commit to user Indarto86@yahool.co.id
Background : The achievement of students is one important factor in student success
in the future. The achievement of students in higher education is generally measured
by the grade point average. The ability of students in higher education is also a
concern companies are often said to be the "end user" in the supply chain graduates
for the labor market
Purpose : The research objective was to knows the relationship of learning
motivation and lectures performance on learning achievement
Method :
This research is a quantitative observational study with cross sectional
approach. The study population was a student D'III study program Pharmacy Setia
Budi Unviersity Surakarta. A sample of 60 students with technique samples used
proportional stratified random sampling. Collected data used questionnaires,
observation and documentation. Analysis of data used multiple linear regression
using SPSS.
Result :
The results showed that learning motivation has a positive relationship on
student learning achievement, it shows higher learning motivation student so can be
improve the achievement of students. Lectures performance has a positive
relationship on student learning achievement, it shows the better lectures
performance can be improve learning achievement students. Learning motivation and
lectures performance relationship on student achievement simultoniusly.
Keywords: learning motivation, lectures performance, learning achievement.
Prestasi belajar mahasiswa
merupakan salah satu faktor
penting dalam kesuksesan
mahasiswa di masa depannya.
Prestasi belajar mahasiswa di
perguruan tinggi umumnya diukur
dengan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK). Kemampuan mahasiswa dalam
perguruan tinggi juga menjadi
perhatian perusahaan yang sering
dikatakan sebagai " " dalam
rantai pasokan lulusan untuk pasar
tenaga kerja (Uyar dan Gungormus,
commit to user Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar
baik yang berasal dari dalam diri
siswa maupun yang berasal dari luar
diri siswa itu sendiri. Sudjana (2011)
mengemukakan bahwa hasil belajar
yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
dua faktor utama, yakni faktor yang
berasal dari dalam diri siswa dan
faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan. Faktor
yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Di
samping faktor kemampuan yang
dimiliki siswa, juga terdapat faktor
lain motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik dan psikis.
Tinggi rendahnya motivasi
belajar selalu dijadikan indikator
baik buruknya prestasi belajar
seseorang peserta didik. Dengan
adanya motivasi, siswa akan
terdorong untuk belajar serta
menyenangi mata pelajaran tertentu
dengan senang hati mempelajari
mata pelajaran itu. Selain memiliki
bukunya, ringkasannya juga rapi
dan lengkap, serta siswa berusaha
mengerjakan tugas-tugas belajarnya
dengan sebaik mungkin. Siswa yang
termotivasi akan merasa butuh
terhadap ilmu pengetahuan
sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan tersebut. Motivasilah
yang menjadi jantung dalam proses
pembelajaran. Sebab, bagaimanapun
tingginya kemampuan intelektual
siswa, materi yang diajarkan,
lengkapnya sarana dan prasarana
belajar, tetapi jika siswa tidak
termotivasi dalam belajar maka
proses pembelajaran tidak akan
berlangsung dengan optimal. Sesuai
dengan pendapat Sardiman (2010)
menjelaskan motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi belajar.
Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil
yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajarnya.
Faktor lain dalam
mempengaruhi keberhasilan
pendidikan, antara lain: guru
(dosen), siswa, sarana dan
prasarana, lingkungan pendidikan,
kurikulum. Dari beberapa faktor
tersebut, guru atau dosen dalam
kegiatan proses pembelajaran di
sekolah menempati kedudukan yang
sangat penting dan tanpa
commit to user lain, guru sebagi subjek pendidikan
sangat menentukan keberhasilan
pendidikan itu sendiri (Widoyoko
dan Rinawati, 2012).
Dosen harus mempunyai
beberapa kualifikasi yang diperlukan
bagi pelaksanaan profesinya,
mengingat profesi dosen berbeda
dengan profesi bidang yang lain.
Selain memerlukan ilmu
pengetahuan juga harus
menyampaikan ilmunya kepada
mahasiswa. Dengan tenaga dosen
yang mempunyai motivasi,
berkompeten dan berkualitas akan
memudahkan penyampaian ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga
apa yang disampaikan kepada
mahasiswa dapat diterima dan
dikembangkan sesuai dengan
kemampuan mahasiswa dengan
kajian bidang ilmu yang dipilihnya.
Disamping itu dosen juga harus
mempunyai komitmen yang tinggi
yang ditunjukkan dengan kehadiran
pada waktu kerja, juga mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap ilmu
yang diberikan kepada mahasiswa
(Widoyoko dan Rinawati, 2012).
Beberapa hasil penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa di
antara berbagai masukan ( )
yang menentukan mutu pendidikan
(yang ditunjukkan oleh prestasi
belajar siswa) sepertiganya
ditentukan oleh guru. Peranan guru
makin penting lagi di tengah
keterbatasan sarana dan prasarana
sebagaimana dialami oleh
negara-negara sedang berkembang.
Selengkapnya hasil studi itu adalah :
di 16 negara sedang berkembang,
guru memberi kontribusi terhadap
prestasi belajar sebesar 34%;
sedangkan manajemen 22%; waktu
belajar 18%; dan sarana fisik 26%. Di
13 negara industri, kontribusi guru
adalah 36%; manajemen 23%; waktu
belajar 22%; dan sarana fisik 19%
(Supriadi, 2005).
Hasil survei pendahuluan di
Program Studi S1 Farmasi di
Universitas Setia Budi Surakarta
melalui wawancara menunjukan
bahwa masih ada beberapa
mahasiswa memperoleh prestasi
belajar yang rendah, hal ini
disebabkan karena mahasiswa
merasa bahwa masih kurang
semangat belajarnya dan juga
metode pembelajaran dosen yang
beberapa masih ceramah sehingga
mahasiswa terkadang motivasi
belajarnya menurun untuk
commit to user
Tujuan umum dalam
penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan motivasi
kerja dan kinerja dosen dengan
prestasi belajar mahasiswa.
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantiatif observasional
dengan pendekatan
Populasi penelitian ini adalah
mahasiswa DIII program studi
Farmasi Universitas Setia Budi
Surakarta. Sampel sebanyak 60
mahasiswa dengan teknik sampel
. Alat pengumpul data
menggunakan kuesioner, observasi
dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan regresi linier
berganda dengan program SPSS.
Hasil deskripsi data variabel
penelitian dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel Min Mak
Rata-Rata
Stdev
Motivasi Belajar
33,00 50.00 42,48 3,95
Kinerja Dosen
35,00 57.00 47,08 4,89
Prestasi Belajar
2,90 3,89 3,34 0,29
Hasil statistik deskriptif
variabel motivasi belajar diperoleh
bahwa skor tertinggi = 50,0, skor
terendah = 33,0, = 42,48 dan
standar deviasi = 3,95. Variabel
kinerja dosen diketahui bahwa skor
tertinggi = 57, skor terendah = 35,
= 47,08 dan standar deviasi =
4,89. Hasil statistik deskriptif
diketahui bahwa skor tertinggi =
3,89, skor terendah = 2,90, =
3,34, dan standar deviasi = 0,29.
Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa nilai
yaitu sebesar 0,783 > 0,05 berarti
sebaran data terdistribusi normal.
Hasil uji multikolinearitas diketahui
bahwa nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,10 berarti tidak terjadi
multikolonieritas atau hubungan
antar variabel bersifat independen.
Hasil uji linearitas diperoleh nilai
variabel bebas yaitu motivasi kerja
dan kinerja dosen mempunyai
hubungan yang linear terhadap
prestasi belajar karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05.
Hasil persamaan regresi linier
commit to user Tabel 4. Regresi Linier Ganda
Unstandardized
Coefficients Sig.
B t
(Constant) 1.237 3.193 .002
Motivasi kerja .028 3.165 .002
Kinerja dosen .019 2.699 .009
Koefisien regresi X1 adalah
(0,028), hasil ini menunjukkan
bahwa bahwa nilai koefisien regresi
variabel motivasi belajar bernilai
positif (0,028), hal ini berarti apabila
motivasi belajar meningkat sebesar
satu satuan maka prestasi belajar
mahasiswa juga meningkat sebesar
0,028 dengan asumsi kinerja dosen
dianggap tetap.
Koefisien regresi X2 adalah
(0,019), hasil ini menunjukkan
bahwa bahwa nilai koefisien regresi
variabel kinerja dosen bernilai
positif (0,019), hal ini berarti apabila
kinerja dosen semakin meningkat
sebesar satu satuan maka prestasi
belajar mahasiswa juga meningkat
sebesar 0,019 dengan asumsi
motivasi belajar dianggap tetap.
Hasil uji t variabel motivasi
kerja diperoleh nilai t hitung 3,165
dengan signifikansi 0,002 < 0,05. Hal
ini berarti bahwa motivasi belajar
mempunyai hubungan positif
dengan prestasi belajar mahasiswa
DIII program studi Farmasi
Universitas Setia Budi Surakarta.
Hasil uji t variabel kinerja
dosen diperoleh nilai t hitung 2,699
dengan signifikansi 0,009 < 0,05. Hal
ini berarti bahwa kinerja dosen
mempunyai hubungan positif
dengan prestasi belajar mahasiswa
DIII program studi Farmasi
Universitas Setia Budi Surakarta.
Hasil uji F dalam analisis
regresi linier berganda diperoleh
nilai F hitung sebesar 14,799
dengan 0,000 < 0,05
sehingga motivasi belajar dan
kinerja dosen mempunyai hubungan
secara bersama-sama dengan
prestasi belajar mahasiswa DIII
program studi Farmasi Universitas
Setia Budi Surakarta.
Hasil penelitian diperoleh nilai
variabel motivasi belajar dan kinerja
dosen mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa
sebesar 31,9%, sedangkan sebesar
68,1% dipengaruhi oleh variabel lain
di luar model penelitian, misalnya
adalah pengaruh teman sebaya,
lingkungan sekolah dan fasilitas
belajar. Sumbangan efektif variabel
motivasi belajar terhadap prestasi
belajar mahasiswa sebesar 17,86%.
commit to user dosen terhadap prestasi belajar
mahasiswa sebesar 14,04%.
Sumbangan relatif variabel motivasi
belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa sebesar 56,0%.
Sumbangan relatif variabel kinerja
dosen terhadap prestasi belajar
mahasiswa sebesar 44,0%.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa motivasi belajar mempunyai
hubungan positif dengan prestasi
belajar mahasiswa (0,002 < 0,05), hal
ini menunjukkan semakin baik
motivasi belajar semakin
meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian terdahulu dari Yuniarti
(2012) bahwa ada pengaruh motivasi
dengan prestasi belajar mahasiswa.
Wicaksi, (2010) dalam penelitiannya
menunjukkan ada hubungan
motivasi belajar dengan prestasi
belajar, Christiana (2009) bahwa
motivasi siswa sangat penting untuk
output yang lebih baik dalam
mengejar prestasi akademik dan
motivasi pelajar memiliki korelasi
positif yang tinggi dengan kinerja
akademik mereka.
Prestasi belajar mahasiwa
dipengaruhi dari dua faktor, yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri
siswa maupun yang berasal dari luar
diri siswa itu sendiri. Sudjana (2011)
mengemukakan bahwa hasil belajar
yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
dua faktor utama, yakni faktor yang
berasal dari dalam diri siswa dan
faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan. Faktor
yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Di
samping faktor kemampuan yang
dimiliki siswa, juga terdapat faktor
lain motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik dan psikis.
Sardiman (2010) menjelaskan
motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian
prestasi belajar. Adanya motivasi
yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa
akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
Motivasi belajar mahasiswa
DIII Farmasi merupakan
kecenderungan mahasiswa untuk
mencapai aktivitas akademis yang
commit to user mencoba untuk mendapatkan
keuntungan dari aktivitas tersebut
yaitu untuk mendapatkan prestasi
belajar yang baik. Prestasi akademik
mahasiswa tersebut berkaitan
dengan seberapa besar mahasiswa
memiliki keinginan yang kuat untuk
terlibat secara aktif dalam proses
belajar. Keinginan yang kuat serta
keterlibatan aktif dalam proses
belajar menunjukkan kadar atau
kondisi motivasi belajar yang
dimiliki mahasiswa. Motivasi
mahasiswa belajar secara sederhana
dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu faktor internal yang
berasal dari dalam diri mahasiswa
sendiri misalnya adalah keinginan
kuat untuk maju dan eksternal yang
bisa berasal dari luar yaitu teman,
orang tua dan dosen.
Motivasi sangat terkait dalam
belajar, dengan motivasi inilah
mahasiswa menjadi tekun dalam
proses belajar, dengan motivasi juga
kualitas hasil belajar mahasiswa
kemungkinan dapat diwujudkan.
Mahasiswa yang dalam proses
belajar DIII Farmasi mempunyai
motivasi yang kuat dan jelas, pasti
akan tekun dan berhasil belajarnya.
Hal itu disebabkan karena ada tiga
fungsi motivasi yaitu, mendorong
manusia untuk berbuat dan
melakukan aktivitas, menentukan
arah perbuatannya, serta menyeleksi
perbuatannya, sehinga perbuatan
mahasiswa senantiasa selaras
dengan tujuan belajar yang akan
dicapainya. Demikian pula dengan
belajar bidang studi DIII Farmasi di
Universitas Setia Budi Surakarta.
Bagaimanapun sempurnanya metode
yang digunakan oleh dosen, namun
jika motivasi belajar mahasiswa
kurang atau tidak ada, maka
mahasiswa tidak akan belajar dan
akibatnya prestasi akademiknya pun
tidak akan tercapai.
Berdasarkan hal tersebut
maka implikasi manajerial dalam
rangka meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa melalui motivasi
belajar adalah dosen perlu
memberikan penghargaan dalam hal
ini adalah pemberian beasiswa bagi
mahasiswa yang berprestasi,
sehingga hal tersebut dapat
meningkatkan motivasi mahasiswa
untuk belajar.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja dosen mempunyai
hubungan positif dengan prestasi
commit to user ini menunjukkan semakin baik
kinerja dosen semakin
meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian terdahulu yaitu dari
Yuniarti (2012) dengan hasil ada
pengaruh kinerja dosen dengan
prestasi belajar mahasiswa dan
tidak ada pengaruh motivasi dan
kinerja dosen dengan prestasi
belajar mahasiswa. Penelitian
Setyawati (2010) menunjukkan
bahwa ada hubungan yang positif
kinerja dosen teori dengan prestasi
belajar. Adeyele and Yusuf (2012)
dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa dosen dan mahasiswa
berpengaruh pada kinerja akademik
mahasiswa.
Setiap proses belajar selalu
dimulai melalui persepsi, setelah
mahasiswa menerima stimulus dari
lingkungan belajarnya. Karenanya
persepsi dianggap sebagai tingkat
awal struktur kognitif seseorang.
Sekali mahasiswa mempunyai
persepsi keliru terhadap penyajian
materi oleh dosen, maka untuk
selanjutnya akan sukar mengubah
persepsi tadi, sehingga mahasiswa
akan memiliki struktur kognitif yang
salah. Oleh karena itu dosen
merupakan salah satu stimulasi
yang sangat besar pengaruhnya
dalam memotivasi peserta didik
untuk belajar. Kemampuan
merancang bahan ajar, dan perilaku
juga termasuk upaya pembelajaran
dalam menentukan prestasi belajar
mahasiswa.
Menurut Widoyoko dan
Rinawati (2012). Faktor dalam
mempengaruhi keberhasilan
pendidikan, antara lain adalah guru
(dosen), siswa, sarana dan
prasarana, lingkungan pendidikan,
kurikulum. Dari beberapa faktor
tersebut, guru atau dosen dalam
kegiatan proses pembelajaran
menempati kedudukan yang sangat
penting dan tanpa mengabaikan
faktor penunjang yang lain, guru
sebagi subjek pendidikan sangat
menentukan keberhasilan
pendidikan itu sendiri .
Dosen merupakan salah satu
komponen paling menentukan
dalam sistem pendidikan tinggi,
seperti diamanatkan dalam
Undang-undang Guru dan Dosen. Dalam
Pasal 45 Undang-undang No.
14/2005 disebutkan dosen wajib
memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik.
commit to user dalam hal ini adalah dosen
memegang peran sentral dalam
peningkatan kualitas mahasiswa.
Keberadaan dosen yang profesional
di DIII Farmasi Universitas SEtia
Budi Surakarta diharapkan akan
mendorong terjadinya peningkatan
keterampilan lulusan dan
memberikan perbaikan kualitas
pendidikan. Dosen juga diharapkan
mampu menghasilkan mahasiswa
yang berprestasi sehingga
memberikan mutu pendidikan yang
baik.
Tugas utama dosen adalah
sebagai pendidikan. Sebagai
pendidik, dosen mengemban tugas
dan tanggung jawab untuk mendidik
mahasiswa menjadi individu yang
memiliki kemampuan dan
kecakapan yang berguna bagi
kehidupannya dan diperlukan untuk
memasuki dunia kerja, melalui
kemampuannya mengajar berbagai
ilmu pengetahuan dan keterampilan,
disamping tanggung jawab dalam
bentuk sikap dan perilaku yang
benar dan tidak benar dalam
bertindak melalui sifat
ketauladannya sebagai manusia
yang bermoral. Tugas dan tanggung
jawab dosen adalah
kepada mahasiswa.
Berdasarkan hal tersebut
maka implikasi manajerial dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa melalui kinerja dosen
adalah pihak universitas perlu
memberikan kesempatan kepada
dosen untuk menempuh studi
lanjutan dalam upaya meningkatkan
kinerja dosen
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai F hitung sebesar 14,799
dengan 0,000 < 0,05
sehingga motivasi belajar dan
kinerja dosen mempunyai hubungan
secara bersama-sama dengan
prestasi belajar mahasiswa DIII
program studi Farmasi Universitas
Setia Budi Surakarta dengan nilai
koefisien determinasi sebesar 0,319,
yang artinya bahwa variabel
motivasi belajar dan kinerja dosen
mempunyai pengaruh terhadap
prestasi belajar mahasiswa sebesar
31,9%, sedangkan sebesar 68,1%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model penelitian, misalnya pengaruh
teman sebaya, lingkungan sekolah
dan fasilitas belajar.
Berdasarkan hal tersebut maka
commit to user dorongan dari dalam diri siswa dan
persepsi pada kinerja dosen
merupakan faktor pendorong dari
luar diri siswa dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar. Hasil
penelitian Wicaksi, D (2010) bahwa
ada hubungan persepsi mahasiswa
tentang kinerja dosen dan motivasi
belajar dengan prestasi prestasi
belajar.
Prestasi belajar mahaswa
merupakan hasil yang diperoleh dari
proses belajar mengajar. Prestasi
belajar siswa adalah perubahan
dalam hal kecakapan tingkah laku
ataupun kemampuan yang dapat
bertambah selama beberapa waktu
dan tidak disebabkan oleh proses
pertumbuhan, tetapi adanya situasi
belajar, perwujudan dalam bentuk
hasil proses belajar tersebut dapat
berupa pemecahan lisan atau
tulisan, dan ketrampilan serta
pemecahan masalah yang langsung
dapat diukur atau dinilai dengan
menggunakan tes-tes yang
berstandar (Djamarah, 2006).
Djamarah (2006)
mengungkapkan bahwa terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, yaitu dari pihak
siswa, terdiri dari faktor psikis
intelektual, yang meliputi taraf
intelegensi, meliputi motivasi
belajar, sikap perasaan, minat,
kondisi akibat keadaan sosiokultural
atau ekonomi dan dari luar siswa
antara lain kurikulum pengajaran,
disiplin sekolah,
, fasilitas belajar dan
pengelompokan siswa, sistem sosial,
status sosial dan interaksi guru dan
siswa serta keadaan politik
ekonomis, keadaan waktu dan
tempat serta musim iklim.
Motivasi belajar mempunyai
hubungan signifikan dengan
prestasi belajar mahasiswa, hal
ini menunjukkan semakin tinggi
motivasi belajar mahasiwa
semakin meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa.
Kinerja dosen mempunyai
hubungan signifikan dengan
prestasi belajar mahasiswa, hal
ini menunjukkan semakin baik
kinerja dosen maka semakin
meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa.
Motivasi belajar dan kinerja
dosen hubungan signifikan
dengan prestasi belajar
commit to user Mahasiswa hendaknya
menyadari bahwa faktor penentu
keberhasilan belajar adalah
siswa itu sendiri, sehingga ia
harus bisa meningkatkan
motivasi belajarnya agar
memperoleh prestasi belajar
yang maksimal.
Instiusi hendaknya
memberikan penghargaan bagi
mahasiswa yang berprestasi
untuk menunjang motivasi
belajar mahasiswa serta
memberikan kesempatan bagi
dosen yang ingin menempuh
studi lanjut dalam rangka
meningkatkan kualitas diri agar
kinerja dosen semakin
meningkat.
Penelitian lanjutan perlu
melakukan penelitian lanjutan
dengan melakukan penelitian
mengenai faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa misalnya adalah
pengaruh teman sebaya,
lingkungan sekolah dan fasiltas
belajar atau dengan menambah
sampel penelitian.
Adeyele, JS and Yusuf, YS. 2012. Effect of Teaching Method, Choice of Discipline and Student- Lecturer Relationship on Academic Performance.
Vol.3, No.7, 2012 : 1-8
Christiana, IO. 2009. Influence of
Motivation on
Students’Academic Performance.
. Vol 4 No. 1. Pp: 30-38.
Djamarah, SB. 2006.
. Jakarta : Rineka Cipta.
Sardiman. AM. 2010.
. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sudjana. 2011.
. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Supriyadi, D. 2005.
. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Uyar, A. and Gungormus, AH. 2011. Factors Associated with Student Performance in Financial Accounting Course.
, Volume IV (2); 139-154.
commit to user Surakarta : Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Widoyoko, SEP dan Rinawati, A. 2012. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar
Siswa. ,
Juni Th. XXXI, No. 2 : 278 – 289.