• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA

SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI

KABUPATEN PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Ali Fathoni NIM. 6101907065

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada,

hari : Minggu tanggal : 30 Agustus 2009

Panitia

Ketua, Sekretaris,

Drs. M. Nasution, M.Kes. Dra. Heny Setyawati, M.Si.

NIP. 19640423 199002 1 001 NIP. 19670610 199203 2 001

Penguji,

1. Drs. Sugiharto, M.Kes. ……….

NIP. 19550512 198601 1 001

2. Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes. ……… NIP. 19590315 198503 1 003

3. Drs. Prapto Nugroho, M.Kes. ………

(3)

iii

SARI

Skripsi ini berjudul “Penguasaan Keterbelajaran Gerak Siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan”.

Alasan Penulis mengambil judul penelitian adalah pertama usia anak SD merupakan usia yang sangat penting untuk meningkatkan keterbelajaran gerak sehingga mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat usia pertumbuhan dan perkembangan keterbelajaran geraknya, kedua keterbelajaran gerak merupakan suatu aktifitas tubuh yang wajib dikuasai oleh manusia, karena pada dasarnya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus bergerak dan ketiga pemilihan siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan sebagai sampel penelitian, kebetulan penulis mengajar di SD tersebut sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan data. Sesuai dengan alasan diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimanakah penguasaan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterbelajaran gerak yang dimiliki siswa SD Negeri Watugajah kecamatan Kesesi kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Dengan cara Total Sampling sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 anak, dengan rincian siswa putra berjumlah 15 anak dan siswa putri berjumlah 15 anak. Variabel dalam penelitian ini adalah keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Metode penelitian yang digunakan adalah tes, untuk mencari data keterbelajaran gerak siswa dengan melakukan tes keterbelajaran gerak.

Hasil penelitian menunjukkan Keterbelajaran gerak Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan kategori kurang tidak ada; kategori sedang tidak ada; kategori baik 33,33% dengan jumlah 10 siswa; kategori baik sekali 66,67% dengan jumlah 20 siswa.

(4)

iv

MOTTO :

Kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia paling tidak

dipengaruhi oleh 3 perubahan besar, yaitu sumber daya yang terbatas, adanya

kebijakan disentralisasi dan perkembangannya kesadaran akan pentingnya motto

(Depkes RI, 2003: 1)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua orang tua yang tercinta sebagai

Dharma Bhakti Ananda;

2. Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas limpahan kesejahteraan, keselamatan, kesehatan, dan petunjukNya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Harry Pramono, M.Si, atas ijin penelitian;

2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Bapak Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd., atas dorongannya, sehingga skripsi ini dapat selesai;

3. Pembimbing Utama Bapak Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes., atas bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini;

4. Pembimbing Pendamping Bapak Drs. Prapto Nugroho, M.Kes., atas bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini;

5. Kepala SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan atas izin untuk mengadakan penelitian pada sekolah tersebut;

6. Calon istriku Ristiyani, atas dorongan semangat yang tiada pernah henti. 7. Kakak dan adikku, atas bantuan moril dan dorongan motivasi untuk belajar;

Semoga segala bantuan dan bimbingan menjadikan amal kebajikan dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Semarang, September 2009

(6)

vi

JUDUL ... i

PENGESAHAN ... iii

SARI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah... 5

1.3Penegasan Istilah ... 5

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1Pengertian Keterbelajaran Gerak ... 8

2.2Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar ... 9

2.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun ... 9

2.2.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability) ... 10

2.2.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Ability) ... 10

2.3Perkembangan Penguasaan Keterbelajaran Gerak Pada Fase Anak Besar (6 - 10 Tahun) ... 12

2.4Klasifikasi Keterampilan Gerak ... 15

2.5Hipotesis ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

(7)

vii

3.2Obyek Penelitian... 21

3.2.1 Penentuan Populasi ... 21

3.2.2 Penentuan Sampel ... 21

3.3Penentuan Variabel ... 21

3.4Metode Pengumpulan Data ... 22

3.5Prosedur Pengumpulan Data ... 23

3.6Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterbelajaran Gerak Siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 24

3.7Analisis Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 32

4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 35

4.1.3 Deskripsi Hasil Tiap Item Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 38

4.2Pembahasan ... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 52

5.1Simpulan ... 52

5.2Saran-saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(8)

viii

Tabel 3.1 Skor Tes Keterbelajaran gerak ... 26

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterbelajaran gerak ... 26

Tabel 3.3 Urutan Tes Keterbelajaran gerak SDN Watugajah ... 27

Tabel 3.4 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Pertama ... 27

Tabel 3.5 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Kedua ... 28

Tabel 3.6 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putri Lima Tes Pertama ... 29

Tabel 3.7 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putri Lima Tes Kedua ... 29

Tabel 4.1 Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 33

Tabel 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 35

Tabel 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 ... 36

Tabel 4.4 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 38

Tabel 4.5 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 38

Tabel 4.6 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 39

Tabel 4.7 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 39

Tabel 4.8 Deskriptif Prosentase Tes 3 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 40

(9)

ix

Tabel 4.10 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putra SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 41 Tabel 4.11 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putri SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 41 Tabel 4.12 Deskriptif Prosentase Tes 5 Siswa Putra SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 42 Tabel 4.13 Deskriptif Prosentase Tes 5 Siswa Putri SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 42 Tabel 4.14 Deskriptif Prosentase Tes 1 Item Kedua Siswa Putra SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 43 Tabel 4.15 Deskriptif Prosentase Tes 1 Item Kedua Siswa Putri SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 43 Tabel 4.16 Deskriptif Prosentase Tes 2 Item Kedua Siswa Putra SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 44 Tabel 4.17 Deskriptif Prosentase Tes 2 Item Kedua Siswa Putri SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 44 Tabel 4.18 Deskriptif Prosentase Tes 3 Item Kedua Siswa Putra SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 45 Tabel 4.19 Deskriptif Prosentase Tes 3 Item Kedua Siswa Putri SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 45 Tabel 4.20 Deskriptif Prosentase Tes 4 Item Kedua Siswa Putra SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 46 Tabel 4.21 Deskriptif Prosentase Tes 4 Item Kedua Siswa Putri SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 46 Tabel 4.22 Deskriptif Prosentase Tes 5 Item Kedua Siswa Putra SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ... 47 Tabel 4.23 Deskriptif Prosentase Tes 5 Item Kedua Siswa Putri SD

(10)

x

Gambar 4.1 Deskripsi Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 34 Gambar 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra

SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 36 Gambar 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putri

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Keterbelajaran Gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 55

Lampiran 2 Daftar Petugas Pembantu Penelitian ... 57

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 58

Lampiran 4 Surat Keterangan Penetapan Pembimbing ... 61

Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 62

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian ... 63

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk

mencapai kesehatan dan kondisi fisik yang bugar. Berbagai cara dapat dilakukan

untuk mencapai tujuan tersebut baik dengan olahraga ringan sampai pada olahraga

berat atau melalui sarana yang mudah sampai yang kompleks. Pendidikan

olahraga memegang peranan penting karena satu-satunya materi pendidikan yang

dapat secara langsung mengembangkan dan membina fisik sehat dan kuat.

Manusia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara jasmani dan

rohani. Pandangan tersebut mengarahkan bahwa pelaksanaan pendidikan haruslah

ditujukan pada manusia yang merupakan satu kesatuan tersebut. Dengan

demikian pendidikan olahraga merupakan unsur penting yang harus

diperhatikan, karena sebagai faktor penentu keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan itu sendiri (Aip Sarifudin dan Muhadi, 1993:1).

Tujuan umum pendidikan jasmani di SD adalah memacu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya

membentuk dan mengembangkan kemampuan keterbelajaran gerak, menanamkan

nilai, sikap dan kebiasaan hidup sehat (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1993:5).

Menurut Yusuf Adi Sasmita (1989:30) pendidikan jasmani ada

kemungkinan untuk mencakup keterampilan yang berkenaan dengan keterampilan

(13)

2

melakukan hal tersebut harus menguasai keterbelajaran gerak yang berhubungan

dengan kegiatan sehari-hari seperti berjalan, duduk, mendorong, mengangkat dan

keterampilan gerak yang digunakan dalam bekerja, olahraga dalam waktu luang,

dalam pekerjaan rumah atau bidang kehidupan lainnya.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum

pendidikan. Tujuan belajar adalah menghasilkan perubahan perilaku yang

melekat. Proses belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk

menimbulkan perubahan perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi

proses belajar. Melalui proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang

relative melekat. Secara sederhana pendidikan jasmani tidak lain adalah proses

belajar untuk bergerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk mencapai

tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani anak diajarkan untuk bergerak

melalui pengalaman itu akan terebntuk perubahan dalam aspek jasmani dan

rohaninya (Rusli Lutan, 2003:15).

Pada hakekatnya inti dari pendidikan jasmani adalah gerak, dalam

pengertian ini ada dua hal yang harus dipahami yaitu pertama menjadikan gerak

sebagai alat pendidikan, kedua menjadikan gerak sebagai alat pembinaan dan

pengembangan potensi peserta didik (Yanuar Kiram, 1992:1).

Pendidikan jasmani berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan

anak didik. Pertumbuhan adalah bertambahnya, keadaan fisik secara kuantitas

seperti bertambahnya tinggi, berat dan besar. Sedangkan berkembang adalah

(14)

meliputi kemampuan intelektual. Dengan olahraga pendidikan sebagai salah satu

alat pendidikan dapat dibentuk sikap tubuh maupun gerak tubuh yang sempurna

sesuai dengan fungsi alat-alat tubuh tersebut. Tubuh tidak bongkok, tidak miring,

dapat berjalan melompat dengan baik, maupun melakukan kegiatan lainnya

sebagaimana mestinya (Aip Syarifuddin, 1993:19).

Pola gerak sebanyak mungkin/akan menyebabkan gerak selanjutnya. Untuk

melakukan gerakan olahraga usia anak sangat penting untuk mempelajari

sebanyak mungkin keterbelajaran gerak dari setiap gerakan yang akan

dilaksanakan oleh setiap individu. Individu banyak memiliki keterampilan gerak

yang banyak dalam usia muda dapat melakukan pola-pola gerakan yang rumit

dalam tahun-tahun berikutnya.

Keterbelajaran gerak dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: gerak

lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor adalah

gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lain, misalnya merangkak, berjalan,

dan berlari. Gerak non lokomotor adalah gerak yang melibatkan tangan atau kaki

dan togok, contoh gerakan ini adalah memutar lengan, mengayun kaki,

membungkuk dan memutar togok. Gerak manipulatif adalah gerakan

memanipulasi atau memainkan objek tertentu dengan menggunakan tangan, kaki

atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif memerlukan koordinasi bagian

tubuh yang digunakan untuk memanipulasi objek dengan indera penglihat dan

peraba, contoh gerakan ini adalah memainkan bola menggunakan tangan,

menggunakan kaki, atau menggunakan kepala (Sugiyanto, dkk. 1993:220).

(15)

4

dengan gerak manusia. Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipulasi dalam

bentuk latihan-latihan fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak. Untuk dapat

memiliki keterampilan gerak yang lebih baik, maka terlebih dahulu dikembangkan

unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih.

Keterampilan berkenaan dengan tindakan seseorang, baik tindakan intelek

maupun tindakan fisik, dalam mencapai suatu tujuan sebagai akibat dari proses

belajar. Keterampilan dibagi menjadi empat jenis yaitu keterampilan kognitif,

keterampilan reaktif, keterampilan motorik dan keterampilan interaktif.

Keterampilan reaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam menghadapi

sesuatu, sedang keterampilan interaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang

dalam mempengaruhi atau berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam

mempengaruhi atau memodifikasi suatu situasi.

Unsur kelelahan yang sering muncul dalam kegiatan latihan merupakan

salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat keterampilan gerak, akibat

lambatnya pemulihan terhadap otot yang melakukan kegiatan. Faktor strategi

mengajar yang digunakan tanpa melihat karakteristik siswa, dapat menjadi

gangguan dalam penguasaan keterampilan gerak yang hendak dicapai.

Proses terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau

secara mendadak, tetapi merupakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih,

yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang

yang disertai dengan kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan.

Oleh karena itu keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara

(16)

Jadi belajar keterampilan gerak merupakan kegiatan belajar yang

berlangsung melalui respons fisik yang dapat diamati secara langsung.

Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang otomatik,

merupakan suatu proses yang panjang.

Dengan pola keterbelajaran gerak yang berbeda, maka belajar keterampilan

gerak pada setiap individu akan berbeda, tergantung kepada kekhususan

keterampilan gerak yang dibutuhkan.

Beberapa tahun terakhir ini siswa di SD Negeri Watugajah Kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan sering mendapatkan prestasi dalam cabang olah

raga. Akan tetapi kualitas keterbelajaran gerak siswa belum sesuai dengan yang

diharapkan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang

tingkat keterampilan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan

permasalahan “Bagaimanakah penguasaan keterbelajaran gerak pada siswa SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2008/2009?”

1.3

Penegasan Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang

(17)

6

dalam penelitian ini.

1.3.1 Penguasaan Keterbelajaran Gerak

Penguasaan keterbelajaran gerak adalah “keterampilan dalam belajar yang

diwujudkan melalui respon-respon muscular yang diekspresikan dalam gerakan

tubuh atau bagian tubuh” (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 234)

1.3.2 Siswa

Siswa dan murid (terutama dari tingkat SD dan menengah adalah pelajar

(Tim Penyusun KBBI, 1998:849).

Adapun yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri

Watugajah Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun

Pelajaran 2008/2009.

1.3.3 Sekolah Dasar Negeri Watugajah

Sekolah dasar adalah lembaga pendidikan formal yang didirikan pemerintah

untuk meletakkan pendidikan dasar kepada anak usia 7 sampai 12 tahun. Sekolah

Dasar Negeri Watugajah merupakan salah satu SD yang terletak di Kecamatan

Kesesi, tepatnya di Desa Watugajah, Kecamatan Kesei Kabupaten Pekalongan.

1.4

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui penguasaan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri

Watugajah Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun

(18)

1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi pihak sekolah informasi ini, nantinya dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam mengambil langkah-langkah melaksanakan kinerja

pembelajaran guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

1.5.2 Memberikan informasi kepada guru dalam peningkatan pengetahuan dan

profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

1.5.3 Dari hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan untuk prodi PJGSD

tentang kekurangan dan kelebihan kinerja pembelajaran guru.

1.5.4 Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut untuk mempunyai

relevansinya.

1.5.5 Berguna bagi pembaca yaitu dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam peningkatan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga

(19)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Keterbelajaran Gerak

Pelaksanaan tugas gerak merupakan tugas Jantung dari pendidikan jasmani

di sekolah dasar. Yang diutamakan adalah pengembangan dan kemudian

penghalusan keterampilan keterbelajaran gerak untuk kemudian menjadi dasar

pelaksanaan olahraga atau kegiatan rekreasi. Konsentrasi pelaksanaan tugas gerak

adalah untuk memperkaya perbendaharaan gerak anak. Atas dasar itu anak akan

semakin terampil.

Ada beberapa istilah yang sering muncul dan sangat sering dipergunakan

dalam belajar gerak (motorik), misalnya : keterampilan (skill), kemampuan

(ability), pola gerak (movement patern), belajar motorik (motor learning),

perkembangan motorik (motor development), persepsi, atensi, pemrosesan

informasi (information procesing), practiced dan lain sebagainya (Yanuar Kiram,

1992:11).

2.1.1 Ketrampilan (skill)

Keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak dan harus

dipelajari agar supaya mendapatkan bentuk yang benar (Yanuar Kiram, 1992:11).

2.1.2 Kemampuan (Ability)

Menurut Edwin Fleissman dalam Yanuar Kiram (1992:11) menyatakan

bahwa kemampuan (ability) merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan

(20)

general capacity of the individual that relateds to the performance of a variety of

skill or task”.

2.1.3 Pola Gerak (Movement Patern)

Godfrey dalam Yanuar Kiram (1992:12) mendefinisikan pola gerak ialah

serangkaian tindakan motorik ekstensif yang dibentuk dengan tingkatan yang

lebih rendah dibandingkan dengan tindakan yang dikategorikan sebagai

keterampilan (skill), tetapi ditujukan untuk mencapai tujuan eksternal.Gerakan

yang digolongkan sebagai pola gerak adalah melempar bola over hand (over hand

throw).

2.1.4 Belajar Motorik (motor skill)

Belajar motorik adalah perubahan internal dalam bentuk gerak (motor) yang

dimiliki individu yang disimpulkan dari perkembangan prestasinya yang relative

permanen dan inisemua merupakan hasil dari suatu latihan (Yanuar Kiram,

1992:12).

2.1.5 Perkembangan Motorik (motor development)

Perkembangan motorik terutama untuk mempelajari perilaku yang ditinjau

dari pandangannya. Adapun perilaku yang diperhatikan dalam konteks ini adalah

perilaku dalam bentuk motorik (Yanuar Kiram, 1992:12).

2.2

Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar

2.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:101), perkembangan fisik anak

(21)

10

dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya.

Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola

pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan sudah mulai menunjukkan

kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan.

Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir

konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh karena

energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola keterbelajaran gerak yang

telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola

keterbelajaran gerak, adaptasi dan modifikasi terhadap keterbelajaran gerak perlu

dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau

pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36).

2.2.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross motor ability)

Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa

disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan

keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang dan memantulkan

bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah

dan pada masa sekolah awal.

2.2.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine motor activity)

Adalah kemampuan untuk mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan

tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Menurut Anita J. Harrow perkembangan

gerak anak berdasarkan klasifikasi dominan psikomotor dapat dibagi menjadi 6

meliputi:

(22)

Gerak refleks adalah respon atau aksi yang terjadi tanpa kemauan sadar

yang ditimbulkan oleh suatu stimulus. Gerak ini bersifat prerekuisit terhadap

perkembangan kemampuan gerak pada tingkat-tingkat berikutnya. Gerak reflek

dibagi menjadi tiga yaitu : reflek segmental, reflek intersegmental, dan reflek

suprasegmental (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:219).

2.2.3.2Keterbelajaran Gerak Fundamental

Keterbelajaran gerak fundamental adalah gerakan-gerakan dasar

berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kemampuan pada

anak-anak.

Gerakan ini pada dasarnya menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki

sejak lahir, keterbelajaran gerak fundamental mula-mula bisa dilakukan pada

masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu

dalam bentuk melakukan berulang-ulang.

2.2.3.3Kemampuan Perspektual

Kemampuan perspektual adalah kemampuan untuk mengantisipasi stimulus

yang masuk melalui organ indera.

2.2.3.4Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk memfungsikan sistem organ

tubuh didalam melakukan aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan

fisik, kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung aktivitas psikomotor.

Secara garis besar kemampuan fisik dibagi menjadi empat macam yaitu ketahanan

(endurance), kekuatan (strenght), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (aqility)

(23)

12

2.2.3.5Gerakan Keterampilan

Gerakan keterampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dengan

kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar

gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam

pelaksanaannya.

2.2.3.6Komunikasi non-diskursif

Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:322) komunikasi

diskursif merupakan level komunikasi domain psikomotor. Komunikasi

non-diskursif merupakan perilaku yang berbentuk komunikasi melalui

gerakan-gerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikatif meliputi gerakan-gerakan ekspresif dan

interpretif.

2.3

Perkembangan Penguasaan Keterbelajaran Gerak pada Fase

Anak Besar (6-10 Tahun)

Sejalan dengan meningkatnya kemampuan tubuh dan kemampuan fisik

maka meningkat pula kemampuan gerak anak besar. Berbagai kemampuan

keterbelajaran gerak yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil sudah

mulai dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak bisa didefinisikan dalam bentuk

sebagai berikut: (1) Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang semakin

efisien, (2) Gerakan semakin lancar dan terkontrol, (3) Pola atau bentuk gerakan

bervariasi, (4) Gerakan semakin bertenaga.

Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam

melakukan berbagai gerakan maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

(24)

koordinasi ukuran tubuh dan kekuatan otot.

Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa diketahui dengan

menggunakan pengetesan atau pengukuran kemampuan lari, loncat, lempar

(Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:119).

2.3.1 Perkembangan Kemampuan Lari

Perkembangan kemampuan lari bisa diukur dengan mengukur

kecepatannya. Kecepatan lari bisa dihasilkan dari panjangnya langkah dan

cepatnya irama langkah. Panjang langkah dipengaruhi oleh panjang kaki,

sedangkan cepatnya irama dipengaruhi otot kaki.

Pada masa anak besar pertumbuhan panjang kaki cukup cepat begitu juga

pertumbuhan jaringan ototnya terutama pada tahun terakhir. Dengan

kecenderungan tersebut akan sangat mendukung perkembangan kemampuan lari.

Kemampuan ini meningkat cukup besar pada masa anak besar. Berikut ini gambar

yang berupa grafik yang bisa menunjukkan irama perkembangan kemampuan lari

anak-anak usia antara 5-17 tahun.

Anak laki-laki kecepatan larinya lebih baik dibanding anak perempuan.

Perbedaannya sangat kecil, hal ini berlangsung sampai dengan usia 13 tahun dan

sesudahnya perbedaannya semakin besar. Hal ini dibuktikan dari kecenderungan

perkembangan fisiknya yaitu bahwa anak laki-laki sesudah usia 13 tahun

perkembangan fisiknya makin terus berkembang, sedangkan anak perempuan

justru mengalami penurunan.

2.3.2 Perkembangan Kemampuan Loncat

(25)

14

juga bisa merupakan tes diagnotik dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan

kemampuan loncat berkaitan dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh.

Perbandingan kemampuan loncat anak laki-laki dengan anak perempuan

sampai umur lebih kurang 9 tahun hanya sedikit perbedaannya dan sesudahnya

perbedaan itu makin besar. Anak laki-laki lebih baik kemampuan loncatnya, baik

ditinjau dari daya loncat maupun dari segi kualitas geraknya. Kecepatan

perkembangannya dari kemampuan loncat tegak dengan loncat jauh ternyata tidak

sama.

Hal ini terbukti dari penelitian Warren R Johnson dalam Sugiyanto dan

Sudjarwo (1993:121), tentang kemampuan dalam dua macam loncatan tersebut

pada anak laki-laki dan perempuan yang berusia 5-12 tahun.

Perkembangan kemampuan loncat tegak meningkat cepat sampai usia

kurang 9 tahun pada anak laki-laki maupun anak perempuan, sesudah itu pada

anak perempuan hanya kecil peningkatannya. Pada anak laki-laki peningkatan

menjadi kecil pada usia antara 9-12 tahun, untuk kemudian sesudah usia 12 tahun

meningkat dengan cepat kembali.

2.3.3 Perkembangan Kemampuan Lempar

Perkembangan kemampuan lempar yang terjadi pada anak besar seperti

halnya perkembangan kemampuan gerak lainnya meliputi dua aspek yaitu:

2.3.3.1Perkembangan yang bersifat kualitatif, yaitu anak semakin jauh

perkembangan lemparnya

2.3.3.2Perkembangan yang bersifat kuantitatif, yaitu kualitas gerakan lemparnya

(26)

Kemampuan lempar bisa diukur dengan mengukur jauhnya lemparan

menggunakan bola dengan beberapa ukuran, juga menggunakan cara menilai

ketepatan lemaran suatu sasaran.

Sedangkan untuk menilai kemampuan yang bersifat kualitatif bisa

menggunakan analisis sinematografis, yaitu analisa rekaman gambar gerakan

untuk menilai kebenaran mekaniknya.

Bentuk pertumbuhan lengan dan bahu anak laki-laki lebih menguntungkan

terhadap perkembangan kemampuan lemparan terutama ditinjau secara kuantitatif

atau jauh lemaparan.

Perbedaan kemampuan lempar antara anak laki-laki dan perempuan cukup

besar. Pada anak laki-laki sampai usia 17 tahun masih terus meningkat

kemampuannya. Sedangkan anak perempuan peningkatannya hanya terjadi umur

kurang lebih 14 tahun.

2.4

Klasifikasi Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut

pandang yaitu sebagai berikut:

2.4.1 Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan

Bila diperlukan, ada yang dengan mudah diketahui bagian awal dan akhir

gerakannya, tetapi ada juga yang sulit diketahui. Berdasarkan karakteristik ini,

keterampilan gerak bisa dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

2.4.1.1Keterampilan gerak diskrit (discrete motor skill), yaitu keterampilan gerak

(27)

16

dapat dibedakan dengan jenis titik awal dan akhir gerakannya. Seperti

melempar bola, gerakan dalam senam artistik atau menembak.

2.4.1.2Keterampilan gerak serial (serial motor skill) yaitu keterampilan gerak

diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut.

2.4.1.3Keterampilan gerak kontinyu (countinous motor skill) yaitu keterampilan

gerak yang tidak dapat dengan mudah diketahui titik awal dan akhir dari

gerakannya. Dalam hal ini pelakulah yang menentukan titik awal dan

akhir.

2.4.2 Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak

Jenis otot-otot yang terlibat dapat menentukan kecermatan pelaksanaan

gerak. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan otot-otot halus.

Berdasarkan kecermatan gerakan keterampilan gerak bisa dikategorikan

menjadi dua yaitu:

2.4.2.1Keterampilan gerak kasar (gross motor skill)

2.4.2.2Keterampilan gerak halus (fine motor skill)

Keterampilan gerak kasar (gross motor skill) adalah gerakan yang

melibatkan otot-otot besar dalam pelaksanaannya sebagai basis utama gerakan.

Sedangkan keterampilan gerak halus (fine motor skill) adalah keterampilan yang

memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot halus agar pelaksanaan

keterampilan yang sukses tercapai. Keterampilan ini sering disebut keterampilan

mata tangan seperti menulis, menggambar dan bermain piano.

2.4.3 Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak

(28)

yang dapat berubah dan tetap. Dengan kondisi lingkungan seperti itu maka

keterampilan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

2.4.3.1Keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak dimana

pelaksanaannya terjadi pada lingkungan yang berubah-ubah dan berlaku

gerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya.

Perubahan kondisi lingkungan bisa bersifat temporal dan spatial

(Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:256). Keterampilan terbuka adalah

keterampilan yang ketika di lingkungan yang berkaitan dengannya

bervariasi dan tidak dapat diduga.

2.4.3.2Keterampilan gerak tertutup (close skill) adalah keterampilan gerak

dimana stimulus pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang

tidak berubah dan geraknya timbul dari dalam si pelaku sendiri.

Pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi banyak faktor. Adapun

faktor-faktor yang menentukan keterampilan sebagai berikut :

2.4.4 Faktor proses belajar (learning procsess)

Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan

pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar

akan memberi jalan kepada kita tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan,

yang inti sari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan

pengetahuan dari perilaku individu peserta didik.

2.4.5 Faktor pribadi (personal factor)

Setiap manusia merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal

(29)

18

didengar dalam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B

berbakat dalam olahraga-olahraga individu, dan sebagainya. Demikian juga jika

kita mendengar seorang anak lebih cepat menguasai suatu keterampilan,

sedangkan anak yang lain memerlukan waktu lebih lama. Semua ini merupakan

pertanda bahwa kita merupakan individu yang memiliki ciri, kemampuan, minat,

kecenderungan, serta bakat yang berbeda.

Menurut Singer ada sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan

dengan upaya pencapaian keterampilan, yaitu:

2.4.5.1Ketajaman indera yaitu kemampuan mengenal tampilan rangsang secara

akurat.

2.4.5.2Persepsi yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang

berlangsung

2.4.5.3Intelegensi yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan

masalah serta membuat keputusan yang berhubungan dengan keterampilan

gerak.

2.4.5.4Ukuran fisik, adanya tingkatan ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan

untuk sukses dalam cabang olahraga tertentu.

2.4.5.5Pengalaman masa lalu yaitu keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu

yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini.

2.4.5.6Kesanggupan, tediri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang

dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi

yang dipelajari saat ini.

(30)

secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas

2.4.5.8Motivasi, yaitu kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa

menguasai ketrampilan yang dipelajari.

2.4.5.9Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada

kegiatan yang sedang dilakukan.

2.4.5.10 Faktor-faktor kepribadian yang lain, hadirnya sifat ekstrim seperti

agresivitas.

2.4.5.11 Jenis kelamin yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman,

budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestasi.

2.4.5.12 Usia, pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan

kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.

2.5

Hipotesis

Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

merupakan anggapan sementara terhadap permasalahan yang ada dalam

penelitian, yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui perhitungan

statistik dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan

sebagai berikut:

2.5.1 Siswa-siswi SD keterampilan dapat melakukan keterbelajaran gerak

dengan baik

2.5.2 Ada perbedaan dalam melakukan keterbelajaran gerak antara anak

(31)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan syarat mutlak yang

harus dipenuhi karena tanpa metode penelitian maka hasil penelitian yang

diperoleh tidak akan memiliki nilai ilmiah. Dalam menentukan metode penelitian

harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja, sehingga dalam

pelaksanaannya diperlukan metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode

dalam pelaksanaan penelitian harus sesuai dan diarahkan pada tujuan yang ingin

dicapai. Penggunaan metode penelitian juga harus dipertanggungjawabkan sesuai

aturan yang berlaku, yang meliputi populasi, sampel, teknik metode pengumpulan

data serta analisis data.

3.1

Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan sejak tahap awal persiapan sampai tahap

akhir, yaitu : menggunakan metode kualitatif.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

naturalistik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor dalam

Moelong (1991:3) bahwa prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa uraian kata tertulis atau lisan dari kunci dan perilaku yang dapat diamati

(32)

3.2

Obyek Penelitian

3.2.1 Penentuan Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130).

Menurut Sutrisno Hadi (2000:20). Populasi adalah seluruh penduduk yang

dimaksud untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009

yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 15 siswa putra dan 15 siswa putri.

3.2.2 Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto,

2006:221). Siswa yang menjadi sampel keseluruhannya berjumlah 30, dengan

rincian siswa putra berjumlah 15 dan siswa putri berjumlah 15.

3.3

Penentuan Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96) variabel adalah obyek penelitian atau

apa yang menjadi titik perhatian dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi obyek penelitian adalah keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah

Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran

2008/2009.

Adapun variable yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:

3.3.1 Faktor Kesungguhan dalam penelitian

Kesungguhan dalam tes sangat berpengaruh sekali terhadap hasil yang

dicapai dalam setiap sampel. Dalam penelitian ini sebelumnya sudah

(33)

22

anak untuk sungguh-sungguh.

3.3.2 Faktor Kemampuan Anak

Masing-masing anak mempunyai kemampuan yang berbeda, kematangan

fisik serta kemampuan mental dalam menangkap penjelasan sehingga sangat

mungkin melakukan kesalahan dalam penelitian. Untuk itu perlu adanya koreksi

langsung pada anak yang melakukan kesalahan, maupun koreksi secara klasikal

kepada semua sampel.

3.3.3 Faktor waktu penelitian

Waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting, dengan waktu

peneliti dapat merencanakan bagaimana penelitian dilaksanakan. Selain itu

dengan catatan waktu pula hasil penelitian bisa diketahui. Maka dari itu peneliti

harus benar-benar bisa mengatur waktu, sehingga penelitian dapat berjalan secara

efektif dan efisien.

3.4

Metode Pengumpulan Data

Data penelitian dapat berupa fakta maupun angka (Suharsimi Arikunto,

2006: 96). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode

tes. Metode tes berguna mencari data keterbelajaran gerak siswa dengan

melakukan tes keterampilan. Setelah sampel diperoleh dan diketahui jumlahnya

maka peneliti melakukan langkah berikutnya yaitu mengambil data dengan tes

keterbelajaran gerak. Alat ukur yang digunakan untuk mengambil data dalam

penelitian ini adalah IOWA TES dari Berry L dan Jack K. Nelson (1970:

(34)

3.5

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

3.5.1 Persiapan Penentuan Sampel

Untuk mendapatkan sampel penelitian, peneliti mengajukan surat

permohonan kepada Kepala SD Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan.

3.5.2 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menentukan siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

3.5.3 Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan adalah halaman SD Negeri Watugajah

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Semua sampel berkumpul di tempat

tersebut agar dalam melakukan tes mudah mengawasinya.

3.5.4 Obyek Penelitian

Sesuai dengan judul yang diteliti, maka obyek penelitian ini adalah

keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

3.5.5 Instrumen Penelitian

Instrumen keterbelajaran gerak dalam penelitian ini menggunakan IOWA

TES dari Berry L dan K Nelson (1970:144-146). Tes ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang untuk mempelajari kemampuan

(35)

24

melompat, berguling, dan koordinasi gerak yang memerlukan keseimbangan yang

tinggi.

3.6

Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterbelajaran Gerak Siswa kelas

IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan

Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang

untuk mencapai keterbelajaran gerak. Tahap pelaksanaan penelitian ini semua

pembantu tes kemampuan keterbelajaran gerak telah berada di tempat tugas

masing-masing.

3.6.1 Petunjuk Umum Pelaksanaan

3.6.1.1Peserta

3.6.1.1.1 Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus

benar-benar dalam keadaan siap untuk melaksanakan tes.

3.6.1.1.2 Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 (dua) jam sebelum melakukan

tes.

3.6.1.1.3 Disarankan memakai sepatu olahraga dan memakai pakaian olahraga

3.6.1.1.4 Hendaknya mengerti dan memahami pelaksanaan tes.

3.6.1.1.5 Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum

melakukan tes.

3.6.1.2Petugas

3.6.1.2.1 Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu. Memberikan

kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-gerakan.

(36)

ke lima item tes kedua.

3.6.1.2.3 Harap memberikan nomor dada yang jelas mudah dilihat oleh petugas.

3.6.1.2.4 Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau

gabungan.

3.6.2 Pada tahap pelaksanaan penelitian ini semua pembantu tes kemampuan

keterbelajaran gerak telah berada di tempat tugas masing-masing.

Pelaksanaannya sebagai berikut:

3.6.2.1Tiap anak melakukan 10 macam tes dengan kriteria seperti tabel

3.6.2.2Pelaksanaan tes dibagi menjadi 2 dimana tiap bagian berisi 5 jenis tes

3.6.2.3Peserta tes dibagi menjadi 2 kelompok

3.6.2.4Kelompok 1 melakukan bagian pertama (5 item tes), kemudian istirahat.

Kelompok 2 melakukan bagian ke 2 dan seterusnya.

3.6.2.5Setelah satu kelompok selesai melakukan 5 item tes dan sudah beristirahat

peserta bergantian untuk melaksanakan 5 item tes berikutnya.

3.6.3 Penilaian

3.6.3.1Setiap anak diberi kesempatan tiap item 2 kali

3.6.3.2Bila kesempatan pertama dapat melakukan dengan baik, nilai 2

3.6.3.3Bila kesempatan pertama gagal, berhasil di kesempatan 2 nilai 1

(37)

26

Tabel 3.1 Skor Tes Keterbelajaran gerak

Nilai Hasil Tes Putra Putri

20 69 67

19 66 65

18 63 62

17 60 60

16 57 58

15 54 56

14 51 54

13 48 52

12 45 50

11 43 48

10 41 45

9 39 42

8 37 39

7 35 36

6 33 33

5 31 30

4 29 28

3 27 26

2 25 24

1 23 0

(38)

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterbelajaran gerak

No Rentang Nilai Skor T Kategori

1. 16 – 20 57 – 69 Baik Sekali

2. 11 – 15 43 – 55 Baik

3. 6 – 10 33 – 45 Sedang

4. 0 – 5 0 – 31 Kurang

Sumber IOWA Tes

Tabel 3.3 Urutan Tes Keterbelajaran gerak SDN Watugajah

PUTRA PUTRI

5 Item Tes

Pertama

5 Item Tes

Kedua

5 Item Tes

Pertama

5 Item Tes

Kedua

10 2 10 1

4 3 18 3

13 7 8 16

11 16 19 13

8 17 11 6

Sumber IOWA Tes

Tabel 3.4 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Pertama

No Indikator Dianggap Gagal

Skor BS B K

(39)

28

melompat kebelakang 5 lompatan - Kaki yang diangkat

menyentuh lantai

2 1 0

2. Balik kanan, berlutut dengan satu

tungkai, dan angkat tungkai yang

lain (bertumpu hanya pada satu

lutut). Rentangkan posisi lengan ke

samping. Pertahankan posisi ini

selama lebih hitungan. 1001, 1002,

1003, 1004, 1005.

- Jauh tidak mampu

bertahan selama lima

hitungan

- Bagian tubuh lain

selain yang digunakan

untuk bertumpu

menyentuh lantai

2 1 0

3. Berdiri dengan kaki kiri, melompat

sambil melakukan ½ putaran (180

derajat) ke arah kanan dan

pertahankan keseimbangan

- Kehilangan

keseimbangan

- Gagal memutar 180

derajat

- Kaki kanan menyentuh

lantai

2 1 0

4. Melompat setinggi-tingginya, ayun

kedua tungkai lurus kedepan, saat

melayang sentuh ujung jari kaki

dengan jari tangan

- Jari tangan dan kaki

tidak bersentuhan

- Tungkai menekuk

lebih dari 45 derajat

2 1 0

5. Berdiri dengan kaki rapat,

melompat ke atas dengan putaran

360 derajat kearah kiri. Mendarat

dengan arah menghadap yang sama

pada saat mendarat, tidak boleh

kehilangan keseimbangan atau

- Putaran tidak 360

derajat

- Kehilangan

keseimbangan

- Melangkah saat

mendarat

(40)

melangkah

Tabel 3.5 Urutan Lima Tes Kedua Putra

No Indikator Dianggap Gagal

Skor

BS B K 1. Duduk di lantai, tungkai lurus & rapat.

Letakkan tangan kanan dilantai

dibelakang badan. Putar badan ke arah

kanan dan luruskan lengan hingga

badan terangkat. Berat badan disangga

oleh tangan kanan dan kaki kanan

Pertahankan selama lima hitungan.

1001, 1002, 1003, 1004, 1005.

- Tidak mampu

menunjukkan

posisi badan yang

dimaksud

- Tidak mampu

bertahan selama

lima hitungan

2 1 0

2. Berdiri dengan kaki rapat, jongkok,

kedua lengan berada diantara tungkai

melewati bagian belakang

pergelangan kaki, tautkan kedua belah

jemari tangan didepan pergelangan

kaki.

Pertahankan selama lima hitungan.

1001, 1002, 1003, 1004, 1005.

- Jatuh

- Tidak mampu

mempertautkan

kedua belah jari

- Tidak mampu

bertahan selama

lima hitungan

2 1 0

3. Tangan kanan dibahu kiri, tangan kiri

dibahu kanan. Tungkai menyilang,

kemudian duduk. Berdiri kembali

- Tangan terlepas

dari bahu

- Kehilangan

(41)

30

dengan kedua tangan tetap dibahu,

tidak boleh menggerak-gerakkan

badan atau tungkai untuk membantu

keseimbangan

keseimbangan

- Tidak dapat berdiri

4. Berlutut, kedua telapak menghadap ke

atas (punggung kaki melekat di lantai)

ayun kedua tangan, melompat

mendarat dengan dua kaki. Sebelum

melompat kedua telapak kaki harus

tetap menghadap keatas

- Saat berlutut dan

akan melompat,

jemari kaki

menumpu di lantai

- Tidak dapat

melompat

- Tidak dapat

mempertahankan

keseimbangan saat

mendarat

2 1 0

5. Jongkok dengan 1 tungkai ke depan.

Lakukan lompatan dengan berganti

kaki tumpu dan tungkai yang

diluruskan. Lakukan dua kali

lompatan untuk tiap tungkai. Tumit

tungkai yang lurus boleh menyentuh

lantai, sementara tumit tungkai yang

di tekuk harus selalu menyentuh

pinggul

- Kehilangan

keseimbangan

- Tidak memenuhi

lompatan untuk tiap

(42)

Tabel 3.6 Putri Lima Tes Pertama

No Indikator Dianggap Gagal

Skor

BS B K 1. Berdiri dengan kaki rapat, melompat

ke atas dengan putaran 360 derajat

kearah kanan. Mendarat dengan arah

menghadap yang sama pada saat

mendarat, tidak boleh kehilangan

keseimbangan atau melangkah

- Putaran tidak 360

derajat

- Kehilangan

keseimbangan

- Melangkah saat

mendarat

2 1 0

2. Berdiri dengan kaki rapat, melompat

ke atas dengan putaran 360 derajat

kearah kiri. Mendarat dengan arah

menghadap yang sama pada saat

mendarat, tidak boleh kehilangan

keseimbangan atau melangkah

- Putaran tidak 360

derajat

- Kehilangan

keseimbangan

- Melangkah saat

mendarat

2 1 0

3. Duduk dengan tungkai ditekuk

didepan dada. Masukkan kedua

lengan diantara tungkai, lewati bawah

lutut pegang pergelangan kaki.

Berguling cepat kearah kanan, dengan

berat badan pertama ditumpukan

dilutut kanan, kemudian bahu kanan,

punggung, bahu kiri, lutut kiri, dan

kembali ke posisi duduk. Saat kembali

ke posisi duduk, menghadap ke posisi

- Pegangan

dipergelangan kaki

lepas

- Tidak dapat

menuntaskan

putaran

(43)

32

yang berlawanan dengan arah

menghadap saat sebelum bergerak

4. Melompat setinggi-tingginya, ayun

kedua tungkai lurus kedepan, saat

melayang sentuh ujung jari kaki

dengan jari tangan

- Jari tangan dan

kaki tidak

bersentuhan

- Tungkai menekuk

lebih dari 45

derajat

2 1 0

5. Berdiri 1 kaki. Tutup mata melompat

kebelakang 5 lompatan

- Membuka mata

- Kaki yang diangkat

menyentuh lantai

2 1 0

Tabel 3.7 Urutan Lima Tes Kedua Putri

No Indikator Dianggap Gagal

Skor

BS B K 1. Berdiri dengan kaki kiri, membungkuk

kedepan. 2 telapak tangan menyentuh

lantai. Luruskan tungkai kanan

kebelakang, sentuhkan dahi ke lantai

dan kembali ke posisi berdiri tanpa

kehilangan keseimbangan

- Dahi tidak

menyentuh lantai

- Kehilangan

keseimbangan

2 1 0

No Indikator Dianggap Gagal

(44)

2. Berdiri dengan kaki rapat, jongkok,

kedua lengan berada diantara tungkai

melewati bagian belakang pergelangan

kaki, tautkan kedua belah jemari tangan

didepan pergelangan kaki.

Pertahankan selama lima hitungan.

1001, 1002, 1003, 1004, 1005.

- Jatuh

- Tidak mampu

mempertautkan

kedua belah jari

- Tidak mampu

bertahan selama

lima hitungan

2 1 0

3. Berlutut, kedua telapak menghadap ke

atas (punggung kaki melekat di lantai)

ayun kedua tangan, melompat mendarat

dengan dua kaki. Sebelum melompat

kedua telapak kaki harus tetap

menghadap keatas

- Saat berlutut dan

akan melompat,

jemari kaki

menumpu di

lantai

- Tidak dapat

melompat

- Tidak dapat

mempertahankan

keseimbangan

saat mendarat

2 1 0

4. Berdiri dengan kaki kiri, melompat

sambil melakukan ½ putaran (180

derajat) ke arah kanan dan pertahankan

keseimbangan

- Kehilangan

keseimbangan

- Gagal memutar

180 derajat

- Kaki kanan

menyentuh lantai

2 1 0

(45)

34

kai bertepuk 2 kali, mendarat dengan

kaki terbuka

bertepuk 2 kali

- Saat mendarat

dua kaki

bersentuhan.

Standar IOWA Tes

3.7Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian.

Sebab analisis yang salah, maka dalam pengambilan keputusan tentu akan salah

juga. Suatu simpulan bisa diambil dari analisis data tersebut. Dalam penggunaan

analisis data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

3.7.1 Analisis Statistik (Statistical Analysis)

3.7.2 Analisis Non Statistik (Non Statistical Analysis)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1987:22) yang

menyatakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data

dengan menganalisi data penyelidikan yang berwujud angka adalah teknik

statistik.

Penggunaan analisis statistik akan menjadikan obyek penelitian lebih

terjamin sebab prosedurnya berdasarkan pada dasar matematis yang kokoh dan

dengan cara yang logis. Analisis statistik dapat memberikan efesiensi dan

efektifitas kerja karena dapat membuat data lebih ringkas bentuknya. Teknik yang

dipakai untuk memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan

(46)

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, yang digunakan adalah teknik

tes keterbelajaran gerak siswa SDN Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Rumus yang dipakai adalah:

x 100 %

Keterangan:

F = Frekuensi

f = Jumlah frekuensi (Suharsimi Arikunto, 2006:146)

F

(47)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Dalam pengambilan data penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun 2008/2009,

siswanya berjumlah 30 anak. Siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah 30 siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah yang terdiri dari siswa

putra sebanyak 15 anak dan siswa putri sebanyak 15 anak.

Beberapa analisis data hasil penelitian yang akan dijelaskan dalam

penelitian ini meliputi 10 item tes yang dinilai dalam variabel penelitian. Hasil

data dari kesepuluh item tes tersebut diperoleh dari siswa kelas IV dan V SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2008/2009.

4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Hasil Penelitian Keterbelajaran gerak Siswa kelas IV dan V SD Negeri

Watugajah kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

(48)

Tabel 4.1 Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Kelas IV dan V SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2008/2009

No

Rentang

Nilai

Skor T Kategori Frekuensi Prosentase

1. 16 - 20 57 - 69 Baik Sekali 20 66,67%

2. 11 - 15 43 - 55 Baik 10 33,33%

3. 6 - 10 33 - 45 Sedang - -

4. 0 - 5 0 – 31 Kurang - -

∑ F = 30 100%

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa:

4.1.1.1Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan

kategori kurang adalah tidak ada.

4.1.1.2Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan

kategori sedang adalah tidak ada.

4.1.1.3Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan

kategori baik adalah 33,33%.

4.1.1.4Untuk Keterbelajaran gerak Siswa SD Negeri Watugajah di kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan

(49)

38

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

4.1.1.5Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori kurang tidak

ada.

4.1.1.6Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori sedang tidak

ada.

4.1.1.7Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori baik

berjumlah 10 orang. Hal ini berdasarkan data pada (lampiran 1) dari 10

item tes yang sudah dilaksanakan baik 5 item tes pertama maupun 5 item

tes kedua siswa tersebut memperoleh hasil baik. Sehinga dapat

dikategorikan siswa SD tersebut memiliki keterbelajaran gerak yang baik.

Pada data lampiran 1 dilihat dari perolehan nilai tes atau skornya, 10 siswa

tersebut memperoleh nilai kurang dari 16 dengan kategori baik.

4.1.1.8Siswa yang mempunyai keterbelajaran gerak dalam kategori baik sekali

berjumlah 20 orang. Hal ini berdasarkan data pada (lampiran 1) dari 10

item tes yang sudah dilaksanakan baik 5 item tes pertama maupun 5 item

tes kedua siswa tersebut memperoleh hasil tes Keterbelajaran Gerak yang

tinggi. Sehinga dapat dikategorikan siswa tersebut memiliki keterbelajaran

gerak yang sangat baik atau baik sekali.

(50)

0 10 20 30 40 50 60 70

Baik Sekali Baik

Frekuensi Prosentase

Gambar 4.1 Deskripsi Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra dan

Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan KesesiKabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009

Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa putra SD Negeri Watugajah di

kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009

No

Rentang

Nilai

Skor T Kategori Frekuensi Prosentase

1. 16 - 20 57 - 69 Baik Sekali 9 60,00%

2. 11 - 15 43 - 55 Baik 6 40,00%

3. 6 - 10 33 - 45 Sedang - -

(51)

40

∑ F = 15 100%

Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori sebagai berikut:

4.1.2.1Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di

kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

dengan kategori kurang tidak ada.

4.1.2.2Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di

kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

dengan kategori sedang tidak ada.

4.1.2.3Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di

kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

dengan kategori baik adalah 40,00%.

4.1.2.4Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah di

kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

dengan kategori baik sekali adalah 60,00%.

Dari hasil diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.2 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun

(52)

0 10 20 30 40 50 60 70

Baik Sekali Baik

Frekuensi

Prosentase

Sedangkan untuk Hasil Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putri SD Negeri

Watugajah di kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2008/2009 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putri SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009

No

Rentang

Nilai

Skor T Kategori Frekuensi Prosentase

1. 16 - 20 57 – 69 Baik Sekali 11 73,33%

2. 11 - 15 43 – 55 Baik 4 26,67%

3. 6 - 10 33 – 45 Sedang - -

4. 0 - 5 0 – 31 Kurang - -

∑ F = 15 100%

Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori sebagai berikut:

4.1.2.5Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

(53)

42

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Baik Sekali Baik

Frekuensi

Prosentase

4.1.2.6Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

dengan kategori sedang tidak ada.

4.1.2.7Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

dengan kategori baik adalah 26,67%.

4.1.2.8Untuk Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah di

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

dengan kategori baik sekali adalah 73,33%.

Dari hasil diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3 Deskriptif Prosentase Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putri SD

Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun

(54)

4.1.3 Deskripsi Hasil Tiap Item Tes Keterbelajaran Gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009

Hasil prosentase tiap Item Tes Keterbelajaran Gerak Siswa SD Negeri

Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/2009 yaitu:

4.1.3.1Item Pertama Tes 1

Tabel 4.4 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putra SD Negeri Watugajah

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 7 46,67% 46,67% 46,67%

Bisa 8 53,33% 53,33% 100%

Total 15 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang pertama

siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan

sempurna ada 8 anak atau setara dengan 53,33% untuk tingkat keberhasilannya

dan ada 7 anak atau setara dengan 46,47% yang gagal dalam kesempatan pertama

akan tetapi berhasil dalam kesempatan kedua.

Tabel 4.5 Deskriptif Prosentase Tes 1 Siswa Putri SD Negeri Watugajah

(55)

44

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 7 46,67% 46,67% 46,67%

Bisa 8 53,33% 53,33% 100%

Total 15 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang pertama

siswa putri yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan

sempurna ada 8 anak atau setara dengan 53,33%, kemudian yang gagal pada

percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 7 anak atau setara dengan

46,67%, dan yang gagal dalam kesempatan pertama maupun kedua tidak ada.

4.1.3.2Item Pertama Tes 2

Tabel 4.6 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putra SD Negeri Watugajah

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 2 13,33% 13,33% 13,33%

Bisa 13 86,67% 86,67% 100%

Total 15 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang kedua

siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan

(56)

dan ada 2 anak atau setara dengan 13,33% yang gagal dalam kesempatan pertama

akan tetapi berhasil dalam kesempatan kedua.

Tabel 4.7 Deskriptif Prosentase Tes 2 Siswa Putri SD Negeri Watugajah

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 5 33,33% 33,33% 33,33%

Bisa 10 66,67% 66,67% 100%

Total 15 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang kedua

siswa putri yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan

sempurna ada 10 anak atau setara dengan 66,67%, kemudian yang gagal pada

percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 5 anak atau setara dengan

33,33%, dan yang gagal dalam kesempatan pertama maupun kedua tidak ada.

4.1.3.3Item Pertama Tes 3

Tabel 4.8 Deskriptif Prosentase Tes 3 Siswa Putra SD Negeri Watugajah

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 2 13,33% 13,33% 13,33%

(57)

46

Total 15 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang ketiga

siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan

sempurna ada 13 anak atau setara dengan 86,67% untuk tingkat keberhasilannya

dan ada 2 anak atau 13,33% yang gagal dalam kesempatan pertama akan tetapi

berhasil dalam kesempatan kedua, dan yang gagal dalam kesempatan pertama

maupun kedua tidak ada.

Tabel 4.9 Deskriptif Prosentase Tes 3 Siswa Putri SD Negeri Watugajah

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 1 6,67% 6,67% 6,67%

Bisa 14 93,33% 93,33% 100%

Total 15 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang ketiga

siswa putri yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan

sempurna ada 14 anak atau setara dengan 93,33%, kemudian yang gagal pada

percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 1 anak atau setara dengan

(58)

4.1.3.4Item Pertama Tes 4

Tabel 4.10 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putra SD Negeri Watugajah

Kecamatan KesesiKabupaten Pekalongan

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 11 73,33% 73,33% 73,33%

Bisa 4 26,67% 26,67% 100%

Total 15 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada item tes yang keempat

siswa putra yang berhasil melakukan tes pada kesempatan pertama dengan

sempurna hanya ada 8 anak atau setara dengan 26,67%, kemudian yang gagal

pada percobaan pertama dan berhasil di percobaan kedua ada 11 anak atau setara

dengan 73,33%, dan yang gagal dalam kesempatan pertama maupun kedua tidak

ada.

Tabel 4.11 Deskriptif Prosentase Tes 4 Siswa Putri SD Negeri Watugajah

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Kriteria Frekuensi Prosentase

Prosentase

Valid

Prosentase

Kumulatif

Valid gagal 1 kali 10 66,67% 66,67% 66,67%

Bisa 5 33,33% 33,33% 100%

(59)

Gambar

Gambar  4.1 Deskripsi Prosentase Tes Keterbelajaran  gerak Siswa Putra
Tabel  3.1 Skor Tes Keterbelajaran  gerak
Tabel  3.3 Urutan Tes Keterbelajaran gerak SDN Watugajah
Tabel  3.5 Urutan Lima Tes Kedua Putra
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keteraturan berobat pada penelitian ini merujuk pada pasien yang mengambil OAT sesuai dengan jadwal yang ditentukan (pada 2 bulan pertama setiap 2 minggu sekali

Nigella sativa seed extract was able to reduce the breast cell damage and proliferation. This study indicated

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran PAI materi Melaksanakan Sholat yang layak digunakan sebagai

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimiroba metode ozonisasi terhadap beberapa mikroorganisme yang seringkali menyebabkan infeksi pada luka,

dapat diputuskan oleh Majelis ini sehingga warga Muhammadiyah tidak terbelah ke dalam berbagai pendapat dalam mengamalkan ajaran Islam, khususnya terkait dengan masalah-masalah

Kegiatan yang teridentifikasi mengandung resiko signifikan yang dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan

peningkatan konsep diri yang sangat signifikan pada siswa X-3 kelompok