OLEH :
JANE CLARISSA SEBAYANG 182102033
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karna rahmat dan karuniaNya sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan.
Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir yang berjudul: “ Pengendalian Internal atas Persediaan Bahan Baku pada PT. Socfin Indonesia. “
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa saran maupun bimbingan. Melalui lembaran ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Fadli SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak. CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Abdillah Arif Nasution, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sumatera Utara.
4. Ibu Yeti Meliany Lubis, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan.
ii
5. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M, Ak. CA selaku Dosen Penguji yang bersedia meluangkan waktunya untuk menguji Tugas Akhir ini.
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
7. Teristimewa kepada dua orang tua tersayang, yaitu Ayahanda Sentosa Sebayang dan Ibunda Erika Ginting yang telah memberikan kasih sayang, mendukung dan mendoakan saya sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
8. Teman- teman saya berjuang bersama dalam menyelesaikan kegiatan Magang dan Tugas Akhir, khususnya Liza, Ica, Anggi.
Saya menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna, namun semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, April 2021 Penulis
Jane Clarissa Sebayang 182102033
iii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 3
1.3.Tujuan Penelitian ... 3
1.4.Manfaat Penelitian ... 3
1.5.Jadwal Kegiatan ... 4
1.6.Sistematika Penulisan ... 4
BAB II PROFIL PT. Socfin Indonesia Medan 2.1. Sejarah PT. Socfindo ... 6
2.2. Logo PT. Socfindo ... 12
2.3. Visi dan Misi PT. Socfindo ... 13
2.3.1. Visi PT. Socfin Indonesia ... 13
2.3.2. Misi PT. Socfin Indonesia ... 13
2.4. Tujuan PT. Socfindo ... 14
2.5. Struktur Organisasi PT. Socfindo ... 15
2.6. Job Description PT. Socfindo ... 15
2.7. Jaringan Usaha Kegiatan ... 22
2.8. Kinerja Usaha Terkini... 22
2.9. Rencana Kegiatan ... 23
BAB III PEMBAHASAN ... 3.1. Pengendalian Sistem Pengendalian Internal ... 24
3.2. Tujuan Pengendalian Internal ... 24
3.3. Unsur – Unsur Pengendalian Internal ... 26
3.4. Pengertian Persediaan ... 27
3.5. Jenis – Jenis Persediaan ... 27
3.6. Pengendalian Internal Persediaan ... 27
3.7. Unsur – Unsur Pengendalian Internal Persediaan ... 28
3.8. Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku ... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 4.1. Kesimpulan ... 33
4.2. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Halaman Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan... 4
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Logo PT. Socfin Indonesia... 12 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Socfin Indonesia... 15
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada setiap perusahaan dirancang suatu proses untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap pencapaian visi, misi, sasaran dan tujuan perusahaan, untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha telah dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal dikenal sebagai control internal yang merupakan proses yang dipengaruhi oleh personel dan sistem teknologi infromasi yang membantu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, tujuan pengendalian internal adalah menjamin manajemen perusahaan/organisasi/entitas agar tujuan perusahaan yang ditetapkan dapat dicapai dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Jika Pengendalian Internal tidak berjalan maka kemungkinan besar akan timbul in-efisiensi (pemborosan sumber daya) dan pada akhirnya hal ini hanya akan membebani tingkat profitabilitas (keuntungan). Salah satu pengendalian internal yang ada di perusahaan adalah Pengendalian Internal Persediaan bahan baku.
Persediaan memiliki peran penting sebagai investasi sumber daya yang besar nilainya dan signifikan pengaruhnya terhadap aktivitas operasional perusahaan. Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang dilakukan secara berturut-turut untuk
2
memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan.
Perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Persediaan sangat penting dalam menunjang keberlangsungan rantai pasok produksi, sehingga perusahaan harus dapat memastikan ketersediaan barang yang tersedia untuk diproduksi.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis dan manufaktur, PT. Socfin Indonesia memiliki unsur – unsur persediaan yang menentukan pencatatan, penilaian, pengakuan serta penyajian / pelaporan persediaan.
Masalah yang sering terjadi dalam melindungi asset perusahaan adalah terjadinya kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh karyawan maupun pihak lain.
PT. Socfin Indonesia sendiri sampai saat ini belum pernah mengalami kecurian, namun pernah ada kejadian contoh barang seperti CPO diubah atau di curangi oleh karyawan seperti perubahan kadar air ditambah agar berat CPO tidak berkurang dan menjadi tidak kental lagi dan otomatis kualitas menurun, ini sering dilakukan untuk kepentingan pribadi agar karyawan mendapat untung.
Maka, sistem pengendalian internal harus dijalankan dengan baik dan efektif agar terhindar dari kesalahan atau kecurangan tersebut, dan dapat disimpulkan bahwa sangat penting menerapkan Sistem Pengendalian Internal pada Persediaan Bahan Baku.
Jadi ,saya sebagai penulis ingin mengetahui bagaimana sistem Pengendalian Internal atas Persediaan pada PT. Socfin Indonesia Medan. Maka saya sebagai penulis membuat judul “ Pengendalian Internal atas Persediaan Bahan Baku pada PT. Socfin Indonesia ”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah pokok yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana sistem Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku pada PT. Socfin Indonesia Medan. “
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Sistem Pengendalian Internal atas persediaan bahan baku pada PT. Socfin Indonesia Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Pengendalian Internal atas persediaan bahan baku.
2. Bagi perusahaan diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan agar pengendalian internal terhadap persediaan bahan baku berjalan dengan baik.
4
1.5 Jadwal Kegiatan
Penelitian dilakukan di PT. Socfindo Indonesia Medan yang terletak di Jl.
Kol. Yos Sudarso No.106, Glugur Kota Kec. Medan Bar, Kota Medan, Sumatera Utara.
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Maret April Mei
IV I II III IV I II III IV
1 Persiapan 2 Pengumpulan
data 3 Penulisan 4 Penyelesaian
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari 4 bab, Sistematika Penulisan tidak lain adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2.Rumusan Masalah 1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian 1.5.Jadwal Penelitian 1.6.Sistematika Penulisan
BAB II : PT. SOCFIN INDONESIA MEDAN
2.1.Sejarah Singkat
2.2.Visi dan Misi Perusahaan 2.3.Struktur Organisasi 2.4.Job Description
2.5.Jaringan Usaha Kegiatan 2.6.Jaringan Kinerja Usaha Terkini 2.7.Rencana Kegiatan
BAB III : PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal 3.2. Pengertian Persediaan
3.3. Pengendalian Internal Persediaan
3.4. Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan 4.2. Saran
6 BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Socfin Indonesia
SOCFIN atau Societe Financiere des Caouchoucs Medan Societe Anonyme berawal dari seorang insinyur agronomi Belgia bernama Adrien
Hallet pada tahun 1909 bersama partnernya M. Bunge sebagai cikal bakal perusahaan yang bergerak dibisnis perkebunan. Ketertarikan Hallet pada tanaman tropis telah dimulai sejak 1889, dimana ia telah banyak membantu beberapa pengusaha Prancis-Belgia yang mengembangkan perkebunan di Afrika. Pada saat kunjungan Adrian Hallet ke Sumatera tahun 1908, ia terkejut dengan pertumbuhan tanaman sawit di Sumatera yang jauh lebih baik dibandingkan lokasi asalnya di Afrika. Setelah melakukan pengujian, Hallet akhirnya memutuskan unutk membangun perkebunan sawit komersil (skala besar) pertama di Sumatera pada 1911.
Akhirnya dipilihlah 3 lokasi perkebunan untuk ditanami kelapa sawit, yakni Sei Liput, Pulau Raja, dan Deli Muda di wilayah Sumatera Bagian Utara. Perkebunan sawit Adrian Hallet ini kemudian berkembang seluas 6.500 akre (2.600 hektar). Bukan hanya di Indonesia, Adrian Hallet pada tahun yang sama juga membantu Henry Fauconnier dengan mengirim beberapa kantong biji kelapa sawit (Elaeis guineensis) dari Sumatera ke Malaysia unutk ditanam di Tennamaram dekat Rantau Panjang sebagai perkebunan minyak sawit pertama di Malaysia.
Usaha Adrian Hallet ini kemudian berkembang semakin menjanjikan hingga diikuti oleh K. Schadt, seorang pebisnis asal Jerman yang mengembangkan perkebunan sawit di Tanah Itam Ulu, Sumatera Utara, hingga pada akhir 1920, terdapat lebih dari 25 perusahaan perkebunan di Sumatera hanya dalam kurun waktu 4 tahun (1916-1920).
Pada tanggal 17 Desember 1930, berdasarkan akta notaris William Leo No.45, nama dan legalitas PT. Socfin Medan SA (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe Anonyme) resmi digunakan. Berdasarkan akta notaris tersebut, PT. Socfin Medan SA berkedudukan di Medan dan mengelola perkebunan di daerah Sumatera Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur. Areal perkebunan PT. Socfin Medan SA kemudian terus bertambah hingga pada tahun 1953 telah menguasai perkebunan sawit dan karet dengan total luas areal 99.605 Ha (luas sawit 54.478 ha dan karet 45.127 ha).
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan Kabinet Dwikora No.A/D/58/1965, keputusan menteri perkebunan No.SK.100/Men.Perk/1965 dan Presiden Soekarno mengeluarkan Penetapan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1965 Tentang Penguasaan Perusahaan Asing dimana dinyatakan bahwa perusahaan perkebunan yang dikelola oleh PT. Socfin Medan SA diletakkan dibawah pengawasan pemerintah. Proses nasionalisasi ini hanya berlangsung singkat. 3 tahun kemudian, pada tahun 1968, tepatnya tanggal 29 April 1968 dicapai kesepakatan antara pemerintah RI dengan pemilik saham PT. Socfin Medan SA, dimana berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.94/Kpts/OP/6/1968 pada 13 Juni 1968 mengenai perusahaan patungan
8
antara Indonesia dengan Belgia. Lalu diperkuat dengan keluarnya Surat Keputusan oleh Soeharto Presiden RI, bernomor Keputusan No.68/Kpts/6/1968 pada tanggal 17 Juni 1968, menyetujui terbentuknya perusahaan patungan antara Pemerintahan RI dengan perusahaan Belgia, yaitu Plantation Nord Sumatera Belgia SA (PNS) dimana komposisi permodalan 40% pemerintah Republik Indonesia dan 60% PNS. Sehingga nama PT.
Socfin Medan SA berganti menjadi PT. Socfin Indonesia.
PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) kemudian ditetapkan berdiri melalui Akte Notaris Chairil Bahri di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1968 No.23.
disahkan oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3 September 1969 dan diumumkan dalam tambahan berita negara RI No.68/69 tanggal 31 Oktober 1969.
Memasuki era 1970, PT. Socfin Indonesia telah menjadi perusahaan kelapa sawit yang sangat disegani dari segi produksi dan teknologi. Tercatat, ada tiga perusahaan sawit terbesar saat itu yaitu Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) 6 dan PNP 7 (sekarang menjadi PT. Perkebunan Nusantar IV), disusul PT.Socfin Indonesia. Pada 1971, Socfindo mampu menghasilkan CPO sekitar 40 ribu ton, dimana produksi Socfindo memenuhi 20% dari total produksi CPO nasional saat itu.
Pada tahun 2001, terjadi perubahan kepemilikan atas PT. Socfindo (Socfindo) dimana pemerintah Republik Indonesia telah melepas sahamnya kepada Plantation Nord Sumatera Belgia SA (PNS), sebagaimana dicatat dalam akta Notaris Ny.R.Arie Soetarjo SH tanggal 3 Mei 2002 No.5 sebagai
pernyataan keputusan para pemegang saham PT. Socfin Indonesia (Socfindo), sehingga kepemilikan PNS dibandingkan Pemerintah RI berubah menjadi 90 : 10 (redaksi).
PT. Socfin Indonesia (Socfindo) telah berdiri sejaktahun 1968 dengan bisnis utama adalah :
a. Perkebunan Sawit dan Karet
b. Oil Palm Seed Producer (Penghasil Benih Kelapa Sawit Unggul)
Dalam hal perkebunan sawit di Indonesia, Socfindo telah berhasil mencapai tingkat produktivitas yang tinggi yaitu mencapai kisaran 5,5 - 6 ton CPO per Ha jauh di atas rata – rata nasional baru mencapai 3 – 4 ton per Ha.
Demikian pula perkebunan karet memiliki produktivitas yang semakin tinggi hingga mencapai 1,7 ton karet kering per Ha pada 2014.
Dalam hal produksi benih, Socfindo telah bekerja sama dengan IRHO sejak 1970 CIRAD, dan terakhir Palm Elit Perancis, dan sejak diproduksi singga saat ini Socfindo telah memasarkan benih kelapa sawit sejumlah 540 juta butir atau setara dengan 2,7 Ha lahan kelapa sawit. Bahkan sejak tahun 2002 telah mengekspor benih sawit ke Afrika seperti Camerun, Costa Rica, Benin, dll.
Dalam upaya untuk memajukan perkepalasawitan di Indonesia, terutama terhadap gangguan penyakit Ganoderma yang merupakan penyakit bagi kelapa sawit, karena bisa mengurangi kerapatan sawit hingga > 50%
dalam waktu singkat (<15 tahun), maka melalui riset dan kerja sama dengan Palm Elit Perancis, Socfindo sejak tahun 2013 telah merilis variesta toleran
10
Ganoderma atau dikenal istilah MT Gano, berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.4569/Kpts/SR.120/8/2013 tanggal 12 Agustus 2013.
Perkebunan PT. Socfin Indonesia (Socfindo) yang berkedudukan di Medan memiliki dua wilayah yang cukup luas yaitu berada di dua provinsi Sumatera Utara dan Nanggroh Aceh Darusalam. Dibawah ini adalah bagian – bagian wilayah kebun PT. Socfin Indonesia (Socfindo) adalah :
1. Sumatera Utara 1) Asahan
a) Kebun Aek Loba 2) Batubara
a) Kebun Tanah Gambus b) Kebun Lima Puluh 3) Labuhanbatu Utara a) Kebun Aek Pamienke 4) Labuhanbatu
a) Kebun Negeri Lama 2) Serdang Bedagai
a) Kebun Mata Pao b) Kebun Bangun Bandar
c) Socfindo Seed Production & Laboratory (SSPL) d) Kebun Tanah Besih
2. Aceh
1) Kebun Seunangan 2) Kebun Seumayam 3) Kebun Lae Butar 4) Kebun Sei Liput
Tanaman yang diusahakan oleh perusahaan ini ada dua jenis yaitu tanaman karet dan tanaman kelapa sawit produk yang dihasilkan PT. Socfin Indonesia (Socfindo) terdiri dari :
1. CPO (Crued Palm Oil) 2. Olein
3. Stearin 4. Fatty Acid 5. Kernel 6. PKE (Pallet) 7. RBD PKO 8. Exlauric 9. Crumb Rubber
PT. Socfin Indonesia (Socfindo) menangani langsung kegiatan pembibitan kelapa sawit dan karet yang pemeliharaannya dan penanganannya serta pengolahan produksinya sampai kemudian terakhir kegiatan pemasarannya. Maka hasil produksi dari kebun sebagian besar di ekspor dan sisanya dipasarkan oleh pemerintah. Perkembangan penjualan pada PT.
Socfin Indonesia (Socfindo) setiap tahunnya selalu mengalami perkembangan yang pesat..
12
Dalam menjalankan bisnisnya, Socfindo berkomitmen untuk menerapkan bisnis berstandar internasional. Sejak tahun 2002 Socfindo telah menerapkan sistem standarisasi mutu internasional (ISO 9001 : 2000) yang kemudian berkembang menjadi ISO 9001 : 2008, juga sistem manajemen lingkungan (ISO 14000) dan OHSAS 18000, ketiga sistem ini telah diterapkan di seluruh unit usaha Socfindo, Socfindo juga menerapkan prinsip minyak sawit lestari (sustainable palm oil) melalui penerapan prinsip dan kriteria yang diatur dalam RSPO dan ISPO di seluruh unit perkebunan kelapa sawit yang berada di Sumatera Utara dan Aceh.
2.2. Logo PT. Socfin Indonesia
Sumber : PT. Socfin Indonesia Tahun 2021 Gambar 2.1.
Logo PT. Socfin Indonesia
Logo PT. Socfin Indonesia terdiri dari unsur, warna, dan makna seperti berikut:
1. Nama “PT. SOCFIN INDONESIA (SOCFINDO)” yang bertujuan untuk dapat dikenali langsung bahwa logo ini adalah identitas PT. Socfin Indonesia
2. Huruf S yang merupakan huruf awal dari Socfin dan tanda panah keatas dan kebawah yang serupa dengan huruf awal Indonesia.
3. Huruf S dan tanda panah tersebut menyerupai simbol dollar ($) yang bermakna perusahaan ini adalah perusahaan yang profit oriented atau berorientasi pada laba.
4. Tanda panah keatas menggambarkan perusahaan berorientasi keatas untuk menghasilkan laba bagi para pemegang saham dan tanda panah kebawah menggambarkan perusahaan berorientasi ke bawah untuk mensejahterakan karyawan.
5. Warna hijau melambangkan PT. Socfin Indonesia bergerak dibidang perkebunan, warna kuning melambangkan kesejahteraan dan warna hitam dipilih untuk keselarasan warna.
2.3. Visi dan Misi PT. Socfin Indonesia 2.3.1. Visi PT. Socfin Indonesia
Visi PT. Socfin Indonesia adalah menjadi perusahaan industri perkebunan kelapa sawit dan karet kelas dunia yang efisien dalam produksi dan memberikan keuntungan kepada para stakeholder.
2.3.2. Misi PT. Socfin Indonesia
Adapun misi PT. Socfin Indonesia PT. Socfin Indonesia adalah:
a. Mengembangkan bisnis dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
b. Memberlakukan sistem menajemen yang mengacu pada standar internasional dan acuan yang berlaku di bisnisnya.
14
c. Menjalankan operasi dengan efisien dan hasil yang tertinggi (mutu dan produktivitas) serta harga yang kompetitif.
d. Menjadi tempat kerja pilihan bagi karyawannya, aman dan sehat.
e. Menggunakan sumber daya yang efisien dan minimalisasi limbah.
f. Membagi kesejahteraan bagi masyarakat dimana kami beroperasi.
2.4. Tujuan PT. Socfin Indonesia
Sesuai dengan akta pendirian perusahaan, tujuan perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional umumnya, khususnya di sektor pertanian dan sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat berdasarkan kepada azas.
Mempertahankan dan meningkatkan melalui kontribusi pendapatan nasional dari sektor perkebunan melalui upaya peningkatan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri sekaligus dalam rangka meningkatkan ekspor dan non migas.
2.5. Struktur Organisasi PT. Socfin Indonesia
Sumber: PT. Socfin Indonesia Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT. Socfin Indonesia
2.6. Job Description PT. Socfin Indonesia
Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi PT Socfin Indonesia terdiri dari:
1. Principal Director
a. Memimpin dan mengurus perusahaan.
b. Mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas seluruh keputusan dan ketetapan dalam kebijakan perusahaan.
2. General Manager
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan.
b. Mewakili principal director.
16
3. Estate Advisor
Memberikan pendapat langsung atau saran kepada principal director.
4. General Department (Bagian Umum)
Dipimpin oleh seorang kepala bagian umum yang bertanggung jawab langsung kepada direksi dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Urusan anggaran, Law, Security, dan Public Relation
Mengurus masalah HGU PT. Socfin Indonesia Medan, mengurusi masalah hukum, peraturan yang berhubungan dengan kegiatan PT.
Socfin Indonesia, menangani masalah yang timbul serta mengatur penjagaan asset perusahaan, menangani masalah hubungan
masyarakat.
b. Urusan anggaran, Law, Security, dan Public Relation
Mengurus masalah HGU PT. Socfin Indonesia Medan, mengurusi masalah hukum, peraturan yang berhubungan dengan kegiatan PT.
Socfin Indonesia, menangani masalah yang timbul serta mengatur penjagaan asset perusahaan, menangani masalah hubungan masyarakat.
c. Urusan Home Affairs, Transportation, Statictic, Accounting Menangani masalah kepegawaian, menangani masalah
pengangkutan, pencatatan kegiatan dalam statistik, menghitung dan mengkontrol biaya umum, membuat daftar gaji dan budget.
d. Urusan Training, Jamsostek, dan Inner Social
Memprogram dan melaksanakan training, seminar dan Bench Marking, menangani masalah jamsostek, menangani masalah perumahan di seluruh kebun menangani masalah umum.
e. Urusan Head Office dan Estate Security
Menangani masalah keamanan kantor besar medan, kompleks perumahan PT. Socfin Indonesia, menangani masalah pencurian, penjarahan kelapa sawit dan karet, menangani masalah keamanan dengan instansi terkait, mengatur sistem keamanan kebun-kebun, mengamankan asset.
f. Urusan Electric Data Processing dan Communication Instrument Electric Data Processing, mengurus dan mengatur peralatan komunikasi (radio, telepon, HT dan lain-lain), mengatur dan mengawasi peralatan komputer.
g. Urusan General Expenses dan Non Staff Personil
Menangani personali pegawai, membuat perhitungan biaya umum dan masalah asuransi, membuat daftar golongan staf dan pegawai,
membuat laporan.
h. Urusan Human Resources Recrutment, Security, Statistic dan Administration
Menangani administrasi penerimaan pegawai pimpinan, membuat statistik laporan keamanan, medical report, membuat daftar gaji
seluruh staf dan pegawai kantor besar Medan, membuat daftar pelamar kerja.
18
i. Urusan Home Affair dan Inventory Equipment
Membuat daftar rincian bangunan rumah staf dan karyawan kantor besar Medan, membuat dan memeriksa tagihan air, listrik, telepon, dan lain-lain, mengawasi pemakaian mess dan bungalow, menyusun
anggaran perabot dan inventaris, membuat daftar inventaris kebun kantor besar Medan, memeriksa bangunan rumah staff.
j. Urusan Working Permit, Vehicle Licence dan Guest Mengurus izin tenaga kerja asing, mengurus tiket pesawat.
5. Agricultural Department (Bagian Tanaman)
Dipimpin oleh seorang kepala bagian dan bertanggung jawab kepada direksi dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Urusan Kultur Teknis Kepala Sawit dan Karet
Membuat rekomendasi mengenai kultur teknik kelapa sawit dan karet, mengecek dan mereview program sadap, stimulasi, rencana serta panelpanel deres yang dibuat staf urusan administrasi karet, mengecek dan mereview program pemupukan kepala sawit dan karet yang dibuat oleh staf urusan administrasi kepala sawit dan pemupukan, mengambil contoh Dawn dan LD, mengecek dan mereview produksi karet dan kelapa sawit yang dibuat oleh staf.
b. Urusan Administrasi Karet.
c. Urusan Control Panen Kelapa Sawit
Tugasnya adalah memeriksa seluruh keperluan tanaman.
d. Urusan Eksploitasi Karet
Tugasnya dalah memeriksa seluruh aspek eksploitasi dan stimulasi semua kebun karet.
e. Urusan Hama dan Penyakit Tanaman
Melaksanakan pengendalian hama penyakit sawit dan karet, membuat laporan pengendalian hama penyakit, mengevaluasi pengendalian hama penyakit.
f. Urusan Survey dan Pemetaan
Mensurvey area dan membuat peta dan ukurannya, membuat laporan hasil dan ukuran areal peremajaan, perluasan dan konservasi, rekapitulasi luas areal sawit dan karet.
6. Technical / Technologi Department (Bagian Teknik / Teknologi)
Dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertanggung jawab kepada direksi dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Urusan Bangunan Pabrik dan Perawatan Instalasi Pengolahan
Membuat desain, kalkulasi dan mengawasi pekerjaan bangunan pabrik dan seluruh instansi, memeriksa dan memberi petunjuk mengenai perawatan bangunan, instalasi pabrik dan mesin pengolahan, mengawasi jaringan listrik dan kapasitas pabrik, mengawasi kunjungan rutin ke kebun-kebun, mengawasi pesanan barang dan mengevaluasi biaya perawatan bangunan instalasi pabrik dan mesin b. Urusan Pemeliharaan dan Mesin-Mesin Penggerak
20
Memeriksa pengoperasian boiler, bejana uap dan mesin-mesin pengolahan, memberi petunjuk perawatan boiler, bejana uap dan mesin-mesin pengolahan, mengawasi perbaikan mesin-mesin dan instalasi pabrik.
7. Sales Department (Bagian Penjualan)
Dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertanggung jawab langsung kepada direksi dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Eksport Rubber / Seeds and Local Seeds
Membuat dan memeriksa dokumen ekspor karet dan kecambah, membuat dan memeriksa dokumen penjualan kecambah, memeriksa rekening pengangkutan dan ekspedisi karet.
b. Ekspor Oil
Membuat dan memeriksa dokumen ekspor CPO dan turunannya, pembayaran pajak ekspor, memeriksa rekening pengangkutan CPO dan turunannya ,memeriksa rekening PT. Socfin Indonesia.
8. Finance Department (Bagian Perbelanjaan)
a. Mempersiapkan slip jurnal untuk mutasi neraca dan laba rugi setiap kebun.
b. Mempersiapkan slip jurnal hutang-hutang pegawai, staf, dan pensiunan.
c. Memeriksa jurnal transaksi pembukuan kantor besar.
d. Mempersiapkan financial result.
e. Mempersiapkan daftar sisa hutang dan pemotongan hutang pegawai.
f. Mempersiapkan laporan keuangan.
g. Mempersiapkan daftar rincian perkiraan No. 1271, 1272, 1273 dan 1278.
9. Purchase Department (Bagian Pembelian) a. Urusan pembelian lokal, impor, dan gudang.
b. Mengkoordinir seluruh proses pembelian lokal, impor, dan gudang.
c. Memeriksa permintaan uang dan pertanggung jawaban.
10. IT Department
a. Mempersiapkan dan memelihara sistem komputerisasi yang terintegrasi (SAP untuk kantor besar harvest IT plus untuk kebun-kebun).
b. Mengadakan dan memelihara seluruh jaringan komputerisasi dan hardware-nya.
c. Memelihara dan menyimpan data-data perusahaan yang ada di server.
11. Internal Audit
Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada direksi dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Kepala Internal Audit
Menyusun rencana audit dan anggaran, melakukan pemeriksaan di Medan atau di kebun, membuat dan memeriksa laporan audit, memonitor tindak lanjut.
c. Staf Internal Audit
Menyiapkan daftar pemeriksaan dan audit program, melaksanakan pemeriksaan dan manyiapkan laporan pemeriksaan.
22
2.7. Jaringan Usaha Kegiatan
PT. Socfin Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan diantaranya;
PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Loba, PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke , PT. Socfin Indonesia Perk. Aceh dll.
Jaringan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Socfin Indonesia adalah mengelola hasil kebun karet yang akan di kirim ke kebun sepupu. PT. Socfin Indonesia juga menyediakan infrastruktur yang memadai yang mendorong keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila sarana umum tidak tersedia, PT.
Socfin Indonesia juga akan menyediakan sarana tempat tinggal, pendidikan, air bersih, kesehatan, dan fasilitas umum yang memadai.
2.8. Kinerja Usaha Terkini
Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada PT. Socfin Indonesia yang terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.
Untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah merencanakan dan mengalokasikan sumber daya tertentu untuk menjalankan program pembangunan dan pengembangan masyarakat dalam bentuk kegiatan ataupun sumbangan yang ditujukan untuk menciptakan
kesejahteraan, pendidikan, lapangan kerja, kesehatan, lingkungan dan budaya setempat.
2.9. Rencana Kegiatan
Rencana kerja tahun 2021 PT. Socfin Indonesia antara lain adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan tingkat produksi.
2. Pengendalian Biaya.
3. Pengendalian lingkungan.
24 BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Anastasia dan Lilis (2011) mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang di implementasikan oleh dewan direksi, manajemen, serta seluruh staf dan karyawan untuk memberikan jaminan yang memadai atas tercapainya tujuan pengendalian, yang meliputi :
a. Efektivitas dan efisiensi operasi.
b. Realibilitas pelaporan keuangan.
c. Kesesuaian dengan aturan dan regulasi yang ada.
Pengendalian Internal juga merupakan prosedur untuk melindungi aset perusahaan dari segala tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua peraturan hukum atau undang – undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi.
3.2. Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Tunggal dalam bukunya Struktur Pengendalian Intern (1995:2) terdapat 4 tujuan pengendalian internal, yaitu:
1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam data digunakan untuk mengambil keputusan yang penting.
2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya. Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalah gunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga berlaku untuk harta perusahaan yang tidak nyata seperti perkiraan piutang, dokumen penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian internal dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksud untuk menghindari pekerjaan – pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber – sumber dana yang tidak efisien.
4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan.
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian internal memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh perusahaan.
5. Penilaian harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta telah dinilai dengan selayaknya sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan bahwa penyesuaian – penyesuaian telah dilakukan dengan syah. Pengendalian yang dianut dalam suatu unit usaha dan dibentuk untuk mencapai tujuan pertama dan kedua diatas (yaitu, menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuan) disebut pengendalian akuntansi intern (internal accounting
26
controls). Pengendalian yang dianut untuk mencapai tujuan ketiga dan
keempat tersebut diatas (yaitu, menggalakkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan) disebut pengendalian operasional (operasional controls) atau pengendalian administrasi (administrative controls).
3.3. Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Menurut Willson dan Campbell dalam bukunya Controllership (1986:129) terdapat tujuh elemen pokok yang diperlukan dalam pengendalian internal, yaitu:
1. Personalia yang kompeten dan dapat dipercaya, disertai adanya garis kewenangan dan tanggung jawab yang ditetapkan dengan jelas.
2. Pemisahan tugas yang memadai, dimana terdapat beberapa batas:
a. Pemisahan tanggung jawab operasional dari pembukuan keuangan b. Pemisahan fungsi penjagaan harta dari catatan – catatan akuntansi.
c. Pemisahan fungsi pemberian otorisasi untuk transaksi – transaksi dari fungsi penjagaan/pemeliharaan harta apapun yang ada hubungannya.
d. Pemisahan tugas – tugas di dalam fungsi akuntansi.
3. Prosedur – prosedur yang wajar untuk pemberian otorisasi terhadap transaksi – transaksi.
4. Adanya catatan dan dokumen yang memadai.
5. Adanya pengawasan secara fisik yang wajar baik terhadap harta.
6. Prosedur – prosedur yang wajar untuk pembukuan yang memadai.
7. Adanya suatu sistem untuk verifikasi yang independen.
3.4. Pengertian Persediaan
Persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya - sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan, (Handoko, 1994).
Adapun pengertian persediaan menurut Ristono (2009:1) „‟persediaan adalah sebagai barang – barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.
3.5. Jenis-Jenis Persediaan
Jenis – Jenis Persediaan menurut Ahmad (2018) yaitu:
a. Persediaan Bahan Baku yaitu sebuah bahan baku yang belum memasuki proses produksi memiliki kegunaan untuk memisahkan para pemasok dari proses produksi.
b. Persediaan Barang Setengah Jadi yaitu komponen yang sudah mengalami proses produksi tetapi masih belum sempurna atau masih belum jadi produk jadi.
c. Persediaan Barang Jadi yaitu produk jadi dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.
3.6. Pengendalian Internal Persediaan
Menurut Heizer dan Render (2014) mengatakan semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan sistem pengendalian persediaan, karena pada hakekatnya perencanaan dan pengendalian persediaan perlu
28
diperhatikan. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa pengendalian persediaan merupakan hal yang perlu diperhatikan dimana untuk menjaga keseimbangan antara besarnya persediaan dengan biaya yang ditimbulkan dari persediaan.
3.7. Unsur-unsur Pengendalian Internal Persediaan
Menurut Mulyadi (2016:488) unsur pengendalian internal dalam penghitungan fisik barang persediaan digolongkan menjadi tiga yaitu:
1.Organisasi
a. Penghitungan jumlah fisik barang persediaan harus dilakukan tim dari fungsi penghitung, fungsi pemegang kartu, dan fungsi pengawas.
b. Tim harus dibentuk dengan terdiri dari petugas selain fungsi akuntansi dan gudang, evaluasi ini memiliki tujuan memberikan penilaian tanggung jawab kedua fungsi tersebut.
2. Sistem wewenang atas prosedur pencatatan
a. Daftar hasil perhitungan persediaan harus ada otorisasi ketua tim stok opname persediaan.
b. Pencatatan hasil perhitungan persediaan berdasarkan kartu yang sudah dicek oleh petugas pemegang kartu.
c. Harga yang dicantumkan adalah harga yang berasal dari kartu persediaan.
d. Penyesuaian atas kartu persediaan berdasarkan informasi (harga pokok ataupun kuantitas) tiap barang yang tercantum pada formulir penghitungan
fisik.
3. Praktik yang sehat.
a. Penggunaan kartu stok opname dicetak dengan nomor yang urut dan petugas harus bisa memberikan pertanggung jawaban atas penggunaannya.
b. Secara independen stok opname dilakukan dua kali atas setiap item persediaan, pertama dilakukan oleh penghitung dan kedua oleh pengecek.
c. Data dan kuantitas persediaan lain ada dalam bagian 2 dan bagian 3 yang disamakan oleh fungsi pemegang kartu stok opname sebelum data yang tertulis dalam bagian 2 kartu stok opname dicatat dalam formulir hasil penghitungan fisik. d. Untuk menghitung jumlah persediaan harus dengan penuh ketelitian menggunakan peralatan dan metode.
4. Karyawan yang kualitasnya sesuai berdasarkan tanggung jawabnya Beberapa pokok unsur pengendalian yang sudah dijelaskan di atas, unsur karyawan adalah sangat penting. Berupa baiknya pemisahan tugas dan peraturan sistem pencatatan serta cara yang direncanakan untuk mendukung terjadinya praktik sehat, semua itu tergantung dari manusianya. Berikut cara yang bisa diterapkan untuk menyeleksi pegawai yang dapat berintegritas dan kompeten:
a. Menyeleksi calon pegawai atas persyaratan yang kebutuhannya sesuai bidangnya.
b. Pengembangan dalam bidang pendidikan selama tetap menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan keadaan perkembangan pekerjaannya.
30
3.8. Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku pada PT. Socfin Indonesia
Persediaan bahan baku pada PT. Socfin Indonesia yaitu kelapa sawit yang sudah dipanen. Pengendalian Internal untuk persediaan bahan baku kepada PT.
Socfin sebagai berikut :
1. Organisasi
PT. Socfin Indonesia melakukan stock opname / pengecekan stok pada bahan baku TBS, bagian yang bertugas untuk melakukan stock opname terbagi dua bagian yaitu, tim Tekniker II dan Krani Produksi.
Tim tekniker II bertugas untuk bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan baku yang diterima, mengawasi kondisi persediaan TBS yang datang dari kebun dan mengawasi proses penyortiran TBS sehingga buah yang diolah sesuai dengan kematangan yang di tentukan. Sedangkan Tim Krani Produksi bertugas untuk menghitung bahan baku TBS / berondolannya.
2. Sistem wewenang atas prosedur pencatatan
PT. Socfin Indonesia mencatat persediaan bahan baku TBS dengan sistem pencatatan perpetual. Alasan perusahaan memilih sistem pencatatan ini adalah agar perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan disetiap saat karena catatan persediaannya mampu menyajikan data dari setiap transaksi pemasukan maupun pengeluaran persediaan secara lengkap dan akurat. Wewenang dalam pencatatan
persediaan bahan baku dilakukan atas otorisasi Tekniker II dengan menggunakan sistem yang sudah terkomputerisasi.
3. Praktik yang sehat
Pencatatan transaksi pada perusahaan ini dilakukan dengan media elektronik seperti komputer yang di desain sedemikian rupa untuk memudahkan dalam pencatatan, untuk persediaan bahan baku yang rusak atau tidak layak diproduksi akan dikeluarkan dari jumlah stok persediaan.
4. Karyawan yang kualitasnya berdasarkan tanggung jawabnya
Karyawan yang bertugas di bagian Tim Tekniker II mempunyai ketentuan latar belakang pendidikan yaitu harus sarjana, namun akan tetap dilatih terlebih dahulu. Sedangkan Tim Krani Produksi tidak mempunyai ketentuan latar belakang pendidikan, bahkan tamat sekolah menengah atas juga sudah bisa, dan tetap akan dilatih terlebih dahulu sama seperti Tim Tekniker II.
33 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penulis yang berjudul “Pengendalian Internal
atas Persediaan Bahan Baku pada PT. Socfin Indonesia” dapat disimpulkan:
1. PT. Socfin Indonesia masih mengalami terjadinya kecurangan meski sudah menjalankan Sistem Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku.
2. Sistem pencatatan persediaan pada PT. Socfin Indonesia adalah sistem pencatatan perpetual yang memudahkan informasi persediaan setiap saat, dan karyawan yang bertugas untuk melakukan pencatatan persediaan harus mempunyai ketentuan latar belakang pendidikan yang sudah di tetapkan oleh perusahaan.
3. Sistem pencatatan pada PT. Socfin Indonesia sudah menggunakan media elektronik seperti komputer yang di desain sedemikian rupa untuk memudahkan pencatatan.
4.2.Saran
Berdasarkan pembahasan diatas penulis akan memberikan saran yang mungkin berguna bagi perusahaan yaitu:
1. Sistem Pengendalian Internal pada PT. Socfin Indonesia terus ditingkatkan agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan seperti kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang mungkin terjadi.
2. Sebaiknya PT. Socfin Indonesia melakukan penjadwalan khusus untuk melakukan stock opname setidaknya sebulan sekali.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Diana, Lilis Setiawati (2011). Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan, Proses dan Penerapan. Edisi I. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Ambar Sari Wini. 2020. Pengendalian Internal Persediaan pada PT.
Perkebunan Nusantara IV Medan.
Ahmad, G. N. (2018). Manajemen Operasi (Pertama) Jakarta: Bumi Aksara Christyanto L , 2011. Peranan Sistem Pengendalian Internal dalam
Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional pada Siklus Persediaan.
Herry. 2012. Akuntansi dan Rahasia di Baliknya. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Handoko, T. Hani. (1994). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 1. BPFF UGM. Yogyakarta
Makikui L Elisabet , 2017. Analisis Sistem Pengendalian Internal Pengelolaan Persediaan Berdasarkan coso pada CV. Kombis Tendean Manado.
Mulyadi. 2016, Sistem Akuntansi. Edisi Empat, Cetakan Kelima. Salemba Empat:
Jakarta.
Porter Thomas . W. dan Perry . E. William. 1992.. Edp Pengendalian dan Auditing. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulaiman F , 2015. Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode eoq pada UD. Adi Marbel.
Wilson, James D and John Campbell,1986, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Edisi 3, Jakarta: Erlangga.