• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS) (Modul 2 Segmen 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS) (Modul 2 Segmen 1)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 2 – Segmen 1)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

1

(2)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

2

(3)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 2 – Segmen 2)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

3

(4)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

4

(5)

2.1.1. PENGANTAR TEORI PERMINTAAN

Untuk permintaan, ada banyak faktor yang menentukan kuantitas energi yg akan dibeli konsumen energi. Faktor utama yg menentukan adalah harga energinya.

Hukum Permintaan (Law of Demand): Apabila faktor-2 lain yg berpengaruh tetap, maka kuantitas permintaan energi akan naik pada waktu harga energi turun

Faktor-2 lain yg berpengaruh dianggap (asumsi) tetap

à

ceteris paribus (cet. par.)

Kurva permintaan (Demand Function) menunjukkan harga energi (P) pada sumbu Y dan kuantitas pada sumbu X (Q)

5

(6)

Kesediaan Membayar Konsumen

6

Kurva Permintaan (D) à karakter konsumen (ceteris paribus, Cet.

Par.) à Harga (P) yang lebih tinggi, konsumen membeli (Q) lebih sedikit dan demikian sebaliknya. Contoh pada Harga A, konsumen hanya bersedia membeli barang dengan kuantitas C.

B

C A

O P

Q

(7)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 2 – Segmen 3)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

7

(8)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori

2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

8

(9)

2.1.2. FUNGSI PERMINTAAN

9

P

Q

D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb)

(10)

10

Kurva Permintaan (D) à tidak harus garis lurus à tergantung dari behaviour/karakter konsumen dalam hal ini.

P

QDD1o

(11)

11

Permintaan Barang: QD = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb) QD = permintaan (demand)

f = fungsi

Po = harga energi itu sendiri Ps = harga energi substitusi Pk = harga energi komplemen

Pop = pertumbuhan (jumlah) penduduk Y = pertumbuhan (jumlah) pendapatan dlsb = faktor lain yang berpengaruh

Efek perubahan faktor permintaan energi terhadap kuantitas energi

Jika Po + à QD - Jika Ps + à QD + Jika Pk+ à QD - Jika Y + à QD + Jika Pop + à QD +

(12)

12

P

Q

D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb)

Pendapatan (Total Revenue, TR)

(13)

Kurva Permintaan Pasar

4 8 Q Q

Demand A + Demand B = Demand Pasar

P

2.00

3 1.00

5 Q

P

2.00 1.00

Pada harga (P) 2.00, Demand (Q) A adalah 4

Pada harga (P) 2.00, Demand (Q) B adalah 3

Sehingga Demand (Q) Market pada harga (P) 2.00, adalah 7 Pada harga (P) 1.00,

Demand (Q) A adalah 8 Pada harga (P) 1.00, Demand (Q) B adalah 5

Sehingga Demand (Q) Market pada harga (P) 1.00, adalah 13

Kurva Permintaan Pasar adalah penjumlahan horizontal dari kurva permintaan masing-masing individu

P

2.00

7 1.00

13

(14)

Perubahan Harga Substitusi (Ps)

Kenaikan harga Substitusi (Ps) à kenaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan harga Substitusi (Ps) à menurunkan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.

14

P

O

D0 D1

Q D2

Ps - Ps +

(15)

Perubahan Harga Komplemen (Pk)

Kenaikan harga Komplemen (Pk) à menurunkan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan harga Komplemen (Pk) à menaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.

15

P

O

D0 D2

D1 Q Pk +

Pk -

(16)

Perubahan Populasi (Pop)

Kenaikan Populasi (Pop) à kenaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan Populasi (Pop) à penurunan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.

16

P

O

D0 D1

Q D2

Pop -

Pop +

(17)

Perubahan Pendapatan (Y)

Kenaikan pendapatan (Y) à kenaikan permintaan à pergeseran dari Do menuju D1. Demikian sebaliknya, penurunan pendapatan (Y) à menurunkan permintaan à pergeseran dari Do menuju D2.

17

P

O

D0 D1

Q D2

Y - Y +

(18)

Choke Price (Backstop Price)

Choke Price adalah tingkat harga dengan teknologi tertentu yang memungkinkan terjadinya peralihan bentuk dari energi lama ke energi substitusi.

(19)

Tingkat Permintaan Minyak Tiap Kuartal

Tingkat permintaan minyak tiap kuartal memenuhi empat perbedaan musim di negara konsumen.

Kilang di negara-negara dengan empat musim harus lebih luwes dalam menghasilkan yield BBM sesuai permintaan tiap musim.

(20)

FUNGSI PERMINTAAN

20

Qo Po PS PK Pop GDP

Qo1 Po1 PS1 PK1 Pop1 GDP1

Qon Pon PSn PKn Popn GDPn

1. Kumpulkan data setiap variabel (variabel bebas dan variabel terikat) dari t = 1 à t = n

2. Gunakan pendekatan statistik (Ekonometrik) untuk mendapatkan fungsi permintaan à Qo = f (Po; Ps; Pk, Pop; Y) 3. Tes statistik à good fit

4. Gunakan untuk kepentingan analisa permintaan

(21)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 2 – Segmen 4)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

21

(22)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan

2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

22

(23)

2.1.3. ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas adalah indikator yg menunjukkan sensitivitas dari kuantitas permintaan berubah terhadap faktor-2 yg berpengaruh terhadap permintaan.

Elastisitas permintaan (

ed

) dinyatakan dalam bilangan absolut = % perubahan permintaan thdp % perubahan faktor-2 yang berpengaruh thdp permintaan

ed

> 1

à

elastis (= tdk terhingga

à

elastis sempurna)

ed

= 1

à

Unity

ed

< 1

à

inelastis (= 0

à

inelastis sempurna)

23

(24)

24

Elastisitas permintaan terhadap harga

e

dpo = % perubahan permintaan =

% perubahan harga

D Qd / Qd D P / P =

D QdP D P Qd =

¶ Qd P

¶ P Qd

Elastisitas permintaan terhadap pendapatan

e

dy = % perubahan permintaan =

% perubahan pendapatan

D Qd / Qd D Y / Y =

D QdY D Y Qd =

¶ QdY

¶ Y Qd

Elastisitas permintaan terhadap harga substitusi

e

dps = % perubahan permintaan

% perubahan harga substitusi = D Qd / Qd D Ps/ Ps =

D Qd Ps D Ps Qd =

¶ Qd Ps

¶ Ps Qd

Elastisitas permintaan terhadap populasi

e

dPop = % perubahan permintaan =

% perubahan populasi

D Qs / Qs D Pop / Pop =

DQsPop D Pop Qs=

¶Qs Pop

¶Pop Qs

(25)

25

P

Q

DP

DQ

D

e

d

> 1

à

Elastis

e

d

= 1

à

Unity

e

d

< 1

à

Inelastis

Elastis Sempurna =

¥

Inelastis Sempurna = 0

Elastisitas Permintaan (Dlm Grafik)

(26)

26

Elastisitas Permintaan (Dlm Grafik)

P

Q

DP

D

o

D

1

Po P1

Qo Q2

Q1

a

b

a = Q

o

- Q

1

b = Q

o

- Q

2

a > b

Qo - Q1 = ΔQ1 = a Qo - Q2 = ΔQ2 = b

Pada ΔP yang sama:

;

D

o

lebih elastis dibandingkan D

1

(27)

Contoh Soal

27

Q = 30 – 5Po + 2Ps + 3Pop + 4Y (tidak ada komplemen energi)

Ps = 1, Pop = 2, Y = 3 à Q = 30 – 5Po + 2(1) + 3 (2) + 4 (3) = 50 – 5Po

10

20 Q

P

30 50 6

4

Q = 50 – 5Po

P = 0 à Q = 50 Q = 0 à P = 10

Po = 4 à P1 = 6

Qo = 30 à Q1 = 20

e

d = DDQ/QP/P =(30-20)/30(4-6)/4 = 33,350 = 0,67 (absolut)

(28)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 3 – Segmen 1)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

28

(29)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

29

(30)

2.2.1. PENGANTAR TEORI SUPLAI

Untuk suplai, ada banyak faktor yang menentukan kuantitas energi yg akan dijual produsen energi. Faktor utama yg menentukan adalah harga energinya.

Hukum Suplai (Law of Supply): Apabila faktor-2 lain yg berpengaruh tetap, maka kuantitas suplai energi akan naik pada waktu harga energi naik.

Faktor-2 lain yg berpengaruh dianggap (asumsi) tetap

à

ceteris paribus (cet. par.)

Kurva suplai (Supply Function) menunjukkan harga energi (P) pada sumbu Y dan kuantitas pada sumbu X (Q)

30

(31)

Kesediaan Menjual Produsen

31

Kurva Suplai (S) à karakter produsen (ceteris paribus, Cet. Par.) à Harga (P) yang lebih rendah, produsen menjual (Q) lebih sedikit dan demikian sebaliknya. Contoh pada Harga B, produsen hanya bersedia menjual barang dengan kuantitas C.

A B

O C

P

Q

(32)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 3 – Segmen 2)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

32

(33)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

33

(34)

2.2.2. FUNGSI SUPLAI

34

P

Q

S = f (Po; K; L; T ;LH ;dlsb)

(35)

35

Kurva Suplai (S) à tidak harus garis lurus à tergantung dari behaviour/karakter produsen dalam hal ini.

P

Q

(36)

36

Penawaran Barang : QS = f (Po; K; L; T ;LH ;dlsb) QS = penawaran (supply)

f = fungsi

Po = harga energi itu sendiri K = biaya kapital

L = biaya labor

T = biaya teknologi

LH = biaya lingkungan hidup

dlsb = faktor lain yang berpengaruh

Efek perubahan faktor suplai energi terhadap kuantitas energi Jika Po + à QS + Jika K + à QS -

Jika T + à QS - Jika L + à QS - Jika LH + à QS -

(37)

37

P

Q

S = f (Po; K; L; T ;LH ;dlsb)

Biaya (Total Cost)

(38)

Kurva Suplai Pasar

Kurva Suplai Pasar adalah penjumlahan horizontal dari kurva suplai masing-masing individu

Cara pembuatan kurva suplai pasar sama

dengan waktu pembuatan kurva permintaan

pasar

(39)

Perubahan Kapital (K)

Kenaikan biaya kapital (K) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya kapital (K) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.

39

P

O Q

S0 S1

S2

K - K +

(40)

Perubahan Labor (L)

Kenaikan biaya labor (L) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya labor (L) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.

40

P

O Q

S0 S1

S2

L - L +

(41)

Perubahan Teknologi (T)

Peningkatan biaya Teknologi (T) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya Teknologi (T) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.

41

P

O Q

S0 S1

S2

T - T +

(42)

Perubahan Lingkungan Hidup (LH)

Kenaikan biaya Lingkungan Hidup (LH) à menurunkan suplai à pergeseran dari So menuju S1. Demikian sebaliknya, penurunan biaya Lingkungan Hidup (LH) à menaikan suplai à pergeseran dari So menuju S2.

42

P

O Q

S0 S1

S2

LH - LH +

(43)

Kurva Suplai diklasifikasikan dalam tiga tahapan: jangka pendek (Q1) yang dibatasi cadangan, menegah (Q2), dan jangka Panjang (Q3) tergantung dari kegiatan ekspolrasi dan eksploitasi (EOR).

Kurva Suplai Energi (Depletable)

(44)

FUNGSI SUPLAI

44

Qo Po K L T LH

Qo1 Po1 K1 L1 T1 LH1

Qon Pon Kn Ln Tn LHn

1. Kumpulkan data setiap variabel (variabel bebas dan variabel terikat) dari t = 1 à t = n

2. Gunakan pendekatan statistik (Ekonometrik) untuk mendapatkan fungsi suplai à Qo = f (Po; K; L; T ;LH)

3. Tes statistik à good fit

4. Gunakan untuk kepentingan analisa suplai

(45)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 3 – Segmen 3)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

45

(46)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai

2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

46

(47)

2.1.3. ELASTISITAS SUPLAI

Elastisitas adalah indikator yg menunjukkan sensitivitas dari kuantitas suplai berubah terhadap faktor-2 yg berpengaruh terhadap suplai.

Elastisitas suplai (

es

) dinyatakan dalam bilangan absolut

= % perubahan suplai thdp % perubahan faktor-2 yang berpengaruh thdp suplai

es

> 1

à

elastis (= tdk terhingga

à

elastis sempurna)

es

= 1

à

Unity

es

< 1

à

inelastis (= 0

à

inelastis sempurna)

47

(48)

48

Elastisitas suplai terhadap harga

e

spo = % perubahan suplai =

% perubahan harga

D Qs / Qs D P / P =

D QsP D P Qs =

¶ Qs P

¶ P Qs

Elastisitas suplai terhadap kapital

e

sk = % perubahan suplai =

% perubahan kapital

D Qs/ Qs D K / K =

D Qs K D K Qs =

¶ QsK

¶ KQs

Elastisitas suplai terhadap labor

e

sl = % perubahan suplai

% perubahan labor = D Qs / Qs D L / L =

D QsL D Ls Qs =

¶ Qs L

¶ Ls Qs

Elastisitas suplai terhadap teknologi

e

st = % perubahan suplai =

% perubahan teknologi

D Qs / Qs D T / T =

D QsT DT Qs =

¶ QsT

¶ T Qs

(49)

P

Q

S

49

Elastisitas Suplai (Dlm Grafik)

DP

DQ

e

s

> 1

à

Elastis

e

s

= 1

à

Unity

e

s

< 1

à

Inelastis

Elastis Sempurna =

¥

Inelastis Sempurna = 0

(50)

50

Elastisitas Suplai (Dlm Grafik)

P

Q

DP

S

o

S

1

Po P1

QoQ2 Q1

a

b

a = Q

o

- Q

1

b = Q

o

- Q

2

a > b

Qo - Q1 = ΔQ1 = a Qo - Q2 = ΔQ2 = b

Pada ΔP yang sama:

;

S

o

lebih elastis dibandingkan S

1

(51)

Contoh Soal

51

Q = 30 + Po - 3K - 4L - 2T - 3LH

K = 10, L = 5, T = 4, LH = 4 à Q = 30 + Po - 3(10) - 4(5) – 2(4) - 3(4) Q = - 40 + Po

40

5 Q

P

10 50

45

Po = Q + 40 P = 0 à Q = - 40 Q = 0 à P = 40

P0 = 45 à P1 = 50

Q0 = 5 à Q1 = 10

e

s = DDQ/QP/P = (45-50)/45(5-10)/5 = 0,111 = 0,11 (absolut)

(52)

Prof. Purnomo Yusgiantoro Ir. MSc. MA. PhD.

Program Studi Teknik Perminyakan, FTTM – ITB

MATA KULIAH EKONOMI ENERGI TM 4021 (3 SKS)

(Modul 3 – Segmen 4)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

52

(53)

DAFTAR ISI

ENERGI DALAM EKONOMI MIKRO 2.1. TEORI DASAR PERMINTAAN

2.1.1. Pengantar Teori 2.1.2. Fungsi Permintaan 2.1.3. Elastisitas Permintaan 2.2. TEORI DASAR SUPLAI

2.2.1. Pengantar Teori 2.2.2. Fungsi Suplai 2.2.3. Elastisitas Suplai 2.3. PASAR EKONOMI MIKRO

2.3.1. Rente Ekonomi

2.3.2. Keseimbangan vs Ketidakseimbangan 2.3.3. Pareto Optimal

53

(54)

2.3.1. RENTE EKONOMI

Surplus produsen = luas OEPE à pendapatan riel (tangible) dari produsen à Rente Ekonomi (Economic Rent).

Surplus konsumen = luas PEEPmax à tdk pendapatan riel (intangible) dari konsumen à keuntungan konsumen.

54

Suplai

Permintaan

Surplus Konsumen

Surplus Produsen

Pmax

PE

QE

O Q

E P

(55)

Rente Ekonomi

Rente Ekonomi (Economic Rent)

à

surplus produsen yaitu selisih antara harga dengan biaya produksi (kurva suplai).

Rente Ekonomi dalam prespektif produsen energi bukan merupakan nilai keuntungan, tetapi insentif yang diberikan untuk dapat memproduksikan energi.

Rente ekonomi akan dibagi antara antara pemilik sumber daya energi dan produsen energi. Tidak ada nilai optimal dalam pembagian rente ekonomi dari hasil ekonomi memproduksikan sumber daya energi (zero- sum-game).

55

(56)

56

2.3.2. KESEIMBANGAN vs KETIDAK SEIMBANGAN (Keseimbangan)

QE E Pmax

Suplai S = f (P0, K, L, T, LH, dlsb)

Permintaan D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb) PE

QE

Keseimbangan Suplai (S) dan Permintaan (D) (cet. par.)O à Harga (PE) dan kuantitas (QE). Adakalanya terjadi ketidakseimbangan.

(57)

57

2.3.2. KESEIMBANGAN vs KETIDAK SEIMBANGAN (Ketidakseimbangan)

E Pmax

Suplai S = f (P0, K, L, T, LH, dlsb)

Permintaan D = f (Po; Ps; Pk, Pop ; Y ; dlsb)

QE O

P1 P1’

P2 P2’

(58)

Pada posisi P

1 à

D > S (defisit permintaan)

à

untuk memenuhi D diperlukan impor atau menginjeksi kuantitas Q tertentu ke dalam sistem.

Pada posisi P

2 à

S > D (surplus suplai)

à

untuk memenuhi S diperlukan ekspor atau menyerap kuantitas Q tertentu ke luar sistem.

Dalam sistem yang ideal

à

pasar hanya produsen (S) dan konsumen (D), maka ekuilibrium akan terjadi (Adam Smith: the Invisible Hand).

Dalam praktik sistem yang ideal tidak terjadi, pasar tidak selalu sempurna (imperfect market)

à

Intervensi Pemerintah

à

Ketidakseimbangan

58

(59)

Ketidakseimbangan

(Kenaikan Biaya atau Pajak)

Kenaikan biaya (S) à pergeseran dari S0 menuju S1 à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EP. Dampaknya akan sama dengan apabila terjadi kenaikan pajak sebesar (PP – PE) à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EP.

59

P

Q PP

PE

QP QE

O

EP

E0

S0 S1

(60)

60

Suplai

Permintaan

Q P

Po PT

Eo ET (Tarif)

Q1 Qo

Ketidakseimbangan (Kenaikan Tarif)

Kenaikan Tarif (P) à pergeseran dari P0 menuju PT à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik ET.

(61)

61

Suplai

Permintaan

QKUOTA QO

PO

Eo

Qo P0

PKuota EKuota

Ketidakseimbangan (Penetapan Kuota)

Penetapan Kuota (QKuota) à pergeseran dari P0 menuju PKuota à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EKuota.

(62)

62

Suplai

Permintaan

QO PO

PSubsidi

Qo Po

QSubsidi Eo

ESubsidi

Ketidakseimbangan (Pemberian Subsidi)

Pemberian Subsidi (PSubsidi) à pergeseran dari P0 menuju PSubsidi à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik ESubsidi.

(63)

63

Ketidakseimbangan (Pemberian Dumping)

Suplai

Permintaan QO

PO

PDumping

Qo PE

QDumping Eo

EDumping

Pemberian Dumping (PDumping) à pergeseran dari P0 menuju PDumping à keseimbangan pasar dari titik E0 menjadi titik EDumpingi.

(64)

2.3.3. PARETO OPTIMAL

Pareto Optimal (Alfredo Pareto) adalah suatu keadaan dimana individu atau perusahaan tidak mungkin lagi melakukan realokasi sumber daya untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik (better- off), tanpa membuat kesejahteraan individu atau kelompok individu yang lain menjadi semakin buruk (worse-off).

Pareto optimal tercapai apabila alokasi sumber daya yang efisien di antara berbagai alternatif penggunaan sumber daya yang ada sudah terpenuhi. Ada tiga proses untuk mencapai Pareto Optimal:

• Optimalisasi di antara produsen,

• Optimalisasi di antara konsumen, dan

• Optimalisasi di antara produsen dan konsumen.

64

(65)

Optimalisasi Produsen - Production Possibility Curve (PPC)

65

Produksi pada titik F tidak efisien karena ada faktor produksi yang tidak terpakai (tidak efisen).

Produksi pada titik A (+ B, C, D) à efisien à menghasilkan X dan Y (Marginal Rate of transformtation, MRT = MCx/MCy)

Produksi pada titik G tidak mungkin à keterbatasan faktor produksi.

Asumsi sumber daya terbatas dengan jumlah tetap à penambahan produksi X akan berakibat pengurangan Y.

(66)

Optimalisasi Konsumen

66

Tingkat kepuasan konsumen à kurva IC (Indifference Curve) à titik-2 pada kurva IC yang sama mempunyai tingkat kepuasan yang sama.

Pada IC2, konsumen mencapai titik kepuasan optimal dengan barang yang dikonsumsi X1 dan Y1 à nilai yg dikorbankan X untuk mendapatkan Y = nilai pertukaran X terhadap Y (Marginal Rate of Substitution, MRSxy = (Px/Py)

Budget Line (BL) à BB’ à batas pendapatan kosumen menunjukkan “opportunity cost” setiap barang yang dikorbankan (X atau Y) untuk mendapatkan barang yang lain (Y atau X).

(67)

Pareto Optimal - Dua Dimensi

67

(68)

Pareto Optimal - Tiga Dimensi

68

(69)

Referensi

Dokumen terkait

Banyak tanda tanya dan juga kata cinta G. Otak kata jangan hati pula kata ya

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mahasiswa sesudah menggunakan media CD pembelajaran pada mata kuliah Flat Pattern Design pada materi penyaluran kup badan

Begitu pula halnya dengan kesadaran yang muncul ketika pikiran memiliki sati dan dalam keadaan yang tenang, tidak akan menyebabkan masalah.. Beberapa orang tidak ingin

4 ITS Command Centre ELECTRONIC TOLL COLLECTION Traffic Information System Emergency Information System Heavy Vehicle Control System Assets Management System Command

Lakukanlah pengambilan alloanamnesis dan pemeriksaan fisik untuk pasien ini kemudian tentukan diagnosis dan diagnosis banding serta pemeriksaan

• Perhitungan emisi bisa dilakukan secara realtime dengan metode USEPA • NOx dari perhitungan USEPA dan Trozzi adalah sekitar 40%-80%. • Batasan emisi NOx diestimasi berdasarkan tier

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara isi pesan, desain brosur, serta frekuensi media exposure dengan brand awareness Lunpia Delight pada

Untuk itu prediksi yang tepat terhadap nilai tukar idr akan sangat membantu dalam perencanaan strategi dalam suatu investasi.Mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan