• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Pengelolaan Pendidikan Bahasa Jawa Dalam Meningkatkan Kesantunan Berbicara Siswa Di Sekolah (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Pengelolaan Pendidikan Bahasa Jawa Dalam Meningkatkan Kesantunan Berbicara Siswa Di Sekolah (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAHASA JAWA DALAM MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA

DI SEKOLAH (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014)

Oleh :

DANANG SUPRIYANTO A 510 100 169

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAHASA JAWA DALAM MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBICARA

SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014)

Danang Supriyanto, A.510100169, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2014, xv + 114 halaman.

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Perencanaan pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa dalam upaya meningkatkan kesantunan berbicara siswa di MI Muhammadiyah Ngasem; (2) Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa dalam upaya meningkatkan kesantunan berbicara siswa di MI Muhammadiyah Ngasem; (3) Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa sebagai upaya meningkatkan kesantunan berbicara siswa di MI Muhammadiyah Ngasem. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Sumber data terdiri atas informan, tempat (peristiwa), dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Wawancara mendalam (2) Observasi (3) Dokumentasi. Untuk menguji validitas data digunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Perencanaan dalam pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem yakni dengan mempelajari silabus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan materi ajar. (2) Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem terbagi ke dalam aktivitas fisik berupa penyampaian materi melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis serta presentasi berbahasa dan aktivitas psikis berupa bentuk interaksi di kelas antara siswa dan guru melalui pertanyaan dan pernyataan. Bentuk tuturan siswa kurang santun banyak yang luput dari perbaikan dari guru. (3) Evalusi pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem diberikan dalam bentuk penugasan secara tertulis berupa: Pekerjaan Rumah (PR), tugas harian, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK) serta penugasan tidak tertulis berupa: penilain ketrampilan berbicara yakni lewat penilaian macapat, geguritan dan pacelathon serta penilaian langsung terhadap perilaku berbicara siswa.

(6)

A. PENDAHULUAN

Berbicara yang menyenangkan hati orang lain dan menghargai lawan bicara, di dalam Serat Wredatama, merupakan salah satu sikap baik yang harus dimiliki oleh individu Jawa (Astiyanto dalam Patria, 2013:15). Perhatian lebih masyarakat Jawa terhadap bentuk komunikasi verbal tersebut tampak pada idiom Jawa “ajining diri ana ing lathi” yang berarti harga diri seseorang diantaranya terletak pada ucapan dan bahasa. Hal ini menegaskan bahwa kepribadian masyarakat Jawa salah satunya tercermin dalam bahasa yang dituturkan. Pola penuturan Bahasa Jawa telah diatur menurut kaidah kebahasaan yang telah lama dianut dan berkembang di lingkungan masyarakat Jawa sebagai pertanda adanya bentuk aturan khusus perlambang penghargaan kepada lawan bicara. Hal ini dimaksudkan untuk membuat batasan agar penutur tidak asal bicara tetapi sanggup menggunakan pengertian dan sesuai kenyataan.

Setiyadi (2008:09) menyatakan bahwa upaya pelestarian bahasa Jawa yang paling tepat dan harus dilakukan adalah melalui jalur pendidikan. Sekolah merupakan jalur utama yang harus dilalui dalam upaya melestarikan keberlangsungan Bahasa Jawa dan semestinya didukung oleh unsur keluarga dan masyarakat. Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 Ayat (1) tentang kewajiban memuat muatan lokal dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib seolah menjadi angin segar bagi pelestarian Bahasa Jawa.

(7)

pengucapan dan perilaku. Hal ini merupakan bentuk peranan yang harus dikelola oleh sekolah dengan memberikan fasilitas dan iklim pembelajaran yang menyenangkan untuk mengasah ketrampilan berbahasa siswa. Adanya pembelajaran Bahasa Jawa diharapkan dapat mencetak generasi Jawa yang mampu mempraktikkan kemampuan berbahasa sesuai dengan kaidah kebahasaan yang sekaligus dapat menampilkan kepribadian masyarakat Jawa.

Berdasarkan temuan peneliti di MI Muhammadiyah Ngasem, dapat dilihat bahwa perilaku siswa-siswi di sekolah ini cenderung terlihat kurang sopan dan kurang menghargai guru mereka, misalnya ditunjukkan dengan perbuatan menyela pembicaraan guru, menirukan apa yang diucapkan guru, mengacuhkan sapaan guru dan masuk ruang guru atau ruang kepala sekolah tanpa izin serta contoh perilaku yang mencerminkan ketidaksantunan lainnya. Penggunaan Bahasa Jawa siswa-siswa di sekolah ini juga cenderung masih menunjukkan adanya ketidaksantunan. Penggunaan Bahasa Jawa yang tidak sesuai kaidah ini masih sering ditemui dalam pembelajaran di dalam kelas maupun dalam perbincangan di luar kelas antara siswa dan guru, misalnya menggunakan sapaan kowe yang merupakan sapaan ragam ngoko yang harusnya digunakan untuk teman, bertanya dengan Bahasa Jawa ngoko, mengeluh yang cenderung mengumpat serta beragam contoh lainnya.

(8)

akan tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan adanya pola ketidaksantunan yang masih banyak dijumpai di sekolah ini.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pola pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa yang diajarkan di sekolah ini sehingga peneliti bermaksud membuat penelitian dengan judul: “Peranan Pendidikan Bahasa Jawa dalam Meningkatkan Kesantunan Berbicara Siswa di Sekolah (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014).”

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Syaifuddin Azwar menjelaskankan bahwa penelitian kualitatif menekankan analisis pada logika rasional, ilmiah yang sering dikenal dengan logika deduktif induktif (Rubiyanto, 2011: 46). Penelitian kualitatif dalam studi pendidikan dapat dilakukan untuk memahami berbagai fenomena perilaku pendidik, peserta didik dalam proses pendidikan, dan pembelajaran.

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan strategi penelitian studi kasus. Yin (dalam Sanjaya 2012:11) mengatakan bahwa studi kasus ini lebih banyak berkutat pada upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, bagaimana dan mengapa, serta pada tingkat tertentu juga menjawab pertanyaan apa/apakah. Penelitian ini dilakukan secara menyeluruh dan mendalam agar dapat mengangkat dan menjelaskan mengenai peranan mata pelajaran pendidikan Bahasa Jawa dalam membentuk kesantunan berbahasa Jawa pada siswa. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan sudut pandang informan tanpa interfensi dari peneliti

(9)

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: informasi hasil wawancara dari Kepala Sekolah dan Guru Pendidikan Bahasa Jawa MI Muhammadiyah Ngasem, tempat penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasem, serta arsip dan dokumen yang berhubungan dengan pengelolaan Pendidikan Bahasa Jawa, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini juga mennggunakan data berupa literatur, jurnal, artikel, dan buku-buku terkait dengan penelitian ini yang diperoleh dari perpustakaan ataupun dari internet.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang mencakup reduksi data, pemaparan data, dan penyimpulan. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

C. Hasil Penelitiandan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan guru Guru Pendidikan Bahasa Jawa MI Muhammadiyah Ngasem. Hasil penelitian dan pembahasannya adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem

Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa antara lain:

a. Mempelajari Silabus, yang berisi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, pokok-pokok materi ajar dan alokasi waktu.

(10)

c. Menyiapkan materi ajar yang menyuguhkan contoh-contoh berbahasa yang baik dan benar sesuai unggah-ungguh melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa.

b) Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di kelas rendah dan kelas tinggi di MI Muhammadiyah Ngasem dalam rangka membelajarkan ketrampilan berbahasa terbagi secara:

1. Aktivitas fisik dengan penyampaian materi melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa. Penyampaian materi sudah cukup baik.

2. Aktivitas psikis berupa bentuk interaksi di kelas antara siswa dan guru cenderung menunjukkan pola ketidaksantunan. Bentuk tuturan siswa kurang santun banyak yang luput dari perbaikan dari guru.

c) Evaluasi pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa sebagai di MI Muhammadiyah Ngasem

Evalusi pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa sebagai upaya meningkatkan kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh guru di MI Muhammadiyah Ngasem diberikan dalam bentuk:

(11)

2. Penugasan tidak tertulis berupa penilain ketrampilan berbicara yakni lewat penilaian macapat, geguritan dan pacelathon serta penilaian langsung terhadap perilaku berbicara siswa.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

a) Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem

Rochmad dalam penelitiannya tahun 2012 yang menjelaskan bahwa dalam perencanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa berupa perangkat materi, metode, media, nara sumber dan juga instrument evaluasi. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasem ini, pada awal persiapan pembelajaran hal yang dilakukan oleh guru pendidikan Bahasa Jawa yaitu:

1. Mempelajari silabus yang berisi pokok-pokok penting yang harus dilaksanakan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa: standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, pokok-pokok materi, dan penilaian.

(12)

kegiatan inti. Selain itu rencana pelaksanaan pembelajaran juga berisi materi pembelajaran,alat dan sumber belajar, soal evaluasi, dan penilaian.

3. Menyiapkan materi ajar sebelum pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di kelas. Materi Pendidikan Bahasa Jawa yang diajarkan di MI Muhammmadiyah Ngasem secara konseptual muatan berisikan materi-materi ajar yang banyak menyuguhkan contoh-contoh berbahasa yang baik dan benar sesuai unggah-ungguh melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa.

b) Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem

Nuryati melalui penelitiannya pada tahun 2011 menjelaskan bahwa aktivitas pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa berkaitan dengan aktivitas fisik yang berhubungan dengan kegiatan penyampaian materi dan aktivitas psikis yang berhubungan dengan intereksi antara siswa dan guru dalam penyampaian pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasem ini, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dibagi dalam aktivitas yaitu aktivitas fisik dengan penyampaian materi dan aktivitas psikis dengan interaksi di kelas.

(13)

materi-materi ajar yang banyak menyuguhkan contoh-contoh berbahasa baik secara lisan maupun tertulis yang baik dan benar sesuai unggah-ungguh melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa.

Aktivitas psikis berupa adanya interaksi yang terjalin antara guru dan siswa. Interaksi inilah yang menjadi tolak bakal pembelajaran kesantunan berbahasa secara langsung bagi siswa. Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesantunan berbicara siswa terlihat melalui bentuk perbaikan aspek berbicara siswa yang berupa teguran langsung. Hal tersebut tidak dilakukan oleh guru di MI Muhammadiyah Ngasem, guru cenderung membiarkan kesalahan kecil saat siswa berbicara tidak sesuai unggah-ungguh. Tindak ketidaksantunan tutur yang di utarakan siswa diantaranya dapat terlihat dari bentuk pertanyaan, pernyataan yang mengekspresikan ketidaksanggupan, keluhan, alasan, maupun pengaduan. Kesemua bentuk tuturan yang dinyatakan siswa tersebut luput dari perbaikan struktur kalimat.

c) Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem

(14)

saat pembelajaran di kelas baik tugas individu maupun kelompok sementara untuk penugasan mandiri tidak terstruktur guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR). Penugasan secara tertulis yang dilakukan guru baik dikelas rendah maupun kelas tinggi berupa, Pekerjaan Rumah (PR), tugas harian, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK) sementara penugasan tidak tertulis berupa penilain ketrampilan berbicara yakni lewat penilaian macapat, geguritan dan pacelathon serta penilaian langsung terhadap perilaku berbicara siswa.

Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadi bahan evalusi utama dalam pelaksanaan evaluasi. Kesemua bentuk evaluasi tersebut kemudian di nilai dan diakumulasikan untuk kemudian di rata-rata menjadi nilai siswa. Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan berupa remidi dan pengayaan.

D. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan dalam pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem untuk meningkatkan kesantunan berbicara siswa sudah cukup baik. Perencanaan yang dilakukan oleh guru yaitu:

a. Mempelajari Silabus, yang berisi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, pokok-pokok materi ajar dan alokasi waktu.

(15)

c. Menyiapkan materi ajar yang menyuguhkan contoh-contoh berbahasa yang baik dan benar sesuai unggah-ungguh melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa.

2. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di kelas rendah dan kelas tinggi di MI Muhammadiyah Ngasem dalam rangka membelajarkan ketrampilan berbahasa terbagi secara:

a. Aktivitas fisik dengan penyampaian materi melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa. Penyampaian materi sudah cukup baik.

b. Aktivitas psikis berupa bentuk interaksi di kelas antara siswa dan guru cenderung menunjukkan pola ketidaksantunan. Bentuk tuturan siswa kurang santun banyak yang luput dari perbaikan dari guru.

3. Evalusi pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa sebagai upaya meningkatkan kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh guru di MI Muhammadiyah Ngasem diberikan dalam bentuk:

a. Penugasan secara tertulis yang dilakukan guru baik dikelas rendah maupun kelas tinggi berupa, Pekerjaan Rumah (PR), tugas harian, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK). b. Penugasan tidak tertulis berupa penilain ketrampilan berbicara yakni

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Erawati, Triyas Ema. “Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa (Studi Situs di SMAN 15 Semarang)”. 2011. ”(Tesis S-2 Manajemen Pendidikan).Surakarta: Universitas Muhammadiya Surakarta. (tidak dipublikasikan).

Nurhayati, Wiwik. 2011. “Pengelolaan Pembelajaran Mulok Bahasa Jawa Kelas IV SDN Guworejo”(Tesis S-2 Manajemen Pendidikan).Surakarta: Universitas Muhammadiya Surakarta. (tidak dipublikasikan)

Rochmad. 2011. “Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa Berbasis Budaya (Studi Situs SMPN 2 Kajoran Kabupaten Magelang)”( Tesis S-2 Manajemen Pendidikan).Surakarta: Universitas Muhammadiya Surakarta. (tidak dipublikasikan)

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Sanjana, Wina. 2013. Penelitian pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setiyadi, Putut. 2008. Pembelajaran Bahasa dan Sastra dalam Kerangka Budaya sebagai Bagian dari Upaya Pelestarian Kebudayaan dan Bahasa Jawa. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Solikhin, Patra. 2013. Filosofi Jawa. Yogyakarta: Narasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, program formal pengembangan karir, dan program kesejahteraan terhadap motivasi kerja karyawan di

Hasil penelitian pemberian pupuk Gandasil D dan Growmore dengan konsentrasi yang berbeda tidak mempengaruhi jumlah daun, sedangkan untuk lebar dan panjang daun

The writer has anaylzed how Kimberly solves her intrapersonal conflict by referring to theories of conflict resolution from Isenhart and Spagle (2000) and Decenzo

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2OIO Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara.. Nomor 5105)

[r]

A gelatin shot or jello shot is always a good party favorite which entails the use of some form of alcohol, usually rum, vodka, tequila or in extreme cases even grain alcohol..

Institusi pendidikan khususnya dapat melakukan perubahan tersebut dengan mengubah fokus pendidikan yang menekankan pada kemampuan berpikir, pembelajaran yang modern,

dijadikan sebagai mentor dipilih dari guru yang telah memenuhi kriteria pada poin a dan memiliki nilai UKG tertinggi diantara calon mentor yang guru binaannya akan digabung