• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

No. 11/S/PGSD-PPGT/9A/Juni/2015

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATA

PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar

OLEH

LAURENSIUS DELA SALE 1107187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

(2)

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATA

PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA SD

Oleh

Laurensius Dela Sale

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Laurensius Dela Sale 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD

Oleh

Laurensius Dela Sale NIM : 1107187

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing

Dr. H. Y. Suyitno, M. Pd. NIP. 19500908 198101 1 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA SD

Oleh

Laurensius Dela Sale

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya kenyataan di lapangan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Isola II masih rendah. Hal ini disebabakan oleh metode-metode dan media pembelajaran yang digunakan masih sederhana dan seadanya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role Playing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus dengan materi Peristiwa Sekitar Proklamasi. pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan instrumen pembelajaran Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa, sedangkan instrumen pengumpulan data berupa format penilaian RPP, lembar evaluasi dan lembar observasi aktivitas guru serta aktivitas siswa. Hasil penelitian ini diantaranya menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode role playing mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD. Hal ini dapat dilihat dari porsentase hasil belajar peserta didik pada siklus I yang tuntas sebesar 17,14 % dan yang tidak tuntas sebesar 82,85 %. Pada siklus I ini belum ada peningkatan hasil belajar yang signifikan, dibuktikan dari 35 siswa ada 29 siswa yang belum tuntas. Peserta didik yang tuntas pada siklus II sebesar 77, 77 % dan yang tidak tuntas adalah 22,22 %. Dari siklus I dan II mengalami peningkatan hasil belajar yang tinggi yaitu rata-rata nilai dari 47 menjadi 73,36. Selain itu penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa sudah menunjukan antusiasnya dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode role playing. Oleh karena itu peneliti menerapkan suatu metode pembelajaran yaitu metode role Playing yang dapat membuat hasil belajar siswa meningkat.

(5)

METHOD OF USE IN ROLE PLAYING IPS SUBJECT TO INCREASE STUDENT LEARNING OUTCOMES SD

By

Laurensius Dela Sale

ABSTRACT

This research is motivated by the facts on the ground that the results of students of class V SDN Isola II is still low. This are due to the methods and instructional media used are simple and sober. For this study aims to determine the increase in student learning outcomes in social studies learning by using role playing. This research is a classroom action research conducted in two cycles with materials Events Around Proclamation. Data collection is done by using an instrument learning lesson plan and Student Worksheet, while the data collection instruments such as the format of the RPP assessment, evaluation sheets and teacher observation sheet activities as well as activities of students. Results of this study concluded that such learning by using role playing can improve learning outcomes IPS elementary students. It can be seen from porsentase learning outcomes of students who complete the first cycle of 17.14% and are not exhaustive of 82.85%. In the first cycle, there is no significant increase in learning outcomes, evidenced of 35 students, there are 29 students who have not completed. Learners who completed the second cycle of 77, 77% and incomplete is 22.22%. Of cycle I and II have increased high learning outcomes are average values from 47 to 73.36. In addition these studies show that most students already showed enthusiasm in participating in social studies learning by using role playing. Therefore, researchers apply a learning method is a method that can make the role Playing increased student learning outcomes.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar... 8

B. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial...12

C. Metode Role Playing...19

D. Hasil Penelitian Terdahulu...23

E. Kerangka Pikir Penelitian...24

F. Defenisi Operasional...25

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...26

B. Model Penelitian...27

C. Lokasi dan Waktu Penelitian...30

D. Subjek Penelitian...30

E. Prosedur Penelitian...30

F. Instrumen Penelitian...32

(7)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deksripsi Tentang Sekolah...37

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas...42

C. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Kelas...66

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan...69

B. Rekomendasi...70

DAFTAR PUSTAKA...71

LAMPIRAN I (INSTRUMEN PENELITIAN)...72

LAMPIRAN II (HASIL PENEKITIAN)...122

LAMPIRAN III (DOKUMENTASI PENELITIAN)...172

LAMPIRAN IV (ADMINISTRASI PENELITIAN)...174

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan IPS terdiri dari dua kata yaitu Pendidikan dan IPS. Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang tidak disengaja dengan membuat manusia yang biasa-biasa saja menjadi manusia yang berkualitas. Dari manusia yang tidak tahu menjadi manusia yang tahu segala hal.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapai tantangan karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (BSNP, 2006 : 140).

(9)

2

budaya, serta perilaku Ekonomi dan kesejahteraan, namun materi IPS yang diberikan harus sesuai dengan usia dan karakteristik peserta didik dan juga sesuai dengan tingkatan kelas. Sehingga pada intinya fokus kajian IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu dengan adanya pelajaran IPS di sekolah, peserta didik diharapkan dapat mengambil keputusan sebagai warga negara yang aktif, yang secara kultural beragam dalam kehidupan masyarakat yang demokratis di dunia yang merdeka ini. Selanjutnya, siswa juga diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan keputusan yang bertanggung jawab, baik secara individual maupun sosial, untuk mengamalkan apa yang dipelajari bagi masa depan yang lebih baik untuk semua orang sebagai kepedulian terhadapa bangsa Indonesia.

Tujuan pembelajaran IPS di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global (BSNP, 2006: 140).

Tujuan yang dikemukakan oleh KTSP tersebut diatas, sejalan dengan pendapat Kunandar dalam Yudi Permana (2013: 411) merumuskan tujuan pokok dari pengajaran IPS yaitu memberikan pengetahuan pada manusia bagai mana cara berhubungan dengan alam, berhubungan dengan manusia lain, berhubungan dengan alam sekitar, dan berhubungan dengan Tuhannya.

(10)

3

belum sesuai tuntutan KTSP sehingga masih perlu peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

Berdasarkan tujuan pembelajarn IPS dalam KTSP yang berorientasi pada kemampuan peserta didik, maka betapa pentingnya hasil belajar dalam proses belajar mengajar karena hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan sebagai tolak ukur dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat terjadi jika peserta didik sudah memahami belajar yang diiringi perubahan tingkah laku yag lebih baik.

Hasil belajar dapat menggambarkan kemampuan peserta didik, sejauh mana peserta didik telah menguasai seuatu kompetensi pelajaran, sehingga seorang guru dapat menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan dari peserta didik serta dapat membantu guru untuk menentukan apakah seorang peserta didik perlu mengikuti remidial atau pengayaan. Hasil belajar sangat penting bagi peserta didik karena dari hasil belajar tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program pengembangan kepribadian ataupun untuk penjurusan. Hasil belajar juga dapat menjadi salah satu kebanggaan bagi peserta didik, karena peserta didik mendapatkan rasa kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.

Dalam proses pembelajaran IPS terdapat berbagai masalah. Masalah pelaksanaan pembelajaran IPS yang tejadi pada saat ini didukung dengan pendapat Nurdinah (dalam Yudi Permana, 2013:

413) yang menyatakan “bahwa mata pelajaran IPS sering di anggap

sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari”. Karena itu seharusnya perlu diadakan perubahan cara penyajian materi oleh guru dengan cara yang membuat minat siswa untuk mempelajari pelajaran IPS meningkat yang akhirnya berpengaruh terhadap hasil PBM itu sendiri.

(11)

4

siswa masih rendah. Dari 35 orang siswa hanya terdapat 10 siswa (30%) siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 25 siswa (70%) belum mencpai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan 65 dengan rerata kelas yaitu 70. Pembelajaran IPS di SD sudah menerapkan metode-metode dan media pembelajaran. Metode-metode pembelajaran yang diterapkan sudah disesuaikan dengan materi IPS yang diberikan oleh guru. Guru mengatakan pada dasarnya bahwa metode-metode dan media pembelajaran yang digunakan masih sederhana dan seadanya karena kekurangan fasilitas sarana dan prasarana. Hal ini mengakibatkan siswa kurang mampu menyerap dan mengikuti materi pembelajaran dengan baik sehingga ada beberapa siswa yang kemampuan berpikirnya masih jauh dibandingkan dengan siswa-siswa yang lainnya. Dengan demikian penggunaan metode-metode dan media pembelajaran yang sudah diusahakan semaksimal mungkin di kelas masih belum bisa mendongkrak prestasi belajar yang tinggi sebagaimana yang diharapkan oleh guru.

Kegiatan wawancara diatas menujukan bahwa hasil pembelajaran IPS kurang optimal. Hal itu didukung dengan data hasil tes yang diberikan di kelas V dalam kegiatan PLP. Data hasil tes tersebut menunjukan bahwa dari 35 siswa masih terdapat 34 siswa (97,14%) pada pembelajaran IPS yang nilainya belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Data hasil belajar ditunjukan dengan nilai terendah 28 dan nilai tertinggi 75 dengan rerata kelas 70. Data hasil belajar tersebut merupakan dampak dari pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, oleh sebab itu pelaksanaan pembelajaran tersebut perlu sekali adanya inovasi proses pembelajaran menggunakan metode-metode yang inovatif dan kreatif, agar siswa di kelas dapat memperoleh nilai hasil belajar IPS sesuai KKM yang telah ditentukan.

(12)

5

menetapkan alternatif tindakan dengan menggunakan Metode Role

Playing untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SD kelas V dalam

pembelajaran IPS.

Menurut Komalasari (2013: 80) mengemukakan bahwa Role

playing adalah suatu metode penguasaan bahan-bahan pelajaran

melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal ini bergantung kepada apa yang diperankan.

Kelebihan metode pembelajaran Role Playing adalah setelah siswa melihat dan membaca tentang sekitar proklamasi maka siswa akan memiliki keinginan untuk memerankan adegan tokoh dalam skenario, selain itu dapat membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diberikan. Penggunaan metode pembelajaran Role Playing juga dapat melibatkan seluruh siswa di mana siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Hal ini sangat penting, sebab siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh atau sesuai dengan tokoh yag dilihatnya, selain itu, permaianan yang dilakukan merupakan penemuan yang mudah sehingga dapat digunakan dalam situasi yang berbeda, dan permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak, serta guru dapat mengevaluasi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul

Penggunaan Metode Role Playing Dalam Mata Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD”.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

(13)

6

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPS tentang peristiwa sekitar proklamasi dengan menggunakan metode Role Playing? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS tentang peristiwa sekitar

proklamasi dengan menggunakan metode Role Playing?

3. Bagaimankah hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang peristiwa sekitar proklamasi setelah menggunakan metode Role Playing?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD pada pembelajaran IPS.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPS tentang peristiwa sekitar proklamasi dengan menggunakan metode Role Playing b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS tentang peristiwa

sekitar proklamasi dengan menggunakan metode Role playing.

c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang peristiwa sekitar proklamasi setelah menggunakan metode Role Playing.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan sebagaia tambahan khasanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan pembaca khususnya tentang Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Role Playing. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik untuk menggunakan metode-metode pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran IPS ataupun mata pelajaran lain.

2. Manfaat Praktis a. Guru

(14)

7

menyeluruh dan dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu siswa melakukan permainan. Selain itu, guru dapat mengembangkan serta melakukan pembaharuan (inovasi) kegiatan belajar mengajar di kelas dengan cara guru memperbaiki metode pembelajaran yang digunakan di kelas menjadi lebih inovatif, kreatif, dan menarik bagi siswa sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang penuh dengan rasa penghayatan, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

b. Siswa

Dengan menerapkan metode pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta repon siswa pada pembelajaran IPS menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat membangun imajinasi, penghayatan, dan membuat siswa menjadi cepat tanggap terhadap suatu materi yang diajarkan serta aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi dalam melakonkan adegan yang akan dimainkan serta dapat membangun pengetahuan sendiri yang didapat dari pengalaman belajar yang menyenangkan. Dengan pengalaman belajar menyenangkan yang didapatkan oleh siswa akan memepermudah siswa dalam mengingat materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatakan hasil belajar siswa secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan.

c. Sekolah

(15)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dakam penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action research. Arikunto (dalam Suyadi, 2010 : 18) menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodelogi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.

2. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

(16)

27

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Arikunto, dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1 Langkah-langkah PTK (Iskandar, 2011 : 49)

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas sebagi berikut :

1. Perencanan Tindakan

Dalam tahap perencenaan tindakan, kegiatan pertama penelitian yang akan dilaksanakan adalah menentukan lokasi (kelas) dan subyek penelitian yang sesuai dengan masalah penelitian tindakan kelas.

Dilanjutkan ke siklus

Pelaksanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Refleksi

Observasi Siklus II

Perencanaan

Observasi Siklus I

Perencanaan

(17)

28

Selanjutnya melaksanakan pendekatan pembicaraan dengan guru wali kelas untuk membuat tim observer.

Kegiatan selanjutnya pada tahap ini adalah peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan peneliti bersama tim observer. Dalam tahap ini peneliti membuat kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan tindakan meliputi:

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di lokasi, b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, c. Merumuskan masalah secara jelas,

d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan,

f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, 2008 : 17).

Hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah : a. Menelaah materi pembelajaran IPS serta menetapkan indikator yang akan

dicapai.

b. Mempelajari langkah pembelajaran menggunakan metode role playing. c. Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

d. Menyiapkan fasilitas, sumber, dan media pembelajaran yang dibutuhkan. e. Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar

siswa (kognitif)

f. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan seperti lembar kerja siwa, lembar observasi untuk mengamati hasil belajar siswa.

g. Menyiapkan cara menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan.

2. Pelaksanaan Tindakan

(18)

29

tahap ini rancangan strategi dan sekenario pembelajaran akan diterapkan serta dikembangkan pada tahap perencanaan.

Untuk membantu peneliti dan observer dalam melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan di dalam kelas, peneliti mempersiapkan alat pengumpulan data sebagai alat bantu dalam pengamatan pelaksanaan tindakan.

3. Observasi

Menurut Arikunto (2008 : 19) tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Tahap observasi peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berjalan dalam waktu yang sama.

Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif untuk mengamati hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode role playing. Peneliti menggunakan lembar instrumen penilaian, catatan lapangan, dan lembar soal dalam pengumpulan data-data di lapangan.

4. Refleksi

Menurut Arikunto (2008 : 19) tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengumukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan.

Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Peneliti mengevaluasi proses serta hasil dari tindakan pada siklus pertama, meng-identifikasi dan mendaftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama, serta merancang perbaikan dan tindak lanjut untuk siklus berikutnya. 5. Tahap Perencanaan Tindakan Selanjutnya.

(19)

30

tindakan lanjutan yang diperbaiki sebagai hasil analisis terhadap hal-hal yang dilakukan sebelumnya.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti di SD Isola Kecamatan Sukasari, Kabupaten Bandung pada tahun ajaran 2014/2015.

D. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 35 orang, terdiri dari 21 laki-laki dan 14 perempuan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x35 menit) dan Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x35 menit). Masing-masing siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan pengamatan. Berikut penjelasaan setiap siklus yang akan dilewati.

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi suatu topik dan membuat sasaran pembelajaran.

2) Menyusun RPP menggunakan metode role playing tentang “Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan” dengan materi “Masa Persiapan

Kemerdekaan dan BPUPKI”

3) Mempersiapkan sumber dan media belajar playing tentang “Peristiwa

Sekitar Proklamasi Kemerdekaan” dengan materi “Masa Persiapan

Kemerdekaan dan BPUPKI”

(20)

31

5) Menyiapkan lembar observasi untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Pelaksanaan

1) Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. 2) Guru melakukan apersepsi.

3) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

6) Guru menjelaskan tentang “Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan”

dengan materi “Masa Persiapan Kemerdekaan dan BPUPKI”.

4) Siswa mendengarkan penjelasan tersebut dengan seksama 5) Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. 6) Siswa dibagi dalam 7 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5 siswa

7) Setiap ketua kelompok maju untuk menentukan kelompok mana yang mendapat giliran tampil.

8) Setiap kelompok menentukan peran apa yang akan diperankan oleh temannya.

9) Guru membimbing siswa yang telah memahami alur cerita yang terdapat dalam naskah.

10)Setelah siswa siap, pembelajaran dilanjutkan dengan metode role playing. 11)Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai role playing yang

dilaksanakan dan memberi pendapat terhadap kelompok yang tampil. 12)Kemudian, dilanjutkan dengan penampilan dari kelompok dua, tiga,

empat, dan lima.

13)Siswa lain kembali berdiskusi dalam kelompok dan memberi pendapat terhadap role playing yang ditampilkan.

14)Setelah semua kelompok tampil, guru memberikan lembar soal mengenai materi yang sedang diajarkan.

(21)

32

c. Observasi

Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS

tentang “Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan” dengan materi

“Masa Persiapan Kemerdekaan dan BPUPKI” dengan menggunakan

metode role playing. d. Refleksi

1) Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus pertama melalui hasil tes, lembar kerja siswa, dan obervasi selama pembelajaran.

2) Menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama.

3) Menganalisis kekurangan dalam pembelajaran menggunakan metode role

playing.

4) Membuat daftar kekurangan dan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siklus pertama dari segi hasil hasil belajar siswa.

5) Merencanakan pembelajaran untuk siklus kedua dengan memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang muncul pada siklus pertama.

Rekomendasi :

Tahap pelaksanaan Siklus II dilaksanakan seperti Siklus I dimana dalam tiap siklus mempunyai tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Akan tetapi di tiap tahap pelaksanaan tiap siklus mengalami perubahan pada materi yang akan diajarakan sehingga pada tahap refleksi peneliti mendapatkan masukan untuk memperbaiki pengajaran untuk siklus berikutnya.

F. Instrumen Penelitian

Istrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, Lembar Kerja Siswa, Tes Evaluasi, dan lembar observasi.

1. RPP

(22)

33

dengan maksud agar pembelajaran berlangsung terarah dan terkontrol untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa adalah lembar yang berisi tugas yag harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik. Lembar kerja ini digunakan untuk mengetahui aktivitas dan pemahaman siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS tentang peristiwa sekitar proklamasi. Lembar kerja siswa ini dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat benar-benar memahami dan mengerjakannya dengan benar. Pengerjaannya berkelompok dengan 4 atau 5 kelompok yang dalam satu kelompok beranggotakan 7 orang.

3. Tes Evaluasi

a. Tes menurut Arikunto (2013: 67) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.

Berikutnya menurut Jihad dan Haris (2008: 67) tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh guru yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana sesorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan mendapatkan data tentang pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan metode role playing. Tes yang digunakan dalam penelitian ini tes lembar kerja siswa, dan tes tertulis.

(23)

34

b. Non tes

Instrumen pengumpulan data non tes yang digunakan dalam penenlitian ini yaitu lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi untuk guru dan lembar observasi peserta didik.

Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

Selain pengertian diatas, ada pengertian menurut Nana Sudjana observasi atau pengamatan merupakan alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Observasi dalam penelitian ini berisi catatan atau kumpulan data yang menggambarkan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran IPS tentang peristiwa sekitar proklamasi dengan menggunakan metode role playing.

Lembar observasi guru adalah suatu cara untuk mengungkapkan sikap atau perilaku guru selama pembelajran IPS, sikap guru serta interaksi guru dengan peserta didik selam proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh observer. Hasil observasi ini dituliskan ke dalam lembar observasi dan dijadikan dasar refleksi dan tindakan yang dilakukan.

(24)

35

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan tekenis analisis data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2011 : 23). Data kuantitatif ini berupa hasil belajar siwa dalam pembelajaran IPS menggunakan metode

role playing.

Prosedur pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Mengolah data yang terkumpul, seperti: a. RPP

b. Data Lembar Kerja Siswa a. Data Tes Evaluasi dan non tes

2. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah pengolahan dan analisis data sebagai berikut:

a. Pengolahan Data Hasil Belajar

Tes tertulis dilakukan pada setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode rolle playing . rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:

� = � �

Keterangan:

� = Nilai rata-rata kelas

∑× = Total nilai yang diperoleh siswa

n = Jumah siswa

b. Menghitung Presentase Ketuntasan Belajar

(25)

36

70. Presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus:

TB = �≥70

� × 100 %

Keterangan ∑s ≥ 70 : jumlah siswa yang mendapat lebih besar dari atau

sama dengan 70. n = Banyak siswa 100% = Bilangan tetap TB = ketuntasan belajar

3. Menghitung Peningkatan Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal darisetiap siklus, dilakukan dengan menghitung selisi rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III. Jika selisihnya bertanda positif (+), maka terdapat peningkatan hasil belajar siswa menggunakan penerapan metode rolle playing dalam pembelajaran IPS kelas V SDN Isola Iidan hipotesis tindakan tebukti benar. Sebaliknya jika bertanda negatif (-), maka hasil belajar siswa menggunakan metode rolle playing dalam pembelajaran IPS pada SDN Isola II tidak mengalami peningkatan dan hipotesis tindakan terbukti keliru.

(26)

37

sebaliknya atau observer menuliskan pengamatan yang negatif (-) terhadap pembelajaran yang dilaksanakan, maka aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

 Example: List all account numbers at the Perryridge branch in.. ascending alphabetic order with their respective account balances in

The companies that have institutional ownership can monitor the company's management to reduce agency cost which can lead to too much debt on the company. Therefore, by

 Berdasarkan variabel Kualitas hidup masyarakat : Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,780 yang lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya variabel harga

2) Dana cadangan tidak boleh digunakan untuk membiayai program dan kegiatan lain di luar yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan;.. 3) Program

[r]

Berdasarkan hasil uji coba pemilihan metode dari 15 skenario yang telah dilakukan, rata-rata akurasi terbaik sebesar 75,95% didapat ketika menggunakan wintime 0,08 dengan

FENOMENA PENGGUNAAN NAMA-NAMA UNIK PADA MAKANAN DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

(NaOH) dengan buffer natrium karbonat (Na 2 C0 3 ) sebagai penetral pH dalam proses. pembentukan metana (CH