• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR Analisis Strategi Pemasaran Telur Ayam (Studi Kasus di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR Analisis Strategi Pemasaran Telur Ayam (Studi Kasus di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul”Analisis Strategi Pemasaran Telur Ayam (Studi Kasus di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem)” dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr.I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS, Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si dan Agoes Ganesha Rahyuda, SE. MT., Ph.D masing-masing sebagai Ketua Program Studi Manajemen dan Sekretaris Manajemen Program Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Drs. Kastawan Mandala, MM sebagai Pembimbing Akademik sekaligus dosen pembahas.

5. Dra. I Gusti Agung Ketut Sri Ardani, MM sebagai dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

6. Eka Sulistyawati SE., MM sebagai dosen penguji atas waktu yang telah diberikan, saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Drs. I Nyoman Rasmen Adi, M.Si, dosen UNDIKNAS atas konsultasi analisis SWOT nya.

8. Karyawan UD Bumi Asih, Bugbug atas tawaran tempatnya sehingga dapat mengerjakan skripsi sambil mengawasi usaha.

9. Keluarga tercinta, Bapak I Nengah Simpen, Ibu Ni Nengah Asih, Kakak Ni Wayan Sri Udiyani (alm) dan Ni Made Widya Pratiwi atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

(2)

v

10. Teman-teman Manajemen angkatan 2013 yang selalu memberi dukungan, saran dan semangat selama penyusunan skripsi ini yaitu Tesa Asashi, Sueca, Paramartha, Ivan, Norita, Friday, Andika Agus Dewantara, Gilang, Arde, Aria Satriawan, Rudi Wisnawa, Widya Pryanka, Josua, Tiya Monica, Tiwi Hari Cahyani, Satya, Teddy, Dodik, Partayuda, JJC, Adi Bramantara, Rai Narastika, Anggy, Mari Turiastini, Satria Bramantha, Febri Mahardika, Windu, Intan Kusuma, dan Agung Laksmi.

11. Teman-teman sesama domisili Kabupaten Karangasem yang selalu memberi dukungan, saran dan semangat selama penyusunan skripsi ini yaitu Wicaksana, Diah Padmiani, Desmiari, Eka Sarastini, Yuli Sudiartini, Kartika Yogiswari, Narayana, Kurniawan, Sueca dan Paramartha.

12. Adik-adik Kelompok 4 LKMM FEB 2015 yaitu Nia Listyanti, Novia, Tera Paradisani, Ayu Wulan, Desy Pirdayanti, Sayu Ariantini, Andika Satria, Adi Widyatmika, Ryan Fauzi dan Tri Satya atas kekompakan dan dukungannya.

13. Teman-teman KKN PPM Desa Berangbang 2016 yaitu Sukra, Nika, Bryan, Gabriel Adirusman Faran, Mitha, Trisna, Tri Wahyuni, Nile, Arum, Yudha, Evi, Diah, Chandra dan Ayu Trisnawati yang telah menjadi bagian dari rekan seperjuangan selama KKN.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 01 Januari 2017 Penulis

(3)

Judul : Analisis Strategi Pemasaran Telur Ayam (Studi Kasus di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem)

Nama : I Nyoman Padma Widyantara NIM : 1306205109

Abstrak

Sektor peternakan ayam petelur merupakan sektor yang penting, karena dari sektor inilah sebagian kebutuhan protein hewani bagi manusia terpenuhi, yaitu telur dan daging. Oleh karena itu sektor peternakan ayam petelur harus ditangani secara sungguh-sungguh, sehingga dapat memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan manusia. Keberhasilan suatu peternakan ayam petelur sangat ditentukan oleh pemasaran.

Penelitian dilakukan di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug Kabupaten Karangasem. Jumlah populasi peternak sebanyak 18 peternak dan jumlah pedagang sebanyak 26 pedagang. Kriteria sampel yang digunakan untuk penelitian yaitu telah beroperasi sebelum tahun 1997 dan masih bertahan sampai sekarang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 32 sampel terdiri dari 16 peternak dan 16 pedagang. dengan metode probability sampling khususnya purposivesampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity dan Treath).

Analisis menemukan bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran I. Hal ini berarti posisi perusahaan sangat menguntungkan. Peternakan ayam petelur di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug memiliki kekuatan yaitu memiliki mesin campur, lahan untuk peternakan, memiliki lahan antara 10 are sampai 100 are, sudah memiliki kualitas telur yang baik, memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan, sehingga memudahkan penjualan, dan memiliki hubungan yang baik dengan lembaga keuangan, sehingga memudahkan transaksi. Sedangkan peluangnya yaitu permintaan pasar akan telur ayam cukup tinggi sehingga produksi telur bisa terserap pasar, kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan gizi bertambah tinggi sehingga membuat permintaan konsumen tinggi, walaupun kebijakan pemerintah kurang mendukung industri peternakan, tetapi peternak bisa menjalankan usahanya sendiri, peternakan ayam memiliki akses komunikasi yang mudah, cepat dan tepat dan sektor peternakan merupakan sektor yang dapat bertahan dalam keadaan apapun.

Berdasarkan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa adanya faktor internal dan faktor eksternal dalam pemasaran telur ayam di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem dapat mempengaruhi produktivitas peternak. Oleh karena itu, hendaknya peternak me-manage faktor internal dan eksternal yang ada untuk menjaga kelangsungan peternakannya dan strategi pemasaran yang digunakan dalam menjalankan peternakan ayam petelur adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Kata Kunci: ayam petelur, strategi pemasaran, SWOT,

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... Viii DAFTAR TABEL ... Ix DAFTAR GAMBAR ... X DAFTAR LAMPIRAN ... Xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ayam Petelur ... 9

2.2 Pemasaran ... 11

2.3 Strategi Pemasaran ... 13

2.4 Perilaku Konsumen ... 14

2.5 Bauran Pemasaran... 15

2.6 Mempertahankan dan Memperpanjang Tahap Kematangan Pasar... 18 2.7 Analisis SWOT ... 18

2.7.1 Analisis faktor internal dalam peternakan... 20

2.7.2 Analisis faktor eksternal dalam peternakan... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Subjek dan Objek Wilayah Penelitian ... 25

3.4 Variabel Penelitian ... 25

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.5.1 Jenis data ... 27

3.5.2 Sumber data ... 27

3.6 Instrumen Penelitian ... 28

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Pengumpulan Sampel .... 28

3.7.1 Populasi ... 28

3.7.2 Sampel ... 28

3.7.3 Metode penentuan sampel ... 29

(5)

3.8.1 Kuesioner ... 30

3.8.2 Observasi ... 30

3.9 Teknik Analisis Data ... 30

3.9.1 Mentabulasi hasil angket ... 31

3.9.2 Mencari penilaian bobot, rating dan skor ... 31

3.9.3 Memasukkan skor ke dalam diagram SWOT ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

4.2 Karakteristik Responden ... 35

4.3 Hasil Penelitian ... 36

4.3.1 Hasil observasi ... 36

4.3.2 Hasil penyebaran kuesioner ... 38

4.4 Analisis Data ... 39

4.4.1 Mencari penilaian bobot, rating dan skor ... 39

4.4.2 Memasukkan skor ke diagram SWOT ... 41

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... 45

DAFTAR RUJUKAN ... 47

(6)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

3.1 Instrumen Penelitian SWOT ... 26

3.2 Skala Likert ... 27

4.1 Karakteristik Responden Penelitian ... 36

4.2 Hasil Observasi ... 37

4.3 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 38

4.4 Penilaian Bobot, Rating dan Skor ... 39

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 24 3.2 Skema Perhitungan Rating ... 32 3.3 Diagram Analisis SWOT ... 33 4.1 Diagram Analisis SWOT Pada Peternakan Ayam Petelur di

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 51 2 Pedoman Observasi ... 56 3 Daftar peternak/Farm di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug,

Kabupaten Karangasem ... 57 4 Daftar Pedagang yang mengambil Telur di Desa Pesedahan dan

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ternak adalah satu dari sekian sumber daya alam yang memberikan kontribusi positif pembangunan nasional. Pengelolaan komoditas peternakan yang benar akan meningkatkan produktivitas ternak, penyuburan lahan pertanian, pengembangan energi alternatif, peningkatan kesempatan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi peternak Indonesia terutama produk pangan (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015:1). Produk pangan yang berasal dari protein hewani merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia selain pangan pokok berupa beras. Sudah sejak zaman dahulu masyarakat menyandingkan pangan pokok dengan protein hewani yang bertujuan untuk meningkatkan gizi. Protein asal ternak ini memiliki fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari manusia karena mengandung berbagai asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan manusia. Peranan seperti ini tidak dapat digantikan oleh sumber protein nabati. Pangan hewani adalah semua bahan yang berasal dari hewan yang masih segar dan/atau telah diolah atau diproses untuk keperluan konsumsi farmakoseutika, pertanian, dan/atau kegunaan lain bagi pemenuhan kebutuhan dan kemaslahatan manusia (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 1 Ayat 13). Pangan hewani (daging, susu dan telur) sebagai sumber protein yang berfungsi untuk kecerdasan, memelihara stamina tubuh, mempercepat regenerasi sel dan menjaga sel darah merah (eritrosit) agar

(10)

2

tidak mudah pecah (Diana, 2009). Untuk memenuhi kebutuhan hewani dan peningkatan income bagi peternak, maka usaha pemerintah yang bersinergi dengan para peternak dalam mewujudkan pendayagunaan sebagian besar komoditi ternak dikembangkan, salah satunya adalah peternakan ayam petelur (Ardhiana, dkk, 2014).

Pembangunan sektor peternakan dalam mewujudkan program pembangunan peternakan secara operasional diawali dengan penataan kawasan melalui pendekatan sistem dan usaha agribisnis. Pembangunan kawasan agribisnis berbasis peternakan merupakan salah satu alternatif program terobosan yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan peternakan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Kasim ,dkk, 2011). Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1). Menurut Arifin (2008) sektor peternakan harus dikembangkan sebagaimana prinsip agribisnis secara modern yang mengelola suatu unit usaha dari hulu ke hilir dengan meningkatkan keterkaitan antar komponen dan subsistem yang membangun suatu unit usaha agribisnis secara utuh. Produksi dan pengembangan ayam petelur diharapkan mampu mencukupi pemenuhan produksi dalam negeri dan memperoleh keuntungan yang multi fungsi dari unit usaha, yang antara lain dapat mengoptimalkan jam kerja peternak, mengatasi masalah pengangguran

(11)

3

karena keterbatasan pemilikan lahan dan dapat digunakan sebagai unit usaha sambilan (Parasdya, dkk, 2013).

Sektor peternakan ayam petelur merupakan sektor yang penting, karena dari sektor inilah sebagian kebutuhan protein hewani bagi manusia terpenuhi, yaitu telur dan daging (Mohammed et al, 2013). Oleh karena itu sektor peternakan ayam petelur harus ditangani secara sungguh-sungguh, sehingga dapat memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan manusia. Keberhasilan suatu peternakan ayam petelur sangat ditentukan oleh pemasaran (Mohammed et al, 2013).

Produksi utama dari peternakan ayam petelur adalah telur, sedangkan daging adalah produksi sampingannya berupa ayam afkir. Ayam afkir adalah ayam tua umur sekitar 100 minggu dan produksinya sudah tidak menguntungkan secara ekonomis (Hendrik, 2011:8). Telur mengandung asam amino esensial dan nilai protein hewaninya tinggi. Hanya protein ikan yang setara dengan telur, akan tetapi protein telur ternyata lebih unggul sebagai sumber asam amino bagi manusia. Kandungan protein telur 12,80 persen (Anggorodi, 1979:10). Untuk itulah peternakan ayam petelur perlu dikembangkan.

Prospek usaha peternakan ayam petelur di Indonesia dinilai sangat baik. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berupaya dalam menyediakan pangan bergizi dan berimbang melalui peningkatan produksi unggas, khususnya ayam dan telur, sebagai sumber protein hewani disamping pencapaian swasembada daging sapi (Kompas, 5 Agustus 2016). Dalam tiga bulan terakhir (Agustus-Oktober 2016), rata-rata populasi ayam petelur dan produksi telur ayam di Desa Pesedahan

(12)

4

dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem berdasarkan hasil pengamatan sebanyak 568.500 ekor dan 16.500 butir/hari (Lampiran 3). Berdasarkan data tersebut, berarti potensi usaha peternakan ayam petelur di Kabupaten Karangasem sangat besar, untuk itu dituntut sistem manajemen lebih cermat dalam menentukan srategi bisnisnya, karena strategi sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan (Hadiwidjaja dan Dharmayanti, 2014). Namun demikian, sejumlah tantangan bisa menghambat usaha sehingga menimbulkan kerugian. Berbagai kendala yang dialami oleh peternak ayam petelur antara lain manajemen pemeliharaan yang lemah, fluktuasi harga produk, fluktuasi sarana produksi, tidak ada kepastian waktu jual hasil produksi, margin usaha rendah, dan sarana produksi yang masih tergantung pada impor. Selain tantangan dan hambatan seperti tersebut di atas, ada lagi faktor-faktor lain yaitu faktor modal, faktor penyakit seperti flu burung, ketidakseimbangan harga pakan ternak dan telur, serta tingginya persaingan pasar. Walaupun ada tantangan dan hambatan seperti tersebut di atas, peternak harus pandai-pandai mencari strategi dalam mengendalikan usaha peternakan ayamnya.

Di Kabupaten Karangasem, tepatnya di desa Pesedahan dan sekitarnya, serta desa Bugbug merupakan sentra peternakan ayam petelur. Belakangan ini muncul lagi beberapa peternak di daerah Seraya. Peternak-peternak yang lama, telah beberapa kali mengalami permasalahan dalam peternakan, seperti krisis moneter tahun 1997, kerusuhan tahun 2002 (di desa Pesedahan), wabah flu burung akhir 2003, penggusuran sebagian peternak untuk proyek broodstock center tahun 2007 (di desa Bugbug) dan adanya gejolak harga jagung tahun 2015.

(13)

Keadaan-5

keadaan seperti tersebut, banyak usaha peternakan yang tutup. Berdasarkan hasil wawancara dengan I Nengah Simpen (2016), seorang akademisi dan praktisi peternakan, mengatakan bahwa akibat krisis moneter 1997 semua peternak-peternak kecil populasi kurang dari 10000 ekor tutup, sedangkan peternak-peternak dengan populasi di atas 10000 keadaannya tidak menentu. Demikian juga dengan saat terjadinya kasus flu burung di Karangasem sejak November 2003 sampai Januari 2004, ratusan ribu ayam mati akibat flu burung (Berita Liputan 6, 25 Januari 2004) yang mengakibatkan tumbangnya sektor peternakan ayam di sentra-sentra peternakan. Penderitaan peternak belum berakhir, tahun 2015 terjadi krisis jagung yang mengakibatkan harga jagung melambung tinggi sampai mencapai Rp. 7500/kg yang mengakibatkan tidak seimbangnya harga pakan dengan harga telur, sehingga peternak banyak juga tutup. Walaupun adanya beberapa kali terpaan masalah dalam peternakan, namun peternakan ayam petelur di daerah ini tetap bisa bertahan hingga sekarang.

Berdasarkan keadaan peternakan ayam petelur seperti tersebut, dari segi pemasaran hasil produksi perlu kiranya diadakan penelitian bagaimana strategi pemasaran telur di kedua tempat tersebut. Penelitian akan dilakukan di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem karena peternakan ayam petelur di daerah tersebut sudah beroperasi sebelum tahun 1997 dan masih beroperasi sampai sekarang sehingga Desa Pesedahan dan Desa Bugbug sudah lama dikenal sebagai sentranya peternakan ayam petelur di Kabupaten Karangasem. Maka dari itu peneliti memberi judul penelitian ini dengan judul ”Analisis Strategi Pemasaran Telur Ayam (Studi Kasus di Desa Pesedahan dan

(14)

6

Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem)”. Dimana setelah dilakukan penelitian ini akan didapatkan hasil bagaimana strategi pemasaran telur di kedua tempat tersebut. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi kepada para peternak tentang strategi pemasaran telur ayamnya.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1) Faktor internal dan eksternal apa saja yang dihadapi oleh peternak ayam petelur di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug Kabupaten Karangasem dalam memasarkan hasil produksinya?

2) Bagaimana strategi pemasaran telur ayam di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug Kabupaten Karangasem?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran telur ayam di Kabupaten Karangasem. Penelitian ini memiliki tujuan untuk:

1) Mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh peternak ayam petelur di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem. 2) Mengetahui strategi pemasaran telur ayam di Desa Pesedahan dan Desa

(15)

7 1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan faktor-faktor internal dan eksternal dalam pemasaran usaha peternakan ayam petelur di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem.

2) Untuk mengetahui strategi pemasaran usaha peternakan ayam petelur di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem.

1.5. Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis untuk memberi gambaran dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun pola umum sistematika penyusunan skripsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang ada agar dapat digunakan sebagai argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan dalam penelitian.

(16)

8 BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjabarkan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan laporan tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh, selanjutnya dilakukan pembahasan hasil yang diperoleh berdasarkan teori yang digunakan sebagai acuan dan hasil penelitian sebelumnya.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan penelitian, berisi simpulan yang diperoleh dan saran-saran yang diberikan sesuai dengan topik penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perencanaan pembangunan jangka menengahProvinsi Jawa Timur, Kabupaten Lamongan masuk dalam cluster Segitiga Emas yang terdiri dari Kawasan

10 Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (juta perjalanan) 11 Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Triliun Rupiah) 12 Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata yang

SiLPA tahun berjalan harus sama dengan total pendapatan dikurangi total belanja dan transfer ditambah total penerimaan pembiayaan dikurangi dengan total pengelu aran pembiayaan SiLPA

Untuk mengetahui pengaruh BMI dan lingkar leher teerhadap risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea dan hubungan hasil kuesioner Berlin dengan snoring dan

Hasil penelitian menunjukkan KHM pada ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 10% dapat membunuh bakteri penyebab jerawat, Formula terbaik dari hasil pengujian terdapat

Festival musik yang berlangsung lebih dari satu hari mau tidak mau membuat penonton yang berasal dari luar negeri dan luar Jakarta untuk [ – 9 – ].. Pengeluaran mereka untuk

Ada tiga tahapan dalam memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga yaitu yang pertama melakukan asessmen/ identifikasi tentang kebutuhan edukasi yang akan dilakukan,

Pada hari ini Selasa tanggal Lima Belas bulan September tahun Dua Ribu Dua Puluh , bertempat di Kantor Desa Pejambon, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa