• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gereja: St Anselm s Church, 1 Mc Naughton Rd. Toronto, ON M4G 3H3 Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart, 58 High Park Blvd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Gereja: St Anselm s Church, 1 Mc Naughton Rd. Toronto, ON M4G 3H3 Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart, 58 High Park Blvd."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O O K T O B E R 2 0 2 1 / N O . 3 5 2

M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

Gereja: St Anselm’s Church, 1 Mc Naughton Rd. Toronto, ON M4G 3H3

Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart, 58 High Park Blvd. Toronto, ON M6R 1M8 Email: redaksi@uki.ca

(2)

Pastor Pamong Romo Johanes Juliwan Maslim, SCJ

(647) 532-1318 jjuliwan@gmail.com

Deacon Deacon Val Danukarjanto

(416) 497-2274 vwdanu@gmail.com

D E W A N P E N G U R U S U M A T K A T O L I K I N D O N E S I A

Koordinator

Angelina Hanapie (647) 463 2058 koordinator@uki.ca Wakil Koordinator Rudy S B H (416) 671-2648

rudybhartono@gmail.com Sekretaris Sari Djunaedi (647) 404-8901

sekretaris@uki.ca Bendahara Evy Suwarni (647) 500-5969

bendahara@uki.ca WILAYAH TIMUR

Ketua Wilayah Esther Kurniadi (416) 371-2593

east@uki.ca Seksi-seksi

Liturgi: Erny Ruslim (416) 871-2773 liturgyukieast@yahoo.ca Bina Iman: Hendry Wijaya (416) 450-6536

ahendryw@gmail.com Sosial: Darwin Budiman (647) 403-3530

drwnbdm@gmail.com

Rumah Tangga: Natali Saputra (647) 293-5338 yuritalauw@yahoo.com

Usher: Sugianto Tanojo (647) 625-2497 hiansuta@gmail.com WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Bambang Micha (416) 709-7989

west@uki.ca Seksi-seksi

Liturgi: Antonius Haryanto (905) 781-4689 liturgyukiwest@yahoo.ca Bina Iman: Tiny Tjongson (416) 616-9354

tinytjongson@hotmail.com Sosial: Diana Lucas (416) 824.4069

dianarusdin@yahoo.com Wakil: Eric I. Kurniawan (416) 704-2681

e_kurn@yahoo.com Rumah Tangga: Marsela Tan Malaka (647) 300-3563 / marselatanmalaka@yahoo.ca

Wakil: Meti Tan (416)827-5394 meti_tan@yahoo.com Usher: Andrei Sutandar (647) 772-2117

andrei888@gmail.com BIDANG KHUSUS

MUDIKA

Henry Julian Onggo (416) 262-7896

& Clarissa Serafine Wirianto mudikatoronto@gmail.com

PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro (416) 616-6393

lilian.tjokro@gmail.com Ketua Sakristan/Pembagi Komuni

Hendry Wijaya (416) 450-6536 ahendryw@gmail.com

Ketua Altar Server Maria I. Cherie (416) 880-3385

m.cherie1@yahoo.ca

(3)

Bersambung ke halaman 4

L

anjut usia

Sejak kita semua lahir di dunia ini, maka mulailah sebuah proses perjalanan kehidupan hingga kita semua menyelesaikannya dan melanjutkannya dalam kehidupan yang abadi, bahagia bersama Allah di Surga. Hidup kita sebagai manusia ini

berdimensi 2, yakni rohani dan jasmani, keduanya itu saling melengkapi dan menguat- kan. Memang dalam realitanya, dimensi jasmani atau manusiawi mendapat perhatian lebih besar dan kadang lebih dominan sehingga bisa berat sebelah alias pin- cang. Oleh sebab itulah kita harus selalu mampu mengisi kedua dimensi ini dengan baik, selalu mem- buka hati untuk menata diri agar semakin mampu men- capai kekudusan yang merupakan panggilan semua manusia.

Perjalanan waktu

juga menyangkut perjalanan umur kita semua dan pada waktunya kita pun akan memasuki usia lanjut. Pemazmur mengatakan bahwa usia manusia 70 tahun atau 80 jika kuat.

Oleh sebab itulah usia 70 menjadi awal memasuki masa

‘Lansia’ atau lanjut usia. Jika sudah lebih dari 80 tahun, bukan hanya kuat namun melimpah berkat Tuhan. Kita selalu disadarkan bahwa usia lanjut adalah tanda per- lindungan dan penjagaan Tuhan melalui berkat yang mengalir. Bahkan tidak jarang banyak para Lansia yang berusia lebih panjang bahkan hingga mencapai 100 tahun, sungguh anugerah Tuhan.

Kita sangat bersyukur mempunyai anggota keluarga yang berusia lanjut, karena mereka menjadi bagian hidup kita bahkan yang juga ikut menghadirkan kita semua di dunia ini.

Ungkapan syukur itu kita wujudkan dalam menjaga, merawat dan terutama mencintai mereka sebagaimana

mereka juga mencintai kita semua. Kita sadar bahwa mereka semakin mempunyai keterbatasan secara fisik, maka kita ada bagi mereka sebagai anak, cucu, buyut atau sebagai sahabat.

Sudah sejak lama UKI juga ikut bersyukur atas kehadiran para Lansia atau Senior yang telah menjadi bagian dalam keluarga UKI dan memberikan warna tersendiri.

Tuhan yang menjaga

Masa Lansia adalah masa yang penuh syukur bahkan menjadi masa tenang untuk dapat lebih mengalami Kasih Tuhan, yang selama ini telah diterima. Lewat Nabi Yesaya Tuhan mengatakan,

“sampai masa tuamu, Aku tetap Dia”. Inilah tanda kesetiaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dan dengan setia menjaga dan terus memberkati setiap orang. Tuhan tidak pernah berubah, cintaNya abadi dan tanpa syarat bagi kita dan bagi semua yang telah lanjut usia. Inilah yang mem- bahagiakan dan meneguhkan kehidupan kita sebagai citra Allah, Tuhan selalu ada bersama kita, khususnya para Senior.

Bahkan Tuhan juga mengatakan, “sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu”. Ungkapan yang sangat menguatkan dan memberi harapan kepada kita semua.

Masa putih rambutmu menunjukkan masa Lansia, ketika kita telah mencapai usia lanjut. Pada waktu itu pula dengan rendah hati, kita harus mengakui dan menerima bahwa jasmani kita mulai melemah. Kita disadarkan bahwa kita membutuhkan bantuan orang lain dan siap memberikan diri untuk dibantu. Terkadang kita masih tetap merasa kuat dan mau mandiri sehingga merasa malu kalau dibantu atau merasa membuat repot orang lain, termasuk keluarga. Dalam keterbatasan kita sebagai manusia, jelas kita membutuhkan keluarga dan saudara kita, bahkan mereka tentu saja akan memperhatikan dan merawat kita sebagai tanda nyata kasih

Romo Johanes Juliwan Maslim, SCJ

“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia

dan sampai masa putih rambutmu

Aku menggendong kamu….” (Yes 46:4)

(4)

Sambungan dari halaman 3

dan perhatian mereka.

Tuhan Allah yang maha tinggi telah menjadi sahabat dan senantiasa mendampingi serta menjaga kita bahkan dikatakan menggendong kita. Ini merupakan ungkapan yang luar biasa, mungkin sebagai keluarga pun kita tidak terpikir melakukan itu, namun ini Tuhan yang melakukan. Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendiri dalam kelemahan dan kerapuhan kita. Kehadiran Tuhan sangat nyata di dalam kehidupan kita, kita selalu ada di dalam genggaman tanganNya, maka kita tidak perlu takut melangkah khususnya di masa Lansia.

Menyatu dengan Tuhan

Kita bahagia mempunyai para Senior atau para Lansia, yang hadir sebagai pribadi yang memancarkan berkat bagi keluarga dan banyak orang. Sebenarnya hidup kita ini adalah berkat yang diberikan Tuhan kepada keluarga dan semua manusia yang kita jumpai. Namun tentu saja, kita harus menyadarinya sehingga kita sungguh mampu memancarkan berkat itu kepada orang lain, sehingga sering dikatakan hidup ini menjadi berkat. Kita semua adalah perpanjangan tangan kasih Tuhan kepada sesama kita, maka hidup bersama dalam suasana kasih menjadi bagian dalam kehidupan kita.

Hidup bahagia dan melimpah berkat itu menjadi tanda nyata bahwa kita hidup bersatu dengan Tuhan.

Kesatuan dengan Tuhan yang kita mulai di dunia ini akan kita bawa terus hingga kita bersatu selamanya dengan Tuhan di dalam Kerajaan Surga. Maka semuanya sudah kita mulai sekarang ini, di saat ini dan di sini. Para Lansia telah memulainya sejak masa mudanya dan sekarang pengalaman itulah yang memperkaya hidup dan sekaligus menjadi bekal untuk perjalanan selanjutnya.

Hidup bahagia

Tuhan Yesus membuka pengajaranNya dengan menyampaikan Sabda Bahagia dan mewariskannya sampai hari ini kepada kita semua. Kebahagiaan menjadi buah dari persatuan kita dengan Tuhan. Setiap orang yang hidupnya selalu ada dalam persatuan dengan Tuhan tentu akan bahagia. Memang kita harus membedakan antara bahagia dan senang, karena dalam mencapai hidup bahagia bisa saja terjadi kita mengalami berbagai penderitaan dan kesedihan.

Ingatlah bahwa apapun situasi hidup kita, Tuhan tetap ada bersama kita bahkan yang paling dekat dengan kita walaupun orang lain menjauh bahkan meninggalkan kita.

Kita sungguh berharap agar para Senior kita sudah mengalami kebahagiaan itu atau setidaknya sekarang ini memulainya sehingga hidup mereka sungguh memancarkan berkat. Saatnya sekarang ini para senior hidup dengan lebih tenang, hati yang gembira dan penuh sukacita dalam semua keterbatasannya. Oleh sebab itulah kita semua yang ada di sekitar mereka perlulah selalu menjadi teman dan sahabat yang membawa sukacita. Jangan pernah merasa terbebani dalam menemani dan membantu para Lansia, karena Tuhan pun telah lebih dahulu melakukannya. Melayani para Lansia itu sama dengan melayani Tuhan sendiri, karena Tuhan hadir dalam setiap pribadi, khususnya yang lemah, sakit, menderita dan tersingkir.

Terima kasih kepada para Senior, Oma dan Opa, orang tua kita serta semua yang telah berusia lanjut, atas kehadiran dan cinta yang telah dipancarkan kepada kita semua. Tetaplah semangat dan teruslah memegang tangan Tuhan yang lembut itu. Berikanlah yang terbaik kepada Tuhan dengan memberikan yang terbaik kepada para Senior dan mereka yang telah Lanjut Usia.

(5)

Disadur dari: Katakombe.org

(https://www.katakombe.org/para-kudus/oktober/theresia-dari-kanak-kanak-yesus.html)

T

heresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Dia memiliki empat saudara perempuan yang lebih tua dan orang tuanya adalah Santo Louis Martin dan Santa Zelie Martin. Theresa seorang gadis yang sangat ceria, ia sangat dicintai ayahnya yang memanggilnya dengan sebutan "Ratu kecil."

Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya meninggal dunia. Ayah Theresia lalu memutuskan untuk

pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal. Disana terdapat sebuah biara Karmel di mana para

suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia.

Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi "ibunya yang kedua", merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu.

Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah.

Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan.

Hingga, suatu hari ia melihat patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum padanya dan seketika ia sembuh dari penyakitnya!

Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi saat itu ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu. Ia bahkan berani meminta ijin langsung kepada Paus. Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux.

Dalam biara Theresia menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang Rubiah Karmelit. Tidak ada yang terlalu istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia:

CINTA. Suatu ketika Theresia mengatakan, "Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau itu, Ia ingin kita mencintai-Nya." Jadi, Theresia berusaha untuk selalu

mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah.

Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan. Suatu saat seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya.

Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.

Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC. Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada- Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Thresesia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.

Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku "Kisah Suatu Jiwa," satu tahun setelah kematiannya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah').

Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak -kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil. Tanggal 19 Oktober 1997, Theresia menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja.

Perayaan: 1 Oktober / Lahir: 02 Januari 1873 / Kota asal:

Lisieux - Perancis / Wafat: 30 September 1897 - Sebab alamiah / Beatifikasi: 9 April 1923 oleh Paus Pius XI / Kanonisasi: 16 Juli 1228 oleh Paus Gregorius IX

(6)

Biodata

Nama: Maria Teresa Eveline Kumalawati Suami: Darwin Budiman

Anak: Febrian Budiman dan Angeline Yasodhara Kegiatan di UKI:

Lektor

Membantu Seksi Sosial

Anggota Panitia Senior Appreciation day 2020

Anggota Moderator doa online Anggota Operator doa online Anggota PI Ursula

Anggota Taize

Anggota Senior Bible East

Koordinator UKI

Periode 2021 - 2024 Wakil Koordinator UKI

Periode 2021 - 2024

Biodata

Nama: Harty Veronica Tantono-Doyle Suami: Peter Doyle

Kegiatan di UKI:

Usher Wilayah East (2013 - 2016) Ketua Wilayah East (2016 - 2019)

Misa pelantikan pengurus UKI Periode 2021-2024 akan diadakan pada Hari/Tanggal: Minggu, 24 Oktober 2021

Waktu: 2 PM

Tempat: Gereja St. Anselm ~ Toronto

(7)

Program UKI di bulan Kitab Suci 25 Sep 2021

Laporan lengkap di halaman 10

(8)

Ngobrol Pikiran Dari Hati

Bersambung ke halaman 9

D

alam bulan Oktober 2021 ini, bulan dimana UKI seperti biasanya mengadakan Perayaan Senior Appreciation Day yang di- persembahkan secara khusus bagi para Oom/Tante/Opa/Oma tercinta di UKI, secara khusus pula kami tampilkan hasil wawancara singkat kami dengan beberapa senior dari wilayah Timur dan Barat dalam menjawab dua pertanyaan berikut:

Berkat atau suka cita atau kegembiraan apa yang paling berkesan selama masa pandemic Covid 19 ini?

Kegiatan atau aktivitas apa yang lebih sering dilakukan sehari-hari saat ini?

Mari kita simak bersama jawaban mereka, yang unik dan sangat mengesankan. Pastinya jawaban tersebut akan membuka mata kita untuk melihat bagaimana mereka mampu menanggapi pandemi covid 19 dari kaca mata yang positif.

Tante Liduina Undyantara menjawab demikian:

Terus terang, masa pandemik ini memberikan waktu luang lebih banyak bagi saya karena tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan di luar rumah.

Bagi saya sibuk bekerja di rumah tidaklah menjadi masalah. Tidak bisa belanja grocery tidak masalah (masih bisa titip), karena memang selama lockdown kami para senior dianjurkan untuk tinggal dalam rumah. Saya merasa kehilangan karena tidak bisa memper- sembahkan Misa Kudus di gereja, khususnya pada hari Minggu atau pada perayaan hari-hari besar Gereja, seperti hari Pesta Bunda Maria, pada saat Ulang Tahun ataupun Wedding Anniversary. Semuanya hanya bisa didoakan seca- ra online. Sejak November 2020 mendiang Oom Joseph

dinyatakan mengidap kanker pankreas dan tidak boleh di- kunjungi selama di RS. Setelah 8 hari menjalani berbagai macam test, Oom diperbolehkan pulang. Dan dengan segera kami memohon imam dari paroki untuk memberikan Sakramen Pengurapan bagi orang sakit. Sampai tiga kali Oom Joseph harus keluar masuk RS dan saya tidaklah keberatan untuk tinggal di rumah selama masa pandemi ini.

Kegiatan rutin saya sehari-hari berubah sama sekali karena Oom Joseph sudah tidak ada lagi. Dengan penuh syukur, saya gunakan banyak waktu (sementara ini) untuk membalas semua ungkapan duka cita yang kami terima melalui WA (WhatsApp), email dan melalui Holy Cross Funeral Home website, yang kalau dijumlahkan mungkin lebih dari ratusan. Kami menerima begitu banyak perhatian dan curahan kasih dari sahabat dan sanak saudara dari ber- bagai penjuru dunia. Sekarang, karena di pagi hari saya tidak perlu menyediakan sarapan bagi Oom, maka saya bisa bangun dan makan seenaknya. Tapi tentunya tidak mengurangi kegiatan saya sehari-hari, seperti contohnya menjawab pertanyaan anda ini.

Oom Samuel Wardhana menjawab demikian:

Selama pandemik Tuhan selalu menjaga saya dari Covid 19 ini. Dokter keluarga saya sejak awal sudah mengatur pemberian vaksinasi pertama (melalui pihak RS) maupun vaksinasi yang kedua. Keluarga dan semua teman sekerja sudah mendapatkan vaksin dan terhindar dari Covid.

Di tempat kerja juga dijaga dengan memberi masker, sanitasi

dan sarung tangan kepada semua karyawan.

Sekarang saya masih bekerja selama 5 hari dalam satu minggu. Supaya badan tetap ber- gerak dan berjalan masih terus dilakukan seperti biasa.

(9)

Sambungan dari halaman 8

Terima kasih banyak untuk para senior UKI yang sudah meluangkan waktunya menjawab pertanyaan kami. Kiranya Tuhan selalu menjaga Oom dan Tante semua - para seniors UKI dan memberi kesehatan yang prima. Tuhan memberkati.

Tante Swan Pudjowargono (Koordinator UKI periode 2001 - 2003) menjawab demikian:

Berkat dan kegembiraan yang paling berkesan adalah kebersamaan yang tak kunjung putus bahkan bertambah eratnya kebersamaan dengan anak cucu saya, di- mana biasanya mereka selalu sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Sekarang saya lebih sering berkomunikasi dengan sanak keluarga di Indonesia serta dengan teman-teman di

Canada dan manca negara secara online dengan saling menyapa, berbagi kasih, meneguhkan dan meng-hibur satu sama lain. Saya juga mengikuti live streaming misa harian dan berpartisipasi dalam doa bersama serta kegiatan – kegiatan UKI lainnya secara on line

Tante Caroline Sutani (ibunda dari Sari Djunaedi – sekretaris UKI) menjawab demikian :

Saya dan beberapa teman lainnya berada di Indonesia sejak awal November 2019. Saya senang bisa bertemu anak, menantu, cucu, buyut dan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu. Kita bisa jalan-jalan bersama (R: istilah kerennya ngelencer ya Tan? ). Tapi sejak adanya pandemik kegiatan tersebut tidak dapat saya lakukan lagi dan bahkan saya sempat tertahan di Indonesia, tidak bisa kembali ke Canada karena tidak ada

penerbangan dari Indonesia. Kita semua sedih dan takut tidak bisa kembali ke Canada. Saya dan teman-teman hanya bisa berdoa dan akhirnya Tuhan mengabulkan doa kami sehingga pada bulan Juli 2020 saya bisa kembali ke Canada dengan selamat. Amin.

Setelah bangun pagi, biasanya saya berdoa Rosario, olah raga, membaca renungan harían dan dilanjutkan dengan makan pagi. Sesudah saya selesai masak (karena ini memang merupakan tugas saya setiap harinya), saya menonton TV dan pada jam 3 sore saya berdoa Novena untuk keluarga dan teman-teman. Sekarang saya lebih banyak berdoa kepada Tuhan karena Dia yang selalu melindungi dan menjaga kita setiap hari.

Oom Gregorius Sudjana menjawab demikian:

Bagi saya yang paling berkesan adalah UKI dan Romo Juliwan dalam mengadakan doa bersama setiap malam.

Doa Rosario dan doa Thesaurus sangat membantu memelihara iman, moral dan keutuhan jiwa saya dan istri.

Dengan berjalan-nya waktu, selama pandemik saya merasa lebih dekat dengan Yesus Kristus yang selama ini telah me-melihara dan melindungi kami berdua dengan kesehatan yang baik.

Kehidupan dalam situasi lockdown yang kami khawatirkan akan men-datangkan kebosanan karena kami harus berada di rumah terus, ternyata dengan bimbingan rohani dan doa bersama setiap malam, kami merasa lebih dekat dan dapat mengatur jadwal kegiatan kami yang sebelumnya sibuk dengan aktivitas bisnis dan bepergian.

Kegiatan yang sangat kurang saya perhatikan sebelum pandemik adalah urusan kesehatan, diet, mengkonsumsi makanan sehat dan berolah-raga secara teratur. Dengan bantuan istri, saya dapat melakukan semuanya. Selama pandemik karena banyak waktu, kami bisa juga beraktivitas lebih banyak. Jalan kaki selama musim panas, treadmill, light weight lifting, dan olah raga ringan lain yang kami sesuaikan dengan usía kami secara rutin. Kami juga berkesempatan menyelesaikan proyek renovasi di rumah. Saya sempat be- berapa bulan yang lalu bekerja dari kantor selama dua kali seminggu untuk mendapatkan suasana baru dan bertemu dengan orang-orang yang sudah lama tidak ketemu.

Ternyata pandemik tidak hanya memberi pelajaran bagi saya untuk menjaga kesehatan rohani dan jasmani serta meng- hargai kebebasan yang merupakan satu hal yang sangat penting.

Tante Rosmelani (lebih dikenal dengan panggilan Tante Lan, ibunda Antonius Haryanto – Sie Liturgi dari West) menjawab demikian:

Saya bersyukur masih bisa pulang ke Indonesia dan bertemu dengan saudara-saudara serta teman-teman di sana.

Setiap pagi saya menyempatkan diri untuk menyapa teman- teman saya melalui WA (WhatsApp) dan menanyakan

bagaimana keadaan mereka karena kesempatan untuk berkunjung sangat terbatas. Saya lebih banyak melakukan doa bersama UKI tercinta.

(10)

P

ada hari Sabtu, 25 September 2021, dalam rangka memeriahkan bulan Kitab Suci dalam Gereja Katolik, UKI yang dikoordinasi oleh Seksi Bina Iman mengadakan kegiatan

“Berbagi Sabda Allah”. Kegiatan yang diadakan secara online ini dimulai pukul 7:00 sampai pukul 9:30 malam. Hampir seluruh kelompok Bible Study dan Pendalaman Iman dibawah naungan UKI turut berpartisipasi dalam acara ini. Sebanyak 9 kelompok telah memberikan kesan dan pesan mereka dalam berbagi Sabda Allah yang diambil dari perikopa dalam Injil Lukas.

Terima kasih kepada setiap kelompok dan perwakilannya untuk kesediaan waktu dan partisipasinya dalam kegiatan ini. Tidak lupa juga kami ucapan terima kasih bagi semua saja yang terlibat; Romo Juliwan sebagai pembimbing, De- wan Pengurus UKI (Angie, Rudy, Bambang, Esther, Sari dan Evy yang senantiasa mendukung, memberikan aspirasi, membantu dalam persiapan dan pelaksanaan dengan pengumuman, sebagai ope- rator dan time keeper), dan juga bagi Hendry (Seksi Bina Iman East – atas inspirasi kegiatan ini) serta semua warga UKI yang hadir men- dukung acara ini.

Para kelompok mengambil bebera- pa perikopa yang berkesan, sebagai berikut:

1. Kel. Cell East (diwakili oleh Christine B, Julian dan Felly) membagikan perikopa dari Luk 7:41-48 mengenai pengampunan. Kelompok ini membagikan pengalaman sebuah keluarga yang akhirnya bisa berdamai dengan diri sendiri dan Tuhan.

2. Kel. Golden (diwakili oleh Tt.Ada S., Yanti S dan Lily H) mengambil Luk 6:37,38,41,42 mengenai hal menghakimi.

Kelompok ini membagikan pengalaman hidup rohani mereka yang mendapat pencerahan dari beberapa romo dan suster.

3. Kel. Ursula (diwakili oleh Herman, Olga dan Henry) membagikan perikopa dari Luk 11:1-13 mengenai “Hal Berdoa” - bagaimana sebaiknya kita berdoa.

4. Kel. BS Fransiskus Asisi dan PD St. Mikael (diwakili oleh Tt. Lan, Annie N dan Lian) mengambil Luk 7:1-10, Luk 6 :27- 36 dan Luk 10:25-37. Kelompok ini mensharingkan pengalaman hidup hidup, doa yang dikabulkan, mengasihi sesama bahkan musuh dan pertolongan tak terduga seperti cerita mengenai orang Samaria yang murah hati.

5. Kel. PI Hamilton (diwakili oleh Hartoni A, Lily dan Tina P) mengambil Luk 9:18-22 mengenai Pengakuan Petrus.

Kelompok ini mensharingkan pengalaman keluarga dan mendapat peneguhan tentang siapakah Yesus itu. Yesus adalah

Tuhan.

6. Kel. Senior East (diwakili oleh Tt. Maria Liduina, Susan Kwee dan Siska S) mengambil perikopa mengenai kesembuhan dari Luk 4:38-41 dan Luk 6:6-11, serta perihal kekhawatiran dari Luk 12:22-34 dan Luk 12:1-12 mengenai murid Yesus.

7. Kel. Tarsisius (diwakili oleh Miki dan Natalie) mengambil Luk 12:22-31 perihal kekhawatiran dan membagikan pengalaman serta refleksi mereka.

8. Kel. Taize (diwakili oleh Tt. Cecilia H dan Fransisca) mengambil perikopa Luk 6:37-42 perihal menghakimi. Kelom-

pok ini mem-bagikan pengalaman hidup keluarga dan di tempat kerja.

9. Kel. PI St Peregrine (diwakili oleh Finny H, Djoni dan Henny T) mengambil periokpa Luk 1:46-55 mengenai Magnificat. Kelompok ini mensharingkan refleksi tentang pujian Bunda Maria yang bisa kita teladani.

Setelah seluruh kelompok selesai menyampaikan pesan kesan, pe- renungan, refleksi dan sharing mereka, Romo Juliwan memberikan beberapa point penutup dengan menyimpulkan:

1. Lukas dalam injilnya ingin meng- gambarkan Tuhan Yesus sebagai

“Yang memberikan diri dan berbelas kasih” terlihat dari penyembuhan dan berbagai contoh pengajaran dalam injil Lukas.

2. Tuhan Yesus menempatkan manusia sebagai citra Allah yang adalah saudara dan sahabat kita.

3. Bila kita percaya Tuhan Yesus adalah saudara dan sahabat kita yang telah memberi teladan, kita pula harus saling mengasihi, mengampuni dan tidak menghakimi diantara kita dan sesama. Juga kita tidak perlu khawatir

4. Kita dapat belajar dari pujian Bunda Maria “Magnificat”

sebagai contoh perjalanan hidup kita dimana Bunda Maria selalu sederhana, tidak pernah menghakimi, selalu menyadari bahwa ia adalah milik Tuhan dan selalu berserah penuh kepada penyelenggaraan Tuhan. Sehingga walau tantangan dan cobaan terjadi dalam kehidupan, kita bisa tenang menghadapinya.

Akhir kata Romo Juliwan memberi kita kata kunci yaitu:

Tujuan hidup kita menuju kepada Tuhan, Dia akan selalu menyertai hidup kita apabila kita selalu berpusat pada Tuhan dan berpikir positif. Sehingga kita dapat menghadapi segala tantangan hidup serta siap melayani Tuhan Yesus kapan dan dimanapun kita berada.

Peace, Love & Joy in Christ Tiny Tjongson (Seksi Bina Iman UKI)

(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis bivariat yang dilakukan anatara tujuh variabel independent masing- masing dengan variabel dependent, secara keseluruhan menunjukkan empat variabel yang

Hal ini sesuai dengan pendapat Hernanto (1993), bahwa analisis efi- siensi usaha dapat digunakan untuk melihat keuntungan pada suatu usaha yang diuji dengan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala rahmat-Nya kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Elevasi Lahan dan

P2 Umat yang diberkati, Tuhan marilah kita memberi Persembahan sebagai ungkapan syukur kita atas Kasih Tuhan yang tak berkesudahan dalam hidup kita. Ingatlah pesan

Jika saat ini kita sedang bahagia, kita percaya ini bukan karena kekuatan kita, tetapi itu adalah kasih Tuhan, sebab kasih, firman dan janji Tuhan akan selalu bekerja dalam

Sesuai dengan judul penelitian yang penulis ajukan yaitu: “Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam Rangka Memberikan Perlindungan Hukum Bagi

Pada Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa Nepenthes yang dijumpai di semua lokasi penelitian adalah Nepenthes gracilis dan Nepenthes rafflesiana, dimana jumlah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti kata keterangan, khususnya kata keterangan pengulangan zài ( 再 ) dan yòu ( 又 ) dalam kalimat Bahasa