• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan motivasi belajar dan kinerja dosen teknologi farmasi dengan prestasi belajar mahasiswa indarto jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan motivasi belajar dan kinerja dosen teknologi farmasi dengan prestasi belajar mahasiswa indarto jurnal"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user Indarto86@yahool.co.id

Background : The achievement of students is one important factor in student success

in the future. The achievement of students in higher education is generally measured

by the grade point average. The ability of students in higher education is also a

concern companies are often said to be the "end user" in the supply chain graduates

for the labor market

Purpose : The research objective was to knows the relationship of learning

motivation and lectures performance on learning achievement

Method :

This research is a quantitative observational study with cross sectional

approach. The study population was a student D'III study program Pharmacy Setia

Budi Unviersity Surakarta. A sample of 60 students with technique samples used

proportional stratified random sampling. Collected data used questionnaires,

observation and documentation. Analysis of data used multiple linear regression

using SPSS.

Result :

The results showed that learning motivation has a positive relationship on

student learning achievement, it shows higher learning motivation student so can be

improve the achievement of students. Lectures performance has a positive

relationship on student learning achievement, it shows the better lectures

performance can be improve learning achievement students. Learning motivation and

lectures performance relationship on student achievement simultoniusly.

Keywords: learning motivation, lectures performance, learning achievement.

Prestasi belajar mahasiswa

merupakan salah satu faktor

penting dalam kesuksesan

mahasiswa di masa depannya.

Prestasi belajar mahasiswa di

perguruan tinggi umumnya diukur

dengan Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK). Kemampuan mahasiswa dalam

perguruan tinggi juga menjadi

perhatian perusahaan yang sering

dikatakan sebagai " " dalam

rantai pasokan lulusan untuk pasar

tenaga kerja (Uyar dan Gungormus,

(2)

commit to user Terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar

baik yang berasal dari dalam diri

siswa maupun yang berasal dari luar

diri siswa itu sendiri. Sudjana (2011)

mengemukakan bahwa hasil belajar

yang dicapai siswa dipengaruhi oleh

dua faktor utama, yakni faktor yang

berasal dari dalam diri siswa dan

faktor yang datang dari luar diri

siswa atau faktor lingkungan. Faktor

yang datang dari diri siswa terutama

kemampuan yang dimilikinya. Di

samping faktor kemampuan yang

dimiliki siswa, juga terdapat faktor

lain motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, sosial ekonomi,

faktor fisik dan psikis.

Tinggi rendahnya motivasi

belajar selalu dijadikan indikator

baik buruknya prestasi belajar

seseorang peserta didik. Dengan

adanya motivasi, siswa akan

terdorong untuk belajar serta

menyenangi mata pelajaran tertentu

dengan senang hati mempelajari

mata pelajaran itu. Selain memiliki

bukunya, ringkasannya juga rapi

dan lengkap, serta siswa berusaha

mengerjakan tugas-tugas belajarnya

dengan sebaik mungkin. Siswa yang

termotivasi akan merasa butuh

terhadap ilmu pengetahuan

sehingga berusaha memenuhi

kebutuhan tersebut. Motivasilah

yang menjadi jantung dalam proses

pembelajaran. Sebab, bagaimanapun

tingginya kemampuan intelektual

siswa, materi yang diajarkan,

lengkapnya sarana dan prasarana

belajar, tetapi jika siswa tidak

termotivasi dalam belajar maka

proses pembelajaran tidak akan

berlangsung dengan optimal. Sesuai

dengan pendapat Sardiman (2010)

menjelaskan motivasi dapat

berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi belajar.

Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil

yang baik. Intensitas motivasi

seorang siswa akan sangat

menentukan tingkat pencapaian

prestasi belajarnya.

Faktor lain dalam

mempengaruhi keberhasilan

pendidikan, antara lain: guru

(dosen), siswa, sarana dan

prasarana, lingkungan pendidikan,

kurikulum. Dari beberapa faktor

tersebut, guru atau dosen dalam

kegiatan proses pembelajaran di

sekolah menempati kedudukan yang

sangat penting dan tanpa

(3)

commit to user lain, guru sebagi subjek pendidikan

sangat menentukan keberhasilan

pendidikan itu sendiri (Widoyoko

dan Rinawati, 2012).

Dosen harus mempunyai

beberapa kualifikasi yang diperlukan

bagi pelaksanaan profesinya,

mengingat profesi dosen berbeda

dengan profesi bidang yang lain.

Selain memerlukan ilmu

pengetahuan juga harus

menyampaikan ilmunya kepada

mahasiswa. Dengan tenaga dosen

yang mempunyai motivasi,

berkompeten dan berkualitas akan

memudahkan penyampaian ilmu

pengetahuan dan teknologi sehingga

apa yang disampaikan kepada

mahasiswa dapat diterima dan

dikembangkan sesuai dengan

kemampuan mahasiswa dengan

kajian bidang ilmu yang dipilihnya.

Disamping itu dosen juga harus

mempunyai komitmen yang tinggi

yang ditunjukkan dengan kehadiran

pada waktu kerja, juga mempunyai

rasa tanggung jawab terhadap ilmu

yang diberikan kepada mahasiswa

(Widoyoko dan Rinawati, 2012).

Beberapa hasil penelitian

terdahulu menunjukkan bahwa di

antara berbagai masukan ( )

yang menentukan mutu pendidikan

(yang ditunjukkan oleh prestasi

belajar siswa) sepertiganya

ditentukan oleh guru. Peranan guru

makin penting lagi di tengah

keterbatasan sarana dan prasarana

sebagaimana dialami oleh

negara-negara sedang berkembang.

Selengkapnya hasil studi itu adalah :

di 16 negara sedang berkembang,

guru memberi kontribusi terhadap

prestasi belajar sebesar 34%;

sedangkan manajemen 22%; waktu

belajar 18%; dan sarana fisik 26%. Di

13 negara industri, kontribusi guru

adalah 36%; manajemen 23%; waktu

belajar 22%; dan sarana fisik 19%

(Supriadi, 2005).

Hasil survei pendahuluan di

Program Studi S1 Farmasi di

Universitas Setia Budi Surakarta

melalui wawancara menunjukan

bahwa masih ada beberapa

mahasiswa memperoleh prestasi

belajar yang rendah, hal ini

disebabkan karena mahasiswa

merasa bahwa masih kurang

semangat belajarnya dan juga

metode pembelajaran dosen yang

beberapa masih ceramah sehingga

mahasiswa terkadang motivasi

belajarnya menurun untuk

(4)

commit to user

Tujuan umum dalam

penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan motivasi

kerja dan kinerja dosen dengan

prestasi belajar mahasiswa.

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantiatif observasional

dengan pendekatan

Populasi penelitian ini adalah

mahasiswa DIII program studi

Farmasi Universitas Setia Budi

Surakarta. Sampel sebanyak 60

mahasiswa dengan teknik sampel

. Alat pengumpul data

menggunakan kuesioner, observasi

dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan regresi linier

berganda dengan program SPSS.

Hasil deskripsi data variabel

penelitian dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel Min Mak

Rata-Rata

Stdev

Motivasi Belajar

33,00 50.00 42,48 3,95

Kinerja Dosen

35,00 57.00 47,08 4,89

Prestasi Belajar

2,90 3,89 3,34 0,29

Hasil statistik deskriptif

variabel motivasi belajar diperoleh

bahwa skor tertinggi = 50,0, skor

terendah = 33,0, = 42,48 dan

standar deviasi = 3,95. Variabel

kinerja dosen diketahui bahwa skor

tertinggi = 57, skor terendah = 35,

= 47,08 dan standar deviasi =

4,89. Hasil statistik deskriptif

diketahui bahwa skor tertinggi =

3,89, skor terendah = 2,90, =

3,34, dan standar deviasi = 0,29.

Hasil uji normalitas

menunjukkan bahwa nilai

yaitu sebesar 0,783 > 0,05 berarti

sebaran data terdistribusi normal.

Hasil uji multikolinearitas diketahui

bahwa nilai VIF < 10 dan nilai

tolerance > 0,10 berarti tidak terjadi

multikolonieritas atau hubungan

antar variabel bersifat independen.

Hasil uji linearitas diperoleh nilai

variabel bebas yaitu motivasi kerja

dan kinerja dosen mempunyai

hubungan yang linear terhadap

prestasi belajar karena nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05.

Hasil persamaan regresi linier

(5)

commit to user Tabel 4. Regresi Linier Ganda

Unstandardized

Coefficients Sig.

B t

(Constant) 1.237 3.193 .002

Motivasi kerja .028 3.165 .002

Kinerja dosen .019 2.699 .009

Koefisien regresi X1 adalah

(0,028), hasil ini menunjukkan

bahwa bahwa nilai koefisien regresi

variabel motivasi belajar bernilai

positif (0,028), hal ini berarti apabila

motivasi belajar meningkat sebesar

satu satuan maka prestasi belajar

mahasiswa juga meningkat sebesar

0,028 dengan asumsi kinerja dosen

dianggap tetap.

Koefisien regresi X2 adalah

(0,019), hasil ini menunjukkan

bahwa bahwa nilai koefisien regresi

variabel kinerja dosen bernilai

positif (0,019), hal ini berarti apabila

kinerja dosen semakin meningkat

sebesar satu satuan maka prestasi

belajar mahasiswa juga meningkat

sebesar 0,019 dengan asumsi

motivasi belajar dianggap tetap.

Hasil uji t variabel motivasi

kerja diperoleh nilai t hitung 3,165

dengan signifikansi 0,002 < 0,05. Hal

ini berarti bahwa motivasi belajar

mempunyai hubungan positif

dengan prestasi belajar mahasiswa

DIII program studi Farmasi

Universitas Setia Budi Surakarta.

Hasil uji t variabel kinerja

dosen diperoleh nilai t hitung 2,699

dengan signifikansi 0,009 < 0,05. Hal

ini berarti bahwa kinerja dosen

mempunyai hubungan positif

dengan prestasi belajar mahasiswa

DIII program studi Farmasi

Universitas Setia Budi Surakarta.

Hasil uji F dalam analisis

regresi linier berganda diperoleh

nilai F hitung sebesar 14,799

dengan 0,000 < 0,05

sehingga motivasi belajar dan

kinerja dosen mempunyai hubungan

secara bersama-sama dengan

prestasi belajar mahasiswa DIII

program studi Farmasi Universitas

Setia Budi Surakarta.

Hasil penelitian diperoleh nilai

variabel motivasi belajar dan kinerja

dosen mempunyai pengaruh

terhadap prestasi belajar mahasiswa

sebesar 31,9%, sedangkan sebesar

68,1% dipengaruhi oleh variabel lain

di luar model penelitian, misalnya

adalah pengaruh teman sebaya,

lingkungan sekolah dan fasilitas

belajar. Sumbangan efektif variabel

motivasi belajar terhadap prestasi

belajar mahasiswa sebesar 17,86%.

(6)

commit to user dosen terhadap prestasi belajar

mahasiswa sebesar 14,04%.

Sumbangan relatif variabel motivasi

belajar terhadap prestasi belajar

mahasiswa sebesar 56,0%.

Sumbangan relatif variabel kinerja

dosen terhadap prestasi belajar

mahasiswa sebesar 44,0%.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa motivasi belajar mempunyai

hubungan positif dengan prestasi

belajar mahasiswa (0,002 < 0,05), hal

ini menunjukkan semakin baik

motivasi belajar semakin

meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa.

Hasil penelitian ini mendukung

penelitian terdahulu dari Yuniarti

(2012) bahwa ada pengaruh motivasi

dengan prestasi belajar mahasiswa.

Wicaksi, (2010) dalam penelitiannya

menunjukkan ada hubungan

motivasi belajar dengan prestasi

belajar, Christiana (2009) bahwa

motivasi siswa sangat penting untuk

output yang lebih baik dalam

mengejar prestasi akademik dan

motivasi pelajar memiliki korelasi

positif yang tinggi dengan kinerja

akademik mereka.

Prestasi belajar mahasiwa

dipengaruhi dari dua faktor, yaitu

faktor yang berasal dari dalam diri

siswa maupun yang berasal dari luar

diri siswa itu sendiri. Sudjana (2011)

mengemukakan bahwa hasil belajar

yang dicapai siswa dipengaruhi oleh

dua faktor utama, yakni faktor yang

berasal dari dalam diri siswa dan

faktor yang datang dari luar diri

siswa atau faktor lingkungan. Faktor

yang datang dari diri siswa terutama

kemampuan yang dimilikinya. Di

samping faktor kemampuan yang

dimiliki siswa, juga terdapat faktor

lain motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, sosial ekonomi,

faktor fisik dan psikis.

Sardiman (2010) menjelaskan

motivasi dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian

prestasi belajar. Adanya motivasi

yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik.

Intensitas motivasi seorang siswa

akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasi belajarnya.

Motivasi belajar mahasiswa

DIII Farmasi merupakan

kecenderungan mahasiswa untuk

mencapai aktivitas akademis yang

(7)

commit to user mencoba untuk mendapatkan

keuntungan dari aktivitas tersebut

yaitu untuk mendapatkan prestasi

belajar yang baik. Prestasi akademik

mahasiswa tersebut berkaitan

dengan seberapa besar mahasiswa

memiliki keinginan yang kuat untuk

terlibat secara aktif dalam proses

belajar. Keinginan yang kuat serta

keterlibatan aktif dalam proses

belajar menunjukkan kadar atau

kondisi motivasi belajar yang

dimiliki mahasiswa. Motivasi

mahasiswa belajar secara sederhana

dikelompokkan menjadi dua

kategori, yaitu faktor internal yang

berasal dari dalam diri mahasiswa

sendiri misalnya adalah keinginan

kuat untuk maju dan eksternal yang

bisa berasal dari luar yaitu teman,

orang tua dan dosen.

Motivasi sangat terkait dalam

belajar, dengan motivasi inilah

mahasiswa menjadi tekun dalam

proses belajar, dengan motivasi juga

kualitas hasil belajar mahasiswa

kemungkinan dapat diwujudkan.

Mahasiswa yang dalam proses

belajar DIII Farmasi mempunyai

motivasi yang kuat dan jelas, pasti

akan tekun dan berhasil belajarnya.

Hal itu disebabkan karena ada tiga

fungsi motivasi yaitu, mendorong

manusia untuk berbuat dan

melakukan aktivitas, menentukan

arah perbuatannya, serta menyeleksi

perbuatannya, sehinga perbuatan

mahasiswa senantiasa selaras

dengan tujuan belajar yang akan

dicapainya. Demikian pula dengan

belajar bidang studi DIII Farmasi di

Universitas Setia Budi Surakarta.

Bagaimanapun sempurnanya metode

yang digunakan oleh dosen, namun

jika motivasi belajar mahasiswa

kurang atau tidak ada, maka

mahasiswa tidak akan belajar dan

akibatnya prestasi akademiknya pun

tidak akan tercapai.

Berdasarkan hal tersebut

maka implikasi manajerial dalam

rangka meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa melalui motivasi

belajar adalah dosen perlu

memberikan penghargaan dalam hal

ini adalah pemberian beasiswa bagi

mahasiswa yang berprestasi,

sehingga hal tersebut dapat

meningkatkan motivasi mahasiswa

untuk belajar.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kinerja dosen mempunyai

hubungan positif dengan prestasi

(8)

commit to user ini menunjukkan semakin baik

kinerja dosen semakin

meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa.

Hasil penelitian ini mendukung

penelitian terdahulu yaitu dari

Yuniarti (2012) dengan hasil ada

pengaruh kinerja dosen dengan

prestasi belajar mahasiswa dan

tidak ada pengaruh motivasi dan

kinerja dosen dengan prestasi

belajar mahasiswa. Penelitian

Setyawati (2010) menunjukkan

bahwa ada hubungan yang positif

kinerja dosen teori dengan prestasi

belajar. Adeyele and Yusuf (2012)

dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa dosen dan mahasiswa

berpengaruh pada kinerja akademik

mahasiswa.

Setiap proses belajar selalu

dimulai melalui persepsi, setelah

mahasiswa menerima stimulus dari

lingkungan belajarnya. Karenanya

persepsi dianggap sebagai tingkat

awal struktur kognitif seseorang.

Sekali mahasiswa mempunyai

persepsi keliru terhadap penyajian

materi oleh dosen, maka untuk

selanjutnya akan sukar mengubah

persepsi tadi, sehingga mahasiswa

akan memiliki struktur kognitif yang

salah. Oleh karena itu dosen

merupakan salah satu stimulasi

yang sangat besar pengaruhnya

dalam memotivasi peserta didik

untuk belajar. Kemampuan

merancang bahan ajar, dan perilaku

juga termasuk upaya pembelajaran

dalam menentukan prestasi belajar

mahasiswa.

Menurut Widoyoko dan

Rinawati (2012). Faktor dalam

mempengaruhi keberhasilan

pendidikan, antara lain adalah guru

(dosen), siswa, sarana dan

prasarana, lingkungan pendidikan,

kurikulum. Dari beberapa faktor

tersebut, guru atau dosen dalam

kegiatan proses pembelajaran

menempati kedudukan yang sangat

penting dan tanpa mengabaikan

faktor penunjang yang lain, guru

sebagi subjek pendidikan sangat

menentukan keberhasilan

pendidikan itu sendiri .

Dosen merupakan salah satu

komponen paling menentukan

dalam sistem pendidikan tinggi,

seperti diamanatkan dalam

Undang-undang Guru dan Dosen. Dalam

Pasal 45 Undang-undang No.

14/2005 disebutkan dosen wajib

memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, dan sertifikat pendidik.

(9)

commit to user dalam hal ini adalah dosen

memegang peran sentral dalam

peningkatan kualitas mahasiswa.

Keberadaan dosen yang profesional

di DIII Farmasi Universitas SEtia

Budi Surakarta diharapkan akan

mendorong terjadinya peningkatan

keterampilan lulusan dan

memberikan perbaikan kualitas

pendidikan. Dosen juga diharapkan

mampu menghasilkan mahasiswa

yang berprestasi sehingga

memberikan mutu pendidikan yang

baik.

Tugas utama dosen adalah

sebagai pendidikan. Sebagai

pendidik, dosen mengemban tugas

dan tanggung jawab untuk mendidik

mahasiswa menjadi individu yang

memiliki kemampuan dan

kecakapan yang berguna bagi

kehidupannya dan diperlukan untuk

memasuki dunia kerja, melalui

kemampuannya mengajar berbagai

ilmu pengetahuan dan keterampilan,

disamping tanggung jawab dalam

bentuk sikap dan perilaku yang

benar dan tidak benar dalam

bertindak melalui sifat

ketauladannya sebagai manusia

yang bermoral. Tugas dan tanggung

jawab dosen adalah

kepada mahasiswa.

Berdasarkan hal tersebut

maka implikasi manajerial dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa melalui kinerja dosen

adalah pihak universitas perlu

memberikan kesempatan kepada

dosen untuk menempuh studi

lanjutan dalam upaya meningkatkan

kinerja dosen

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa nilai F hitung sebesar 14,799

dengan 0,000 < 0,05

sehingga motivasi belajar dan

kinerja dosen mempunyai hubungan

secara bersama-sama dengan

prestasi belajar mahasiswa DIII

program studi Farmasi Universitas

Setia Budi Surakarta dengan nilai

koefisien determinasi sebesar 0,319,

yang artinya bahwa variabel

motivasi belajar dan kinerja dosen

mempunyai pengaruh terhadap

prestasi belajar mahasiswa sebesar

31,9%, sedangkan sebesar 68,1%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar

model penelitian, misalnya pengaruh

teman sebaya, lingkungan sekolah

dan fasilitas belajar.

Berdasarkan hal tersebut maka

(10)

commit to user dorongan dari dalam diri siswa dan

persepsi pada kinerja dosen

merupakan faktor pendorong dari

luar diri siswa dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar. Hasil

penelitian Wicaksi, D (2010) bahwa

ada hubungan persepsi mahasiswa

tentang kinerja dosen dan motivasi

belajar dengan prestasi prestasi

belajar.

Prestasi belajar mahaswa

merupakan hasil yang diperoleh dari

proses belajar mengajar. Prestasi

belajar siswa adalah perubahan

dalam hal kecakapan tingkah laku

ataupun kemampuan yang dapat

bertambah selama beberapa waktu

dan tidak disebabkan oleh proses

pertumbuhan, tetapi adanya situasi

belajar, perwujudan dalam bentuk

hasil proses belajar tersebut dapat

berupa pemecahan lisan atau

tulisan, dan ketrampilan serta

pemecahan masalah yang langsung

dapat diukur atau dinilai dengan

menggunakan tes-tes yang

berstandar (Djamarah, 2006).

Djamarah (2006)

mengungkapkan bahwa terdapat

faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, yaitu dari pihak

siswa, terdiri dari faktor psikis

intelektual, yang meliputi taraf

intelegensi, meliputi motivasi

belajar, sikap perasaan, minat,

kondisi akibat keadaan sosiokultural

atau ekonomi dan dari luar siswa

antara lain kurikulum pengajaran,

disiplin sekolah,

, fasilitas belajar dan

pengelompokan siswa, sistem sosial,

status sosial dan interaksi guru dan

siswa serta keadaan politik

ekonomis, keadaan waktu dan

tempat serta musim iklim.

Motivasi belajar mempunyai

hubungan signifikan dengan

prestasi belajar mahasiswa, hal

ini menunjukkan semakin tinggi

motivasi belajar mahasiwa

semakin meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa.

Kinerja dosen mempunyai

hubungan signifikan dengan

prestasi belajar mahasiswa, hal

ini menunjukkan semakin baik

kinerja dosen maka semakin

meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa.

Motivasi belajar dan kinerja

dosen hubungan signifikan

dengan prestasi belajar

(11)

commit to user Mahasiswa hendaknya

menyadari bahwa faktor penentu

keberhasilan belajar adalah

siswa itu sendiri, sehingga ia

harus bisa meningkatkan

motivasi belajarnya agar

memperoleh prestasi belajar

yang maksimal.

Instiusi hendaknya

memberikan penghargaan bagi

mahasiswa yang berprestasi

untuk menunjang motivasi

belajar mahasiswa serta

memberikan kesempatan bagi

dosen yang ingin menempuh

studi lanjut dalam rangka

meningkatkan kualitas diri agar

kinerja dosen semakin

meningkat.

Penelitian lanjutan perlu

melakukan penelitian lanjutan

dengan melakukan penelitian

mengenai faktor lain yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar

mahasiswa misalnya adalah

pengaruh teman sebaya,

lingkungan sekolah dan fasiltas

belajar atau dengan menambah

sampel penelitian.

Adeyele, JS and Yusuf, YS. 2012. Effect of Teaching Method, Choice of Discipline and Student- Lecturer Relationship on Academic Performance.

Vol.3, No.7, 2012 : 1-8

Christiana, IO. 2009. Influence of

Motivation on

Students’Academic Performance.

. Vol 4 No. 1. Pp: 30-38.

Djamarah, SB. 2006.

. Jakarta : Rineka Cipta.

Sardiman. AM. 2010.

. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2011.

. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Supriyadi, D. 2005.

. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Uyar, A. and Gungormus, AH. 2011. Factors Associated with Student Performance in Financial Accounting Course.

, Volume IV (2); 139-154.

(12)

commit to user Surakarta : Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Widoyoko, SEP dan Rinawati, A. 2012. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar

Siswa. ,

Juni Th. XXXI, No. 2 : 278 – 289.

Gambar

Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

peningkatan jalan atau pengaturan lalu-lintas. 8) Penentuan rute yang efisien untuk arus lalu-lintas. 9) Untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi kemacetan lalu-lintas. 10) Untuk studi

The total flash rates for storms verified to be severe are found to exceed 60 fpm, with some values reaching 500 fpm. Similar to earlier results for thunderstorm microbursts, the

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

The convective charging mechanism of thunderclouds is based on the vertical transport of space charge generated by corona from ground irregularities under the influence of the

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia,

The purpose of this study is to investigate the dispersion of charges generated by the gasoline engines of vehicles running on a highway and its effect on the electrical environment

13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 mengenai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum”, bank tidak diwajibkan membentuk penghapusan aktiva (PPA) untuk

Sikap spesifik yang dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap sosial yang dinyatakan dengan cara berulang-ulang pada kegiatan yang sama atau lebih lazimnya