• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Konsentrasi Minimal Infusa Daun Sirih (Piper betle Linn.) Sebagai Antifungi Terhadap Candida albicans Secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Konsentrasi Minimal Infusa Daun Sirih (Piper betle Linn.) Sebagai Antifungi Terhadap Candida albicans Secara In Vitro."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENENTUAN KONSENTRASI MINIMAL INFUSA DAUN SIRIH ( Piper betle Linn.) SEBAGAI ANTIFUNGI

TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

Maria Merlin, 2005, Pembimbing Utama : Diana K. Jasaputra, dr. M. Kes. Khasiat daun sirih telah dikenal sejak dahulu kala. Penggunaan daun ini adalah sebagai obat tradisional antara lain sebagai penyegar nafas, menjaga kekuatan gigi, untuk menghentikan perdarahan hidung, juga sebagai antiseptik dan antifungi. Sifat antiseptik dan antifungi ini disebabkan oleh kandungan zat chavieol para allyphenol, isoeugenole, limonene, fJ-pinene, dan earyophyllene.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungi infusa daun sirih terhadap Candida alMeans in vitro. Pereobaan dilakukan seeara prospektif ekperimental sungguhan dengan menggunakan metode difusi agar Sabouraud Dextrose, kemudian diukur zona inhibisi yang terbentuk.

Rata-rata besarnya diameter hambatan pertumbuhan Candida alMeans yang diperoleh dari pereobaan adalah sebagai berikut : pada konsentrasi infusa daun sirih 50 % tidak didapatkan zona hambatan, pada konsentrasi 75 % didapatkan rata-rata diameter hambatan sebesar 12,45 mm, pada konsentrasi 100 % yaitu 13,15 mm, pada konsentrasi 125 % yaitu 13,77 mm, pada konsentrasi 150 % yaitu 13,91 nun, pada konsentrasi 175 % yaitu 14,95 mm, pada konsentrasi 200 % yaitu 15,03 nun, pada konsentrasi 225 % yaitu 15,37 mm, pada konsentrasi 250 % yaitu 16,03 mm, pada konsentrasi 275 % yaitu 17,11 em, dan pada konsentrasi 300 % sebesar 18,37 nun.

Dari pereobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa infusa daun sirih dengan konsentrasi tinggi memiliki aktivitas antifungi terhadap Candida albieans in vitro. Besarnya hambatan sebanding dengan semakin besamya konsentrasi ( % ) infusa daun sirih yang digunakan.

(2)

ABSTRACT

DETERMINATION OF MINIMAL CONCENTRATION OF BETEL'S LEA VES INFUSION ( Piper belle Linn.)

AS AN ANTIFUNGAL ON Candida albicans IN VITRO

Maria Merlin, 2005, Tutor: Diana K. Jasaputra, dr. M Kes

The usefulness of betel's leaves has been known for long. It was used as a traditional medicine to freshen up the breath, stopp nose bleeding, and was trusted as an antiseptic and an antifungal agent. This function was due to its contain, such as : chavicol para allyphenol, isoeugenole, limonene, fi -pinene, and caryophyllene.

This experiment was made to know antifungal activity of betel's leaves irifusion on Candida albicans in vitro. Experiment used diffusion methods of Sabouraud Dextrose agar and then measured its inhibition zone.

The average of inhibition zone diameter on Candida albicans was shown by these following data: on concentration betel leaves irifusion 50 % there was no inhibition zone, on concentration 75 % the inhibition zone was 12,45 mm, on concentration 100 % was 13,15 mm, on concentration 125 % was 13, 77 mm, on concentration 150 % was 13,91 mm, on concentration 175 % was 14,95 mm, on concentration 200 % was 15,03 mm, on concentration 225 % was 15,37 mm, on concentration 250 % was 16,03 mm, on concentration 275 % was 17,11 mm, and on 300 % was 18,37 mm.

Conclusion of the experiment is that betel's leaves irifusion has an antifungal activity on Candida albicans in vitro. The bigger the inhibition zone, the bigger concentration is needed.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUWAN 11

LEMBAR PERNY AT AAN 11]

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KAT A PENGANT AR V]

DAFT AR ISI viii

DAFT AR TABEL . xi

DAFT AR GAMBAR . xii

1.1.1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah... ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 2

1.5 Kerangka Pemikiran 3

1.6 Metode Penelitian 3

1.7 Lokasi dan Waktu .Penelitian 3

1.1.2 BAB II TINJAUAN PUST AKA

2.1 Tanaman Sirih ( Piper betle Linn) 4

2.1.1 Taksonomi dan Tinjauan Botani 5

2.1.2 Kandungan Kimia 6

2.1.3 Kegunaan Tanaman Sirih 7

2.1 Candida albicans... 8

2.1.1 Morfologi dan Sifat Candida albicans 9

2.1.2 Patologi dan Patogenesis 11

2.2 Kandidiasis ..12

2.2.1 Faktor Predisposisi Kandidiasis 13

KlasifIkasi Kandidiasis 14

2.2.2

(4)

2.3.4

2.2.3 Manifestasi Klinis.. 15

2.3.3.1 Kandidiasis Selaput Lendir 15

2.3.3.2 Kandidiasis Kutaneus 17

2.3.3.3 Kandidiasis Sistemik 19

23.3.4 Reaksi Id ( Kandidid ) 20

Diagnosis 20

Diagnosis Banding 23

Terapi Kandidiasis ... 23

2.3.5 2.3.6

2.4 Obat Anti Jamur . 24

2.4.1 Obat Anti Jamur untuk Kandidiasis Sistemik 25 2.4.2 Obat Anti Jamur untuk Kandidiasis Mukokutan 30 2.4.3 Obat Anti Jamur Topikal untuk Kandidiasis 31 2.4.4 Sifat Anti-Candida albieans dari Daun Sirih 32

1.1.3 BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat-a1at Penelitian 34

3.2 Bahan-bahan Penelitian... 34

3.3 Metode Penelitian .. 35

3.3.1 Desain Penelitian 35

3.3.2 Prosedur Penelitian 35

3.3.2.1 Pembuatan Suspensi Candida a/bieans 35 3.3.2.2 Pembuatan Sabouraud Dextrose Agar ( 1000 m1) 35

3.3.2.3 Pembuatan Infusa Daun Sirih 36

3.3.2.4 Pengujian Aktivitas Anti Candida albieans 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perco baan 37

4.2 Pembahasan 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 47

(5)

5.2 Saran 47

DAFT AR PUSTAKA 48

RIW AYAT HIDUP 52

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Penentuan Konsentrasi Minimal Infusa Daun Sirih ( Piper betle Linn. ) dalam Berbagai Konsentrasi

sebagai Antifungi terhadap Candida albieans secara In Vitro 44 Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Zona Inhibisi yang Terbentuk oleh Nistatin 45

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Daun Sirih (Piper betle Linn. ) 5

Gambar 2.2 Koloni Candida albieans pada Sabouraud Dextrose Agar 10 Gambar 2.3 GermTtube dari Candida albieans.. . ... . .. . . .. .. . .. ... . .. ... .. .. .. 10 Gambar 2.4 Lesi Pseudomembran pada Palatum Durum 15 Gambar 2.5 Perleche ... .. . ... .. . . ... ... . .. ... .. . .. ... . 16

Gambar 2.6 Kandidiasis pada Axilla 18

Gambar 2.7 Onikomikosis Candida albieans 19

Gambar 2.8 Candida albieans pada Pewamaan Gram 21

Gambar 2.9 Klamidospora dalam Cornmeal-Tween 80 Agar. .. ... . .. .. . .. . ... 22 Gambar 2.10 Klamidospora dari Darah... .. . ... ... ... . .. . .. . .. . .. ... .. . ... . .. .. . 23 Gambar 4.1 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 50 % 37

Gambar 4.2 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 75%... ... 38 Gambar 4.3 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 100 % 38

Gambar 4.4 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 125 % 39

Gambar 4.5 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 150 % 39

Gambar 4.6 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 175 % 40

Gambar 4.7 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 200 % 40

Gambar 4.8 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albieans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 225 % 41

(8)

Gambar 4.9 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albicans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 250 %... 41

Gambar 4.10 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albicans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 275 % ... 42

Gambar 4.11 Zona Hambatan Pertumbuhan Candida albicans dalam Cawan Petri

dengan Konsentrasi Infusa Daun Sirih 300 % 42

Gambar 4.12 Kontrol Positifdengan Nistatin 43

Gambar 4.13 Kontrol Negatif 43

(9)

RIWAYAT HIDUP

Nama

Nomor Pokok Mahasiswa

: Maria Merlin

Tempat dan Tanggal Lahir Alamat

: 0110134

: Bandung, 18 Juni 1983

: J1.Gandawijaya no. 103 Cimahi

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1995: Lulus SD St. Maria Cimahi

Tahun 1998: Lulus SMP St. Aloysius II Bandung Tahun 2001 : Lulus SMU St. Aloysius I Bandung

Tahun 2001 : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Maranatha Bandung 2001

(10)

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara berkembang, dan masalah kesehatan masih merupakan masalah utama yang harus ditanggulangi. Salah satu masalah kesehatan tersebut adalah penyakit infeksi akibat jamur ( mikosis ), dan kandidiasis termasuk dalam kategori mikosis karena disebabkan oleh jamur Candida albieans.

Pengobatan kandidiasis masih mengalami kesulitan hingga saat ini disebabkan karena tingkat kekambuhan penyakit yang tinggi dan resistensi Candida alMeans terhadap antibiotik maupun antifungi tertentu.

Sirih ( Piper betle Linn. ) termasuk tanaman obat tradisional yang telah digunakan secara turun-temurun. Ekstrak minyak atsiri daun sirih segar sebagian besar mengandung ehavieol yang memberikan bau khas pada sirih. Karena kandungan minyak atsiri inilah, daun sirih banyak digunakan sebagai ramuan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut, tenggorokan, dan untuk menghentikan pendarahan hidung. Salah satu kegunaan khas daun sirih adalah sebagai betelpruim, yaitu campuran daun sirih, pinang, kapur, dan tembakau yang dikunyah untuk menjaga kekuatan gigi, kesehatan mulut, dan kesegaran nafas.. ( Heyne, 1987 )

Daun sirih mengandung ehavieol berkhasiat sebagai antiseptik dan antifungi, isoeugenol dan limonene, yang bersifat fungistatik dan kandidistatik, dan juga mengandung p-pinene dan earyophyllene, yang bersifat fungisida dan kandidisida. Berdasarkan sifat inilah daun sirih dapat dimanfaatkan sebagai antifungi. (Hertiani, Purwantini, 200] )

Penelitian mengenai sifat antiseptik infusa daun sirih sudah pernah dilakukan dan memberikan hasil positif terhadap beberapa flora rongga mulut, namun khasiat antifungi infusa daun sirih, khususnya terhadap

(11)

2

Candida alMeans dan besarnya konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan Candida alMeans secara in vitro belum dilakukan secara khusus. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk membuktikan infusa daun sirih sebagai antifungi terhadap Candida albieans secara in vitro dengan konsentrasi terkecil ( 50 % ) hingga 300 %.

1.2 Identifikasi masalah

Pada konsentrasi minimal berapakah infusa daun sirih dapat berefek antifungi terhadap Candida alMeans secara in vitro?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian aktivitas antifungi infusa daun sirih ( Piper belle Linn. ) terhadap Candida alMeans secara in vitro.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi minimal infusa daun sirih sebagai antifungi terhadap Candida alMeans in vitro.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis

(12)

3

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca, peningkatan, pengembangan dan penggunaan daun sirih sebagai antifungi, terutama terhadap Candida a/bieans.

1.5 Kerangka Pemikiran

Candida a/bieans merupakan patogen oportunistik yang menginfeksi tubuh dari bagian superfisial hingga ke organ dalam, juga merupakan salah satu mikroorganisme yang sermg menyebabkan keputihan dan vulvovaginitis. (Kuswadji, 1999)

Daun sirih mengandung senyawa ehavieo/ yang memilki efek antifungi, juga terhadap Candida a/bieans. (Heyne, 1987)

Daun sirih mengandung isoeugeno/e, limonene, yang bersifat fungistatik dan kandidistatik, dan juga mengandung p-pinene, earyophyllene, yang bersifat fungisida dan kandidisida. ( Hertiani, Purwantini, 2001 )

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan. Aktivitas anti fungi infusa daun sirih diukur dengan menggunakan metode difusi agar Sabouraud Dextrose, kemudian diukur zona inhibisi yang terbentuk (millimeter) dari Candida a/bieans yang diuji.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(13)

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesirnpulan

Infusa daun sirih ( Piper betle Linn. ) memiliki aktivitas antifungi terhadap Candida albieans secara in vitro. Besarnya diameter hambatan sebanding dengan kenaikan konsentrasi infusa daun sirih yang digunakan. Harnbatan terhadap pertumbuhan Candida albieans in vitro dimulai dari konsentrasi infusa daun sirih sebesar 75 %, narnun daya harnbat pada konsentrasi ini masih lebih lemah dibandingkan daya hambat nistatin, sedangkan untuk menghasilkan daya hambat menyerupai nistatin membutuhkan konsentrasi sebesar 300 %.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemarnpuan infusa daun sirih untuk menghambat pertumbuhan Candida albieans secara in vivo, apakah lebih baik, sarna baiknya, atau lebih tidak efektif dan penelitian mengenai besarnya konsentrasi yang aman bila diaplikasikan langsung pada manusia sehingga pengobatan kandidiasis dapat diatasi dengan cara yang lebih sederhana, arnan, murah, dan lebih efektif.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrahman M.H., Bujang R.F., Dahlan AM., Dana K., Ginting M., Ikhsan D.P., Maria A, dkk. 1998. Infeksi Khusus Kandidiasis. Dalam: Rusepno Hassan, Husein Alatas, editor: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: Percetakan Infomedia. hal. 103-04

Anna Rozaliyani., Retno Wahyuningsih., 2002. Peran Makrofag dalam Proses Kekebalan terhadap Infeksi Candida. Dalam: Majalah Kedokteran Indonesia. Vol.52. No.4. Jakarta: BalaiPenerbitan IDI. hal. 149-53

Anonimous, 2002. Medicinal

http://www.giftplanzen.comlpiperbetle.html. June 18th, 2004

Plants.

Aurora D.S., Kaur J., 1999. International Journal of Antimicrobial Agent. http://www.Lser:pies.com.triplocated-isc.. May 12th,2004

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A, 2001. Jawetz, Melnick & Adelberg Medical Microbiology. 22nd ed. New York: The McGraw-Hill Company Incorporation. p. 276-77

Bahroelim Bahry., Rianto Setiabudy., 1997. Obat Anti Jamur. Dalam: Rianto Setiabudy., Sulistia Ganiswara., Frans Suyatna., Purwantyastuti., NafTiadi., editor: Farmakologi dan Terapi. Edisi.4. Jakarta: Gaya Barn. hal. 560-70

Chamberlain N.R., 2002. Oral Candidiasis.

http://www.dentalcare.comlintermed/oralcan.l07.html., March 26th,2004

Durjadin L., Walbaum., 2001. About Candida http://www.arachnosia.univ-lille4.fT/parasito/candida.html. 2004

Candidiasis. March 26th,

Durjadin L., Walbaum., 2001. About Candida http://www .arachnosia. univ-lille2. fT/parasito/candida. html. 2004

Candidiasis. March 26th,

Dian Sundari., Wien Winarno., 2001. Informasi Tumbuhan Obat Sebagai Anti Jamur. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran. No. 130. Jakarta: PT. Temprint. hal. 28-30

Digrak M., Alma M.K., I1cim A, Antibacterial and Antifungal Activities of Turkish Medicinal Plants. Dalam: Pharmaceutical Biology. No.5. Vol. 39. p.348

(15)

49

Denis M.D., Walsh T.J., Spectrum of Mycoses.

http://www.geocities.com/doctor uae/ micro02.html., April 1S\ 2004

Ema Harijati., Dwi Murtiastutik., 2004. Kandidiasis Vulvovaginitis pada Wanita Imunokompromais karena Infeksi HIV. Dalam: Majalah Berkala Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Vol. 16. No.1. Surabaya: Percetakan Universitas Airlangga. hal. 52-59

Hart T., Shears P., 1997. Jamur Yang Penting Bagi Kedokteran. Dalam: Sugiarto Komala., Alexander Halim Santoso., editor: Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Hipokrates. hal. 240-42

Hesti Adininggar., Jan Susilo., 1996. Identifikasi Spesies Candida. Dalam: Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 46. No.9. Jakarta: Balai Penerbitan IDI. hal. 515-18

Herman M.J., 2000. Penyakit Menular Seksual Akibat Jamur, Protozoa, dan Parasit. Dalam: Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol. 9. No. 20. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. hal. 14-20 Heyne K., 1987. Piperaceae. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 2. Jakarta:

Yayasan Sarana Wana Jaya. hal. 622-27

Henderson O.S., Candidiasis 2001.

http://www.emedicine.org/photo/candidiasis/calbl.jpg., Aug 4th, 2004

Henderson O.S., Candidiasis 2001.

http://www.emedicine.org/photo/candidiasis/calb4.ipg., Aug 4th, 2004

Henderson O.S., Candidiasis 2001.

http://www.emedicine.org/photo/candidiasis/calb3.jpg., Aug 4th, 2004 Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A., Brooks G.F., Butel J.S., amston L.N.,

1996. Mikologi Kedokteran. Dalam: I. Setiawan. editor: Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. hal. 627-41

Jawetz E., Katzung B.G., 1995. Obat Anti Jamur. Dalam: Budi Indrawasih., Hermawan Setiadi., editor: Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC. hal. 662-67

(16)

50

Kuswadji., 1999. Kandidiasis. Dalam: Adhi Djuanda., Mocthar Hamzah., Siti Aisah., editor: Ilmu Penyakit Ku/it dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 103-06 Murray P.R., Rosenthal K.S., Kobayashi G.S., Pfaller M.A., 2002. Medical

Microbiology. 4thed. St. Louis: Mosby Incorporation. p. 550-52

Lily M.P., Metzger J., 1980. Medicinal Plants of Cast and Southeast Asia. Cambridge, Massachusetts, London: The MIT Press. p. 312-15

Raflizar., 2001. Gambaran Klinis Paronikia dan Penatalaksanaannya. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran. No. 130. Jakarta: PT. Temprint. hal. 25-27

Rassner., Steinert U., 1995. Infeksi Candida. Dalam: Melfiawati S., Toni Harijanto editor: Buku Ajar dan Atlas Berwarna Dermatologi. Edisi 4. Jakarta: EGC. hal. 67-68

Scarbrough M., 2002. Yeast Infection.,

htt ://www.microbiolo.mtsinai.on.ca/fi .c.albicans.sda/html., Sept 16t ,2004

Scarbrough M., 2002. Yeast Infection.,

http://www.microbiologv.mtsinai.on.ca/fig.germtube/html.. Sept 16th, 2004

Shulgin T.A., 2001. Fungal Diseases.,

http://www.aci.mta.ca/biologv /images/fungaldiseasesI20folder /i peg., Oct 25th, 2004

Shulgin T.A.,

~r:/ /www.aci.mta.ca/biolo 25t ,2004

Fungal Diseases., aldiseases/22folder/i peg., Oct

Sudibyo Supardji., Sarjaini Jamal., Agnes M. Louparty., 2003. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Obat Tradisional Dalam Pengobatan Sendiri di Indonesia. Dalam: Buletin Penelitian Kesehatan. Vol. 31. No. 1. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. hal. 25-31

Triana Hertiani., Indah Purwantini., 2002. Minyak Atsiri Hasil Destilasi Ekstrak Etanol Daun Sirh ( Piper betle Linn. ) dari Beberapa Daerah di Yogyakarta dan Aktivitas Anti Jamurnya terhadap Candida albicans. Dalam: Majalah Farmasi Indonesia. Vol 13. No.4. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. hal. 27-28

(17)

51

Tortora G.J., Funke B.R., Case C.L., 2001. Microbiology an Introduction. 7th. San Francisco: Benjamin Cushing Publishing Company Incorporation. p. 573-74

Volk & Wheeler. 1990. Penyakit yang Disebabkan Fungi. Dalam: S. Adisoemarto., editor: Mikrobiologi Dasar. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. hal.

195-96

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Perancangan Sistem Perpipaan Penyalur Bahan Bakar. Pertamax dari Balongan

Hal ini dapat diartikan, jika terpaan iklan televisi pictorial warning pada rokok meningkat, maka sikap untuk berhenti merokok pada perokok dewasa di Kota.. Yogyakarta

The following parameters were used: 5 pyramid levels for plane fitting; outlier threshold 1 cm; minimum plane cardinality 0.1% of all scan points; minimal reciprocal condition

Hasil penelitian ini adalah (1) Variabel taktik mengajar, penampilan guru, dan disiplin guru dalam kelas mempunyai kontribusi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri

Commonly called big data due to its quantity, diversity, and speed of data collection, it opens up endless new opportunities for policy makers: from engaging citizens in

[r]

Abah Anom adalah mursyid tarekat yang memiliki pemikiran yang menyentuh keseluruh aspek kehidupan, baik segi agama, sosial, ekonomi dan

Pada hari ini Senin Tanggal Dua puluh sembilan Bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertandatangan di bawah ini Unit Layanan Pengadaan (ULP) Rumah