• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Kredit PT Bank Buana Indonesia tbk Dihubungkan dengan Besarnya Pokok Kredit, Kredit Bermasalah, Pendapatan Bungan & Beban Bunga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Manajemen Kredit PT Bank Buana Indonesia tbk Dihubungkan dengan Besarnya Pokok Kredit, Kredit Bermasalah, Pendapatan Bungan & Beban Bunga."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAKSI

Kondisi perekonomian Indonesia masih akan terpengaruh oleh stabilitas sosial dan politik di dalam negeri, walaupun secara makro telah terjadi perbaikan yang positif atas beberapa indikator ekonomi utama, seperti meningkatnya kegiatan ekonomi, terjadinya perbaikan likuiditas, menurunnya suku bunga dan tingkat inflasi serta mulai meningkatnya kepercayaan investor seperti terlihat dari naiknya harga saham yang terdaftar pada bursa efek yang ada di Indonesia.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, bank tetap berpedoman pada pemberian kredit secara selektif dan menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga tertentu yang memiliki rating penilaian yang baik. Dalam pengelolaan beban operasional dan pengeluaran investasi, bank terus memperhatikan efisiensi dan efektivitas pengeluaran-pengeluaran tersebut dibandingkan dengan imbal balik yang dihasilkan. Manajemen bank berkeyakinan bahwa dengan prinsip kehati-hatian yang telah diterapkan selama ini, bank akan mampu menjaga kepercayaan nasabah dan berkembang kearah yang lebih baik dalam menghadapi kondisi ekonomi tersebut.

Laporan keuangan telah mencakup dampak kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. Pemulihan kondisi ekonomi tersebut tergantung pada kebijakan fiskal, moneter, dan kebijakan-kebijakan lain yang telah dan akan ditempuh pemerintah Indonesia, sesuatu yang di luar kendali Bank. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan masa depan dari kondisi ekonomi di Indonesia terhadap likuiditas dan pendapatan Bank, termasuk dampak dari pemegang saham dan nasabah.

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan bimbingan-Nya dalam menuntun penulis menyusun skripsi ini. Skripsi dengan judul “Analisis Manajemen Kredit PT Bank Buana Indonesia Tbk dihubungkan dengan Besarnya Pokok Kredit, Kredit bermasalah, Pendapatan Bunga & Beban Bunga” disusun dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, telah membuat skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan tidak dapat memenuhi keinginan berbagai pihak. Namun atas perhatian, bimbingan dan dorongan berbagai pihak, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Oleh karenanya penulis ingin mangucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Marcellia Susan selaku Ketua Jurusan dan Dosen Pembimbing, yang telah dengan sabar membimbing, dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi. 2. Ci Maya, selaku dosen wali yang selalu menyuruh penulis agar segera menamatkan

kuliah. Thanks ya ci..

3. Dra. Tatik Budiningsih, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha

4. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha yang telah membagikan pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan

5. Seluruh staf administrasi, perpustakaan dan karyawan FE UKM

6. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan bahan, terutama kepada PT.Bank Buana Indonesia, tbk, yang telah sangat membantu penulis

7. terima kasih kepada keluarga tercinta, atas kepercayaan serta kebebasan yang telah diberikan,

8. Ben, Ari, Wili, Homo, Kris,dkk... thanks buat bantuannya 9. kepada sepupu yang telah banyak membantu

(3)

iii Akhir kata, penulis berharap semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain

Bandung, July 2006

(4)

iv

DAFTAR TABEL viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penilaian 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

(5)

v 2.3 Pengawasan Perkreditan 36 2.3.1 Syarat-Syarat Umum Pemberian Kredit 37 2.3.2 Administrasi Kredit 38 2.3.3 Pengawasan Atas Penyelesaian Kredit 40 2.3.4 Penyelesaian Kredit 41 2.3.5 Sistem Pelaporan 43 2.3.6 Kredit Usaha Kecil 44 2.4 Analisis Ratio keuangan 47 2.4.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Rasio Keuangan 47 2.4.2 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 48 2.4.3 Jenis-Jenis Rasio Perbandingan 50 2.4.4 Klasifikasi Rasio Keuangan 51

2.5 Efektifitas Manajemen Kredit 54

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 55 3.1 Objek Penelitian 55 3.2 Sejarah Singkat PT.Bank Buana Indonesia Tbk 55 3.3 Produk dan Jasa 58 3.4 Struktur Organisasi 64 3.4.1 Data-Data Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Biro

(6)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95

5.1 Kesimpulan 95 5.2 Saran 97

(7)

vii DAFTAR GAMBAR

(8)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas kredit 2004 71-72 Tabel 4.2 berdasarkan jenis kredit dan penghapusan kredit 2004 73

Tabel 4.3 berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas kredit 2003 74 Tabel 4.4 berdasarkan jenis kredit dan penghapusan kredit 2003 75

Tabel 4.5 berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas kredit 2002 76-77 Tabel 4.6 berdasarkan jenis kredit dan penghapusan kredit 2002 78

Tabel 4.7 berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas kredit 2001 79 Tabel 4.8 berdasarkan jenis kredit dan penghapusan kredit 2001 80

Tabel 4.9 penyaluran kredit berdasarkan penggunaannya 81 Tabel 4.10 penyaluran kredit berdasarkan jenis kredit 82 Tabel 4.11 pendapatan dan beban bunga 82 Tabel 4.12 neraca 83 Tabel 4.13 laba rugi 84

Tabel 4.14 perhitungan CAR 86 Tabel 4.15 tabel kredit dan deposit 87

Tabel 4.16 evaluasi perkembangan rasio usaha 90

Tabel 4.17 klasifikasi koleksibilitas kredit 92 Tabel 4.18 rasio-rasio kredit usaha 93

(9)

Bab I Pendahuluan

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat telah menuntut para pelaku ekonomi

untuk bertindak efektif dan efisien, sehingga manajemen dapat membawa harapan

kepastian masa depan perusahaan, bersikap profesional dan fleksibel. Oleh karenanya

akan lebih baik jika dalam pekerjaan dapat menjalankan Total Quality Management

(TQM) sesuai dengan keahlian masing-masing.

Lembaga keuangan perbankan merupakan pelaku bisnis yang sangat sensitif

dengan kualitas pelayanan, karena bank dalam operasionalnya merupakan perusahaan

jasa. Namun masih banyak karyawan yang tidak atau belum menyadarinya, arti

pentingnya pelayanan pada pelanggan / nasabah.

Tahun 2004 merupakan titik balik kepulihan industri jasa perbankan setelah krisis

moneter tahun 1997. Sejalan perkembangan perbankan nasabah kurang peka dalam

memilih bank tanpa melihat apakah bank itu besar / kecil, sehat / sakit. Seperti yang

terjadi pada bank Global yang akhirnya dilikuidasi pada tangal 6 januari 2005.

Pada triwulan I tahun 2005 perekonomian semakin membaik, terlihat mulai

terealisasinya pertumbuhan ekonomi 6,1 %, nilai rupiah stabil, suku bunga cukup

kompetitif, dan indeks harga pasar modal mendekati angka 1200. Akan tetapi pada

triwulan II tahun 2005 keadaan perkembangan ekonomi mulai melemah, pertumbuhan

5,5 %, inflasi dan suku bunga cenderung meningkat. Sehingga pada triwulan ini

optimisme berubah menjadi pesimisme karena kebijakan pemerintah terutama kenaikan

(10)

Bab I Pendahuluan

2

Bank Buana ditahun 2004 telah membukukan laba bersih Rp 283,58 milyar

dibandingkan tahun 2003 Rp 221,85 milyar. Pertumbuhan laba bersih ini utamanya

disebabkan oleh meningkatnya margin bunga bersih serta kenaikan hasil yang diperoleh

dari aktiva produktif dengan laba per lembar saham di tahun berjalan mencapai Rp 57.

Rata-rata Retrun on Asset ( ROA ) dan Return on Economics ( ROE ) masing-masing

2,66 % dan 17,75 % di tahun 2004 dibandingkan 2,31 % dan 17,00 % di tahun 2003.

Total Aktiva tumbuh 14,08 % menjadi Rp 16,4 triliun termasuk aktiva produktif yang

naik dari Rp 13,2 triliun menjadi hampir sebesar Rp 15 triliun berkat kenaikan protofolio

kredit. Selain itu pertumbuhan dana pihak ketiga mencerminkan kepercayaan masyarakat

yang terus bertahan. Di tahun 2004 total simpanan tumbuh sebesar 9,1 % menjadi Rp

13,4 triliun, dimana porsi Giro dan tabungan adalah sebesar 6 %. Dalam hal kecukupan

modal, posisi CAR Bank Buana sebesar 22 ,12 % sekitar 7 % berada diatas yang

ditetapkan oleh Perseroan yaitu sekurang-kurangnya 15 %. Sementara itu Rasio Kredit

Macet ( NPL ) di tahun 2004 sebesar 1,62 % dari total kredit, dibandingkan tahun 2003

0,86 % ,dan di tahun 2002 0,75 %. Sejalan dengan peningkatan portofolio kredit dari Rp

5,3 triliun di tahun 2003 menjadi Rp 7,9 triliun di tahun 2004, dimana lebih dari 75 %

total kredit telah disalurkan ke segmen Usaha Kecil dan Menengah.

Berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan pembinaan dan

pengawasan Bank dilakukan oleh bank Indonesia, salah satu ketetapannya adalah bahwa

Bank Wajib memelihara tingkat kesehatan Bank sesuai dengan ketentuan Kecukupan

Modal, Kualitas Aset, Kualitas Manajemen, Likuiditas, Rentabilitas, dan aspek lainnya

yang berhubungan dengan usaha Bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai

(11)

Bab I Pendahuluan

3

untuk dapat mengukur tujuan dari kegiatan perkreditan antara lain melakui Rasio-rasio

bank seperti Banking Rasio, Capital ratio rate of Return on Loan, Interest Margin, Credit

Risk Ratio, dan Cost and Effisiensi, dan juga melalui Yield On Credit yaitu untuk

mengadakan evaluasi dalam pengelolaan kredit.

Berdasarkan hasil riset antara bulan Agustus – Oktober, Mark Plus & Co

menempatkan Bank Buana pada posisi pertama dalam kategori loyalty index khusus

nasabah tabungan. Dan belum lama ini, perfindo ( sebuah lembaga rating ) memberikan

predikat “ A ” untuk peningkatan perusahaan. Performa yang baik per September 2004

khususnya dalam pengucuran kredit perbankan Nasional yang hanya 24 %.∗

Bank merupakan usaha jasa di bidang keuangan, dimana pendapatan utamanya

merupakan hasil dari memberi pinjaman dana kepada pihak lain. Dalam pemberian

pinjaman ada kemungkinan kegagalan nasabah kredit dalam memenuhi kewajibannya

yang dinamakan resiko kredit. Manajemen kredit yang baik akan menetapkan limit

persetujuan kredit yang akan ditinjau secara berkala, dimana hasilnya terus dipantau dan

dievaluasi guna mencegah kerugian kredit yang lebih besar lagi.

Oleh karenanya besar kecilnya NPL akan mempengaruhi anggapan seseorang

akan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Manajemen kredit Bank Buana dalam

beberapa tahun terakhir dirasakan amat baik, hal ini digambarkan dengan NPL yang

rendah, masih dibawah ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 5%

Bank Buana merupakan objek penelitian yang menarik bagi penulis, selain

sebagai salah satu bank yang dapat dipercaya, bank buana pun mempunyai misi dan visi

yang fokus terhadap kompetensi inti di segmen Usaha Kecil Menengah ( UKM ). Adapun

(12)

Bab I Pendahuluan

4

topik utama bahasan skripsi penulis yang berjudul “ Analisis Manajemen Kredit PT

Bank Buana Indonesia Tbk dihubungkan dengan Besarnya Pokok Kredit, Kredit

bermasalah, Pendapatan Bunga & Beban Bunga “.

1.2. Identifikasi Masalah

Ketatnya persaingan dalam dunia perbankan dan tingginya inflasi, memaksa

bank-bank yang ada melakukan spesialisasi, berdasarkan keunggulan kompetitifnya.

Dalam hal ini Bank Buana telah menetapkan sasarannya pada bidang usaha kecil

menengah, terutama dalam penyaluran kreditnya.

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, dibuat perumusan masalah yang

diteliti, yaitu sebagai berikut :

1 Bagaimana manajemen kredit Bank Buana

2 Bagaimana kondisi keuangan Bank Buana

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kinerja manajemen kredit Bank Buana dihubungkan dengan

besarnya pokok kredit, kredit bermasalah, pendapatan bunga dan beban bunga.

2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan, selama beberapa

periode, dikaitkan dengan pengelolaan kredit.

1.4. Kegunaan peneltian

(13)

Bab I Pendahuluan

5

1. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manajemen

keuangan dan manajemen perbankan, khususnya tentang efektifitas manajemen

kredit.

2. Perusahaan, diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengelolaan manajemen

kreditnya.

3. Pihak-pihak lain diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang

berguna mengenai efektifitas manajemen kredit.

1.5. Kerangka Pemikiran

Perkreditan merupakan masalah yang penting bagi suatu bank karena mempunyai

pengaruh besar terhadap pendapatan dan kelangsungan usahanya. Bantuan permodalan

berupa kredit pada dasarnya harus merupakan daya perangsang bagi kedua belah pihak.

Pihak yang mendapatkan kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi demi

kemajuan usahanya itu sendiri, sedangkan bagi pihak bank secara materiil mendapatkan

rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar. Dan secara spiritual harus merasa

bangga dapat membantu untuk mencapai kemajuan bangsa dan negara.

Dalam penilaian terhadap permohonan kredit yang diajukan, perbankan dituntut

keahliannya untuk menekankan pada aspek kelayakan usaha dibandingkan dengan

penekanan pada aspek jaminan. Karena itu sebelum mengambil keputusan memberikan

kredit, pihak bank sebagai pemberi pinjaman harus banyak mengumpulkan informasi

yang cukup serta melakukan penilaian yang cermat terhadap calon pemohon.

Seorang manajer kredit yang baik akan mempelajari secara mendalam bidang

(14)

Bab I Pendahuluan

6

perusahaannya. Ia harus tetap mengikuti perkembangan para pelanggannnya dalam hal

perkembangan penjualan, prestasi para manajernya, likuiditas, leverage dan

profitabilitasnya. Seorang manajer kredit yang kreatif harus mengikuti perkembangan

faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bidang usaha pelanggannya dan

mengadakan komunikasi yang terus menerus dengan mereka. Seorang manajer kredit

harus dapat membantu meningkatkan keuntungan usaha para pelanggannya dan sekaligus

dapat meningkatkan keuntungan perusahaan tempat ia bekerja.

Kebijakan pengelolaan kredit, adalah syarat pembayaran yang diberlakukan untuk

menyeleksi pelanggan dan kebijakan dalam pengumpulan kredit. Untuk melakukan

penyeleksian pelanggan dan penilaian resiko kreditnya, maka manajer melakukan

pertimbangan berdasarkan 5 C’S & 4 P’S, yaitu :

C Keterangan P Keterangan

1 Character / Karakter 1 Personality / Kepribadian

2 Capacity / Kemampuan 2 Purpose / Tujuan

3 Capital / Modal 3 Prospect / Prospek

4 Collateral / jaminan 4 Payment / Pembayaran

5 Coditions of ekonomi /

Kondisi ekonomi

Sehubungan dengan hal ini, maka pihak pimpinan bank atau manajemen bank

perlu membuat sistem pengendalian manajemen kredit yang memadai, sehingga

(15)

Bab I Pendahuluan

7

Pihak manajemen sangat berkepentingan terhadap analisa laporan keuangan yang

dikelolanya, guna mencapai tujuan memaksimalkan laba ataupun stabilitas perusahaan.

Hasil analisa rasio keuangan terhadap laporan keuangan perusahaan juga berpengaruh

terhadap pengalokasian sumber daya yang tersedia di perusahaan, dimana hasil analisa

rasio keuangan diharapkan dapat mencapai suatu kondisi perusahaan yang efektif dan

efisien. Disini diperlukan keputusan yang tepat didalam pengolahan dana yang ada

sehingga mencapai keuntungan yang maksimal. Selain melihat dari aspek keuangan,

pihak manajemen harus memahami dan mengantisipasi setiap kemungkinan yang ada

dari aspek-aspek lainnya.

Setiap analisa memiliki titik berat dan penekanan yang berbeda. Dalam hal ini

penulis akan menganalisa kondisi dari aspek keuangan dengan menggunakan analisa

rasio keuangan yang sesuai dengan tujuan perusahaan didalam menilai kinerja. Dari

pendapat tersebut, pada umumnya rasio terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio

solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dengan melakukan suatu perhitungan analisa

terhadap rasio tersebut maka dapat diketahui keadaan likuiditas, solvabilitas, aktivitas,

serta profitabilitas dari sebuah perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang memperlihatkan hubungan aktiva lancar perusahaan terhadap kewajiban

lancarnya dan sekaligus menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

2. Rasio Aktivitas

Rasio yang berhubungan dengan kinerja manajemen suatu perusahaan apakah telah

(16)

Bab I Pendahuluan

8

3. Rasio Solvabilitas

Rasio yang mengungkapkan sampai sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang

dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lainnya.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, aktivitas, solvabilitas

terhadap hasil operasi.

Analisa rasio tidak hanya menggunakan terhadap data keuangan untuk

menghitung rasio tertentu, tetapi yang lebih penting adalah menginterprestasikan nilai

rasio tersebut. Ada 2 jenis rasio perbandingan, yaitu:

1. Rasio yang dibandingkan dalam perusahaan sendiri secara berkala dari waktu ke

waktu (times series)

Analisa rasio yang dibandingkan dalam perusahaan sendiri secara berkala dari waktu

ke waktu atau analisa deret berkala dilakukan dengan cara mengevaluasi kinerja

keuangan perusahaan dalam beberapa periode dengan menggunakan analisa rasio

keuangan. Analisa deret berkala ini berdasarkan pada teori bahwa perusahaan harus

dievaluasi keadaan masa lalunya untuk diketahui arah perkembangannya dan

perusahaan harus melakukan tindakan yang sesuai untuk jangka menengah maupun

jangka panjang.

2. Rasio yang dibandingkan dengan perusahaan lain (cross sectional)

Analisa rasio yang dibandingkan dengan perusahaan lain dilakukan dengan cara

membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu saat yang

sama temasuk membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan perusahaan lain dalam

(17)

Bab I Pendahuluan

9

Dengan menggunakan analisa rasio tersebut, maka penulis dapat memperoleh

gambaran mengenai kinerja dan prestasi keuangan perusahaan sehingga dapat diambil

suatu kesimpulan apakah prestasi perusahaan dapat dikatakan baik, sedang, atau jelek.

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, dengan tujuan untuk

mendapatkan data dan menyajikannya kembali dengan disertai analisis sehingga

memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.

Pengumpulan data digunakan dua teknik sebagai berikut :

a. Studi Lapangan : Dengan mengamati secara langsung keadaan perusahaan yang

diteliti. Data diperoleh melalui observasi, wawancara pimpinan serta pegawai dan

dokumen perusahaan.

b. Studi Kepustakaan : Yaitu penelitian atas masalah berdasarkan teori-teori dari

buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Dalam mencapai tujuan dari suatu pembahasan masalah penentuan metode

penelitian yang akan digunakan amatlah penting. Dalam penelitian ini penulis bertitik

tolak pada studi kasus. Karena itu dalam penulisan skripsi ini untuk memenuhi kebutuhan

penganalisaan masalah, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu metode

penelitian teoritis dan metode empiris.

Adapun Variabel yang diteliti :

1. Posisi keuangan pada tahun yang lalu

(18)

Bab I Pendahuluan

10

- rasio likuiditas (quick ratio, banking ratio)

- rasio solvabilitas (CAR, LDR)

- rasio rentabilitas (NPM, ROA, ROE, ROL)

- serta penghitungan Yield on Credit

3. Bagaimana kinerja manajemen kredit terhadap besarnya pokok kredit, kredit

bermasalah, pendapatan bunga & beban bunga

Jenis data yang dikumpulkan serta teknik yang digunakan dalam penyusunan

skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang

menjadi obyek penelitian. Sedangkan teknik yang dipergunakan untuk

menghimpun data :

Teknik observasi yaitu penelitian langsung terhadap aktivitas-aktivitas perusahaan

yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas, guna lebih mendalami tata cara

penerapan sistem pengawasan perkreditan yang dilaksanakan oleh bank.

Teknik wawancara yaitu teknik guna memperoleh gambaran tentang

permasalahan yang sebenarnya dari pihak petugas atau pejabat yang terlibat

dalam masalah yang diteliti.

Sumber data yang terpenting dalam hubungan ini antara lain diperoleh dari

Pimpinan Cabang dan Wakil Pimpinan Cabang, Bagian Kredit Usaha Kecil,

Bagian Supervisi dan Pembina Kredit.

b. Data Sekunder, yaitu data pendukung data primer melalui kepustakaan dan

(19)

Bab I Pendahuluan

11

berbagai sumber, catatan kuliah, literature manajemen keuangan, manajemen

perbankan, majalah maupun peraturan intern yang ada di Bank Buana.

1.7 Lokasi & Waktu Penelitian

Penelitian dilakuakan pada salah satu bank yaitu Bank Buana, yaitu Bank Buana

Cabang Tasikmalaya, yang pelaksanaan penelitiannya dilakukan pada bulan September –

(20)

Bab V Kesimpulan dan Saran 95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Rasio kredit macet atau bermasalah relatif rendah dan dapat dipertahankan selama

bertahun-tahun. Di tahun 2004 Rasio Kredit Macet (NPL) adalah 1,61 % dari total kredit,

dibandingkan 0,86 % di tahun 2003 dan 0,75 % di tahun 2002 sejalan dengan

peningkatan portofolio kredit dari Rp 5,3 triliun di tahun 2003 menjadi Rp 7,9 triliun di

tahun 2004, dimana lebih dari 75 % total kreditnya telah disalurkan ke segmen usaha

kecil dan menengah.

Rasio rasio Rentabilitas menunjukkan kinerja yang terus meningkat, dimana

ROA dan ROE pada tahun 2004 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun

2003. Hasil Yield on Credit menunjukkan reaksi positif, dimana terjadi peningkatan dari

Rp.878,05 Miliar pada 2003 menjadi Rp.947,93 Miliar pada 2004. Disamping itu, Rasio

Aktiva Produktif Bank Buana menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, dari

40,47% pada tahun 2003 menjadi 52,46% pada tahun 2004.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap laporan keuangan Bank

Buana, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengelolaan Likuiditas

Terlihat Bahwa Bank Buana mempunyai Rasio Likuiditas diatas rata-rata.

Ini menunjukkan adanya kelebihan likuiditas, yang akan menimbulkan idle

(21)

Bab V Kesimpulan dan Saran 96

2) Pengelolaan Rentabilitas

Usaha perbaikan likuiditas telah membawa hasil, dimana ROA dan ROE

pada tahun 2004 masing-masing 2,67 % dan 25,67 % mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2003 yang masing-masing

sebesar 2,12 % dan 23,04 %.

3) Pengelolaan Permodalan

Manajemen Bank Buana sudah menunjukkan kinerja yang baik, dimana

rasio yang ada mendekati rata-rata disbanding bank sejenis.

4) Sistem Pengawasan Perkreditan terbukti memegang peranan yang penting

dalam pemberian Kredit Usaha Kecil ini, karena disamping membantu

memperlancar proses pemberian kredit juga yang lebih penting adalah

menjaga keamanan dari kredit yang diberikan, ini dapat terlihat dari NPL

yang masih ada walaupun peningkatannya masih relatif rendah..

5) Pelayanan nasabah dalam sistem perkreditan yang ada di Bank Buana

memadai sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengawasan yang

memuaskan.

6) Bank Buana dalam melaksanakan operasi perkreditan telah menerapkan

sistem pengawasan bidang perkreditannya yang terbukti baik, sehingga

sampai saat ini semua debitur yang telah memperoleh kredit tetap lancar

dalam memenuhi segala kewajiban kepada bank hanya sebagian kecil saja

yang mengalami kemacetan seperti ditahun 2002 sebesar 1,61 % .

7) Bank Buana telah melaksanakan prosedur pemberian kredit dengan efektif

(22)

Bab V Kesimpulan dan Saran 97

- Pemberian kredit yang sehat.

- Penyelesaian yang tepat dan yang mendukung lancarnya dan amannya

pemberian kredit.

- Sekalipun rasio NPL naik hanya dari 0,86% menjadi 1,61%, jumlah kredit

bermasalah yang ada layak mendapatkan perhatian, karena terjadi

peningkatan dari Rp.45,84 Miliar menjadi Rp.126,15 Miliar.

5.2. Saran

1. kinerja manajemen kredit patut ditingkatkan, kenaikan biaya operasianal pada tahun

2004, telah membuat laba per saham mengalami penurunan, sehingga akan lebih baik

jika pihak manajemen dapat melakukan pemangkasan biaya

2. data yang diperoleh dari pengolahan rasio-rasio menunjukkan sebuah bank yang

sehat, tetapi NPL tahun 2004 menunjukkan peningkatan jumlah kredit bermasalah,

sekalipun jumlahnya kecil, sepertinya mulai terjadi kelonggaran pengawasan

pemberian kredit, hal ini harus segera mendapatkan perhatian dari pihak manajemen.

3. harap visi dan misi Bank Buana yang fokus terhadap segmen usaha kecil dan

menengah terus dipertahankan, sehingga antara masyarakat kecil dan menengah

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin E Zaenal : Dasar-dasar Penulisan Karangan Ilmiah,Penerbit, Gramedia Jakarta.

Arthur J. Keown, David F.Scoot, Johan D. Martin, Jaw Detty : Basic Financial

Management, 7 th. Ed.

Dahlan Siamat : Manajemen Lembaga Keuangan.Penerbit, LPFEUI 1999.

Hartadi Bandung : Sistem Pengendalian Intern Dalam Hubungannya Dengan Manajemen

dan Audit.

Ikatan Akuntan Indonesia : Norma Pemeriksaan Akuntan 1986

Neuneur, John W and Neuneur Ulrich J : Accounting System Installation Method And

Procedure third ed, International Texbook Company, Scranton, Pennsylvania

La Midjan, Drs.Ak : Sistem Informasi Akuntansi Pendekatan Manual Praktika

Penyusunan Metode Dan Prosedur edisi 4, 1989 Penerbit : Lembaga Informatika

Akuntansi Bandung (LIA) 1989

Badrulzaman Darus Mariam Prof. Drs. Sh : Perjanjian Kredit Bank Penerbit : PT. Citra

Aditya Bakti Bandung 1991

Sinungan Muchdarsyah Drs : Dasar-Dasar dan Teknik Manajemen Kredit . Penerbit :

Bumi Aksara Jakarta edisi 1 cetakan ke 6, 1991

Simorangkir. O.P. Drs. Ek. : Seluk Beluk Bank Komersial Penerbit : Aksara Persada

Indonesia, 1986

Tjiptoadinugroho R : Perbankan Masalah Perkreditan .Penerbit : Pradnya Paramita

Jakarta, 1977

Mulyono Pudjo Teguh, Ak : Bank Auditing. Penerbit : Djambatan 1987

Mulyono Pudjo Teguh, Ak :Manajemen Perkreditan untuk bank komersil edisi4?

Weston.J.F : Essential of Managerial Finance. The Dryden Press, Rinehart and Winsston,

Incc, 199

Siswanto Sutojo : Menangani Kredit Bermasalah (konsep, teknik, dan kasus), Penerbit,

PT Pustaka Binaman Pressindo.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, belanja modal, leverage dan temuan audit BPK tidak

Informasi dalam aplikasi kampung batik semarang bermanfaat bagi saya Tidak Setuju Kurang Setuju Netral Setuju Sangat setuju9. Saya memiliki akses internet saat

Nilai-nilai pendidikan keluarga dalam ungkapan bahasa Banjar itu pada umumnya sejalan dengan nilai pendidikan Islam atau ajaran Islam, dalam arti apa yang dikehendaki oleh

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan

Dalam hal ini penulis membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran terbuka diantaranya: Laju Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Pengeluaran Pemerintah

Alasan mengambil judul karena Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SDN 50 Bulu‟ Datu menujukan bahwa hasil belajar IPA peserta didik masih rendah hal ini

Now that we have created our custom object type and attributes, we can extend our News Article example and create a News Article Web Publisher template (analogous to a UI 'form')

Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan rekapitulasi terhadap hasil pemantauan daerah keja yang meliputi, data pengukuran paparan radiasi, data tingkat kontaminasi