat dalam industri pengolahan hasil pertanian.

x. Mempertahankan lahan abadi dalam rangka ketahanan pangan dan konservasi sumberdaya air.

y. Mengembangkan ketahanan pangan dan agribisnis pertanian guna mewujudkan kedaulatan pangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan dalam jumlah yang memadai, tersedia di setiap waktu, beragam, bergizi seimbang, bermutu, aman, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

z. Meningkatkan dan mengembangkan produk unggulan hasil hutan.

aa. Memanfaatkan lahan hutan dan kebun secara optimal dengan menanam jenis produk unggulan serta melibatkan peran aktif masyarakat.

bb. Membuka jejaring dan kemitraan untuk meningkatkan distribusi dan pemasaran hasil perkebunan.

cc. Meningkatkan keterampilan dan pemberian stimulan usaha pengolahan produk ikan.

dd. Meningkatkan peran sumberdaya kelautan dan pesisir.

ee. Meningkatkan tata niaga produk perikanan.

ff. Mempromosikan ‘Gemar Makan Ikan’ di masyarakat.

gg. Mengembangkan perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

(24)

hh. Meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktif bagi perempuan.

3. Program

Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Kedua sebagai berikut:

a. Pariwisata

1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata.

2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata.

3) Program Pengembangan Kemitraan.

b. Koperasi dan UKM

1) Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah yang Kondusif.

2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah.

3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah.

4) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.

c. Perindustrian

1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.

2) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.

3) Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi.

4) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri.

5) Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Kreatif.

6) Program Penataan Struktur Industri.

d. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan.

2) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan.

e. Pemberdayaan Perempuan

Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.

f. Penanaman Modal

1) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.

2) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.

g. Perdagangan

(25)

1) Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional.

2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.

3) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri.

4) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan.

h. Tenaga Kerja

1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.

2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja.

3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.

i. Transmigrasi

1) Program Transmigrasi Regional.

2) Program Transmigrasi Lokal.

3) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi.

j. Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda.

k. Pertanian

1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan.

3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan.

4) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan.

5) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.

7) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan.

l. Ketahanan Pangan

Program Pemberdayaan dan Pengembangan Ketahanan Pangan.

m. Kehutanan dan Perkebunan

1) Program Pengembangan Agribisnis.

2) Program PeningkatanPemasaran dan Distribusi Hasil Perkebunan.

3) Program Pemanfaatan Teknologi dan Peningkatan Produksi Perkebunan

(26)

4) Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan.

5) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

6) Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan.

7) Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan.

8) Program Perencanan dan Pengembangan Hutan.

n. Kelautan dan Perikanan

1) Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir.

2) Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan.

3) Program Pengembangan Budidaya Perikanan.

4) Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

5) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan.

6) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar.

7) Program Rehabilitasi Ekosistem dan Cadangan Sumberdaya Alam.

o. Perencanaan Pembangunan

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

p. Pemerintahan Umum

1) Program Pengembangan Investasi dan Aset Daerah.

2) Program Pengembangan dan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro.

3) Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah.

C. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Ketiga:

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis Good Governance

1. Strategi

Strategi untuk mencapai sasaran Misi Ketiga sebagai berikut:

a. Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah.

b. Transformasi birokrasi.

c. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan.

d. Peningkatan perlindungan perempuan disertai dengan peningkatan peran perempuan.

(27)

2. Kebijakan

Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Ketiga sebagai berikut:

a. Menjalin jejaring yang lebih efektif secara teknis antar lembaga pemerintah.

b. Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan pengawasan melekat terhadap hasil pembangunan dan perbaikan regulasi.

c. Memantapkan dan mengembangkan penerapan E-Gov (DGS).

d. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan pelayanan berbasis digital government services pada semua sektor pemerintah daerah.

e. Meningkatkan kapasitas kebijakan publik yang proporsional dengan melibatkan peranserta swasta, perguruan tinggi dan partisipasi masyarakat.

f. Meningkatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan publik, fungsi kontrol, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.

g. Mengimplementasikan manajeman penanggulangan bencana untuk mengurangi resiko bencana.

h. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan di semua sektor.

3. Program

Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Ketiga sebagai berikut:

a. Pemerintahan Umum

1) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.

2) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota.

3) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH.

4) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi.

5) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah.

6) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan.

7) Program Pemantapan Reformasi Birokrasi.

8) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan.

9) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan.

10) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah.

11) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah.

12) Program Fasilitasi dan Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintah.

13) Program Pemeliharaan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.

14) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah.

15) Program Analisis Kebijakan Pembangunan.

(28)

16) Program Penelitian dan Pengembangan.

17) Program Pendidikan Kedinasan.

18) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.

19) Program Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana.

20) Program Pengembangan Persandian.

21) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.

b. Pertanahan

1) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah.

2) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan.

c. Kependudukan dan Catatan Sipil

Program Penataan Administrasi Kependudukan.

d. Statistik

Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah.

e. Kearsipan

1) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan.

2) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah.

3) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.

f. Komunikasi dan Informatika

1) Program Kerjasama Informasi dengan Massmedia.

2) Program Fasilitasi Pembinaan, Pengendalian, Pos Telekomunikasi dan Frekuensi.

g. Perencanaan Pembangunan

1) Program Pengembangan Data/Informasi.

2) Program Perencanaan Pembangunan Daerah.

3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah.

h. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

1) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam.

2) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.

3) Program Kemitraan Pengembangan WawasanKebangsaan.

4) Program Kewaspadaan Dini dan Pembinaan Masyarakat.

i. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

(29)

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa.

j. Pemberdayaan Perempuan

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak.

D. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Keempat:

Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

1. Strategi

Strategi untuk mencapai sasaran Misi Keempat sebagai berikut:

a. Peningkatan dan pengembangan infrastruktur.

b. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan publik.

c. Pengurangan ketimpangan pembangunan antar-wilayah.

d. Penanganan dan pengurangan resiko bencana.

e. Perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan pelestraian fungsi lingkungan hidup.

f. Penciptaan energi terbarukan dan efisiensi penggunaan energi.

2. Kebijakan

Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Keempat sebagai berikut:

a. Meningkatkan sarana dan prasarana daerah untuk meningkatkan pelayanan publik secara berkesinambungan.

b. Meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas infrastruktur ekonomi dalam pelayanan publik.

c. Menata struktur ruang sesuai RTRW.

d. Mensosialisasikan dan melaksanakan struktur ruang sesuai RTRW.

e. Meningkatkan pembangunan sistem jaringan transportasi yang terpadu.

f. Memantapkan manajemen dan sosialisasi penanggulangan bencana untuk mengurangi resiko bencana.

g. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk meningkatkan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan.

h. Menata kembali dan mengembangkan hutan taman kota.

3. Program

Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Keempat sebagai berikut:

a. Pekerjaan Umum

1) Program Peningkatan Jalan dan Jembatan.

(30)

2) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

3) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumberdaya Air lainnya.

4) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku.

5) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah.

6) Program Pengendalian Banjir.

7) Program Pengelolaan Persampahan.

8) Program Pengembangan Kawasan.

9) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong.

10) Program Pembangunan, Pengelolaan Bangunan Gedung dan Lingkungan.

11) Program Pengaturan Jasa Konstruksi.

12) Program Pelayanan Jasa Pengujian.

b. Perumahan

1) Program Pengembangan Perumahan.

2) Program Lingkungan Sehat Perumahan.

3) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan.

4) Program Penataan Kawasan Padat Penduduk dan Kumuh.

c. Penataan Ruang

1) Program Perencanaan Tata Ruang.

2) Program Pemanfaatan Ruang.

3) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

d. Perhubungan

1) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Fasilitas Perhubungan.

2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Fasilitas Perhubungan.

3) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.

4) Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.

5) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor.

6) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas.

e. Lingkungan Hidup

1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam.

3) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.

(31)

4) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

f. Energi dan Sumberdaya Mineral

1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Ketenagalistrikan.

2) Program Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Bahan Bakar.

3) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan.

4) Program Pengelolaan Air Tanah Berwawasan Konservasi.

g. Perencanaan Pembangunan

1) Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar 2) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam

h. Kesehatan

1) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/

Puskesmas Pembantu dan Jaringannya.

2) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata.

i. Pendidikan

Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perpustakaan.

j. Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga.

k. Kebudayaan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan.

l. Penanaman Modal

Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

m. Kelautan dan Perikanan

Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut.

3. Strategi dan Arah Kebijakan BPS Provinsi DIY 3.1. Strategi

(32)

Peningkatan kualitas data menjadi salah satu sasaran strategis yang akan dicapai BPS Provinsi DIY dalam mendukung strategi dan arah kebijakan BPS RI. Sejalan dengan strategi dan arah kebijakan BPS, selama lima tahun ke depan BPS Provinsi DIY perlu mengupayakan reformasi dan perubahan terhadap pembangunan statistik secara menyeluruh. Sebagai upaya meningkatkan kualitas data dan meningkatkan kualitas penyajian perlu dilakukan pembenahan-pembenahan, antara lain memenuhi kebutuhan perangkat TIK dan meningkatkan kualitas SDM. Proses peningkatan kualitas data ini, pada gilirannya akan dicerminkan oleh berkurangnya timelines penyajian data, dan meningkatkan kualitas penyajian, serta memberikan kemudahan kepada pengguna data untuk mengakses data.

Perkembangan situasi global, perkembangan TIK, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya statistik di masa mendatang memungkinkan munculnya berbagai tantangan dalam pembangunan statistik di Indonesia. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan berdampak terhadap permintaan data dan informasi statistik yang semakin beragam, akurat, berkesinambungan, dan tepat waktu. Permintaan data dan informasi semacam ini tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga datang dari masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional (SSN) yang andal, efektif dan efisien, maka program pembangunan statistik diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik terpercaya yang berkualitas. Peningkatan kapasitas kegiatan statistik di BPS Provinsi DIYdilakukan untuk menjawab peningkatan permintaan terhadap data dan informasi statistik dalam mendukung penyelenggaraan otonomi daerah.

Kapasitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di BPS Provinsi DIY saat ini juga belum seluruhnya sesuai dengan kemajuan teknologi komputasi yang diperlukan untuk mempercepat pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data yang cakupan maupun kuantitasnya semakin bertambah. Untuk mengimplementasikan Sistem Statistik Nasional dengan memanfaatkan TIK diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan, serta mengacu pada strategi pembangunan nasional dan Pemerintah Provinsi DIY di bidang statistik dalam RPJM Nasional dan RPJM Pemerintah Provinsi DIY, maka BPS Provinsi DIY menetapkan strategi-strategi yang merupakan serangkaian aktivitas utama untuk mencapai sasaran-sasaran proses. Strategi-strategi tersebut diuraikan untuk setiap sasaran proses dan dikelompokan dalam tiga bidang yang meliputi:

a) Strategi Bidang Peningkatan Kualitas dan Keragaman Data.

b) Strategi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

c) Strategi Bidang Peningkatan Kapasitas dan Kemampuan SDM serta Penataan Kelembagaan.

(33)

I. Strategi Bidang Peningkatan Kualitas Data dan Keragaman Data

Strategi ini merupakan sarana untuk mencapai apa yang diharapkan dari misi ketiga dan keempat BPS. Misi ketiga BPS yaitu meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

Misi keempat BPS yaitu meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai sasaran strategis dalam rangka perkuatan sistem data dan informasi statistik. Adapun tujuan strategi ini adalah untuk mengoptimalkan kualitas data dan informasi statistik yang dihasilkan oleh BPS Provinsi DIY. Sasaran dan strategi-strategi tersebut diuraikan di bawah ini:

1) Sasaran-1: Meningkatkan Kualitas dan Keragaman Data dan Informasi Statistik Ekonomi Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melaksanakan Sensus Pertanian 2013 yang berkualitas;

b. Mengaplikasikan Sistem Neraca NasionalIndonesia berdasarkan System of National Account (SNA) 2008 untuk neraca-neraca pokok seperti Neraca Produksi, Neraca Penerimaan dan Pengeluaran (generating of income accounts) sehingga terwujud data neraca provinsi/kabupaten/kota, yang terbandingkan antarwilayah;

c. Memperbaiki ketersediaan data dasar yang diperlukan bagi penerapan SNA 2008, berdasarkan gap analysis (analisis kebutuhan dan ketersediaan); 4. Melakukan koordinasi dengan penyelenggara statistik sektoral guna meningkatkan kualitas data dari instansi sektoral, berdasarkan gap analysis (analisis kebutuhan dan ketersediaan);

d. Melakukan koordinasi dengan penyelenggara statistik sektoral guna meningkatkan kualitas data dari instansi sektoral, berdasarkan gap analysis (analisis kebutuhan dan ketersediaan);

e. Menerapkan sistem pengolahan data untuk SNA 2008 yang telah diperbaiki oleh BPS RI;

f. Melakukan perubahan tahun dasar PDRB dari tahun 2000 menjadi tahun 2010 agar statistik PDRB, serta pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh BPS Provinsi DIY menjadi lebih reliable;

g. Melaksanakan perubahan sistem pengumpulan data Survei Industri Besar/Sedang Tahunan yang semula dilakukan dengan pendekatan sensus menjadi dua pendekatan, untuk Survei Industri Besar melalui pendekatan sensus sedangkan Survei Industri Sedang melalui pendekatan survei sampel;

h. Melakukan peningkatan kualitas statistik pertanian;

i. Melakukan peningkatan statistik harga dengan menyelenggarakan Survei Biaya Hidup dan menghitung Diagram Timbangan Nilai Tukar Petani pada tahun 2012, serta menyempurnakan sistem pengumpulan, pengolahan, dan penyajian statistik harga;

j. Membangun statistik harga produsen;

(34)

k. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Ekspor-Impor;

l. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Konstruksi;

m. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Pertambangan dan Energi;

n. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Keuangan;

o. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Pariwisata;

p. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Teknologi Informasi dan Komunikasi;

q. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Perdagangan Dalam Negeri;

r. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik Perhubungan;

s. Melaksanakan sistem pengolahan data survei berbasis perusahaan maupun rumah tangga yang telah diperbaiki.

2) Sasaran-2: Meningkatkan Kualitas Data dan Informasi Statistik Sosial dan Kesejahteraan Rakyat

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melaksanakan Sensus Penduduk 2010 yang berkualitas;

b. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik demografi;

c. Melakukan peningkatan kualitas data Survei Sosial-Ekonomi Nasional (SUSENAS);

d. Melakukan peningkatan kualitas data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS);

e. Melakukan peningkatan kualitas data Survei Upah dan Struktur Upah;

f. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik kemiskinan;

g. Melakukan peningkatan kualitas data dan informasi statistik ketahanan sosial.

3) Sasaran-3: Meningkatkan Manajemen Survei

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memperbaiki response rate;

b. Memperbaiki metoda pengumpulan data dan monitoring/pemantauan.

4) Sasaran-4: Meningkatkan Metodologi Sensus dan Survei

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melaksanakan secara ketat kerangka sampel bagi survei berbasis rumah tangga maupun perusahaan/usaha yang telah diperbaiki BPS RI;

b. Memperbaiki peta wilayah kerja statistik dan wilayah administrasi (desa/kelurahan) untuk keperluan pengumpulan dan penyajian data dan informasi statistik;

c. Menerapkan secara ketat klasifikasi dan standarisasi statistik untuk keperluan pengumpulan, penyajian, dan analisis statistik yang telah disempurnakan BPS RI;

d. Menerapkan desain sensus dan survei yang optimal.

(35)

5) Sasaran-5: Meningkatkan dan Mengembangkan Analisis Statistik Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas statistik lintas sektor;

b. Meningkatkan konsistensi statistik lintas sektor;

c. Melaksanakan Sistem Manajemen Kualitas Total.

6) Sasaran-6: Meningkatkan Hubungan dengan Pengguna Data Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memperbaiki kepuasan pelanggan;

b. Memperbaiki kemitraan dengan penyedia data;

c. Memperbaiki komunikasi dengan pengguna data dan penyedia data.

g) Sasaran-7: Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Diseminasi Data dan Informasi Statistik Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memperbaiki kemudahan akses terhadap data BPS;

b. Memperbaiki kualitas layanan dan hasil-hasil (data dan informasi statistik);

c. Meningkatkan penggunaan Si Rusa, kompilasi metadata dalam kerangka Sistem Rujukan Statistik.

II. Strategi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Untuk mencapai apa yang diharapkan dari misi kedua BPS yaitu menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia, maka dirumuskan strategi bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai sasaran strategis dalam rangka perkuatan sistem basis data.

Adapun tujuan strategi ini adalah untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi mutakhir.

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, BPS Provinsi DIY merumuskan beberapa strategi pembangunan arsitektur dan kerangka kerja teknologi informasi komunikasi dan manajemen informasi melalui serangkaian aktivitas utama untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Sasaran: Meningkatkan Sarana dan Prasarana TIK Dalam Rangka Memperbaiki Kinerja BPS Secara Efektif dan Efisien

Gambar

Tabel 2. Alokasi Anggaran 2010 – 2014 menurut Program  PROGRAM/KEGIATAN  ALOKASI  2010  2011  2012  2013  2014  (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  A
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama, Kegiatan Prioritas BPS 2010-2014

Referensi

Dokumen terkait

PERKARA-PERKARA PENTING YANG PERLU DILENGKAPKAN/DILAMPIRKAN KE DALAM DOKUMEN SEBUT HARGA DAN MAKLUMAT PETENDER. 1) Kami telah membaca dengan teliti dan memahami semua arahan

Menunjukan hasil riset anda, tetapi jauh lebih penting mengungkapkan argumen yang meyakinkan kepada pembaca tentang apa yang kita.. pembaca tentang apa yang kita hasilkan

Sebagian besar produksi ubi jalar digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri sebagai bahan pangan, dan dalam jumlah yang lebih kecil juga dimanfaatkan sebagai pakan maupun

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem deteksi granuloma menggunakan metode Watershed dan klasifikasi Support Vector Machine,

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebuah sistem aplikasi berbasis android untuk mendeteksi radiograf periapikal dengan menggunakan metode Multi-Wavelet

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyesaikan penyusunan skripsi

• Waktu lama dan sangat sensitif terhadap pergerakan  tidak cocok untuk pasien penurunan kesadaran yang tidak kooperatif • Digunakan untuk evaluasi pasien. dengan diffuse

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh keterangan tingkat capaian responden terhadap kuesioner penelitian untuk masing- masing variabel. Rata-rata skor jawaban