7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Kunyit (Curcuma domestica Val.) Kunyit merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia tenggara, tanaman ini biasanya digunakan sebagai rempah dan juga pewarna . Kunyit di gunakan sebagai obat penyakit yang berhubungan dengan empedu , hepatik , diabetes, sinusitis dan reumatik. Di negara China kunyit banyak digunakan untuk obat sakit perut dan penyakit kuning (Yuan Shan & Iskandar 2018).
2.1.1 Klasifikasi Kunyit (Curcuma domestica Val.) Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Spesies : Curcuma longa (Mutiah, 2015)
Kunyit adalah tanaman ragam yang ad di Indonesia dapat dikembangkan menjadi kosmetik , Penggunaan dari rimpang kunyit bisa digunakan sebagai pencegah dan untuk obat penyakit. Sudah terbukti efektifitas, keamanan, dan khasiatnya (Maharani & Moch, 2015).
2.1.2 Morfologi Tanaman
Kunyit salah satu tanaman dengan umur panjang dari family Zingiberaceae. Kunyit biasanya tumbuh pada dataran rendah, namun kunyit juga bisa tumbuh pada dataran tinggi (Larasati et al., 2018). Habitus dari kunyit yaitu semak yang tinggi ± 70 cm. Memiliki batang yang semu,lurus, bulat, seperti rimpang, warna hijau kekuningan. Daun kunyitadalah tunggal, bentuk lanset panjang, helai dari daun 3-8, pangkal ujungnya runcing, tepinya rata, dengan panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, tulang menyirip, hijau pudar. Bunga majemuk, terdapat rambut, memiliki sisik, tangkai memanjang
16-40 cm, mahkota pada kunyit panjang ± 3 cm, dengan lebar ± 1,5 cm, warna kuning, kelopaknya silindris, berancang tiga, tipis, ungu, pangkal pada daun pelindung pulih, ungu. Akar kunyit serabut, dengan warna coklat muda (Mutiah, 2015)
Rimpang kunyit merupakan bagian utama dari kunyit yang menjadi tempat menumbuhnya tunas. Kulit rimpang warnanya kecoklatan, warna didalamnya kuning tua, jingga, atau jingga kemerahan hingga agak coklata.
Induk rimpang (bulb) atau disebut juga empu kunir lelaki memiliki bentuk bulat lonjong seperti telur. Rimpang dari induk memiliki cabang letaknya lateral dengan bentuk seperti jari (fingers) yang tegap atau kadang melengkung. Rimpang induk kunyit rasanya lumayan pahit, getir, banyak kandungan pigmen dan resin. Anak dari rimpang rasanya agak manis dan memiliki aroma (Silfi et al., 2019).
Gambar 2.1 Gambar Kunyit (Curcuma domestica Val.) 2.1.3 Kandungan Kimia
Tingginya senyawa kimia pada kunyit tergantung tempat kunyit itu tumbuh, kandungan kunyit yang berada pada dataran rendah lebih tinggi dari kunyit yang ada di dataran tinggi. Senyawa kimia utama kunyit yaitu kurkumin, minyak atsiri, resin, protein, kalsium, fosfor dan besi desmetoksikurkumin, oleoresin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak (Shan & Iskandar, 2018).
Pada kunyit terdapat kandungan kimia yang memiliki manfaat untuk tubuh. Kunyit juga memiliki senyawa yang digunakan sebagai obat, yakni kurkuminoid yang tersusun dari (kurkumin atau 1,7-bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,6-dion, 10% desmetoksikumin dan beberapa senyawa memiliki manfaat seperti minyak atsiri yaitu (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil) tak hanya itu dalam kunyit juga terdapat senyawa turunan lain yakni 4”-(3”‟-metoksi-4”‟-hidroksilfenil)- 2”-okso-enabutanil 3-(3‟-metoksi-4‟- hidroksifenil) propenoat yang biasa disebut calebin , 1,7-bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,4,6-heptatriena-3-on,1- hidroksi-1,7-bis(4 –hidroksifemil) heptatrien-3-on dan 1,5-bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,4-pentadien-3-on (Shan & Iskandar, 2018)
2.1.4 Khasiat Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Adapun beberapa manfaat kunyit dalam kehidupan sehari hari yaitu kunyit dimanfaatkan dalam mengolah masakan dan juga dipakai untuk obat tradisional. Kunyit juga memiliki potensi menjadi antipiretik yang digunakan sebagai pengobatan untuk demam. Tanaman kunyit bisa jadi salah satu pilihan terapi yang gampang untuk demam. (Azis, 2019).
Salah satu tanaman yang bermanfaat sebagai perawatan kecantikan yaitu adalah kunyit yang merupakan jenis rempah hasil produksi besar di Indonesia. Pemanfaatan rimpang kunyit untuk perawatan kulit telah diakui sejak dahulu. Diantaranta bukti terdapat peninggalan di Candi Borobudur yaitu terdapat ukiran yang memiliki arti dari pemakaian tanaman dan rempah- rempah digunakan untuk obat dan perawatan kesehatan dan kecantikan.
Pemanfaatan rimpang kunyit sebagai perawatan kecantikan kulit dapat digunakan dan dikonsumsi lewat dalam dan luar tubuh (Silfi et al., 2019).
2.2 Kulit
2.1.5 Definisi Kulit
Kulit juga disebut sebagai organ terluar dan terluas tubuh , berat total dari kulit sekitar 2,7 hingga 3,6 kg dan yang menampung 1/3 dari volume darah ditubuh, tebalnya beragam antara 0,5 – 6,0 mm, terdiri dari beberapa
sel matriks ekstraselular. Yaitu dari 3 lapisan struktur dari kulit yaitu epidermis lapisan terluar dari kulit lapisannya tipis, dermis lapisan yang terletak didalam dan tebal, hipodermis(jaringan lemak) yang merupakan lapisan di bawah dermis. Jaringan hipodermis adalah jaringan ikat yang melekat di bagian bawah dermis (Sayogo, 2017).
2.1.6 Struktur Kulit
Gambar 2.2 Struktur kulit pada manusia
Epidermis merupakan bagian terluar dari kulit terdiri dari epitel lapis tanduk dan epitel lapis gepeng , di epitel lapis gepeng terdapat beberapa banyak susunan sel yang dinamai sebagai keratinosit .Jaringan epidermis tidak memiliki pembuluh ataupun limf yakni hanya terdiri dari jaringan epitel, pada lapisan epidermis terdapat nutrien dan oksigen yang berasal dari kapiler (Kalangi, 2014)
Lapisan epidermis terdiri dari : a) Stratum Kornemun
Stratum korneum tersusun dari beberapa lapis sel mati, pipih dan tidak ada inti sitoplasma pengganti dari keratin. Sel terluar merupakan sisik tanduk yang kerng dan mengelupas
b) Stratum Lusidum
Stratum lusidum terbentuk dari 2 sampai 3 lapisan gepeng menembus cahaya , tidak ada inti, mengandung eleidin, terdapat bebrapa desmosom, akan tetapi kurangnya pada lapisan adhesi. Diantara stratum lusidum dan
stratum granulosum ada lapisan yaitu rein’s barrier yang merupakan lapisan tidak dapat di tembus
c) Stratum Granulosum
Stratum Granulosum biasa disebut lapis butiran yang terdiri dari beberapa sel penyusun lapisan kuit dengan bentuk poligonal, memili inti berkerut, terdiri dari 2 hingga 4 lapisan sel pipih mengandung banyak granula basofilik
d) Stratum Spinosum
Stratum Spinosum / lapis taju tersusun atas lapisan – lapisan sel yang besar denganbentuk poligonal memiliki inti lonjong . sitoplasma berwarna biru, semakin keatas maka bentuk sel semakin gepeng, pada stratum spinosum ada desmosom menempel antara sel satu dengan yang lain.
e) Stratum Basal
Lapisan ini terdiri dari 1 lapis sel mengandung melanosit yang dapat menghasilkan dapat menghasikan pigmen , memiliki inti besar, selnya silindris, tersusun berjarjar diatas membran basal yang melekar pada bagian bawah epidermis, intisitoplasma basofilik. Setiap 28 hari lapisan epidermis diperbarui untuk pindah ke permukaan (Kalangi, 2014).
2.1.6.1 Lapisan Dermis
Dermis merupakan tempat tinggal zat tambahan epidermis. Pada dermis terdapat beberapa sel imun dengan fungsi sebagai perlawanan dari infeksi yang menembus kulit. Pada dermis terdapat suplai darah, nutrisi dan juga zat asam pada. Dermis memiliki fungsi sebagai pengatur suhu kulit lewat pembuluh darah superfisial. Reseptor saraf memiliki fungsi untuk memberikan sensasi rasa raba (Sayogo, 2017).
2.1.6.2 Jaringan hipodermis
Jaringan hipodermis merupakan lapisan lemak dan jaringan ikat mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Penting lapisan tersebut adalah agar mengatur temperatur kulit dan tubuh.Jaringan hipodermis merupakan menempel pada bawah dermis (Sayogo, 2017).
2.1.7 Fungsi Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi. Fungsi paling utama dari kulit adalah untuk menjaga bagian dalam dan luar seperti melindungi kulit dari berbagai mikroorganisme berbahaya dari luar, mencegah lingkungan mekanisme homeostatic, kulit secara pasif mempertahankan panas sebagai tambahan, bekerja sama dengan sistem saraf dalam peraturan suhu tubuh ketika inti tubuh menjadi terlalu hangat atau dingin, pusat pengaturan suhu otak mentransmisikan sinyal ke pembuluh darah dalam kulit sebagai tanggapan terhadap pembuluh darah akan melebar untuk membawa lebih banyak darah ke permukaan tubuh untuk menurunkan panas atau membatasi untuk membawa lebih sedikit darah ke permukaan tubuh untuk mempertahankan panas (H.McConnell & Hull 2020).
Fungsi spesifik dari kulit yang utama bergantung dari epidermis. Epitel merupakan pembungkus epidermisyang utuh keseluruh permukaan tubuh, terdapat tempat khusus untuk perkembangan folikel kulit, yakni kuku,rambut, dan beberapa kelenjar, fungsi lain dari kulit adalah untuk sawar (Kalangi, 2014).
2.3 Antibakteri
Banyak penelitian yang telah melaporkan aktivitas antimikroba spektrum luas untuk kurkumin termasuk aktivitas antibakteri, antivirus, antijamur, dan antimalaria. Karena aktivitas antimikroba dari kurkumin diperpanjang dan untuk keamanan properti bahkan pada dosis tinggi (12 g / hari) yang dinilai dari hasil uji klinis pada manusia. Kurkumin memiliki aktivitas antimikrobial semidurable, kurang tahan lama terhadap paparan cahaya, dengan tingkat menghambat dari 45% dan 30% terhadap Staphy- lococcus aureus dan Escherichia coli, kurkuminoid menimbulkan aktivitas hambatan terhadap bakteri Str. agalactiae, S. intermedius, S. epidermidis, S.
Aureus (Moghadamtousi et al., 2014)
kurkumin dengan agen antimikroba lainnya digunakan untuk pengembangan gel kulit antimikroba dan emulsi dengan perlindungan kulit yang lebih baik dan sifat pembalut luka Studi antibakteri pada ekstrak air
kunyit menunjukkan nilai MIC (konsentrasi hambat minimum) mulai dari 4- 16 g / L dan nilai MBC (konsentrasi bakterisidal minimal) mulai 16 hingga 32 g / L pada S. Epidermis, S. Aureus (Moghadamtousi et al.,2014).
2.4. Jerawat
Jerawat merupakan kondisi pori-pori kulit menyumbat sehingga terdapat kerusakan yang meradang seperti bruntusan (bintik merah) pada kulit wajah dan abses (kantong nanah ) yang menyebabkan adanya infeksi . Jerawat umumnya terdapat pada kulit wajah, leher dan punggung terjadi pada lelaki maupun perempuan. Terdapat beberapa penyebab jerawat yakni karena keturunan, hormon, stres, bakteri P.Acnes, dan faktor tempat tinggal.
(Sampelan et al., 2013). Pada penelitian Lema et al (2019) disebutkan insidensi jerawat memuncak pada perempuan usia 14 hingga 17 tahun dan lelaki antara usia 16 sampai 19 tahun, namun dapat timbul pada usia 30-40 tahun. Hingga usia lanjut tidak memungkiri tidak terjadinya kondisi ini.
Jerawat adalah terjadinya peradangan folikel abses yang terlihat dengan adanya komedo pada wajah, papulla, pustula, kista dan juga nodulus pada kulit muka, leher, punggug dan lengan bagian atas. Jerawat sangat mengkhawatirkan dikarena terdapat hubungan dengan jati diri dari seseorang yang diakibatkan oleh kurangnya keindahan pada kulit wajah (Ompi et al., 2016)
2.5. Gel
2.5.1. Pengertian Gel
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Depkes RI, 2020)
2.5.2. Kelebihan sediaan gel
Gel mempunyai viskositas dan daya menempel yang besar maka dari itu gel tidak mudah ngalir di permukaan kulit.
Mudah merata bila dioleskan karena pada sediaan gel terdapat sifat tiksotropi
Tidak menimbulkan bekas, saat dipakai cuma ada lapisan tipis dan mudah menyerap seperti film
Mudah dibilas dengan air
Memberikan efek dingin pada kulit
Berpenetrasi lebih lama dari pada sediaan krim
Baik saat digunakan untuk area yang ada rambutnya jadi lebih disukai dalam sediaan kosmetik
Gel cepat mencair jika berinteraksi dengan kulit dan terbentuk satu lapisan sehingga dalamhal ini gel lebih baik dari pada krim
(Rosida et al., 2018) 2.5.3. Kekurangan sediaan gel
Pada sediaan hidrogel harus memakai komponen aktif yang mudah larut pada air maka dari itu dibutuhkan tingkatan pada pemakaian peningkatan kelarutannya seperti surfaktan supaya gel masih jernih pada berapa perbedaan suhunya, namaun sediaan gel mudah dibilas oleh keringat, adanya surfaktan yang banyak mampu mengakibatkan iritasi dan harganya relatif mahal
Pemakaian emolient golongan dari ester dengan konsentrasi minimal dan bisa tidak digunakan untuk mendapatkan gel yang jernih dan bagus
Gel yang memiliki senyawa alkohol tinggi mampu memberikan rasa perih diwajah dan area mata, tampilan jelek untuk kulit bila terpapar sinar matahari, sediaan yang beralkohol mudah menguap (Wardiyah, 2015).
2.6. Komponen Penyusun Gel 2.6.1 Propilenglikol
Gambar 2.3 Struktur Kimia Propilenglikol
Propilenglikol dalam bidang farmasi umumnya dipakai untuk kosolvent, ekstraktan, dan pengawet pada berbagai sediaan parenteral dan nonparenteral adalah cairan bening, tidak bewarna, kental, praktis tidak ada bau, cair, dengan rasa manis, agak tajam yang hampir mirip gliserin. Pada umumnya propilenglikol pelarut yang lebih baik dari pada gliserin Sinonim dari propilenglikol yaitu 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol;
methyl ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum dengan BM 76.09. Fungsi Pengawet antimikroba; desinfektan; humektan;
pemlastis; pelarut; zat penstabil; cosolvent yang larut dalam air. (Rowe et al., 2009).
2.6.2 Gliserin
Gambar 2.4 Struktur Kimia Gliserin
Gliserin ialah cairan bening, tidak memiliki warna, tidak ada bau, kental, higroskopis; memiliki rasa yang manis, kurang lebih 0,6 kali lebih manis dari sukrosa. Gliserin umumnya dipakai pada beberapa macam formulasi farmasi termasuk sediaan oral, otic, ophthalmic, topikal, dan parenteral sinonim dari gliserin Croderol; E422; glicerol; gliserin; gliserolum;
Glycon G-100; Kemstrene; Optim; Pricerine; 1,2,3-propanetriol;
trihydroxypropane gliserin. BM dari gligliserin yaitu 92.09, fungsinya sebagai Pengawet antimikroba; cosolvent; yg melunakkan; humektan;
pemlastis; pelarut; agen pemanis; agen tonisitas. (Rowe et al.,2009) 2.6.3 PEG 400
Gambar 2.5 Struktur Kimia PEG 400
PEG 400 adalah cairan kental jernih, tidak memiliki warna atau sedikit warna kuning, karakteristik bau dan rasa pahit, agak terbakar. Fungsinya sebagai bahan Dasar salep; pemlastis; pelarut; dasar supositoria; tablet dan pelumas kapsul. Sinonim dari PEG yaitu Carbowax; Penjaga Carbowax;
Lipoxol; Lutrol E; makrogola; PASAK; Pluriol E; polioksietilen glikol. BM PEG 400 380–420. PEG sering dipakai didalam berbagai formulasi farmasi, termasuk parenteral, topikal,sediaan oftalmik, oral, dan rektal(Rowe et al., 2009)
2.6.4 CMC-Na
Gambar 2.6 Struktur Kimia CMC-Na
CMC-Na merupakan bubuk granular berwarna putih hingga hampir putih, tidak berbau, tidak berasa, higroskopis setelah pengeringan. Nama lain dari CMC-Na Akusel; Aqualon CMC; menyerap air; pucat; Karbosa D;
carmellosumnatrikum; Cel-O-Brandt; permen karet Selulosa; Ketilosa; CMC sodium; E466; Perbaikan Finn; glikoselan; Nymcel ZSB; SCMC; sodium karboksimetilselulosa; natrium selulosa glikolat; Matahari terbit; Tylose CB;
Tylose MGA; Walocel C; Xylo-Mucine. Adapun fungsinya diantaranya sebagai agen pelapis; agen penstabil; agen penangguhan; tablet dan penghancur kapsul; pengikat tablet; agen penambah viskositas; agen penyerap air. Banyak digunakan dalam sediaan farmasi baik itu sediaan oral ataupun sediaan topikal. Biasanya pada konsentrasi 3-6% dapat menghasilkan gel yang dapat digunakan sebagai dasar untuk aplikasi dan pasta. (Rowe et al., 2009)
2.6.5 Na EDTA
Gambar 2.7 Struktur Kimia Na EDTA
Dalam berbagai macam sediaan farmasi Na EDTA dalam kosmetik, dan makanan sebagai agen pengkelat. Na EDTA memiliki sifat yang stabil kompleks yang larut dalam air . Na EDTA adalah serbuk kristal putih, sinonim dari Na EDTA yaitu Edetate sodium, edetic acid tetrasodium salt;
EDTA tetrasodium, ,ethylenediaminetetraaceti acid tetrasodium salt, (ethylenedinitrilo) tetraacetic acid tetrasodium sal, tetracemin, tetrasodium edetate, Versene. Dengan BM 380,20. Na EDTA digunakan sebagai Chellating agent dan juga sebagai pengawet anti mikroba. Pada sediaan (Rowe et al., 2009)
2.6.6 TiO2
Titanium dioksida umumnya digunakan pada kosmetik, makanan, industri dan pada sediaan topikal dan oral yang digunakan sebagai pigmen putih. TiO2 adalah Bubuk non higroskopis berwarna putih, amorf, tidak ada bau, dan tidak berasa. Sinonim dari TiO2 adalah Titanium dioksida anatase;
titanium dioksida brookite; indeks warna nomor 77891; FF-Pharma Hombitan; Kemira AFDC; Kronos 1171; pigmen putih 6; Pretiox AV-01-FG;
titanium rutil dioksida; Tioksida; TiPure; anhidrida titanic; titanii dioksidum;
Tronox. Dengan berat molekul 79.88,. Titanium dioksida digunakan sebagai Coating agent, opacifier, pigment (Rowe et al., 2009)
2.6.7 Asam sitrat
Gambar 2 8 Struktur kimia Asam sitrat
Asam sitrat memiliki bentuk hablur bening, serbuk kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa sangat asam, adapun sinonim dari asam sitrat yaitu Acidum citricum monohydricum; E330; 2-hidroksipropana-1,2,3-asam trikarboksilat monohidrat. BM 210.14, kelarutan Asam sitrat yaitu Kelarutan Larut 1 dalam 1 bagian etanol (95%) dan 1 dalam 1 air; sedikit larut dalam eter. (Rowe et al., 2009)
2.6.8 Natrium sitrat
Gambar 2 9 Struktur kimia Natrium sitrat
Dalam bidang farmasi Natrium sitrat banyak digunakan sebagai ebagai bahan dihidrat atau anhidrat. Fungsi dari natrium sitrat diantaranya yaitu sebagai agen alkali; agen penyangga; agen pengemulsi; pengasingan. BM 294.10, natrium sitrat merupakan bahan yang tidak berbau, tidak berwarna, benbentuk monoklinik kristal, atau bubuk kristal putih dengan rasa asin yang dingin Natrium sitrat merupakan bahan yang stabil .Pemakaian untuk Buffering agent 0.3–2.0.(Rowe et al.,2009)
2.6.9 Aquadest
Aquadest sering dipakai untuk bahan baku dan pelarut pada pembuatan suatu sediaan, formulasi dan pembuatan prodok farmasi . Sinonim dari aquadest yaitu Aqua; aqua purificata; hidrogen oksida. BM 18.02. Aquadest suatu cairan yang bening, tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak ad rasa. Fungsi pelarut. (Rowe et al., 2009)
2.7. Evaluasi Fisika kimia Sediaan
Untuk memastikan mutu dari sebuah sediaan maka harus dilakukan beberapa pengujian diantaranya adalah uji karakteristik fisika kimia yaitu (organoleptik, homogenitas, pH , daya sebar, viskositas, tipe aliran)
2.7.1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indra merupakan uji yang dikerjakan dengan menggunakan panca indra manusia yang bertujuan untuk pengembangan mutu. Pemeriksaan uji organoleptik meliputi bau, warna, dan tekstur.
Pengujian dilakukan dengan replikasi pada masing-masing formula sebanyak tiga kali (Lumentut et al., 2020)
2.7.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yaitu agar mengetahui distribusi partikel dari sediaan gel, untuk mengetahui bahwa bahan aktifnya dan bahan tambahan tercampur secara homogen. Adapun caranya yaitu sebanyak 1 gram sediaan lalu diratakan pada gelas objek. lalu dilihat sediaan yang baik ditandai dengan struktur yang homogen dan tidak nampak adanya butiran kasar Pengujian ini dikerjakan dengan replikasi sebanyak 3kali untuk masing-masing formulanya (Lumentut et al., 2020)
2.7.3. Uji pH
Uji pH ditujukan untuk melihat keamanan dari suatu sediaan pada saat dipakai dan tidak tidak mengiritasi pada kulit. Alat yang digunakan yaitu pH meter caranya dengan menimbang sebanyak 1 gram ekstrak sediaan gel lalu diencerkan dengan 10 ml aquades. pH sediaan yang baik sesuai dengan pH kulit yaitu 4.5 – 6.5.(Lumentut et al., 2020)
2.7.4. Uji Daya Sebar
Daya sebar ditujukan untuk melihat lebar dari penyebarannya sediaan saat diaplikasikan di kulit, Hasil daya sebar sediaan gel yang baik adalah 5-7 cm atau 5,54- 6,08 cm (berdasarkan standar SNI) . sehingga bisa dilihat mudahnya proses pengaplikasian sediaan pada kulit. Penyebaran pada permukaan yang didapatkan dengan menaiknya bebannya yang menunjukkan karakteristik daya sebar yang dimana lebar permukaan yang didapatkan berbanding lurus dengan kenaikan beban yang ditambahkan (Azkiya et al., 2017).
2.7.5. Uji Viskositas
Tujuan dari uji viskositas yaitu agar mengetahui derajat keketalan dari sediaan. Viskositas adalah penjelasan suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas maka makin sukar mengalirnya / semakin besar tahanannya. (Azkiya et al., 2017)
2.7.6. Uji Tipe Aliran
Tipe aliran diamati dari rheogram serta nilai yield sediaan gel . Nilai yield merupakan harga yang wajib dilakukan supaya sediaan mampu mengalir dengan baik. Keberadaan dari nilai yield disebabkan oleh bertemunya beberapa partikel yang berdampingan, yang harus dipisah sebelum sediaan bisa mengalir. Ada faktor-faktor yang mampu menjadi pengaruh pada terciptanya aliran sediaan semipadat yakni persaingan antara pemisahan ikatan sekitar makromolekul terlarut atau pemisahan gaya Vander Waals di area beberapa partikel terdispersi oleh shear dan terbentuknya ikatan kembali oleh Brown. Seimbangnya antara pemisahan dan pembentukan ikatan akan bergeser lebih ke arah pemisahan untuk meningkatkan shear.
Nilai yield diperoleh dari hasil ukur viskositas pada berbagai rpm, lalu dari hasil disebut dapat ditentukan tekanan geser. (Mursyid, 2017).
2.9.Uji stabilitas
Uji stabilitas pada sediaan gel dilakukan agar mengetahui kekuatan alir atau keluarnya gel dari tube. Viskositas sediaan mempengaruhi terhadap hasil dari daya sebar maka semakin besar viskositas yang didapatkan diameter daya sebar sediaan semakin kecil, pada sediaan ini stabilitas ditujukan pada kekuatan produk dalam mempertahankan sifatnya dan efek terapi agar tidak berubah khasiatnya di waktu saat pembuatan formula tersebut hingga batasan yang ditetapkan sepanjang masa penyimpanan dan pemakaiannya (Ribeiro et al., 2013).
Berdasarkan jangka waktunya, uji stabilitas dibagi 2 yakni uji stabilitas jangka pendek (dipercepat) dan uji stabilitas jangka panjang (real time study).
Uji stabilitas jangka pendek dikerjakan selama 6 bulan dengan keadaan ekstrem (suhu 40±20°C dan RH 75± 5%), sedangkan uji stabilitas dengan jangka panjang dilakukan hingga waktu expired yang ada di kemasannya.
(Ribeiro et al., 2013) Uji stabilitas pada percobaan kali ini dilakukan dengan
metode freeze-thaw cycling yaitu sediaan gel disimpan pada suhu ± 40°C selama 24 jam dan kemudian suhu ± 40°C selama 24 jam. Pengujian dilakukan selama 6 siklus, dimana tiap siklus diamati perubahan fisik sediaan gel meliputi organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat.