• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. sehingga didapat gambaran yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "B A B IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. sehingga didapat gambaran yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

44 B A B IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Penyajian Data

Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan, sehingga didapat gambaran yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan mengenai analisis perhitungan, penyetoran dan pelaporan yang diterapkan PT Mitra Tritunggal Sakti .

4.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Mitra Tritunggal Sakti didirikan pada tanggal 20 April 2008 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2008. Dan sebagai badan usaha yang berkantor pusat dan berpenghasilan di Sidoarjo Sehingga PT. Mitra Tritunggal sakti mengukuhkan perusahaan dengan NPWP:

02.067.477.6-617.000

PT. Mitra Tritunggal Sakti merupakan perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang penjualan Bahan kimia . Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak 1 Februari 2008 dan berkantor pusat di Sidoarjo tepatnya di Jl. Raya Bligo No. 17 RT. 01 RW. 02 Bligo, Candi Sidoarjo.

Setiap perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Penentuan tujuan oleh perusahaan

(2)

merupakan pedoman penentuan arah kegiatan perusahaan yang sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Demikian pula “ PT. Mitra Tritunggal Sakti” mempunyai tujuan yaitu:

1. Tujuan Jangka Pendek

a. Meningkatkan volume pendapatan b. Memperluas daerah pemasaran 2. Tujuan Jangka Panjang

a. Mencapai keuntungan semaksimal mungkin b. Ekspansi perusahaan

c. Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

PT. Mitra Tritunggal Sakti ini berlokasi di Jl. Raya Bligo No. 17 RT. 01 RW. 02 Bligo, Candi Sidoarjo. Letak perusahaan ini mempunyai beberapa keuntungan, berdasarkan pertimbangan – pertimbangan sebagai berikut:

1. Faktor Tempat

Lokasi ini memiliki tempat yang strategis yang mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap.

2. Faktor Tenaga Kerja

Jika ditinjau dari lokasi, tenaga kerja mudah didapatkan karena letak perusahaan berada di kawasan industri sehingga mudah diketahui oleh pencari kerja.

(3)

3. Faktor Transportasi

Kelancaran transportasi mudah dijangkau oleh karyawan.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Sebagai kelengkapan menjalankan administrasi didalam suatu perusahaan diperlukan adanya suatu organisasi yang baik, hal ini dimaksudkan agar setiap bagian didalam menjalankan tugasnya tidak mengganggu tugas dari bagian lainnnya. Secara umum yang dimaksud dengan organisasi adalah sistem saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun struktur organisasi PT. Mitra Tritunggal Sakti adalah sebagai berikut:

(4)

Gambar : 4.1

Sumber Data: PT. Mitra Tritunggal Sakti

STRUKTUR ORGANISASI PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

MANAJER PEMASARAN

MANAJER OPERASIONAL

DIREKTUR KEUANGAN

MANAJER KEUANGAN

STAF PEMASARAN

STAF OPERASIONAL

STAF KEUANGAN

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian di jelaskan sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

a. Mengawasi pekerjaan Direktur Utama

b. Memberikan nasihat dan kritik kepada Direktur Utama dalam mencapai tujuan perusahaan.

(5)

2. Direktur Utama

a. Menetapkan rencana kerja dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana kerja secara keseluruhan.

b. Mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris seluruhaktivitas perusahaan sesuai dengan rencana kerja dan tujuan serta kebijakan yang telah digariskan oleh Dewan Komisaris.

c. Menjaga kelancaran operasional dalam jangka panjang

d. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada masing – masing bagian

e. Bertanggung jawab atas segala akibat dari pengambilan keputusan dan kebijakan dan Komisaris.

3. Direktur Keuangan

a. Menganalisis laporan keuangan yang dihasilkan secara periodik b. Membuat pertanggungjawaban kepada Direktur Utama

c. Mengadakan hubungan koordinasi dengan bagian – bagian lainnya.

4. Manajer Keuangan

a. Mengatur dan mengawasi pembukuan perusahaan b. Membuat rancangan pengendalian intern

c. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada Direktur Utama 5. Manajer Pemasaran

a. Menentukan kebijakan pokok dalam bidang pemasaran dan memimpin pelaksanaannya.

(6)

b. Menyusun dan menetapkan rencana strategi pemasaran yang realistis c. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pemasaran, menganalisis

penyimpangan yang terjadi dan melakukan penyesuaian.

d. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada Direktur Utama.

e. Mengadakan hubungan koordinasi dengan bagian – bagian lainnya.

6. Staf Keuangan

a. Mengarsip semua bukti-bukti transaksi

b. Mengerjakan tugas yang berhubungan dengan perpajakan c. Membuat laporan keuangan secara periodik

d. Bertanggung jawab penuh kepada Manager Keuangan.

7. Staf Pemasaran

a. Mensosialisasikan perusahaan

b. Mencari pelanggan dan menjaga relasi dengan pelanggan yang telah ada

c. Menangani protes dan keluhan dari pelang

4.2 Analisis Data

Manajemen perusahaan yang sehat selalu memperhatikan proses dan prosedur yang berlaku, tidak terkecuali dengan proses perpajakan PPN yang selalu dilakukan PT Mitra Tritunggal Sakti, karena perusahaan akan memperoleh sanksidari setiap proses yang dilakukan apabila tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Supaya perusahaan dapat beroperasi dengan benar dan berkembang maka perusahaan harus melakukan

(7)

proses transaksi dokumen perdagangan yang berlaku umum, perusahaan juga harus mengikuti setiap prosedur perubahan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak. Salah satu cara dilakukan agar tujuan dapat tercapai maka meminimalkan kesalahanpenghitungan, pembayaran sampai ke pelaporan PPNnya.Perusahaaan inimelakukan kewajiban dalam bidang perpajakan antara lain, melakukan pelaporan dan penyetoran PPN, PPh 21,PPh 25 Setiap Bulannya dan PPh 29 Setiap Tahunnya. Dalammelakukan kewajibannya, PT.

MITRA TRITUNGGAL SAKTI selalu melakukannyatepat waktu atau tidak pernah terlambat bayar maupun terlambat lapor.Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI menggunakan SPT Masa 1111. Dalam melaporkan SPT-nya. PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI menggunakan sistem E-SPT ( Elektronik Surat Pemberitauhuan ),yaitu dengan cara menggunakan program software yang diperoleh dari KPPPratama Sidoarjo dan kemudian setelah diisi data-data tentang SPTMasa Perusahaan disimpan dalam format csv ke dalam flashdisk atau mediapenyimpanan. Setelah itu, flashdisk tersebut disampaikan ke KPP Pratama Sidoarjo. Setetelah dicopy oleh petugas KPP, baru kemudian flashdisk tersebut dikembalikan. Hal ini diberlakukan apabila Faktur Pajak Masukan danKeluaran lebih dari 30 buah dalam setiap bulannya. Bila kurang dari 30 dapatmenggunakan blanko yang diisi secara manual oleh perusahaan.

Tabel dibawah ini merupakan Rekapitulasi Dasar Pengenaan Pajak dari PT. Mitra Tritunggal Sakti selama tahun 2013.

(8)

Tabel 4.1

Dasar Pengenaan Pajak PT. Mitra Tritunggal Sakti TAHUN 2013

(Dalam Rupiah )

NO

MASA DPP DPP

PAJAK MASUKAN KELUARAN

1 JANUARI 2.750.755.000,00 2.780.208.328,00

2 FEBRUARI 4.651.400.000,00 4.684.361.019,00

3 MARET 3.501.007.000,00 3.543.516.510,00

4 APRIL 3.340.625.000,00 3.359.709.920,00

5 MEI 3.174.652.000,00 3.216.016.757,00

6 JUNI 1.956.600.000,00 1.972.109.974,00

7 JULI 1.964.369.000,00 1.968.739.148,00

8 AGUSTUS 3.019.315.000,00 3.025.352.437,00

9 SEPTEMBER 3.038.741.000,00 3.064.368.973,00

10 OKTOBER 3.726.684.500,00 3.765.210.882,00

11 NOPEMBER 3.454.190.000,00 3.488.994.409,00

12 DESEMBER 2.976.725.500,00 3.013.471.893,00

JUMLAH 37.555.064.000,00 37.882.060.250,00

Sumber: PT. Mitra Tritunggal Sakti

4.2.1 Mekanisme Pemungutan PPN

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih menunjukkan sebagai identitas darisuatu sistem pemungutan pajak atas konsumsi daripada nama suatu jenis pajak, dimana mengenakan pajak atas nilai tambah yang timbul pada barang atau jasatertentu yang dikonsumsi. Namun sebelum barang atau jasa tersebut sampai

(9)

pada tingkat konsumen, PPN sudah dikenakan pada setiap tingkat mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi. Meskipun demikian, pemungutan secara bertingkat ini tidak menimbulkan efek ganda karena adanya metode perolehan kembali pajak yang telah dibayar ( kredit pajak ) atau sering disebut dengan istilah credit method oleh Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) yaitu selisih antara

PPNMasukan dan PPN Keluaran untuk menghitung pajak yang terutang, yang terjadi karena adanya transaksi penjualan dan pembelian atas BKP ataupun JKP sehingga persentase beban pajak yang dipikul oleh konsumen tetap sama dengan tarif pajak yang berlaku. Mekanisme pemungutan PPN tidak terlepas dari penerapan PPN di sebuahperusahaan terutama penerapannya pada PT. Mitra Tritunggal Sakti. Sebagai PKP( Pengusaha Kena Pajak ), perusahaan tersebut memperhatikan hal-hal berikut :

a. Pemungutan PPN sebesar 10 % atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).

b. Membuat faktur pajak pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).

c. Melakukan setoran pajak yang terutang ke kas negara selambatnya akhir bulanberikutnya sebelum pelaporan masa dilakukan.

d. Meyampaikan laporan perhitungan pajak dengan SPT Masa dalam jangkawaktu 30 hari setelah berakhirnya masa pajak.

e. Menyimpan Faktur Pajak baik PPN keluaran maupun masukan dengan rapi dantertib.

f. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenaiperolehan dan penyerahan BKP/JKP.

(10)

Jenis-jenis pajak yang dilaporkan oleh PT. Mitra Tritunggal Sakti adalah : 1. Pajak Pertambahan Nilai.

2. PPh Pasal 21 Ketentuan yang mengatur tentang pembayaran pajak dalamtahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima ataudiperoleh oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan. Pihak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah,dana pensiun, badan, perusahaaan, dan penyelenggaraan kegiatan.

3. PPh Pasal 23 Perusahaan memungut pajak atas penghasilan berupa imbalan jasa yang wajib dilakukan pemotongan pajak adalah jasa teknik, jasa manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, jasa service (perbaikan) dan lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

4. PPH Pasal 29 Merupakan Pajak terhadap Badan Usaha Tetap

4.2.2 Pencatatan Akuntansi PPN Keluaran dan PPN Masukan

 Pencatatan PPN Keluaran

Pencatatan atas penerimaan hasil penjualan tunai dilakukan dengan mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak Keluarannya.

Contoh : Pada Tanggal 10 Desember 2013 PT. Mitra Tritunggal Sakti melakukan penjualan tunai kepada PT. Matahari Putra Makmur sesuai dengan

(11)

no. faktur 010.900.13.0067859, maka jurnalnya sebagai berikut:

Kas Rp. 44.550.000

Penjualan Rp. 40.500.000 PPN keluaran Rp. 4.050.000

Atas penjualan secara tunai tersebut, PT. Mitra Tritunggal Sakti membuat Faktur Pajak Standar pada saat pengiriman dan diterimanya pembayaran yaitu saat melakukan penjualan tunai. Sedangkan, untuk penjualan secara kredit dicatat dengan mendebit perkiraan piutang dagang dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak Keluaran-nya.

Contoh : Pada tanggal 20 Desember 2013 PT. Mitra Tritunggal Sakti melakukan penjualan secara kredit kepada PT. Sumi Asih sebesar

Rp. 10.000.000. Atas penjualan tersebut maka dibuat jurnal : Piutang Dagang Rp. 11.000.000

Penjualan Rp. 10.000.000 PPN Keluaran Rp. 1.000.000 Pada saat terjadinya pelunasan pembayaran :

Kas Rp. 11.000.000

Piutang Dagang Rp. 11.000.000

Atas penjualan yang dilakukan dengan menerima uang muka, PT. Mitra Tritunggal Sakti belum mengakui PPN yang terutang karena dianggap belum melakukanpenyerahan Barang Kena Pajak (BKP). PPN yang terutang tersebut baru diakui pada saat dilakukan pelunasan dan pengiriman barang. Sebagai contoh, pada tanggal 15 Desember 2013 PT. Mitra Tritunggal sakti menerima

(12)

uang muka sebesar Rp. 10.500.000 atas barang pesanan. Dari transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :

Kas Rp. 10.500.000

Uang muka penjualan Rp. 10.500.000

Dari transaksi diatas, belum dikenakan PPN dari keseluruhan penjualan yaitu sebesar Rp. 20.000.000, apabila pada bulan Desember dilunasi seluruh sisa dari kekurangan pembayaran tersebut dan barang telah diterima, maka jurnalnya adalah seperti berikut :

Kas Rp. 11.500.000 Uang Muka Rp. 10.500.000

Penjualan Rp. 20.000.000 PPN Keluaran Rp. 2.000.000

 Pencatatan PPN Masukan

Pencatatan atas pembelian tunai dilakukan dengan mendebet persediaan dan PPN Masukan serta mengkredit perkiraan kas.

Contoh : Pada tanggal 05 Desember 2013, PT. Mitra Tritunggal Sakti melakukan pembelian kepada PT. Mitra Wahana sebesar Rp. 3.200.000 secara tunai. Hal ini sesuai dengan nomor faktur 0922. Maka jurnalnya sebagai berikut :

Persediaan Rp. 3.200.000 PPN Masukan Rp. 320.000

Kas Rp. 3.520.000

(13)

4.2.3 Prosedur Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI Selama Tahun 2013

Pencatatan jurnal yang dilakukan PT. Mitra Tritunggal Sakti terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk masa pajak bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Pada saat pembelian atas barang yang dapat dikreditkan PPN-nya, makajurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Aset XXX PPN Masukan XXX

Hutang XXX Masa Januari 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Januari : Piutang Dagang Rp. 3.058.229.160

PPN – Keluaran ( Januari ) Rp.278.020.832.

Penjualan Rp. 2.780.208.328.

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal Bank Rp. 3.058.229.160

Piutang Dagang Rp. 3.058.229.160 Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Januari :

Pembelian Rp. 2.750.755.000 PPN – Masukan ( Januari ) Rp. 275.075.500

Hutang Dagang Rp. 3.025.830.500

(14)

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Januari PPN Kurang bayar (Januari) Rp. 2.945.332

Bank Rp. 2.945.332

Masa Februari 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Februari :

Piutang Dagang Rp. 5.152.797.120

PPN – Keluaran (Februari) Rp. 468.436.101

Penjualan Rp. 4.684.361.019

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal

Bank Rp. 5.152.797.120

Piutang Dagang Rp. 5.152.797.12 Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Februari :

Pembelian Rp. 4.651.400.000

PPN – Masukan (Februari) Rp. 465.140.000

Hutang Dagang Rp. 5.116.540.000

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Februari : PPN kurang bayar ( Februari ) Rp. 3.296.101

Bank Rp. 3.296.101

Masa Maret 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Maret :

Piutang Dagang Rp. 3.897.868.160

PPN – Keluaran ( Maret ) Rp. 354.351.650

Penjualan Rp. 3.543.516.510

(15)

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal Bank Rp. 3.897.868.160

Piutang Dagang Rp. 3.897.868.160

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Maret :

Pembelian Rp. 3.501.007.000

PPN – Masukan ( Maret ) Rp. 350.100.700

Hutang Dagang Rp. 3.851.107.700

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Maret : PPN kurang bayar ( Maret ) Rp. 4.250.950

Bank Rp. 4.250.950

Masa April 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan April :

Piutang Dagang Rp. 3.695.680.910

PPN – Keluaran ( April ) Rp. 335.970.990

Penjualan Rp. 3.359.709.920

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal

Bank Rp. 3.695.680.910

Piutang Dagang Rp. 3.695.680.910

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan April :

Pembelian Rp. 3.340.625.000

PPN – Masukan ( April ) Rp. 334.062.500

Hutang Dagang Rp. 4.008.750.000

(16)

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan April : PPN kurang bayar ( April ) Rp. 1.908.490

Bank Rp. 1.908.490

Masa Mei 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Mei :

Piutang Dagang Rp. 3.537.618.430

PPN – Keluaran ( Mei ) Rp. 321.601.673

Penjualan Rp. 3.216.016.757

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal Bank Rp. 3.537.618.430

Piutang Dagang Rp. 3.537.618.430

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Mei : Pembelian Rp. 3.174.652.000 PPN – Masukan ( Mei ) Rp. 317.465.200

Hutang Dagang Rp. 3.492.117.200

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Mei : PPN kurang bayar ( Mei ) Rp. 4.136.473

Bank Rp. 4.136.473

Masa Juni 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Juni :

Piutang Dagang Rp. 2.169.320.970

PPN – Keluaran ( Juni ) Rp. 197.210.996

Penjualan Rp. 1.972.109.974

(17)

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal Bank Rp. 2.169.320.970

Piutang Dagang Rp. 2.169.320.970

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Juni : Pembelian Rp. 1.956.600.000 PPN – Masukan ( Juni ) Rp. 195.660.000

Hutang Dagang Rp. 2.152.260.000

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Juni : PPN kurang bayar (Juni) Rp. 1.550.996

Bank Rp. 1.550.996

Masa Juli 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Juli :

Piutang Dagang Rp. 2.165.613.060

PPN – Keluaran ( Juli ) Rp. 196.873.912

Penjualan Rp. 1.968.739.148

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal Bank Rp. 2.165.613.060

Piutang Dagang Rp. 2.165.613.060

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Juli : Pembelian Rp. 1.964.369.000 PPN – Masukan (Juli)Rp. 196.436.900

Hutang Dagang Rp. 2.160.805.900

(18)

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Juli : PPN kurang bayar ( Juli ) Rp. 437.012

Bank Rp. 437.012

Masa Agustus 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Agustus : Piutang Dagang Rp. 3.327.887.680

PPN – Keluaran ( Agustus ) Rp. 302.535.243

Penjualan Rp. 3.025.352.437

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal Bank Rp. 3.327.887.680

Piutang Dagang Rp. 3.327.887.680

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Agustus : Pembelian Rp. 3.019.315.000 PPN–Masukan (agustus) Rp. 301.931.500

Hutang Dagang Rp. 3.321.246.500

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Agustus : PPN kurang bayar ( Agustus ) Rp. 603.743

Bank Rp. 603.743

Masa September 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan September :

Piutang Dagang Rp. 3.370.805.870

PPN – Keluaran ( September ) Rp. 306.436.897

Penjualan Rp. 3.064.368.973

(19)

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal Bank Rp. 3.370.805.870

Piutang Dagang Rp. 3.370.805.870

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan September :

Pembelian Rp. 3.038.741.000

PPN – Masukan ( September )Rp. 303.874.100

Hutang Dagang Rp. 3.342.615.100

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan September:

PPN kurang bayar ( September ) Rp. 2.562.797

Bank Rp. 2.562.797

Masa Oktober 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Oktober :

Piutang Dagang Rp. 4.141.731.970

PPN – Keluaran ( Oktober ) Rp. 376.521.088

Penjualan Rp. 3.765.210.882

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal

Bank Rp. 4.141.731.970

Piutang Dagang Rp. 4.141.731.970

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Oktober :

Pembelian Rp. 3.726.684.500

PPN – Masukan ( Oktober ) Rp. 376.521.088

Hutang Dagang Rp. 4.103.205.588

(20)

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Oktober : PPN kurang bayar ( Oktober ) Rp. 3.852.638

Bank Rp. 3.852.638

Masa November 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan November :

Piutang Dagang Rp. 3.837.893.850

PPN – Keluaran ( November ) Rp. 348.899.441

Penjualan Rp. 3.488.994.409

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal

Bank Rp. 3.837.893.850

Piutang Dagang Rp. 3.837.893.850

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan November :

Pembelian Rp. 3.454.190.000

PPN – Masukan (November) Rp. 345.419.000

Hutang Dagang Rp. 3.803.089.441

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan November PPN kurang bayar ( November ) Rp. 3.480.441

Bank Rp. 3.480.441

Masa Desember 2013

Pencatatan untuk penjualan bulan Desember sesuai Perusahaan:

Piutang Dagang Rp. 3.314.819.084

PPN – Keluaran ( Desember ) Rp. 301.347.191

Penjualan Rp. 3.013.471.893

(21)

Pencatatan Penjualan yang benar :

Kas Rp. 11.500.000

Uang Muka Rp. 10.500.000 Piutang Dagang Rp. 3.292.819.084

PPN – Keluaran ( Desember ) Rp. 301.347.191

Penjualan Rp. 3.013.471.893

Dikarenakan ada Uang muka penjualan . Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal

Bank Rp. 3.292.819.084

Piutang Dagang Rp. 3.292.819.084

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Desember :

Pembelian Rp. 2.976.725.500

PPN – Masukan ( Desember) Rp. 297.672.550

Hutang Dagang Rp. 3.274.398.050

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Desember : PPN kurang bayar (Desember) Rp. 3.674.641

Bank Rp. 3.674.641

4.2.4 Prosedur Pencatatan Pembelian dan Penjualan

Berikut Merupakan Pencatatan penjualan dan pembelian pada PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI pada tahun 2013 dalam Laporan Laba rugi sebagai berikut

(22)

Tabel 4.2

PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI LAPORAN LABA - RUGI FISKAL PERIODE : JANUARI S/D DESEMBER 2013

( Dalam Rupiah )

PENDAPATAN :

PENJUALAN TAHUN 2013

37.882.060.250,00

HARGA POKOK PENJUALAN :

HARGA POKOK PENJUALAN

(36.514.573.550,00)

LABA BRUTO ………

1.367.486.700,00

BIAYA USAHA

BIAYA OPERASIONAL

BIAYA EXPEDISI/ANGKUT

281.636.000,00

BIAYA PERJALANAN DINAS

50.014.000,00 BIAYA TRANSPORT, TOL, PARKIR & BBM

72.867.400,00 BIAYA SPARE PART

KENDARAAN

27.551.400,00

BIAYA PENY. KENDARAAN

44.550.000,00

(476.618.800,00)

BIAYA ADM. & UMUM

BIAYA GAJI KARYAWAN

388.450.000,00 BIAYA HONORARIUM

KONSULTAN

20.100.000,00

BIAYA KEPERLUAN KANTOR

7.440.900,00

BIAYA LISTRIK

7.116.442,00

BIAYA TELEPON

22.193.540,00

BIAYA SEWA GEDUNG

22.222.222,00

BIAYA ADM. BANK

1.932.832,00

BIAYA PENYS. INVENTARIS

2.397.000,00

BIAYA PENYUSUTAN GEDUNG

34.865.000,00

BIAYA PBB

1.023.750,00

BIAYA PERIJINAN

4.169.500,00

(511.806.787,00)

TOTAL BIAYA USAHA ………

(988.425.587,00)

LABA / (RUGI) USAHA

379.061.113,00

PENDAPATAN SELISIH KURS

10.168.595,25

LABA / (RUGI) NETTO SEBELUM PAJAK

389.229.708,25

PAJAK PENGHASILAN

-

LABA NETTO SETELAH PAJAK …………

389.229.708,25

Sumber: PT. Mitra Tritunggal Sakti

(23)

Laporan Di atas menjelaskan tentang pencatatan penjualan dan pembelian dari PT. Mitra Tritunggal Sakti Tahun 2013

4.2.5. Mekanisme Pengkreditan Pajak serta Pelaporan SPT Masa PPN

Menurut peraturan perpajakan, pengkreditan pajak dapat dilakukan apabila PPN Masukannya dikategorikan sebagai PPN yang dapat dikreditkan dan bukan PPN yang tidak dikreditkan. PPN yang tidak dapat dikreditkan diantaranya dikarenakan faktur pajaknya merupakan fakturpajak sederhana, tidak berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan,faktur pajak fiktif, dan lain sebagainya.

Semua PPN Masukan yang telah perusahaan setor ke Kas Negaramerupakan PPN Masukan yang dapat dikreditkan. Langkah yang telah diambil oleh perusahaan sudah benar yaitu dengan cara melaporkannya pada masa pajak berikutnya setelah terjadinya transaksi agar PPN Masukan tersebut dapat mereka kreditkan dengan PPN Keluarannya.

Mekanisme atau cara pengkreditan pajak masukan yang dilakukan perusahaan yaitu berpedoman pada tanggal faktur pajak. Langkah yang dilakukan perusahaan sudah tepat, agar pencatatan tidak terlalu overstated atau understated pada bulan yang bersangkutan, walaupun batas pengkreditan pajak yaitu 3 bulan atau juga sepanjang perusahaan belum dilakukan pemeriksaan.

Dalam hal pelaporan SPT Masa PPNPT. Mitra Tritunggal Sakti telah melaporkan tepat waktu yaitu paling lambat setiap tanggal 30. Menurut penulis,

(24)

hal ini sudah baik karena perusahaan sudah termasuk dalam WP yang taat pajak dan tidak terkena sanksi apabila terlambat melaporkan.

4.3 Interpretasi

4.3.1 Evaluasi Atas pemungutan PPN Keluaran

Dalam melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP), PT. Mitra Tritunggal Sakti menerbitkan Faktur Pajak Standar sebagai bukti pemungutan pajak yang dibuat dan disertakan pada saat pengiriman BKP atau JKP tersebut ke pelanggan.

Atas penerbitan Faktur Pajak ini harus ditandatangani oleh Direktur Perusahaan Atau Kuasa yang ditunjuk .Apabila ada pelanggan baru yang melakukan pemesanan pada perusahaan, perusahaan menanyakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pelanggan baru tersebut kemudian disimpan dalam file perusahaan untuk digunakan pada transaksi-transaksi selanjutnya.Untuk penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau jasa Kena Pajak (JKP) oleh PT.

Mitra Tritunggal Sakti dapat digolongkan menjadi :

1. Penjualan Tunai, Faktur Pajak-nya dibuat pada saat terjadinya transaksi ataupada saat penyerahan BKP dan atau JKP.

2. Penjualan Kredit yang lebih dari 30 hari, Faktur Pajak-nya dibuat saatditerbitkan invoice yang akan disertakan pada saat pengiriman BKP danpaling lambat dilunasi satu bulan kemudian.

Faktur Pajak Standar PT. Mitra Tritunggal Sakti dibuat sebanyak 3 rangkap, yaitu:

a. Lembar ke-1 : Untuk penerima atau pembeli BKP dan atau JKP.

(25)

b. Lembar ke-2 : Untuk Penerbit Faktur Pajak sebagai penjual BKP dan atauJKP.

c. Lembar ke-3 : Untuk Arsip.

Tabel 4.3

Daftar Pajak Keluaran Pajak pertambahan Nilai (PPN) PT. Mitra Tritunggal Sakti Tahun 2013 (dalam rupiah)

NO

MASA PPN

PAJAK KELUARAN

1 JANUARI 278.020.832,00

2 FEBRUARI 468.436.101,00

3 MARET 354.351.650,00

4 APRIL 335.970.990,00

5 MEI 321.601.673,00

6 JUNI 197.210.996,00

7 JULI 196.873.912,00

8 AGUSTUS 302.535.243,00

9 SEPTEMBER 306.436.897,00

10 OKTOBER 376.521.088,00

11 NOPEMBER 348.899.441,00

12 DESEMBER 301.347.191,00

Sumber : PT. Mitra Tritunggal Sakti

Tabel diatas merupakan rekapitulasi Pajak keluaran yang telah di terbitkan PT.

Mitra Tritunggal Sakti Selama Tahun 2013.

4.3.2 Evaluasi atas pemungutan PPN Masukan

Pajak Masukan adalah PPN yang harus dibayar oleh PKP karena perolehan BKP dan JKP. Selanjutnya, akan diuraikan Pajak Masukan yang telah dibayar oleh PT.

Mitra Tritunggal Sakti yang timbul karen adanya pembelian BKP. Pada setiap perolehan BKP yang berupa pembelian barang dagangan , PT. Mitra Tritunggal Sakti menerima Faktur Pajak Standar dari PKP penjual yang dapatdigunakam sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan yang akan dibayar pada akhir

(26)

masa pajak. PPN atas perolehan BKP adalah berdasar Faktur Pajak dari PKP penjual. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pajak Masukanatas pembelian barang dagang ini dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama dengan dilakukannya pembelian. Untuk pembelian barang modal, pada saat barang-barang modal tersebut dibeli, dicatat sesuai dengan harga perolehannya yang mencakup harga beli, biaya kirim, serta biaya lain-lain bila ada. Di dalam harga perolehan, barang modal tersebut tidak termasuk PPN karena pembelian barang modal tersebut merupakan Pajak Masukan yang akan dikreditkan pada masa pajak yang sama dengan saat diperolehnya. Setiap akhir tahun, perusahaan memperhitungkan penyusutan atas aktiva tetap perusahaan. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus sedangkan lamanya aktiva tersebut disusutkan sesuai dengan taksiran umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh buku petunjuk aktiva tetap menurut peraturan perpajakan.

(27)

Tabel 4.4

Daftar Pajak Masukan Pajak pertambahan Nilai (PPN) PT. Mitra Tritunggal Sakti Tahun 2013 (dalam rupiah)

NO

MASA PPN

PAJAK MASUKAN

1 JANUARI 275.075.500,00

2 FEBRUARI 465.140.000,00

3 MARET 350.100.700,00

4 APRIL 334.062.500,00

5 MEI 317.465.200,00

6 JUNI 195.660.000,00

7 JULI 196.436.900,00

8 AGUSTUS 301.931.500,00

9 SEPTEMBER 303.874.100,00

10 OKTOBER 372.668.450,00

11 NOPEMBER 345.419.000,00

12 DESEMBER 297.672.550,00

Sumber : PT. Mitra Tritunggal Sakti

Data Tabel diatas merupakan rekapitulasi pajak masukan PT. Mitra Tritunggal Sakti selama tahun 2013.

4.3.3 Evaluasi atas penyetoran dan Pelaporan PPN

Penyetoran dan pelaporan pajak pertambahan nilai ( PPN ) yang telah dilakukan PT Mitra Tritunggal Sakti sudah sesuai dengan UU No 42 tahun 2009 pasal 15A tentang penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) yaitu pembayarannya dihitung atas selisih kurang bayar antara pajak keluaran dan pajak masukan yang sudah dibayarkan dengan SSP ( Surat Setor Pajak ) kepada Bank presepsi, pembayaran atau penyetoran sudah dilakukan sebelum akhir bulan

(28)

setelah bulan berikutnya. Sedangkan Pelaporannya juga dilakukan di tempat dimana PKP terdaftar melalui Surat Pemberitahuan ( SPT ) masa PPN atau

dengan istilah sekarang eSPT ( elektronik Surat Pemberitahuan Masa ) bersangkutan sebelum akhir bulan setelah bulan berikutnya. Sehingga tidak ada cacat pajak atas proses penyetoran maupun pelaporan yang dilakukan PT. Mitra Tritunggal Sakti.

Tabel 4.5

PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PPN TAHUN 2013

(dalam rupiah)

NO MASA PPN PPN KURANG LEBIH TANGGAL TANGGAL

PAJAK MASUKAN KELUARAN BAYAR BAYAR BAYAR LAPOR

1 JANUARI 275.075.500,00 278.020.832,00 2.945.332,00 - 16 Februari 2013 26 Februari 2013 2 FEBRUARI 465.140.000,00 468.436.101,00 3.296.101,00 - 20 Maret 2013 22 Maret 2013 3 MARET 350.100.700,00 354.351.650,00 4.250.950,00 - 22 April 2013 24 April 2013 4 APRIL 334.062.500,00 335.970.990,00 1.908.490,00 - 20 Mei 2013 23 Mei 2013 5 MEI 317.465.200,00 321.601.673,00 4.136.473,00 - 19 Juni 2013 24 Juni 2013 6 JUNI 195.660.000,00 197.210.996,00 1.550.996,00 - 17 Juli 2013 22 Juli 2013 7 JULI 196.436.900,00 196.873.912,00 437.012,00 - 22 Agustus 2013 23 Agustus 2013 8 AGUSTUS 301.931.500,00 302.535.243,00 603.743,00 - 17 September 2013 23 September 2013 9 SEPTEMBER 303.874.100,00 306.436.897,00 2.562.797,00 - 21 Oktober 2013 29 Oktober 2013 10 OKTOBER 372.668.450,00 376.521.088,00 3.852.638,00 - 21 Nopember 2013 25 Nopember 2013 11 NOPEMBER 345.419.000,00 348.899.441,00 3.480.441,00 - 17 Desember 2013 24 Desember 2013 12 DESEMBER 297.672.550,00 301.347.191,00 3.674.641,00 - 15 Januari 2014 22 Januari 2014

JUMLAH 3.755.506.400,00 3.788.206.014,00 32.699.614,00 -

Sumber : PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI

(29)

Tabel di atas menerangkan rekapan dari penyetoran danpelaporan Pajak yang dilakukan oleh PT. MitraTritunggal Sakti selama Tahun 2013, yang menjelaskan periode masa bersangkutan, tanggal pelaporan SPT Masa, Kompensasi kelebihan PPN Tahun Lalu/Bulan Lalu, Jumlah total Pajak Keluaran dan Masukan periode bersangkutan, dan kurang atau lebih bayar pada masa yang bersangkutan. Tabel berikut digunakan sebagai kontrol administrasi sebagai pembanding Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh PT. Mitra Tritunggal Sakti.

(30)

Tabel 4.6

PT. MITRA TRITUNGGAL SAKTI N E R A C A

PER - 31 DESEMBER 2013

( DALAM RUPIAH )

ASET

ASET LANCAR

K A S 13.947.700,00

PIUTANG USAHA 2.664.970.830,00

SEWA DIBAYAR DIMUKA 30.000.000,00

PERSEDIAAN BARANG 905.229.761,00

JUMLAH ASET LANCAR ……….. 3.614.148.291,00

ASET TETAP

INVENTARIS KANTOR 20.929.800,00

KENDARAAN 3.416.000.000,00

INSTALASI LISTRIK 580.287.000,00

SARANA & PRASARANA 158.664.545,00

4.175.881.345,00

AKUMULASI PENYUSUTAN (545.919.169,11)

NILAI BUKU ASET TETAP ……… 3.629.962.175,90

TOTAL AKTIVA ………. 7.244.110.466,90

KEWAJIBAN DAN MODAL

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

HUTANG USAHA 4.293.109.268,33

HUTANG BANK 118.322.830,57

HUTANG PAJAK 39.578.298,00

HUTANG PPN 3.674.641,00

HUTANG BIAYA 19.034.541,00

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

………. 4.473.719.578,90

M O D A L

MODAL USAHA S/D TAHUN 2013... 2.770.390.888,80

TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL

……… 7.244.110.466.9 0

Sumber: PT. Mitra Tritunggal Sakti

(31)

Pada laporan keuangan diatas menunjukan ppn yg masih menjadi hutang di tahun 2013 sebesar Rp. 3.674.641 yaitu kurang bayar PPn pada masa pajak Desember yang dibayar di bulan januari tahun 2014 sehingga di laporan tahun 2013 masih menjadi hutang ppn.

4.3.4 Evaluasi komponen dalam faktur pajak untuk transaksi yang bisa terjadi karena kesalahan.

Berdasarkan Surat pemberitahuan yang pernah diterima oleh PT. Mitra Tritunggal Sakti dari Kantor pelayanan Pajak ( KPP ) tentang pentingnya komponen yang melekat pada faktur pajak antara lain Nama, alamat, dan NPWP yang melakukan penyerahan atau pembelian BKP atau JKP, Jenis Barang atau Jasa,jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga, PPN yang dipungut, PPnBM yang dipungut, Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak, dan nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak.

Sehingga Wajib Pajak ( WP ) bisa meminimalkan kesalahan saat penginputan data maupaun pelaporannya, berdasarkan pengalaman yang ada di KPP masih banyak dari wajib pajak ( WP ) yang kurang memperhatikan komponen pelaporan yang ada di dalam Faktur Pajak.

PT. Mitra Tritunggal Sakti sudah melaksanakan beberapa perlakuan untuk meminimalisasikan kesalahan, yaitu dengan cara semua data yang telah diinput atau dimasukkan ke dalam program eSPT PPN 1111 antara lain Lampiran A2 atas rekapan dari Pajak Keluaran dan Lampiran B2 atas rekapan dari Pajak Masukan dicetak dan dilakukan rekonsil atau pencocokan dengan faktur pajak yang telah

(32)

dicetak yang telah dikeluarkan ke pembeli. Apabila semua komponen yang ada di Faktur pajak sudah sesuai dengan komponen yang dilaporkan, maka PT. Mitra Tritunggal Sakti baru melaporkannya. Sehingga kesalahan atas pelaporan Akibat kesalahan penginputan sedikit sekali dilakukan oleh PT. Mitra Tritunggal Sakti.

Ada kesalahan yang dilakukan perusahaan yaitu seharusnya sewaktu ada uang masuk sebagai uang muka perusahaan membuka faktur pajak, akan tetapi perusahaan hanya mencatatnya sebagai uang muka saja.

Referensi

Dokumen terkait

Bagian tubuh yang paling sering mengalami sakit pada penggunaan meja sortasi sebelum perancangan ulang adalah area punggung.. Pekerja melakukan sortasi biji kopi

Dari hasil pengelompokkan lingkup analisa dan tujuan pada Tabel III.4 dapat disimpulkan bahwa pertimbangan nomer IV.2 (kepastian lingkungan dan perjanjian (kontrak) dalam

Dengan dirumuskannya persamaan hubungan tingkat bagi hasil dan suku bunga sebagai variabel bebas, dan pengaruhnya terhadap DPK deposito mudharabah sebagai

Adanya asam oksalat pada kulit nanas dapat meningkatkan fotoreduksi ion Cu(II) yang relatif tinggi karena asam oksalat dapat mencegah rekombinasi elektron dengan radikal OH,

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif-diskriptif. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data

Para Amino Benzoat Acid (PABA) untuk sintesis asam folat yang dierlukan dalam sintesis protein dan asam nukleat, PABA memiliki struktur seperti sulfur, apabila

Berikut ini diberikan pengertian dari suatu modul. Bagaima- napun hal ini, karena F [x] bukan suatu lapangan dua perkalian yang diberikan tidak bisa mengubah V sebagai suatu

Pengamatan secara langsung dalam proses produksi lampu yang ada di perusahaan dilakukan untuk mengidentifikasi waste yang ada pada perusahaan sehingga diketahui