• Tidak ada hasil yang ditemukan

A S E T Catatan 30 Sept Maret 2012 LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 30 Sept Maret 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A S E T Catatan 30 Sept Maret 2012 LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 30 Sept Maret 2012"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

A S E T Catatan 30 Sept. 2012 31 Maret 2012 LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 30 Sept. 2012 31 Maret 2012

ASET LANCAR LIABILITAS

Kas dan setara kas 4,23 17,563,441 15,018,731

Investasi jangka pendek 5,23 283,541 5,501,089 LIABILITAS JANGKA PENDEK

Piutang 23 Utang 23

Usaha 6 Usaha 10

Pihak ketiga 14,576,516 9,340,875 Pihak ketiga 1,227,428 3,070,115

Pihak berelasi 13 13,671,964 10,047,961 Pihak berelasi 13 6,692,282 4,616,959

Lain-lain Lain-lain 177,923 391,435

Pihak ketiga 104,385 29,367 Utang pajak 11 996,437 1,185,592

Pihak berelasi 13 2,103 2,157 Biaya masih harus dibayar 13,23 953,001 711,478

Persediaan 7 14,878,542 15,130,946 Uang muka pelanggan 12 5,696,486 635,388

Uang muka pemasok 1,491,369 363,480 Utang dividen 23 1,357,332 12,987

Biaya dibayar di muka 233,321 142,096

Pajak dibayar di muka 8 - 753,243

TOTAL ASET LANCAR 62,805,182 56,329,945 TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 17,100,889 10,623,954

ASET TIDAK LANCAR LIABILITAS JANGKA PANJANG

Aset pajak tangguhan 11 921,817 1,004,774 Penyisihan beban jasa karyawan 19 2,294,160 2,294,160

Penyertaan saham 2g,23 1,210,124 1,210,124

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar AS$20.628.163,- pada tanggal 30 Sept. 2012 TOTAL LIABILITAS 19,395,049 12,918,114

dan AS$19.869.520,- pada tanggal 31 Maret 2012 9 12,275,772 11,686,188

Lain - lain 23 139,208 163,629

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 321 juta saham

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 14,546,921 14,064,715 Modal ditempatkan dan disetor penuh -

306 juta saham 14 52,430,707 52,430,707

Agio saham - neto (276,088) (276,088)

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaanya untuk cadangan umum 15 1,238,721 1,081,817

Belum ditentukan penggunaannya 4,563,714 4,240,110

TOTAL EKUITAS 57,957,054 57,476,546

TOTAL ASET 77,352,103 70,394,660 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 77,352,103 70,394,660

Tangerang, 25 Oktober 2012

* Berdasarkan anggaran dasar terakhir Perusahaan yang diaktakan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan S.H.,LL.,M PT. Sumi Indo Kabel Tbk

No. 3 tanggal 2 Juni 2010 dan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan merubah tahun buku keuangan dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember menjadi dari tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret mulai tahun 2011.

(4)

Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan)

PENJUALAN NETO 13,16,22 85,036,735 78,451,834

BEBAN POKOK PENJUALAN 13,17 79,473,189 74,885,611

LABA BRUTO 5,563,546 3,566,223

Beban penjualan 13,18,19 (1,505,316) (1,367,275) Beban umum dan Administrasi 13,18,19 (1,476,977) (2,144,563) Laba (Rugi) selisih kurs operasi - neto (232,769) (207,101) Rugi pelepasan aset tetap 9 (2,126) (28,006) Pendapatan operasi lainnya 13 41,205 56,694 Beban operasi lainnya (83) (2,054)

LABA (RUGI) OPERASI 2,387,480 (126,082)

Pendapatan keuangan 117,207 71,920 Beban keuangan (40,661) (19,489)

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN

(MANFAAT) PAJAK 2,464,026 (73,651)

BEBAN (MANFAAT)PAJAK 11

Kini 556,210 40,343

Tangguhan 82,957 (28,550) Beban (Manfaat) Pajak 639,167 11,793

LABA (RUGI) NETO 1,824,859 (85,444)

Pendapatan komprehensif lain -

-JUMLAH LABA (RUGI)

KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 1,824,859 (85,444) LABA (RUGI) NETO

PER SAHAM DASAR 2q 0.0060 (0.0003)

* Berdasarkan anggaran dasar terakhir Perusahaan yang diaktakan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan S.H.,LL.,M No. 3 tanggal 2 Juni 2010 dan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan merubah tahun buku keuangan dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember menjadi dari tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret mulai tahun 2011.

(5)

Disetor Penuh Saham - Neto Cadangan Umum Penggunaannya

Saldo 01 April 2011 52,430,707 (276,088) 1,023,249 2,421,880 55,599,748 Pemindahan ke

cadangan umum 15 - - 58,568 (58,568) -Dividen kas 15 - - - (358,440) (358,440) Total rugi komprehensif neto

untuk periode 30 Sept. 2011 - - - (85,444) (85,444)

Saldo 30 September 2011 52,430,707 (276,088) 1,081,817 1,919,428 55,155,864

Dividen yang tidak terbayarkan

kepada pemegang saham - - - 2,221 2,221 Total laba komprehensif neto

untuk tahun yang berakhir

pada tanggal 31 Maret 2012 - - - 2,318,461 2,318,461

Saldo 31 Maret 2012 52,430,707 (276,088) 1,081,817 4,240,110 57,476,546

Pemindahan ke

cadangan umum 15 - - 156,904 (156,904) -Dividen kas 15 - - - (1,344,351) (1,344,351) Total laba komprehensif neto

untuk periode yang berakhir

pada tanggal 30 Sept. 2012 - - - 1,824,859 1,824,859

Saldo 30 September 2012 52,430,707 (276,088) 1,238,721 4,563,714 57,957,054

Berdasarkan anggaran dasar terakhir Perusahaan yang diaktakan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan S.H.,LL.,M No. 3 tanggal 2 Juni 2010 dan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan merubah tahun buku keuangan dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember menjadi dari tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret mulai tahun 2011.

(6)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 84,418,048 157,138,330 Pembayaran kas kepada

pemasok dan karyawan (77,017,747) (139,265,320) Pembayaran kas untuk beban

pabrikasi dan beban usaha (5,061,337) (8,722,489) Kas diperoleh dari

aktivitas operasi 2,338,964 9,150,521 Penerimaan dari :

Pengembalian pajak pertambahan nilai 751,257 2,182,564 Penghasilan bunga 117,207 190,929 Pembayaran pajak (4,228,985) (3,701,055) Kas Bersih Diperoleh dari

(Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (1,021,557) 7,822,959 ARUS KAS DARI AKTIVITAS

INVESTASI

Pencairan investasi jangka pendek 5,378,971 254,357 Penerimaan dividen kas 17,828 82,470 Hasil penjualan aset tetap 9 - 20,053 Penempatan pada investasi jangka

pendek 5 (283,541) (5,228,758) Perolehan aset tetap (1,334,939) (876,748) Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas

Investasi 3,778,319 (5,748,626) ARUS KAS DARI AKTIVITAS

PENDANAAN

Pembayaran dividen kas - (298,436) Pengaruh penjabaran kurs mata uang

asing atas kas dan setara kas (212,052) 37,665 KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS

DAN SETARA KAS 2,544,710 1,813,562 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 15,018,731 13,205,169 KAS DAN SETARA KAS AKHIR

PERIODE 4 17,563,441 15,018,731

Berdasarkan anggaran dasar terakhir Perusahaan yang diaktakan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan S.H.,LL.,M No. 3 tanggal 2 Juni 2010 dan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan merubah tahun buku keuangan dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember menjadi dari tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret mulai tahun 2011.

(7)

a. Pendirian Perusahaan

PT Sumi Indo Kabel Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Juli 1981 berdasarkan Akta Notaris Chusu Nuduri Atmadiredja No. 121, wakil notaris di Tangerang, dengan nama PT Industri Kawat Indonesia. Perusahaan mengubah namanya menjadi PT IKI Indah Kabel Indonesia berdasarkan Akta Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., No. 67 tanggal 19 Maret 1982. Akta pendirian dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/289/18 tanggal 30 April 1982 serta didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang dengan No. 23/PN/ TNG/1982 tanggal 24 Mei 1982.

Permohonan Perusahaan untuk mengubah status Perusahaan menjadi perusahaan patungan Penanaman Modal Asing sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 (yang telah diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970) disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal berdasarkan Surat No. 49/V/PMA/1994 tanggal 3 November 1994, yang diubah dengan Surat No. 35/III/PMA/1995 tanggal 30 Januari 1995.

Berdasarkan Akta Notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H., L.L., M., No. 12 tanggal 4 Desember 1998, Perusahaan mengubah namanya menjadi PT Sumi Indo Kabel Tbk. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-2138.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Januari 1999.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Dua perubahan anggaran dasar terakhir dilakukan dengan Akta Notaris Amrul Partomuan Pohan, SH., LL., M., No.3 tanggal 2 Juni 2010 dan Akta Notaris Ashoya Ratam SH, MKn. No.24 tanggal 24 September 2012. Akta Notaris Amrul Partomuan Pohan, SH., LL., M., No.3 tanggal 2 Juni 2010 berisi perubahan tahun buku keuangan Perusahaan dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember menjadi dari tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret mulai tahun buku 1 April 2011 sampai 31 Maret 2012. Perubahan ini adalah untuk menyesuaikan dengan tahun buku keuangan induk perusahaan. Perubahan ini telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-AH.01.10-16316 tanggal 30 Juni 2010. Perubahan tahun buku Perusahaan tersebut telah disetujui oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak dalam Surat Keputusan No.KEP-00002/THBK/WPJ.07/KP.0803/ 2010 tanggal 17 Desember 2010. Akta Notaris Ashoya Ratam SH, MKn. No.24 tanggal 24 September 2012 berisi perubahan susunan direksi yang semula berjumlah 5 (lima) orang dengan ketentuan 4 (empat) warga negara asing termasuk direktur utama dan 1 (satu) orang warga negara Indonesia, diubah menjadi paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 6 (enam) orang dengan ketentuan minimal 1 (satu) orang direkturnya warga negara Indonesia dan sisanya warga negara asing.

Efektif 1 April 2012, Perusahaan menerapkan Dolar AS sebagai mata uang fungsional dan pelaporan sesuai dengan kriteria PSAK No. 10 “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. Alasan Perusahaan untuk mengubah mata uang pelaporan adalah karena sebagian besar penjualan, pembelian dan arus kas Perusahaan ditransaksikan dalam mata uang Dolar AS. Perubahan mata uang pelaporan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-3218/WPJ.07/2011 tentang pemberian izin menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan satuan mata uang dollar Amerika serikat pada tanggal 1 April 2012.

Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah memproduksi konduktor, kabel listrik, kabel kontrol dan kabel telekomunikasi. Perusahaan beserta pabriknya berlokasi di Desa Pasir Jaya, Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di pasar lokal dan ekspor, dengan proporsi antara penjualan lokal dan ekspor untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 masing-masing sebesar 36% dan 64%

(8)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 21 Januari 1991, Perusahaan melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 3.500.000 saham melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), dahulu dikenal sebagai Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES) (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Setelah pencatatan saham sebanyak 1.500.000 dan 17.500.000 saham masing-masing pada tanggal 21 Januari 1991 dan 1 September 1992, pembagian 13.500.000 saham bonus pada tanggal 8 September 1993 dan Penawaran Umum Terbatas Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I sebanyak 270.000.000 saham pada tanggal 23 April 1998, jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia meningkat menjadi 306.000.000 saham.

c. Entitas Induk Terakhir

Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang adalah entitas induk dan entitas induk terakhir Perusahaan.

d. Penyelesaian Laporan Keuangan

Laporan keuangan ini telah diselesaikan dan disetujui oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 25 Oktober 2012.

e. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi

Berdasarkan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 10 September 2012, yang diaktakan dengan akta notaris Ashoya Ratam, SH.,MKn No 24 tanggal 24 September 2012, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

Komisaris Direksi

______ ___ _ _ 1. Fumiyoshi Kawai - Presiden Komisaris 1. Takahisa Hiura - Presiden Direktur 2. Takahiro Nakano - Komisaris 2. Sulim Herman Limbono - Direktur

3. Kojiro Ishise - Komisaris 3. Akira Nishimura - Direktur 4. Andri Adhitya Hamid - Komisaris Independen 4. Hiroshi Shikata - Direktur 5. Cahyadi Wijaya - Komisaris Independen 5. Kenichiro Tanimoto - Direktur

6. Hisashi Togawa - Direktur

Berdasarkan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 28 Juni 2011, yang diaktakan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan, SH., LL., M., No.36 tanggal 28 Juni 2011, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut :

(9)

e. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan)

Komisaris Direksi

______ ___ _ _ 1. Fumiyoshi Kawai - Presiden Komisaris 1. Takahisa Hiura - Presiden Direktur 2. Hiroshi Shikata - Komisaris 2. Sulim Herman Limbono - Direktur

3. Kojiro Ishise - Komisaris 3. Akira Nishimura - Direktur 4. Andri Adhitya Hamid - Komisaris Independen 4. Takahiro Nakano - Direktur 5. Cahyadi Wijaya - Komisaris Independen 5. Kenichiro Tanimoto - Direktur

Beban remunerasi yang merupakan imbalan jangka pendek bagi manajemen kunci Perusahaan yang terdiri dari Dewan Komisaris dan Direksi sebesar AS$356.786 dan AS$1.353.428 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011.

Pada tanggal 30 September dan 31 Maret 2012, Perusahaan memiliki masing-masing 459 dan 458 karyawan (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait berikut di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.

PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan.

Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan atas laporan keuangan yang relevan.

(10)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan)

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.

b. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

c. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek terdiri dari deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal penempatan.

d. Transaksi dengan Pihak Berelasi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

e. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Persediaan barang jadi dan barang dalam proses mencakup bahan baku, upah langsung dan biaya overhead pabrik tetap maupun variabel. Penyisihan kerugian persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan kondisi persediaan pada akhir periode untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi neto.

f. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

(11)

g. Penyertaan Saham

Penyertaan saham Perusahaan pada PT Karya Sumiden Indonesia (KSI), dengan persentase pemilikan sebesar 4,49%, disajikan sebesar biaya perolehan (cost method). Ruang lingkup kegiatan usaha KSI adalah memproduksi kawat tembaga.

h. Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan estimasi masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Prasarana 20

Mesin dan peralatan 15

Peralatan dan perabot kantor 5

Kendaraan 5

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laba atau rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut secara substansial selesai dikerjakan dan siap digunakan. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, biaya yang berhubungan dengan proses pembaruan hak hukum atas tanah, meliputi biaya legal audit, biaya notaris, pajak dan biaya lainnya, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hak atas tanah.

(12)

i. Aset Tidak Berwujud

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”. PSAK revisi ini menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain, dan mensyaratkan untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi, dan juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan menentukan pengungkapan terkait. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Sesuai dengan PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”, pembelian dan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan piranti lunak (sistem) komputer yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dikapitalisasi dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus (straight line) selama estimasi masa manfaat yaitu 4 (empat) tahun.

j. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang berarti pada laporan keuangan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

k. Biaya Emisi Saham

Biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum terbatas hak memesan efek terlebih dahulu I dikurangkan langsung dengan hasil emisi, disajikan sebagai pengurang akun agio saham dalam laporan posisi keuangan.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

(13)

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan pajak penjualan (PPN).

Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.

m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing atau rupiah dicatat dalam Dolar AS berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah yang terakhir yang diumumkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan.

Pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 kurs yang digunakan adalah sebagai berikut : 30 September 2012 30 September 2011

Rupiah Indonesia (Rp) 9.588,00 8.823,00

Yen Jepang (JP¥) 77,5437 76,5594

Dolar Singapura (Sin$) 1,2252 1,2982

Euro (EUR) 0,7728 0,7379

Poundsterling Inggris (GBP) 0,6152 0,6410

n. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara dasar komersial dan fiskal untuk aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak pada masa mendatang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar jumlah yang kemungkinan dapat direalisasi.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan atas liabilitas pajak diakui pada saat ketetapan pemeriksaan diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, ketika hasil dari keberatan tersebut telah ditetapkan.

o. Penyisihan Beban Jasa Karyawan

Perusahaan mengakui penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”.

(14)

o. Penyisihan Beban Jasa Karyawan (lanjutan)

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya penyisihan imbalan kerja karyawan ditentukan menggunakan metode “projected unit credit actuarial valuation”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian tersebut diakui dengan metode garis lurus sepanjang prakiraan rata-rata sisa umur kerja para karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan program imbalan pasti atau perubahan imbalan terutang pada program imbalan pasti yang sudah ada, diharuskan untuk diamortisasi selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.

p. Pelaporan Segmen

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.

q. Laba Bersih Per Saham Dasar

Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan.

Jumlah laba (rugi) komprehensif untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar AS$1.824.859 dan (AS$85.444). Jumlah rata-rata tertimbang saham adalah 306 juta saham untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011.

r. Instrumen Keuangan

Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” , yang menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.

(15)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

i. Aset keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalu laba atau rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dikategorikan selain pinjaman yang diberikan dan piutang.

Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha dan piutang lain-lain, penyertaan saham dan aset tidak lancar lain-lain

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba atau rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha dan piutang lain-lain, penyertaan saham dan aset tidak lancar lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

(16)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

ii. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, utang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Perusahaan tidak mempunyai liabilitas keuangan selain utang dan pinjaman.

Utang dan pinjaman perusahaan meliputi utang usaha dan lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang dividen.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba dan rugi diakui dalam laba atau rugi pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

iii. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. iv. Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

v. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan

Biaya perolehan diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

(17)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

vi. Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan menilai apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Sebuah aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap mengalami penurunan nilai jika, dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang telah terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa ‘kerugian yang timbul’) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi dengan handal.

Bukti adanya penurunan nilai terdiri dari adanya indikasi-indikasi bahwa pelanggan atau sekelompok pelanggan memiliki kesulitan keuangan yang cukup signifikan, pelanggaran atau keterlambatan pembayaran bunga atau pinjaman pokok, kemungkinan bahwa mereka akan pailit atau reorganisasi keuangan lainnya dan dimana data yang dapat diobservasi menunjukkan adanya penurunan pada arus kas masa mendatang yang dapat terukur, seperti perubahan tunggakan atau kondisi ekonomi yang berhubungan dengan pelanggaran-pelanggaran.

Nilai tercatat aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan. Jika pada masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi. vii. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan

Aset keuangan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.

(18)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

vii. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi.

s. Provisi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tidak ada pengaruh signifikan atas penerapan PSAK revisi ini atas laporan keuangan.

Provisi diakui jika Perusahaan dan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut provisi tidak diakui.

t. Penerapan Standar Akuntansi Revisi Lain

Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Perusahaan juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan:

 PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”.

 PSAK No. 8 (Revisi 2009), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”.

 PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”.

(19)

u. Standar Akuntansi Yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif

Standar akuntansi yang relevan yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan Perusahaan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 adalah sebagai berikut:

* PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar”

Menentukan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan operasi asing dalam laporan keuangan suatu entitas dan menerjemahkan laporan keuangan ke dalam mata uang presentasi.

* PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”

Mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilai terkait.

* PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”

Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. * PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.

* PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”

Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.

* PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan pengukuran

Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

(20)

u. Standar Akuntansi Yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif (lanjutan) * PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

Mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

* ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”

Memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

* ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”

Membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.

Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar dan interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat.

Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2r.

(21)

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha – Evaluasi Individual

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia dan factor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.

Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang. Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012 adalah sebesar AS$28.248.480 dan AS$19.388.836. Penjelasan lebih jauh diungkapkan dalam Catatan 6.

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha - Evaluasi Kolektif

Bila Perusahaan memutuskan bahwa tidak terdapat bukti objektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Perusahaan menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit yang serupa karakteristiknya dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terhutang.

Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan nilai diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan piutang usaha pada Perusahaan.

Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan sebelum penyisihan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012 masing-masing adalah sebesar AS$28.248.480 dan AS$19.388.836. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6.

(22)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% kewajiban imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.

Penyisihan beban jasa karyawan Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012 masing-masing adalah sebesar AS$2.294.160. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 19.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012 adalah sebesar AS$12.275.772 dan AS$11.686.188. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 9.

Instrumen Keuangan

Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar saat pengakuan, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan perubahan posisi keuangan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012 masing-masing adalah sebesar AS$47.412.074 dan AS$41.150.304 sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012 masing-masing adalah sebesar AS$10.407.966 dan AS$8.802.974. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 23.

(23)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara dasar keuangan dan dasar pajak atas aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Seluruh rugi fiskal yang belum digunakan diakui sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi manajemen yang signifikan dibutuhkan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang akan diakui, berdasarkan waktu dan tingkat penghasilan kena pajak bersamaan dengan strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012, Perusahaan telah mengakui aset pajak tangguhan masing-masing sebesar AS$921.817 dan AS$1.004.774. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Perusahaan masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012 adalah sebesar AS$14.878.542 dan AS$15.130.946. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan.

Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan, tidak ada peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai dalam nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012.

(24)

30 Sept. 2012 31 Maret 2012 Kas

Dolar AS 3,454 1,489

Rupiah (Rp 9.788.148 pada 30 September 2012

dan Rp 12.786.198 pada 31 Maret 2012) 1,021 1,393

Sub Total 4,475 2,882

Bank Pihak ketiga

PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

Rekening Dolar AS 6,961,893 856,130

Rekening Rupiah (Rp 30.016.787.662 pada 30 September 2012 dan Rp 9.987.044.442 pada

31 Maret 2012) 3,130,662 1,087,913

Rekening Yen Jepang

(JPY 661.770 pada 30 September 2012

dan JPY 610.953 pada 31 Maret 2012) 8,534 7,438 PT Bank Mizuho Indonesia

Rekening Dolar AS 1,631,976 1,749,918

Rekening Rupiah (Rp 425.434.945 pada 30 September 2012 dan Rp 580.631.879 pada

31 Maret 2012) 44,372 63,250

PT Bank Central Asia Tbk

Rekening Dolar 1,316,037 562,438

Rekening Rupiah (Rp 17.932.981.792 pada 30 September 2012 dan Rp 3.851.825.603 pada

31 Maret 2012) 1,870,355 419,589

The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. Jakarta

Rekening Dolar AS 2,213,515 607,087

Rekening Rupiah (Rp 2.421.342.287 pada 30 September 2012 dan Rp 3.221.388.060 pada

31 Maret 2012) 252,539 350,914

PT Bank Mandiri (Persero)Tbk

Rekening Rupiah (Rp 1.237.645.587 pada 30 September 2012 dan Rp 2.856.556.445 pada

31 Maret 2012) 129,083 311,172

Sub Total 17,558,966 6,015,849

Deposito berjangka-Pihak ketiga

The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. Jakarta

Dolar AS - 9,000,000

Sub Jumlah - 9,000,000

(25)

Deposito berjangka dalam Dolar AS memperoleh bunga berkisar antara 0,11% sampai dengan 0,19% per tahun untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012.

5. INVESTASI JANGKA PENDEK

Investasi jangka pendek merupakan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun, dengan rincian sebagai berikut :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

Pihak Ketiga - Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

(Rp. 2.718.594.440 pada tanggal 30 September 2012

dan Rp. 7.500.000.000 pada tanggal 31 Maret 2012) 283,541 816,993 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

(Rp. Nihil pada tanggal 30 September 2012

dan Rp. 40.000.000.000 pada tanggal 31 Maret 2012) - 4,357,299 PT Bank Mizuho Indonesia

(Rp. Nihil pada tanggal 30 September 2012

dan Rp. 3.000.000.000,- pada tanggal 31 Maret 2012) - 326,797

Total 283,541 5,501,089

Deposito berjangka dalam Rupiah memperoleh bunga berkisar antara 4,45% sampai 6,50% per tahun untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012.

(26)

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

Pihak ketiga

PT JGC Indonesia 6,243,325 9,684 PT Alstom Grid (dahulu PT Areva T&D) 1,230,740 2,404,489 PT PLN (Persero) 858,287 -Sumiden International Trading (Thailand) 791,074 -PT Kokusai Keiso Indonesia 773,570 6,560 Hitachi Plant-Indonakano-Wasa Mitra, Jo. 606,505 -PT Meiden Engineering Indonesia 398,618 60,914 PT Schneider Indonesia 378,837 75,898 PT Kinden Indonesia 358,667 756,943 PT Meindo Elang Indah 356,196 -PT Posco E&C Indonesia 318,967 119,737 PT Rekayasa Industri 306,332 799,985 Siemens Singapore Pte.,Ltd, Singapura 217,369 206,506 Alstom Grid Pte.,Ltd, Singapura 201,337 -Concord Corporation Pte.,Ltd, Singapura 188,744 -PT Swadaya Graha 138,787 -PT Tosplant Engineering Indonesia 132,669 -PT Kuarta Putra Pratama 119,813 270,376 PT Tripatra Engineer&Constructors 108,936 271,335 Sumisetsu Philippines,Filipina 104,500 444,080 PT Pentamitra Abadi 103,191 248,562 PT Siemens Indonesia 67,793 194,316 ATS Construction International Inc, Filipina 56,780 307,513 PT Asahimas Flat Glass Tbk 23,888 259,841 Chiyoda Almana Engineering LLC.,Qatar 22,536 195,969 PT Pentraco Karya Adiprestasi 6,534 938,294 BUT Posco Engineering Co.,Ltd Korea - 408,736 CTCI Corporation, Taiwan - 191,259 CV Pratama Jaya - 182,765 PT Gunanusa Utama Fabricators - 137,518 Meiden Singapore Ltd, Singapura - 133,401 PT Semen Tonasa - 114,171 Lain-lain (masing-masing

dibawah 100.000 US$) 462,521 602,023

Sub-total 14,576,516 9,340,875

Pihak berelasi (Catatan 12)

Sumitomo Electric Industries Ltd., Japan 10,270,640 8,450,189 PT Taiyo Sinar Raya Teknik 1,860,264 1,478,241 Sumitomo Electric (Thailand), Ltd.,Thailand 1,190,582 -PT Karya Sumiden Indonesia 350,478 115,454 Sumitomo Electric Industries Ltd., Hongkong - 4,077

Sub-jumlah 13,671,964 10,047,961

(27)

Ringkasan piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 30 Sept 2012 31 Maret 2012 Pihak ketiga Dolar AS 11,587,132 7,838,819 Rupiah 2,989,384 1,368,655 Dolar Singapura - 133,401 Sub-total 14,576,516 9,340,875 Pihak berelasi : Dolar AS 13,504,269 9,931,107 Rupiah 167,695 116,854 Sub-Jumlah 13,671,964 10,047,961 Jumlah 28,248,480 19,388,836

Rincian umur piutang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

1 bulan atau kurang 8,099,196 3,146,080 > 1 bulan - 3 bulan 5,284,592 4,014,100 > 3 bulan - 6 bulan 942,058 1,890,310 > 6 bulan - 1 tahun 204,168 143,109

> 1 tahun 46,502 147,276

Total 14,576,516 9,340,875

Rincian umur piutang usaha pihak berelasi dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

30 Sept 2012 31 Maret 2012

1 bulan atau kurang 11,220,362 9,175,399 > 1 bulan - 3 bulan 1,931,948 686,991 > 3 bulan - 6 bulan 519,653 185,571

Total 13,671,964 10,047,961

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan pada akhir periode yang beakhir pada tanggal 30 September 2012 dan tahun yang berakhir pada 31 Maret 2012, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai yang dibentuk cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

(28)

Persediaan terdiri dari :

30 Sept 2012 31 Maret 2012

Barang jadi 4,001,339 5,631,241

Barang dalam proses 7,596,107 6,783,560

Bahan baku 2,255,102 1,694,317

Suku cadang 1,005,765 1,005,765

Barang dalam perjalanan 20,229 16,063

Total 14,878,542 15,130,946

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp.47.000.000.000 masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko-risiko tersebut.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak diperlukan pembentukan penyisihan persediaan usang.

8. PAJAK DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

Tagihan pajak penghasilan (Catatan 11) :

Tahun 2010 - 731,869

Tahun 2011 - 21,374

(29)

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :

30 Sept. 2012

Saldo Awal

1 April 2012 Penambahan Pengurangan

Saldo Akhir 30 Sept 2012 Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah 2,273,704 - - 2,273,704 Bangunan 3,788,031 167,594 - 3,955,625 Prasarana 1,683,461 13,334 - 1,696,795 Mesin dan peralatan 22,586,343 991,694 4,102 23,573,935 Peralatan dan perabot kantor 402,211 19,349 - 421,560 Kendaraan 821,958 160,358 - 982,316 Total Biaya Perolehan 31,555,708 1,352,329 4,102 32,903,935

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan 2,212,804 84,414 - 2,297,218 Prasarana 1,092,218 33,856 - 1,126,074 Mesin dan peralatan 15,708,356 575,770 1,976 16,282,150 Peralatan dan perabot kantor 298,494 16,563 - 315,057 Kendaraan 557,648 50,016 - 607,664

Total Akumulasi Penyusutan 19,869,520 760,619 1,976 20,628,163

Nilai Buku 11,686,187 12,275,772

31 Maret 2012

Saldo Awal

1 April 2011 Penambahan Pengurangan

Saldo Akhir 31 Maret 2012 Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah 2,273,704 - - 2,273,704 Bangunan 3,768,776 110,323 91,068 3,788,031 Prasarana 1,760,657 31,713 108,909 1,683,461 Mesin dan peralatan 23,438,322 633,121 1,485,100 22,586,343 Peralatan dan perabot kantor 372,427 40,529 10,745 402,211 Kendaraan 900,350 124,986 203,378 821,958 Total Biaya Perolehan 32,514,236 940,672 1,899,200 31,555,708

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan 2,119,682 164,173 71,051 2,212,804 Prasarana 1,099,723 87,538 95,043 1,092,218 Mesin dan peralatan 15,692,801 1,287,049 1,271,494 15,708,356 Peralatan dan perabot kantor 282,044 27,195 10,745 298,494 Kendaraan 662,551 84,810 189,713 557,648 Total Akumulasi Penyusutan 19,856,801 1,650,765 1,638,046 19,869,520

(30)

Pengurangan aset tetap termasuk penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut: Akun ini terdiri dari :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

Nilai buku - 13,665

Harga jual - 20,837

Laba (rugi) penjualan aset tetap - 7,172

Pengurangan aset tetap juga termasuk penghapusan aset tetap dengan nilai buku sebesar AS$2.126 dan AS$247.489 untuk periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 31 Maret 2012.

Penyusutan dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar AS$760.619 dan AS$1.650.765 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan dan tahun yang berakhir pada 31 Maret 2012.

Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp131.000.000.000 masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko-risiko tersebut.

Perusahaan memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah yang dimiliki sebagai berikut:

Nomor HGB Tanggal Berakhir HGB

____________ ___________________

HGB No. 252/Tangerang, Banten 26 Juli 2014

HGB No. 165/Tangerang, Banten 17 Agustus 2028

HGB No. 344/Tangerang, Banten 21 November 2036

Manajemen berkeyakinan bahwa HGB tersebut di atas dapat diperpanjang pada saat masa berlakunya habis.

Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan, seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 48, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset Perusahaan

(31)

Rincian utang usaha adalah sebagai berikut :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

Pihak Ketiga

PT Riken Indonesia 673,086 615,206 PT Walsin Lippo Industries 254,040 61,154 PT KMI Wire Cable Tbk 44,528 -Hanwha Corporation 43,340 -CV Paku Alam 41,882 28,309 PT Voksel Indonesia Tbk - 1,133,497 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. - 864,840 PT Insat Inti Indonesia - 71,395 PT Bojong Westplas - 42,600 Lain-lain (masing-masing dibawah $ 30.000) 170,552 253,114 Sub-total 1,227,428 3,070,115 Pihak berelasi (Catatan 13)

Karya Sumiden Indonesia 6,439,772 4,345,467 Sumitomo Electric International (Singapore),

Pte., Ltd., Singapura 247,742 254,577 Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang 4,768 15,387 PT Sumiden Serasi Wire Product - 1,528 Sub-total 6,692,282 4,616,959

Total 7,919,710 7,687,074

Rincian umur utang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

1 bulan atau kurang 1,215,418 2,502,508 > 1 bulan - 3 bulan 12,010 567,557 > 3 bulan - 6 bulan - 19 > 6 bulan - 1 tahun - 31

Total 1,227,428 3,070,115

Umur utang usaha pihak berelasi dihitung sejak tanggal faktur adalah 1 bulan atau kurang pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012.

(32)

30 Sept. 2012 31 Maret 2012 Pihak ketiga Dolar AS 1,051,203 1,637,659 Rupiah 176,225 1,432,456 Sub-Total 1,227,428 3,070,115 Pihak berelasi Dolar AS 6,692,282 4,616,959 Total 7,919,710 7,687,074

Ringkasan utang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:

11. UTANG PAJAK Utang pajak terdiri dari :

30 Sept. 2012 31 Maret 2012

Pajak pertambahan nilai - bersih 607,058 136,618 Pajak penghasilan Pasal 4 (2) - final 349 7,945 Pasal 21 50,251 26,517 Pasal 23 1,331 2,701 Pasal 26 2,221 16,827 Pasal 29 335,227 994,984 Jumlah 996,437 1,185,592

Gambar

Tabel  berikut  menyajikan  nilai  tercatat  dan  estimasi  nilai  wajar  dari  aset  dan  liabilitas  keuangan  Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Maret 2012

Referensi

Dokumen terkait

Baleophtalamus boddarti merupakan spesies yang memiliki dominansi baik pada kondisi pasang maupun surut yang ditemukan pada ketiga stasiun pada saat kondisi surut

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bercerita dengan boneka tangan pada anak Kelompok A1 TK Kartika III-38

II. Bukti Pertimbangan Tata Ruang Daerah Dalam Pendirian Puskesmas Berdasarkan Peraturan Daerah kota Medan Nomor 13 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang wilayah kota Medan

Secara lebih eksplisit, penulis juga melihat kinerja kepala sekolah yang ada di Kabupaten Pasaman Barat dari Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 sebanyak 16 (enam

Ketika Barat kemudian main .]J, rasanya akan sulit buat declarer untuk tidak trump dengan [J atau [A dan kontrak tidak bisa dihindari mati 1.. Count Signal digunakan untuk

Kajian yang komprehensif untuk membahas aspek-aspek tersebut menjadi permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini yakni bagaimana pengaruh

Jika ingin memilih lebih dari satu kolom atau baris yang berdekatan dapat dilakukan dengan cara meng-klik awal kolom/baris (jangan dilepas), geser mouse ke akhir kolom/baris

Alu bage pemeteh entahpe kepentaren manusia labo banci nampati kalak sideban guna ngantusi kerna sura-sura Dibata (8:17) sabap IA nge si erbahanca kerinana jadi,