• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye 100% Fokus Berkendara untuk sosialisasi Pasal 106 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampanye 100% Fokus Berkendara untuk sosialisasi Pasal 106 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

COVER DALAM

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye 2.1.1 Definisi Kampanye ... 6

2.1.2 Jenis-jenis Kampanye ... 6

2.1.3 Model Kampanye ... 7

2.2 Iklan Layanan Masyarakat (ILM) / Public Service Advertising (PSA) ... 8

2.3 Komunikasi Massa 2.3.1 Definisi Komunikasi Massa ... 9

(2)

viii 2.4 Persuasi

2.4.1 Definisi Persuasi ... 10

2.4.2 Teori Persuasi yang Digunakan dalam Proyek Kampanye 2.4.2.1 Model Keyakinan Kesehatan... 11

2.4.2.2 Teori Perilaku Terencana ... 11

2.4.2.2 Teori Tahapan Perubahan ... 12

2.5 Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas ... 13

2.6 Mengemudi dan Atensi 2.6.1 Mengemudi Sambil Melakukan Aktivitas Lain ... 13

2.6.2 Atensi (attention) 2.6.2.1 Divided Attention ... 15

2.6.2.2 Central Capacity Interference Theory ... 16

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta 3.1.1 Lembaga Terkait A. Ditlantas Polda Jabar ... 17

B. XL-PT Excelcomindo Pratama Tbk ... 18

3.1.2 Tinjauan Terhadap Proyek / Persoalan Sejenis 3.1.2.1 Safety Indonesia ... 19

3.1.2.2 Kegiatan Sosialisasi UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Satlantas Polwiltabes Bandung dan Polresta Bandung Barat ... 21

3.1.3 Data Hasil Wawancara 3.1.3.1 Wawancara dengan Kasatlantas Polresta Bandung Barat Bapak Kurnia ... 22

3.1.3.2 Wawancara dengan Unit Laka Lantas Polwiltabes Bandung Bapak Alamsyah ... 23

(3)

3.1.4 Data Tentang Mengemudi Sambil Menggunakan Ponsel ... 24

3.1.5 Kondisi Saat Ini 3.1.5.1 Jumlah Pengguna Ponsel dan Jumlah Kecelakaan di Amerika dan di Indonesia ... 25

3.1.5.2 Perkembangan Jumlah Kecelakaan, Jumlah Kendaraan, dan Pengguna Ponsel di Indonesia . 26 3.1.5.3 Perkembangan Jumlah Kecelakaan di Kota Bandung dalam Beberapa Tahun Terakhir ... 28

3.1.6 Data Klipping Tabloid, Majalah, dan Artikel Internet 3.1.6.1 UU Buat Bikers ... 30

3.1.6.2 Berkendara Sambil Nelpon Bakal Kena Tilang 30 3.1.6.3 Sepele Bisa Mengundang Maut ... 30

3.1.6.4 Adu Fakta SMS-an Lebih Berbahaya ... 31

3.1.6.5 Tips Bijak : Ponsel Juga Barang Biasa ... 31

3.1.7 Data Kuesioner ... 31

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 3.2.1 Analisis Berdasarkan Teori Model Keyakinan Kesehatan dan Teori Perilaku Terencana ... 37

3.2.2 Analisis Berdasarkan Teori Tahapan Perubahan Dihubungkan dengan Hasil Kuesioner ... 38

3.2.3 Analisis STP ... 38

3.2.4 Analisis SWOT ... 39

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi 4.1.1 Pendekatan Sebab-Akibat ... 41

4.1.2 Tahapan Kampanye ... 42

4.1.3 Retorika Visual : Ironi ... 42

4.1.4 Creative Brief (Bates Indonesia) ... 43

(4)

x

4.2.2 Konsep Visual ... 45

4.2.3 Konsep Layout ... 47

4.3 Konsep Media ... 47

4.4 Hasil Karya ... 51

4.5 Timeline dan Budgeting ... 66

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR

UCAPAN TERIMA KASIH

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 2.1 Model Difusi Inovasi ... 8

Gambar 3.1 Logo Ditlantas ... 17

Gambar 3.2 Logo XL ... 18

Gambar 3.3 Logo Safety Indonesia ... 19

Gambar 3.4 Buklet Safety Indonesia dari AHM ... 20

Gambar 3.5 Brosur Sosilaisasi UU dari pihak kepolisian ... 21

Gambar 3.6 Penulis dengan Kasatlantas Polresta Bandung barta Bapak Kurnia ... 22

Gambar 3.7 Grafik Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Beberapa Operator Seluler dalam 3 tahun terakhir ... 26

Gambar 4.1 Logo 100% Fokus ... 44

Gambar 4.2 Warna Logo ... 45

Gambar 4.3 Layout utama iklan berdasarkan urutan sebab-akibat ... 46

Gambar 4.4 Iklan Koran Informing I ... 51

Gambar 4.5 Iklan Koran Informing II ... 52

Gambar 4.6 Artikel Koran ... 52

Gambar 4.7 Iklan Majalah Informing ... 54

Gambar 4.8 Flyer Informing ... 55

Gambar 4.9 Index (Beranda) Website 100% Fokus.com ... 56

Gambar 4.10 Tampilan Submenu Kampanye ... 57

Gambar 4.11 Tampilan Submenu Data dan Fakta... 58

Gambar 4.12 Web Banner ... 59

Gambar 4.13 Jaring-jaring Starter Pack XL ... 59

Gambar 4.14 Peta Bandung ... 60

Gambar 4.15 Desain mobil dan seragam yang dipakai pada waktu mobile campaign. ... 61

Gambar 4.16 Stiker dan T-shirt ... 61

(6)

xii

Gambar 4.18 Games ... 64

Gambar 4.19 Iklan Koran Reminding ... 65

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Kecelakaan, Korban Meninggal, Luka Berat, Luka Ringan, dan

Kerugian Materi yang Diderita Tahun 2004-2008. ... 26 Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun

2004-2008. ... 27 Tabel 3.3 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas dan Akibatnya Selama Tahun 2009. ... 28 Tabel 3.4 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas dan Korban Meninggal Dunia Selama

Tahun 203-2007. ... 28 Tabel 3.5 Jumlah Korban Luka Berat Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Selama Tahun

2003-2007. ... 29 Tabel 3.6 Jumlah Korban Luka Ringan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Selama

Tahun 2003-2007. ... 29 Tabel 3.7 Jumlah Kerugian Materi Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Selama Tahun

(8)

Bab I Pendahuluan 1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Berbagai penemuan dan teknologi

baru telah banyak mengubah kehidupan manusia. Membuat manusia menjadi lebih

mudah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun bila dicermati lebih jauh,

selain membawa dampak positif, penemuan-penemuan itu juga bisa menimbulkan

dampak negatif bila disalahgunakan atau dipakai dengan cara yang tidak tepat.

Sebagai contoh, penemuan ponsel sebagai salah satu bentuk perkembangan teknologi

komunikasi telah banyak membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Ponsel,

yang dahulu hanya memiliki fungsi dasar seperti telepon dan SMS, kini dilengkapi

dengan fitur baru seperti mobile internet, mobile office, music player, hingga games.

Bisa dibilang ponsel hampir mampu menggeser fungsi alat lain seperti komputer

jinjing, pemutar musik, dan games player.

Jadi, tidak mengherankan jika banyak orang cenderung tidak bisa lepas dari

teknologi yang satu ini. Setiap hari, dalam segala aktivitasnya selalu menggunakan

ponsel. Sebuah kondisi yang membuat banyak orang di mana saja, kapan saja, dan

dalam kondisi apa saja, selalu lekat dengan ponsel. Tidak terkecuali saat mengemudi,

baik itu motor ataupun mobil. Banyak orang yang cenderung masih belum menyadari

bahayanya mengemudi sambil menggunakan ponsel. Sebenarnya, tidak hanya

menggunakan ponsel, mengemudi sambil melakukan aktivitas lain – selama bisa

mengganggu konsentrasi – juga memiliki potensi bahaya yang sama. Tidak hanya

bahaya bagi diri sendiri tapi juga bagi pengendara atau pengguna jalan lainnya.

Potensi bahaya yang dimaksud di sini, bukan hanya bisa menimbulkan kecelakaan

atau meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Tapi juga bahaya lainnya semisal

(9)

Bab I Pendahuluan 2

mengemudi sambil melakukan aktivitas lain, cenderung meresahkan dan kerap

mengganggu kelancaran berlalu lintas. Hal ini jelas perlu mendapat perhatian khusus,

mengingat lalu lintas darat, memiliki peran strategis dalam mendukung

pembangunan dan perekonomian, juga memegang peran penting dalam kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Untungnya, pemerintah pun tidak menutup mata dalam menyikapi permasalahan ini.

Pemerintah telah menetapkan peraturan perundangan baru seperti tertuang dalam UU

No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, di mana dalam pasal

106 berbunyi : “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan

wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.” Di mana

Yang dimaksud dengan “penuh konsentrasi” adalah setiap orang yang

mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan penuh perhatian dan tidak terganggu

perhatiannya karena sakit, lelah, mengantuk, menggunakan telepon atau menonton

televisi atau video yang terpasang di Kendaraan, atau meminum minuman yang

mengandung alkohol atau obat-obatan sehingga memengaruhi kemampuan dalam

mengemudikan kendaraan.”

Peraturan ini tentu perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas. Lebih jauh lagi,

masyarakat perlu informasi yang tidak hanya memberitahu keberadaaan peraturan

ini, tapi juga memberikan solusi tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Sosialisasi

seperti ini bisa berhasil jika dikomunikasikan dan dirancang dengan penyampaian

yang tepat. Dalam hal ini, tentu Desain Komunikasi Visual (DKV) memegang

peranan sangat penting.

Permasalahan ini diangkat karena merupakan permasalahan yang penting namun

belum terlalu mendapat perhatian serius dari masyarakat di Indonesia. Kebanyakan

orang cenderung menganggap mengemudi sambil melakukan aktivitas lain – yang

bisa mengganggu konsentrasi - sebagai sesuatu yang biasa dan tidak berbahaya.

Padahal, potensi korbannya adalah orang-orang muda yang masih berada di usia

(10)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Permasalahan utama dalam topik ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

adalah masih kurangnya kepedulian masyarakat tentang mengemudi dengan penuh

konsentrasi. Masyarakat cenderung bersikap apatis terhadap peraturan baru ini dan

belum sadar akan bahayanya mengemudi sambil melakukan aktivitas lain.

Kampanye tentang safety riding memang telah cukup banyak dilakukan di beberapa

kota besar di Indonesia. Hanya saja, masih belum banyak kampanye yang membahas

tentang mengemudi dengan penuh konsentrasi – termasuk di dalamnya larangan

penggunaan ponsel saat mengemudi.

Oleh sebab itu, perlu ada kampanye yang menjawab rumusan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana mensosialisasikan peraturan tentang mengemudi dengan penuh

konsentrasi ?

Bagaimana membuat masyarakat tidak hanya mengetahui peraturan ini, tapi juga

diiringi dengan kesadaran untuk mematuhi peraturan tersebut ?

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan kampanye ini adalah untuk :

Mensosialisasikan peraturan tentang mengemudi dengan penuh konsentrasi.

Membuat masyarakat yang telah melihat kampanye ini tidak hanya mengetahui

peraturan tersebut, tapi juga diiringi dengan kesadaran dari dalam diri sendiri

untuk mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (Masyarakat tidak

hanya tahu / aware, tapi juga diiringi dengan tindakan / action untuk

mematuhinya, yaitu dengan cara berkendara yang aman dan mengutamakan

keselamatan bersama).

Diharapkan dengan adanya kampanye ini, peraturan tentang mengemudi dengan

penuh konsentrasi tidak menjadi peraturan yang kontraproduktif. Tapi bisa

(11)

Bab I Pendahuluan 4

berhati-hati untuk menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, selamat, tertib, dan

lancar serta meminimalisasi risiko terjadinya kecelakaan.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan melakukan

wawancara kepada pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kampanye ini dan

memiliki kompetensi di bidangya, yaitu :

1. Wawancara dengan pihak kepolisian sebagai narasumber, untuk mengetahui

tentang undang-undang yang akan disosialisasikan, sekaligus juga untuk

mengetahui jumlah kecelakaan yang terjadi dari tahun ke tahun.

2. Wawancara dengan pakar / ahli psikologi untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan manusia dalam melakukan dua pekerjaan secara bersamaan.

Selain melakukan wawancara, penulis juga mengumpulkan data dengan :

1. Angket atau kuesioner untuk mengetahui seberapa banyak masyarakat yang

mengetahui undang-undang ini, bagaimana respon masyarakat, juga untuk

mengetahui target utama dari kampanye ini

2. Studi pustaka dari buku tentang teori kampanye, cara mengurangi kecelakaan

lalu lintas, media planning, dan teori lain yang berhubungan dengan topik ini.

3. Studi pustaka dari tabloid dan majalah

4. Studi banding dengan kampanye lain yang sejenis

(12)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.5Skema Perancangan

(13)

Bab V Penutup 69

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Setelah menyelesaikan pengerjaan Tugas Akhir, penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut :

Peraturan / undang-undang yang sifatnya formal dan serius dapat juga

dikemas dan disosialisasikan melalui komunikasi visual yang sifatnya lebih

ringan dan menggunakan gaya bahasa yang sehari-hari.

Untuk mensosialisasikan peraturan tentang mengemudi dengan penuh

konsenstrasi akan lebih efektif jika menggunakan pendekatan sebab-akibat,

yaitu menonjolkan akibat-akibat negatif apa saja yang mungkin timbul jika

mengemudi sambil menggunakan ponsel.

Pendekatan sebab-akibat dapat dikombinasikan dengan pendekatan yang

sedikit menakut-nakuti, agar masyarakat tidak hanya tahu, tapi juga mau

sadar dan mematuhi peraturan tersebut.

5.2Saran

Proyek tugas akhir yang penulis kerjakan adalah perancangan kampanye fokus

berkendara untuk kalangan berusia muda (usia sekolah, kuliah, hingga usia awal

bekerja). Hal ini dilakukan karena berdasarkan pada hasil riset yang memang

didominasi oleh usia muda. Namun, tidak menutup kemungkinan jika di rentang usia

lain (usia yang lebih dewasa, usia kerja) memiliki angka yang lebih tinggi dalam

persentase menggunakan ponsel saat berkendara. Oleh sebab itu saran untuk

perancangan tugas akhir atau penelitian lebih lanjut adalah :

Perancangan kampanye fokus berkendara untuk usia dewasa (usia kerja)

(14)

Bab V Penutup 70

Universitas Kristen Maranatha

Selain itu, dapat juga menggunakan pasal, undang-undang atau peraturan lain

yang dianggap baru dan penting untuk disosialisasikan dan dijadikan topik

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah, (2007), Komunikasi Massa,

Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Bovee, Courtland L., John V. Thill, (2002), Komunikasi Bisnis, (Terj.) Jakarta, PT

Prenhallindo

Eysenck, Michael W., (2001), Psychology Student’s Handbook, 27 Church Road,

Hove, Psychology Press

Kasali, Rhenald, (1993), Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti

Venus, Antar, (2004), Manajemen Kampanye Panduan Teoretis dan Praktis dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Wells, William, John Burnett, Sandra Moriarty, (1995), Advertising Principles &

Practices, New Jersey, Prentice-Hall.Inc.

Anonim, www.distraction.gov/stats-and-facts/#what.htm (diunduh pada tanggal 4

Januari 2010. 21.32)

Isfan, www.motorplus-online.com/index.php/article/detail/id/1683.htm(diunduh

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

(3) Metode bermain peran : merupakan bentuk permainan pendidikan dalam pembelajaran yang dipakai untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku, dan nilai dengan tujuan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Pusat Kebugaran Jasmani atau Fitness Centre adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai fasilitas untuk melakukan kegiatan latihan kesegaran jasmani

Autonomous Maintenance dilakukan oleh operator produksi untuk memelihara mesin press dan peralatan yang mereka gunakan sehari-hari dengan tidak tergantung mutlak pada

Hasil pengujian organoleptik (Tabel 4), menunjukkan bahwa produk mi yang diformulasi dengan rasio subtitusi tepung jagung modifikasi 50% memiliki kekenyalan, warna,

KRYPTON 1 COMMITTEE Edy Jauhari STRATEGI KESANTUNAN RESPON TERHADAP KRITIK DALAM MASYARAKAT BUDAYA JAWA MATARAMAN. Oktadea Herda Pratiwi ANALISIS KONTRASTIF ISTILAH

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, inayah dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir