Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Besar Dari Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Osep Saepul Hayat
1103271
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Osep Saepul Hayat
1103271
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Osep Saepul Hayat Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar
oleh Osep Saepul Hayat
1103271
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
OSEP SAEPUL HAYAT 1103271
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di salahsatu sekolah dasar negeri yang bertempat di Kecamatan Coblong Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses aktivitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan penerapan model quantum teaching siswa kelas V sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & MC. Taggart dengan dua siklus. Tehnik pengumpuan data adalah tes, lembar observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 20 orang. Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa ditandai dengan siswa belum mampu mengungkapan ide atau gagasan pemikiran dalam bentuk lisan maupun tulisan secara matematis serta didukung dengan nilai rata-rata pra-siklus 62,05 siswa yang masih dibawah KKM sebanyak 17 orang siswa. hasil penelitian dengan menggunakan model quantum
teaching menunjukan adanya perubahan sikap dan keterampilan pada perkembangan
aktivitas siswa. Siklus I siswa cenderung pasif saat proses pembelajaran sedangkan pada siklus II pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan dan hasil tes evaluasi komunikasi matematis, terlihat pada siklus I nilai rata-rata 74,34 dengan persentase ketuntasan 75 % dan pada siklus II nilai rata – rata siswa meningkat menjadi 83,33 dengan persentase ketuntasan yang meanunjukan peningkatan yang signifikan dengan 94,44 % siswa dinyatakan tuntas KKM. Jadi kesimpulannya adalah pembelajaran matematika dengan penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, Proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Sebagai rekomendasi bagi semua pihak yang terkait, bahwa pembelajaran quantum
teaching ini sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
ABSTRAK ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
B. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar ... 6
C. Bangun Ruang ... 10
D. Model Quantum Teaching ... 15
E. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 20
F. Kerangka berpikir dalam Model Quantum Teaching ... 23
G. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... ….25
H. Definisi Operasional ... 26
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 28
A. Metode Penelitian ... 28
B. Model Penelitian ... 29
C. Lokasi Penelitian ... 30
D. Subjek Penelitian ... 30
E. Waktu Penelitian ... 30
F. Prosedur Penelitian ... 30
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
H. Pengolahan Data dan Analisis data Penelitian ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Latar Penelitian ... 41
B. Temuan-temuan Penelitian ... 52
C. Keterbatasan Penelitian ... 116
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 117
A. Simpulan ... 117
B. Rekomendasi ... 118
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Rubrik Skor Kemampuan Komunikasi Matematis………...… 37
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Rata – Rata Kelas………...… 38
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa………...… 38
Tabel 4.1 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I….……….….. 52
Tabel 4.2 Hasil Catatan Lapangan Siklus I…….……….. 55
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus I……….……… 69
Tabel 4.4 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus I….. ... ....73
Tabel 4.5 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II….……….…..75
Tabel 4.6 Hasil Catatan Lapangan Siklus II……….… 79
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II…..……….………...95
Tabel 4.8 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II………...99
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... .25
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart…….29
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 72
Diagram 4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II……….……97
Diagram 4.3 Persentase Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
Grafik 4.1 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi matematis Siklus I
………74
Grafik 4.2 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi matematis Siswa Siklus
II. ... . 100
Grafik 4.3 Keterlaksanaan Tahapan Model Quantum Teaching Pada Siklus I dan
Siklus………....108
Grafik 4.4 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
SiklusI ke Siklus II. ... ..109
Grafik 4.5 Persentase Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Siklus I ke Siklus II...112
Grafik 4.6 Persentase Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ke Siklus
II………...113
Grafik 4.7 Presentase Peningkatan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Surat-surat Penelitian ... LAMPIRAN A
Instrumen Pembelajaran ... LAMPIRAN B
Instrumen Pengungkap Data Penelitian ... LAMPIRAN C
Data-Data Penelitian ... LAMPIRAN D
Dokumentasi Penelitian ... LAMPIRAN E
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang tepat untuk membantu dalam memecahkan masalah
yang ada dalam penelitian ini serta yang akan di teliti mendapatkan sasaran yang
tepat dalam mencapai target yang telah dipertimbangkan sebelum melaksanakan
penelitian. Metode penelitian yang digunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). yang selanjutnya disingkat menjadi PTK dilakukan dengan
harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran secara langsung yang melibatkan masalah yang timbul di lapangan.
Khususnya masalah yang ada di dalam kelas.
Wibawa 2004 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang
mengangkat masalah – masalah actual yang dihadapi oleh guru di lapangan ( dalam
Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm. 15). Arikunto, 2007 sedangkan Penelitian
Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (dalam Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm. 16). Sedangkan
Wiriaatmadja, 2012 Penelitian tindakan kelas adalah penelitian bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan
belajar dari pengalaman mereka sendiri dalam Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm.
16). Menurut Sanford dalam Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm. 16) peneltian
tindakan kelas suatu kegiatan siklus yang bersifat menyeluruh yang terdiri atas
analisis, penemuan fakta, konsep–konsep, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta
tambahan, dan evaluasi.
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
diharapkan cukup professional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan
kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualiatas anak
didiknya, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan hubungan sosial
maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.
B. Model Penelitian
Penelitian yang dijalankan oleh peneliti adalah Model Stepen Kemmis dan
McTaggart. Pada hakikatnya Model Kemmis dan McTaggart (Taniredja, dkk. 2010,
hlm. 28) merupakan perangkat–perangkat atau untaian–untaian dengan satu perangkat
terdiri empat komponen yang mencangkup: Perencanaan, Tindakan, Observasi,
Refleksi, yang keempat komponen tersebut dikatakan satu siklus.
Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan, dengan
harapan pada setiap tindakan menunjukan peningkatan sesuai perubahan dan
perbaikan yang ingin dicapai. Secara skematis model penelitian tindakan kelas model
Kemmis dan McTaggart akan digambarkan sebagai berikut :
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart inilah yang dijadikan
acuan dalam merancang penelitian. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri
dari beberapa siklus. Jika pada siklus pertama penelitian tersebut mendapatkan hasil
yag kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan
memperbaiki pada tahap perencanaan yang pertama. Apabila pada pelaksanaan siklus
kedua masih belum menunjukan hasil yang maksimal, maka penelitian dilanjutkan
pada siklus berikutnya. Siklus tersebut akan berhenti jika penelitian sudah mencapai
target yang telah ditentukan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian bertempat di Sekolah Dasar Negeri yang terletak di
Kecamatan Coblong kota Bandung. Posisi sekolah berada di tengah – tengah pusat
Kota Bandung sehingga mudah di akses dari manapun. Fasilitas sekolah untuk
menunjang pembelajaran sudah cukup lumayan baik namun ketersediaan ruang kelas
masih kurang mengakibatkan jadwal pembelajaran dibagi menjadi dua sesi yakni pagi
dan siang.
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 sekolah. Latar belakang keluarga dari subjek penelitian ini sebagian besar
berwirausaha.
E. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tiga bulan. Mulai dari
tahap persiapan pada bulan april 2015. Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan
disalahsatu sekolah dasar yang bertempat di kecamatan Coblong Kota Bandung
dimana sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melakukan praktik mengajar.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus I, dan
siklus II. Siklus II adalah refleksi dari siklus I. Keputusan refleksi diambil
berdasarkan hasil evaluasi dan observasi yang telah dilaksanakan pada setiap siklus
beriktunya dan ditetapkan untuk meningkatkan komunikasi matematis siswa kelas V.
Tahapan dari siklus tersebut antara lain :
Gambar 3.2 Tahapan Siklus
SIKLUS I
Kegiatan Awal
Pelaksanaan Tindakan Rencana
Tindakan
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 SIKULS II
Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal sesuai dengan tujuan yang
di harapkan, maka penelitian ini dirancang sesuai dengan prosedur penelitian.
Prosedur penelitian ini meliputi tahap – tahap sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
1. Mengurus surat permohonan perizinan penelitian dari pihak Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Mengajukan surat perizinan dari kepada pihak pemerintahan daerah setempat
(kesbang), pihak dinas pendidikan setempat, dan terutama pihak Sekolah Dasar
Negeri yang terletak di Kecamatan Coblong kota Bandung..
3. Melakkan pengambilan data awal sebelum penelitian dan observasi terhadap
situasi kelas serta siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri yang terletak di
Kecamatan Coblong kota Bandung.
4. Menyiapkan instrument penelitian berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
pokok bahasan menyelesaikan masalah berkaitan dengan bangun ruang, lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi soal evaluasi kemampuan
komunikasi matematis, lembar kerja kelompok, soal evaluasi kemampuan
komunikasi matematis, dan catatan lapangan.
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan pada
tahap perencanaan, adapun kegiatan paha tahap tindakan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan pada siklus 1 ini peneliti membuat perencanaan yakni
membuat skenario pembelajaran (RPP) tentang meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis dengan model Quantum Teaching, membuat media
pembelajaran bangun ruang. menyusun lembar kerja kelompok dan soal evaluasi
kemampuan komunikasi matematis serta lembar observasi dan instrumen yang
lainnya.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan skenario yang telah dibuat sebelumnya apa pada perencanaan. Pelaksanaan ini
berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan model
quantum teaching diakhir pembelajaran siswa diberikan lembar tes evaluasi
kemampuan komunikasi matematis.
3. Pengamatan (Observation)
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada proses
pembelajaran berlangsung pada saat bersamaan juga dilaksanakannya tahap
Pengamatan atau observasi, adapun hal yang perlu diamati atau di observasi pada
pelaksanaan pembelajaran mengenai situasi dan kondisi pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas baik penampilan guru mengajar dan kondisi siswa di kelas,
Observasi dilakukan oleh beberapa orang observer partisipan, untuk mengamati
aktivitas penerapan model quantum teaching pada proses pembelajaran, maupun pada
hasil pembelajaran. Dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan
kemajuan proses pembelajaran
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini berfungsi untuk melihat hasil sementara yang telah
dicapai. Kejadian atau temuan hal – hal apa saja yang terhadi selama proses
pembelajaran telah ditulis pada tahap observasi untuk di analisis dan interpretasi data
sehingga diperoleh kesimpulan hasil pelaksanaan siklus I. Pada tahap refleksi ini hasil
observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pada siklus I dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan yang terjadi
pada siklus I kemudian diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk perbaikan siklus
berikutnya yaitu siklus II.
Siklus II
Setelah menganalisis dari kegiatan pada siklus I dalam pembelajaran siklus II
ini sama dengan siklus sebelumnya, tahapannya pun sama diawali dengan
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 refleksi yang telah dilakukan pada siklus I
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada pelaksanaan siklus II guru melaksanakan skenario pembelajaran yang
dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I, guru tetap melaksanakan pembelajaran
dengan penerapan model quantum teaching dan diakhir pembelajaran siswa diberikan
lembar tes evaluasi kemampuan komunikasi matematis untuk melihat peningkatan
kemampuan komunikasi matematis dari setiap siklus.
3. Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan observer tetap melihat proses pembelajaran
penampilan guru guru menganjar dan kondisi siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung menggunakan penerapan model quantum teaching untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa.
4. Refleksi (Reflektif)
Pada tahap refleksi ini masih sama dengan siklus I yaitu Kejadian atau temuan
hal–hal apa saja yang terhadi selama proses pembelajaran telah ditulis pada tahap
observasi untuk di analisis dan interpretasi data sehingga diperoleh mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas
kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan pada saat proses pembelajaran.
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 Pada tahap ini peneliti membuat sebuah kesimpulan mengenai pembelajaran
selama 2 siklus yang telah dilaksanakan, kesimpulan mengenai pembelajaran dengan
penerapan model Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian yaitu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data sebagai upaya untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Instrumen Pembelajaran
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, model pembelajaran,
skenario pembelajaran dibuat dengan langkah–langkah pada model Quantum
Teaching (TANDUR).
Pada penelitian ini rencana siklus yang akan dilakukan sebanyak dua buah
siklus, apabila pada saat pelaksanaannya hasil belajar yang diharapkan belum
mencapai sesuai dengan harapan dan jika waktu dan tempat memungkinkan, peneliti
akan melakukan lebih dari dua siklus.
b) Lembar Kerja Kelompok
Lembar Kerja Kelompok (LKK) digunakan dalam pembelajaran kelompok
dengan menerapkan model Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa. LKK memberikan pengalaman belajar sebagai
pengantar untuk mengerjakan soal evaluasi di akhir pembelajaran.
c) Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian soal
tes yang dirancang oleh guru (peneliti) dan digunakan untuk mengukur sejauh mana
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
a) Lembar Observasi
Observari adalah mengamati aktifitas selama proses pembelajaran. Pengamatan
dilakukan peneliti dan dibantu oleh 1 guru/wali kelas dan 3 mahasiswa PGSD.
Observer yang bertugas mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran. pengamatan terhadap guru/peneliti dilakukan untuk melihat apakah
guru telah melaksanakan apa yang telah direncanakannya.
b) Catatan lapangan
Dalam hal ini, catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian
penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Model
catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dan guru matematika. Tujuan dari catatan lapangan adalah untuk memperoleh
data tentang aktivitas siswa yang berhubungan dengan penerapan model Quantum
Teaching dalam pembelajaran
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah Berupa bukti, foto-foto selama proses pembelajaran
berlangsung.
H. Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih
bermakna. Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, data – data tersebut
kembali diolah agar menjadi jelas dengan harapan untuk mendapatkan sebuah
gambaran kesimpulan yang utuh. Pengolahan data dikelompokan berdasarkan data
penelitian yang diperoleh maka pendekatan penelitian yang digunakan.
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
Data Kuantitatif diperoleh dari hasil tes untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap materi bangun ruang.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II untuk
melihat ketercapaian kemampuan komunikasi matematis siswa yang berpengaruh
terhadap nilai siswa dalam pembelajaran Matematika di setiap siklus sehingga dapat
disimpulkan apakah terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa
dalam pembelajaran Matematika materi menyelesaikan masalah berkaitan dengan
bangun ruang sederhana. Analisis data dilakukan dengan penskoran yang disesuaikan
dengan masing-masing bobot pada butir soal, hasil belajar siswa dirata-ratakan agar
terlihat hasil rata-rata kelasnya.Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif
yaitu sebagai berikut.
a. Penskoran hasil tes evaluasi
Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematis siswa adalah berbentuk tes uraian, sehingga tidak ada rumus baku yang
dijadikan sebagai dasar untuk mencari skor siswa. Sehingga peneliti perlu untuk
menyusun dan menggunakan kriteria penskoran, dengan total skor maksimum yang
didapat oleh siswa adalah 36.
Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang berbeda. Oleh karena
itu, dibuat skoring rubrik sebagai pedoman penyekoran hasil tes sebagai berikut
Tabel 3.1 Rubrik Skor Kemampuan Komunikasi Matematis.
Skor Menulis (Writen
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
Maka, untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut. :
Nilai = S r ya r
�
x 100
(Sumber : Kamal, 2012 hlm.37)
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
Skor maksimum : 36
Data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa peningkatan kemampuan
komunikasi matematis siswa dari kelas V. Rumus yang digunakan untuk menghitung
rata – rata hasil belajar siswa adalah :
r = ∑∑
ketrangan :
r = nilai rata – rata siswa
∑x = jumlah serluruh nilai siswa ∑n = jumlah siswa
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Rata – Rata Kelas
Kriteria Nilai
Sedangkan untuk menghitung prosentase ketuntasan hasil belajar rumus yang
digunakan untuk menghitung rata – rata hasil belajar siswa menggunakan :
P = Σ � �
Σ
�
%
Kelas dikatakan sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari
seluruh siswa memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Depdiknas
2006 (dalam Kamal. 2012 hlm.39). Dengan berpedoman pada hal tersebut, untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran perlu diadakannya perhitungan persentase
jumlah siswa yang tuntas atau telah memenuhi KKM pada mata pelajaran matematika
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
40 – 59 % Sedang
20 – 39 % Rendah
> 20 % Sangat rendah
(Depdiknas.2006 ; Kamal, 2012 hlm.39 )
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan oleh peneliti. Dalam menjawab rumusan masalah, peneliti menggunakan
analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Pengolahan data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu
analisis data flow model. Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2013, hlm. 337) bahwa aktivitas dalam analisis data diakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya
sudah jenuh. Aktifitas yang dilakukan yaitu Data Reduction (Reduksi data), Data
display (Penyajian Data), dan conclusion drawing/verification (Penarikan
Kesimpulan)
Analisis data kualitatif yang digunakan peneliti selama dilapangan adalah
analisis model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data tersebut terdiri
atas: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Peneliti
menggunakan analisis data kualitatif untuk menganalisis aktivitas siswa dalam
pembelajaran dengan penerapan model quantum teaching
Selain itu, analisis yang digunakan yaitu analisis kuantitatif. Data kuantitatif
dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Sugiyono (2013 hlm. 147) menjelaskan
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan atau generalisasi”.
Analisis data kuantitatif digunakan peneliti untuk menganalisis kemampuan
komunikasi matematis siswa, dengan data yang dianalisis yaitu prestasi hasil tes
kemampuan komunikasi matematis siswa, perolehan rata – rata nilai kelas, dan
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
117 Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di kelas
V, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terjadi siswa peningkatan
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas V dengan menerapkan model
Quantum Teaching, maka peneliti akan menyimpulkan semua hasil penelitian, yaitu
sebagai berikut:
1. Penerapan model Quantum Teaching dalam pembelajaran siklus I dan II di
kelas V Sekolah Dasar yang bertempat di Kecamatan Coblong Kota Bandung
telah sesuai harapan dan perubahannya semakin membaik pada aktivitas siswa
dalam setiap siklusnya dalam pelajaran matematika pada materi menyelesaikan
masalah berkaitan dengan bangun ruang sederhana dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun tahapan proses
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu dengan
menerapkan langkah TANDUR menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
dengan melakukan ice breaking, memutarkan musik instrumen, meyakinkan
siswa atas kemampuan diri memahami materi pelajaran, model Quantum
Teaching juga efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa. Dimana aktivitas
siswa terlihat semakin aktif dalam pembelajaran, apalagi ketika siswa
melaksanakan setiap tahapan dalam model Quantum Teaching. Pada tahap
tumbuhkan siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, tahap alami siswa
diberikan pengetahuan dengan kegiatan tanya jawab seputar materi yang akan
diajarkan, tahap namai siswa aktif dalam berdiskusi kelompok menemukan dan
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
117 demonstrasikan siswa mengkomunikasikan hasil pada tahap namai, pada ulangi
guru mengulas materi kembali dan bertanya jawab seputar materi yang belum.
Diketahui oleh siswa, tahap rayakan akui setiap usaha yang siswa lakukan
kemudian rayakan keberhasilan setiap pembelajaran dengan pemberian reward
berupa tepuk tangan atas ketercapaian pengetahuan yang telah diraih, diduga
siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bermakna sehingga aktivitas
pembelajaran siswa menjadi lebih efektif.
2. Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kemampuan
komunikasi matematis setiap siswa dengan melihat peningkatan nilai rata – rata
kelas dari siklus I dan siklus II. Data hasil tes awal dimana pada pra-siklus nilai
rata - rata 62,52 dengan persentase ketuntasan 15 %. Namun setelah peneliti
melakukan penerapan model Quantum Teaching hasil tes siklus pertama nilai rata
- rata 74,34 dengan persentase ketuntasan 75 % siswa yang mencapai atau
melewati KKM. Pada siklus kedua nilai rata – rata siswa mencapai 83,33 dengan
persentase ketuntasan yang meanunjukan peningkatan yang signifikan dengan
94,44 % siswa dinyatakan tuntas KKM. Jadi model Quantum teaching dinyatakan
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas V Sekolah
Dasar pada mata pelajaran matematika materi menyelesaikan masalah berkaitan
dengan bangun ruang.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
mengemukakan rekomendasi sebagai berikut.
Pertama, untuk guru yaitu penerapan model Quantum Teaching, bisa menjadi
sebuah pilihan model dalam pembelajaran. karena dapat memberikan tambahan
model pembelajaran yang variatif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
117
perkembangan yang positif dan peningkatan yang signifikan.
Kedua, untuk sekolah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching ini
dapat menjadikan sebagai salah satu model yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah dasar karena dalam penerapannya model pembelajaran
Quantum Teaching ini sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran di sekolah, sebab apabila guru mengaplikasikan model pembelajaran ini
pada kegiatan belajar mengajar cenderung akan berdampak positif. Harapannya
kualitas pemahaman maupun pengetahuan siswa dapat meningkat dalam berbagai
mata pelajaran. Sehingga proses pembelajaran akan menjadi bermakna dan
menyenangkan serta siswa menjadi aktif belajar.
Ketiga, untuk peneliti selanjutnya, pada hal ini peneliti berharap model ini bisa
dicoba untuk dilakukan pada mata pelajaran lain dan kelas lain sehingga dapat
menjadi bahan perbandingan guna meningkatkan proses penelitian secara umum.
Selain itu, peneliti berpesan agar lebih mempersiapkan pendalaman materi yang lebih
baik, ataupun dengan mengkolaborasikan model ini baik dengan metode maupun
startegi yang lain sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat berguna
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
DePorter, B,. Reardon, M,. & Nourie, S.S.: (Penerjemah), Nilandari A., (Penyunting), Syahrani, F. (2008). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Fhatani, A.H. (2009). Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-ruzz.
Hendriana, H., & Soemarmo U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.
Kamal (2012). PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW
(SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA. Skripsi. Universitas
Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Setiansah, E. (2010). Teori Komunikasi. Yogyakarta: CV. Graham Ilmu.
Prabawanto, S., Yulina, T,. & Nuraeni, E,. (2007). Pendidikan Metematika II. Bandung: Upi Press.
Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFA BETA
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bansung: ALFA BETA.
Suryaningsih, (2012). PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA OPERASI BILANGAN BULAT. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Taniredja, T., Pujiati, I., & Nyata. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: ALFA BETA.
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2011). Pedoman Pembelajaran Matematika Sekolah
dasar. Jakarta.
Osep Saepul Hayat, 2015
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugianto,. Armanto, D,. & Harahap, M,.B. (2014). Perbedaan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan stad ditinjau dari kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa sma. Vol 1, No 1 Diakses dari