• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA Peningkatan Keaktifan Belajar IPA Melalui Penerapan Pendekatan Eksploratory Discovery pada Siswa Kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri Tahun 2012/201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA Peningkatan Keaktifan Belajar IPA Melalui Penerapan Pendekatan Eksploratory Discovery pada Siswa Kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri Tahun 2012/201"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA

KELAS IV.C SDIT NUR ROHMAN SLOGOHIMO WONOGIRI TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh : WIWIN MURWATI

A 510090049

PROGRAM S-1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA

KELAS IV.C SDIT NUR ROHMAN SLOGOHIMO WONOGIRI TAHUN 2012/2013

Wiwin Murwati, A 510090049

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1-Pabelan, Kartasura 57102

Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas dengan rumusan masalah “Apakah Penerapan Pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan Keaktifan Belajar IPA pada Siswa Kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri Tahun 2012/2013?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA melalui penerapan pendekatan Eksploratory Discovery pada siswa kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri Tahun 2012/2013. Dalam penelitian tindakan kelas ini subjek penerima tindakan adalah siswa kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo yang berjumlah 16 siswa, subjek pelaku tindakan adalah peneliti sebagai guru. Metode atau teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan/observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang meliputi tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang kemudian mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa pada kondisi awal 46,32% mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 62,5% dan 73,44%, siklus II sebesar 81,25% dan 85,94%. Hasil belajar pada kondisi awal 43,75% mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 62,5% dan siklus II sebesar 87,5%. Dengan demikian dari penelitian ini dapat dismpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran Eksploratory Discovery dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri tahun 2012/2013.

(4)

A. PENDAHULUAN

Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal

balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru

dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping

kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Demikian pula

dari siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar. Dalam

proses belajar mengajar pasti terdapat beberapa kelemahan yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Diantaranya yaitu:

1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran.

2. Siswa tidak memiliki kemampuan dalam pembelajaran IPA

3. Konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran IPA, dan

4. Kurangnya kesadaran siswa terhadap pembelajaran IPA.

Fenomena umum pada pembelajaran IPA seperti yang dipaparkan di

atas juga ditemui di SDIT Nur Rohman Slogohimo. Masalah yang muncul di

kelas IV.C SDIT Nur Rohman yaitu siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi IPA dan kurangnya keaktifan belajar dari siswa. Hal ini

disebabkan guru mengajar monoton dan kurang variatif, penggunaan metode

ceramah sehingga siswa masih menerapkan cara belajar menghafal,

penggunaan media pembelajaran yang kurang optimal. Faktor-faktor tersebut

menyebabkan partisipasi siswa saat pembelajaran kurang optimal. Siswa

kurang antusias, cepat merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Selain itu

tingkat pemahaman siswa terhadap materi pun rendah. Walaupun dengan

penggunaan metode ceramah materi dapat disampaikan secara detail, tetapi

pembelajaran dianggap bermakna saat siswa memahami materi dari

pengalaman belajar dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

Siswa belum mampu mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari.

Pemahaman siswa mengenai materi IPA yang kurang menyebabkan hasil

belajar siswa rendah.

Melihat kondisi rendahnya keaktifan belajar IPA siswa tersebut,

beberapa upaya dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran salah satunya

(5)

IPA untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA. Selain keaktifan belajar, tetapi

sangat diharapkan melalui penerapan pendekatan tersebut, keaktifan belajar

yang di dapat oleh siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi

lebih meningkat dan dapat mempengaruhi aspek-aspek yang lain.

B. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Desain Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

menekankan pada logika rasional. Menurut Arikunto (2006:12),

penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan penelitian kuantitatif

dengan alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak menggunakan

angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran

terhadap hasilnya.

b. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Rubiyanto (2011:97-98) penelitian tindakan kelas adalah

suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.

2. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri.

Alamat lengkap tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Dusun

Sanan RT 01/I, Desa Waru, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten

Wonogiri, kode pos 57694.

b. Waktu Penelitian

Tahap penyusunan proposal hingga pelaporan hasil penelitian

(6)

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:

a. Guru IPA kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo kabupaten

Wonogiri yaitu bertindak sebagai subjek yang memberikan tindakan.

b. Seluruh siswa kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo sebagai

subjek penelitian yang menerima tindakan.

4. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Terdiri dari empat langkah yaitu

sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Keempat langkah menurut Kurt Lewin dalam (Arikunto, 2006a:16)

tersebut digambarkan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan. Perencanaan tindakan ini mengacu pada

permasalahan yang dihadapi oleh guru IPA kelas IV.C SDIT Nur

Rohman Slogohimo Wonogiri.

2) Pelaksanaan. Tindakan yang dilakukan oleh guru atas solusi yang

ditawarkan oleh peneliti berdasarkan perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya.

3) Observasi. Observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan

tindakan yaitu ketika pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan strategi refleksi. Hasil refleksi tersebut kemudian

digunakan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam

upaya mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti.

b. Siklus II

1) Perencanaan. Perencanaan tindakan di siklus II ini mengacu pada

hasil tindakan I yang telah dilaksanakan sebagai solusi pemecahan

permasalahan.

2) Pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada

pertemuan berikutnya setelah siklus I selesai dilaksanakan. Peneliti

bertindak sebagai guru berdasarkan perencanaan yang telah dibuat

(7)

3) Observasi dan Monitoring. Dilaksanakan untuk melihat jalannya

pelaksanaan tindakan yang didasarkan pada pelaksanaan siklus I.

Semua proses jalannya pembelajaran dan peningkatan kemampuan

menyampaikan pendapat dengan tepat pada siswa.

5. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis Data

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis data kualitatif, yaitu

data yang berbentuk kata, kalimat, dan skema.

b. Sumber Data

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber, meliputi:

1) Siswa kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo kabupaten

Wonogiri tahun 2012/2013.

2) Guru mata pelajaran IPA kelas IV.C yaitu ibu Sri Haryani, S.Pd.

6. Metode Pengumpulan Data

a. Teknik tes

Istilah “tes” berasal dari bahasa Perancis, yaitu “testum”, berarti

piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda

lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Dalam

perkembangannya, istilah tersebut diadopsi dalam psikologi dan

pendidikan.

b. Observasi

Menurut Hastuti dalam Arikunto (2006a:156), observasi disebut pula

dengan menggunakan seluruh indera.

c. Teknik wawancara

Hastuti dalam Arikunto (2006a:155) menyebutkan bahwa interview

yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)

untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Teknik wawancara

ini digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang

(8)

Dokumentasi yang akan dikumpulkan antara lain :nama siswa, jenis

kelamin siswa, RPP, nilai keaktifan belajar IPA sebelum pelaksanaan

pendekatan eksploratory discovery, foto-foto saat pelaksanaan

pendekatan.

7. Instrumen Penelitian

Adapun alat-alat kelengkapan yang menunjang jalannya pelaksanaan

proses pembelajaran dengan pendekatan eksploratory discovery adalah:

a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

b. Lembar Penilaian Keaktifan

c. Soal Tes

d. Lembar Wawancara

e. Lembar Observasi

8. Validitas Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Triangualasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber, yaitu sumber dari guru dan siswa. Dalam penelitian ini

triangulasi teknik digunakan untuk menjadikan data yang akurat dan

tepat. Sumber data dari guru IPA IV.C sebagai narasumber, siswa kelas

IV.C sebagai subyek penelitian, dan setting atau tempat peristiwa

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pengumpulan data diperoleh

yang sebelumnya telah dilakukan observasi terlebih dahulu untuk

mengamati keaktifan dan partisipasi siswa untuk bertanya dalam

mengikuti pembelajaran IPA.

9. Teknik Analisis Data

Menurut M. B. Miles dalam Sugiyono (2005: 246), proses analisis

interaktif adalah sebagai berikut:

(9)

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk

itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok.

b. Penyajian Data

Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan

sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki

makna tertentu.

c. Verifikasi Data

Verifikasi data atau penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap

untuk memperoleh derajat kepercayaan tinggi. Dengan demikian

analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak tindakan

dilaksanakan.

10. Indikator Pencapaian

Indikator pencapaian keaktifan belajar IPA pada siswa kelas IV.C SDIT

Nur Rohman Slogohimo Wonogiri tahun 2012/2013 melalui penerapan

pendekatan Eksploratory Discovery yaitu nilai minimal rata-rata kelas

atau KKM kelas 70 mencapai 75% dari seluruh siswa yang ada atau 12

dari 16 siswa. Indikator keaktifan siswa yang meliputi :

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan dari guru.

b. Berani mengajukan pertanyaan.

c. Berani menjawab pertanyaan.

d. Aktif dalam kelas.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Dalam melaksanakan tindakan kelas, peneliti sebagai guru kelas

senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip belajar serta berusaha untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik untuk memperoleh hasil

(10)

dikemukakan oleh M. Faturochman dan Sulistyorini (2012: 17), menyebutkan

inti dari prinsip-prinsip belajar yakni :

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak secara aktif.

2) Setiap siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3) Seorang siswa akan dapat belajar dengan baik apabila mendapat

penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Seorang siswa akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya.

Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA mengalami

peningkatan yang sangat signifikan dari kondisi awal/ pra siklus sampai

dilaksanakannya siklus II. Keaktifan belajar siswa tersebut mempengaruhi

hasil belajar siswa. Berikut merupakan tabel persentase keaktifan siswa dan

[image:10.612.153.523.455.588.2]

hasil belajar siswa:

Tabel Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV.C

No .

Variabel Jumlah siswa (Persentase)

Kondisi Awal

Siklus I Siklus II

I II I II

1. Keaktifan Belajar 46,32% 62,5% 73,44% 81,25% 85,94%

2. Hasil Belajar 7 Siswa (43,75%)

10 Siswa (62,5%)

14 Siswa (87,5%)

Dari uraian di atas sudah dijelaskan peningkatan keaktifan belajar

mulai dari kondisi awal, siklus I (pertemuan pertama dan kedua) dan siklus II

(pertemuan pertama dan kedua) serta hasil belajar mulai dari kondisi awal,

(11)

J

lebih k

discover

IV sem

2011/20

oleh N

eksplora Wonogi M mengala paling m mengala

awal, k

pendeka

siswa d

Diagram

Jika dibandi

kecil diban

ry yang diter

mester II SD

012, hasil ya

Nana menca

atory dicove

iri tahun 201

Melalui pe

ami banyak

menonjol ad

ami peningk

keaktifan s

atan Eksplor

dapat menin

m Peningkat

ngkan denga

ndingkan de

rapkan oleh

D Negeri 0

ang peneliti t

apai tingkat

ery pada sisw

12/2013 men

enerapan p

k peningkat

alah siswa m

katan sebany siswa hany ratory Disco ngkat menja 0 20 40 60 80 100 Kondis Awal tan Keaktifan an penelitian engan pene

Nana Any H

03 Ngepung

tempuh pres

t ketuntasa

wa kelas IV

ncapai tingka endekatan tan dalam menjadi lebih yak 39,62% a mencapa

overy denga

adi 85,94%

i  Siklus I 

(Pertemua 2)

n dan Hasil

n yang relev

erapan pen

Hernawati (2

gsari Jatipur

sentasenya le

an 93,3%

V.C SDIT Nu

at ketuntasan

Eksplorator

pembelajara

h aktif dalam

%. Dapat dili

ai 46,32%,

an siklus I d

pada siklu an  Siklus II  (Pertemua 2) Belajar Sisw

van, hasil bel

ndekatan ek

2011) pada s

ro Karangan ebih rendah. sedangkan ur Rohman n 87,5%. ry Discove an. Peningk m pembelaja

ihat pada sa

setelah m

dan siklus II

s II pertem K B wa lajar masih ksploratory siswa kelas nyar tahun . Penelitian penerapan Slogohimo

ery, siswa

katan yang

aran. Siswa

aat kondisi

menerapkan

I, keaktifan

(12)

43,75. Dapat dilihat pada kondisi awal hasil belajar siswa baru mencapai

43,75%, setelah menerapkan pendekatan tersebut, hasil belajar IPA siswa

dapat meningkat menjadi 87,5% pada pelaksanaan siklus II.

Sesuai realita di atas menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran

Eksploratory Discovey dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga

berpengaruh juga pada peningkatan hasil belajar IPA tentang Gaya Gaya dan

Energi pada siswa kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo. Berdasarkan

hal tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa” Melalui penerapan

pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan keaktifan belajar

IPA pada siswa kelas IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri tahun

2012/ 2013” diterima, karena setelah diadakan tindakan kelas mulai dari

kondisi awal, siklus I (pertemuan pertama dan kedua) dan siklus II

(pertemuan pertama dan kedua) pendekatan pembelajaran Eksploratory

Discovery dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran

IPA siswa kelas IV.C sehingga hasil belajar IPA juga ikut meningkat.

D. SIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan pembelajaran Eksploratory Discovery dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar IPA tentang Gaya dan Energi pada siswa kelas

IV.C SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri tahun ajaran 2012/2013.

Dapat dijelaskan bahwa keaktifan belajar mencapai 85,94%. Peningkatan

keaktifan belajar ini berdampak pula pada meningkatnya hasil belajar

siswa yang mencapai 87,5%, berarti sudah lebih dari 80% siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM (>70) sehingga sudah memenuhi

indikator pencapaian.

2. Dengan meningkatnya keaktifan dan hasil belajar IPA setelah diterapkan

pendekatan pembelajaran Eksploratory Discovery, maka dinyatakan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. 1979. Apakah Metoda Discovery-Inquiry Itu?. Depdikbud: Dirjen Pendidikan Tinggi PNKK.

Any Hernawati, Nana. 2011 “Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Gaya dapat Mengubah Gerak Suatu Benda Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Ngepungsari Jatipuro Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011” (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mulyadi, S.K dan Risminawati. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif Di Sekolah Dasar Paduan Praktis Untuk Mengajar. Surakarta: PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Progdi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sanjaya, Wina. 2012. Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. ALFA BETA.

Gambar

Tabel Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV.C

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Keuntungan dari PMT dengan media gas SF6 adalah sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak berbau, tidak bercun dan tidak mudah terbakar dan pada temperatur 150° C gas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses aktivitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan penerapan model quantum teaching

Selain Arduino, sistem rumah pintar berbasis pesan singkat ini menggunakan perangkat lain yakni GSM shield yang akan digunakan sebagai perangkat yang dipasang di dalam rumah

Cerita untuk anak merupakan sarana yang tepat untuk memperkaya kosa kata dan akan merangsang anak mempunyai kemampuan menyelesaikan suatu masalah serta mengembangkan

Kota Cirebon, Kota Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Cimahi, Kota Banjar, Kabupaten Indramayu, dan

[r]

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat, hidayah serta nikmat yang tiada terkira kepada hamba-Nya, sehingga