• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Pendidikan 23

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Artikel Pendidikan 23"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA

DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS

KALIMANTAN TENGAH

Oleh :

Alpiana

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram

Abstrak: Seiring dengan kemajuan industri pertambangan, mendorong perkembangan investasi di sektor

pertambangan. Sehingga banyak bermunculan perusahaan pertambangan khususnya di tambang batubara.

Salah satunya adalah di PT. Bumi Bara Kencana yang berdasarkan hasil eksplorasi memiliki daerah

keprospekan seluas 350 Ha. Penelitian ini dilakukan karena PT. BBK belum memiliki rancangan urutan

penambangan. Rancangan penambangan yang dibatasi oleh blok seluas 350 Ha pada blok utara dengan target

produksi 50.000 ton/bulan. Sehingga saat ini diperlukan suatu rancangan penambangan dengan

mempertimbangkan stripping ratio (SR) berkisar 5 yang telah disesuaikan dengan Break Even Stripping

Ratio (BESR) sebesar 6,2 sehingga rencana penambangan yang dibuat masih berada pada kondisi yang

menguntungkan. Rancangan penambangan ini akan digunakan oleh PT. Bumi Bara Kencana sebagai

tambang perintis untuk wilayah Masaha. Jika pada akhir periode didapatkan hasil yang sesuai dengan

harapan, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan rancangan penambangan yang lebih luas. Metode

penelitian yang digunakan yaitu studi literatur, pengumpulan data di lapangan dan pengolahan data. Dimana

pengolahan data menggunakan software autoCAD dan penampakan tiga dimensi untuk mengetahui bentuk

penambangan yang akan dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga lapisan batubara, dengan

menggunakan metode penambangan terbuka, dimana Geometri lereng penambangan akhir yang ditetapkan

oleh PT Bumi Bara Kencana adalah tinggi jenjang individu 6 m, lebar jenjang pengaman 4 m, lebar jenjang

kerja 13 m, dengan single slope 70º overall slope 44º. Lebar total jalan angkut tambang pada jalan lurus

adalah 13 m, lebar jalan angkut pada tikungan 15 m. Geometri jalan tambang yang ditentukan oleh PT. Bumi

Bara Kencana didasarkan pada rencana produksi dan juga penggunaan alat gali, muat dan angkut. Kegiatan

penambangan akan dilakukan selama 3 tahun. Penambangan tahun ke-1 dilakukan pada seam 1,2 dan 3

dengan elevasi pit bottom 72 mdpl, batubara yang tertambang adalah 608.176 ton dengan overburden

2.410.493 bcm dan SR 3,96:1. Penambangan tahun ke-2 dilakukan pada seam 1, 2 dan 3 dengan elevasi pit

bottom 54 mdpl, batubara yang tertambang adalah 608.721 ton dengan over burden 2.564.977 bcm dan SR

4,21:1. Penambangan tahun ke-3 dilakukan pada seam 1, 2 dan 3 dengan elevasi pit bottom 32 mdpl,

batubara yang tertambang adalah 604.357 ton dengan overburden 2.504.983 bcm dan SR 4.14:1. Total

perolehan sumberdaya sebesar 1.821.254 ton.

Kata kunci : Stripping ratio, pit bottom, tinggi jenjang, lebar jenjang,single slope, overall slope

PENDAHULUAN

PT. Bumi Bara Kencana merupakan perusahaan

swasta

nasional

yang

bergerak

di

bidang

pertambangan batubara dan merencanakan untuk

membuka tambang batubara di wilayah eksplorasi

KP PT. BBK. Wilayah KP eksplorasi ini berada di

daerah

Masaha,

Kecamatan

Kapuas

Hulu,

Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah,

seluas 5000 Ha. KP PT. BBK dibagi menjadi dua

blok yaitu, blok utara dan blok selatan. Dimana

berdasarkan

laporan

hasil

eksplorasi

daerah

prospeknya seluas 350 Ha yang kemudian diberi

nama blok utara Masaha.

Penelitian ini dilakukan karena PT. BBK belum

memiliki

rancangan

urutan

penambangan.

Rancangan penambangan yang dibatasi oleh blok

seluas 350 Ha pada blok utara dengan target

produksi 50.000 ton/bulan. Sehingga saat ini

diperlukan suatu rancangan penambangan dengan

mempertimbangkan stripping ratio (SR) berkisar 5

yang telah disesuaikan dengan Break Even Stripping

Ratio (BESR) sebesar 6,2 sehingga rencana

penambangan yang dibuat masih berada pada

kondisi

yang

menguntungkan.

Rancangan

penambangan ini akan digunakan oleh PT. Bumi

Bara Kencana sebagai tambang perintis untuk

wilayah Masaha. Jika pada akhir periode didapatkan

hasil yang sesuai dengan harapan, maka akan

dilanjutkan

dengan

pembuatan

rancangan

penambangan yang lebih luas.

(2)

selama 3 tahun yaitu mulai dari tahun 2009 sampai

tahun 2011 dengan sasaran produksi tambang

sebesar 50.000 ton/bulan mulai dari titik awal

hingga batas akhir penambangan.

TINJAUAN PUSTAKA

a. Rencana Penambangan dan Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pemilihan

Metode

Penambangan Batubara Secara Terbuka

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

metode penambangan batubara secara terbuka,

antara lain :

1.

Kondisi Topografi

Kondisi

topografi

lokasi

penambangan

merupakan satu parameter penting pemilihan

metode penambangan batubara secara terbuka.

Metode penambangan yang diterapkan untuk

kondisi topografi yang berupa perbukitan akan

berbeda dengan metode penambangan yang

diterapkan untuk kondisi topografi yang datar.

2.

Karakteristik Endapan Batubara

Karakteristik

endapan

batubara

akan

mempengaruhi pemilihan metode penambangan,

terutama menyangkut dimensi endapan batubara

yang akan berpengaruh terhadap ketebalan

lapisan overburden.

3.

Ketebalan Lapisan Overburden dan Interburden

Endapan batubara yang terletak cukup dalam

akan menyebabkan lapisan overburden atau

interburden pada daerah penambangan menjadi

tebal. Lapisan overburden yang tebal akan

mempengaruhi pemilihan metode penambangan

terutama

menyangkut

keberadaan

endapan

batubara yang masih dapat ditambang secara

ekonomis.

b. Sistem

Penambangan

Batubara

Secara

Terbuka

Sistem penambangan secara terbuka untuk

endapan batubara terdiri dari beberapa metode

penambangan. Penentuan metode penambangan

tersebut akan dipengaruhi oleh kondisi topografi

lokasi penambangan, karakteristik endapan batubara

serta ketebalan lapisan overburden. Umumnya di

Indonesia metode penambangan yang digunakan

adalah metode strip mine karena topografinya yang

berbukit-bukit, endapan batubara yang cenderung

berada di bawah permukaan tanah serta overburden

yang relatif tebal.

c. Nisbah Pengupasan (Stripping Ratio)

Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara

volume overburden yang harus dipindahkan (bcm)

untuk setiap satu ton batubara yang ditambang. Hasil

suatu perancangan pit akan menentukan jumlah

volume overburden dan tonase batubara yang

mengisi pit. Perbandingan antara overburden dan

batubara

tersebut

akan

memberikan

nisbah

pengupasan total suatu pit (lihat gambar)

SR =

) ( ) ( ton Batubara Tonase bcm Overburden Volume

Gambar 1 Perbandingan Overburden dan atubara

(Stripping Ratio)

Selain pengertian stripping ratio diatas dikenal

pula istilah Break Even Stripping Ratio (BESR)

yaitu dimana biaya yang dihasilkan dari penjualan

batubara habis untuk biaya operasi penambangan

tersebut atau dengan kata lain, keuntungan yang

diperoleh dari kegiatan penambangan batubara

impas dengan biaya penambangannya. Secara umum

BESR dapat dirumuskan sebagai berikut:

BESR =

Stripping Biaya

Perolehan

BESR=

Stripping ratio berbanding terbalik dengan

keuntungan. Apabila menambang dengan batasan

BESR maka tidak diperoleh keuntungan dan tidak

pula mengalami kerugian. Apabila menambang

dengan ketentuan stripping ratio lebih kecil dari

BESR maka diperoleh keuntungan dan semakin

kecil stripping ratio yang diterapkan maka

keuntungan

yang

diperoleh

semakin

besar.

Sebaliknya, apabila menambang dengan ketentuan

stripping ratio lebih besar dari BESR maka akan

mengalami kerugian dan semakin besar stripping

ratio yang diterapkan maka kerugian yang diderita

pun akan semakin besar.

Besarnya stripping ratio yang diterapkan oleh

perusahaan berbeda-beda tergantung dari beberapa

hal diantaranya harga batubara pada saat itu, biaya

penambangan,

biaya

stripping

dan

besarnya

keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

d. Tahapan Penambangan (Pushback)

Tahapan

penambangan

(lihat

Gambar)

merupakan bentuk-bentuk penambangan (mineable

geometris) yang menunjukan bagaimana suatu pit

akan ditambang dari titik awal masuk hingga bentuk

akhir pit. Pentahapan penambangan disebut juga

dengan nama sequence, pushback, phase, slice, dan

(3)

Gambar 2. Tahapan Penambangan

Tujuan dari pentahapan penambangan adalah

untuk menyederhanakan seluruh volume yang ada

dalam

overall

pit

ke

dalam

unit-unit

pit

penambangan

yang

lebih

kecil,

sehingga

memudahkan penanganannya. Dalam merancang

tahapan penambangan, parameter waktu harus

diperhitungkan, karena waktu merupakan parameter

yang sangat berpengaruh dalam suatu penjadwalan

tambang

(mine

scheduling)

untuk

dapat

mengoptimalkan sasaran produksi.

Pada

tahap

perencanaan,

pada

awalnya

diusahakan untuk mengkaitkan hubungan antara

geometri penambangan dengan geometri perlapisan

batubara. Dengan mempelajari tingkat perlapisan

batubara dan topografi maka akan diperoleh suatu

jalan untuk membuat strategi pengembangan pit

secara logis dalam waktu yang relatif singkat.

Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang

secara baik akan memberikan akses ke semua daerah

kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup

untuk operasi peralatan kerja tambang secara efisien.

Salah

satu

hal

terpenting

adalah

untuk

memperlihatkan minimal satu jalan angkut untuk

setiap pushback. Hal tersebut dilakukan untuk

memperhitungkan jumlah material yang terlibat dan

kemungkinan akses jalan angkut ke seluruh

permukaan kerja.

METODE DAN HASIL PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan yaitu studi

literatur, pengumpulan data di lapangan dan

pengolahan

data.

Dimana

pengolahan

data

menggunakan software autoCAD dan penampakan

tiga dimensi untuk mengetahui bentuk penambangan

yang akan dilakukan.

Berdasarkan data penyebaran batubara, dan

batasan

ketebalan

batubara,

maka

kegiatan

penambangan PT. Bumi Bara Kencana akan

dilakukan pada blok utara Masaha.

Penambangan akan di mulai dari Barat menerus

ke

Timur.

Pemilihan

ini

didasarkan

pada

pertimbangan geologis dan operasional yang

memudahkan panambangan, yaitu:

Mempunyai ketebalan 1,5 – 2,85 meter

Mempunyai jarak pengangkutan batubara yang

dekat dengan jalan loging.

Mempunyai nisbah kupas rata-rata (stripping

ratio atau SR) maksimal 5 : 1

Mempunyai batubara dengan kualitas baik

dengan nilai kalori antara 5800-6.200 kkal/kg.

a. Bentuk dan Karakteristik Endapan Batubara

serta Lapisan Penutup

Lapisan batubara yang ada terdiri dari 3 (tiga)

kelompok lapisan, yaitu seam 1 (tebal 1,5 meter), 2

(tebal 1,85 meter), dan seam 3 (tebal 2,85 meter).

Lapisan penutup di atas lapisan batubara dan

interburden didominasi oleh batupasir kuarsa, serpih

(shale), dan batulempung. Adapun kemiringan sudut

kemiringan perlapisan yang relatif datar (< 20

o

).

Lokasi penelitian mempunyai topografi yang

berbukit-bukit,

dimana

endapan

batubaranya

mempunyai strike/dip N218°E/12°dan terdapat 3

lapisan batubara serta lapisan overburden yang tebal

(lihat Gambar)

Gambar 3. Penampang Sayatan A-A’

b. Sistem Penambangan

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan

batubara

serta

lapisan

penutupnya,

sistem

penambangan yang akan diterapkan adalah sistem

tambang

terbuka

(strip

mine).

Kegiatan

penambangan yang dilakukan secara umum adalah

pembersihan lahan (land clearing), pengupasan

tanah pucuk, penggalian lapisan penutup, dan

penggalian batubara. Pada saat pembersihan lahan

dan

pengupasan

tanah

pucuk,

dilakukan

penumpukan tanah pucuk di suatu tempat sementara

yang aman dari kegiatan penambangan agar

nantinya dapat dimanfaatkan kembali dalam

pelaksanaan reklamasi.

c. Geometri Jenjang Penambangan

(4)

Pembuatan geometri jenjang penambangan yang

direkomendasikan adalah sebagai berikut:

Untuk tinggi jenjang sebesar 6 meter.

Untuk lebar jenjang sebesar 4 meter.

Untuk lebar jenjang kerja sebesar 13 meter

Sudut lereng jenjang (individual slope) sebesar

70

0

dan sudut lereng total (overall slope) sebesar

44° (lihat Gambar).

d. Rancangan Tambang (Pit Design)

Dari semua hasil uraian diatas, maka pembuatan

rancangan

teknis

penambangan

memerlukan

parameter penting antara lain :

1.

Sasaran produksi 50.000 ton perbulan

2.

Stripping ratio maksimal 5 : 1

3.

Nilai kalori batubara 5800-6.200 kkal/kg.

4.

Losses batubara sebesar 5%

5.

Rekomendasi untuk tinggi jenjang (6 m)

6.

Rekomendasi untuk lebar jenjang (4 m)

7.

Rekomendasi untuk lebar jenjang kerja (13 m)

8.

Rekomendasi untuk single slope 70° dan overall

slope 44°

9.

Kemiringan (grade) jalan tambang (8%)

10.

Lebar jalan tambang lurus (13 m)

11.

Lebar jalan tambang pada tikungan (15m)

e. Rancangan Penambangan Tahun 2009

Berdasarkan rancangan penambangan untuk

tahun 2009 maka rencana overburden yang bisa

dipindahkan adalah sebesar 2.410.493.25 bcm

dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)

sebesar 608.176 ton. Perbandingan antara rencana

pemindahan overburden dengan rencana penggalian

batubara (lihat Tabel 4.1) adalah sebesar 3.96 : 1

(plan stripping ratio). Dengan elevasi pit bottom

adalah 72 mdpl dan jarak tempuh lokasi

penambangan di pit ke temporary stockpile adalah ±

673 m.

Tabel 1. Jumlah

Penggalian

Overburden

dan

Batubara Tahun 2009

Kapasitas Penggalian Stripping

Seam Overburden Batubara Ratio

(bcm) (ton) (bcm/ton)

A, B, C

Total 2.410.493,25 608.176,68 3,96 : 1

f. Rancangan Penambangan Tahun 2010

Berdasarkan rancangan penambangan untuk

tahun 2010 maka rencana overburden yang bisa

dipindahkan adalah sebesar 2.564.977,50 bcm

dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)

sebesar 608.721,31 ton. Perbandingan antara

rencana pemindahan overburden dengan rencana

penggalian batubara (lihat Tabel 4.2) adalah sebesar

4.21 : 1 (plan stripping ratio). Dengan elevasi pit

bottom adalah 54 mdpl dan jarak tempuh lokasi

penambangan di pit ke temporary stockpile adalah ±

854 m.

Tabel 2. Jumlah

Penggalian

Overburden

dan

Batubara Tahun 2010

Kapasitas Penggalian Stripping

Seam Overburden Batubara Ratio

(bcm) (ton) (bcm/ton)

A, B, C

Total 2.564.977,5 608.721,31 4.21 : 1

g. Rancangan Penambangan Tahun 2011

Berdasarkan rancangan penambangan untuk

tahun 2011 maka rencana overburden yang bisa

dipindahkan adalah sebesar 2.504.983,13 bcm

dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)

sebesar 604.357,28 ton. Perbandingan antara

rencana pemindahan overburden dengan rencana

penggalian batubara (lihat Tabel ) adalah sebesar

4.14 : 1 (plan stripping ratio). Dengan elevasi pit

bottom adalah 32 mdpl dan jarak tempuh lokasi

penambangan di pit ke temporary stockpile adalah ±

1059 m.

Tabel 3. Jumlah

Penggalian

Overburden

dan

Batubara Tahun 2011

Kapasitas Penggalian Stripping

Seam Overburden Batubara Ratio

(bcm) (ton) (bcm/ton)

A, B, C

Total 2.504.983,13 604.357,28 4.14: 1

h. Perhitungan Produksi Penambangan

Berdasarkan perhitungan produksi penambangan

maka overburden yang bisa digali adalah sebesar

7.480.453 bcm dengan penggalian batubara (coal

exposed) sebesar 1.821.254 ton. Perbandingan antara

rencana penggalian overburden dengan rencana

penggalian batubara (stripping ratio) adalah sebesar

5 : 1

Tabel 4. Rencana

Produksi

Penambangan

Overburden dan Batubara

Kapasitas Penggalian Stripping

No Tahun Overburden Batubara Ratio

(5)

i. Jalan Tambang (ramp)

Jalan tambang disiapkan untuk untuk dua jalur

pengangkutan dump truck berkecepatan maksimum

35 km/jam. Kecepatan dump truck bermuatan di

tikungan tidak boleh lebih dari 25 km/jam. Dimensi

jalan yang diterapkan pedoman lebar jalan angkut

merekomendasikan 4 kali lebar alat angkut terbesar.

Perhitungan :

1)

Lebar

= 13 m

Lebar jalan pada belokan = 15 m

Kemiringan jalan

= 8 %.

2) Turning radius untuk alat angkut dengan berat

total 20-100 ton minimum 7m dan Turning

radius yang dipakai

= 10 m

3)

Untuk turning radius 10 m dan kecepatan

maksimum pada belokan

±

25 km/jam, maka

super elevasi (e) yang disarankan = 0,04 (m/m)

4)

Jika h = beda tinggi sisi luar dibandingkan sisi

dalam pada tikungan,

maka untuk lebar jalan 13 m,

h

= 13 m x 0,04 (m/m)

= 0,52 m `

5) Lebar ramp

Gambar 5. Dimensi

jalan

Tambang

Pemilihan

Spesifikasi Peralatan Utama

Pertimbangan pemilihan peralatan spesifikasi

teknis peralatan utama adalah :

1)

Karakteristik lapisan batubara dan lapisan

penutup

2)

Aspek teknis dan ekonomis

3)

Dukungan teknis yang mencakup pelayanan

purna jual dari perusahaan yang menyediakan

peralatan.

Gambar 6. Super Elevasi Jalan Tambang

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka

pada operasi penambangan batubara ini, akan

digunakan alat-alat sebagai berikut :

Tabel 5. Jenis Peralatan Utama Penambangan

j. Kebutuhan Bulldozer

Bulldozer

merupakan

alat

mekanis

yang

menggunakan tractor sebagai penggerak utamanya

(prime mover) yang dilengkapi dengan blade.

Bulldozer dirancang sebagai alat berat yang diberi

kemampuan

untuk

mendorong

ke

muka.

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bulldozer

D 10R didapat jumlah kebutuhan bulldozer D 10R

seperti terlihat pada (Lihat pada Lampiran K)

Tabel 6. Kebutuhan Bulldozer

k. Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut

Perhitungan

alat

muat

dan

alat

angkut

overburden serta alat muat dan alat angkut batubara

diperhitungkan berdasarkan beberapa parameter

yang harus diketahui terlebih dahulu, antara lain:

1)

Rencana produktifitas alat gali muat yang

diperoleh dengan membagi rencana produksi alat

gali muat selama periode waktu tertentu dengan

jumlah jam kerja selama periode waktu tertentu

(Pm).

2)

Rencana produktifitas alat angkut per jam (Pa).

) / ( ) / ( ) ( jam bcm Pa jam bcm Pm n angkut alat Jumlah =

Berdasarkan hasil perhitungan maka didapat

jumlah kebutuhan alat muat dan alat angkut

overburden dan batubara.

(6)

Tabel 7. Jumlah Kebutuhan Alat Muat dan Alat

Angkut

SIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, maka

dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :

1.

Terdapat 3 lapisan batubara, yaitu seam 1, 2, dan

3.

2.

Sistem

penambangan

menggunakan

sistem

tambang terbuka.

3.

Tinggi jenjang 6 m dan lebar jenjang 4 meter

dengan kemiringan jenjang 70

o

sesuai dengan

Keputusan Menteri No. 555 tahun 1995.

4.

Rancangan penambangan pada :

tahun ke-1, overburden yang harus dikupas

2,410,493.25 BCM dan batubara tertambang

adalah 608,176.68 ton. Stripping ratio 3.96 :

1.

Tahun ke-2, overburden yang harus dikupas

2,564,977.50 BCM dan batubara tertambang

adalah 608,721.31 ton. Stripping ratio 4.21 :

1.

Tahun ke-3, overburden yang harus dikupas

2,504,983.13 BCM dan batubara tertambang

adalah 604,357.28 ton. Stripping ratio 4.14: 1

5.

Arah penambangan batubara dari Barat Laut ke

Tenggara

untuk

daerah

Masaha

hingga

kedalaman 32 mdpl.

6.

Alat

yang

digunakan

untuk

kegiatan

pembongkaran dan pemuatan batubara adalah

backhoe tipe Komatsu PC 200-6 dengan

kapasitas bucket 0,93 m

3

, sedangkan alat

angkut yang digunakan adalah dump truck tipe

Hino FM 260JM dengan kapasitas 20 ton.

7.

Alat yang digunakan untuk pembersihan lahan

(land clearing) adalah bulldozer Cat D 10R,

untuk pembongkaran overburden digunakan

backhoe tipe Komatsu PC 400-6 dengan

kapasitas bucket 1,8 m

3

, sedangkan untuk

pengangkutan overburden digunakan dump truck

tipe Hino FM 260JM dengan kapasitas 20 ton.

DAFTAR PUSTAKA

Adisoma G, (1998), Pengantar Perencanaan

Tambang,

Direktorat

Jenderal

Pertambangan

Umum

Departemen

Pertambangan Dan Energi.

Adisoma G, (1998), Perencanaan Berdasarkan

Waktu, Teknik Pertambangan Institut

Teknologi Bandung.

Arif I, (1998), Dasar-Dasar Perencanaan Tambang,

Teknik

Pertambangan

Institut

Teknologi Bandung.

Arif

I,

(1996),

Tambang

Terbuka,

Teknik

Pertambangan

Institut

Teknologi

Bandung.

Dewantara KP, (2006), Rancangan Push Back

Penambangan Batubara Blok 441 PT.

Nusantara Thai Coal di daerah Mampun

Povinsi

jambi,

Jurusan

Teknik

Pertambangan,

UPN

”Veteran”

Yogyakarta.

Lidana E, (2005), Perancangan Penambangan

Endapan Batubara PT. Anugerah Mulya

Barito

Timur,

Jurusan

Teknik

Pertambangan,

UPN

”Veteran”

Yogyakarta.

Sulistyana W, (2007), Modul Praktikum Simulasi

dan

Komputasi,

Jurusan

Teknik

Pertambangan,

UPN

”Veteran”

Yogyakarta, Yogyakarta.

Sulistyana W, (2007), Perencanaan Tambang,

Jurusan Teknik Pertambangan, UPN

”Veteran” Yogyakarta, Yogyakarta.

Yanto Indonesianto, (2005), Pemindahan Tanah

Mekanis,

Jurusan

Teknik

Pertambangan,

UPN

”Veteran”

Yogyakarta, Yogyakarta.

(2007), Laporan Studi Kelayakan

Pertambangan Batubara, PT. Bumi

Gambar

Gambar 4. Rancangan  Geometri  Jenjang  Penambangan
Tabel 1.   Jumlah  Penggalian  Overburden  dan  Batubara Tahun 2009
Gambar 5.  Dimensi  jalan  Tambang  Pemilihan  Spesifikasi Peralatan Utama
Tabel 7.   Jumlah  Kebutuhan  Alat  Muat  dan  Alat  Angkut

Referensi

Dokumen terkait

Dari empat kategori kota (metropolitan, besar, sedang, kecil) semua menunjukkan terjadinya penurunan nilai kebersihan secara drastis.. Artinya dengan tamatnya Program

Sebagai norma umum dan terbuka, ketentuan dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana tersebut memang dapat dipaksakan untuk diterapkan terhadap insan pers, yang

Basil dari proses pelayuan dan penggilingan adalah bubuk daun teh yang mempunyai ukuran lebih kecil dari uku- ran daun semula, dengan tujuan untuk reaksi

Data primer antara lain berupa data material bawah permukaan hasil dari pendugaan geolistrik yang dikorelasikan dengan nilai permeabilitas (Tabel 1) sebagai perhitungan

Dari berbagai hal yang mempengaruhi kinerja guru, peneliti batasi hanya berkisar pada variabel Kompensasi Guru, Kepuasan Kerja dan kinerja mengajar guru di Madrasah

1) Banyaknya aliran dalam kehidupan beragama dan kepercayaan telah mengakibatkan timbulnya sikap militan negatif yang cenderung menimbulkan pertentangan SARA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Kemudian bagian administrasi penjualan membuat Surat Konfirmasi Order (SKO) yang berisi nama perusahaan pelanggan, nomor PO pelanggan, tanggal pemesanan, nomor SKO, jenis barang