• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesusastraan Indonesia boleh merasa lega dengan kehadiran kebijakan baru yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada awal tahun ajaran 2015/2016, yaitu mewajibkan setiap siswa membaca buku selain buku-buku pelajaran kurang lebih selama 15 menit setiap harinya sebelum pembelajaran dimulai. Dengan adanya kegiatan tersebut ruang sastra menjadi semakin luas dan eksistensinya di dunia pendidikan tidak perlu dikhawatirkan lagi. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan yang dikutip oleh Alamsyah (2015) bahwa buku- buku yang dibaca oleh siswa bisa berjenis sastra Indonesia dan luar negeri atau jenis bacaan serupa koran dan majalah.

Anjuran untuk membaca buku nonpelajaran seperti sastra sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh guru dan kepala sekolah untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan karakter pada siswa. Karena sejatinya karya sastra seperti novel merupakan produk kehidupan yang menurut Suyitno (1986:3) mengandung nilai sosial, falsafi, religi, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Meskipun kemasannya fiksi namun nila-nilai di dalam novel merupakan hasil penyerapan budaya yang diambil dari aktivitas nyata di lingkungan pengarang. Seperti diungkapkan Waluyo (2012:2) bahwa karya sastra merupakan perpaduan dunia imajinasi pengarang dengan kenyataan yang ada atau sosial budaya yang berkembang di sekitar pengarang.

Selain mengandung nilai-nilai kehidupan novel seperti halnya karya sastra lainnya memiliki beberapa fungsi. Seperti pendapat Watt yang dikutip Endraswara (2011:22) bahwa sastra yang baik memiliki fungsi sebagai pleasing, yaitu kenikmatan hiburan dan sebagai instructing, artinya memberikan ajaran tertentu.

Definisi fungsi sastra memberikan ajaran tertentu atau sebagai pesan juga diungkapkan oleh Selden (1991:112) mengutip pendapat Jakob percaya bahwa wacana sastra berbeda dengan jenis wacana yang lain sebab mempunyai suatu

(2)

commit to user

“perangkat pesan”. Hal ini ditegaskan Ratna (2014) bahwa tidak ada karya tanpa pesan termasuk karya yang paling absurd, bahkan Budiman menyatakan (2012:141) sebuah karya sastra yang secara moral dinilai paling bobrok pun dapat memberikan pelajaran penting kepada pembaca yang arif.

Meskipun memiliki perangkat pesan yang dapat memberikan ajaran moral bagi pembaca, tidaklah mudah menemukan dan menentukan pesan tersebut dalam karya sastra apalagi pada novel yang tergolong “berat” dan memang tidak ditujukan untuk pembaca muda yang masih awam (Budiman, 2012:140). Hal ini dikarenakan tema yang diangkat terlalu kompleks atau bahasanya terlalu tinggi sehingga sulit dipahami. Oleh karena itu pemilihan jenis novel sebagai sarana pendidikan karakter menjadi penting agar pesan di dalamnya dapat dimaknai dengan baik oleh pembaca khususnya siswa.

Secara umum novel dibagi dalam dua jenis, yaitu novel populer dan serius.

Novel populer inilah yang menurut Nurgiyantoro (2005:19) lebih mudah dipahami dari pada novel serius, baik dari segi bahasanya maupun penyampaian pesanya. Jenis novel yang sedang populer saat ini adalah novel perjalanan atau novel yang berisikan kisah perjalanan penulis di suatu tempat. Tulisan-tulisan yang dulunya hanya sebuah feature di majalah hiburan, berisi tips berwisata atau rekomendasi tempat rekreasi sekarang telah dikemas dengan lebih menarik dalam bentuk cerita fiksi seperti novel. Tidak hanya mendeskripsikan keindahan tempatnya saja tapi suka duka, pengalaman, bahkan budaya yang didapat penulis selama perjalanan. Novel perjalanan juga memiliki jalan cerita dan konflik menarik untuk diikuti, pesan moralnya mudah diterima karena cerita yang disajikan penulis merupakan pengalaman nyata sehingga lebih mengena.

“Bulan Terbelah di Langit Amerika” adalah novel best seller yang diangkat ke layar lebar pada pertengahan Desember 2015. Novel ini terinspirasi kisah perjalanan spiritual pengarang, Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra di Amerika. Sebelumnya pasangan ini telah sukses dengan buku bertema perjalanan, seperti “99 Cahaya di Langit Eropa” yang juga menjadi best seller dan telah diadaptasi menjadi film. Namun pada novel “Bulan Terbelah di Langit

(3)

commit to user

Amerika” jalan ceritanya lebih banyak disisipi fiksi tidak seperti buku sebelumnya yang murni berisi perjalanan penulis.

Novel ini bercerita tentang perjalanan religi sepasang suami istri, Hanum dan Rangga dari Eropa ke Amerika dalam rangka menunaikan tugas. Hanum yang bekerja di perusahaan surat kabar Heute ist Wunderbar mendapat tugas untuk membuat artikel yang menyudutkan Islam sebagai dampak dari serangan teroris terhadap gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 lalu.

Kesempatan itu dia manfaatkan untuk mengubah pemikiran masyarakat Amerika tentang Islam, dia ingin membuktikan bahwa Islam bukanlah teroris. Di waktu yang sama Rangga, suami Hanum diberi kesempatan oleh Profesor Reinhard untuk menghadiri konferensi di Washington DC, sekaligus memburu dermawan kaya raya Phillipus Brown untuk menjadi dosen tamu di kampusnya.

Dari perjalanan tersebut banyak nilai-nilai yang dapat diteladani, seperti hasil penelitian Fatimah (2015) bahwa terdapat nilai religi yang meliputi Hablum minallah dan Hablum minannas. Dalam hubungannya dengan Allah ditemukan tujuh nilai religius, yakni: nilai keimanan, nilai ikhtiar, nilai tawakal, nilai kesabaran, nilai hidayah, nilai tauhid, dan pertolongan Allah. Sedangkan dalam hubungannya dengan sesama manusia ditemukan empat nilai religius, yakni:

tolong menolong, saling menghormati dan menghargai, toleransi umat beragama, dan larangan membalas dendam.

Selain memiliki tokoh yang patut diteladani, kisah perjalanan dalam novel tersebut mengungkap fenomena sosial atau dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah, misalnya peristiwa 11 September 2001 yang menewaskan ribuan orang dan membuat dunia menuduh Islam sebagai teroris sehingga novel ini patut dikaji dari segi sosialnya, yaitu dengan pendekatan sosiologi sastra. Menurut Wellek dan Warren (2014:100) ada tiga hubungan nyata antara sastra dan masyarakat yang dapat digunakan untuk mengkaji karya sastra, yaitu: (1) latar sosial pengarang;

(2) isi karya sastra yang berkaitan dengan masalah sosial; dan (3) pengaruh pembaca dan dampak sosial karya sastra.

Sosiologi sastra sebagai pendekatan telah banyak dilakukan untuk menemukan hubungan antara karya sastra (novel) dengan masyarakat, salah

(4)

commit to user

satunya seperti penelitian Herlina (2013). Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa: (1) terdapat latar belakang sosial budaya dalam novel Rumah Tanpa Jendela yang tampak pada kebiasaan-kebiasaan, ajaran-ajaran tertentu, sifat kemandirian; (2) latar belakang pengarang yang mempengaruhi proses penciptaan novel Rumah Tanpa Jendela adalah keadaan ekonomi keluarga pengarang, dan keyakinan yang kuat terhadap agama yang dianutnya; dan (3) berdasarkan hasil wawancara terhadap pembaca, novel Rumah Tanpa jendela dinilai positif sebab mampu membawa pengaruh positif dalam diri pembacanya.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan tersebut, maka judul penelitian ini adalah “Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter pada Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Relevansinya sebagai Materi Pembelajaran Sastra di SMA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana latar sosial pengarang novel Bulan Terbelah di Langit Amerika?

2. Bagaimana isi novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra kaitannya dengan masalah sosial?

3. Bagaimana tanggapan pembaca terhadap novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra?

4. Apa saja nilai pendidikan karakter dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra?

5. Bagaimana relevansi novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra sebagai materi pembelajaran sastra di SMA?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliatian ini adalah sebagai berikut.

(5)

commit to user

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan latar sosial pengarang novel Bulan Terbelah di Langit Amerika.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan isi novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra kaitannya dengan masalah sosial.

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan tanggapan pembaca terhadap novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

4. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai pendidikan karakter dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

5. Mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra sebagai materi pembelajaran sastra di SMA.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Memperkaya khazanah teori atau keilmuan terutama bidang sastra dan sosial.

Selain itu penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan mengenai kajian sosiologi sastra dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika.

2. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa

Untuk menambah pemahaman siswa mengenai sastra khususnya nilai sosial dan moral yang terkandung dalam karya sastra serta sebagai acuan dalam menganalisis dan mengapresiasi karya sastra.

2. Bagi Guru

Sebagai masukan yang dapat memperluas pemahaman guru tentang karya sastra, serta menjadi referensi bahan ajar khususnya bagi guru Bahasa

(6)

commit to user

Indonesia di SMA yang mengajarkan materi sastra lebih khususunya berkaitan dengan novel.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi dan motivasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian sastra khususnya penelitian sosiologi sastra.

4. Bagi Pembaca pada Umumnya

Pembaca diharapkan memahami isi novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra melalui hasil analisis nilai-nilai sosial dan pendidikan, juga untuk memberikan referensi bagi pembaca mengenai bahan bacaan yang membangun karakter.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyimpulkan, pertama , model fair use/fair dealing Hak Cipta dalam mengembangkan IPTEK pada Perguruan Tinggi yang mendasarkan pada aspek hak moral, hak ekonomi,

Seperti halnya sistem karung, pada metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk membantu tanaman tumbuh guna memulihkan tanah disekitarnya.

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

(empat puluh sembilan juta sembilan ratus enam puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga puluh) Hari Kalender.. PEJABAT PENGADAAN BARANG

Bambang Warsita (2008: 272), mengemukakan secara garis besar komponen strategi pembelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut: a) Urutan kegiatan pembelajaran yang

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN- MUI) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah menjelaskan pengertian asuransi syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun)

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula