• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan karakteristik showcase dengan Refrigeran R134a dan R502.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan karakteristik showcase dengan Refrigeran R134a dan R502."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Dijaman modern seperti sekarang ini kebutuhan akan penggunaan mesin pendingin meningkat dan meluas. Mesin pendingin dapat ditemui di mana saja terutama di dalam mall, di supermarket, pada alat transportasi, di dalam warung, di hotel, di rumah sakit, dll. Showcase adalah mesin pendingin yang bisa mendinginkan minuman dengan suhu kerja antara 2°C - 10°C artinya minuman tidak sampai beku hingga kita dapat langsung meminumnya.Tujuan dari penelitian tentang showcase ini adalah: (a) Membuat mesin pendingin showcase dengan mempergunakan refrigeran R-134a dan refrigeran R502. (b) Mengetahui dan membandingkan karakteristik

showcase dengan refrigeran R134a dan refrigeran R502 yang telah dibuat (1)

Menghitung energi yang diberikan kompresor persatuan refrigeran. (2) Menghitung energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran. (3) Menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor. (4) Menghitung COP ideal dan COP aktual dari mesin pendingin showcase. (5) Menghitung efisiensi mesin pendingin showcase.

Mesin yang diteliti merupakan mesin pendingin showcase dengan siklus kompresi uap. Variasi yang digunakan adalah jenis refrigeran, yaitu R134a dan R502. Penelitian pertama showcase dialiri refrigeran R134a dan diuji sebanyak 5 kali dalam 5 hari. Penelitian kedua menggunakan refrigeran R502 dan diuji sebanyak 5 kali salama 5 hari. Dengan daya kompresor sebesar 1/10 Hp, kondenor yang digunakan 6U, pipa kapiler dengan panjang 1 m diameter 0,026 inci, evaporator jenis plat.

Hasil penelitian memberikan kesimpulan. (b) Koefisien prestasi ideal (COPideal) R134a lebih unggul dibandingkan R502. Efisiensi showcase untuk R134a

(2)

ABSTRACT

Today’s moderen age the need for the use of machines increased and widespread cooling. Engine coolant can be found anywhere, especially in malls, at the supermarket, the transportation tool, in cafes, in hotels, in hospitals, etc. Showcase is a cooling machine that could cool drink with a working temperature of between 2oC-10oC means no frozen drinks so that we can directly drik. The aim of the research about this showcase is: (a) make showcase cooling machine by using R134a refrigerant and refrigerant R502. (b) knowing and comparing the characteristics showcase with refrigerant R134a and R502 have been made (1) calculate the energy supplied refrigerant compressor unity. (2) calculate the heat energy absorbed by the evaporator refrigerant mass unity (3) calculate the heat energy released refrigerant mass unity condensor. (4) COP calculate ideal and COP actual from the engine cooling showcase. (5) calculate the efficiency of refrigerantion showcase.

Machine stuied an engine cooling showcase with vapor compression cycle. Variation used is the type of refrigerant, R134a and R502. The frist study R134a refrigerant folowing showcase and tested as much as 5 time in 5 days. A second study using the refrigerant R502 and tested 5 time for 5 days. Water the power of 1/10 Hp compresor, condensor used 6U, capillary tube with a length of 1 m diameter of 0,026 inches, plate type evaporators.

Results of the study provide conclusions. (b) Ideal achievement coefficient (COPideal) R134a higher than R502. Efficient showcase for R134a is superior

(3)

i

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN REFRIGERAN R134a DAN R502

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai gelar sarjana teknik program studi Teknik Mesin

Diajukan Oleh:

FETERNUS ANDI 105214048

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

COMPARISON OF SHOWCASE CHARACTERISTICS OF R134a REFRIGERANT AND R502 REFRIGERANT

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering

By

FETERNUS ANDI 105214048

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)
(6)
(7)

PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan unfuk memperoleh gelar kesarjaninn di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta,24 Jrru2015

(8)
(9)

vii

ABSTRAK

Dijaman modern seperti sekarang ini kebutuhan akan penggunaan mesin pendingin meningkat dan meluas. Mesin pendingin dapat ditemui di mana saja terutama di dalam mall, di supermarket, pada alat transportasi, di dalam warung, di hotel, di rumah sakit, dll. Showcase adalah mesin pendingin yang bisa mendinginkan minuman dengan suhu kerja antara 2°C - 10°C artinya minuman tidak sampai beku hingga kita dapat langsung meminumnya.Tujuan dari penelitian tentang showcase ini adalah: (a) Membuat mesin pendingin showcase

dengan mempergunakan refrigeran R-134a dan refrigeran R502. (b) Mengetahui dan membandingkan karakteristik showcase dengan refrigeran R134a

dan refrigeran R502 yang telah dibuat (1) Menghitung energi yang diberikan kompresor persatuan refrigeran. (2) Menghitung energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran. (3) Menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor. (4) Menghitung COP ideal dan COP aktual dari mesin pendingin showcase. (5) Menghitung efisiensi mesin pendingin

showcase.

Mesin yang diteliti merupakan mesin pendingin showcase dengan siklus kompresi uap. Variasi yang digunakan adalah jenis refrigeran, yaitu R134a dan R502. Penelitian pertama showcase dialiri refrigeran R134a dan diuji sebanyak 5 kali dalam 5 hari. Penelitian kedua menggunakan refrigeran R502 dan diuji sebanyak 5 kali salama 5 hari. Dengan daya kompresor sebesar 1/10 Hp, kondenor yang digunakan 6U, pipa kapiler dengan panjang 1 m diameter 0,026 inci, evaporator jenis plat.

Hasil penelitian memberikan kesimpulan. (b) Koefisien prestasi ideal (COPideal) R134a lebih unggul dibandingkan R502. Efisiensi showcase untuk

(10)

viii

ABSTRACT

Today’s moderen age the need for the use of machines increased and widespread cooling. Engine coolant can be found anywhere, especially in malls, at the supermarket, the transportation tool, in cafes, in hotels, in hospitals, etc. Showcase is a cooling machine that could cool drink with a working temperature of between 2oC-10oC means no frozen drinks so that we can directly drik. The aim of the research about this showcase is: (a) make showcase cooling machine by using R134a refrigerant and refrigerant R502. (b) knowing and comparing the characteristics showcase with refrigerant R134a and R502 have been made (1) calculate the energy supplied refrigerant compressor unity. (2) calculate the heat energy absorbed by the evaporator refrigerant mass unity (3) calculate the heat energy released refrigerant mass unity condensor. (4) COP calculate ideal and COP actual from the engine cooling showcase. (5) calculate the efficiency of refrigerantion showcase.

Machine stuied an engine cooling showcase with vapor compression cycle. Variation used is the type of refrigerant, R134a and R502. The frist study R134a refrigerant folowing showcase and tested as much as 5 time in 5 days. A second study using the refrigerant R502 and tested 5 time for 5 days. Water the power of 1/10 Hp compresor, condensor used 6U, capillary tube with a length of 1 m diameter of 0,026 inches, plate type evaporators.

Results of the study provide conclusions. (b) Ideal achievement coefficient (COPideal) R134a higher than R502. Efficient showcase for R134a is

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

serta limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusunan Skripsi yang berjudul

“Perbandingan Karakteristik Showcase dengan refrigean R134a dan R502” dapat

diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, kendala-kendala yang dihadapi

tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si.,M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. PK. Purwadi, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

3. Dosen Program Studi Teknik Mesin yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan

penulisan Skripsi ini.

4. Teman-teman sekelompok Program Studi Teknik Mesin yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti

perkuliahan maupun dalam penulisan Skripsi ini.

5. Fransiskus Muis dan Maria Baq Bong selaku orang tua, yang sangat banyak

memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan

(12)

x

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Skripsi ini

masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan

masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.

Terima kasih.

Yogyakarta, 24 Juni 2015

(13)

xi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ABSTRACT ... ... vii viii KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 4

(14)

xii

2.2 Showcase ... 5

2.2.1 Bagian Utama Showcase ... 5

2.2.2 Sistem Kompresi Uap Pada Mesin Pendinginn ... 12

2.2.3 Siklus Kompresi Uap ... 12

2.2.4 Perhitungan Karakteristik Showcase ... 16

2.3 Tinjauan Pustaka ... 18

BAB III PEMBUATAN ALAT ... 20

3.1 Persiapan Pembuatan Showcase 3.1.1 Komponen Utama Pembuatan Showcase ... ... 20 20 3.1.2 Peralatan Pendukung Pembuatan Showcase ... 24

3.2 Pembuatan Showcase ... 31

3.2.1 Proses Pembuatan Showcase ... 31

BAB IV METODE PENELITIAN ... 37

4.1 Mesin yang diteliti ... 37

4.2 Alur Penelitian pada mesin pendingin Showcase ... 38

4.3 Skematik alat penelitian ... 39

4.4 Alat Batu Penelitian 4.5 Variasi peenelitian ... ... 40 43 4.6 Cara Mendapatkan Data ... 43

(15)

xiii

4.7 Cara mengolah data dan melakukan

Pembahasan

... 44

4.8 Cara mendapatkan kesimpulan ... 45

BAB V HASIL PENELIIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ... 47

5.1 Hasil Penelitian ... 46

5.2 Perhitungan ... 53

5.3 Pembahasan ... 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

6.1 Kesimpulan ... 73

6.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 5.1.a

Tabel 5.1.b

Nilai tekanan masuk dan keluar kompresor

R134a Dan R502

Nilai tekanan masuk dan keluar kompresor

R134a Dan R502

... ... 46 47 Tabel 5.2.a Tabel 5.2.b

Nilai Suhu kerja masuk kompresor dan keluar

kondensor R134a dan R502 dalam satuan oC Nilai Suhu kerja masuk kompresor dan keluar

kondensor R134a dan R502 dalam satuan oF

... ... 48 49 Tabel 5.3.a Tabel 5.3.b

Nilai suhu kerja Evaporator dan kondensor

R134a dan R502 satuan oF

Nilai suhu kerja Evaporator dan kondensor

R134a dan R502 satuan oC

...

...

50

51

Tabel 5.4 Nilai entalpi pada siklus kompresi uap ... 52

Tabel 5.5 Nilai kerja kompresor (Win) ... 53

Tabel 5.6 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang

diserap evaporator (Qin)

... 55

Tabel 5.7

Tabel 5.8

Tabel 5.9

Tabel 5.10

Energi kalor persatuan massa refrigeran yang di

lepas kondensor (Qout)

Koefisien prestasi ideal (COPideal)

Koefisien prestasi ideal (COPaktual)

Efisiensi Showcase η

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Showcase ... 6

Gambar 2.2 Refrigeran jenis R134a dan R502 ... 8

Gambar 2.3 Kompresor Hermatik ... 9

Gambar 2.4 Evaporator ... 9

Gambar 2.5 Kondensor U, dengan 6U ... 10

Gambar 2.6 Filter ... 11

Gambar 2.7 Pipa Kapiler ... 12

Gambar 2.8 Skematik mesin pendingin ... 13

Gambar 2.9 siklus kompresi uap pada diagram P-h ... 13

Gambar 2.10 siklus kompresi uap pada diagram T-s ... 14

Gambar 3.1 Kompresor Hermatik ... 20

Gambar 3.2 Kondensor 6U ... 21

Gambar 3.3 Pipa kapiler ... 22

Gambar 3.4 Evaporator ... 22

Gambar 3.5 Filter ... 23

Gambar 3.6 Refrigeran ... 24

Gambar 3.7 Aluminium hollow segi empat ... 24

(18)

xvi

Gambar 3.11 Pelebar pipa ... 26

Gambar 3.12 Manipold gaug ... 27

Gambar 3.13 Alat las tembaga ... 27

Gambar 3.14 Bahan las dan borak ... 28

Gambar 3.15 Pentil ... 28

Gambar 3.16 Metil ... 29

Gambar 3.17 Thermostat ... 29

Gambar 3.18 Alat ukur termo kopel dan APPA ... 30

Gambar 3.19 Pumpa vakum ... 30

Gambar 3.20 Kerangka showcase ... 31

Gambar 3.21 Proses pengelasan kompresor dengan kondensor ... 32

Gambar 3.22 Proses pengelasan kondensor dengan filter ... 33

Gambar 3.23 Proses pengelasan filter dengan pipa kapiler ... 33

Gambar 3.24 Proses pengelasan pipa kapiler dengan evaporator ... 34

Gambar 3.25 Proses pengelasan evaporator dengan kompresor ... 34

Gambar 3.26 Pengisian metil ... 35

Gambar 3.27 Proses pempakuman ... 35

Gambar 3.28 Proses pengisian refrigeran R134a dan R502 ... 36

Gambar 3.29 Proses uji coba showcase ... 36

(19)

xvii

Gambar 4.2 Alur penelitian ... 38

Gambar 4.3 Skematik mesin pendingin showcase ... 39

Gambar 4.4 Stopwatch ... 40

Gambar 4.5 Termokopel dan APPA ... 40

Gambar 4.6 Pressuree gauge ... 41

Gambar 4.7 Kabel rol ... 41

Gambar 4.8 Botol minuman ... 42

Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7 Gambar 5.8 Diagram p-h

Cara mendapatkan h1, h2, h3, h4 suhu kerja

evaporator dan suhu kerja kondensor pada

Diagram P-h

Kerja yang dilakukan kompresor dengan R134a

Kerja yang dilakukan kompresor dengan R502

Energi yang diserap evaporator dengan R134a

Energi yang diserap evaporator dengan R502

Energi kalor yang dilepas kondensor dengan

R134a

Energi kalor yang dilepas kondensor dengan

R502

Koepisien prestasi ideal showcase dengan

R134a

Koepisien prestasi ideal showcase dengan R502

(20)

xviii Gambar 5.9 Gambar 5.10 Gambar 5.11 Gambar 5.12 Gambar 5.13 Gambar 5.14 Gambar 5.15 Gambar 5.16 Gambar 5.17 Gambar 5.18

Koepisien prestasi aktual showcase dengan

R134a

Koepisien prestasi aktual showcase dengan

R502

Efisiensi showcase dengan R134a

Efisiensi showcase dengan R502

Kerja kompresor R134a dan R502

Energi kalor yang diserap evaporator R134a

dan R502

Energi kalor yang dilepas kondensor R134 dan

R502

COPideal R134a Dan R502

COPaktual R134a dan R502

Efisiensi showcase R134a dan R502

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dijaman modern seperti sekarang ini kebutuhan akan penggunaan mesin

pendingin meningkat dan meluas. Mesin pendingin dapat ditemui di mana saja

terutama di dalam mall, di supermarket, pada alat transportasi, di dalam warung,

di hotel, di rumah sakit, dll. Mesin pendingin terbagi atas berbagai macam jenis

dilihat dari kegunaannya. Ada yang digunakan untuk membekukan, mendinginkan

dan ada yang digunakan untuk pengondisian udara. Contoh mesin pendingin yang

digunakan untuk membekukan adalah freezer dan ice maker. Digunakan untuk

mendinginkan dan membekukan : kulkas 1 pintu, 2 pintu, digunakan untuk

mendinginkan : showcase dan chiller, digunakan untuk pengkondisian. AC split,

AC window. Showcase di pergunakan untuk mendinginkan minuman dan

makanan seperti minuman kaleng, minuman berenergi dan soft drink dan

minuman kemasan yang lain, sedangkan makanan yang didinginkan seperti roti

atau kue. Showcase sering dijumpai di warung, kantin sekolah, mall, supermarket,

alat trasportasi, hotel dll. Dengan latar belakang tersebut, penulis berkeinginan

untuk mempelajari, memahami, serta mengenal unjuk kerja dari showcase. Cara

yang dilakukan adalah membuat serta meneliti mesin pendingin showcase yang

dibuat, dan melakukan penelitian karakteristik mesin showcasenya dengan

melakukan juga variasi terhadap refrigerannya yaitu dengan refrigeran R134a dan

R502. Dimana kita ketahui mesin pendingin showcase bekerja pada suhu 2˚C –

(22)

1.2. Perumusan Masalah

Showcase yang dijual di pasaran tidak terdapat informasi mengenai

COP dan efisiensi mesin padahal informasi tersebut sarat penting bagi konsumen

untuk memilih showcase mana yang sesuai dengan keinginannya. Berapakah nilai

COP dan efisiensi showcase dengan mempergunakan refrigeran R134a dan R502.

Oleh karna itu perlu dilakukan penelitian tentang showcase dan karakteristik

showcase.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Membuat showcase dengan mempergunakan siklus kompresi uap yang

dipergunakan untuk mendinginkan minuman dengan mempergunakan

refrigeran R134a dan R502.

b. Mengetahui karakteristik showcase yang dibuat :

- Menghitung kerja kompresor (Win) persatuan massa refrigeran

- Menghitung kalor yang dilepaskan kondensor (Qout) persatuan massa

refrigeran

- Menghitung kalor yang diserap evaporator (Qin) persatuan massa

refrigeran

- Menghitung COPaktual dan COPideal showcase

- Menghitung efisiensi showcase

1.4. Batasan Masalah

(23)

a. Komponent showcase terdiri dari kompresor, kondensor, evaporator, pipa

kapiler dan filter.

b. Daya kompresor yang dipergunakan sebesar 1/10 PK.

c. Refrigeran yang digunakan pada showcase adalah R134a dan R502.

d. Panjang pipa kapiler yang digunakan 1 m, diameter 0,026 inchi , dan terbuat

dari tembaga.

e. Kondensor yang digunakan 6U

f. Evaporator yang digunakan adalah evaporator plat dengan ukuran panjang 42

cm dan lebar 30 cm

g. Ukuran ruang pendingin : 20 cm x 33 cm x 45 cm

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada mesin

pendingin showcase ini adalah :

a. Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang akan

melakukan penelitian tentang showcase.

b. Dapat memberikan gagasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang

(24)

4

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mesin Pendingin Showcase

Showcase adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan minuman dan

makanan. Dalam bekerjanya showcase umumnya menggunakan siklus kompresi

uap. Siklus kompresi uap terdiri dari beberapa proses, yaitu proses kompresi,

proses kondensasi, proses penurunan tekanan (proses isentalpi), dan proses

penguapan. Mesin pendingin terdiri dari beberapa jenis seperti : Showcase, chiller,

AC, Kulkas 1 pintu, Kulkas 2 pintu dan Ice maker.

Mesin pendingin tersusun atas beberapa komponen utama. Komponen utama

showcase meliputi kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler.

Sedangkan komponen tambahan meliputi filter dan termostat. Fluida kerja yang di

pergunakan dalam siklus kompresi uap di namakan daya refrigeran. Bila aliran

listrik diberikan pada kompresor maka kompresor akan dapat bekerja. Kompresor

akan menghisap refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah melalui saluran

hisap. Kompresor akan memampatkan gas refrigeran sehingga menjadi uap/gas

superheated bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Gas kemudian mengalir

memasuki kondensor. Gas superheated bertekanan tinggi tersebut di dalam

kondensor akan didinginkan oleh udara di luar mesin pendingin. Kalor berpindah

dari kondensor ke udara sekelilingnya sehingga suhunya turun mencapai suhu

kondensasi (pengembunan) dan wujudnya berubah menjadi cair. Refrigeran yang

bertekanan tinggi tersebut selanjutnya akan mengalami proses pendinginan lanjut

(25)

kapiler yang berdiameter kecil dan panjang sehingga tekanan refrigeran akan

turun akibat tekanan turun, suhu refrigeran juga mengalami penurunan. Dari pipa

kapiler, refrigeran yang sudah bertekanan rendah ini

kemudian memasuki ruang evaporator. Di dalam evaporator, refrigeran berubah

wujud dari cair menjadi gas (mendidih). Proses pendidihan dapat berlangsung

karena evaporator mengambil kalor dari lingkungan di sekeliling evaporator,

sehingga ruangan di sekitar evaporator menjadi dingin. Setelah mendidih dan

berubah menjadi gas, refrigeran kembali dihisap oleh kompresor dan siklus

berulang kembali dari awal.

2.2 Showcase

2.2.1. Bagian Utama Showcase

Showcase merupakan mesin pendingin yang dipergunakan untuk

mendinginkan minuman kemasan seperti : soft drink, minuman kaleng, minuman

botol, yang dapat dijumpai di tempat-tempat perbelanjaan, stasiun, kantin

sekolah, serta di tempat yang ramai dikunjungi orang. Gambar 2.1

memperlihatkan contoh dari showcase yang dipergunakan untuk mendinginkan

minuman kemasan botol dan kaleng (Gambar 2.1 a dan c) showcase yang

dipergunakan untuk mendinginkan minuman botol, kaleng, buah-buahan,

(26)

a. b.

c.

Gambar 2.1 Showcase

Showcase tersusun atas beberapa komponen utama : refrigeran, kompresor,

evaporator, kondensor dan pipa kapiler. Komponen tambahan terdiri dari filter

(27)

a.Bahan Mesin Pendingin (Refrigeran)

Fluida kerja yang dipergunakan dalam mesin pendingin disebut refrigeran.

Refrigeran berfungsi untuk mengambil panas dari ruang pendingin melalui

evaporator dan membuangnya dalam kondensor. Pada saat dipergunakan,

refrigeran akan berubah – ubah fase, dari fase gas ke fase cair atau sebaliknya.

Terdapat berbagai jenis refrigeran yang dapat digunakan dalam sistem

kompresi uap. Suhu kerja evaporator dan kondensor menentukan dalam pemilihan

refrigeran. Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah jenis R134a dan

R502. Beberapa syarat refrigeran yang aman untuk digunakan pada mesin

pendingin untuk keperluan proses pendinginan yaitu :

 Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.

 Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.

 Ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon

 Tidak memberikan efek pemanasan global.

 Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak

pelumas dan sebagainya.

 Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada system

pendingin.

 Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.

 Umur hidup di udara pendek

 Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat–alat yang sederhana

(28)

Gambar 2.2 Refrigeran jenis R134a dan R502

b. Kompresor

Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan bahan pendingin refrigeran

keseluruh bagian mesin pendingin dengan cara menaikan tekanan refrigeran.

Akibat kenaikan tekanan, suhu refrigeran juga ikut naik. Kompresor yang sering

digunakan pada mesin pendingin adalah jenis kompresor Hermetik (Hermetic

Compressor). Kompresor ini digerakan langsung oleh motor listrik dengan

komponen mekanik yang berada dalam satu wadah tertutup. Posisi porosnya bisa

vertikal maupun horizontal. Ada beberapa keuntungan dan kerugian, dalam

mempergunakan kompresor hermetik :

Keuntungannya adalah :

 Bentuknya kecil dan harganya murah.

 Tidak memakai sil pada porosnya, sehingga jarang terjadi kebocoran

refrigeran.

 Tidak memakai tenaga penggerak dari luar sehingga suaranya lebih tenang dan

getarannya kecil.

(29)

 Bagian yang rusak di dalam rumah kompresor tidak dapat diperbaiki sebelum

rumah kompresor dipotong

 Minyak pelumas yang berada di dalam kompresor hermetik susah diperiksa.

Gambar 2.3 Kompresor Hermetik

c. Evaporator

Evaporator merupakan salah satu komponen utama dari mesin pendinginan,

yang di dalamnya mengalir refrigeran yang berfungsi untuk menyerap panas dari

produk yang didinginkan. Kalor yang dihisap evaporator dipergunakan untuk

merubah fase refrigeran dari cair menjadi gas. Produk yang didinginkan meliputi

bahan makanan/minuman yang diletakan di ruang pendingin. Evaporator jenis

plate sering dipakai untuk proses pendinginan makanan ataupun minuman. Bahan

pipa evaporator yang terbaik adalah logam, karena logam berfungsi sebagai

konduktor. Pada umumnya terbuat dari bahan tembaga atau alumunium. Tembaga

dan kuningan dapat digunakan untuk semua refrigeran.

(30)

d. Kondensor

Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan suhu dari gas

panas lanjut ke gas jenuh, merubah fase refrigeran dari fase gas jenuh menjadi cair

jenuh dan menurunkan suhu dari cair jenuh ke cair lanjut. Pada saat terjadinya

penurunan suhu dan perubahan fase, panas dikeluarkan kondensor ke udara

melalui rusuk-rusuk kondensor. Sebagai akibat dari kehilangan panas, kondisi

refrigeran berubah dari gas panas lanjut ke gas jenuh kemudian berubah fase

menjadi cair dan terakhir mengalami penurunan suhu menjadi cair lanjut. Pada

saat perubahan dari gas panas lanjut ke gas jenuh, suhu refrigeran mengalami

penurunan dan pada saat perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair jenuh, suhu

refrigeran tetap. Proses perubahan kondisi yang berlangsung di kondensor

berjalan pada tekanan yang tetap. Kondensor yang umum digunakan pada mesin

pendingin kapasitas kecil, adalah jenis pipa dengan jari-jari penguat, dengan

[image:30.595.103.511.310.684.2]

bentuk lintasan U.

(31)

e. Filter

Filter (saringan) berfungsi untuk menyaring kotoran yang terbawa aliran

refrigeran selama bersirkulasi. Filter dipasang pada posisi sebelum pipa kapiler,

diharapkan kotoran tidak masuk ke dalam pipa kapiler. Dengan kondisi yang

bersih, kemungkinan pipa kapiler tersumbat menjadi kecil. Sehingga kotoran tidak

masuk ke dalam kompresor dan pipa kapiler. Bentuk filter berupa tabung kecil

dengan diameter antara 10-20 mm, sedangkan panjangnya sekitar 8-15 mm, di

[image:31.595.102.505.261.557.2]

dalam tabung tersebut terdapat penyaring atau filter.

Gambar 2.6. Filter

f. Pipa Kapiler

Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan. Pipa kapiler merupakan

pipa dengan ukuran diameter kecil, 0,026 inci. Dengan diameter kecil, hambatan

yang terjadi saat refrigeran mengalir di daqlam pipa akan menjadi sangat besar

yang menyebabkan tekanan refrigeran turun. Akibat tekanan turun,suhu refrigeran

juga akan turun dan dapat mencapai suhu kerja evaporator. Beberapa keuntungan

(32)

Gambar 2.7 Pipa Kapiler

2.2.2. Sistem Kompresi Uap Pada Mesin Pendingin

Sistem refrigerasi uap atau kompresi uap merupakan jenis siklus dari mesin

pendingin yang sering digunakan saat ini. Mesin ini terdiri dari empat komponen

utama yaitu kompresor, kondensor, pipa kapiler, evaporator, dan komponen

tambahan berupa filter. Dalam siklus ini uap refrigeran bertekanan rendah akan

ditekan oleh kompresor menjadi bertekanan tinggi, dan kemudian uap refrigeran

bertekanan tinggi diembunkan menjadi cairan refrigeran bertekanan tinggi dalam

kondensor. Kemudian cairan refrigeran bertekanan tinggi tersebut diturunkan

melalui pipa kapiler agar menjadi campuran cairan dan gas refrigeran bertekanan

rendah. Refrigeran tersebut kemudian menguap kembali di dalam evaporator

menjadi uap refrigeran tekanan rendah. Gas keluar dari kompresor akan di

kompresi ulang oleh kompresor dan siklus kembali lagi dari awal.

2.2.3. Siklus Kompresi Uap

Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap tersaji pada Gambar 2.8.

Siklus kompresi uap pada diagram P-h tersaji pada Gambar 2.9, dan pada diagram

(33)
[image:33.595.98.492.113.600.2]

Gambar 2.8 Skematik Showcase

(34)
[image:34.595.99.514.102.590.2]

Gambar 2.10 Siklus kompresi uap pada diagram T-s

Proses kompresi uap pada diagram P-h dan T-s meliputi proses : kompresi,

penurunan suhu, pengembunan pendinginan lanjut, proses penurunan tekanan,

proses penguapan dan pemanasan lanjut.

 Proses (1-2) adalah proses kompresi yang berlangsung pada entropi yang

tetap (atau berlangsung pada proses isentropis atau pada nilai s konstan).

Kondisi awal refrigeran pada saat masuk di kompresor adalah gas panas

lanjut bertekanan rendah, setelah dikompresi refrigeran menjadi gas panas

lanjut bertekanan tinggi.

 Proses (2-2a) merupakan penurunan suhu dari gas panas lanjut menjadi gas

jenuh. Proses ini berlangsung di awal kondensor. Refrigeran yang bertekanan

dan bertemperatur tinggi yang keluar dari kompresor kemudian membuang

panas sehingga refrigeran berubah fase dari gas panas lanjut menjadi gas

jenuh.

 Pada proses (2a-3a) merupakan proses pembuangan kalor ke lingkungan di

(35)

(isotermis dan isobar). Di kondensor terjadi pertukaran kalor antara refrigeran

dengan udara, kalor berpindah dari refrigeran ke udara yang ada di sekitar

kondensor sehingga refrigeran mengembun dari gas jenuh atau berubah fase

menjadi cair jenuh.

 Pada proses (3a-3) merupakan proses pendinginan lanjut. Terjadi pelepasan

kalor sehingga suhu refrigeran cair yang keluar dari kondensor bersuhu lebih

rendah dari suhu pengembunan dan berada pada keadaan cair lanjut. Proses

pendinginan lanjut di tujukan agar refrigeran sebelum masuk pipa kapiler,

keadaanya benar – benar sudah cair.

 Proses (3-4) merupakan proses penurunan tekanan berlangsung pada entalpi

yang tetap. Kondisi refrigeran berubah bentuk dari fase cair lanjut menjadi

fase campuran antara cair dan gas. Akibat penurunan tekanan, suhu refrigeran

juga mengalami penurunan, sampai mencapai suhu kerja evaperator.

 Proses (4-1a) merupakan proses penguapan. Pada proses ini terjadi perubahan

fase dari cair menjadi gas. Kalor yang dipergunakan untuk merubah fase

diambil dari lingkungan sekitar evaporator. Proses berjalan pada tekanan

yang tetap dan suhu yang sama. Suhu evaporator lebih rendah dari suhu

lingkungan di sekitar evaporator.

 Proses (1a-1) merupakan proses pemanasan lanjut. Pada proses ini temperatur

refrigeran mengalami kenaikan (superheated). Walaupun temperatur uap

refrigeran naik, tetapi tekanan refrigeran tidak berubah. Sebenarnya ada

(36)

Tujuan proses pemanas lanjut di maksudkan agar ketika masuk kompresor

kondisi refrigeran benar – benar dalam keadaan gas.

2.2.4. Perhitungan Karakteristik Showcase

[image:36.595.101.510.245.589.2]

Dengan melihat siklus kompresi uap pada diagram P-h yang tersaji pada

Gambar 2.9, maka dapat dihitung besarnya : (a) kerja kompresor per satuan massa

(b) kalor yang dilepas kondensor per satuan massa (c) kalor yang diserap

evaporator per satuan massa (d) COP mesin showcase, dan (e) efisiensi mesin

showcase.

a.Kerja kompresor persatuan massa ( Win ).

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran yang diperlukan agar mesin

showcase dapat bekerja dapat dihitung dengan Persamaan (2.1) :

Win = h2-h1 (2.1)

pada Persamaan (2.1) :

Win : kerja yang dilakukan kompresor, (Btu/lb)

h2 : enthalpi refrigeran keluar dari kompresor, (Btu/lb)

h1 : enthalpi refrigeran masuk ke kompresor, (Btu/lb)

b.Kalor yang dilepas oleh kondensor persatuan massa ( Qout ).

Besar kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dapat

dihitung dengan Persamaan (2.2):

Qout = h2-h3 (2.2)

pada Persamaan (2.2) :

Qout : energi kalor yang dilepas kondensor per satuan massa refrigeran, (Btu/lb)

(37)

h3 : enthalpi refrigeran keluar dari kondensor, (Btu/lb)

c.Kalor yang diserap evaporator persatuan massa ( Qin ).

Besar kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dapat

dihitung dengan Persamaan (2.3) :

Qin = h1-h4 = h1-h3 (2.3)

pada Persamaan (2.3) :

Qin : energi kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran, (Btu/lb)

h1 : enthalpi refrigeran keluar evaporator (Btu/lb)

h4 : enthalpi refrigeran masuk evaporator (Btu/lb)

d.COP aktual mesin pendingin.

COP aktual (Coefficient Of Performance) mesin pendingin adalah

perbandingan antara kalor yang diserap evaporator dengan energi listrik yang

diperlukan untuk menggerakkan kompresor. Nilai COP mesin pendingin dapat

dihitung dengan Persamaan (2.4):

COPaktual = = (2.4)

pada Persamaan (2.4) :

Qin : Kalor yang diserap evaporator persatuan massa, Btu/lb

(38)

e.COP ideal mesin pendingin

COP ideal merupakan COP maksimal yang dapat dicapai mesin pendingin,

dapat dihitung dengan Persamaan (2.5) :

COPideal = ( 273,15+Te ) / (Tc – Te ) (2.5)

pada Persamaan (2.5) :

COPideal : koefisien prestasi maksimum showcase

Te : suhu evaporator, K

Tc : suhu kondensor, K

f. Efisiensi mesin pendingin

Efisiensi mesin pendingin ( η ) dapat dihitung dengan Persamaan (2.6) :

η = x 100% (2.6)

pada Persamaan (2.6) :

η : efisiensi mesin pendingin

COPaktual : koefisien prestasi showcase

COPideal : koefisien prestasi maksimum showcase

2.3 Tinjauan Pustaka

Indriyanto (2013) telah melakukan penelitian terhadap mesin kulkas

dengan panjang pipa kapiler 175 cm untuk mengetahui karakteristik dari mesin

kulkas. Karakteristik tersebut meliputi : kerja kompresor kulkas, kalor yang

diserap evaporator, kalor yang di lepas kondensor, dan COP kulkas penelitian

memberikan hasil. Rata-rata COP kulkas sebesar 2,20.

Leo (2013) telah melakukan penelitian tentang mesin pendingin air dengan

(39)

mesin pendingin. Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai (a)

refrijeran yang digunakan R134a (b) menggunakan motor penggerak kompresor

berkapasitas 1/8 PK. Dari hasil penelitian didapatkan koefisien prestasi mesin

pendingin sebesar 5,1.

Willis (2013) telah melakukan penelitian tentang penggunaan refrijeran

R22 dan R134a pada mesin pendingin. Penelitian bertujuan: (a) membandingkan

potensi kerja refrijeran R22 yang dibandingkan dengan refrijeran R134a (b)

membahas refrijeran yang lebih ramah lingkungan antara R22 dengan R134a.

Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut: (a) refrijeran

yang digunakan R22 dan R134a (b) menggunakan motor penggerak kompresor

berkapasitas 2HP. Dari hasil penelitian didapatkan: (a) refrijeran R22 dari segi

prestasi kerjanya lebih baik dari R134a, tetapi tidak ramah lingkungan (b)

refrijeran R134a lebih ramah lingkungan, tetapi presatasi kerjanya lebih rendah

(40)

20

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1 Persiapan Pembuatan Showcase

3.1.1 Komponen Utama Showcase

Komponen yang dipergunakan pada pembuatan showcase adalah :

kompresor, kondensor, pipa kapiler, evaporator, filter, refrigeran R134a, dan

refrigeran R 502.

a. Kompresor

Kompresor berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigeran dan

mensirkulasikan refrigeran di dalam mesin showcase. Kompresor yang digunakan

[image:40.595.100.514.220.599.2]

dalam pembuatan showcase adalah :

Gambar 3.1 Kompresor Hermetik

Jenis kompresor : Hermetik

Seri kompressor : BES 3011H

Voltase : 220 V

Arus : 0,7 A

(41)

b. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk menurunkan suhu refrigeran dari gas panas lanjut

ke gas jenuh, merubah fase refrigeran dari fase gas menjadi cair, dan melakukan

proses pendinginan lanjut.

Gambar 3.2 Kondensor 6U

Panjang pipa : 6 m

Diameter pipa : 0,47 cm

Bahan pipa : Besi

Bahan sirip : Baja

Diameter sirip : 2 mm

jarak antar sirip : 5 mm

Jumlah sirip : 110 buah

(42)

c. Pipa kapiler

Pipa kapiler digunakan untuk menurunkan tekanan, dari tekanan tinggi ke

tekanan rendah.

Gambar 3.3 Pipa kapiler

Bahan pipa kapiler : Tembaga

Panjang pipa kapiler : 100 cm

Diameter pipa kapiler : 0,026 inchi

d. Evaporator

Evaporator digunakan untuk menguapkan refrigeran, yaitu untuk merubah fase

dari cair menjadi gas.

(43)

Bahan pipa evaporator : Tembaga

Diameter pipa evaporator : 0,47 cm

Panjang dan lebar : 42 cm x 30 cm

Bahan plat evaporator : Alumunium

e. Filter

Filter merupakan alat yang digunakan untuk menyaring kotoran.

Gambar 3.5 Filter

Bahan : Tembaga

Panjang filter : 9 cm

Diameter besar : 0,05 inchi

Diameter kecil : 0,023 inchi

a. Refrigeran R134a dan R502

Refrigeran R134a dan R502 digunakan sebagai fluida kerja showcase yang

dibuat. Dalam penelitian ini dipergunakan refrigeran R134a dan R502 karena

(44)

Gambar 3.6 Refrigeran R134a dan R502

3.1.2 Peralatan Pendukung Pembuatan Showcase

a. Alumunium hollow segi empat

Alumunium hollow segi empat memiliki fungsi sebagai kerangka dasar

dalam pembuatan mesin pendingin showcase, tahan karat dan lebih ringan dari

pada besi.

(45)

b. Akrilik

Akrilik digunakan karena memiliki warna yang transparan, tahan terhadap

suhu rendah dan memiliki resiko pecah lebih kecil dibanding kaca. Memiliki

[image:45.595.99.505.213.712.2]

fungsi sebagai tempat meletakan evaporator.

Gambar 3.8 Akrilik

c. Sterofom

Sterofom mempunyai fungsi sebagai tempat diletakkan evaporator agar

evaporator dapat tertutup rapat.

(46)

d. Tube cutter (Pemotong pipa)

Yaitu merupakan alat pemotong pipa tembaga, agar hasil potongan bisa rata.

Selain itu pemotongan pipa lebih mudah dilakukan dengan menggunakan tube

cutter dan kerusakan yang di hasilkan akibat pemotongan sangat kecil.

Gambar 3.10 Tube cutter

a. Tube expander (Pelebar pipa)

Pelebar pipa berfungsi untuk mengembangkan atau melebarkan pada ujung

pipa tembaga agar dapat disambungkan dengan pipa yang lain.

(47)

b. Manifold gauge

Manifold gauge merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan

refrigeran dalam sistem pendinginan, baik dalam saat pengisian refrigeran

maupun pada saat showcase beroperasi/dihidupkan.

Gambar 3.12 Manifold gauge

c. Alat las tembaga

Yaitu alat yang digunakan pada proses pengelasan, dan juga dibutuhkan pada

proses menambal, menyambung, atau melepaskan sambungan pipa tembaga pada

sistem pendinginan showcase.

(48)

d. Bahan las

Bahan las yang digunakan dalam penyambungan pipa kapiler menggunakan

bahan tambah perak tembaga dan borak.

Gambar 3.14 Bahan las dan borak

e. Pentil

Merupakan alat yang digunakan untuk mengisi gas / tempat masuknya

refrigeran, yang digunakan pada saat pengisian metil dan juga merupakan tempat

terjadinya proses pemvakuman.

(49)

f. Metil

Metil merupakan cairan yang berfungsi untuk membersihkan saluran-saluran

pipa kapiler. Penggunaan metil dalam pembersihan saluran pipa kapiler ini

sebanyak satu tutup botol metil.

Gambar 3.16 Metil

g. Thermostat

Thermostat adalah alat yang digunakan untuk mengatur suhu evaporator pada

suhu 11-1,5°C. Penggunaan thermostat pada showcase ini yaitu jika suhu yang

diinginkan telah tercapai, maka kompresor akan mati secara otomatis.

(50)

h. Alat ukur APPA dan termokopel

Termokopel yaitu sebuah kabel penyambung alat ukur dari APPA yang

berfungsi untuk mengukur suhu pada mesin pendingin showcase, yaitu mengukur

suhu masuk kondensor, keluar kondensor, masuk evaporator, keluar evaporator,

masuk kompresor, dan keluar kompresor.

(a) Termokopel (b) APPA

Gambar 3.18 Alat ukur (a) Termokopel, (b) APPA

i. Pompa vakum

Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan refrigeran. Sistem

pendinginan dapat menghilangkan udara dan gas yang tidak terkondensasi secara

baik. Hal ini dilakukan agar tidak menggangu sistem refrigerasi.

(51)

3.2 Pembuatan Showcase

3.2.1 Proses Pembuatan Showcase

Langkah-Langkah pembuatan mesin pendingin showcase dapat diketahui

sebagai berikut ini:

a. Mempersiapkan semua komponen utama mesin pendingin showcase seperti

kompresor, kondensor, evaporator, pipa kapiler, filter, refrigeran R-134a, dan

R502 sebagai refrigeran pengganti setelah R-134a, serta komponen pendukung

pembuatan showcase seperti alat pemotong pipa, alat pembengkok pipa, pompa

vakum, alat las, manifold gauge, dan alat-alat lain yang digunakan dalam

pembuatan mesin pendingin showcase.

b. Proses pembuatan rangka mesin pendingin showcase, pada proses ini

memerlukan alat sebagai berikut alat pemotong alumunium untuk memotong

sesuai ukuran yang telah ditentukan, dan paku keling untuk menyambungkan

antara alumunium yang telah dipotong.

(52)

c. Proses penyambungan dengan las antara kompresor dengan kondensor, dalam

proses ini diperlukan pipa tembaga sebagai penghubung antara kompresor

dengan kondensor. Dalam proses penyambungan terdapat perbedaan material

yang akan disambung pipa output kondensor terbuat dari besi sedangkan pipa

penghubung terbuat dari tembaga. Proses penyambungan komponen ini

membutuhkan bahan bantu borak yang berfungsi sebagai bahan tambahan

dalam proses pengelasan karena perbedaan karakteristik material dan agar pipa

saluran keluar kompresor dan pipa saluran masuk kondensor tersambung

dengan baik dan tidak bocor. Bahan yang digunakan pada proses pengelasan

atau penyambungan ini menggunakan bahan perak dan kuningan.

Gambar 3.21 Proses pengelasan kompresor dengan kondensor

d. Proses penyambungan dengan las antara kondensor dengan input filter, dalam

proses diperlukan pipa tembaga sebagai penghubung antara pipa output

kondensor dengan input filter. Proses penyambungan menggunakan las yang

menggunakan bahan perak dan kuningan. Diperlukan borak sebagai perekat

dalam proses pengelasan karena terdapat perbedaan material antara kondensor

dengan filter. Alat bantu yang diperlukan adalah tang yang mempunyai fungsi

(53)

Gambar 3.22 Proses pengelasan kondensor dengan filter

e. Proses penyambungan dengan las antara filter dengan pipa kapiler, dalam

proses pengelasan diperlukan alat las yang mempunyai fungsi untuk

menyambung output filter dengan pipa kapiler. Proses penyambungan

menggunakan alat las dengan bahan perak dan kuningan sebagai

penyambungannya. Tang adalah alat bantu yang mempunyai fungsi sebagai

penahan pada saaat proses pengelasan dilakukan.

Gambar 3.23 Proses pengelasan filter dengan pipa kapiler

f. Proses penyambungan dengan las antara pipa kapiler dengan evaporator, dalam

proses pengelasan alat las yang berfungsi untuk menyambung saluran keluar

(54)

menggunakan las dengan bahan perak dan kuningan. Tang mempunyai fungsi

menahan pada saat proses pengelasan dan juga memipihkan diameter pipa

saluran masuk evaporator supaya pipa kapiler dapat tersambung dengan baik.

Gambar 3.24 Proses pengelasan pipa kapiler dengan evaporator

g. Proses penyambungan dengan las antara evaporator dengan kompresor, dalam

proses ini diperlukan pipa tembaga sebagai pipa penghubung evaporator

dengan kompresor. Proses penyambungan komponen tersebut menggunakan

alat las dengan bahan kuningan dan perak.

Gambar 3.25 Proses pengelasan evaporator dengan kompresor

h. Proses pengisian metil, dalam proses ini metil mempunyai fungsi untuk

membersihkan saluran pipa-pipa pada showcase yang sudah jadi dan sebagai

(55)

Gambar 3.26 Pengisian metil

i. Proses pemvakuman showcase, dalam proses pemvakuman diperlukan pompa

vakum yang mempunyai fungsi untuk proses pemvakuman tersebut. Proses ini

bertujuan untuk mengeluarkan udara-udara yang masih terjebak dalam

saluran-saluran pipa di showcase agar siklus dalam showcase dapat bekerja dengan

baik.

Gambar 3.27 Proses pemvakuman

j. Proses pengisian refrigeran R134a dan R502, dalam proses ini diperlukan

refrigeran R134a dan R502 sebagai fluida kerja showcase. Tekanan refrigeran

yang akan dimasukan dalam siklus showcase harus sesuai dengan standar kerja

(56)

Gambar 3.28 Proses pengisian refrigeran R134a dan R502

k. Proses uji coba showcase setelah semua alat terpasang dengan baik hubungkan

kabel kompresor ke aliran listrik yang stabil maka kompresor akan hidup dan

bekerja dengan cara memompakan refrigeran keseluruh komponen mesin

showcase secara konstan.

(57)

37

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Mesin yang diteliti

Mesin yang diteliti merupakan mesin pendingin showcase dengan siklus

kompresi uap. (Gambar 4.1a dan Gambar 4.1b) Proses pendinginan dalam

showcase dilakukan dengan cara benda uji kontak langsung dengan evaporator.

(a) (b)

[image:57.595.99.498.237.639.2]
(58)

4.2 Alur penelitian pada mesin pendingin showcase

Dalam penelitian showcase mengikuti dalam seperti tersaji pada gambar

[image:58.595.99.505.185.683.2]

4.2.

(59)

4.3 Skematik alat penelitian

Gambar 4.3 menyajikan skematik dari mesin pendingin showcase yang

diteliti. Dalam skematik ini ditentukan posisi titik-titik yang dipasangi termokopel

dan alat ukur tekanan dari showcase dengan siklus kompresi uap yang sudah

[image:59.595.102.500.210.714.2]

dirangkai.

Gambar 4.3 Skematik mesin pendingin showcase

Keterangan untuk Gambar 4.3:

Titik 1 : Posisi termokopel sebelum masuk kompresor

Titik 3 : Posisi termokopel sebelum masuk pipa kapiler

Titik A : Posisi alat ukur tekanan refrigeran sebelum masuk

kompresor (P1)

Titik B : Posisi alat ukur tekanan refrigeran setelah keluar

(60)

4.4 Alat bantu penelitian

Proses penelitian showcase membutuhkan alat-alat yang dipergunakan

untuk mengambil data-data penelitian. Alat-alat bantu tersebut adalah:

a. Stopwatch

Stopwatch berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur

[image:60.595.103.509.262.711.2]

lamanya pengambilan data dalam pengujian mesin pendingin showcase.

Gambar 4.4 Stopwatch

b. Termokopel dan APPA

Termokopel adalah sensor suhu yang digunakan untuk mengubah

perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase), APPA

berfungsi sebagai alat yang memperlihatkan nilai suhu yang diukur.

(a) Termokopel (b) APPA

(61)

c. Pressure gauge (pengukur tekanan)

Pressure gauge mempunyai fungsi untuk mengetahui nilai tekanan

refrigeran. Pressure gauge berwarna merah untuk mengukur tekanan tinggi

sedangkan yang berwarna biru untuk tekanan rendah.

Gambar 4.6 Pressure gauge

d. Kabel roll

Kabel roll berfungsi untuk membagi daya listrik ke mesin pendingin

[image:61.595.99.508.209.705.2]

showcase karena panjang kabel listrik pada mesin pendingin showcase terbatas.

(62)

e. Botol minuman

Botol minuman ini berfungsi sebagai beban pendingin, yang berisi air

[image:62.595.101.507.184.727.2]

dengan volume 600 ml.

Gambar 4.8 Botol minuman

f. Diagram P-h

Diagram P-h berfungsi untuk menggambarkan siklus kompresi uap mesin

pendingin showcase. Dengan Diagram P-h dapat diketahui nilai entalpi disetiap

titik yang diteliti, (h1,h2,h3,h4), suhu evaporator dan suhu kondesor

(63)

4.5 Variasi penelitian

Variasi penelitian yang dipakai adalah jenis refrigeran, yaitu R134a dan

R502. Penelitian pertama showcase dialiri refrigeran R134a dan diuji sebanyak 5

kali dalam 5 hari. Penelitianmenggunakan refrigeran R502 dan diuji sebanyak 5

kali selama 5 hari.

4.6 Cara mendapatkan data

Sebelum mengambil data, termokopel harus dikalibrasi dengan

menggunakan air mendidih, agar dapat diketahui selisih perbedaan alatukurnya.

Cara mendapatkan data melalui proses sebagai berikut :

a. Mengecek kebocoran refrigeran pada showcase, jika masih terjadi kebocoran

peralatan di perbaiki dahulu. Pengambilan data dilakukan setelah showcase

dapat bekerja dengan baik.

b. Mengisi botol kemasan 600 ml dengan air dan ditaruh di ruang pendinginan

showcase.

c. Memasang kabel termokopel dan alat untuk tekanan pada posisi yang telah

ditentukan. (Gambar 4.3)

d. Menghidupkan showcase dan Stopwatch

e. Pengambilan data yaitu :

T1 : Suhu refrigeran sebelum masuk kompresor, ( °C)

T3 : Suhu refrigeran sebelum masuk pipa kapiler, ( °C)

P1 : Tekanan refrigeran sebelum masuk kompresor, Psi

(64)

Proses pengambilan data diukur tiap 30 menit. Pengambilan data berhenti setelah

5 jam pengambilan data.

4.7 Cara mengolah data dan melakukan pembahasan

Dari data yang diperoleh (P1, P2, T1, T3) dapat dibuat siklus kompresi uap

pada Diagram P-h. Dari Diagram P-h tersebut dapat diperoleh nilai entalpi (h1, h2,

h3, h4), suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor. Nilai entalpi yang

diketahui dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik showcase dengan cara

menghitung kalor yang dilepas oleh kondensor (Qout), kalor yang diserap

evaporator (Qin), kerja yang dilakukan kompresor (Win), COP, efisiensi dari mesin

pendingin showcase serta laju aliran massa. Untuk melakukan pengolahan data,

hasil-hasil perhitungan digambarkan dalam bentuk grafik terhadap waktu.

Pengolahan data dilakukan dengan memperhatikan dari tujuan dari penelitian dan

[image:64.595.105.554.224.704.2]

hasil-hasil penelitian sebelumnya.

Gambar 4.10 Cara mendapatkan h1, h2, h3, h4 suhu kerja evaporator dan suhu kerja

(65)

4.8 Cara mendapatkan kesimpulan

Kesimpulan dapat diperoleh dari hasil pengolahan data dan hasil

(66)

46

BAB V

HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

a. Nilai Tekanan

Hasil penelitian untuk nilai tekanan masuk kompresor dan keluar

kompresor yang dihasilkan R134a dan R502. Data ini didapat dari hasil pengujian

[image:66.595.105.509.193.747.2]

data disajikan pada Tabel 5.1.a dan 5.1.b

Tabel 5.1.a Nilai tekanan pengukuran masuk dan keluar kompresor R134a dan R502 dalam tekanan terukur satuan psig

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Tekanan (psig) Tekanan (psig)

P1 P2 P1 P2

1 30 9,4 155,1 22 253

2 60 10,3 161,5 22,1 260

3 90 10,7 164,3 24,5 259,2

4 120 10,7 160,3 24,3 267,4

5 150 10,7 166,5 25,1 271,1

6 180 11,2 169,6 25,2 273,4

7 210 10,7 162,0 25 268,5

8 240 10,8 161,5 25,5 271,9

9 270 10,7 163,5 24,3 275,5

(67)

Hasil penelitian untuk nilai tekanan masuk kompresor dan keluar kompresor yang

dihasilkan R134a dan R502. Data ini didapatakan dari hasil pengujian data. Data

awal dalam tekanan terukur satuan psig + 14,7 untuk mendapatkan nilai tekanan

[image:67.595.101.508.219.734.2]

terukur dalam satuan psia disajikan pada Tabel 5.1.b

Tabel 5.1.b Nilai tekanan absolut masuk dan keluar kompresor R134a dan R502

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Tekanan (psia) Tekanan (psia)

P1 P2 P1 P2

1 30 24,1 169,8 36,7 267,7

2 60 25,0 176,2 36,8 274,7

3 90 25,4 179,0 39,2 273,9

4 120 25,4 175,0 39,0 282,1

5 150 25,4 181,2 39,8 285,8

6 180 25,9 184,3 39,9 288,1

7 210 25,4 176,7 39,7 283,2

8 240 25,5 176,2 40,2 286,6

9 270 25,4 178,2 39,0 290,2

(68)

b. Nilai suhu kerja masuk kompresor dan keluar kondensor

Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kompresor dan keluar kondensor

[image:68.595.103.507.199.715.2]

untuk R134a dan R502. Data ini didapat dari data dalam satuan oC disajikan pada Tabel 5.2.a

Tabel 5.2 a. Nilai suhu kerja masuk kompresor dan keluar kondensor R134a dan R502

No

Waktu t (menit)

R-134a R502

Suhu (°C) Suhu (°C)

T1 T3 T1 T3

1 30 18,1 41,8 16,5 43,3

2 60 17,0 43,0 16,8 43,3

3 90 17,3 42,7 16,7 44,2

4 120 17,7 42,2 16,7 44,4

5 150 15,7 43,8 15,8 44,3

6 180 17,3 44,0 36,4 44,2

7 210 17,2 43,6 16,9 43,7

8 240 18,1 43,7 15,6 43,5

9 270 17,5 42,8 16,5 42,8

(69)

Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kompresor dan keluar kondensor

[image:69.595.102.506.196.730.2]

untuk R134a dan R502. Data ini di dapat dari hasil oC dirubah kedalam satuan oF disajikan pada Tabel 5.2.b

Tabel 5.2 b. Nilai suhu kerja masuk kompresor dan keluar kondensor R134a dan R502

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Suhu (°F) Suhu (°F)

T1 T3 T1 T3

1 30 64,6 107,2 61,7 109,9

2 60 62,7 109,4 62,3 110,1

3 90 63,1 108,8 62,1 111,6

4 120 63,8 107,9 62,1 111,9

5 150 60,3 110,8 60,4 111,7

6 180 63,2 111,2 97,5 111,6

7 210 62,9 110,4 62,4 111,6

8 240 64,5 110,7 60,1 110,4

9 270 63,5 109,0 61,8 109,1

(70)

c. Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor

Hasil penelitian untuk nilai suhu evaporator dan kondensor untuk R134a

[image:70.595.102.510.207.747.2]

dan R502 disajikan pada Tabel 5.3.a

Tabel 5.3 a. Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor untuk R134a dan R502

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Suhu (°F) Suhu (°F)

Te Tc Te Tc

1 30 3,3 113,3 -10,5 108

2 60 4,4 116,6 -8,8 112

3 90 6,6 116,6 -6,6 112

4 120 6,6 113,3 -6,6 112

5 150 6,6 119,9 -6,6 116

6 180 6,7 119,9 -6,6 118

7 210 6,6 116,6 -8,8 112

8 240 6,6 116,6 -6,6 116

9 270 8,8 119,9 -8,8 116

(71)

Hasil penelitian untuk nilai suhu evaporator dan kondensor untuk R134a

[image:71.595.99.511.171.744.2]

dan R502 disajikan pada Tabel 5.3.b

Tabel 5.3 b. Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor untuk R134a dan R502

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Suhu (°C) Suhu (°C)

Te Tc Te Tc

1 30 -15,9 45,2 -23,6 42,2

2 60 -15,3 47,0 -22,7 44,4

3 90 -14,1 47,0 -21,4 44,4

4 120 -14,1 45,2 -21,4 44,4

5 150 -14,1 48,8 -21,4 46,7

6 180 -14,1 48,8 -21,4 47,8

7 210 -14,1 47,0 -22,7 44,4

8 240 -14,1 47,0 -21,4 46,7

9 270 -14,1 48,8 -22,7 46,7

(72)

d. Nilai Entalpi

Nilai entalpi pada tiap titik pengambilan data disajikan pada Tabel

5.4.Nilai entalpi yang disajikan mulai dari menit 30 sampai menit ke 300, dengan

[image:72.595.102.508.211.685.2]

R134a dan R502.

Tabel 5.4 Nilai entalpi pada siklus kompresi uap

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Entalpi (Btu/lb) Entalpi (Btu/lb)

h1 h2 h3 h4 h1 h2 h3 h4

1 30 116,6 138,7 46,6 46,6 88 107,4 38,5 38,5

2 60 115,5 137,5 48,1 48,1 88,5 107,5 39,8 39,8

3 90 116,6 138,7 47,7 47,7 88 106,2 40 40

4 120 116,6 138,7 47,5 47,5 88 106,6 40 40

5 150 114,4 136,3 48,1 48,1 88 106,8 40 40

6 180 115,5 137,5 49,9 49,9 88 106,8 40 40

7 210 115,5 137,5 48,1 48,1 88 106,8 39,9 39,9

8 240 117,5 138,5 49,3 49,3 88 106,6 38,5 38,5

9 270 116,3 137,5 46,6 46,6 88 107,5 39,5 39,5

(73)

5.2 Perhitungan

a. Menghitung energi yang diberikan kompresor persatuan refrigeran (Win)

Kerja kompresor (Win) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan

(2.1) yaitu Win= h2-h1, Btu/lb. Sebagai contoh perhitungan untuk Win diambil dari

data pada menit ke 270 dengan refrigeran R134a (data nilai entalpi untuk

perhitungan disajikan pada Tabel 5.4).

Win = h2-h1 (Btu/lb)

= (137,5-116,3) Btu/lb

[image:73.595.103.509.240.739.2]

= 21,2 Btu/lb

Tabel 5.5 Nilai kerja kompresor (Win)

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Entalpi (Btu/lb)

Win

(Btu/lb)

Entalpi (Btu/lb)

Win

(Btu/lb) h1 h2 h1 h2

1 30 116,6 138,7 22,1 88 107,4 19,4

2 60 115,5 137,5 22 88,5 107,5 19

3 90 116,6 138,7 22,1 88 106,2 18,2

4 120 116,6 138,7 22,1 88 106,6 18,6

5 150 114,4 136,3 21,9 88 106,8 18,8

6 180 115,5 137,5 22 88 106,8 18,8

7 210 115,5 137,5 22 88 106,8 18,8

8 240 117,5 138,5 21 88 106,6 18,6

9 270 116,3 137,5 21,2 88 107,5 19,5

(74)

Dari Tabel 5.5 Kerja kompresor dapat disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya

seperti terlihat pada Gambar 5.1 untuk refrigeran R134a dan Gambar 5.2 untuk

[image:74.595.99.495.184.680.2]

refrigeran R502.

Gambar 5.1 Kerja yang dilakukan kompresor dengan R134a

Gambar 5.2 Kerja yang dilakukan kompresor dengan R502

0 5 10 15 20 25 30

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

W

in

,

B

tu/l

b

Waktu t, menit

0 4 8 12 16 20 24

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

W

in

,

B

tu/l

b

(75)

b. Menghitung energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator (Qin)

Jumlah energi kalor yang diserap evaporator dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (2.3) yaitu Qin=h1–h4,Btu/lb. Sebagai contoh

perhitungan untuk Qindiambil dari data pada menit ke 270 dengan refrigeran

R-134a (data nilai entalpi untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.4)

Qin = h1– h4, (Btu/lb)

= (116,3-46,6) Btu/lb

[image:75.595.102.505.249.712.2]

= 69,7 Btu/lb

Tabel 5.6 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator (Qin)

No Waktu t(menit)

R134a R502

Entalpi (Btu/lb)

Qin

(Btu/lb)

Entalpi (Btu/lb)

Qin

(Btu/lb) h1 h4 h1 h4

1 30 116,6 46,6 70 88 38,5 49,5

2 60 115,5 48,1 67,4 88,5 39,8 48,7

3 90 116,6 47,7 68,9 88 40 48

4 120 116,6 47,5 69,1 88 40 48

5 150 114,4 48,1 66,3 88 40 48

6 180 115,5 49,9 65,6 88 40 48

7 210 115,5 48,1 67,4 88 39,9 48,1

8 240 117,5 49,3 68,2 88 38,5 49,5

9 270 116,3 46,6 69,7 88 39,5 48,5

(76)

Dari Tabel 5.6 Energi kalor yang diserap evaporatordalam bentuk grafik dan

hasilnya seperti terlihat pada Gambar 5.3 untuk refrigeran R134a dan Gambar 5.4

[image:76.595.98.498.182.671.2]

untuk refrigeran R502

Gambar 5.3Energi kalor yang diserap evaporator dengan R134a

Gambar 5.4 Energi kalor yang diserap evaporator dengan R502

0 10 20 30 40 50 60 70 80

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Qin

,

B

tu/l

b

Waktu t, menit

0 20 40 60 80

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Qin

,

B

tu/l

b

(77)

c. Menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor

(Qout)

Jumlah energi kalor yang dilepas kondensor dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (2.2) yaitu Qout=h2–h3,Btu/lb. Sebagai contoh

perhitungan untuk Qoutdiambil dari data pada menit ke 270 dengan refrigeran

R134a (data nilai entalpi untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.4).

Qout = h2– h3Btu/lb

= (137,5-46,6) Btu/lb

[image:77.595.102.506.260.720.2]

= 90,9 Btu/lb

Tabel 5.7 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor (Qout)

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Entalpi (Btu/lb)

Qout

(Btu/lb)

Entalpi (Btu/lb)

Qout

(Btu/lb) h2 h3 h2 h3

1 30 138,7 46,6 92,1 107,4 38,5 68,9

2 60 137,5 48,1 89,4 107,5 39,8 67,7

3 90 138,7 47,7 91 106,2 40 66,2

4 120 138,7 47,5 91,2 106,6 40 66,6

5 150 136,3 48,1 88,2 106,8 40 66,8

6 180 137,5 49,9 87,6 106,8 40 66,8

7 210 137,5 48,1 89,4 106,8 39,9 66,9

8 240 138,5 49,3 89,2 106,6 38,5 68,1

9 270 137,5 46,6 90,9 107,5 39,5 68

(78)

Dari Tabel 5.7 Energi kalor yang dilepas kondensor dapat dibuat dan disajikan

dalam bentuk grafik dan hasilnya seperti terlihat pada Gambar 5.5 untuk

[image:78.595.99.497.179.645.2]

refrigeran R134a dan Gambar 5.6 untuk refrigeran R502

Gambar 5.5 Energi kaloryang dilepas kondensor dengan R134a

Gambar 5.6 Energi kalor yang dilepas kondensor dengan R502

0 20 40 60 80 100

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Qo

u

t,

B

tu/l

b

Waktu t, menit

0 10 20 30 40 50 60 70 80

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Qo

u

t,

B

tu/l

b

(79)

d. Koefisien prestasi ideal (COPideal)

Koefisien prestasi ideal (COPideal) dapat dihitung dengan menggunakan

Persamaan (2.5), COPideal=(273,15+Te ) / (Tc-Te). Sebagai contoh perhitungan

untuk COPideal diambil dari data pada menit ke 270 dengan refrigeran R134a (data

nilai suhu evaporator dan kondensor disajikan pada Tabel 5.3)

COPideal = (273,15+Te ) / (Tc-Te)

= (273,15 +(-14,1)) / (48,8-(-14,1))

[image:79.595.101.505.241.721.2]

= 4,1

Tabel 5.8 Koefisien prestasi ideal (COPideal)

No

Waktu t (menit)

R134a R502

Suhu (°C)

COPideal

Suhu (°C)

COPideal

Te Tc Te Tc

1 30 -15,9 45,2 4,2 -23,6 42,2 3,8

2 60 -15,3 47,0 4,1 -22,7 44,4 3,7

3 90 -14,1 47,0 4,2 -21,4 44,4 3,8

4 120 -14,1 45,2 4,4 -21,4 44,4 3,8

5 150 -14,1 48,8 4,1 -21,4 46,7 3,7

6 180 -14,1 48,8 4,1 -21,4 47,8 3,6

7 210 -14,1 47,0 4,2 -22,7 44,4 3,7

8 240 -14,1 47,0 4,2 -21,4 46,7 3,7

9 270 -14,1 48,8 4,1 -22,7 46,7 3,6


Gambar

Gambar 2.5 Kondensor 6U
Gambar 2.6. Filter
Gambar  2.8 Skematik Showcase
Gambar 2.10 Siklus kompresi uap pada diagram T-s
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan penelitian adalah apakah ada pengaruh persepsi karyawan mengenai gaji terhadap produktivitas kerja karyawan, apakah ada

sumber air tanah di sekitar peternakan babi di Desa Tumbang Tahai. Penelitian terbatas pada indikator kualitas mikrobiologi air

Dalam perancangan Tugas Akhir ini, penulis merancang ulang identitas visual keripik Kree-oks yang dinilai kurang menarik dan tidak sesuai dengan citranya..

Adapun batasan masalah yang menjadi pokok penelitian ini yaitu menganalisa pengaruh current ratio, total asset turnover, total debt to total asset, return on asset, earning

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Korelasi data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi data ordinal, variabel yang pertama dalam penelitian ini adalah jenjang kepangkatan personil Polri, yaitu

[Transaksi Pembayaran] STAFF 8 Pembayaran 1 Pengguna 2 Supplier 3 Pelanggan 4 Barang 5 Jenis 6 Penerimaan Barang 7 Penjualan 2.4 Mengelola Transaksi Pembayaran 2.1 Mengelola

[r]