• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEDUDUKAN GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Ahmat Miftakul Huda1), Ana Maritsa2), Difa’ul Husna3)

1,2,3Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

1[email protected]

2[email protected]

3[email protected]

ABSTRAK

Guru merupakan peranan yang paling utama dalam berlangsungnya proses pembelajaran karena seorang guru akan mengubah tingkah laku dan meningkatkan kualitas peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik. Tugas seorang guru yaitu membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bahwa guru memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan istimewa dalam perspektif Pendidikan Islam. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam artikel ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penelitian kepustakaan dalam memperoleh data. Penelitian ini menggunakan sumber data kepustakaan berupa buku, jurnal, dan sumber lainnya yang dikumpulkan dari beberapa referensi terkait dengan judul artikel ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan cara mencari sumber referensi yang terkait dengan pembahasan artikel ini, kemudian menganalisis isi dari data – data yang sudah terkumpul. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam perspektif Islam. Allah juga akan memberi kedudukan serta derajat yang lebih tinggi kepada orang – orang yang berilmu. Seorang guru mempunyai kewajiban dalam rangka untuk menciptakan anak bangsa menjadi manusia yang cerdas dan memiliki akhlakul karimah.

Kata Kunci: Guru, Kedudukan Guru, Pendidikan Islam, Guru Dalam Pendidikan Islam.

ABSTRACT

The teacher is the most important role in the ongoing learning process because a teacher will change behavior and improve the quality of students to become better individuals. The task of a teacher is to guide, educate, and direct students to continue to fear Allah SWT. This article aims to find out that teachers have a higher and special position in the perspective of Islamic

(2)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

Education. The research approach used in this article is to use qualitative methods in the form of library research in obtaining data. This study uses library data sources in the form of books, journals, and other sources collected from several references related to the title of this article. The technique used in data collection is by looking for reference sources related to the discussion of this article, then analyzing the contents of the data that has been collected. The results of this study indicate that teachers have a higher position in the Islamic perspective. Allah will also give a higher position and degree to people who have knowledge. A teacher has an obligation in order to create the nation's children into intelligent and noble human beings.

Keywords: Teacher, Teacher Position, Islamic Education, Teachers in Islamic Education.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat sebuah proses untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik sebagai bekal dalam menjalankan kehidupannya dimasa yang akan datang.

Pendidikan bertujuan untuk mengarahkan peserta didik supaya mencapai tujuan akhir dari pendidikan, yang mampu menciptakan manusia menjadi lebih baik dan terarah dalam menjalankan kehidupannya (Idris & ZA, 2017: 97). Sumber daya manusia bisa diperoleh dengan cara mengenyam Pendidikan. Setiap peserta didik yang sudah mengenyam Pendidikan maka, akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sehingga peserta didik bisa menjadi manusia yang mampu memajukan serta mengembangkan taraf kehidupannya menjadi lebih baik dan bisa mengubah bangsa menjadi lebih maju.

Pendidikan dalam perspektif Islam merupakan kegiatan yang sangat utama dalam kehidupan manusia untuk mengembangakan setiap aspek kemampuan yang dimiliki, karena dengan adanya pendidikan manusia akan memperoleh pengalaman, pengetahuan dan informasi baru yang dapat diimplementasikan dalam menjalankan tugasnya sebagai makhluk sosial (Iskandar, 2017: 21). Pada saat proses pendidikan berlangsung, terdapat beberapa aspek kemampuan yang harus dikembangkan oleh peserta didik, diantaranya yaitu aspek intelektual, spiritual, dan moral supaya membentuk kepribadian insan kamil yang sempurna.

Pendidikan Islam merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dalam rangka untuk merubah sikap dan tingkah laku peserta didik dengan cara

(3)

mengimplementasikan nilai – nilai keislaman serta ilmu pengetahuan supaya bisa menjadi manusia yang lebih baik berdasarkan ajaran islam yang sesuai dengan syariat islam. Pendidikan Islam bertujuan untuk membimbing dan merubah peserta didik supaya terbentuk manusia yang mempunyai kecerdasan, keterampilan serta moral yang baik dalam menjalankan kehidupannya berdasarkan syariat Islam (Prabowo et al., 2020: 196). Pendidikan Islam juga bertujuan dalam rangka mendidik dan membentuk manusia supaya memiliki akhlakul karimah, yang senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan dalam menjalankan kehidupannya.

Pendidikan mempunyai beberapa komponen yang terdiri atas tujuan, kurikulum, bahan pembelajaran, metode pembelajaran, guru, peserta didik, sarana prasarana dan lingkungan pendidkan. Komponen – komponen pendidikan tersebut saling berkaitan dan berfungsi sesuai dengan fungsinya masing – masing dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan (Saat, 2015: 1).

Komponen pendidikan tersebut sangat mempengaruhi dalam proses pendidikan yang akan dilaksanakan supaya bisa berjalan dengan baik. Tujuan Pendidikan bisa tercapai apabila komponen komponen tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya masing – masing dan didalamnya terdapat salah satu komponen yang paling penting yakni guru.

Guru adalah seseorang yang memiliki sikap dan perilaku baik sehingga bisa dijadikan sebagai suri tauladan bagi peserta didik. Pepatah jawa mengatakan bahwa

“guru yaiku digugu lan ditiru (guru yaitu dipercaya dan dicontoh)” artinya ialah guru merupakan seseorang yang dipercaya ucapannya dan dicontoh perilakunya, sehingga guru harus mampu memahami kompetensi dalam menjalankan profesinya.

Apabila guru melakukan kesalahan, baik perkataan maupun perbuatan maka peserta didik akan mengikuti kesalahan tersebut sehingga guru juga harus memiliki sifat profesionalitas dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Purwaningsih &

Muliyandari, 2021: 62). Guru merupakan peranan yang paling utama dalam berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami perkembangan yang semakin pesat diera globalisasi seperti sekarang ini, sehingga semua berita terbaru serta ilmu pengetahuan semakin mudah untuk diperoleh. Semua berita terbaru dan ilmu pengetahuan yang diperoleh, jika tidak diimbangi dengan nilai moral dan spiritual maka akan melahirkan individu – individu yang bersikap individualistik dan materialistik (Aslamiyah, 2013: 231). Peran guru

(4)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

dalam dunia Pendidikan tidak sekedar menyampaikan sebuah informasi saja, melainkan seorang guru juga harus bisa menanamkan nilai moral, nilai spiritual, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai politik dan sebagainya kepada setiap peserta didik. Guru menjadi patokan utama untuk mengubah tingkah laku dan meningkatkan kualitas peserta didik.

Menurut prespektif Islam, seseorang yang berilmu walaupun ia berasal dari golongan yang paling rendah, akan tetapi memiliki kedudukan yang paling tinggi karena dalam perspektif Islam tidak memandang keturunan dan kelas sosial namun lebih mementingkan ilmu dan akhlakul karimah yang dimiliki oleh seseorang. Islam menjelaskan bahwa, guru merupakan seseorang yang bertugas untuk membimbing serta mengarahkan peserta didik ke jalan Allah. Guru memiliki kedudukan yang lebih tinggi karena guru merupakan bapak rohani (spiritual father) yang memberikan ilmu pengetahuan, membimbing akhlakul karimah serta meluruskan tingkah laku yang buruk kepada peserta didik supaya bisa menjalankan kehidupannya sesuai dengan syariat agama Islam (Kamal, 2018: 19). Guru memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam perspektif islam, hal ini seimbang dengan tanggung jawab dan tugasnya yang tidak mudah.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka artikel ini akan menguraikan secara mendalam mengenai pendidikan dalam perspektif islam, guru dan kedudukan guru dalam perspektif Pendidikan Islam, mengingat bahwa seorang guru merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada dunia pendidikan untuk menentukan berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran. Artikel ini bertujuan untuk menerangkan tentang kedudukan guru dalam perspektif Pendidikan Islam, sehingga pembaca bisa mengetahui seberapa besar kewajiban, tanggung jawab dan peran yang dimiliki oleh seorang guru pada dunia pendidikan khususnya perspektif Pendidikan Islam, karena guru tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan saja, namun seorang guru juga harus menanamkan nilai moral dan nilai spiritual kepada setiap peserta didik yang kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari supaya menjadi insan kamil yang sempurna. Jadi tidak heran jika guru memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

METODE PENELITIAN

Pada artikel ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk penelitian kepustakaan (library research) dalam memperoleh data. Penelitian pada artikel ini

(5)

menggunakan sumber data kepustakaan berupa buku, jurnal, dan sumber lainnya yang dikumpulkan dari beberapa referensi terkait dengan judul artikel ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan cara mencari sumber referensi yang terkait dengan pembahasan artikel ini, baik secara manual maupun digital.

Setelah mencari sumber referensi, kemudian menganalisis isi dari data – data yang sudah terkumpul dengan mendisplay, meredukasi dan merekontruksikan sehingga menjadi sebuah konsep baru yang utuh dan relevan.

PEMBAHASAN

1. Pendidikan Dalam Perspektif Islam

Pendidikan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merubah, mendidik dan mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik sehingga, dengan adanya Pendidikan peserta didik bisa memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan sebuah informasi terbaru untuk bekal dalam menjalankan kehidupannya sebagai generasi penerus bangsa (Mustofa, 2019: 5). Secara etimologi Pendidikan Islam (tarbiyah al-islamiyah), artinya suatu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, pembimbingan, dan mengoptimalkan. Istilah ta’lim dalam Islam diartikan sebagai pengajaran atau ajaran. Yusuf Faisal menjelaskan bahwa secara etimologi, Pendidikan berasal kata Tarbiyah dan kata Ta’lim, masing masing berasal dari kata “Rabba” dan “Allama” maknanya yaitu: mengasuh, mengembangkan serta membimbing (Saihu, 2020: 7).

Secara terminologi Pendidikan Islam adalah kesepakatan dari para ilmuwan dalam bidang tertentu mengenai suatu hal. Menurut istilah yaitu adanya visi dan misi terdapat tujuan yang diinginkan, sesuai dengan latar belakang pendidikan, kecenderungan, kesenangan, keahlian, dan kepentingan (Nata, 2010: 35).

Mohammad Labib an-Najihi menjelaskan bahwa, Pendidikan Islam secara terminologi yaitu sebuah aktivitas yang teratur dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan Islam memiliki berbagai manfaat diantaranya yaitu mengarahkan, menyesuaikan, dan mengaplikasikan dengan adanya sebuah kegiatan kegiatan belajar mengajar secara integral (Yuliani, 2018: 2).

Drs. Burlian Shomad mengatakan bahwa Pendidikan Islam merupakan kesatuan dan keutuhan yang dapat menjadi persyaratan dalam menjalankan kehidupan manusia. Apabila dalam kehidupan manusia tidak ada nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration), maka kehidupan akan terpecah belah (Azis,

(6)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

2019: 13). Pendidikan menurut pandangan Islam memiliki fungsi yaitu membimbing dan mengembangkan seluruh fitrah yang dimiliki oleh peserta didik supaya bisa terbentuk manusia yang lebih baik dan benar dalam menjalankan kehidupannya sesuai dengan syariat islam (Hidayat et al., 2018: 224). Pendidikan Islam ini sebagai usaha yang bermakna segala aktivitas atau perilaku, contoh perilaku pendidikan dalam Islam, karena setiap perilaku harus ada pertanggungjawaban kepada semua pihak khususnya kepada Allah SWT. maka dalam pelaksnaanya harus disertai sikap tanggung jawab.

Segala aktivitas dalam kehidupan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai supaya dalam setiap proses yang sudah dilakukan tidak sia – sia. D. Marimba menyatakan Pendidikan Islam memiliki tujuan yaitu untuk menjadikan peserta didik supaya memiliki akhlakul karimah dan menjadi insan kamil yang sempurna dalam menjalankan kehidupannya. Menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam bertujuan untuk menciptakan manusia yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, tetap dalam keadaan muslim baik semasa hidup samapai ajal menjemputnya.

Tujuan Pendidikan Islam yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki kecerdasan, keterampilan, akhlakul karimah dan selalu bertaqwa kepada Allah SWT., dalam menjalankan kehidupannya supaya bisa mencapai kebahagiaan hidupnya, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat (Welia, 2016: 293). Pendidikan Islam merupakan sebuah proses untuk menciptakan generasi muda agar dapat menjalankan kehidupan secara efektif dan efesien. Sehingga makna tujuan pendidikan Islam memiliki tujuan yang bervariasi bahkan tanpa batas. Tanpa adanya pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, maka negara Indonesia akan tertinggal jauh dari negara-nagara maju lainnya karena diera globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat cepat (Umam, 2020: 68).

Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangatlah luas. Ruang lingkup pendidikan dalam perspektif Pendidikan Islam yaitu:

a. Mendidik merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didiknya dengan cara menuntun, membimbing, memberikan pertolongan agar mencapai tujuan pendidikan

b. Peserta didik merupakan obyek yang sangat penting dalam pendidikan

c. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam merupakan acuan yang digunakan dalam menjalankan proses kegiatan pembelajaran

(7)

d. Pendidik dijadikan sebagai obyek yang berperan penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

e. Materi Pendidikan Islam ialah sebuah informasi pembelajaran yang kemudian disampaikan secara terstruktur kepada peserta didik

f. Metode Pendidikan Islam merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang pendidik dalam rangka untuk menyampaikan sebuah informasi atau materi pembelajaran, sehingga sebuah informasi atau materi pembelajaran bisa diterima dengan baik oleh peserta didik

g. Evaluasi pendidikan adalah penilaian hasil belajar yang sudah ditempuh oleh setiap peserta didik.

h. Lingkungan Sekitar merupakan keadaan yang sangat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil dari Pendidikan (Azis, 2019: 21).

2. Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

Pendidikan adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk mengembangakan setiap aspek kemampuan yang dimiliki, karena dengan adanya pendidikan, manusia bisa mendapatkan pengalaman dan sebuah informasi yang baru sehingga bisa diimplementasikan dalam melaksanakan kehidupannya menjadi lebih baik (Syam, 2019: 2). Pendidikan memiliki beberapa komponen terdiri atas tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, bahan pembelajaran, guru, peserta didik, sarana prasarana dan lingkungan pendidikan. Komponen – komponen pendidikan tersebut sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan supaya bisa berjalan dengan baik dan benar. Dalam rangka untuk mencapai tujuan Pendidikan yang baik dan benar, maka didalamnya terdapat salah satu komponen yang sangat penting yakni guru.

Menurut perspektif Pendidikan Islam, guru ialah seseorang yang mampu menjadi suri tauladan dengan menginternalisasikan ilmunya dalam menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar (Purwaningsih & Muliyandari, 2021: 66). Hadari Nawawi menerangkan bahwa guru ialah seseorang yang profesinya sebagai pengajar pada lembaga pendidikan tertentu untuk membentuk kedewasaan dari setiap peserta didik. Guru ialah seseorang yang mengemban amanah sangat mulia dari Allah SWT, untuk mengarahkan, mendidik, dan membimbing manusia. Seorang guru juga menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia, karena dapat membentuk manusia menjadi lebih baik yang senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT., maka dari itu,

(8)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

menjadi seorang guru akan memiliki kedudukan serta derajat yang lebih tinggi khususnya dalam perspektif Pendidikan Islam. Selain itu, menjadi seorang guru merupakan salah satu ibadah yang disariatkan oleh Allah SWT. (Hermawan et al., 2020: 148).

Menurut teori Barat, guru dalam Pendidikan Islam merupakan seseorang yang berperan dalam mengembangkan serta mengoptimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Guru juga bisa disebut sebagai seseorang yang membimbing peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi jasmani serta rohaninya, supaya terbentuk manusia yang memiliki kepribadian unggul dalam menjalankan kehidupannya. Kepribadian unggul yang dimaksud yaitu peserta didik bisa menjalankan kewajibannya dalam melaksanakan kehidupannya sehari – hari sesuai dengan syariat islam untuk bekal kehidupan diakhirat kelak (Tafsir, 1992: 74).

Guru juga sebagai pewaris nabi (warathat al-anbiya) yang memiliki misi rahmat li al- ‘alamin (membawa rahmat bagi seluruh alam). Seorang guru harus berpedoman pada konsep amar ma’ruf nahi munkar dan konsep tauhid dalam menyebarkan misi iman, islam, serta ihsan, supaya mendapatkan kebahagian hidup, baik dunia maupun akhirat (Samsudin, 2015: 36). Profesi guru dalam Islam membawa dua misi pada satu waktu secara bersamaan, misinya yaitu misi agama dan misi ilmu pengetahuan.

Seorang pendidik dalam menjalankan misi agama harus mentransfer nilai – nilai Islam atau spiritual kepada peserta didik, supaya bisa melaksanakan kehidupannya sesuai dengan syariat Islam. Guru dalam menjalankan misi ilmu pengetahuan harus mentransfer ilmunya sesuai dengan tuntutan zaman, supaya bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang dihadapi (Muhlison, 2014: 52).

Guru merupakan seseorang yang berperan dalam mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Guru mempunyai tanggung jawab dan peran yang paling utama, karena seorang guru harus bisa mengarahkan dan membimbing peserta didik supaya memiliki kecerdasan dan akhlakul karimah yang akan dilaksanakan dalam menempuh kehidupannya. Tugas seorang guru dalam perspektif Pendidikan Islam menurut Al Ghazali yaitu membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. supaya terbentuk insan kamil yang sempurna (Aslamiyah, 2013:

231).

(9)

Guru dalam perspektif pendidikan Islam biasa dikenal dengan sebutan murabbi, mu’allim, mu’addib, muddaris, dan mursyid. Kelima istilah ini memiliki kedudukan serta perannya masing – masing, yaitu sebagai berikut:

a. Murabbi yaitu seseorang yang bertugas membimbing dan mengarahkan anak didik, supaya memiliki keterampilan serta mampu mengatur hasilnya sehingga dapat bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama

b. Mu’allim yaitu seseorang yang memiliki berbagai ilmu serta bisa mengajarkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu menyampaikan berbagai ilmu kepada orang lain (Tamuri & Ajuhary, 2010: 46)

c. Mu’addib yaitu seseorang yang mentransfer ilmu serta mengimplementasikan nilai moral dan spiritual kepada peserta didik, supaya berperilaku baik dalam menjalankan kehidupannya dalam rangka membangun peradaban yang lebih baik dimasa depan

d. Muddaris yaitu seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan secara komprehensif yang digunakan untuk mengembangkan dan memperbaruhi pengetahuannya secara berkelanjutan serta berusaha untuk mencerdaskan peserta didik dan melatih kemampuan yang sesuai dengan bakatnya masing – masing.

e. Mursyid yaitu seseorang yang memiliki sikap dan sopan santun secara baik, sehingga bisa dijadikan sebagai contoh oleh orang lain dan peserta didiknya (Sulaiman, 2019: 95).

Seorang guru dalam tradisi masyarakat Islam di Indonesia, terdapat beberapa sebutan yang berbeda – beda disetiap daerahnya. Misalnya yaitu dipulau Jawa dan Madura, guru disebut dengan sebutan Kyai. Di Jawa Barat, guru disebut dengan sebutan Ajengan, di Lombok guru disebut dengan sebutan Tuan Guru, dan di Aceh guru disebut dengan sebutan Teuku (Kosim, 2008: 48).

Guru dalam prespektif Al – Qur’an dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Allah SWT.

Allah SWT. merupakan guru utama yang menyampaikan wahyunya kepada para nabi, kemudian para nabi menyebarkan kepada seluruh umatnya sebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupannya

b. Nabi Muhammad

(10)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

Allah SWT. langsung menunjuk Nabi Muhammad saw sebagai guru, karena Nabi Muhammad saw diberitahu tentang semua nilai – nilai kehidupan oleh Allah SWT., yang kemudian disebarkan kepada seluruh umatnya

c. Orang Tua

Orang tua merupakan seorang guru pertama yang bertanggung jawab untuk membimbing serta mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga. Faktanya, masih banyak orang tua yang belum bisa membimbing dan mendidik anaknya karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya yaitu kurang mengetahui ilmu pengetahuan, kurang mengetahui ilmu teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman, dan sibuk untuk mencari nafkah

d. Orang Lain

Orang lain merupakan seseorang yang mendukung, menolong dan membimbing anak didik dengan menyeluruh. Orang lain biasa dikenal dengan sebutan guru (Rahmadani, 2019: 20).

Menurut pendapat Muhammad Athiyah Al – Abrasyi, seorang guru perlu mempunyai tujuh karakter yang terdiri atas: Pertama, memiliki sikap zuhud. Kedua, memiliki sopan santun dan akhlakul karimah. Ketiga, ikhlas dalam menjalankan profesinya. Keempat, bersifat pemaaf kepada siapapun. Kelima, harus bisa menempatkan posisinya sebelum menjadi seorang guru. Keenam, mengetahui karakteristik setiap peserta didiknya. Ketujuh, mampu menguasai ilmu yang akan diajarkan atau disampaikan (Sa’diyah, 2012: 188).

Syaikh Ahmad Ar Rifai menjelaskan bahwa, menurut perspektif Pendidikan Islam terdapat dua ketentuan yang perlu dimiliki dalam diri seseorang supaya bisa menjadi guru. Kedua ketentuan tersebut yaitu alim dan adil. Alim ialah seseorang yang memiliki pengetahuan secara luas mengenai ajaran dan syariat Islam dari Rasulullah saw, sehingga mampu menyampaikan ilmu secara komprehensif kepada peserta didik. Adil ialah seseorang yang mampu menyampaikan ilmu serta memiliki sikap dan tingkah laku yang baik, karena tingkah laku dari seorang guru akan ditiru oleh peserta didiknya, baik dalam hal perkataan, maupun perbuatannya (Asnawi, 2012: 41).

Syarat untuk menjadi seorang guru dalam perspektif Pendidikan Islam menurut Al Ghazali yaitu:

a. Memiliki rasa kasih sayang. Rasa kasih saying harus dimiliki oleh setiap guru karena, sifat ini akan menumbuhkan perasaan nyaman dihati setiap peserta didik

(11)

b. Seoarang guru tidak boleh menuntut bayaran, karena dalam islam seorang guru membimbing peserta didik diniatkan untuk mencari ridho Allah SWT.

c. Mampu mengarahkan dan membimbing peserta didik secara baik dan benar d. Mampu mendidik dan membentuk akhlakul karimah pada setiap peserta didik e. Harus memiliki sopan santun dan mampu mencerminkan ilmu yang dimiliki

dalam melaksanakan proses pembelajaran maupun dalam menjalankan kehidupan sehari – hari

f. Mengetahui perkembangan dari setiap peserta didiknya

g. Selalu berpegang trguh dengan prinsip yang diucapkan (Asnawi, 2012: 42).

Menurut perspektif Pendidikan Islam seorang guru perlu mempunyai beberapa kompetensi yang harus dimiliki sebagai acuan dalam mendidik dan membimbing peserta didik. Kompetensi – kompetensi tersebut ialah:

a. Kompetensi Personal Religius

Kompetensi Personal Religius yaitu sebuah keahlian dasar yang digunakan oleh seorang guru sebagai acuan dalam menyampaikan nilai – nilai spiritual kepada seluruh peserta didik secara baik dan benar

b. Kompetensi Sosial Religius

Kompetensi Sosial Religius ialah keahlian dasar kedua yang digunakan sebagai acuan oleh guru. Seorang guru harus mampu menyelesaikan permasalahan – permasalahan sosial sesuai dengan syariat Islam, yang kemudian diimplementasikan kepada seluruh peserta didik

c. Kompetensi Profesional Religius

Kompetensi Profesional Religius merupakan keahlian dasar ketiga yang digunakan sebagai acuan oleh seorang guru. Guru harus melaksanakan kewajibannya dengan profesional dan penuh tanggung jawab sesuai aturan dan syariat Islam yang sudah ditentukan (Arfandi, 2020: 362).

3. Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

Guru tidak hanya sekedar melaksanakan tranfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) saja pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung namun, seorang guru juga sebagai penanaman nilai (value) guna untuk menciptakan sikap dan perilaku yang baik bagi setiap peserta didik. Secara terminologi, guru memiliki peran sebagai manifestasi dari sifat ketuhanan. Tuhan, dalam pengertian sebagai rabb sebagai rabbul’alamin “Sang Maha Guru” atau “Guru seluruh jagad raya” hal ini terlihat bahwa mulianya posisi seorang guru dalam Islam (Juhji, 2016: 54).

(12)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

Guru dalam Islam ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi, Ahmad Tafsir, mengatakan bahwa segala ilmu bersumber dari Allah SWT., seperti halnya disebutkan dalam Q.S Al -Baqarah (2) ayat 32. Perlu kita ketahui tingginya kedudukan guru dalam perspektif Islam ini sebagai realitasi ajaran Islam, karena Islam selalu memuliakan ilmu atau pengetahuan. Oleh karena itu, jangan meremehkan seorang guru, dan Islam pasti selalu memuliakan seorang guru (Seknun, 2012: 5). Seorang guru tugasnya tidak hanya sekedar mentranfer ilmunya saja kepada peserta didik, namun sebagai seorang guru juga harus bertanggungjawab mengenai pengelolaan, pengarah fasilitator serta perencanaan.

Guru dapat disebut juga sebagai bapak rohani (spiritual father) oleh peserta didik yang memberikan jiwa dengan ilmu, membina, akhlakul karimah, serta merubah tingkah laku buruk menjadi baik maka, kedudukan guru dalam islam mendapatkan derajat yang lebih tinggi. Terdapat pada hadits Nabi yang menjelaskan bahwa: “Tinta seorang ilmuan (yang menjadi guru) lebih berharga dari pada darah pada syuhadah”.

Bahkan ada juga pendapat lain mengatakan bahwa Islam mengatakan bahwa derajat guru dengan derajat rasul itu setingkat, seperti tertulis dalam syair Al-Syawki: “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul”.

Menurut Al-Ghazali mengenai kedudukan guru agama yaitu: “Makhluk di atas bumi yang paling utama adalah manusia, dan bagian manusia yang paling utama adalah hatinya (qalb). Ada keunikan yang dimiliki oleh seorang guru karena dirinya berusaha untuk selalu memperbaiki, menyempurnakan, serta mengarahkan peserta didik supaya dekat dengan Allah SWT. maka dari itu, mengajarkan ilmu agama merupakan ibadah dan pengimplementasian tugas dengan khalifah Allah SWT. Hal ini termasuk tugas kekhalifahan Allah yang di muliakan dan utama. AllahSWT. telah menjadikan pintu hati seorang muslim suatu ilmu, sifat-Nya yang paling sempurna.

Guru ini diibaratkan sebagai gudang bagi benda – benda yang sangat penting.

Kemuliaan seorang guru yaitu sebagai pensucian dan pengajaran. Pensucian merupakan pembinaan diri dan pembinaan fitrah bagi setiap manusia. Sedangkan pengajaran merupakan penyampaian ilmu pengetahuan serta berbagai keyakinan supaya peserta didik dapat menerapkan dalam kehidupan sehari – hari (Sutarman, 2017: 38).

Kedudukan guru sebagai pendidik, maka guru memiliki kewajiban untuk mewujudkan tujuan pendidikan Islam, yaitu membimbing, mendidik, dan

(13)

mengembangkan semua kemampuan yang dimiliki oleh setaip peserta didik sehingga terbentuk manusia yang senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Tujuan Pendidikan bisa terwujud apabila seorang guru bisa melakukan berbagai cara dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar diantaranya yaitu melatih, membimbing, menasehati, memberi contoh yang baik, memberi dorongan atau motivasi, memuji kelebihan anak didiknya, menghukum apabila salah, dan bahkan mendoakan. Cara – cara itulah yang harus dilakukan secara konsisten oleh seorang guru (Kamal, 2018: 5).

Berkaitan dengan tugasnya seorang guru itu berat, maka guru diwajibkan untuk mempunyai kemampuan atau profesionalitas. Menurut pendapat Noeng Muhadjir, istilah profesional merupakan kemampuan yang dilakukan untuk mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan sebelumnya (Kosim, 2008: 9).

Guru dikatakan profesional apabila memiliki 4 kompetensi yaitu:

a. Kompetensi pedagogic yaitu keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajan

b. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan yang berakhlakul karimah, arif dan berwibawa supaya dapat menjadikan teladan peserta didik

c. Kompetensi professional, merupakan keahlian yang dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan sebuah informasi atau materi pelajaran secara menyeluruh

d. Kompetensi sosial, yaitu keahlian dalam bersosialisasi, berkomunikasi dan berinteraksi secara baik dan benar dengan peserta didiknya, antar guru, wali siswa, dan masyarakat yang ada di sekitar sekolah.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa kompetensi guru adalah kombinasi yang terdiri atas kemampuan personalia, teknologi, keilmuan, sosial, serta spiritual sehingga bisa mewujudkan kompetensi standar profesi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi profesi seorang guru harus mencakup penguasaan terhadap pembelajaran, pemahaman karakter terhadap setiap peserta didiknya, materi pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

Kompetensi guru ini terarah dalam kegiatan membimbing dan mendidik, supaya bisa terlihat perubahan dari sikap dan perilaku belajar yang dilakukan oleh setiap peserta didik. Maka dari itu, didalam jiwa seorang guru khususnya agama islam harus tertanam dan terinternalisasi keempat kompetensi tersebut secara integral, ahli di

(14)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

semua bidang, dapat mengelola kelas dengan baik, berakhlak mulia, serta memiliki hubungan sosial yang baik dengan seluruh elemen Pendidikan (Illahi, 2020: 6).

SIMPULAN

Secara umum Guru merupakan seseorang yang bertanggung jawab untuk membimbing, mengarahkan dan bisa menjadi panutan oleh peserta didiknya.

Sedangkan secara kusus, guru merupakan seseorang yang berperan dalam mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan syariat islam. Guru mempunyai tanggung jawab dan peran yang paling utama, karena seorang guru harus bisa mengarahkan dan membimbing peserta didik supaya memiliki kecerdasan dan sopan santun yang akan dilaksanakan dalam melaksanakan kehidupannya. Guru harus mempunyai sifat akhlakul karimah, sopan santun, ilklas dalam menyampaikan ilmunya, memiliki sifat pemaaf, serta megetahui karakteristik pada setiap anak didiknya dan menguasai materi yang disampaikan, sehingga mampu dijadikan sebagai panutan bagi peserta didik.

Pendidikan Islam adalah pengajaran kepada anak didik agar mempunyai kepribadian muslim, berakhlak mulia, dan taat kepada Allah SWT. Pendidikan ini mewujudkan generasi muda untuk menjalankan kehidupan secara efektif dan efesien.

Guru dalam Pendidikan Islam tidak hanya menyampaikan ilmunya saja namun, sebagai pendidik juga harus bertanggung jawab terhadap perkembangan perilaku peserta didiknya supaya terbentuk akhlakul karimah.

Menurut pandangan Pendidikan Islam, kedudukan guru yaitu menyucikan, membersihkan, menyempurnakan, dan membimbing manusia supaya senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. dalam menjalankan kehidupannya. Setiap muslim memiliki kewajiban yaitu untuk menuntut ilmu. Dalam proses menuntut ilmu di bimbing oleh seorang guru, oleh karena itu kedudukan guru dalam Islam sangat istimewa.

DAFTAR PUSTAKA

Arfandi. (2020). Persfektif Islam Tentang Kedudukan Dan Peranan Guru Dalam Pendidikan. Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, XI(2), 348–365.

Aslamiyah, S. S. (2013). Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Al Hikmah, 3(2), 231–240.

Asnawi, M. (2012). Kedudukan Dan Tugas Pendidik Dalam Pendidikan Islam. Tribakti:

Jurnal Pemikiran Keislaman, 23(2), 36–52.

(15)

Azis, A. R. (2019). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: SIBUKU. http://repositori.uin- alauddin.ac.id/13856/1/Ilmu Pendidikan Islam.pdf

Hermawan, I., Ahmad, N., & Suhartini, A. (2020). Konsep Amanah dalam Perspektif Pendidikan Islam. Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(2), 141–152. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.389

Hidayat, T., Rizal, A. S., & Fahrudin. (2018). Pendidikan Dalam Perspektif Islam Dan Peranannya Dalam Membina Kepribadian Islami. Jurnal MUDARRISUNA, 8(2), 218–244. https://doi.org/10.22373/jm.v8i2.3397

Idris, S., & ZA, T. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme Dalam Konteks Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 96–113.

Illahi, N. (2020). Peranan Guru Profesional Dalam Peningkatan Prestasi Siswa Dan Mutu Pendidikan Di Era Milenial. Jurnal Asy- Syukriyyah, 21(1), 1–20.

Iskandar, K. (2017). Profesionalisme Guru Dalam Pendidikan Islam Dan Gambaran Ideal Seorang Pendidik. JALIE: Journal of Applied Linguistics and Islamic Education, 01(01), 21–40.

Juhji. (2016). Peran Urgen Guru Dalam Pendididkan. STUDIA DIDAKTIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10(1), 52–62.

Kamal, H. (2018). Kedudukan Dan Peran Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam.

Rausyan Fikr, 14(1), 19–29.

Kosim, M. (2008). Guru Dalam Perspektif Islam. Tadris, 3(1), 45–58.

Muhlison. (2014). Guru Profesional (Sebuah Karakteristik Guru Ideal Dalam Pendidikan Islam). Jurnal Darul ‘Ilmi, 02(02), 46–60.

Mustofa, A. (2019). Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam. CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman, 5(1), 23–42. https://doi.org/10.37348/cendekia.v5i1.71 Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam (1st ed.). Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. https://doi.org/10.31219/osf.io/cnga2

Prabowo, S. H., Fakhruddin, A., & Rohman, M. (2020). Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak Di Masa Pandemi Covid-19 Perspektif Pendidikan Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 11(2), 191–207.

Purwaningsih, R. F., & Muliyandari, A. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Islam. Ngaji: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 61–71.

Rahmadani. (2019). Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Sains Riset (JSR), 9(2), 17–25.

Sa’diyah, H. (2012). Profil Guru Ideal Dalam Pandangan Muhammad ’Athiyah Al-

(16)

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

Abrasyi. Tadrîs, 7(2), 178–197.

Saat, S. (2015). Faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan. Jurnal Al-Ta’dib, 8(2), 1–17.

Saihu. (2020). Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman.

Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 83–98.

https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i1.76

Samsudin, M. (2015). Pendidikan Anak Perspektif Islam Dan Barat (Studi Analisis Pendekatan Filosofis dan Ilmu Pendidikan). Jurnal Pendidikan Universitas Garut,

09(01), 33–58.

http://www.journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/download/79/82

Seknun, M. Y. (2012). Kedudukan Guru Sebagai Pendidik. Lentera Pendidikan : Jurnal

Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 15(1), 120–131.

https://doi.org/10.24252/lp.2012v15n1a10

Sulaiman. (2019). Hakikat Manusia Sebagai Pendidik Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Auladuna, 01(02), 91–99.

Sutarman. (2017). Guru Dan Peserta Didik Dalam Perspektif Pendidikan Islam. AL- MISBAH, 05(1), 34–50.

Syam, A. R. (2019). Guru dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Era Revolusi Industri 4.0. Tadris, 14(1), 1–19.

https://doi.org/10.19105/tjpi.v14i1.2147

Tafsir, A. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tamuri, A. H., & Ajuhary, M. K. A. (2010). Amalan Pengajaran Guru Pendidikan Islam Berkesan Berteraskan Konsep Mu ‘ allim. Journal of Islamic and Arabic Education, 2(1), 43–56.

Umam, M. K. (2020). Dinamisasi Manajemen Mutu Persfektif Pendidikan Islam. Jurnal Al-Hikmah, 8, 61–74.

Welia. (2016). Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Guru Rumpun Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Man 2 Kota Bengkulu. Al-Bahtsu, 1(2), 287–297.

Yuliani. (2018). Konsep Pendidikan Islam Dan Barat (Analisis Komparatif Pemikiran Imam az-Zarnuji dan John Dewey). Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan, 14(2), 1–16. https://doi.org/10.31000/rf.v14i02.897

Referensi

Dokumen terkait

Yefrizawati : Kedudukan Mamak Kepala Waris Dalam Sistem Kewarisan Minangkabau Dalam Perspektif…, 2001 USU Repository © 2008... Yefrizawati : Kedudukan Mamak Kepala Waris Dalam

Memang di akui, dalam pandangan Islam bahwa yang pertama-tama menjadi kewajiban dan tanggung jawab orang tua adalah melakukan pendidikan untuk mengarahkan anak-anaknya

Kedudukan anak diluar nikag dalam hukum Islam adalah sebagai berikut: 1) Anak mula’nah, yaitu anak yang dilahirkan dari seorang wanita yang di li’an suaminya. Kedudukan

1. Peran dan kedudukan wanita dalam agama Islam merupakan kendali sebuah keluarga. Peranna mencakup sebagai isteri, ibu dan anak perempuan. Islam membolehkan wanita

Melihat dari dua pendapat ulama besar di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam tentu tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam itu sendiri. Sehingga dalam hal

Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut : gambaran pengembangan sikap tanggung jawab Guru pendidikan Agama Islam secara umum sudah berjalan maksimal, karena dari aspek-aspek

Mampu memahami imam, IPTEK dan amal sebagai kesatuan, dan kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu, sebagai tanggung jawab dalam kehidupan agama Islam.. Mampu memahami agama sebagai

Zakat dalam Pendidikan Islam Perspektif Maqâshid Al-Sharî’ah Muhamad Sofi Mubarok IAIN Syekh Nurjati Cirebon [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan