• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

63

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinjauan Umum

Analisis data dan pembahasan adalah salah satu tahapan dari pelaksanaan penelitian yang didalamnya akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan berupa data dari pengujian material dan benda uji yang dilaksanakan sesuai ketentuan American Standard Testing Method (ASTM), Persayaratan Bangunan Indonesia 1971 dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Data tersebut akan dianalisa untuk mengetahui hubungan kuat lekat dan kuat tarik langsung beton ringan memadat mandiri terhadap variasi penambahan kadar viscocrete. Analisis data akan dilampirkan dalam bentuk rekapitulasi data berupa table dan grafik pada sub-sub bab berikut ini.

4.2. Hasil Analisis Pengujian Bahan Penyusun Beton

4.2.1 Hasil Pengujian Agregat Halus

Pengujian agregat halus atau pasir yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian absorbsi, berat jenis, kandungan lumpur, kandungan zat organik, dan modulus kehalusan. Data dan penghitungan dari pengujian akan disajikan pada Lampiran A.

Rekapitulasi hasil pengujiajn dapat dilihat pada Tabel 4.1.

(2)

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat Halus

Jenis Pengujian Hasil Pengujian Standar Kesimpulan

Absorbsion 1,94% - -

Apparent

Specific Gravity 2,63 - -

Bulk Spec

Gravity 2,5 - -

Bulk Spec

Gravity SSD 2,55 2,5 – 2,7 Memenuhi syarat

Kandungan

Lumpur 4,5% < 5% Memenuhi syarat

Kandungan Zat

Organik Kuning Muda Kuning Muda Memenuhi syarat

Modulus

Kehalusan 2,35 2,3 – 3,1 Memenuhi Syarat

4.2.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar

Pengujian agregat yang dilakukan terdiri dari abrasi, absorbs, berat jenis dan modulus kehalusan yang bertujuan untuk mengetahui bahwa bahan yang digunakan telah masuk dalam persyaratan. Data pengujian dan penghitungan secara rinci terdapat pada Lampiran B. Rekapitulasi hasil dan pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat Kasar

Jenis Pengujian Hasil Pengujian Standar Kesimpulan

Abrasi 39,95 % < 50% Memenuhi syarat

Absorbsion 14,00 % - -

Apparent Spec Gravity 2,51 - -

Bulk Spec Gravity 1,86 - -

Bulk Spec Gravity SSD 2,12 - Tidak Memenuhi

Modulus Kehalusan 7,85 5,0 – 8,0 Memenuhi syarat

(3)

4.3.

Rancangan Campuran Adukan Beton atau Mix Design

Rancangan campuran adukan beton ringan memadat mandiri dengan agregat kasar pecahan genteng dengan variasi kadar viscocrete berdasarkan EFNARC 2005.

Rekapitulasi data rancangan campur adukan beton dapat dilihat pada Tabel 4.4 dengan rincian penghitungan akan disajikan pada Lampiran C.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Rancang Campur Adukan Beton (Mix Design Beton)

Nama Benda UJi

Aggregat Sementitius

Air (lt/m3) Agregat

Halus (kg/m3)

Agregat Kasar (kg/m3)

Semen (kg/m3)

Viscocrete (lt/m3)

Viscocrete-

1,5% 897,56 557,70 500 7,5 162,5

Viscocrete-

1,75% 897,56 557,70 500 8,75 162,5

Viscocrete-

2% 897,56 557,70 500 10 162,5

Viscocrete-

2,25% 897,56 557,70 500 11,25 162,5

4.4. Hasil Pengujian Beton Segar

Parameter beton memadat mandiri adalah filling ability, passing ability dan segregation resistance. Pengujian parameter beton memadat mandiri dilakukan berdasarkan EFNARC 2005. Hasil pengujian beton segar pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 – 4.7

(4)

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Slump Flow

Benda Uji

Pengujian Slump Flow

T500rata

(detik) Syarat K et

D1

(mm)

D2

(mm)

D3

(mm)

Drerata

(mm) Syarat K e t Viscocrete-

1,5% 3,29

2 – 5 detik EFNARC 2005

˅ 630 630 640 633,3 3

650 – 800 mm EFNARC 2005 x Viscocrete-

1,75% 3,09 ˅

640 640 660 646,6 7

x

Viscocrete-

2% 2,57 ˅

700 710 710 706,6 7

˅

Viscocrete-

2,25% 2,15 ˅

700 700 740 713,3 3

˅

(Yuli Astiqomah, 2019)

Keterangan : ˅ = memenuhi syarat x = tidak memenuhi syarat Tabel 4.5 Hasil Pengujian V-funnel 6 – 12 det

Nama benda Uji

V- funnel (Detik)

V- funnel T5menit

(Detik)

Syarat Kesimpulan

Viscocrete-1,5% 16,89 19,94 Tidak Memenuhi Syarat Viscocrete-1,75% 15,51 18,78 Tidak Memenuhi Syarat

Viscocrete-2% 9,17 12,68 Tidak Memenuhi Syarat

Viscocrete-2,25% 8,07 11,01 Memenuhi Syarat

(Yuli Astiqomah, 2019)

6 12 dtk EFNARC 2005

(5)

Tabel 4.6 Hasil Pengujian L-box

Nama benda Uji h2 h1 h2/h1

Syarat Kesimpulan (mm) (mm)

Viscocrete-1,5%

7,2 10 0,72 Tidak Memenuhi Syarat

Viscocrete-1,75%

7 9 0,78

Tidak Memenuhi Syarat

Viscocrete-2% 6,3 6,9 0,91 Memenuhi Syarat Viscocrete-2,25% 6,2 6,5 0,95 Memenuhi Syarat (Yuli Astiqomah, 2019)

Berdasarkan hasil Tabel 4.5 – 4.7, dapat dibuat grafik hubungan diameter slump flow dengan variasi kadar viscocrete ang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Grafik hubungan waktu beton mecapai diameter 500 mm (T500) dengan variasi kadar viscocrete pada Gambar 4.2. Grafik hubungan L-box dengan variasi kadar viscocrete pada Gambar 4.3. Grafik hubungan V-funnel dengan variasi kadar viscocrete pada Gambar 4.4.

Gambar 4.1 Grafik Diameter Rerata Slump flow Variasi Kadar Viscocrete

0,8 - 1 EFNARC 2005

633.33

646.67

706.67 713.33

y = 30x + 600 R² = 0.898

500 550 600 650 700 750 800

1.5 1.75 2 2.2

Diameter (mm)

Kadar Viscocrete (%)

Diameter Rerata Slump Flow Beton LSCC Variasi Kadar

Viscocrete

(6)

Gambar 4.2 Grafik Waktu Alir (T500) pada Pengujan Slump Flow

Gambar 4.3 Grafik Nilai h2/h1 pada Pengujain L-box

3.29 3.09

2.57

2.15

y = -0.394x + 3.76 R² = 0.9738

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1.5 1.75 2 2.25

T500 (detik)

Kadar Viscocrete (%)

Waktu Alir (T500) pada Pengujian Slump Flow Beton LSCC Variasi Viscocrete

0.72

0.78

0.91

0.95

y = 0.083x + 0.63 R² = 0.9496

0.7 0.72 0.74 0.76 0.78 0.8 0.82 0.84 0.86 0.88 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98 1

1.5 1.75 2 2.25

h2/h1

Kadar Viscocrete (%)

Nilai L-Box

(7)

Gambar 4.4 Grafik Nilai Waktu Alir pada Pengujian V-funnel

4.5. Hasil Pengujian Beton Keras

4.5.1 Hasil Pengujian Berat Volume

Berat volume dapat didefinisikan sebagai berat dari suatu bahan per satuan volume bahan tersebut. Menurut SNI 03-1969-2008, persamaan berat volume dapat dihitung dengan rumus berikut:

𝛾𝑐𝑜𝑛𝑐 = 𝑊

𝑉 (4.1)

Dengan :

ɣconc = Berat volume beton (kg/m3)

W = Berat (kg)

V = Volume (m3)

Hasil pengujian berat volume dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8

16.89

15.51

9.17 8.07

19.94

18.78

12.68

11.01

y = -3.28x + 20.61 R² = 0.9115 y = -3.157x + 23.57

R² = 0.9118

0 5 10 15 20 25

1.5 1.75 2 2.25

t (detik)

Kadar Viscocrete (%)

Nilai V-Funnel

Vfunnel Vfunnel t5menit

(8)

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Berat Volume Benda Uji

(Yuli Astiqomah, 2019)

Dari hasil penghitungan berat jenis beton pada penelitian ini memiliki hasil yang mendekati kategori beton ringan menurut Eurocode 2-2014 sebagai beton ringan dengan satuan berat jenis maksimal 2000 gram/cm3.

4.5.2 Hasil Penguian Kuat Lekat Beton

Pengujian kuat lekat dilakukan dengan menggunakan Universl Testing Machine terhadap benda uji dengan diameter 7,5 cm dan tinggi 25 cm yang telah berumur 28 hari dengan cara mencatat gaya pada saat sesar 0,25 mm. Untuk mengetahui sesar 0,25 digunakan dial gauge dengan panjang spindle 2 cm dan skala 0,01 mm yang berarti saat jarum menyentuh angka 100 objek telah bergerak 1 mm. Pada penelitian ini untuk mengetahui sesar 0,25 mm dengan mencatat gaya dari universal testing machine saat jarum dial gauge menyentuh angkat 25. Hasil pengujian kuat lekat beton dapat dilihat pada Tabel 4.9. Rincian penghitungan dapat dilihat pada Lampiran D.

No. Nama Benda Uji Volume (m³)

Berat (kg)

Berat Volume (kg/m³)

Rata-rata (kg/m³)

1 LSCC VC 1,5 A 0,0053 10.4910 1979

2018 2 LSCC VC 1,5 B 0,0053 10.8450 2046

3 LSCC VC 1,5 C 0,0053 10.7605 2030 4 LSCC VC 1,75 A 0,0053 11.1450 2102

2037 5 LSCC VC 1,75 B 0,0053 10.6650 2012

6 LSCC VC 1,75 C 0,0053 10.5820 1996

7 LSCC VC 2 A 0,0053 10.6700 2013

2026

8 LSCC VC 2 B 0,0053 10.8720 2051

9 LSCC VC 2 C 0,0053 10.6750 2014

10 LSCC VC 2,25 A 0,0053 10.6200 2003

2016 11 LSCC VC 2,25 B 0,0053 10.5425 1989

12 LSCC VC 2,25 C 0,0053 10.8950 2055

(9)

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kuat Lekat Beton

Kadar Benda Uji

Dial Gauge

0,01 mm

Beba n Uji

Saat Sesar

0,25 mm (kN)

Ld (mm)

db (mm)

ds (mm)

Kuat Lekat (Mpa)

Kuat Lekat Rerata (MPa)

Kenaikan (%)

1,5

A 25 6.28 24.8 7.50 10 0.81

0.91 -

B 25 7.06 24.7 7.50 10 0.91 C 25 7.85 24.7 7.50 10 1.01 1,75

A 25 7.85 24.9 7.50 10 1.00

1.10 0.19 B 25 9.81 24.8 7.50 10 1.26

C 25 8.04 24.7 7.50 10 1.04 2,00

A 25 10.98 24.6 7.50 10 1.42

1.43 0.33 B 25 11.77 24.9 7.50 10 1.50

C 25 10.59 24.8 7.50 10 1.36 2,25

A 25 15.10 24.6 7.50 10 1.95

1.97 0.55 B 25 14.71 24.7 7.50 10 1.90

C 25 16.08 24.7 7.50 10 2.07

Keterangan :

Psesar = Beban pada sesar 0.25mm (kN) Ld = Panjang Penyaluran (mm) db = Diameter Beton (mm)

ds = Diameter Baja (mm)

f’b = Tegangan Lekat (MPa)

Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dibuat grafik hubungan antara kuat lekat beton 28 hari dengan variasi kadar viscocrete yang dapat dilihat pada Gambar 4.5.

(10)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kuat Lekat Beton LSCC dengan Variasi Kadar Viscocrete

Data yang diperoleh pada Gambar 4.5 adalah nilai kuat lekat beton dengan variasi kadar viscocrete dengan rata-rata ialah 1,35 MPa dan meningkat dengan penambahan viscocrete kadar 1,5%; 1,75%; 2%; 2,25 dengan nilai berturut-turut 0,91 MPa ; 1,10 MPa ; 1,43 MPa 1,97 MPa.

Data yang diperoleh pada Tabel 4.9 adalah pada penambahan kadar viscocrete dengan kadar 1,5%; 1,75%; 2%; 2,25 mengalamai kenaikan nilai kuat lekat dengan persentase 0,19%; 0,33%; 0,55%

4.5.3 Hasil Pengujian Kuat Tarik Langsung Beton

Pengujian kuat tarik langsung dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine terhadap benda uji dengan ukuran 10x10x40 cm yang telah berumur 28 hari dengan cara menarik balok beton pada kedua ujung tulangan yang tertanam kemudian mencatat gaya yang dibutuhkan hingga terjadi retak. Hasil pengujian kuat tarik langsung beton dapat dilihat pada Tabel 4.10. Rincian penghitungan dapat dilihat pada Lampiran E.

0.91 1.10

1.43

1.97

y = 1.41x - 1.291 R² = 0.9512

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5

Kuat Lekat (Mpa)

Kadar Viscocrete (%)

Kuat Lekat

(11)

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kuat Tarik Langsung Beton

Kadar (%)

Benda uji

P1 (kN)

P2 (kN)

P (kN)

Luas Bidang

Tarik (mm²)

Kuat Tarik Beton (MPa)

Kuat Tarik rerata (MPa)

Kenaika n (%)

1.5

A 23.14 22.52 0.62 10000 0.06

0.10 -

B 23.54 22.52 1.01 10000 0.10 C 23.93 22.52 1.41 10000 0.14 1.75

A 24.12 22.52 1.60 10000 0.16

0.31 0.21 B 25.50 22.52 2.97 10000 0.30

C 27.26 22.52 4.74 10000 0.47 2

A 30.40 22.52 7.88 10000 0.79

0.57 0.26 B 26.87 22.52 4.35 10000 0.43

C 27.46 22.52 4.94 10000 0.49 2.25

A 30.79 22.52 8.27 10000 0.83

0.91 0.33 B 33.34 22.52 10.82 10000 1.08

C 30.60 22.52 8.07 10000 0.81 Keterangan :

P1 = Gaya pada beton komposit (kN)

P2 = Gaya pada baja (kN)

P = Gaya yang diterima beton (kN) fct = Kuat Tarik Langsung (MPa)

Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dibuat grafik hubungan antara kuat tarik langsung dengan variasi kadar viscocrete yang dapat dilihat pada Gambar 4.6

(12)

Gambar 4.6 Hubungan Kuat Tarik Langsung Beton LSCC dengan Variasi Kadar Viscocrete

Data yang diperoleh pada Gambar 4.5 adalah nilai kuat tarik langsung beton dengan variasi kadar viscocrete dengan rata-rata ialah 0,47 MPa dan meningkat dengan penambahan viscocrete kadar 1,5%; 1,75%; 2%; 2,25 dengan nilai berturut-turut 0,1 MPa; 0,31 MPa; 0,57 MPa; 0,91 MPa.

Data yang diperoleh pada Tabel 4.9 adalah pada penambahan kadar viscocrete dengan kadar 1,5%; 1,75%; 2%; 2,25 mengalamai kenaikan nilai kuat lekat dengan persentase 0,22%; 0,26%; 0,33%.

4.5.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari. Rekapitulsai hasil pengujian kuat tekan rata-rata pada Tabel 4.10

0.10

0.31

0.57

0.91

y = 1.0696x - 1.5331 R² = 0.9893

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00

1.5 1.75 2 2.25

Kuat Tarik Langsung (Mpa)

Kadar Viscocrete (%)

Kuat Tarik langsung

(13)

Tabel 4.10 Rekapitulasi Pengujian Kuat Tekan LSCC Viscocrete

No. Nama Beda Uji Luas (m2)

Beban Maks (kN)

Kuat Tekan (MPa)

Rata-rata Kuat Tekan

(MPa)

1 LSCC VC 1,50 A 0,0177 390 22,07

22,45

2 LSCC VC 1,50 B 0,0177 420 23,78

3 LSCC VC 1,50 C 0,0177 380 21,50

4 LSCC VC 1,75 A 0,0177 540 30,58

30,27

5 LSCC VC 1,75 B 0,0177 550 31,12

6 LSCC VC 1,75 C 0,0177 515 29,14

7 LSCC VC 2,00 A 0,0177 465 26,31

27,26

8 LSCC VC 2,00 B 0,0177 545 30,84

9 LSCC VC 2,00 C 0,0177 435 24,62

10 LSCC VC 2,25 A 0,0177 645 36,50

35,84

11 LSCC VC 2,25 B 0,0177 635 35,93

12 LSCC VC 2,25 C 0,0177 620 35,08

(Firda, 2019)

Berdasarkan hasil rakpitulasi pengujian kuat tekan beton LSCC Viscocrete, terjadi kenaikan kuat tekan dari beton LSCC VC 1,50 ; LSCC VC 1,75 ; LSCC VC 2,00 ; LSCC VC 2,25. Kuat tekan paling tinggi terdapat pada beton LSCC VC 2,25 yaitu sebesar 35,84 MPA. Dan terjadi bleeding pada kadar 2% sehingga menyebabkan kuat tekan turun pada kadar tersebut. Tabel 4.10 dapat dibuat grafik hubungan kuat tekan beton usia 28 hari untuk masing masing variasi kadar viscocrete berdasarkan hasil kuat tekan yang diperoleh dengan umur beton 28 hari pada Gambar 4.7

(14)

Gambar 4.7 Hasil Pengujian Kuat Tekan

4.6. Pembahasan

4.6.1 Hubungan Kuat Lekat dengan Kuat Tekan

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kuat lekat beton adalah kualitas beton.

semakin tinggi kualitas beton makan semakin tinggi juga kuat lekat tulangan terhadap beton. Hubungan nilai kuat tekan dengan kuat lekat beton ringan memadat mandiri dapat dilihat pada Tabel 4.11 dibawah ini.

Tabel 4.11 Hubungan Kuat Lekat dengan Kuat Tekan Kadar Kuat Tekan

(MPa)

Kuat Lekat (MPa)

1,50 22,45 0.91

1,75 30,27 1.10

2,00 27,26 1.43

2,25 35,84 1.97

22.45

30.27

27.26

35.64

y = 14.624x + 1.485 R² = 0.7296

20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

1.25 1.45 1.65 1.85 2.05 2.25 2.45

Kuat Tekan (MPa)

Kadar Viscocrete (%)

Hasil Pengujian Kuat Tekan

(15)

Berdasarkan tabel hubungan kuat tekan dengan kuat lekat, nilai cenderung meningkat mengikuti kualitas beton LSCC. Dan beton mengalami bleeding pada kadar 2 % yang mengakibatkan menurunya kuat tekan pada beton. hubungan kuat tekan dengan kuat lekat dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hubungan Kuat Lekat dengan Kuat Tekan

4.6.2 Hubungan Kuat Tarik Langsung dengan Kuat Tekan

Kuat tarik langsung tidak memiliki nilai pendekatan dari kuat tekan yang signifikan, maka digunakan hubungan kuat tarik belah dengan kuat tekan yang menurut Dipohusodo (1999) mempunyai nilai pendekatan sekitar 0,50 – 0,6 √f’c dengan catatan bahwa dari berbagai pengujian kuat tarik langsung memiliki nilai yang lebih kecil dari kuat tarik belah. Hubungan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 dibawah ini

Tabel 4.12 Nilai Pendekatan Kuat Tarik Langsung dan Kuat Tekan Beton Rata-rata

No. Nama Benda Uji fct f’c √f’c K

(fct/√f’c)

1 LSCC VC 1,50 0,10 22,45 4,74 0,021

2 LSCC VC 1,75 0,31 30,27 5,50 0,056

3 LSCC VC 2,00 0,57 27,26 5,22 0,109

4 LSCC VC 2,25 0,91 35,84 5,99 0,152

0.91

1.1

1.43

1.97

22.45

30.27

27.26

35.84

20 25 30 35 40

0 0.5 1 1.5 2 2.5

1,5 1,75 2 2,25

V-funnel (detik)

fct rerata (Mpa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Lekat dengan Kuat Tekan

(16)

Keterangan :

fct = Kuat Tarik Langsung Beton f’c = Kuat Tekan Beton

√f’c = Akar Kuat Tekan Beton K = Konstanta

Berdasar Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai pendekatan kuat tarik langsung dengan kuat tekan beton pada LSCC viscocrete kadar 1,50 % ; 1,75 % ; 2,00 % ; 2,25 % berturut turut mencapai 0,021 ; 0,056 ; 0,109 ; 0,152. Nilai pendekatan ini berbeda dengan nilai pendekatan yang disebutkan oleh Dipohusodo (1999), namun perlu diketahui bahwa kuat tarik langsung pada umumnya lebih kecil dibandingkan kuat tarik belah sehingga nilai pendekatan yang didapat pun akan lebih kecil.

4.6.3 Hubungan Kuat Lekat dengan Parameter SCC

Kuat lekat antara beton dan baja membutuhkan beton yang homogen sehingga memiliki kepadatan yang lebih baik. Hubungan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.13 Hubungan Kuat Lekat dengan Parameter SCC

Kadar

Slump Flow V-funnel L-Box Kuat Lekat T500 rerata

(detik) Drerata (mm) Waktu

(detik) h2/h1 fct rerata (MPa)

1,50 3.29 633.33 16.89 0.72 0.91

1,75 3.09 646.67 15.51 0.78 1.1

2,00 2.57 706.67 9.17 0.91 1.43

2,25 2.15 713.33 8.07 0.95 1.97

(17)

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, dapat dibuat grafik hubungan parameter SCC dengan kuat lekat yang dapat dilihat pada Gambar 4.9 – Gambar 4.12

Gambar 4.9 Hubungan Kuat Lekat dengan T500

Gambar 4.10 Hubungan Kuat Lekat dengan Drerata

0.91

1.1

1.43

1.97

633.33

646.67

706.67 713.33

600 620 640 660 680 700 720

0 0.5 1 1.5 2 2.5

1,5 1,75 2 2,25

Drerata (mm)

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Lekat dengan D

rerata

0.91

1.1

1.43 3.29 1.97

3.09

2.57

2.15

2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4

0 0.5 1 1.5 2 2.5

1,5 1,75 2 2,25

T500 (detik)

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Lekat dengan T

500

(18)

Gambar 4.11 Hubungan Kuat Lekat dengan V-funnel

Gambar 4.12 Hubungan Kuat Lekat dengan L-Box

Berdasarkan Gambar 4.9 – 4.12 dapat dilihat bahwa workability beton semakin meningkat seiring penambahan kadar viscocrete, hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya kuat lekat beton seiring penambahan kadar viscocrete.

Pada kadar 1,5% sudah mulai menunjukan tanda tanda bleeding pada beton. Hal ini dapat memengaruhi hasil pengujian kuat lekat pada beton.

0.91

1.1

1.43

1.97 16.89

15.51

9.17 8.07

0 5 10 15 20 25 30 35

0 0.5 1 1.5 2 2.5

1,5 1,75 2 2,25

V-funnel (detik)

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Lekat dengan V-funnel

0.91

1.1

1.43

1.97

0.72

0.78

0.91

0.95

0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95 1

0 0.5 1 1.5 2 2.5

1,5 1,75 2 2,25

L-box

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Lekat dengan L-Box

(19)

4.6.4 Hubungan Kuat Tarik Langsung dengan Parameter SCC

Sama halnya dengan kuat lekat pada beton, kuat tarik antara beton dan baja juga membutuhkan beton yang homogen sehingga memiliki kepadatan yang lebih baik.

Hubungan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.13 Hubungan Kuat Tarik Langsung dengan Parameter SCC

Kadar

Slump Flow V-funnel L-Box Kuat Tarik Langsung T500 rerata

(detik) Drerata (mm) Waktu

(detik) h2/h1 fct rerata (MPa)

1,5 3.29 633.33 16.89 0.72 0.1

1,75 3.09 646.67 15.51 0.78 0.31

2 2.57 706.67 9.17 0.91 0.57

2,25 2.15 713.33 8.07 0.95 0.91

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, dapat dibuat grafik hubungan parameter SCC dengan kuat tarik langsung yang dapat dilihat pada Gambar 4.13 - Gambar 4.16

Gambar 4.13 Permbandingan Kuat Tarik Langsung dengan T500 0.1

0.31

0.57 3.29 0.91

3.09

2.57

2.15

2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4

0 0.25 0.5 0.75 1

1,5 1,75 2 2,25

T500 (detik)

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Tarik Langsung dengan

T500

(20)

Gambar 4.14 Perbandingan Kuat Tarik Langsung dengan Drerata

Gambar 4.15 Perbandingan Kuat Tarik Langsung dengan V-funnel

0.1

0.31

0.57

0.91

633.33

646.67

706.67 713.33

625 635 645 655 665 675 685 695 705 715 725

0 0.25 0.5 0.75 1

1,5 1,75 2 2,25

Drerata (mm)

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Tarik Langsung dengan Drerata

0.1

0.31

0.57

0.91

16.89 15.51

9.17 8.07

0 5 10 15 20 25 30 35

0 0.25 0.5 0.75 1

1,5 1,75 2 2,25

V-funnel (detik)

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Tarik Langsung dengan

V-funnel

(21)

Gambar 4.16 Perbandingan Kuat Tarik Langsung dengan L-Box

Berdasarkan Gambar 4.13 – 4.16 dapat dilihat bahwa workability beton semakin meningkat seiring penambahan kadar viscocrete, hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya kuat tarik langsung beton seiring penambahan kadar viscocrete.

Pada kadar 1,5% sudah mulai menunjukan tanda tanda bleeding pada beton. Hal ini dapat memengaruhi hasil pengujian kuat tarik langsung pada beton.

4.6.3 Kehancuran Benda Uji

Selama pengujian berlangsung, selain mencatat data teknis yang dihasilkan oleh pengujian, kehancuran pada benda uji yang terjadi juga diamati.

4.6.5.1 Kuat Tarik Langsung Beton LSCC dengan Variasi Kadar Viscocrete

Tipe Kehancuran yang ditemukan selama pengujian kuat tarik langsung adalah kehancuran yang crack/retakan terjadi di tengah benda uji. Artinya semua benda uji pada penelitian ini bisa dianggap valid. Contoh kehancuran benda uji kuat tarik langsung dapat dilihat pada Gambar 4.17

0.1

0.31

0.57

0.91

0.72

0.78

0.91

0.95

0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95 1

0 0.25 0.5 0.75 1

1,5 1,75 2 2,25

L-box

fct rerata (MPa)

Kadar (%)

Hubungan Antara Kuat Tarik Langsung dengan

L-Box

(22)

Gambar 4.17 Kehancuran Beton Kuat Tarik Langsung

4.6.5.2 Kuat Lekat Beton LSCC dengan Variasi Viscocrete

Kehancura benda uji kuat lekat pada penelitian ini adalah berupa slip-nya baja tulangan yang tertanam pada beton yang menyebabkan retakan kecil di sekitar baja tulangan. Semua uji penelitian ini mengalami kehancuran yang serupa. Kehancuran benda uji kuat lekat dapat dilihat pada Ganbar 4.18 berikut.

Gambar 4.18 Kehancuran Beton Kuat Lekat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2012) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 5e mampu menurunkan proporsi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) terdapat pengaruh langsung secara signifikan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP

Guru akan membantu memfasilitasi diskusi apabila tidak ada seorang siswa pun yang pernah berkunjung ke tempat tersebut, dengan menggunakan pertanyaan yang ada dalam teks?.

Busur api merupakan fenomena percikan api yang timbul akibat adanya arus gangguan hubung singkat, oleh sebab itu dengan adanya analisa terhadap busur api ini nantinya

Untuk melindungi trafo tenaga dari kerusakan, telah dilakukan pemasangan rele- rele proteksi yang dapat mengenal kondisi abnormal pada sistem tenaga listrik dan

Setelah melihat hasil wawancara terhadap responden yang kontra terhadap taklik talak sebagai perjanjian perkawinan dalam Islam, maka penulis akan menyimpulkan dari

Hal ini menjadi problem bagi teori politik global atau dunia yang terkait dengan emansipasi (A. Seperti liberal yang meningkatkan cakupan nilai neo-liberal dengan