• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menilik Sebab Impor Garam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Menilik Sebab Impor Garam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I

ndonesia mempunyai lahan potensial untuk tambak garam. Dengan

memiliki hal tersebut, seharusnya tingkat produksi garam Indonesia mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun sungguh disayangkan, potensi tersebut belum dikelola dengan baik. Hal ini berdampak pada kebutuhan garam nasional yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sehingga impor garam hampir terjadi setiap tahunnya. Fenomena impor garam yang terus berulang menunjukkan minimnya keberpihakkan pemerintah terhadap petambak garam di Indonesia. Lebih lanjut, menurut

Menilik Sebab Impor Garam

Ricka Wardianingsih*) Rastri Paramita**)

Abstrak

Garam merupakan komoditas strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang penggunaannya sangat luas dan pertumbuhan penggunaannya pun juga cukup tinggi. Akan tetapi, produksi garam dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan garam nasional. Hal ini mengakibatkan Indonesia masih terus melakukan impor garam. Merespon kebutuhan garam yang terus meningkat, pemerintah telah melakukan beberapa strategi, namun hal itu belum mampu mengurangi impor garam Indonesia. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas apa yang menyebabkan Indonesia terus melakukan impor garam, upaya dalam meningkatkan produksi garam, serta rekomendasi kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI. e-mail: rickawardyas@gmail.com

Badan Pusat Statistik/BPS(2020), rata-rata impor garam setiap tahun bahkan mencapai 2,36 juta ton sejak 2010-2020. Berdasarkan paparan di atas, artikel ini akan membahas apa yang menyebabkan Indonesia terus melakukan impor garam, upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan produksi garam, serta rekomendasi kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah.

Produksi garam Indonesia secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu garam yang berasal atau diproduksi oleh PT Garam (Persero) dan garam yang berasal dari rakyat yang disebut

Gambar 1. Produksi, Impor, dan Kebutuhan Garam Indonesia Tahun 2010-2020 (Juta Ton)

Sumber: Kementerian Kelautan Perikanan/KKP (2020)

(2)

dengan garam rakyat. Berdasarkan data dari Laporan Keuangan PT Garam tahun 2020, produksi garam di tahun tersebut tercatat sebesar 219.852 ton, turun 230.255 ton atau 51,16 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 450.107 ton. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya curah hujan di beberapa lokasi pergaraman. Sedangkan,

produksi garam rakyat di tahun 2020 tercatat sebesar 75.219 ton mengalami kenaikan 60.825 ton atau 422,57 persen dibandingkan dengan tahun 2019, yaitu sebesar 14.394 ton. Peningkatan secara drastis ini disebabkan oleh adanya penyesuaian harga, sehingga mendorong banyaknya ketersediaan garam rakyat.

Penyebab Impor Garam

Kecenderungan akan impor garam selama ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pertama, rendahnya produksi dan kualitas produksi

garam. Salah satu faktor keengganan petani garam untuk berproduksi dan memperbaiki kualitas produksi adalah harga garam di pasar dalam negeri yang tidak stabil dan sering turun drastis (Kemendag, 2016). Lebih lanjut dari sisi produksi, berdasarkan Gambar 1, jumlah produksi dalam negeri tahun 2020 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 1,37 juta ton dengan beberapa variasi kualitas.

Dengan demikian, masih terdapat kesenjangan yang cukup besar dari kebutuhan garam nasional yang sudah

mencapai 4,46 juta ton. Sedangkan dari sisi kualitas, yaitu garam lokal belum dapat memenuhi persyaratan untuk beberapa sektor industri seperti Chlor Alkali Plant (CAP), farmasi dan kosmetik, pengeboran minyak, dan aneka pangan. Selain itu, terdapat persoalan kandungan Natrium Klorida (NaCl) yang rendah. Adapun kisaran kadarnya dari hasil produksi lokal hanya 88-94 persen (KKP, 2020).

Kualitas garam rakyat yang masih diolah secara tradisional, umumnya memerlukan pengolahan kembali sebelum dijadikan garam konsumsi maupun industri. Untuk garam konsumsi rumah tangga, dibutuhkan kandungan NaCl minimal 94 persen. Sedangkan untuk kebutuhan industri, kandungan NaCl harus berada di atas 97 persen.

Oleh karena itu, garam membutuhkan bahan baku dengan spesifikasi yang cukup tinggi. Sedangkan pengolahannya membutuhkan tambahan biaya

operasional yang akan berpengaruh terhadap harga jual garam bagi industri.

Di sisi lain, sebagian besar produksi garam dilakukan secara individual oleh petani garam, sehingga produksi garam mempunyai produktivitas dan kualitas garam yang relatif rendah. Implikasinya berujung pada tidak terpenuhinya

spesifikasi yang disyaratkan oleh industri di dalam negeri.

Kedua, terkait lahan tambak garam dan kurangnya pembinaan petani garam. Saat ini, tambak garam masih terpusat di daerah Jawa dan Madura.

Sebagai salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, tentunya Indonsia masih memiliki banyak lahan potensial yang mampu dijadikan tambak garam.

Selain tambak garam yang masih terpusat di Jawa, persolan lahan tambak garam yang terus menyusut juga merupakan salah satu masalah yang perlu disikapi oleh pemerintah.

Apabila pada tahun 2005 luas lahan tambak garam mencapai 33.625 ha, di tahun 2019 luas lahan garam hanya sebesar 27.048 ha. Dengan demikian,

Gambar 2. Produksi Segmen Garam (Satuan Ton)

Sumber: Laporan Keuangan PT Garam (Persero) 2020

(3)

dalam kurun waktu 14 tahun lahan garam telah menyusut sebesar 6.577 ha atau menyusut sebesar 19,5 persen.

Artinya per tahun, lahan untuk tambak garam menyusut sebesar 1,4 persen (CNBC Indonesia, 2020). Sementara itu, rendahnya pembinaan petani di tingkat hulu juga menyelimuti permasalahan industri garam nasional. Kurangnya kesadaran pemerintah guna mendukung kesejahteraan dan kemandirian produksi garam nasional kemudian memengaruhi standar mutu yang tinggi untuk

komoditas garam bagi petani.

Ketiga, intervensi teknologi masih minim. Berbagai upaya guna

mendongkrak produktivitas dan produksi garam telah dilakukan pemerintah dengan pengembangan teknologi. Salah satu contohnya adalah teknologi prisma dan teknologi geomembran. Namun demikian, penggunaan teknik produksi tersebut masih menerapkan teknologi yang sederhana dalam memproduksi garam. Di sisi lain, di Indonesia, penerapkan teknologi evaporasi dalam memproduksi garam yang sangat bergantung pada cuaca dan sinar matahari. Lebih lanjut, Indonesia juga masih menggunakan kincir angin serta pengeruk kayu yang membuat kapasitas produksi sulit untuk ditingkatkan.

Padahal, hal tersebut menjadi faktor penghambat efisiensi, kualitas, dan kuantitas produksi garam lokal.

Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Produksi Garam Guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam, pada tahun 2021, terdapat beberapa strategi yang telah dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), KKP, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Upaya yang dilakukan adalah melalui proses ekstensifikasi lahan garam di beberapa daerah seperti Teluk Kupang, Malaka, Nagekeo, Timor Tengah Selatan, dan Sumbawa. Selain itu, KKP melalui Program Usaha Garam (PUGAR) fokus

pada intensifikasi lahan dan pengolahan garam. Kemudian, KKP telah lama melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sederhana untuk pemurnian garam laut. Selain itu, BPPT di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi/Kemenristek juga telah mencanangangkan beberapa program untuk dapat meningkatkan pemanfaatan garam lokal untuk sektor industri. Lebih lanjut dalam sektor CAP, dilakukan implementasi teknologi garam tanpa lahan dan juga pembenahan lahan pergaraman terintegrasi dan ekstensifikasi lahan. Selanjutnya dalam sektor pangan dan pengeboran minyak, telah dibangun pabrik pemurnian garam rakyat menjadi garam industri, serta investasi pembangunan lahan garam industri di NTT mencapai 2.444 ha dengan estimasi hasil produksi sebesar 330.756 ton.

Berkenaan dengan kuantitas dan kualitas dan basis teknologi, PT Garam telah melakukan normalisasi, revitalisasi, dan ekspansi lahan untuk menambah luas lahan pergaraman sehingga dapat menambah kapasitas produksi per tahunnya. Selanjutnya, pembangunan Mini Washing Plant sebanyak 7 unit dengan kapasitas 20 ton per hari yang tersebar di Karawang, Indramayu, Brebes, Pati, Gresik,

Pasuruan, dan Sampang. Selain itu, telah dibangun pabrik pengolahan garam rakyat menjadi garam industri dengan kapasitas 40.000 ton per tahun di Kabupaten Manyar, serta dibangun Gudang Garam Nasional sebanyak 27 unit dengan kapasitas 57.000 ton. Di sisi lain, BPPT berfokus pada teknologi untuk melakukan pemurnian garam atau Salt Refinery Plant, dan saat ini sudah ada satu pilot project yang sudah jadi dengan kapasitas 40.000 ton per tahun yang direncanakan akan diuji coba oleh PT Garam (Persero). Sementara itu, diversifikasi produk, pengendalian harga garam, dan penyerapan garam rakyat juga menjadi strategi dari pemerintah guna meningkatkan produksi garam nasional.

(4)

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Garam Indonesia. Jakarta.

CNBC Indonesia. 2020. Punya Laut Luas RI Kok Mabuk Garam Impor. https://www.

cnbcindonesia.com/news/20200113134512- 4-129577/punya-laut-luas-ri-kok-mabuk- garam-impor/2.

CNN Indonesia. 2021. Penyebab RI Impor Garam Meski Punya Garis Pantai Terpanjang. https://www.cnnindonesia.com/

ekonomi/20210316145552-92-618118/

penyebab-ri-impor-garam-meski-punya- garis-pantai-terpanjang diakses pada 3 Maret 2022.

Data Indonesia. 2020. Ironi Impor Garam di Negara Maritim. https://dataindonesia.id/

sektor-riil/detail/ironi-impor-garam-di-negara- maritim diakses pada 25 Februari 2022.

Ekonomi Bisnis. 2021. Menperin:

Pertumbuhan Penggunaan Garam di Indonesia Cukup Tinggi. https://ekonomi.

bisnis.com/read/20210924/257/1446713/

menperin-pertumbuhan-penggunaan-garam- di-indonesia-cukup-tinggi diakses pada 3 Maret 2022.

Kementerian Kelautan Perikanan. 2020.

Dukungan dan Fasilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Diversifikasi Produk Garam ke Depan. https://kkp.go.id/

an-component/media/upload-gambar- pendukung/DitJaskel/publikasi-materi-2/

diversifikasi-garam/Bahan%20Paparan%20 Diversifikasi%20Produk%20Garam%20 Ditjen%20PRL%20KKP%20(1).pdf.

Kementerian Kelautan Perikanan. 2020.

Kebijakan Garam Afirmative Pro Ekonomi Berkeadilan. https://kkp.go.id/an-component/

media/upload-gambar-pendukung/DitJaskel/

publikasi%20materi/tatakelola-garam/M%20 Zaki%20Mahasin%20-%20KEBIJAKAN%20 GARAM%20AFIRMATIVE%20PRO%20 EKONOMI%20BERKEADILAN.pdf Kementerian Perdagangan. 2016. Info Komoditi Garam 2016. Jakarta

Kompas. 2019. Tantangan

Industrialisasi Garam di Indonesia.

https://www.kompasiana.com/

devitaprilia/5d0deee10d823004c9660652/

tantangan-industrialisasi-garam-di- indonesia?page=1&page_images=1

Rekomendasi

Berdasarkan paparan di atas, hal- hal yang menjadi bentuk perhatian pemerintah dalam mengurangi impor garam di Indonesia, antara lain, pertama, pemerintah perlu fokus membenahi industri garam tanah air dengan angka impor yang tak terbendung itu. Kebijakan yang mendorong meningkatnya kualitas garam mutlak diperlukan. Di samping itu, penting bagi pemerintah memberikan stimulus industri garam melalui intervensi harga garam guna melindungi petani garam.

Di sisi lain, pemerintah perlu lebih intensif melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap petani garam guna memaksimalkan produksi garam rakyat secara optimal, sehingga mampu menekan kebutuhan impor komoditi garam.

Kedua, terkait lahan, diperlukannya ekstensifikasi lahan pertanian garam.

Hal in penting mengingat kebutuhan produksi garam terus meningkat setiap tahunnya. Sementara itu, produksi garam tidak dapat terus menerus mengandalkan sistem dan manajemen yang terbatas. Selain menggenjot produksi di sentra garam yang sudah ada, Indonesia perlu melakukan ekstensifikasi lahan untuk produksi garam di sejumlah daerah. Oleh karena itu, dalam meningkatkan pengembangan lahan pergaraman, perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Ketiga, berkenaan dengan teknologi, diperlukan modernisasi usaha garam rakyat dengan inovasi teknologi. Upaya tersebut dapat diimplementasikan melalui meng- upgrade industri garam dengan teknologi yang mutakhir. Seperti halnya di China, dengan mendirikan sebuah pabrik yang memproduksi garam dengan kualitas tinggi dengan NaCl mendekati 100 persen. Contoh selanjutnya, sebagaimana yang

dilakukan oleh Australia yang memproduksi garam dengan cara menciptakan suatu tambang garam, dengan demikian garam tersebut dapat diambil secara praktis dengan cara dikeruk.

(5)

diakses pada 25 Februari 2022.

Liputan6.com. 2021. Ternyata Ini Alasan Pemerintah Impor garam 3 Juta Ton. https://

www.liputan6.com/bisnis/read/4518682/

ternyata-ini-alasan-pemerintah-impor- garam-3-juta-ton#:~:text=Liputan6.

com%2C%20Jakarta%20%2D%20

Kementerian,stoknya%20kurang%203%20 juta%20ton diakses pada 2 Maret 2022.

Merdeka.com. 2021. Menperin Bongkar Penyebab Indonesia Impor Garam 3,07 Ton Tahun Ini. https://www.merdeka.com/uang/

menperin-bongkar-penyebab-indonesia- impor-garam-307-ton-tahun-ini.html diakses pada 25 Februari 2022.

PT. Garam. Laporan Keuangan PT Garam Tahun 2015-2020. Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul”Analisis Strategi Pemasaran Telur Ayam (Studi

Orang yang menyentuh tempat tidurnya harus mencuci pakaiannya, mandi di air dan akan menjadi tak suci sampai petang.. Orang yang menyentuh barang apa pun, yang pernah didudukinya,

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen

Serta, interaksi modal sosial dalam masyarakat dalam pengembangan One Village One Product (OVOP) di Desa Tinalan Kota Kediri sebagai objek yang akan diteliti dalam penelitian

Sekurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: pertama inteligensi yaitu kecakapan untuk

Dalam upaya mempercepat pertumbuhan dan pengembangan wilayah, pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan tiga program unggulan yang diharapkan dapat memacu perkembangan

Dalam konteks kalimat di atas kata kebut merupakan bentuk disfemia dari kata dipercepat. Kata kebut dianggap tidak tepat penggunaanya dalam kalimat tersebut karena mengandung

Dilihat dari volume pengaduan yang masuk, yang menggambarkan kepedulian para pelapor terhadap isu keamanan Internet menjadi tanggung jawab pihak-pihak terkait dengan