Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 2 – Segmen 1)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
1
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
2
Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 2 – Segmen 2)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
3
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
4
2.1.1. PENGANTAR TEORI PERMINTAAN
Untuk permintaan, ada banyak faktor yang menentukan kuantitas energi yg akan dibeli konsumen energi. Faktor utama yg menentukan adalah harga energinya.
Hukum Permintaan (Law of Demand): Apabila faktor-2 lain yg berpengaruh tetap, maka kuantitas permintaan energi akan naik pada waktu harga energi turun
Faktor-2 lain yg berpengaruh dianggap (asumsi) tetap
àceteris paribus (cet. par.)
Kurva permintaan (Demand Function) menunjukkan harga energi (P) pada sumbu Y dan kuantitas pada sumbu X (Q)
5
Kesediaan Membayar Konsumen
6
Kurva Permintaan (D) à karakter konsumen (ceteris paribus, Cet.
Par.) à Harga (P) yang lebih tinggi, konsumen membeli (Q) lebih sedikit dan demikian sebaliknya. Contoh pada Harga A, konsumen hanya bersedia membeli barang dengan kuantitas C.
B
C A
O P
Q
Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 2 – Segmen 3)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
7
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori
2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
8
2.1.2. FUNGSI PERMINTAAN
9
P
Q
D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb)
10
Kurva Permintaan (D) à tidak harus garis lurus à tergantung dari behaviour/karakter konsumen dalam hal ini.
P
QDD1o
11
Permintaan Barang: QD = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb) QD = permintaan (demand)
f = fungsi
Po = harga energi itu sendiri Ps = harga energi substitusi Pk = harga energi komplemen
Pop = pertumbuhan (jumlah) penduduk Y = pertumbuhan (jumlah) pendapatan dlsb = faktor lain yang berpengaruh
Efek perubahan faktor permintaan energi terhadap kuantitas energi
Jika Po + à QD - Jika Ps + à QD + Jika Pk+ à QD - Jika Y + à QD + Jika Pop + à QD +
12
P
Q
D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb)
Pendapatan (Total Revenue, TR)
Kurva Permintaan Pasar
4 8 Q Q
Demand A + Demand B = Demand Pasar
P
2.00
3 1.00
5 Q
P
2.00 1.00
Pada harga (P) 2.00, Demand (Q) A adalah 4
Pada harga (P) 2.00, Demand (Q) B adalah 3
Sehingga Demand (Q) Market pada harga (P) 2.00, adalah 7 Pada harga (P) 1.00,
Demand (Q) A adalah 8 Pada harga (P) 1.00, Demand (Q) B adalah 5
Sehingga Demand (Q) Market pada harga (P) 1.00, adalah 13
Kurva Permintaan Pasar adalah penjumlahan horizontal dari kurva permintaan masing-masing individu
P
2.00
7 1.00
13
Perubahan Harga Substitusi (Ps)
Kenaikan harga Substitusi (Ps) à kenaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan harga Substitusi (Ps) à menurunkan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.
14
P
O
D0 D1
Q D2
Ps - Ps +
Perubahan Harga Komplemen (Pk)
Kenaikan harga Komplemen (Pk) à menurunkan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan harga Komplemen (Pk) à menaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.
15
P
O
D0 D2
D1 Q Pk +
Pk -
Perubahan Populasi (Pop)
Kenaikan Populasi (Pop) à kenaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan Populasi (Pop) à penurunan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.
16
P
O
D0 D1
Q D2
Pop -
Pop +
Perubahan Pendapatan (Y)
Kenaikan pendapatan (Y) à kenaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan pendapatan (Y) à menurunkan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.
17
P
O
D0 D1
Q D2
Y - Y +
Choke Price (Backstop Price)
Choke Price adalah tingkat harga dengan teknologi tertentu yang memungkinkan terjadinya peralihan bentuk dari energi lama ke energi substitusi.
Tingkat Permintaan Minyak Tiap Kuartal
Tingkat permintaan minyak tiap kuartal memenuhi empat perbedaan musim di negara konsumen.
Kilang di negara-negara dengan empat musim harus lebih luwes dalam menghasilkan yield BBM sesuai permintaan tiap musim.
FUNGSI PERMINTAAN
20
Qo Po PS PK Pop GDP
Qo1 Po1 PS1 PK1 Pop1 GDP1
Qon Pon PSn PKn Popn GDPn
1. Kumpulkan data setiap variabel (variabel bebas dan variabel terikat) dari t = 1 à t = n
2. Gunakan pendekatan statistik (Ekonometrik) untuk mendapatkan fungsi permintaan à Qo = f (Po; Ps; Pk, Pop; Y) 3. Tes statistik à good fit
4. Gunakan untuk kepentingan analisa permintaan
Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 2 – Segmen 4)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
21
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan
2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
22
2.1.3. ELASTISITAS PERMINTAAN
Elastisitas adalah indikator yg menunjukkan sensitivitas dari kuantitas permintaan berubah terhadap faktor-2 yg berpengaruh terhadap permintaan.
Elastisitas permintaan (
ed) dinyatakan dalam bilangan absolut = % perubahan permintaan thdp % perubahan faktor-2 yang berpengaruh thdp permintaan
ed
> 1
àelastis (= tdk terhingga
àelastis sempurna)
ed= 1
àUnity
ed
< 1
àinelastis (= 0
àinelastis sempurna)
23
24
Elastisitas permintaan terhadap harga
e
dpo = % perubahan permintaan =% perubahan harga
D Qd / Qd D P / P =
D QdP D P Qd =
¶ Qd P
¶ P Qd
Elastisitas permintaan terhadap pendapatan
e
dy = % perubahan permintaan =% perubahan pendapatan
D Qd / Qd D Y / Y =
D QdY D Y Qd =
¶ QdY
¶ Y Qd
Elastisitas permintaan terhadap harga substitusi
e
dps = % perubahan permintaan% perubahan harga substitusi = D Qd / Qd D Ps/ Ps =
D Qd Ps D Ps Qd =
¶ Qd Ps
¶ Ps Qd
Elastisitas permintaan terhadap populasi
e
dPop = % perubahan permintaan =% perubahan populasi
D Qs / Qs D Pop / Pop =
DQsPop D Pop Qs=
¶Qs Pop
¶Pop Qs
25
P
Q
DP
DQ
D
e
d> 1
àElastis
e
d= 1
àUnity
e
d< 1
àInelastis
Elastis Sempurna =
¥Inelastis Sempurna = 0
Elastisitas Permintaan (Dlm Grafik)
26
Elastisitas Permintaan (Dlm Grafik)
P
Q
DP
D
oD
1Po P1
Qo Q2
Q1
a
b
a = Q
o- Q
1b = Q
o- Q
2a > b
Qo - Q1 = ΔQ1 = a Qo - Q2 = ΔQ2 = b
Pada ΔP yang sama:
;
D
olebih elastis dibandingkan D
1Contoh Soal
27
Q = 30 – 5Po + 2Ps + 3Pop + 4Y (tidak ada komplemen energi)
Ps = 1, Pop = 2, Y = 3 à Q = 30 – 5Po + 2(1) + 3 (2) + 4 (3) = 50 – 5Po
10
20 Q
P
30 50 6
4
Q = 50 – 5Po
P = 0 à Q = 50 Q = 0 à P = 10
Po = 4 à P1 = 6
Qo = 30 à Q1 = 20
e
d = DDQ/QP/P =(30-20)/30(4-6)/4 = 33,350 = 0,67 (absolut)Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 3 – Segmen 1)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
28
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
29
2.2.1. PENGANTAR TEORI SUPLAI
Untuk suplai, ada banyak faktor yang menentukan kuantitas energi yg akan dijual produsen energi. Faktor utama yg menentukan adalah harga energinya.
Hukum Suplai (Law of Supply): Apabila faktor-2 lain yg berpengaruh tetap, maka kuantitas suplai energi akan naik pada waktu harga energi naik.
Faktor-2 lain yg berpengaruh dianggap (asumsi) tetap
àceteris paribus (cet. par.)
Kurva suplai (Supply Function) menunjukkan harga energi (P) pada sumbu Y dan kuantitas pada sumbu X (Q)
30
Kesediaan Menjual Produsen
31
Kurva Suplai (S) à karakter produsen (ceteris paribus, Cet. Par.) à Harga (P) yang lebih rendah, produsen menjual (Q) lebih sedikit dan demikian sebaliknya. Contoh pada Harga B, produsen hanya bersedia menjual barang dengan kuantitas C.
A B
O C
P
Q
Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 3 – Segmen 2)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
32
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
33
2.2.2. FUNGSI SUPLAI
34
P
Q
S = f (Po; K; L; T ;LH ;dlsb)
35
Kurva Suplai (S) à tidak harus garis lurus à tergantung dari behaviour/karakter produsen dalam hal ini.
P
Q
36
Penawaran Barang : QS = f (Po; K; L; T ;LH ;dlsb) QS = penawaran (supply)
f = fungsi
Po = harga energi itu sendiri K = biaya kapital
L = biaya labor
T = biaya teknologi
LH = biaya lingkungan hidup
dlsb = faktor lain yang berpengaruh
Efek perubahan faktor suplai energi terhadap kuantitas energi Jika Po + à QS + Jika K + à QS -
Jika T + à QS - Jika L + à QS - Jika LH + à QS -
37
P
Q
S = f (Po; K; L; T ;LH ;dlsb)
Biaya (Total Cost)
Kurva Suplai Pasar
Kurva Suplai Pasar adalah penjumlahan horizontal dari kurva suplai masing-masing individu
Cara pembuatan kurva suplai pasar sama
dengan waktu pembuatan kurva permintaan
pasar
Perubahan Kapital (K)
Kenaikan biaya kapital (K) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya kapital (K) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.
39
P
O Q
S0 S1
S2
K - K +
Perubahan Labor (L)
Kenaikan biaya labor (L) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya labor (L) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.
40
P
O Q
S0 S1
S2
L - L +
Perubahan Teknologi (T)
Peningkatan biaya Teknologi (T) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya Teknologi (T) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.
41
P
O Q
S0 S1
S2
T - T +
Perubahan Lingkungan Hidup (LH)
Kenaikan biaya Lingkungan Hidup (LH) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya Lingkungan Hidup (LH) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.
42
P
O Q
S0 S1
S2
LH - LH +
Kurva Suplai diklasifikasikan dalam tiga tahapan: jangka pendek (Q1) yang dibatasi cadangan, menegah (Q2), dan jangka Panjang (Q3) tergantung dari kegiatan ekspolrasi dan eksploitasi (EOR).
Kurva Suplai Energi (Depletable)
FUNGSI SUPLAI
44
Qo Po K L T LH
Qo1 Po1 K1 L1 T1 LH1
Qon Pon Kn Ln Tn LHn
1. Kumpulkan data setiap variabel (variabel bebas dan variabel terikat) dari t = 1 à t = n
2. Gunakan pendekatan statistik (Ekonometrik) untuk mendapatkan fungsi suplai à Qo = f (Po; K; L; T ;LH)
3. Tes statistik à good fit
4. Gunakan untuk kepentingan analisa suplai
Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 3 – Segmen 3)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
45
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai
2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
46
2.1.3. ELASTISITAS SUPLAI
Elastisitas adalah indikator yg menunjukkan sensitivitas dari kuantitas suplai berubah terhadap faktor-2 yg berpengaruh terhadap suplai.
Elastisitas suplai (
es) dinyatakan dalam bilangan absolut
= % perubahan suplai thdp % perubahan faktor-2 yang berpengaruh thdp suplai
es
> 1
àelastis (= tdk terhingga
àelastis sempurna)
es= 1
àUnity
es
< 1
àinelastis (= 0
àinelastis sempurna)
47
48
Elastisitas suplai terhadap harga
e
spo = % perubahan suplai =% perubahan harga
D Qs / Qs D P / P =
D QsP D P Qs =
¶ Qs P
¶ P Qs
Elastisitas suplai terhadap kapital
e
sk = % perubahan suplai =% perubahan kapital
D Qs/ Qs D K / K =
D Qs K D K Qs =
¶ QsK
¶ KQs
Elastisitas suplai terhadap labor
e
sl = % perubahan suplai% perubahan labor = D Qs / Qs D L / L =
D QsL D Ls Qs =
¶ Qs L
¶ Ls Qs
Elastisitas suplai terhadap teknologi
e
st = % perubahan suplai =% perubahan teknologi
D Qs / Qs D T / T =
D QsT DT Qs =
¶ QsT
¶ T Qs
P
Q
S
49
Elastisitas Suplai (Dlm Grafik)
DP
DQ
e
s> 1
àElastis
e
s= 1
àUnity
e
s< 1
àInelastis
Elastis Sempurna =
¥Inelastis Sempurna = 0
50
Elastisitas Suplai (Dlm Grafik)
P
Q
DP
S
oS
1Po P1
QoQ2 Q1
a
b
a = Q
o- Q
1b = Q
o- Q
2a > b
Qo - Q1 = ΔQ1 = a Qo - Q2 = ΔQ2 = b
Pada ΔP yang sama:
;
S
olebih elastis dibandingkan S
1Contoh Soal
51
Q = 30 + Po - 3K - 4L - 2T - 3LH
K = 10, L = 5, T = 4, LH = 4 à Q = 30 + Po - 3(10) - 4(5) – 2(4) - 3(4) Q = - 40 + Po
40
5 Q
P
10 50
45
Po = Q + 40 P = 0 à Q = - 40 Q = 0 à P = 40
P0 = 45 à P1 = 50
Q0 = 5 à Q1 = 10
e
s = DDQ/QP/P = (45-50)/45(5-10)/5 = 0,111 = 0,11 (absolut)Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.
Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB
MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)
(Modul 3 – Segmen 4)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
52
DAFTAR ISI
ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN
2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI
2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO
2.3.1. Rente Ekonomi
2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal
53
2.3.1. RENTE EKONOMI
Surplus produsen = luas OEPE à pendapatan riel (tangible) dari produsen à Rente Ekonomi (Economic Rent).
Surplus konsumen = luas PEEPmax à tdk pendapatan riel (intangible) dari konsumen à keuntungan konsumen.
54
Suplai
Permintaan
Surplus Konsumen
Surplus Produsen
Pmax
PE
QE
O Q
E P
Rente Ekonomi
Rente Ekonomi (Economic Rent)
àsurplus produsen yaitu selisih antara harga dengan biaya produksi (kurva suplai).
Rente Ekonomi dalam prespektif produsen energi bukan merupakan nilai keuntungan, tetapi insentif yang diberikan untuk dapat memproduksikan energi.
Rente ekonomi akan dibagi antara antara pemilik sumber daya energi dan produsen energi. Tidak ada nilai optimal dalam pembagian rente ekonomi dari hasil ekonomi memproduksikan sumber daya energi (zero- sum-game).
55
56
2.3.2. KESEIMBANGAN vs KETIDAK SEIMBANGAN (Keseimbangan)
QE E Pmax
Suplai S = f (P0, K, L, T, LH, dlsb)
Permintaan D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb) PE
QE
Keseimbangan Suplai (S) dan Permintaan (D) (cet. par.)O à Harga (PE) dan kuantitas (QE). Adakalanya terjadi ketidakseimbangan.
57
2.3.2. KESEIMBANGAN vs KETIDAK SEIMBANGAN (Ketidakseimbangan)
E Pmax
Suplai S = f (P0, K, L, T, LH, dlsb)
Permintaan D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb)
QE O
P1 P1’
P2 P2’
Pada posisi P
1 àD > S (defisit permintaan)
àuntuk memenuhi D diperlukan impor atau menginjeksi kuantitas Q tertentu ke dalam sistem.
Pada posisi P
2 àS > D (surplus suplai)
àuntuk memenuhi S diperlukan ekspor atau menyerap kuantitas Q tertentu ke luar sistem.
Dalam sistem yang ideal
àpasar hanya produsen (S) dan konsumen (D), maka ekuilibrium akan terjadi (Adam Smith: the Invisible Hand).
Dalam praktik sistem yang ideal tidak terjadi, pasar tidak selalu sempurna (imperfect market)
àIntervensi Pemerintah
àKetidakseimbangan
58
Ketidakseimbangan
(Kenaikan Biaya atau Pajak)
Kenaikan biaya (S) à pergeseran dari S0 menuju S1 à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EP. Dampaknya akan sama dengan apabila terjadi kenaikan pajak sebesar (PP – PE) à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EP.
59
P
Q PP
PE
QP QE
O
EP
E0
S0 S1
60
Suplai
Permintaan
Q P
Po PT
Eo ET (Tarif)
Q1 Qo
Ketidakseimbangan (Kenaikan Tarif)
Kenaikan Tarif (P) à pergeseran dari P0 menuju PT à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik ET.
61
Suplai
Permintaan
QKUOTA QO
PO
Eo
Qo P0
PKuota EKuota
Ketidakseimbangan (Penetapan Kuota)
Penetapan Kuota (QKuota) à pergeseran dari P0 menuju PKuota à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EKuota.
62
Suplai
Permintaan
QO PO
PSubsidi
Qo Po
QSubsidi Eo
ESubsidi
Ketidakseimbangan (Pemberian Subsidi)
Pemberian Subsidi (PSubsidi) à pergeseran dari P0 menuju PSubsidi à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik ESubsidi.
63
Ketidakseimbangan (Pemberian Dumping)
Suplai
Permintaan QO
PO
PDumping
Qo PE
QDumping Eo
EDumping
Pemberian Dumping (PDumping) à pergeseran dari P0 menuju PDumping à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EDumpingi.
2.3.3. PARETO OPTIMAL
Pareto Optimal (Alfredo Pareto) adalah suatu keadaan dimana individu atau perusahaan tidak mungkin lagi melakukan realokasi sumber daya untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik (better- off), tanpa membuat kesejahteraan individu atau kelompok individu yang lain menjadi semakin buruk (worse-off).
Pareto optimal tercapai apabila alokasi sumber daya yang efisien di antara berbagai alternatif penggunaan sumber daya yang ada sudah terpenuhi. Ada tiga proses untuk mencapai Pareto Optimal:
• Optimalisasi di antara produsen,
• Optimalisasi di antara konsumen, dan
• Optimalisasi di antara produsen dan konsumen.
64
Optimalisasi Produsen - Production Possibility Curve (PPC)
65
Produksi pada titik F tidak efisien karena ada faktor produksi yang tidak terpakai (tidak efisen).
Produksi pada titik A (+ B, C, D) à efisien à menghasilkan X dan Y (Marginal Rate of transformtation, MRT = MCx/MCy)
Produksi pada titik G tidak mungkin à keterbatasan faktor produksi.
Asumsi sumber daya terbatas dengan jumlah tetap à penambahan produksi X akan berakibat pengurangan Y.
Optimalisasi Konsumen
66
Tingkat kepuasan konsumen à kurva IC (Indifference Curve) à titik-2 pada kurva IC yang sama mempunyai tingkat kepuasan yang sama.
Pada IC2, konsumen mencapai titik kepuasan optimal dengan barang yang dikonsumsi X1 dan Y1 à nilai yg dikorbankan X untuk mendapatkan Y = nilai pertukaran X terhadap Y (Marginal Rate of Substitution, MRSxy = (Px/Py)
Budget Line (BL) à BB’ à batas pendapatan kosumen menunjukkan “opportunity cost” setiap barang yang dikorbankan (X atau Y) untuk mendapatkan barang yang lain (Y atau X).
Pareto Optimal - Dua Dimensi
67
Pareto Optimal - Tiga Dimensi
68