PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA
SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI
KABUPATEN PEKALONGAN
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Ali Fathoni NIM. 6101907065
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada,
hari : Minggu tanggal : 30 Agustus 2009
Panitia
Ketua, Sekretaris,
Drs. M. Nasution, M.Kes. Dra. Heny Setyawati, M.Si.
NIP. 19640423 199002 1 001 NIP. 19670610 199203 2 001
Penguji,
1. Drs. Sugiharto, M.Kes. ……….
NIP. 19550512 198601 1 001
2. Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes. ……… NIP. 19590315 198503 1 003
3. Drs. Prapto Nugroho, M.Kes. ………
iii
SARI
Skripsi ini berjudul “Penguasaan Keterbelajaran Gerak Siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan”.
Alasan Penulis mengambil judul penelitian adalah pertama usia anak SD merupakan usia yang sangat penting untuk meningkatkan keterbelajaran gerak sehingga mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat usia pertumbuhan dan perkembangan keterbelajaran geraknya, kedua keterbelajaran gerak merupakan suatu aktifitas tubuh yang wajib dikuasai oleh manusia, karena pada dasarnya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus bergerak dan ketiga pemilihan siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan sebagai sampel penelitian, kebetulan penulis mengajar di SD tersebut sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan data. Sesuai dengan alasan diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimanakah penguasaan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterbelajaran gerak yang dimiliki siswa SD Negeri Watugajah kecamatan Kesesi kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Dengan cara Total Sampling sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 anak, dengan rincian siswa putra berjumlah 15 anak dan siswa putri berjumlah 15 anak. Variabel dalam penelitian ini adalah keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Metode penelitian yang digunakan adalah tes, untuk mencari data keterbelajaran gerak siswa dengan melakukan tes keterbelajaran gerak.
Hasil penelitian menunjukkan Keterbelajaran gerak Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan kategori kurang tidak ada; kategori sedang tidak ada; kategori baik 33,33% dengan jumlah 10 siswa; kategori baik sekali 66,67% dengan jumlah 20 siswa.
iv
MOTTO :
Kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia paling tidak
dipengaruhi oleh 3 perubahan besar, yaitu sumber daya yang terbatas, adanya
kebijakan disentralisasi dan perkembangannya kesadaran akan pentingnya motto
(Depkes RI, 2003: 1)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Kedua orang tua yang tercinta sebagai
Dharma Bhakti Ananda;
2. Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas limpahan kesejahteraan, keselamatan, kesehatan, dan petunjukNya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Harry Pramono, M.Si, atas ijin penelitian;
2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Bapak Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd., atas dorongannya, sehingga skripsi ini dapat selesai;
3. Pembimbing Utama Bapak Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes., atas bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini;
4. Pembimbing Pendamping Bapak Drs. Prapto Nugroho, M.Kes., atas bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini;
5. Kepala SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan atas izin untuk mengadakan penelitian pada sekolah tersebut;
6. Calon istriku Ristiyani, atas dorongan semangat yang tiada pernah henti. 7. Kakak dan adikku, atas bantuan moril dan dorongan motivasi untuk belajar;
Semoga segala bantuan dan bimbingan menjadikan amal kebajikan dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Semarang, September 2009
vi
JUDUL ... i
PENGESAHAN ... iii
SARI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah... 5
1.3Penegasan Istilah ... 5
1.4Tujuan Penelitian ... 6
1.5Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1Pengertian Keterbelajaran Gerak ... 8
2.2Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar ... 9
2.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun ... 9
2.2.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability) ... 10
2.2.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Ability) ... 10
2.3Perkembangan Penguasaan Keterbelajaran Gerak Pada Fase Anak Besar (6 - 10 Tahun) ... 12
2.4Klasifikasi Keterampilan Gerak ... 15
2.5Hipotesis ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
vii
3.2Obyek Penelitian... 21
3.2.1 Penentuan Populasi ... 21
3.2.2 Penentuan Sampel ... 21
3.3Penentuan Variabel ... 21
3.4Metode Pengumpulan Data ... 22
3.5Prosedur Pengumpulan Data ... 23
3.6Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterbelajaran Gerak Siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 24
3.7Analisis Data... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1Hasil Penelitian ... 32
4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 32
4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 35
4.1.3 Deskripsi Hasil Tiap Item Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 38
4.2Pembahasan ... 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 52
5.1Simpulan ... 52
5.2Saran-saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
viii
Tabel 3.1 Skor Tes Keterbelajaran gerak ... 26
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterbelajaran gerak ... 26
Tabel 3.3 Urutan Tes Keterbelajaran gerak SDN Watugajah ... 27
Tabel 3.4 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Pertama ... 27
Tabel 3.5 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Kedua ... 28
Tabel 3.6 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putri Lima Tes Pertama ... 29
Tabel 3.7 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putri Lima Tes Kedua ... 29
Tabel 4.1 Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 33
Tabel 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 35
Tabel 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 36
Tabel 4.4 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 38
Tabel 4.5 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 38
Tabel 4.6 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 39
Tabel 4.7 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 39
Tabel 4.8 Deskriptif Prosentase Tes 3 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 40
ix
Tabel 4.10 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putra SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 41 Tabel 4.11 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putri SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 41 Tabel 4.12 Deskriptif Prosentase Tes 5 Siswa Putra SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 42 Tabel 4.13 Deskriptif Prosentase Tes 5 Siswa Putri SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 42 Tabel 4.14 Deskriptif Prosentase Tes 1 Item Kedua Siswa Putra SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 43 Tabel 4.15 Deskriptif Prosentase Tes 1 Item Kedua Siswa Putri SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 43 Tabel 4.16 Deskriptif Prosentase Tes 2 Item Kedua Siswa Putra SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 44 Tabel 4.17 Deskriptif Prosentase Tes 2 Item Kedua Siswa Putri SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 44 Tabel 4.18 Deskriptif Prosentase Tes 3 Item Kedua Siswa Putra SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 45 Tabel 4.19 Deskriptif Prosentase Tes 3 Item Kedua Siswa Putri SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 45 Tabel 4.20 Deskriptif Prosentase Tes 4 Item Kedua Siswa Putra SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 46 Tabel 4.21 Deskriptif Prosentase Tes 4 Item Kedua Siswa Putri SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 46 Tabel 4.22 Deskriptif Prosentase Tes 5 Item Kedua Siswa Putra SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 47 Tabel 4.23 Deskriptif Prosentase Tes 5 Item Kedua Siswa Putri SD
x
Gambar 4.1 Deskripsi Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 34 Gambar 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra
SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 36 Gambar 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putri
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Keterbelajaran Gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 55
Lampiran 2 Daftar Petugas Pembantu Penelitian ... 57
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 58
Lampiran 4 Surat Keterangan Penetapan Pembimbing ... 61
Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 62
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian ... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk
mencapai kesehatan dan kondisi fisik yang bugar. Berbagai cara dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut baik dengan olahraga ringan sampai pada olahraga
berat atau melalui sarana yang mudah sampai yang kompleks. Pendidikan
olahraga memegang peranan penting karena satu-satunya materi pendidikan yang
dapat secara langsung mengembangkan dan membina fisik sehat dan kuat.
Manusia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara jasmani dan
rohani. Pandangan tersebut mengarahkan bahwa pelaksanaan pendidikan haruslah
ditujukan pada manusia yang merupakan satu kesatuan tersebut. Dengan
demikian pendidikan olahraga merupakan unsur penting yang harus
diperhatikan, karena sebagai faktor penentu keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan itu sendiri (Aip Sarifudin dan Muhadi, 1993:1).
Tujuan umum pendidikan jasmani di SD adalah memacu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya
membentuk dan mengembangkan kemampuan keterbelajaran gerak, menanamkan
nilai, sikap dan kebiasaan hidup sehat (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1993:5).
Menurut Yusuf Adi Sasmita (1989:30) pendidikan jasmani ada
kemungkinan untuk mencakup keterampilan yang berkenaan dengan keterampilan
2
melakukan hal tersebut harus menguasai keterbelajaran gerak yang berhubungan
dengan kegiatan sehari-hari seperti berjalan, duduk, mendorong, mengangkat dan
keterampilan gerak yang digunakan dalam bekerja, olahraga dalam waktu luang,
dalam pekerjaan rumah atau bidang kehidupan lainnya.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum
pendidikan. Tujuan belajar adalah menghasilkan perubahan perilaku yang
melekat. Proses belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk
menimbulkan perubahan perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi
proses belajar. Melalui proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang
relative melekat. Secara sederhana pendidikan jasmani tidak lain adalah proses
belajar untuk bergerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk mencapai
tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani anak diajarkan untuk bergerak
melalui pengalaman itu akan terebntuk perubahan dalam aspek jasmani dan
rohaninya (Rusli Lutan, 2003:15).
Pada hakekatnya inti dari pendidikan jasmani adalah gerak, dalam
pengertian ini ada dua hal yang harus dipahami yaitu pertama menjadikan gerak
sebagai alat pendidikan, kedua menjadikan gerak sebagai alat pembinaan dan
pengembangan potensi peserta didik (Yanuar Kiram, 1992:1).
Pendidikan jasmani berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak didik. Pertumbuhan adalah bertambahnya, keadaan fisik secara kuantitas
seperti bertambahnya tinggi, berat dan besar. Sedangkan berkembang adalah
meliputi kemampuan intelektual. Dengan olahraga pendidikan sebagai salah satu
alat pendidikan dapat dibentuk sikap tubuh maupun gerak tubuh yang sempurna
sesuai dengan fungsi alat-alat tubuh tersebut. Tubuh tidak bongkok, tidak miring,
dapat berjalan melompat dengan baik, maupun melakukan kegiatan lainnya
sebagaimana mestinya (Aip Syarifuddin, 1993:19).
Pola gerak sebanyak mungkin/akan menyebabkan gerak selanjutnya. Untuk
melakukan gerakan olahraga usia anak sangat penting untuk mempelajari
sebanyak mungkin keterbelajaran gerak dari setiap gerakan yang akan
dilaksanakan oleh setiap individu. Individu banyak memiliki keterampilan gerak
yang banyak dalam usia muda dapat melakukan pola-pola gerakan yang rumit
dalam tahun-tahun berikutnya.
Keterbelajaran gerak dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: gerak
lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor adalah
gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lain, misalnya merangkak, berjalan,
dan berlari. Gerak non lokomotor adalah gerak yang melibatkan tangan atau kaki
dan togok, contoh gerakan ini adalah memutar lengan, mengayun kaki,
membungkuk dan memutar togok. Gerak manipulatif adalah gerakan
memanipulasi atau memainkan objek tertentu dengan menggunakan tangan, kaki
atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif memerlukan koordinasi bagian
tubuh yang digunakan untuk memanipulasi objek dengan indera penglihat dan
peraba, contoh gerakan ini adalah memainkan bola menggunakan tangan,
menggunakan kaki, atau menggunakan kepala (Sugiyanto, dkk. 1993:220).
4
dengan gerak manusia. Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipulasi dalam
bentuk latihan-latihan fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak. Untuk dapat
memiliki keterampilan gerak yang lebih baik, maka terlebih dahulu dikembangkan
unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih.
Keterampilan berkenaan dengan tindakan seseorang, baik tindakan intelek
maupun tindakan fisik, dalam mencapai suatu tujuan sebagai akibat dari proses
belajar. Keterampilan dibagi menjadi empat jenis yaitu keterampilan kognitif,
keterampilan reaktif, keterampilan motorik dan keterampilan interaktif.
Keterampilan reaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam menghadapi
sesuatu, sedang keterampilan interaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang
dalam mempengaruhi atau berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam
mempengaruhi atau memodifikasi suatu situasi.
Unsur kelelahan yang sering muncul dalam kegiatan latihan merupakan
salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat keterampilan gerak, akibat
lambatnya pemulihan terhadap otot yang melakukan kegiatan. Faktor strategi
mengajar yang digunakan tanpa melihat karakteristik siswa, dapat menjadi
gangguan dalam penguasaan keterampilan gerak yang hendak dicapai.
Proses terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau
secara mendadak, tetapi merupakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih,
yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang
yang disertai dengan kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan.
Oleh karena itu keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara
Jadi belajar keterampilan gerak merupakan kegiatan belajar yang
berlangsung melalui respons fisik yang dapat diamati secara langsung.
Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang otomatik,
merupakan suatu proses yang panjang.
Dengan pola keterbelajaran gerak yang berbeda, maka belajar keterampilan
gerak pada setiap individu akan berbeda, tergantung kepada kekhususan
keterampilan gerak yang dibutuhkan.
Beberapa tahun terakhir ini siswa di SD Negeri Watugajah Kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan sering mendapatkan prestasi dalam cabang olah
raga. Akan tetapi kualitas keterbelajaran gerak siswa belum sesuai dengan yang
diharapkan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang
tingkat keterampilan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
permasalahan “Bagaimanakah penguasaan keterbelajaran gerak pada siswa SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009?”
1.3
Penegasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang
6
dalam penelitian ini.
1.3.1 Penguasaan Keterbelajaran Gerak
Penguasaan keterbelajaran gerak adalah “keterampilan dalam belajar yang
diwujudkan melalui respon-respon muscular yang diekspresikan dalam gerakan
tubuh atau bagian tubuh” (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 234)
1.3.2 Siswa
Siswa dan murid (terutama dari tingkat SD dan menengah adalah pelajar
(Tim Penyusun KBBI, 1998:849).
Adapun yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri
Watugajah Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2008/2009.
1.3.3 Sekolah Dasar Negeri Watugajah
Sekolah dasar adalah lembaga pendidikan formal yang didirikan pemerintah
untuk meletakkan pendidikan dasar kepada anak usia 7 sampai 12 tahun. Sekolah
Dasar Negeri Watugajah merupakan salah satu SD yang terletak di Kecamatan
Kesesi, tepatnya di Desa Watugajah, Kecamatan Kesei Kabupaten Pekalongan.
1.4
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui penguasaan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri
Watugajah Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi pihak sekolah informasi ini, nantinya dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dalam mengambil langkah-langkah melaksanakan kinerja
pembelajaran guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
1.5.2 Memberikan informasi kepada guru dalam peningkatan pengetahuan dan
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
1.5.3 Dari hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan untuk prodi PJGSD
tentang kekurangan dan kelebihan kinerja pembelajaran guru.
1.5.4 Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut untuk mempunyai
relevansinya.
1.5.5 Berguna bagi pembaca yaitu dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam peningkatan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Keterbelajaran Gerak
Pelaksanaan tugas gerak merupakan tugas Jantung dari pendidikan jasmani
di sekolah dasar. Yang diutamakan adalah pengembangan dan kemudian
penghalusan keterampilan keterbelajaran gerak untuk kemudian menjadi dasar
pelaksanaan olahraga atau kegiatan rekreasi. Konsentrasi pelaksanaan tugas gerak
adalah untuk memperkaya perbendaharaan gerak anak. Atas dasar itu anak akan
semakin terampil.
Ada beberapa istilah yang sering muncul dan sangat sering dipergunakan
dalam belajar gerak (motorik), misalnya : keterampilan (skill), kemampuan
(ability), pola gerak (movement patern), belajar motorik (motor learning),
perkembangan motorik (motor development), persepsi, atensi, pemrosesan
informasi (information procesing), practiced dan lain sebagainya (Yanuar Kiram,
1992:11).
2.1.1 Ketrampilan (skill)
Keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak dan harus
dipelajari agar supaya mendapatkan bentuk yang benar (Yanuar Kiram, 1992:11).
2.1.2 Kemampuan (Ability)
Menurut Edwin Fleissman dalam Yanuar Kiram (1992:11) menyatakan
bahwa kemampuan (ability) merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan
general capacity of the individual that relateds to the performance of a variety of
skill or task”.
2.1.3 Pola Gerak (Movement Patern)
Godfrey dalam Yanuar Kiram (1992:12) mendefinisikan pola gerak ialah
serangkaian tindakan motorik ekstensif yang dibentuk dengan tingkatan yang
lebih rendah dibandingkan dengan tindakan yang dikategorikan sebagai
keterampilan (skill), tetapi ditujukan untuk mencapai tujuan eksternal.Gerakan
yang digolongkan sebagai pola gerak adalah melempar bola over hand (over hand
throw).
2.1.4 Belajar Motorik (motor skill)
Belajar motorik adalah perubahan internal dalam bentuk gerak (motor) yang
dimiliki individu yang disimpulkan dari perkembangan prestasinya yang relative
permanen dan inisemua merupakan hasil dari suatu latihan (Yanuar Kiram,
1992:12).
2.1.5 Perkembangan Motorik (motor development)
Perkembangan motorik terutama untuk mempelajari perilaku yang ditinjau
dari pandangannya. Adapun perilaku yang diperhatikan dalam konteks ini adalah
perilaku dalam bentuk motorik (Yanuar Kiram, 1992:12).
2.2
Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar
2.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:101), perkembangan fisik anak
10
dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya.
Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola
pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan sudah mulai menunjukkan
kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan.
Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir
konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh karena
energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola keterbelajaran gerak yang
telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola
keterbelajaran gerak, adaptasi dan modifikasi terhadap keterbelajaran gerak perlu
dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau
pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36).
2.2.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross motor ability)
Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa
disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan
keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang dan memantulkan
bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah
dan pada masa sekolah awal.
2.2.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine motor activity)
Adalah kemampuan untuk mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan
tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Menurut Anita J. Harrow perkembangan
gerak anak berdasarkan klasifikasi dominan psikomotor dapat dibagi menjadi 6
meliputi:
Gerak refleks adalah respon atau aksi yang terjadi tanpa kemauan sadar
yang ditimbulkan oleh suatu stimulus. Gerak ini bersifat prerekuisit terhadap
perkembangan kemampuan gerak pada tingkat-tingkat berikutnya. Gerak reflek
dibagi menjadi tiga yaitu : reflek segmental, reflek intersegmental, dan reflek
suprasegmental (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:219).
2.2.3.2Keterbelajaran Gerak Fundamental
Keterbelajaran gerak fundamental adalah gerakan-gerakan dasar
berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kemampuan pada
anak-anak.
Gerakan ini pada dasarnya menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki
sejak lahir, keterbelajaran gerak fundamental mula-mula bisa dilakukan pada
masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu
dalam bentuk melakukan berulang-ulang.
2.2.3.3Kemampuan Perspektual
Kemampuan perspektual adalah kemampuan untuk mengantisipasi stimulus
yang masuk melalui organ indera.
2.2.3.4Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk memfungsikan sistem organ
tubuh didalam melakukan aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan
fisik, kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung aktivitas psikomotor.
Secara garis besar kemampuan fisik dibagi menjadi empat macam yaitu ketahanan
(endurance), kekuatan (strenght), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (aqility)
12
2.2.3.5Gerakan Keterampilan
Gerakan keterampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dengan
kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar
gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam
pelaksanaannya.
2.2.3.6Komunikasi non-diskursif
Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:322) komunikasi
diskursif merupakan level komunikasi domain psikomotor. Komunikasi
non-diskursif merupakan perilaku yang berbentuk komunikasi melalui
gerakan-gerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikatif meliputi gerakan-gerakan ekspresif dan
interpretif.
2.3
Perkembangan Penguasaan Keterbelajaran Gerak pada Fase
Anak Besar (6-10 Tahun)
Sejalan dengan meningkatnya kemampuan tubuh dan kemampuan fisik
maka meningkat pula kemampuan gerak anak besar. Berbagai kemampuan
keterbelajaran gerak yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil sudah
mulai dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak bisa didefinisikan dalam bentuk
sebagai berikut: (1) Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang semakin
efisien, (2) Gerakan semakin lancar dan terkontrol, (3) Pola atau bentuk gerakan
bervariasi, (4) Gerakan semakin bertenaga.
Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam
melakukan berbagai gerakan maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
koordinasi ukuran tubuh dan kekuatan otot.
Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa diketahui dengan
menggunakan pengetesan atau pengukuran kemampuan lari, loncat, lempar
(Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:119).
2.3.1 Perkembangan Kemampuan Lari
Perkembangan kemampuan lari bisa diukur dengan mengukur
kecepatannya. Kecepatan lari bisa dihasilkan dari panjangnya langkah dan
cepatnya irama langkah. Panjang langkah dipengaruhi oleh panjang kaki,
sedangkan cepatnya irama dipengaruhi otot kaki.
Pada masa anak besar pertumbuhan panjang kaki cukup cepat begitu juga
pertumbuhan jaringan ototnya terutama pada tahun terakhir. Dengan
kecenderungan tersebut akan sangat mendukung perkembangan kemampuan lari.
Kemampuan ini meningkat cukup besar pada masa anak besar. Berikut ini gambar
yang berupa grafik yang bisa menunjukkan irama perkembangan kemampuan lari
anak-anak usia antara 5-17 tahun.
Anak laki-laki kecepatan larinya lebih baik dibanding anak perempuan.
Perbedaannya sangat kecil, hal ini berlangsung sampai dengan usia 13 tahun dan
sesudahnya perbedaannya semakin besar. Hal ini dibuktikan dari kecenderungan
perkembangan fisiknya yaitu bahwa anak laki-laki sesudah usia 13 tahun
perkembangan fisiknya makin terus berkembang, sedangkan anak perempuan
justru mengalami penurunan.
2.3.2 Perkembangan Kemampuan Loncat
14
juga bisa merupakan tes diagnotik dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan
kemampuan loncat berkaitan dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh.
Perbandingan kemampuan loncat anak laki-laki dengan anak perempuan
sampai umur lebih kurang 9 tahun hanya sedikit perbedaannya dan sesudahnya
perbedaan itu makin besar. Anak laki-laki lebih baik kemampuan loncatnya, baik
ditinjau dari daya loncat maupun dari segi kualitas geraknya. Kecepatan
perkembangannya dari kemampuan loncat tegak dengan loncat jauh ternyata tidak
sama.
Hal ini terbukti dari penelitian Warren R Johnson dalam Sugiyanto dan
Sudjarwo (1993:121), tentang kemampuan dalam dua macam loncatan tersebut
pada anak laki-laki dan perempuan yang berusia 5-12 tahun.
Perkembangan kemampuan loncat tegak meningkat cepat sampai usia
kurang 9 tahun pada anak laki-laki maupun anak perempuan, sesudah itu pada
anak perempuan hanya kecil peningkatannya. Pada anak laki-laki peningkatan
menjadi kecil pada usia antara 9-12 tahun, untuk kemudian sesudah usia 12 tahun
meningkat dengan cepat kembali.
2.3.3 Perkembangan Kemampuan Lempar
Perkembangan kemampuan lempar yang terjadi pada anak besar seperti
halnya perkembangan kemampuan gerak lainnya meliputi dua aspek yaitu:
2.3.3.1Perkembangan yang bersifat kualitatif, yaitu anak semakin jauh
perkembangan lemparnya
2.3.3.2Perkembangan yang bersifat kuantitatif, yaitu kualitas gerakan lemparnya
Kemampuan lempar bisa diukur dengan mengukur jauhnya lemparan
menggunakan bola dengan beberapa ukuran, juga menggunakan cara menilai
ketepatan lemaran suatu sasaran.
Sedangkan untuk menilai kemampuan yang bersifat kualitatif bisa
menggunakan analisis sinematografis, yaitu analisa rekaman gambar gerakan
untuk menilai kebenaran mekaniknya.
Bentuk pertumbuhan lengan dan bahu anak laki-laki lebih menguntungkan
terhadap perkembangan kemampuan lemparan terutama ditinjau secara kuantitatif
atau jauh lemaparan.
Perbedaan kemampuan lempar antara anak laki-laki dan perempuan cukup
besar. Pada anak laki-laki sampai usia 17 tahun masih terus meningkat
kemampuannya. Sedangkan anak perempuan peningkatannya hanya terjadi umur
kurang lebih 14 tahun.
2.4
Klasifikasi Keterampilan Gerak
Keterampilan gerak dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut
pandang yaitu sebagai berikut:
2.4.1 Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan
Bila diperlukan, ada yang dengan mudah diketahui bagian awal dan akhir
gerakannya, tetapi ada juga yang sulit diketahui. Berdasarkan karakteristik ini,
keterampilan gerak bisa dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
2.4.1.1Keterampilan gerak diskrit (discrete motor skill), yaitu keterampilan gerak
16
dapat dibedakan dengan jenis titik awal dan akhir gerakannya. Seperti
melempar bola, gerakan dalam senam artistik atau menembak.
2.4.1.2Keterampilan gerak serial (serial motor skill) yaitu keterampilan gerak
diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut.
2.4.1.3Keterampilan gerak kontinyu (countinous motor skill) yaitu keterampilan
gerak yang tidak dapat dengan mudah diketahui titik awal dan akhir dari
gerakannya. Dalam hal ini pelakulah yang menentukan titik awal dan
akhir.
2.4.2 Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak
Jenis otot-otot yang terlibat dapat menentukan kecermatan pelaksanaan
gerak. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan otot-otot halus.
Berdasarkan kecermatan gerakan keterampilan gerak bisa dikategorikan
menjadi dua yaitu:
2.4.2.1Keterampilan gerak kasar (gross motor skill)
2.4.2.2Keterampilan gerak halus (fine motor skill)
Keterampilan gerak kasar (gross motor skill) adalah gerakan yang
melibatkan otot-otot besar dalam pelaksanaannya sebagai basis utama gerakan.
Sedangkan keterampilan gerak halus (fine motor skill) adalah keterampilan yang
memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot halus agar pelaksanaan
keterampilan yang sukses tercapai. Keterampilan ini sering disebut keterampilan
mata tangan seperti menulis, menggambar dan bermain piano.
2.4.3 Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak
yang dapat berubah dan tetap. Dengan kondisi lingkungan seperti itu maka
keterampilan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
2.4.3.1Keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak dimana
pelaksanaannya terjadi pada lingkungan yang berubah-ubah dan berlaku
gerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya.
Perubahan kondisi lingkungan bisa bersifat temporal dan spatial
(Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:256). Keterampilan terbuka adalah
keterampilan yang ketika di lingkungan yang berkaitan dengannya
bervariasi dan tidak dapat diduga.
2.4.3.2Keterampilan gerak tertutup (close skill) adalah keterampilan gerak
dimana stimulus pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang
tidak berubah dan geraknya timbul dari dalam si pelaku sendiri.
Pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi banyak faktor. Adapun
faktor-faktor yang menentukan keterampilan sebagai berikut :
2.4.4 Faktor proses belajar (learning procsess)
Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan
pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar
akan memberi jalan kepada kita tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan,
yang inti sari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan
pengetahuan dari perilaku individu peserta didik.
2.4.5 Faktor pribadi (personal factor)
Setiap manusia merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal
18
didengar dalam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B
berbakat dalam olahraga-olahraga individu, dan sebagainya. Demikian juga jika
kita mendengar seorang anak lebih cepat menguasai suatu keterampilan,
sedangkan anak yang lain memerlukan waktu lebih lama. Semua ini merupakan
pertanda bahwa kita merupakan individu yang memiliki ciri, kemampuan, minat,
kecenderungan, serta bakat yang berbeda.
Menurut Singer ada sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan
dengan upaya pencapaian keterampilan, yaitu:
2.4.5.1Ketajaman indera yaitu kemampuan mengenal tampilan rangsang secara
akurat.
2.4.5.2Persepsi yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang
berlangsung
2.4.5.3Intelegensi yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan
masalah serta membuat keputusan yang berhubungan dengan keterampilan
gerak.
2.4.5.4Ukuran fisik, adanya tingkatan ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan
untuk sukses dalam cabang olahraga tertentu.
2.4.5.5Pengalaman masa lalu yaitu keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu
yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini.
2.4.5.6Kesanggupan, tediri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang
dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi
yang dipelajari saat ini.
secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas
2.4.5.8Motivasi, yaitu kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa
menguasai ketrampilan yang dipelajari.
2.4.5.9Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada
kegiatan yang sedang dilakukan.
2.4.5.10 Faktor-faktor kepribadian yang lain, hadirnya sifat ekstrim seperti
agresivitas.
2.4.5.11 Jenis kelamin yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman,
budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestasi.
2.4.5.12 Usia, pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan
kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.
2.5
Hipotesis
Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
merupakan anggapan sementara terhadap permasalahan yang ada dalam
penelitian, yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui perhitungan
statistik dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
2.5.1 Siswa-siswi SD keterampilan dapat melakukan keterbelajaran gerak
dengan baik
2.5.2 Ada perbedaan dalam melakukan keterbelajaran gerak antara anak
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi karena tanpa metode penelitian maka hasil penelitian yang
diperoleh tidak akan memiliki nilai ilmiah. Dalam menentukan metode penelitian
harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja, sehingga dalam
pelaksanaannya diperlukan metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode
dalam pelaksanaan penelitian harus sesuai dan diarahkan pada tujuan yang ingin
dicapai. Penggunaan metode penelitian juga harus dipertanggungjawabkan sesuai
aturan yang berlaku, yang meliputi populasi, sampel, teknik metode pengumpulan
data serta analisis data.
3.1
Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan sejak tahap awal persiapan sampai tahap
akhir, yaitu : menggunakan metode kualitatif.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
naturalistik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor dalam
Moelong (1991:3) bahwa prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa uraian kata tertulis atau lisan dari kunci dan perilaku yang dapat diamati
3.2
Obyek Penelitian
3.2.1 Penentuan Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Menurut Sutrisno Hadi (2000:20). Populasi adalah seluruh penduduk yang
dimaksud untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009
yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 15 siswa putra dan 15 siswa putri.
3.2.2 Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto,
2006:221). Siswa yang menjadi sampel keseluruhannya berjumlah 30, dengan
rincian siswa putra berjumlah 15 dan siswa putri berjumlah 15.
3.3
Penentuan Variabel
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96) variabel adalah obyek penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang
menjadi obyek penelitian adalah keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah
Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran
2008/2009.
Adapun variable yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
3.3.1 Faktor Kesungguhan dalam penelitian
Kesungguhan dalam tes sangat berpengaruh sekali terhadap hasil yang
dicapai dalam setiap sampel. Dalam penelitian ini sebelumnya sudah
22
anak untuk sungguh-sungguh.
3.3.2 Faktor Kemampuan Anak
Masing-masing anak mempunyai kemampuan yang berbeda, kematangan
fisik serta kemampuan mental dalam menangkap penjelasan sehingga sangat
mungkin melakukan kesalahan dalam penelitian. Untuk itu perlu adanya koreksi
langsung pada anak yang melakukan kesalahan, maupun koreksi secara klasikal
kepada semua sampel.
3.3.3 Faktor waktu penelitian
Waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting, dengan waktu
peneliti dapat merencanakan bagaimana penelitian dilaksanakan. Selain itu
dengan catatan waktu pula hasil penelitian bisa diketahui. Maka dari itu peneliti
harus benar-benar bisa mengatur waktu, sehingga penelitian dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
3.4
Metode Pengumpulan Data
Data penelitian dapat berupa fakta maupun angka (Suharsimi Arikunto,
2006: 96). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode
tes. Metode tes berguna mencari data keterbelajaran gerak siswa dengan
melakukan tes keterampilan. Setelah sampel diperoleh dan diketahui jumlahnya
maka peneliti melakukan langkah berikutnya yaitu mengambil data dengan tes
keterbelajaran gerak. Alat ukur yang digunakan untuk mengambil data dalam
penelitian ini adalah IOWA TES dari Berry L dan Jack K. Nelson (1970:
3.5
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam prosedur pengumpulan data ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
3.5.1 Persiapan Penentuan Sampel
Untuk mendapatkan sampel penelitian, peneliti mengajukan surat
permohonan kepada Kepala SD Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten
Pekalongan.
3.5.2 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menentukan siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
3.5.3 Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan adalah halaman SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Semua sampel berkumpul di tempat
tersebut agar dalam melakukan tes mudah mengawasinya.
3.5.4 Obyek Penelitian
Sesuai dengan judul yang diteliti, maka obyek penelitian ini adalah
keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten
Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
3.5.5 Instrumen Penelitian
Instrumen keterbelajaran gerak dalam penelitian ini menggunakan IOWA
TES dari Berry L dan K Nelson (1970:144-146). Tes ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang untuk mempelajari kemampuan
24
melompat, berguling, dan koordinasi gerak yang memerlukan keseimbangan yang
tinggi.
3.6
Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterbelajaran Gerak Siswa kelas
IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten
Pekalongan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang
untuk mencapai keterbelajaran gerak. Tahap pelaksanaan penelitian ini semua
pembantu tes kemampuan keterbelajaran gerak telah berada di tempat tugas
masing-masing.
3.6.1 Petunjuk Umum Pelaksanaan
3.6.1.1Peserta
3.6.1.1.1 Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus
benar-benar dalam keadaan siap untuk melaksanakan tes.
3.6.1.1.2 Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 (dua) jam sebelum melakukan
tes.
3.6.1.1.3 Disarankan memakai sepatu olahraga dan memakai pakaian olahraga
3.6.1.1.4 Hendaknya mengerti dan memahami pelaksanaan tes.
3.6.1.1.5 Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum
melakukan tes.
3.6.1.2Petugas
3.6.1.2.1 Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu. Memberikan
kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-gerakan.
ke lima item tes kedua.
3.6.1.2.3 Harap memberikan nomor dada yang jelas mudah dilihat oleh petugas.
3.6.1.2.4 Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau
gabungan.
3.6.2 Pada tahap pelaksanaan penelitian ini semua pembantu tes kemampuan
keterbelajaran gerak telah berada di tempat tugas masing-masing.
Pelaksanaannya sebagai berikut:
3.6.2.1Tiap anak melakukan 10 macam tes dengan kriteria seperti tabel
3.6.2.2Pelaksanaan tes dibagi menjadi 2 dimana tiap bagian berisi 5 jenis tes
3.6.2.3Peserta tes dibagi menjadi 2 kelompok
3.6.2.4Kelompok 1 melakukan bagian pertama (5 item tes), kemudian istirahat.
Kelompok 2 melakukan bagian ke 2 dan seterusnya.
3.6.2.5Setelah satu kelompok selesai melakukan 5 item tes dan sudah beristirahat
peserta bergantian untuk melaksanakan 5 item tes berikutnya.
3.6.3 Penilaian
3.6.3.1Setiap anak diberi kesempatan tiap item 2 kali
3.6.3.2Bila kesempatan pertama dapat melakukan dengan baik, nilai 2
3.6.3.3Bila kesempatan pertama gagal, berhasil di kesempatan 2 nilai 1
26
Tabel 3.1 Skor Tes Keterbelajaran gerak
Nilai Hasil Tes Putra Putri
20 69 67
19 66 65
18 63 62
17 60 60
16 57 58
15 54 56
14 51 54
13 48 52
12 45 50
11 43 48
10 41 45
9 39 42
8 37 39
7 35 36
6 33 33
5 31 30
4 29 28
3 27 26
2 25 24
1 23 0
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterbelajaran gerak
No Rentang Nilai Skor T Kategori
1. 16 – 20 57 – 69 Baik Sekali
2. 11 – 15 43 – 55 Baik
3. 6 – 10 33 – 45 Sedang
4. 0 – 5 0 – 31 Kurang
Sumber IOWA Tes
Tabel 3.3 Urutan Tes Keterbelajaran gerak SDN Watugajah
PUTRA PUTRI
5 Item Tes
Pertama
5 Item Tes
Kedua
5 Item Tes
Pertama
5 Item Tes
Kedua
10 2 10 1
4 3 18 3
13 7 8 16
11 16 19 13
8 17 11 6
Sumber IOWA Tes
Tabel 3.4 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Pertama
No Indikator Dianggap Gagal
Skor BS B K
28
melompat kebelakang 5 lompatan - Kaki yang diangkat
menyentuh lantai
2 1 0
2. Balik kanan, berlutut dengan satu
tungkai, dan angkat tungkai yang
lain (bertumpu hanya pada satu
lutut). Rentangkan posisi lengan ke
samping. Pertahankan posisi ini
selama lebih hitungan. 1001, 1002,
1003, 1004, 1005.
- Jauh tidak mampu
bertahan selama lima
hitungan
- Bagian tubuh lain
selain yang digunakan
untuk bertumpu
menyentuh lantai
2 1 0
3. Berdiri dengan kaki kiri, melompat
sambil melakukan ½ putaran (180
derajat) ke arah kanan dan
pertahankan keseimbangan
- Kehilangan
keseimbangan
- Gagal memutar 180
derajat
- Kaki kanan menyentuh
lantai
2 1 0
4. Melompat setinggi-tingginya, ayun
kedua tungkai lurus kedepan, saat
melayang sentuh ujung jari kaki
dengan jari tangan
- Jari tangan dan kaki
tidak bersentuhan
- Tungkai menekuk
lebih dari 45 derajat
2 1 0
5. Berdiri dengan kaki rapat,
melompat ke atas dengan putaran
360 derajat kearah kiri. Mendarat
dengan arah menghadap yang sama
pada saat mendarat, tidak boleh
kehilangan keseimbangan atau
- Putaran tidak 360
derajat
- Kehilangan
keseimbangan
- Melangkah saat
mendarat
melangkah
Tabel 3.5 Urutan Lima Tes Kedua Putra
No Indikator Dianggap Gagal
Skor
BS B K 1. Duduk di lantai, tungkai lurus & rapat.
Letakkan tangan kanan dilantai
dibelakang badan. Putar badan ke arah
kanan dan luruskan lengan hingga
badan terangkat. Berat badan disangga
oleh tangan kanan dan kaki kanan
Pertahankan selama lima hitungan.
1001, 1002, 1003, 1004, 1005.
- Tidak mampu
menunjukkan
posisi badan yang
dimaksud
- Tidak mampu
bertahan selama
lima hitungan
2 1 0
2. Berdiri dengan kaki rapat, jongkok,
kedua lengan berada diantara tungkai
melewati bagian belakang
pergelangan kaki, tautkan kedua belah
jemari tangan didepan pergelangan
kaki.
Pertahankan selama lima hitungan.
1001, 1002, 1003, 1004, 1005.
- Jatuh
- Tidak mampu
mempertautkan
kedua belah jari
- Tidak mampu
bertahan selama
lima hitungan
2 1 0
3. Tangan kanan dibahu kiri, tangan kiri
dibahu kanan. Tungkai menyilang,
kemudian duduk. Berdiri kembali
- Tangan terlepas
dari bahu
- Kehilangan
30
dengan kedua tangan tetap dibahu,
tidak boleh menggerak-gerakkan
badan atau tungkai untuk membantu
keseimbangan
keseimbangan
- Tidak dapat berdiri
4. Berlutut, kedua telapak menghadap ke
atas (punggung kaki melekat di lantai)
ayun kedua tangan, melompat
mendarat dengan dua kaki. Sebelum
melompat kedua telapak kaki harus
tetap menghadap keatas
- Saat berlutut dan
akan melompat,
jemari kaki
menumpu di lantai
- Tidak dapat
melompat
- Tidak dapat
mempertahankan
keseimbangan saat
mendarat
2 1 0
5. Jongkok dengan 1 tungkai ke depan.
Lakukan lompatan dengan berganti
kaki tumpu dan tungkai yang
diluruskan. Lakukan dua kali
lompatan untuk tiap tungkai. Tumit
tungkai yang lurus boleh menyentuh
lantai, sementara tumit tungkai yang
di tekuk harus selalu menyentuh
pinggul
- Kehilangan
keseimbangan
- Tidak memenuhi
lompatan untuk tiap
Tabel 3.6 Putri Lima Tes Pertama
No Indikator Dianggap Gagal
Skor
BS B K 1. Berdiri dengan kaki rapat, melompat
ke atas dengan putaran 360 derajat
kearah kanan. Mendarat dengan arah
menghadap yang sama pada saat
mendarat, tidak boleh kehilangan
keseimbangan atau melangkah
- Putaran tidak 360
derajat
- Kehilangan
keseimbangan
- Melangkah saat
mendarat
2 1 0
2. Berdiri dengan kaki rapat, melompat
ke atas dengan putaran 360 derajat
kearah kiri. Mendarat dengan arah
menghadap yang sama pada saat
mendarat, tidak boleh kehilangan
keseimbangan atau melangkah
- Putaran tidak 360
derajat
- Kehilangan
keseimbangan
- Melangkah saat
mendarat
2 1 0
3. Duduk dengan tungkai ditekuk
didepan dada. Masukkan kedua
lengan diantara tungkai, lewati bawah
lutut pegang pergelangan kaki.
Berguling cepat kearah kanan, dengan
berat badan pertama ditumpukan
dilutut kanan, kemudian bahu kanan,
punggung, bahu kiri, lutut kiri, dan
kembali ke posisi duduk. Saat kembali
ke posisi duduk, menghadap ke posisi
- Pegangan
dipergelangan kaki
lepas
- Tidak dapat
menuntaskan
putaran
32
yang berlawanan dengan arah
menghadap saat sebelum bergerak
4. Melompat setinggi-tingginya, ayun
kedua tungkai lurus kedepan, saat
melayang sentuh ujung jari kaki
dengan jari tangan
- Jari tangan dan
kaki tidak
bersentuhan
- Tungkai menekuk
lebih dari 45
derajat
2 1 0
5. Berdiri 1 kaki. Tutup mata melompat
kebelakang 5 lompatan
- Membuka mata
- Kaki yang diangkat
menyentuh lantai
2 1 0
Tabel 3.7 Urutan Lima Tes Kedua Putri
No Indikator Dianggap Gagal
Skor
BS B K 1. Berdiri dengan kaki kiri, membungkuk
kedepan. 2 telapak tangan menyentuh
lantai. Luruskan tungkai kanan
kebelakang, sentuhkan dahi ke lantai
dan kembali ke posisi berdiri tanpa
kehilangan keseimbangan
- Dahi tidak
menyentuh lantai
- Kehilangan
keseimbangan
2 1 0
No Indikator Dianggap Gagal
2. Berdiri dengan kaki rapat, jongkok,
kedua lengan berada diantara tungkai
melewati bagian belakang pergelangan
kaki, tautkan kedua belah jemari tangan
didepan pergelangan kaki.
Pertahankan selama lima hitungan.
1001, 1002, 1003, 1004, 1005.
- Jatuh
- Tidak mampu
mempertautkan
kedua belah jari
- Tidak mampu
bertahan selama
lima hitungan
2 1 0
3. Berlutut, kedua telapak menghadap ke
atas (punggung kaki melekat di lantai)
ayun kedua tangan, melompat mendarat
dengan dua kaki. Sebelum melompat
kedua telapak kaki harus tetap
menghadap keatas
- Saat berlutut dan
akan melompat,
jemari kaki
menumpu di
lantai
- Tidak dapat
melompat
- Tidak dapat
mempertahankan
keseimbangan
saat mendarat
2 1 0
4. Berdiri dengan kaki kiri, melompat
sambil melakukan ½ putaran (180
derajat) ke arah kanan dan pertahankan
keseimbangan
- Kehilangan
keseimbangan
- Gagal memutar
180 derajat
- Kaki kanan
menyentuh lantai
2 1 0
34
kai bertepuk 2 kali, mendarat dengan
kaki terbuka
bertepuk 2 kali
- Saat mendarat
dua kaki
bersentuhan.
Standar IOWA Tes
3.7Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian.
Sebab analisis yang salah, maka dalam pengambilan keputusan tentu akan salah
juga. Suatu simpulan bisa diambil dari analisis data tersebut. Dalam penggunaan
analisis data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
3.7.1 Analisis Statistik (Statistical Analysis)
3.7.2 Analisis Non Statistik (Non Statistical Analysis)
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1987:22) yang
menyatakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data
dengan menganalisi data penyelidikan yang berwujud angka adalah teknik
statistik.
Penggunaan analisis statistik akan menjadikan obyek penelitian lebih
terjamin sebab prosedurnya berdasarkan pada dasar matematis yang kokoh dan
dengan cara yang logis. Analisis statistik dapat memberikan efesiensi dan
efektifitas kerja karena dapat membuat data lebih ringkas bentuknya. Teknik yang
dipakai untuk memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, yang digunakan adalah teknik
tes keterbelajaran gerak siswa SDN Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten
Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Rumus yang dipakai adalah:
x 100 %
Keterangan:
F = Frekuensi
∑f = Jumlah frekuensi (Suharsimi Arikunto, 2006:146)
F
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Dalam pengambilan data penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun 2008/2009,
siswanya berjumlah 30 anak. Siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah 30 siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah yang terdiri dari siswa
putra sebanyak 15 anak dan siswa putri sebanyak 15 anak.
Beberapa analisis data hasil penelitian yang akan dijelaskan dalam
penelitian ini meliputi 10 item tes yang dinilai dalam variabel penelitian. Hasil
data dari kesepuluh item tes tersebut diperoleh dari siswa kelas IV dan V SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009.
4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Hasil Penelitian Keterbelajaran gerak Siswa kelas IV dan V SD Negeri
Watugajah kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
Tabel 4.1 Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Kelas IV dan V SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009
No
Rentang
Nilai
Skor T Kategori Frekuensi Prosentase
1. 16 - 20 57 - 69 Baik Sekali 20 66,67%
2. 11 - 15 43 - 55 Baik 10 33,33%
3. 6 - 10 33 - 45 Sedang - -
4. 0 - 5 0 – 31 Kurang - -
∑ F = 30 100%
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa:
4.1.1.1Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan
kategori kurang adalah tidak ada.
4.1.1.2Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan
kategori sedang adalah tidak ada.
4.1.1.3Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan
kategori baik adalah 33,33%.
4.1.1.4Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan
38
Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
4.1.1.5Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori kurang tidak
ada.
4.1.1.6Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori sedang tidak
ada.
4.1.1.7Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori baik
berjumlah 10 orang. Hal ini berdasarkan data pada (lampiran 1) dari 10
item tes yang sudah dilaksanakan baik 5 item tes pertama maupun 5 item
tes kedua siswa tersebut memperoleh hasil baik. Sehinga dapat
dikategorikan siswa SD tersebut memiliki keterbelajaran gerak yang baik.
Pada data lampiran 1 dilihat dari perolehan nilai tes atau skornya, 10 siswa
tersebut memperoleh nilai kurang dari 16 dengan kategori baik.
4.1.1.8Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori baik sekali
berjumlah 20 orang. Hal ini berdasarkan data pada (lampiran 1) dari 10
item tes yang sudah dilaksanakan baik 5 item tes pertama maupun 5 item
tes kedua siswa tersebut memperoleh hasil tes Keterbelajaran Gerak yang
tinggi. Sehinga dapat dikategorikan siswa tersebut memiliki keterbelajaran
gerak yang sangat baik atau baik sekali.
0 10 20 30 40 50 60 70
Baik Sekali Baik
Frekuensi Prosentase
Gambar 4.1 Deskripsi Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra dan
Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan KesesiKabupaten
Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009
Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa putra SD Negeri Watugajah di
kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009
No
Rentang
Nilai
Skor T Kategori Frekuensi Prosentase
1. 16 - 20 57 - 69 Baik Sekali 9 60,00%
2. 11 - 15 43 - 55 Baik 6 40,00%
3. 6 - 10 33 - 45 Sedang - -
40
∑ F = 15 100%
Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori sebagai berikut:
4.1.2.1Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di
kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
dengan kategori kurang tidak ada.
4.1.2.2Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di
kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
dengan kategori sedang tidak ada.
4.1.2.3Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di
kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
dengan kategori baik adalah 40,00%.
4.1.2.4Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di
kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
dengan kategori baik sekali adalah 60,00%.
Dari hasil diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun
0 10 20 30 40 50 60 70
Baik Sekali Baik
Frekuensi
Prosentase
Sedangkan untuk Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putri SD Negeri
Watugajah di kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putri SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009
No
Rentang
Nilai
Skor T Kategori Frekuensi Prosentase
1. 16 - 20 57 – 69 Baik Sekali 11 73,33%
2. 11 - 15 43 – 55 Baik 4 26,67%
3. 6 - 10 33 – 45 Sedang - -
4. 0 - 5 0 – 31 Kurang - -
∑ F = 15 100%
Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori sebagai berikut:
4.1.2.5Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
42
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Baik Sekali Baik
Frekuensi
Prosentase
4.1.2.6Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
dengan kategori sedang tidak ada.
4.1.2.7Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
dengan kategori baik adalah 26,67%.
4.1.2.8Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
dengan kategori baik sekali adalah 73,33%.
Dari hasil diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putri SD
Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun
4.1.3 Deskripsi Hasil Tiap Item Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009
Hasil prosentase tiap Item Tes Keterbelajaran Gerak Siswa SD Negeri
Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 yaitu:
4.1.3.1Item Pertama Tes 1
Tabel 4.4 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putra SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 7 46,67% 46,67% 46,67%
Bisa 8 53,33% 53,33% 100%
Total 15 100% 100%
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang pertama
siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
sempurna ada 8 anak atau setara dengan 53,33% untuk tingkat keberhasilannya
dan ada 7 anak atau setara dengan 46,47% yang gagal dalam kesempatan pertama
akan tetapi berhasil dalam kesempatan kedua.
Tabel 4.5 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putri SD Negeri Watugajah
44
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 7 46,67% 46,67% 46,67%
Bisa 8 53,33% 53,33% 100%
Total 15 100% 100%
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang pertama
siswa putri yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
sempurna ada 8 anak atau setara dengan 53,33%, kemudian yang gagal pada
percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 7 anak atau setara dengan
46,67%, dan yang gagal dalam kesempatan pertama maupun kedua tidak ada.
4.1.3.2Item Pertama Tes 2
Tabel 4.6 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putra SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 2 13,33% 13,33% 13,33%
Bisa 13 86,67% 86,67% 100%
Total 15 100% 100%
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang kedua
siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
dan ada 2 anak atau setara dengan 13,33% yang gagal dalam kesempatan pertama
akan tetapi berhasil dalam kesempatan kedua.
Tabel 4.7 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putri SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 5 33,33% 33,33% 33,33%
Bisa 10 66,67% 66,67% 100%
Total 15 100% 100%
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang kedua
siswa putri yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
sempurna ada 10 anak atau setara dengan 66,67%, kemudian yang gagal pada
percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 5 anak atau setara dengan
33,33%, dan yang gagal dalam kesempatan pertama maupun kedua tidak ada.
4.1.3.3Item Pertama Tes 3
Tabel 4.8 Deskriptif Prosentase Tes 3 Siswa Putra SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 2 13,33% 13,33% 13,33%
46
Total 15 100% 100%
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang ketiga
siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
sempurna ada 13 anak atau setara dengan 86,67% untuk tingkat keberhasilannya
dan ada 2 anak atau 13,33% yang gagal dalam kesempatan pertama akan tetapi
berhasil dalam kesempatan kedua, dan yang gagal dalam kesempatan pertama
maupun kedua tidak ada.
Tabel 4.9 Deskriptif Prosentase Tes 3 Siswa Putri SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 1 6,67% 6,67% 6,67%
Bisa 14 93,33% 93,33% 100%
Total 15 100% 100%
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang ketiga
siswa putri yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
sempurna ada 14 anak atau setara dengan 93,33%, kemudian yang gagal pada
percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 1 anak atau setara dengan
4.1.3.4Item Pertama Tes 4
Tabel 4.10 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putra SD Negeri Watugajah
Kecamatan KesesiKabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 11 73,33% 73,33% 73,33%
Bisa 4 26,67% 26,67% 100%
Total 15 100% 100%
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang keempat
siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan
sempurna hanya ada 8 anak atau setara dengan 26,67%, kemudian yang gagal
pada percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 11 anak atau setara
dengan 73,33%, dan yang gagal dalam kesempatan pertama maupun kedua tidak
ada.
Tabel 4.11 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putri SD Negeri Watugajah
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Kriteria Frekuensi Prosentase
Prosentase
Valid
Prosentase
Kumulatif
Valid gagal 1 kali 10 66,67% 66,67% 66,67%
Bisa 5 33,33% 33,33% 100%
Gambar
Dokumen terkait
Keteraturan berobat pada penelitian ini merujuk pada pasien yang mengambil OAT sesuai dengan jadwal yang ditentukan (pada 2 bulan pertama setiap 2 minggu sekali
Nigella sativa seed extract was able to reduce the breast cell damage and proliferation. This study indicated
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran PAI materi Melaksanakan Sholat yang layak digunakan sebagai
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimiroba metode ozonisasi terhadap beberapa mikroorganisme yang seringkali menyebabkan infeksi pada luka,
dapat diputuskan oleh Majelis ini sehingga warga Muhammadiyah tidak terbelah ke dalam berbagai pendapat dalam mengamalkan ajaran Islam, khususnya terkait dengan masalah-masalah
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung resiko signifikan yang dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan
peningkatan konsep diri yang sangat signifikan pada siswa X-3 kelompok