• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KECEPATAN ARUS BEBAS (FREE FLOW SPEED) PADA RUAS JALAN PERKOTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KECEPATAN ARUS BEBAS (FREE FLOW SPEED) PADA RUAS JALAN PERKOTAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KECEPATAN ARUS BEBAS

(FREE FLOW SPEED) PADA RUAS JALAN PERKOTAAN

Made Mahendra

Program Studi S3 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fak.Teknik

Universitas Brawijaya JL. M.T. Haryono No.167

Malang, Jawa Timur Telepon (0341)580120 mahendramade@unram.ac.id

Harnen Sulistio Jurusan Teknik Sipil Fak.Teknik

Universitas Brawijaya JL. M.T. Haryono No.167

Malang, Jawa Timur Telepon (0341)580120

harnen@ub.ac.id

Lutfi Djakfar

Jurusan Teknik Sipil Fak.Teknik Universitas Brawijaya JL. M.T. Haryono No.167

Malang, Jawa Timur Telepon (0341)580120

ldjakfar@ub.ac.id

Achmad Wicaksono Jurusan Teknik Sipil Fak.Teknik

Universitas Brawijaya JL. M.T. Haryono No.167

Malang, Jawa Timur Telepon (0341)580120 wicaksono68@ub.ac.id

Abstract

Congestion has become a problem of traffic on urban road segments in several major cities in Indonesia, it will have a negative impact on the driver or users of the road due to the longer travel time. This research was conducted in several road segments and part of an urban road segment in Mataram city, Povensi Nusa Tenggara Barat. Primary data traffic is done with video camera, with variation of time and road segment, in order to get variation of traffic characteristic and the variation side frictions characteristic at the same time. With the data will dianalis relationship between variations characteristics above componens with speed data in 5 minutes Time slice on the range of traffic data in under saturated condition. Free Flow speed (FV) vehicles will be analyzed from the relationship between Speed (V) and traffic flow (Q) as well as variations in side friction (SF) characteristics obtained at time slices at the same time. The results of free flow speed analysys above also contrast with the results of free flow speed analysis model IHCM 1997.

Key Words : Congestion, urban road, free flow speed, side friction, IHCM 1997.

Abstrak

Kemacetan telah menjadi masalah lalulintas di ruas jalan perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di beberapa ruas jalan dan bagian ruas jalan perkotaan di kota Mataram, Povensi Nusa Tenggara Barat. Lalu lintas data primer dilakukan dengan kamera vidio, dengan variasi waktu dan ruas jalan, untuk mendapatkan variasi karakteristik lalu lintas dan variasi karakteristik hambatan samping pada saat yang bersamaan. Dengan data tersebut akan dianalis hubungan antara variasi karakteristik di atas, komponen dengan data kecepatan dalam penggal waktu 5 menit dan data lalu lintas dalam kondisi under satureted. Kecepatan Aliran Bebas (FV) kendaraan akan dianalisis dari hubungan antara Kecepatan (V) dan arus lalu lintas (Q) serta variasi dalam karakteristik gesekan samping (SF) yang diperoleh pada penggal waktu pada saat yang sama.

Hasil analisis kecepatan aliran bebas di atas juga bertolak belakang dengan hasil analisis kecepatan aliran bebas model IHCM 1997.

Kata Kunci Kemacetan, jalan perkotaan, kecepatan arus bebas, Hambatan samping samping, IHCM 1997

(2)

PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG.

Masalah transportasi seperti kemacetan adalah masalah utama dalam lalulintas jalan perkotaan. Kemacetan lalulintas yang terjadi sangat mengganggu aktivitas penduduk. Kemacetan akan berdampak negatif pada pengemudi atau pengguna jalan karena waktu perjalanan yang lebih lama. Kemacetan menyebabkan kerugian ekonomi serta bukan material seperti stres yang disebabkan oleh iritasi tidak tepat waktu dengan sengaja. Kemacetan penyebab dari berbagai kehidupan yang saling berhubungan seperti disiplin yang tidak memadai, pertumbuhan kendaraan yang tidak dapat diimbangi oleh pertumbuhan infrastruktur jalan. Perkembangan kota kelas menengah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah membuat kemajuan yang signifikan baik dari segi ekonomi dan dalam hal pertumbuhan penduduk. Tentu saja, ini akan berdampak pada pengguna peningkatan sarana transportasi, dan kebutuhan infrastruktur transportasi juga mengalami perkembangan yang harus diimbangi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Kota Mataram sebagai salah satu kota klasifikasi menengah mulai menghadapi masalah di atas. Beberapa jaringan jalan mengalami masalah keterlambatan karena hambatan samping yang tinggi, di wilayah pusat aktivitas atau ekonomi (CBD).

Free Flow Speed (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada arus nol, yaitu kecepatan pengemudi akan memilih jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain (IHCM, 1997). Kecepatan Arus Bebas telah diamati melalui data lapangan, di mana hubungan antara kecepatan Arua bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan ditentukan oleh metode regresi.

Kecepatan arus bebas kendaraan ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja segmen jalan saat ini (Q) = 0. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan berat dan sepeda motor juga diberikan sebagai referensi. Laju aliran bebas untuk mobil penumpang biasanya 10-15% lebih tinggi daripada jenis kendaraan ringan lainnya.

Sebagai indikator, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (IHCM) 1997, adalah panduan untuk analisis, perencanaan, desain, dan operasi fasilitas lalu lintas jalan untuk Indonesia, merupakan produk penelitian empiris yang dilakukan di beberapa tempat yang dianggap mewakili kondisi lalu lintas karakteristik di wilayah Indonesia. Nilai parameter analisis yang dihasilkan bukan angka mutlak, dapat

(3)

berubah dari waktu ke waktu dan dari lokasi ke lokasi. Jangka waktu sejak publikasi kondisi yang dialami oleh infrastruktur transportasi jalan dan penggunanya, baik dari segi kuantitas dan kualitas, tidak lagi sesuai dengan karakteristik lalu lintas dan kondisi infrastruktur pada saat itu. Kondisi ini diharapkan dapat mengubah parameter analisis di IHCM. Parameter analisis ketidaksesuaian dapat menghasilkan hasil desain teknis yang mungkin desain over / under. (Erwin Kusnanadar, 2009) Kota Mataram sebagai salah satu kota dengan klasifikasi menengah mulai menghadapi masalah di atas. Beberapa jaringan bersih mengalami masalah keterlambatan karena hambatan sisi yang tinggi, di wilayah pusat aktivitas atau ekonomi (CBD). Derivasi dari paparan di atas adalah arus lalulintas di jaringan jalan kota, hal ini sering diabaikan dalam penanganannya sehingga Indonesia hanya memiliki Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (IHCM 1997), dan sampai sekarang evaluasi manual sangat kurang. Dalam beberapa penelitian dan aplikasi di bidang manual ini beberapa kali telah dilakukan, terutama di kota-kota yang mulai berkembang, dengan tujuan tidak akan menyelesaikan masalah setelah masalah dalam pergerakan di jaringan, baik itu persinggungan maupun di segmen.

Parameter dasar evaluasi kinerja dapat berupa kecepatan, keterlambatan, atau tingkat kejenuhan bahasa kemacetan sederhana. Karena karakteristik lalulintas kota yang dikembangkan di Indonesia, hambatan sisi yang tinggi, dan fungsi kontrol dari jaringan geometrik (segmen dan persimpangan) kurang sesuai dengan hirarki.

Dalam MKJI 1997 telah dimasukkan tetapi perlu dianalisis secara lebih rinci dari masing-masing faktor di atas, tidak dalam klasifikasi sederhana (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi).

TINJAUAN PUSTAKA.

Kemacetan juga disebabkan oleh terbatasnya jaringan jalan, luas total jaringan jalan sangat rendah dibandingkan total luas daerah perkotaan yang harus dilayani.

Sebagai contoh, total luas jaringanjalan di Metropolitan Bandung hanya sekitar 2- 3% dari total luas wilayah pelayanan, yang seharusnya sekitar 10-30 %. Ironisnya dengan kapasitas jaringan jalan yang terbatas, banyak ditemukan ruas-ruas jalan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Faktor lain penyebab kemacetan di daerah perkotaan adalah meningkatnya kecenderungan para pemakai jasa

(4)

transportasi untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum.

Definisi jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang diperuntuhkan bagi lalulintas, yang berbeda permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api dan jalan kabel (UU no. 38 tahun 2006 tentang jalan).

Segmen jalan menurut Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (IHCM) 1997 didefinisikan sebagai panjang jalan di antara atau tidak dipengaruhi oleh simpang bersinyal atau simpang tak bersinyal utama dan mempunyai karakteristik yang hampir sama. Titik dimana karakteristik jalan berubah secara berarti menjadi batas sagmen walaupun tidak ada simpang di dekatnya. Perubahan kecil dalam geometrik tidak perlu dipersoalkan (misalnya perbedaan lebar jalur lalulintas kurang dari 0,5 m), terutama jika perubahan tersebut hanya sebagian.

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (IHCM) 1997, jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan. Jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 selalu digolongkan dalam kelompok ini. Jalan di daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari 100.000 juga digolongkan dalam kelompok ini jika mempunyai perkembangan samping jalan yang permanen dan menerus.

KECEPATAN ARUS BEBAS (Free Flow Speed)

Ada beberapa difinisi kecepatan arus bebas seperti : sebagai kecepatan rata-rata yang diinginkan diadopsi oleh pengemudi saat tidak dibatasi oleh kendaraan lain di arus rendah pada berbagai kondisi jalan (HCM, 2010; Polgar et al, 2013.;

Tettamanti dan Varga, 2014).mempunyai definisi lain yang bervariasi tergantung pada konteks atau aplikasi, ada dua hal penting definisi yang diberikan di sini.

Pertama, kecepatan aliran bebas pada jalan perkotaan adalah kecepatan yang kendaraan berjalanan di bawah kondisi volume rendah saat semua sinyal di jalan perkotaan hijau untuk seluruh perjalanan.

(5)

Ketika interaksi kendaraan dan faktor kontrol lalulintas tidak ada , kecepatan yang dipilih oleh sopir rata-rata disebut sebagai kecepatan aliran bebas (FFS). Kedua, FFS adalah kecepatan rata-rata aliran lalulintas ketika volume lalulintas cukup rendah bahwa pengemudi tidak dipengaruhi oleh kehadiran kendaraan lain dan ketika kontrol lalulintas persimpangan adalah tidak hadir atau cukup jauh untuk tidak berpengaruh pada kecepatan pilihan (HCM, 2010). Juga, volume lalulintas adalah faktor penting dalam mempengaruhi kondisi arus bebas. Secara teoritis, FFS harus pada kecepatan di mana aliran ini nol. Untuk mengatasi kesulitan ini, umumnya diukur pada tingkat aliran yang sangat rendah. Selanjutnya, FFS sangat penting dalam analisis aliran lalulintas untuk insiden dan kemacetan dan karenanya faktor yang mempengaruhi nilai harus dipelajari dengan seksama untuk memahami perilaku lalulintas dan analisis ini juga membantu dalam analisis sensitivitas. Tiga faktor utama (a) jalan geometri dan kondisi (Baruzzi et al, 2008;. Bassani et al., 2012) (b) karateristik/atribut pengemudi dan (c) lingkungan, merupakan parameter untuk mempengaruhi nilai-nilai jalan perkotaan Amerika aliran lalulintas dan jalan raya (Lamm et al., 1990). Sebagai tambahan di atas kekasaran jalan juga memiliki pengaruh yang signifikan pada kecepatan arus bebas (Wang et al., 2014). atribut pengemudi dan karakteristik kendaraan juga salah satu faktor utama dalam estimasi kecepatan arus bebas perkotaan.

Pengemudi muda, tingkat okupansi penumpang, usia kendaraan dan tujuan perjalanan memiliki berdampak nilai yang lebih tinggi pada kecepatan, kendaraan yang diparkir vertikal atau horizontal di sepanjang jalan berdampak negatif pada kecepatan arus bebas (Dowling et al., 1997).

Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain.(IHCM 1997).

Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan, dimana hubungan antara kecepatan arus bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan ditentukan dengan metode regresi. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja segmen jalan pada arus = 0. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan berat dan sepeda motor juga diberikan sebagai

(6)

referensi. Kecepatan arus bebas untuk mobil penumpang biasanya 10-15% lebih tinggi dari tipe kendaraan ringan lain.

Dalam IHCM 1997, persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum sebagai berikut :

= ( + ) (1)

Dimana:

Fv : kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam) FVO : kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati FVW : penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)

FFVSF : faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau Kreb penghalang.

FFVCS : Faktor penyesuaian ukuran kota.

Dari banyak difinisi dan model kecepatan arus bebas akibat dari perbedaan karateristik dari arus lalilintas, kondisi jaringan ruas jalan perkotaan, penelitian ini penekanannya pada analisa kecepatan arus bebas IHCM 1997 dibandingkan dengan analisa regresi hubungan arus lalulintas dan kecepatan akibat hambatan samping ruas jalan perkotaan dengan tipe kota sedang (studi kasus JL. Pejanggik, JL.Panca Usaha Kota Mataran Nusa Tenggara Barat)

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.

Untuk keperluan variasi data yang dibutuhkan diperlukan suatu lokasi/kawasan yang mempunyai kareteristik seperti yang disebutkan diatas dengan tetap mengacu pada IHCM 1997. Salah satu kawasan di Kota Mataram, yang mendekati kreteria tersebut adalah jalan Panca Usaha dan jalan Pejanggik. Jalan Panca Usaha dan jalan Pejanggik terpilih dari matrik kriteria lokasi penelitian yang dilakukan pada studi terdahulu, dengan ruas jalan pembanding jalan Selaparang, dan jalan Sriwijaya di kota Mataram. Jalan Panca Usaha dan jalan Pejanggik merupakan jalan perkotaan yang terletak di kecamatan Cakranegara. Tipe jalan pada jalan Panca Usaha dan jalan Pejanggik ini adalah jalan satu arah (2/1). Wilayah Kecamata Cakranegara merupakan salah satu kawasan perbelanjaan/ komersial di Kota Mataram, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertokoan di wilayah ini. Pada saat ini kedua sisi jalan telah bermunculan kegiatan-kegiatan komersial seperti banyaknya pertokoan dan pedagang di sisi jalannya. Hal ini mengakibatkan banyaknya hambatan samping terjadi di jalan ini, seperti banyaknya pejalan kaki,

(7)

kendaraan berhenti dan parkir, kendaraan bermotor yang masuk dan keluar ke/dari lahan samping jalan.

Kawasan jalan Panca Usaha dan jalan Pejanggik mempunyai panjang ruas jalan sepanjang  1,4 km dan mempunyai sekitar 32 akses, sekitar 28 dari akses jalan tersebut mempunyai jarak yang berdekatan dengan jarak antar akses  50 m dan mempunyai arus lalulintas yang tinggi. Melihat dari hal tersebut dapat menimbulkan banyak terjadi konflik lalulintas pada akses jalan tersebut.

Banyaknya kendaraan masuk dan keluar dari akses jalan tersebut akan berdampak pada kinerja jalan Panca Usaha yang menurun.

Dari paparan diatas kawasan ini dapat di pilih sebagai daerah penelitian, dengan karateristik hambatan samping yang tinggi, serta variasi penggal/segmen jalan juga berpariasi, sangat memungkinkan untuk mendapatkan parapeter dari data penelitian berupa variasi arus dan variasi hambatan samping.

HASIL ANALISA KECEPATAN ARUS BEBAS.

Perlu diperhatikn bahwa kecepatan arus bebas kendaraan ringan yang digunakan sebagai ukuran utama kinerja dalam analisa ini. Langkah-langkah perhitungan kecepatan arus bebas (FV) dapat dilihat sebagai berikut :

1. Kecepatan arus bebas (FV) untuk kendaraan ringan dapat dihitung dengan persamaan (1) yaitu : = ( + )

2. Menentukan kecepatan arus bebas dasar (FVO) kendaraan ringan dengan menggunakan Tabel 2.5 IHCM 1997. Untuk ruas Jalan Panca Usaha

(8)

memiliki tipe jalan dua-lajur satu-arah (2/1), maka diperoleh nilai kecepatan arus bebas dasar (FVO) kendaraan ringan sebesar 57 km/jam.

3. Menentukan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVW) dengan menggunakan Tabel 2.6 IHCM 1997. Untuk ruas Jalan Panca Usaha memiliki tipe jalan dua-lajur satu-arah (2/1) dan lebar jalur lalu lintas efektif (WC) per lajur sebesar 4,50 m berdasarkan lebar jalur lalu lintas ruas Jalan Panca Usaha kondisi eksisting, maka diperoleh nilai FVWsebesar 4 km/jam.

4. Menentukan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVSF) dengan menggunakan Tabel 2.7 IHCM 1997 karena Jalan Panca Usaha merupakan jalan dengan bahu. Untuk ruas Jalan Panca Usaha memiliki tipe jalan dua-lajur satu-arah (2/1), lebar bahu efektif rata-rata (WS) sebesar  0,5 m berdasarkan lebar jalur lalu lintas ruas Jalan Panca Usaha kondisi eksisting , dan juga memiliki kelas hambatan sampang (SFC) sangat tinggi, maka diperoleh nilai FFVSFsebesar 0,73.

5. Menentukan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVCS) dengan menggunakan Tabel 2.9 IHCM 1997. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kota Mataram Tahun 2013 diperoleh jumlah penduduk Kota Mataram sebesar 519.641 jiwa, maka diperoleh nilai FFVCS

sebesar 0,93.

6. Menentukan kecepatan arus bebas (FV) untuk kendaraan ringan dengan persamaan (1)

= ( + )

= (57 + 4) 0,73 0,93

= 41,41 km/jam

HASIL ANALISA KECEPATAN ARUS BEBAS DATA LAPANGAN.

Hasil dari analisa data data diatas dapat dilihat pada gafik hubungan antara arus lalulintas (Q) dalam penggal waktu 5 menit dengan data kecepatan kendandaraan ringan (VLV) dalam penggal waktu 5 menit pula. Hasil tersebut didapat dari data penggal waktu masing masing data dari 2 ruas jalan dan dua segment pada masing masing ruas jalan. Contoh Grafik hubungan tersebut dapat dilihan pada Dari gambar 2.didapatkan hubungan antara arus lalulintas (Q) dengan data kecepatan kendandaraan ringan (VLV) pada ruas jalan Panca Usaha segment 1 dalam persamaan :

(9)

1. Y = - 0,129 X+ 33,328 ( Y= Kecepatan Arus Bebas dan X = Arus Lalulintas

Dengan R2= 0,8438

Dari persamaan tersebut jika di di asumsikan kecepatan arus bebas (FV) terjadi pada saat arus lalulintas (Q) = 0 atau X=0 maka nilai FV adalah 33,328 Km/jam

(10)

Hasil Analisa ruas jalan dan segment lainnya adalah :

2. JL. Pejanggik segment 1, Y = - 0.131X + 34,320 , R2= 0,8149, FV (LV)

= 34,320 Km/h.

3. JL.Panca Usaha segment 2, Y = - 0.111 X + 30,932 , R2= 0,7508, FV (LV)

= 30,932 Km/h.

(11)

4. JL. Pejanggik segment 2, Y = - 0.103 X + 30,327 , R2= 0,5755, FV (LV)

= 30,327 Km/h.

KESIMPULAN :

Analisa IHCM 1997 nilai FV kendaraan ringan (LV) = 41,41 km/jam nilai ini sama untuk seluruh ruas dan segment karena sudah masuk pada parameter faktor-faktor analisa.

Besaran dan persamaan analisa dari analisis data lapangan pada masing masing ruas dan segment jalan adalah:

Panca Usaha segment 1, Y = - 0.129 X + 33,328 , R2= 0,8438, FV (LV) = 33,328 Km/h.

Panca Usaha segment 2, Y = - 0.111 X + 30,932 , R2= 0,7508, FV (LV) = 30,932 Km/h.

Pejanggik segment 1, Y = - 0.131X + 34,320 , R2= 0,8149, FV (LV) = 34,320 Km/h.

Pejanggik segment 2, Y = - 0.103 X + 30,327 , R2= 0,5755, FV (LV) = 30,327 Km/h.

Nilai Kecepatan Arus Bebas dengan analisis IHCM 1997 hasilnya lebih besar dibandingkan dengan nilai besaran dengan analisis data lapangan.

Perlu dilakukan Evaluasi atau Modifikasi terhadap IHCM 1997, secara bertahap akibat parameter validasi kondisi data lapangan, serta dilihat dari karateristek lalu lintas dan pendekatan Model Kinerja kususnya Ruas Jalan Perkotaan, yang berbasis segmen atau dengan berbasis Ruas.

Pengaruh hambatan samping (SF) terindikasi mempangaruhi besarnya kecepatan arus bebas kendaraan pada penelitian ini dilihat dari hasil yang berbeda dari kedua ruas jalan dan segment jalan yang berbeda pada masing masing ruas jalan. ( Segmen1 hambatan samping sedang, Segmen 2 hambatan samping tinggi).

(12)

Perlu dianalisa faktor jumlah kendaraan bermotor dan juga faktor dominan dari jenis-jenis hambatan samping (SF) terhadap nilai kecepatan arus bebas pada ruas jalan perkotaan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Munawar, 2011, Speed and Capacity for Urban Roads, Indonesian Experience, 6th International Symposium on Highway Capacity and Quality of Service, Stockholm, Sweden June 28 – July 1.

Directorate General of Highways Republic Indoneria, 1997, Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM), Jakarta, Indonesia.

E.Kusnandar, 2009, Updating Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Research and Development Center Road Bridge, Bandung Indonesia.

O. Z. Tamin, 1984, Perencanaan Pemodelan Transportasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia,

R.Dowling, W. Kitteison, J. Zegeer, A. Skabardonis, , 1977, Planning Technigues to Estimate Speeds and Service Volume for Aplications. NCHRP Report 387, Transpoetation Rescarch Board. 12-15.

R. Lamm, E.M. Choueiri, T. Mailaender, 1990, Composison of Operating Speeds on Dry and Wet Pavements of Two- Lane Rural Highways. Transportatian Rescarch BoardT.

Wang, J. Harvey, J. Lea, C. Kim, 2014; Impact of Pavement Roughness on Vehicle Free-Flow Speed. Jurnal of Transportatian Engineering 9, DOI:

101061/(ASCE)TE 1943-5436000689,140.

Referensi

Dokumen terkait

Karena volume ini berinteraksi dengan sistem jaringan jalan, maka ketika arus meningkat pada suatu ruas jalan dengan sendirinya waktu tempuh akan meningkat karena kecepatan

Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu (FFVsf) pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Jalan Perkotaan dengan Bahu ... Faktor Penyesuaian Pengaruh Ukuran

Hasil dari penelitian ini menunjukan jika jumlah responden yang mengetahui dan memahami tentang ETLE, jenis pelanggaran ETLE, dan batas kecepatan jalan perkotaan di

Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu (FFV SF ) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan unuk jalan perkotaan dengan bahu dapat

Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan untuk Jalan Perkotaan dengan Bahu

Bagaimana evaluasi kecepatan rata – rata kendaraan pada kondisi sesungguhnya di ruas jalan Arteri Sukarno Hatta - Semarang dibandingkan dengan kecepatan arus bebas

Hubungan antara kecepatan dan volume lalulintas secara mendasar dapat dinyatakan sebagai berikut: apabila arus lalulintas pada suatu ruas jalan bertambah maka kecepatan

FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan km/jam FV0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati km/jam FVW = penyesuaian kecepatan