• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERAN TUTOR DALAM MENINGKATKAN

KREATIVITAS ANAK MELALUI PEMANFAATAN

ALAT PERMAINAN EDUKATIF

(Studi Kasus di Lingkungan KOBER Kartika Padalarang Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Luar Sekolah

Konsentrasi PAUD

Oleh :

Oleh : Rindu Nursifah 1107563

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERAN TUTOR DALAM MENINGKATKAN

KREATIVITAS ANAK MELALUI PEMANFAATAN

ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Oleh

Rindu Nursifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rindu Nursifah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

(4)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRAK

Rindu Nursifah : Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat.

Penyelenggaraan Pendidikan anak usia dini di Negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis masyarakat (community based education), akan tetapi gerakan untuk menggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru muncul beberapa tahun terakhir. Hal ini memenuhi komitment internasional pendidikan untuk semua mengenai pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, membangun masa depan anak-anak dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pendidikan anak sejak usia dini tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, namun lebih jauh lagi ditunjukan untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psisosial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi pada lembaga pendidikan. Oleh karenanya dibutuhkanlah Alat Permainan Edukatif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan data tentang peran tutor dalam proses pemanfaatan alat pemainan edukatif di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat; mengungkapkan data tentang pemanfaatkan APE dalam proses pembelajaran di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat dan; mengungkapkan data tentang kreativitas anak setelah menggunakan alat permainan edukatif di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

Metode penelitian atau jenis design penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus (case study), yakni penelitian yang terfokus pada kasus yang diteliti. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi partisipatif, dokumentasi, angket, dan wawancara, serta post test.

Hasil penelitian tentang peran tutor dalam meningkatkan kreativitas anak sudah memiliki peran dan fungsinya masing-masing dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan kedudukan dan tugasnya yang telah ditetapkan, sedangkan jika diukur dengan standar pendidikan anak usia dini diperoleh data mengenai standar akademik tutor, hanya baru 2 tutor yang sudah memenuhi kriteria ideal dalam penggunaan alat permainan edukatif. Pemanfaatan APE di Kober Kartika

X-4 Padalarang termasuk kategori “Cukup”, sekalipun belum memenuhi standar

yang ditetapkan Kementerian Pendidikan, seperti adanya Kelengkapan APE dalam dan adanya APE luar. Sedangkan terkait dengan Kreativitas anak setelah pembelajaran dengan APE sudah terlihat perkembangannya, ada 1 anak didik yang memiliki daya kreativitas tinggi, dan sisanya sedang, tidak ada anak didik yang memiliki kreativitas rendah. Diharapkan untuk tutor untuk lebih meningkatkan lagi kompetensi dan kemampuan dalam mengolah Alat Permainan Edukatif (APE). Hendaknya pemanfaatan alat pemainan edukatif dalam proses pembelajaran lebih dimaksimalkan dan lebih inovativ. Diharapkan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan APE dapat meningkatkan kreativitas anak. Supaya anak didik dapat memiliki tingkat kreativitas yang tinggi.

(5)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Abstrac

Implementation of early childhood education in developed countries as a form of long-standing community-based education (community based education), but the movement to promote education in Indonesia is emerging in recent years. It meets the international commitment to all about the importance of education for early childhood education in preparing the complete Indonesian man, constructing the future of children and the Indonesian society. Education of children from an early age not only serves to provide learning experiences to children, but further shown to optimize brain development of children. Early childhood education is fitting also covers the whole process of stimulation psisosial and not limited to the learning process that occurs in educational institutions. Therefore dibutuhkanlah Tools Educational Games.

Research methods or types of research design developed in this study is a qualitative research study (case study), the research focused on the cases studied. While data collection techniques used are used participant observation, documentation, questionnaires, and interviews, as well as the post-test. Results of research on the role of tutors in improving a child's creativity own roles and functions of each in a responsible manner in accordance with the position and the duties that have been assigned, whereas if measured by the standard of early childhood education obtained data regarding academic standards tutor, new only 2 tutors which already meets the ideal criteria for the use of the tools of educational games. Utilization of APE in Kober Kartika X-4 Padalarang including the category "Enough", though not meet the standards set by the Ministry of Education, as their completeness and presence APE APE in the outside. While associated with Creativity child after learning the APE has seen its development, there is one of the students who have high creativity, and the rest were, none of the students who have low creativity. Expected to tutor to further enhance the competence and ability to process Educational Gaming Equipment (APE). Should use the game due educational tool in the learning process more and more inovativ maximized. Expected after the learning process by using the APE can enhance the creativity of children. So that students can have a high degree of creativity.

(6)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduiv DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………... B. Rumusan Masalah Penelitian ... 1. Identifikasi Masalah ... 2. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ………... D. Manfaat Penelitian ..………... E. Struktur Organisasi Skripsi ... 1

2. Peranan Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas

Anak ...

B. Kreativitas ...

1. Pengertian Kreativitas ...

2. Ciri-Ciri Kreativitas ...

C. Alat Permainan Edukatif ...

1. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE) ...

2. Fungsi Alat Permainan Edukatif ...

(7)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduv

D. Tinjauan Pembelajaran Anak di TK ...

1. Konsep Pembelajaran Anak Usia Dini ...

2. Proses Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak ...

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran di TK/PAUD ...

4. Metode Pembelajaran di TK/PAUD ...

5. Kurikulum Pembelajaran Anak di TK/PAUD ...

E. Perkembangan Bermain Anak ... 1. Pengertian Perkembangan Bermain Anak ...

2. Tahap Perkembangan Kognitif Anak ... 17

A. Metode dan Desain Penelitian ...

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ...

(8)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduvi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Teknik pengumpulan Data 32

Tabel 4.1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Kartika 38

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana PAUD Kartika 40

Tabel 4.3 Data APE dalam dan APE Luar PAUD Kartika 45

Tabel 4.4 Kriterian Penilaian Observasi Kemampuan Motorik Anak 47

Tabel 4.5 Kemampuan Motorik halus 49

Tabel 4.6 Kategori Kreativitas 50

Tabel 4.7 Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Kartika 57

Tabel 4.8 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Khusus

Untuk Anak Usia 4-5 Tahun dan 5-6 Tahun Permen Diknas

(9)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Gambaran Sarana dan Prasarana Kober Kartika X-4 40

Gambar 4.2 APE daur ulang barang bekas dari bungkus pasta gigi

bertemakan Aku

42

Gambar 4.3 APE daur ulang barang bekas bertema Rumah Adat 43

(10)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduviii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi, dan pedoman Angket beserta Wawancara

Lampiran 2 Sk Bimbingan

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Lembaga

Lampiran 4 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari PAUD

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi

(11)

1

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Belajar sepanjang hayat merupakan proses pembelajaran yang lahir sejak

manusia itu terlahir mulai dari pangkuan ibunya hingga kembali ke pangkuan

ilahi. Pendidikan disini yang dimaksud adalah pendidikan anak usia dini yang dewasa ini mulai gencar digalakkan oleh pemerintah Indonesia yang mengacu

pada peraturan kementerian pendidikan nasional melalui UU Sisdiknas No 20

tahun 2003.

Pendidikan Anak Usia dini bertujuan untuk menggali dan

mengembangkan potensi anak sejak dini. Supaya menjadi manusia seutuhnya dan

mengenalkan norma-norma yang ada melalui pengalamannnya dalam proses

belajar mengajar melalui bermain, dan agar memiliki kemampuan

keterampilan-keterampilan yang dimilikinya demi bekal di kehidupan masyarakat kelak.

Fungsi lain dari pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan

secara optimal otak yang dimiliki anak, karena pada masa-masa itu merupakan

masa golden age, sehingga memerlukan stimulus yang tidak hanya terbatas pada

proses pembelajaran di kelas, akan tetapi mencakup aspek di lingkungan juga atau

sekitar lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri.

Sebagaimana hasil dari pertemuan Dakkar tahun 2000 telah

mendeklarasikan enam target pencapaian untuk pendidikan diantaranya : 1)

memperluas dan memperbaiki keeluruhan perawatan dan pendidikan anak usia

dini, 2) menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak

perempuan dalam keadaan yang sulit termasuk etnik minoritas mempunyai akses

dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas yang

baik, 3) menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang

dewasa terpenuhi melalui akses yang adil pada program keterampilan hidup, 4)

perbaikan mencapai 50% bagi kaum perempuan, 5) menhapus disparatis gender di

(12)

2

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan. (Murtadlo, 2004, hlm. 14. Diakses di http: //www. jogja bangkit

kembali news.com tersedia di diknaspolman. blogspot. com)

Guru harus memiliki kreativitas di dalam proses pembelajaran terutama

pada tingkat pendidikan anak usia dini karena hal tersebut merupakan perna

penting bagi guru dalam meningkatkan mutu kualitas siswanya. Kreativitas

menurut Semiawan (2009, hlm. 44) “adalah memodifikasi sesuatu produk yang

sudah jadi menjadi suatu yang baru. Atau terdapat konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.

Menurut Munandar (2009, hlm.12), mengemukakan bahwa kreativitas

adalah: “Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan

untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu

di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat’.

Dalam hal ini kaitannya dengan guru dan kreativitasnya, guru harus

mampu menciptakan hal atau sesuatu yang baru atau benar-benar baru ketika

proses pembelajaran. Atau sesuatu yang orisinil (asli ciptaan sendiri), atau

dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga

menghasilkan bentuk baru. Oleh karena itu untuk menunjang proses belajar

dalam kegiatan belajar mengajar maka diperlukan kreativitas guru dalam

menyajikan proses belajar mengajar terkait dengan metode, media dan cara-cara

penanganan anak didik yang memiliki masalah. Seperti contoh untuk

mendukung kegiatan belajar mengajar guru yang kreatif dituntut untuk

membuat media pembelajaran baik berupa alat peraga yang serba guna dengan

tujuan agar pembelajaran lebih menraik dan dapat mengembangkan secara

optimal perkembangan otak anak didik. Perlu adanya peningkatan kualitas guru

dalam pemahaman tentang anak didik dan perkembangannya, dengan maksud

untuk menganalisa anak didik yang mengalami kesulitan dalam belajar sampai

dimana tingkat kesulitannya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian tutor

bagi pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan, merencanakan dan

menerapkan pemanfaatannya dalam penggunaan media ajar seperti Alat

(13)

3

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain peran guru orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting

seperti yang diungkapkan oleh Starko (2010, hlm. 17) “Over 30 years’ research

has proven beyond dispute the positive connection between parent involvement

and student success. Effectively engaging parents and families in the education of

their children has the potential to be far more transformational than any other

type of educational reform (Lebih dari 30 tahun penelitian in 'telah membuktikan

terdapat hubungan positif antara keterlibatan orang tua dan keberhasilan siswa. Efektifitas melibatkan orang tua dan keluarga dalam pendidikan anak-anak

mereka memiliki potensi untuk menjadi jauh lebih transformasional daripada jenis

lain dari reformasi pendidikan."

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 bagian 14 Pendidikan anak usia dini adalah suatu

upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkemban gan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (dalam Visimedia,

2005, hlm 11).

Selanjutnya ada lima point tentang Pendidikan Anak Usia Dini yang

dicantumkan pada Bab IV bagian ketujuh tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (1) pendidikan anak usia dini

diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia dini

dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau

informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk

taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk

kelompok bermain (KOBER), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang

sederajat. (5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan dalam Visimedia, 2005, hlm 11).

Para ahli psikoanalisa berkeyakinan bahwa lingkungan memberi peran

(14)

4

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan anak secara optimal. Anak yang tidak mendapat lingkungan baik

untuk merangsang pertumbuhan otak, misalnya jarang disentuh, jarang diajak

bermain, jarang diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya akan lebih

kecil 20%-30% dari ukuran normal seusianya. (Fendik Setyawan, 2013, hlm. 1 di

akses di www.imadiklus.com, tanggal :13 September 2014).

Di dalam otak memiliki tiga fungsi yang disebut tiga dalam satu otak

(three in one brain) Paul Maclean (Fendik Setyawan, 2013, hlm. 1) yaitu batang otak, limbik dan kortek. Hubungan ketiganya dalam pendidikan adalah bahwa jika

anak dalam merasa terancam, Maka batang otak akan bereaksi melawan atau

menghindar, namun apabila anak merasa nyaman dan diterima maka system

limbiknya (emosi) terbuka maka pengetahuan dalam hal ini topi berfikir (korteks)

akan mudah mendapatkan pengetahuan dan seorang anak dapat berfikir. Hasil penelitian mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia

0-4 tahun mencapai 50 %, hingga usia 8 tahun mencapai 80 %, sehingga para ahli

menyebut periode perkembangan masa kanak-kanak sebagai masa emas (golden

age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Oleh

sebab itu pada usia 3-6 tahun merupakan periode terpenting untuk merangsang

pertumbuhan otak anak melalui penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE)’.

Berdasarkan observasi awal, fenomena yang terjadi di lingkungan

pendidikan anak usia dini (PAUD) banyak ditemukan bahwa rendahnya

pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) dan kreatifitas guru dalam proses

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat terlaksana tanpa APE, dan

aspek-aspek sarta kecerdasan-kecerdasan yang ada pada diri anak pun dapat

berkembang, misalnya dengan permainan ataupun memanfaatkan alam.

Aspek perkembangan anak dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, apabila ditunjang oleh media pembelajaran dalam hal ini APE.

Karena dunia anak-anak penuh dengan imajinasi dan permainan, oleh karena itu

salah satu yang berperan penting dalam hal ini adalah lembaga pendidikan usia

dini, oleh sebab itu lembaga PAUD harus memiliki sarana dan prasarana yang

(15)

5

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengoptimalkan sebagai suatu lembaga dalam menumbuh kembangkan

perkembangan otak anak sejak dini.

Lebih jauh Nursalam (2005, hlm. 17) menyatakan bahwa : “Pengaruh alat permainan edukatif terhadap aspek perkembangan sebelum dan sesudah perlakuan adalah pengembangan aspek fisik melalui kegiatan yang dapat merangsang pertumbuhan fisik anak (motorik kasar dan motorik halus), aspek bahasa melatih berbicara dengan menggunakan kalimat yang benar, aspek sosial dilakukan dengan cara berhubungan/berinteraksi dengan orang tua, keluarga, saudara dan masyarakat. Perkembangan menandai maturitas dari organ-organ dan sistem-sistem, perolehan ketrampilan, kemampuan yang lebih siap untuk beradaptasi terhadap stres dan kemampuan untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan kreativitas anak”.

Penilaian Tumbuh Kembang anak dideteksi dengan menggunakan

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang disesuaikan dengan usia

anak. Apabila dideteksi perkembangan anak hasilnya sesuai dengan usia

perkembangan berarti anak berhasil menyesuaikan diri dengan tahap

perkembangan secara normal, dan jika dideteksi diperoleh keterlambatan

(meragukan) dan penyimpangan pada perkembangan anak, maka diberikan

intervensi stimulasi alat permainan edukatif selama 2 minggu per 3-4 jam setiap

hari (DepKes RI, 2006)

Dalam mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini peran orang tua dan

masyarakat sangat dibutuhkan artinya pendidikan itu tidak hanya dibebankan pada

lembaga pendidikan tertentu saja. Karena kita ketahui bahwa pendidikan utama

adalah pendidikan informal yaitu pendidikan dalam lingkungan terdekat yakni

keluarga. Peran orang tua dalam keluarga merupakan tingkat pertama dalam dunia

pendidikan, karena orang tua merupakan orang yang pertama kali paham terhadap

anak-anak. Dalam keluarga inilah yang nantinya melahirkan

kepribadian-kepribadian anak-anak baik atau buruk tergantung pada pendidikan keluarganya.

Selain perkembangan kepribadian perubahan yang menjadi hal penting

adalah kreativitas anak. Menurut Semiawan (2009, hlm. 44) “kreativitas adalah

modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain,

(16)

6

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Utami Munandar (2009, hlm. 12) mengemukakan bahwa:

“Kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.

Creativitas is the process by which each person uses his/her own creative

ability in a given situation to achieve a desired result. The word process entails a

sequence of actions, steps, or activities that are necessary to help achieve this

desired result. (Kreativitas adalah proses dimana setiap orang menggunakan atau

kemampuan kreatif sendirinya dalam situasi tertentu untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Proses Kata memerlukan urutan tindakan, langkah-langkah, atau

kegiatan yang diperlukan untuk membantu mencapai hasil ini diinginkan) (Starko,

2010, hlm. 17)

Supaya keluarga dan lembaga pendidikan tidak melakukan kesalahan

dalam mendidik anak-anakya, maka mesti terjalin hubungan dan kerja sama antara

orang tua dengan pihak lembaga. Keluarga mendidik anaknya di rumah,

sedangkan lembaga pendidikan melakukan tugas mendidik anak dilembaga. Agar

proses pendidikan yang dilakukan dilembaga sejalan dengan pendidikan dirumah

maka perlu adanya kerja sama yang baik antara orang tua anak dengan pihak

lembaga pendidikan. Oleh karenanya keduanya harus berada dalam suatu rel agar

dapat seiring, sejalan, seirama dalam memperlakukan anak sehari-hari sesuai

dengan kesepakatan bersama. Apabila anak di didik hanya berdasarkan kemauan

salah satu pihak maka kemungkinan proses pendidikan tidak akan berjalan dengan

baik bahkan mungkin dapat mengganggu perkembangan anak.(Achmad Rafiq,

2014 dalam tribunnews.com. diakses pada hari Jum’at, 23 Oktober 2014).

Mencermati permasalahan tersebut, peneliti menyimpulkan dan

bermaksud untuk meneliti tentang “Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas

Anak Melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) di lingkungan

(17)

7

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Merujuk pada permasalahan tersebut di atas maka peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahannya diantaranya sebagai berikut :

a. Tutor masih kurang optimal menerapkan permainan edukatif dalam

pembelajaran.

b. Pembelajaran yang dilakukan di lembaga PAUD sama seperti pembelajaran SD sehingga kurang menarik dan kurang menyenangkan

bagi anak.

c. Pembelajaran tidak sesuai dengan dokumen rencana pembelajaran yang

jelas sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan kurang berjalan

dengan hasil yang maksimal.

d. Pembelajaran berjalan sebagaimana adanya dan apa yang teringat saat

dimulai pembelajaran.

e. Pekerjaan tutor hanya sebagai pengisi waktu luang dan kosong

sehingga komitmen terhadap tugas kurang maksimal.

f. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar tutor PAUD tentang teori

dan konsep pembelajaran anak usia dini yang baik dan benar karena

kebanyakan tutor latar belakang pendidikannya kurang relevan.

g. Keberadaan sarana-prasarana pembelajaran yang ada di lembaga PAUD

sudah perlu diupgrade, sementara dana dari masyarakat atau pemerintah

untuk itu sangat kurang bahkan tidak.

h. Pengalaman, wawasan dan kemampuan tutor PAUD dalam menerapkan

model pembelajaran melalui permainan edukatif, khususnya permainan

edukatif relative terbatas, sehingga frekuensi pembelajaran yang

menerapkan alat permainan edukatif daur ulang barang bekas dan

lingkungan masih relative rendah.

i. Pembelajaran yang diakukan tutor kurang menarik, sehingga membuat

peserta didik merasa kurang senang, dan hal ini disebabkan

(18)

8

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti merumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

a. Bagaimana peran tutor dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

alat pemainan edukatif di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten

Bandung Barat ?

b. Bagaimana pemanfaatan alat pemainan edukatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan aspek perkembangan anak di Kober

Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat?

c. Bagaimana kreativitas anak setelah menggunakan alat permainan edukatif

di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan jawaban terhadap rumusan

masalah di atas. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk mendeskripsikan

sebagai berikut :

1. Mengungkapkan data tentang peran tutor dalam proses pemanfaatan alat

pemainan edukatif di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung

Barat.

2. Mengungkapkan data tentang pemanfaatkan APE dalam proses pembelajaran

di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

3. Mengungkapkan data tentang kreativitas anak setelah menggunakan alat

permainan edukatif di Kober Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung

Barat.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

untuk meningkatkan memanfaatkan APE dan lingkungan untuk meningkatkan

(19)

9

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi tutor

1) Dapat mengetahui pengaruh APE dalam meningkatkan aspek perkembangan

anak dan mengetahui kreativitas tutor dalam mengajar.

2) Memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan

aspek perkembangan anak usia dini.

b. Bagi penulis sendiri diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai cara mengembangkan aspek perkembangan anak, khususnya

dengan alat permainan edukatif.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Secara garis besar uraian skripsi ini dibagi lima bab yang terdiri dari :

Bab I Pendahuluan, merupakan uraian mengenai latar belakang penelitian;

rumusan masalah penelitian; tujuan penelitian; manfaat/signifikansi penelitian;

Struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, merupakan konteks yang jelas terkait

konsep-konsep, teori-teori yang mengambarkan tentang permasalahan yang akan

dikembangkan terkait dengan kreativitas, pendidikan anak usia dini, dan

kompetensi pendidik dn tenaga kependidikan anak usia dini.

Bab III Metode Penelitian, bagian ini merupakan bagian yang prosedural

yang terdiri dari : Desain penelitian, Partisipan dan tempat penelitian,

pengumpulan data, analisis data, Isu etik.

BAB IV Temuan dan Pembahasan, yang di dalamnya mengulas

mengenai hasil temuan di Kober Kartika X-4 Padalarang.

BAB V Simpulan dan Rekomendasi, simpulan, dan rekomendasi, yang

menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian

sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian

(20)

31

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Kualitatif menurut Sugiyono (2008, hlm.283) adalah “pemecahan masalah yang

bersifat sementara relatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.”

Sedangkan design penelitiannya dengan studi kasus (case study), yakni

penelitian yang terfokus pada kasus yang diteliti, Slameto (2003, hlm. 30) studi

kasus adalah “sebuah metode penelitian untuk memperoleh suatu gambaran rinci

mengenai aspek-aspek psikologi seorang siswa atau kelompok siswa tertentu”.

Menurut pengertian di atas, penelitian studi kasus adalah sebuah metode

penelitian yang secara khusus menyelidiki fenomena kontemporer yang terdapat

dalam konteks kehidupan nyata, yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara

fenomena dan konteksnya belum jelas, dengan menggunakan berbagai sumber

data.

B. Partisipan dan tempat penelitian

Partisipan dalam penelitian ini peserta didik KOBER Kartika X-4

Padalarang, tutor, Kepala Sekolah dan pengelola Kober Kartika X-4, sedangkan

yang dijadikan tempat penelitian adalah Kober Kartika X-4 PUSDIKKAV

Padalarang. Mengingat Kober Kartika X-4 adalah PAUD yang dapat mewakili

PAUD-PAUD yang ada di kecamatan Padalarang dengan fasilitas yang cukup,

kemudian karena keterbatasan waktu dan biaya peneliti untuk melakukan

penelitian ditiap TK atau PAUD yang ada di kecamatan Padalarang. Dengan

alasan tersebut peneliti mengambil sampel di Kober Kartika X-4.

C. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan berupa data peran dan kreativitas tutor, pemanfaatan

APE, Aspek perkembangan Kreatvitas anak didik. Pengumpulan data dapat dilihat

(21)

32

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 3.1

Anak Pemanfaatan APE Observasi

Wawancara

Untuk mengumpulkan data tentunya memerlukan sebuah alat yang

dinamakan instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test,

observasi dan wawancara. Tes digunakan utuk mengukur tingkat kreativitas anak

melalui serangkaian latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

(Subana, Moersetyo, Sudrajat, 2000, hlm. 23), obeservasi digunakan untuk

melihat dan mengumpulkan data ketika proses pembelajaran berlangsung.

Wawancara adalah instrumen untuk memperoleh data langsung dari

sumbernya(Subana, Moersetyo, Sudrajat, 2000, hlm. 29) dimaksudkan untuk

mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penggunaan Alat Permainan

Edkatif dalam meningkatkan kreativitas anak.

D. Analisis Data

Data kualitatif adalah data berupa mutu Sutrisno Hadi (2004). Data

kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitan ini berupa catatan lapangan dan

dokumen tugas siswa dari hasil pelaksanaan pembelajaran melalui APE.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran, maka penulis mencoba menjelaskan

(22)

33

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas

Menurut Soekanto (2002, hlm. 243) “peran adalah aspek dinamisasi

kedudukan, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.”

Tutor adalah pendidik anak usia dini yang profesional dan bertugas

merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil

pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik.(dalam Permen Diknas No. 58 Tahun 2009, hlm. 12)

Standar tutor PAUD menurut Permen Diknas Nomor 58 Tahun 2009 di

antaranya harus memenuhi : standar paedagogik, standar kepribadian, standar

sosial, standar profesional.

Jadi peran tutor dalam penelitian ini adalah tugas utama seorang tutor

dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil

pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan

anak didik.

2. Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat permainan Edikatif (APE) adalah permainan yang sengaja dirancang

secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Menurut Mayke Sugianto. T (dalam

Badru Zaman, dkk, 2007, hlm. 63) berpendapat bahwa permainan edukatif adalah

semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman

pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan

tradisional dan moderen yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran Atas

dasar pengertian itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau

menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan

dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif karena

permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif.

Alat Permainan edukatif (APE) dalam penelitian ini adalah alat peraga

yang dipergunakan dalam proses pembelajaran yang digunakan di lembaga PAUD

untuk merangsang dan mengembangakan kemampuan kreativitas anak didik atau

untuk mendorong supaya anak tidak cepat jenuh dalam mengikuti proses

(23)

34

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kreativitas

Kreativitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreatif didefenisikan

sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru. Pada intinya

pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu

yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri

aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan

hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya, ada banyak pengertian kreativitas, misalnya ada yang

mengartikan kreativitas sebagai upaya melakukan aktivitas baru dan

mengagumkan. Di lain pihak, ada yang menganggap bahwa kreativitas adalah

menciptakan inovasi baru yang mencengangkan.

Kreativitas dalam penelitian ini adalah keterampilan tutor dalam

pembuatan APE dari bahan yang mudah didapat atau bahan bekas untuk

dimanfaatkan sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran dan kreativitas

peserta didik dalam penelitian ini adalah hasil kreativitas dalam dan setelah proses

belajar dengan APE.

4. Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Permen Diknas Nomor 58 Tahun 2009 standar pencapaian

perkembangan anak usia dini meliputi : Aspek nilai-nilai agama dan moral, aspek

fisik (motorik halus dan motorik kasar, kesehatan fisik), kognitif (pengetahuan

umum dan sains, konsep bentuk, warna dan ukuran, bilangan dan lambang

bilangan serta huruf), aspek bahasa, sosial emosional.

Perkembangan anak usia dini dalam penelitian ini adalah aspek fisik

berupa motorik halus dan kasar, aspek kognitif berupa konsep bentuk, warna dan

ukuran dengan memberikan beberapa alat ukur berupa tes gambar dan sebagainya.

Adapun aspek sosial emosional berupa perkembangan anak didik ketika

(24)

71

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

1. Peran tutor dalam proses pembelajaran dengan mengunakan APE di Kober

Kartika X-4 sudah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Melalui

kompetensi pedagogik-kepribadian-profesi dan sosial, tutor PAUD Kartika sebagian mampu menggunakan alat pemainan edukatif dalam upaya

melakukan stimulasi dan tumbuh-kembang peserta didik secara meningkat

dan berkelanjutan sehingga memberikan pengaruh positif pada peserta didik

walaupun dari hasil penelitian baru 2 pendidik yang telah memenuhi

persyaratan ideal. Akan tetapi, sekalipun memiliki keterbatasan dalam jumlah

dan kualitas APE yang dipergunakan tutor dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan APE tidak sedikitpun berkurang. Bahkan, secara

profesional peran tutor di PAUD Kartika telah memenuhi standar pelayanan.

2. Pemanfaatan alat pemainan edukatif dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan aspek perkembangan anak di PAUD Kartika termasuk kategori

baik. Alat Permainan Edukatif PAUD Kartika menggunakan produk masal

maupun kreasi tutor diantaranya terdapat APE dalam yang dalam

penggunaannya disesuaikan dnegan tumbuhkembang anak dan kebtuuhan

pendidikan. APE luar sesuai pertimbangan akademis dibuat sesuai ketentuan

aman, nyaman dan mendidik yang tidak membahayakan bagi anak dalam

ruang yang cukup memadai. Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif juga

sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, walaupun belum sepenuhnya

memenuhi standar nasional seperti yang tekah ditetapkan oleh Kementerian

Pendidikan Nasional.

3. Kreativitas anak setelah menggunakan alat permainan edukatif di PAUD

Kartika mengalami perkembangan sesuai dengan aspek yang harus dicapai

yaitu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Namun mengenai

perkembangan tentu mengalami perbedaan, ada yang perkembangannya pesat

(25)

72

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik), sedangkan yang lainya lambat didalam perkembangannya. Perbedaan

pengaruh APE dalam pada anak memiliki kaitan dengan tingkat

perkembangan anak dan pengaruh lingkungan dimana anak tinggal.

B. REKOMENDASI

1. Diharapkan untuk tutor untuk lebih meningkatkan lagi kompetensi dan

kemampuan dalam memanfaaatkan dan mengembangkan Alat Permainan

Edukatif (APE), juga memenuhi tuntutan kebutuhan standar penggunaan APE sebagai sarana tumbuhkembang anak yang telah ditetapkan oleh

Kemendiknas. Dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat tercapai sesuai

yang diharapkan masyarakat dan pemerintah sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional. Dan hendaknya pihak lembaga berikut pengelola supaya

menfasilitasi tutor untuk kreatif terkait dengan Alat Permainan Edukatif

(APE), demi menunjang proses pembelajaran dan aspek perkembangan

kreativitas anak.

2. Hendaknya pemanfaatan alat pemainan edukatif dalam proses pembelajaran

lebih dimaksimalkan dan lebih inovativ agar anak dapat meningkatkan

pengalamannya, selanjutnya dapat meningkatkan kreativitasnya baik aspek

kreativitas kognitif, afektif atau psikomotor. Pemanfaatan APE tidak terpaku

pada bahan yang akan digunakan tetapi alam dan lingkungan sekitar uga

dapat dijadikan Alat Permainan Edukatif (APE). Dan hendaknya

lembaga-lembaga PAUD dapat memenuhi kriteria terkait APE-nya.

3. Diharapkan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan APE dapat

meningkatkan kreativitas anak. Supaya anak didik dapat memiliki tingkat

kreativitas yang tinggi, tentunya perlu adanya latihan yang rutin dan perlu

adanya dorongan motivasi agar memiliki sikap berani, sehingga di dalam

(26)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Anggani Sudono,. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo.

Aqib, Zainal. (2009) Belajar Dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto Suharsimi. (1999) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005) Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan RA. Jakarta: Direktorat Jenderal Depdikbud.

Depdiknas (2009). Permen Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Jenderal PAUD.

Depdiknas. (2003) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Direktorat Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2004). Panduan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas. (2006) Pedoman Pengembangan Alat Permainan Edukatif (APE) Nasional. Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Dimyati dan Mudjiono. (1999) Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud bekerjasama dengan Rineka Cipta.

Hariwijaya. (2007). Metodologi Dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Elematera Publishing, Yoyakarta.

Hartati, Sofia. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.

Hohmann, Mary and Weikart, David. 1995. Educating Young Children. Michigan: High/Scope Press

(27)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemendiknas. (2014). Petunjuk Teknis Bantuan Alat Permainan Edukatif. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non formal dan Informal Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.

Komarudin. (1994). Ensiklopedia Managemen. Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.

Kusantanti, D. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Mayke S. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo

Mirza Jamal. (2010) Permainan Indoor dan Outdoor Kreatif Untuk Melejitkan Kecerdasan Anak. Yogyakata : Titan.

Muhibbinsyah. (2004) Psikologi Belajar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Muhibbinsyah. (2006) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.

Mulyasa. E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosada Karya.

Munandar Utami (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Nur Indriyani. (2008). Panduan Praktis Mendidik Anak Cerdas Intelektual & Emosional. Yogyakarta : Logung Pustaka.

Nursalam, dkk. (2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan) Edisi 1.Jakarta: Salemba Medika

Nursito. (1999). Kiat Menggali Kreativitas. Yogyakarta : Mitra Gama Widya.

Saeful Zaman dyan R.Helmi Gibasa Team. (2010) Games Kreatif Pilihan Untuk Meningkatkan Potensi Diri & Kelompok. Jakarta: Gagas Media.

Semiawan. (2009). Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta

(28)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Starko, Jordan Alane, Creativity In Classroom Fourth Edition, Routledge : New York, 2010

Subana, Moersetyo, Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia

Sugiyono. (2011). Statiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tim Visimedia (2008). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 & Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan Dosen. Jakarta : Visimedia.

Sumber Internet :

Achmad Rafiq. (2014). Pengaruh Lingkungan Keluarga. {online] tersedia di tribunnews.com. diakses pada hari Jum’at, 23 Oktober 2014

Amini. (2009) Upaya Meningkatkan Kerja Sama Anak Melalui Permainan Educatif. [online]. Tersedia di http:// yogya.bkkbn.go.id/ article dapat diakses di Diknaspolman.blogspot.com. (diakses pada hari sabtu, 13 September 2014).

Andang Ismail (2012). APE mampu membentuk karakter positif. Diakses di [online] www.edukasi.kompasiana.com

Depdiknas (2004). Prinsip-Prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini. Tersedia [online]. Di http//playgroupinsani.wordpress.com (diakses tanggal 23 November 2014).

Depdiknas. (2009). Lampiran Permen Diknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Pendidikan Anak Usia Dini.tersedia [online] di www. dikdas.kemdiknas.go.id. Tersedia di : http//riskaafriana.blogspot.com (diakses tanggal 23 November 2014)

Fendik. (2013). Peran pendidikan Non-formal dalam Anak Usia Dini. Tersedia [online] di www.imadiklus.com (diakses tanggal :13 September 2014).

Murtadlo (2004). . [online]. Pendidikan Anak berbakat dengan teknik Inklusif dan Pendidikan Khusus. Tersedian [online]. di http: //www. jogja bangkit kembali news.com tersedia di diknaspolman. blogspot. Com (diakses Tangal 23 Oktober 2014)

(29)

Rindu Nursifah, 2015

Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Lain :

Badru Zaman, dkk. (2005). Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK 2004. Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka.

Depdiknas. (2007) Modul Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permainan Edukatif) anak usia 3 – 6 tahun. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Gambar

TABEL 3.1 Teknik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Hasibuan, Lidya Rahmadani, 2014, Diversi Dan Keadilan Restoratif Justice Pembaharuan Sistem Peradilan Pidana Anak Di Indonesia , Pusaka Indonesia, Medan.. Ikhsan,

[r]

The Translation Analysis Of Proper Names in Fantasy Film “ The Hobbit = An Unexpected Journey ”.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penyajian dan analisa data pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi

Dengan demikian dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dapat

Integration dalam cerpen fanfiction comedy berjalan dengan baik karena tuturan secara lisan sangat berhasil ketika dituturkan menggunakan cara bertatap muka,

Oleh karena itu penulis menggunakan multimedia untuk membuat web ini agar tampilan dari sebuah web lebih menarik dilihat sehingga pengguna web informasi tentang kebudayaan

Pengembangan Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Dimensi Pengetahuan Dan Penalaran Siswa Sma Pada Materi Pokok Stoikiometri.. Universitas Pendidikan Indonesia