• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sehat Menurut (Krisna Triyono & K. Herdiyanto, 2018) definisi kesehatan menurut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sehat Menurut (Krisna Triyono & K. Herdiyanto, 2018) definisi kesehatan menurut"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sehat

2.1.1 Definisi Sehat

Menurut (Krisna Triyono & K. Herdiyanto, 2018) definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah “keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi” (Undang-undang tentang kesehatan tahun 2009).

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan.

Menurut (Obella & Adliyani, 2015) Sehat merupakan suatu kondisi yang ingin dimiliki oleh setiap individunya. Sehat tidak hanya dalam keadaan fisik, namun juga sehat secara mental dan sehat secara sosial. Tidak hanya meliputi kebebasan dari suatu penyakit, namun juga sehat meliputi keadaan psikis dari seseorang. Sehat pada umumnya mempengaruhi perilaku manusia, begitu pula sebaliknya, perilaku seseorang juga akan dapat mempengaruhi kesehatan orang tersebut.

Perilaku merupakan hal yang lumrah di lakukan oleh seseorang baik yang secara sadar mau pun secara tidak sadar. Perilaku seseorang dapat mempengaruhi keadaan kesehatan seseorang itu sendiri. Perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. Salah satunya adalah dengan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebaiknya di terapkan setiap saat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengetahuan. Menurut beberapa penelitian, jika pengetahuan seseorang

(2)

11

baik, maka Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya juga akan menjadi baik, dan akan berdampak baik pula untuk kehidupannya.

2.1.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan

Menurut (Obella & Adliyani, 2015) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :

a. Faktor lingkungan

Menurut (Kasnodihardjo & Elsi, 2013) karakteristik ilmiah seperti ilkim, geografis, topologi otomatis memperngaruhi di bidang kesehatan, karakteristik di atas otomatis akan mempengaruhi akan status ekonomi, budaya, serta status sosial yang akan berdampak di dalam kesehatan. Selain itu lingkungan yang dibuat manusia juga akan menimbulkan dampak.

Seperti rumah yang tidak memadai yang merupakan penyumbang akan kebersihan. Selain itu lingkungan kerja juga mempengaruhi akan status kesehatan seseorang. Lingkungan sendiri di bagi menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, adapun yang termasuk lingkungan fisik antara lain contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan dan sebagainya.

Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.

(3)

12

Gambar 2.1.2. faktor faktor yang mempenagruhi derajat kesehatan menurut Hendrik L.Blum

b. Perilaku

Menurut (Fitriany et al., 2016) perilaku individu dan kebiasaan merupakan salah satu faktor-faktor dari kesehatan seperti merokok, membuang sampah sembarangan, mengemudi secara ugal-ugalan, mengonsumsi alkohol, personal hygine salah satu pemberi pengaruh dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan anatra lain kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya misalnya sehat, mencari pelayanan kesehatan, pengetahuan individu, masyarakat.

c. Keturunan

Keturunan atau heridity merupakan salah satu faktor dari kesehatan karena melalui keturunan atau heredity ini seseorang dapat mengetahui tentang penyakit-penyakit yang mungkin akan di turunkan misalnya penyakit dan behavior (Obella & Adliyani, 2015).

d. Pelayanan kesehatan

Menurut (Napirah et al., 2016) Pelayanan kesehatan merupakan salah Derajat kesehatan perilaku

keturunan

lingkungan Pelayanan kesehatan

(4)

13

satu faktor dari kesehatan. Karena melalu pelayanan kesehatan ini seseorang atau individu dapat memperoleh hak nya untuk sehat. Pelayanan kesehatan yang buruk akan menyebabkan status kesehatan individu yang buruk juga, akan tetapi pelayanan kesehatan yang baik akan meningkatkan suatu status kesehatan individu yang baik pula misalnya fasilitas, sdm dan pemberian pelayanan informasi.

2.1.3 Masalah Kesehatan sebagai dampak phbs yang kurang

Masalah kesehatan adalah suatu kondisi d imana seseorang mengalami gangguan kesehatan yang sangat kompleks dari berbagai masalah lingkungan, sosial, budaya, perilaku, populasi penduduk, derajat kesehatan dan lain sebagainya (Mukholid Agus, 2015). Adapun masalah kesehatan antara lain yang tidak menular maupun menular akibat sanitasi.

Menurut (Windraswara & Rizki, 2017) suatu masalah kesehatan dapat dicegah apabila sesorang dapat menerapkan perilaku hidup bersih yang benar, akan tetapi apabila tidak dilakukan dengan benar akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang akan berdatangan. Adapun masalah kesehatan yang sering di temukan pada masyarakat antara lain diare, penyakit menular pernafasan, penyakit jantung dan paru, hipertensi dan penyakit lainnya.

Menurut (Utami, 2018) masalah kesehatan yang sering ditemukan akibat aspek perilaku maupun gaya hidup yang terdapat diindonesia antara lain diare, DHF, Malaria, TBC, maupun perilaku yang diakibatkan oleh gaya hidup seperti Kardiovaskuler, Diabetes dan HIV AIDS.

Menurut (Fithria, 2016) masalah kesehatan akibat lingkungan disebabkan karena perilaku manusia serta masyarakat masih bingung dalam pengelolaan sanitasi lingkungan sehingga merusak ekosistem. Adapun masalah akibat lingkungan yang

(5)

14

masih kurang. Adapun masalah kesehatan yang banyak muncul akibat masalah kesehatan dan antaranya Diare, TBC, penyakit kulit, gangguan gizi, tipoid/tifus, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), dan gangguan pencernaan. Adapun 3 masalah besar dan sering terjadi akibat lingkungan di antara lain malaria, diare, dan TBC.

Menurut (Chusna, 2014) pengaruh kesehatan terdapat dua hal yang mempengaruhi yaitu positif yang meningkatkan status kesehatan dan hal negatif yang menurunkan status kesehatan karena didalam lingkungan mengalami saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Lingkungan dan perilaku merupakan salah satu penentu dari sehat atau tidaknya masyarakat yang mendiami daerah atau lingkungan tersebut misalnya masalah kesehatan yang sering muncul sehingga mendatangkan berbagai penyakit misalnya kebiasaan masyarakat dalam mengendarai kendaraan yang relatif dekat sehingga mempengaruhi kesehatan yang diakibatkan oleh polusi udara. Selain itu masalah kesehatan yang lain di akibatkan karena banyak genangan air sehingga menyebabkan penyakit mudah berkembang yang disebabkan oleh nyamuk.

Menurut lutfin (Huwaida, 2018) kesadaran diri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang menyebabkan datangnya berbagai penyakit diantaranya dermatitis, diare, gangguan pernapasan, demam, batuk dan pilek. Hal ini dia karenakan masyarakat sudah mengetahui dalam perilaku hidup bersih sehat akan tetapi banyak masyakat yang enggan dalam melakukan kannya di tambah lagi kurangnya informasi dalam melakukan perilaku hidup bersih sehat.

Menurut (Ramdan, 2007) terdapat berbagai hal dalam mencegah terjadinya berbagai penyakit menular yang disebabkan oleh iklim. Salah satunya dapat dicegah dengan kesadaran masyarakat dalam melakukan perilaku hidup bersih sehat karena didalamnya terdapat indikator indikator dalam mencegah penyakit baik menular

(6)

15

maupun tidak menular. Apabila perilaku hidup bersih sehat dapat dilakukan dengan baik maka akan mencegah penyakit akan tetapi apabila kurang akan menimbulkan berbagai dampak penyakit khusunya pada perubahaan iklim saat ini. Antara lain penyakit yang disebabkan karena perubahan iklim antara lain diare dan ISPA (infeksi pernapasan akut). Karena menurut H.L Blum ada empat faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan yaitu perilaku, genetik, lingkungan serta faktor pelayanan kesehatan.

Menurut (Raksanagara et al., 2016) perilaku hidup bersih sehat apabila dilakukan dengan baik akan menimbulkan derajat kesehatan masyarakat yang baik pula akan tetapi apabila sebaliknya akan menimbulkan berbagai dampak masalah kesehatan yang muncul di masyarakat baik disengaa maupun tidak disengaja sehingga akan memperparah keadaan tersebut apabila kurang dalam berperilaku hidup bersih sehat, adapun masalah kesehatan yang timbul antara lain cacingan, diare, gangguan gizi, gangguan kulit, dan lain sebagainya sehingga menyebabkan derajat kesehatan manusia.

2.1.4 Keluhan Masalah sebagai dampak Phbs yang kurang Kesehatan Pada Msayarakat Berdasarkan Tingkatan Usia

Keluhan masalah kesehatan berbagai usia yang terjadi pada masyarakat yang sering di jumpai:

1.Pada Balita

Berdasarkan hasil (Risekesdas, 2018) menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar 13,8%.

1. Berdasarkan hasil penelitian (Wahyudi, 2015) menunjukan bahwasannya hasil P value adalah < 0,05 dengan demikian terbukti bawasannya terdapat

(7)

16

hubungan PHBS pada tatanan rumah tangga yang meliputi perilaku tentang ASI ekslusif, perilaku tentang status gizi dan merokok dengan kejadian ISPA.

2. Berdasarkan penelitian (Irianty et al., 2018) dengan judul hubungan antara Rumah Sehat Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Kabupaten Trenggalek menunjukan hasil rumah tangga yang tidak sehat memiliki angka risiko lebih tinggi mengalami Pneumonia dibandingkan dengan balita dengan rumah tangga yang sehat.

3. Berdasarkan penelitian (Jamil, 2019) dengan judul hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Ibu Dengan Kejadian Diare di Puskesmas Garuda Pekanbaru menunjukan hasil bawasannya terdapat hubungan antara perilaku pemberian ASI ekslusif pada kejadian diare pada bayi. Terdapat hubungan mencuci tangan degan air bersih dan sabun dengan kejadian diare pada bayi 2. Pada dewasa dan lansia

1. Berdasarkan penelitian (Cletus, P. Santoso, 2014) dengan judul Studi Tungau Kudis Sarcoptes Scabiei Dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Wilayah Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur menunjukan hasil (1) PHBS berupa personal hygiene, pemakaian handuk, pakaian, dan perlengkapan tidur, pada kelompok berisiko menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding dengan kelompok tidak berisiko, (2) angka kontaminan pada kelompok berisiko menunjukkan positif tungau Sarcoptes scabiei yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok tidak berisiko, (3) tingkat pengetahuan masyarakat Lekok, khususnya pada kelompok berisiko atau penderita skabies rendah, (4) upaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Lekok untuk menanggulangi skabies kurang optimal.

(8)

17

2. Berdasarkan penelitian (Wulandari Paputungan, 2016) dengan judul Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Upai Kota Kotamobagu Tahun 2015 menunjukan hasil terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar (p=0,041), kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan (p=0,047), kebiasaan makan di luar rumah (p=0,030), dan tidak ada hubungan antara kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dikonsumsi langsung dengan kejadian demam tifoid (p=0,774). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Upai Kota Kotamobagu Tahun 2015.

3. Berdasarkan penelitian (Nadia et al., 2016) dengan judul Hubungan Perilaku Hidup Bersih Sehat Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sorong Propinsi Papua Barat Tahun 2015 menunjukan hasil Responden yang mempunyai perilaku hidup bersih sehat yang baik (54,5%) lebih banyak dibandingkan perilaku hidup bersih sehat yang buruk (45,5%). Dari hasil tersebut dilakukan uji Chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,000 (<0,005), dapat disimpulkan terdapat hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian malaria di wialayah kerja Puskesmas Kota Sorong Provinsi Papua Barat.

4. Berdasarkan penelitian (Indriawati, 2013) dengan judul Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap Prevalensi Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang menunjukan hasil Kepala keluarga yang PHBS dengan baik yang menderita DBD sebesar 30,3% dan yang PHBS buruk yang menderita DBD mencapai 74,1%. Hasil

(9)

18

penelitian ini menunjukan bahwa Chi Square hitung = 11,3 dengan dk = 1dan derajat kesalahan (α) sebesar 1 % maka didapat Chi Square tabel = 6,635, karena ChiSquare hitung = 11,3 >Chi Square tabel = 6,635 maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara Perilaku Hidup bersih dan Sehat terhadap Prevalensi DBD, karena tingkat pendidikan yang tinggi dapat DBD.

5. Berdasarkan penelitian (Kurniawan, 2010) dengan judul hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian tuberkolosis paru pada warga di Kelurahan Jaraksari Wonosobo Jawa Tengah menunjukan hasil uji statistik bahwasannya terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian tuberkolosis pada warga di Kelurahan Jaraksari.

2.2 PHBS

2.2.1 Definisi PHBS

PHBS merupakan kumpulan perilaku yang di praktikan secara sadar sebagai Salah satu pembelajaran dalam bidang kesehatan oleh sehingga suatu keluarga sehingga dapat menolong diri sendiri maupun lingkungan. Tujuan di aplikasikan PHBS agar masyarakat dapat berperan aktif di lingkungan maupun di masyarakat itu sendiri, Sehingga dapat menimbulkan upaya serta pengalaman bagi kelompok masyarakat dengan cara memberikan informasi, komunikasi dan edukasi guna untuk meningkatkan suatu pengetahuan, perilaku, serta tindakan dengan menggunakan suatu pendekatan gerakan masyarakat agar dapat meningkatkan derajat kesehatan. berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwasannya PHBS sangat penting bagi kehidupan sehari hari sehingga dapat menolong dirinya sendiri maupun orang lain (Natsir, 2019).

(10)

19

Perilaku hidup bersih di bagi beberapa tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan (sekolah), tatanan institusi kesehatan, tatanan tempat kerja serta tatanan tempat umum (Kemenkes, 2014).

2.2.2 Sasaran Dari PHBS

Untuk mewujudkan PHBS maka di perlukan sasaran-sasaran. Adapun sasaran dalam PHBS di bagi menjadi 3 yaitu terdiri dari sasaran tersier, sasaran primer dan sasaran sekunder:

1. Sasaran tersier

Sasaran dari tersier merupakan mereka yang mempunyai wewenang khusus dalam pengambilan suatu keputusan formal, Sehingga mempunyai suatu kewenangan dalam membuat suatu kebijakan tentang PHBS yang mana selain itu mendukung dalam hal pendanaan dalam Perlaku Hidup Bersih dan Sehat (Putri Lina, 2012).

2. Sasaran primer

Pada sasaran primer ini sendiri merupakan pemberian edukasi tentang PHBS secara langsung kepada individu, kelompok masyarakat sehingga dapat melakukan dengan baik dan benar (Gayatri Setyabudi & Dewi, 2017).

3. Sasaran sekunder

Pada sasaran sekunder yaitu di lakukan kepada mereka yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan merupakan salah satu contoh dari individu maupun kelompok, adapun yang berpengaruh dan contoh dalam melakukan PHBS adalah tokoh masyarakat, yang mana tokoh masyarakat ini merupakan salah satu orang yang paling dekat dengan individu maupun kelompok masyarakat, misalnya tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat dan lain sebagainya. Para tokoh ini juga mempunyai kemampuan untuk

(11)

20

merubah tetapi hal tersebut di lakukan terlebih dahulu terhadap kelompoknya (Zahtama. et al., 2015).

2.2.3 Strategi Pembinaan PHBS

Melakukan perubahan perilaku merupakan salah satu tugas berat karena sudah menjadi kebiasaan dalam berperilaku, mengingat akan beratnya perubahan perilaku tersebut maka perlu dilakukan beberapa strategi untuk dapat merubahnya, Otawa Charter membagi beberapa komponen dalam promosi di bidang kesehatan:

1. Build health public policy

Membangun kebijakan public berwawasan kesehatan (Built Health Public Policy), artinya mengupayakan agar para pembantu kebijakan diberbagai sektor dan tingkatan administrasi mempertimbangkan dampak kesehatan dari setiap kebijakan yang dibuatnya.

2. Create supportive environment

Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Supportive Environtments ) artinya menciptakan suasana lingkungan ( baik fisik maupun sosial politik) yang mendukung sehingga masyarakat termotivasi untuk melakukan upaya – upaya yang positif bagi kesehatan.

3. Strenghten comunity action

Memperkuat gerakan masyarakat (Streghthen community action) artinya memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar lebih berdaya dalam upaya mengendalikan faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan.

4. Develop perrsonal skill

Mengembangkan keterampilan individu (Develop personal skill) artinya mengupayakan agar masyarakat mampu membuat informasi, pendidikan dan

(12)

21

pelatihan memadai. Upaya ini akan lebih efektif dan efisien bila dilakukan melalui pendekatan tatanan (setting).

5. Reorient health service

Reorient pelayanan kesehatan (Reorient Health Service) artinya mengubah orientasi pelayanan kesehatan agar lebih mengutamakan upaya preventif dan promotif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Sedangkan di indonesia memberlakukan strategi dalam promosi kesehatan gerakan pemberdayaan (G) yang telah didukung, Bina suasana (B), advokasi (A) serta dilandasi oleh semangat kemitraan, berdasarkan strategi promosi kesehatan tersebut dapat digunakan dan di kolaborasikan untuk mengubah perilaku PHBS yang baik dan benar sesuai dengan indikator yang telah ada. Bina suasana merupakan salah satu peran yang cukup penting, peran tersebut dapat mendukung lingkungan (khususnya non fisik) sehingga strategi tersebut dapat tercapai.

Advokasi merupakan salah satu peran penting di sini Advokasi dapat membuat suatu kebijakan –kebijakan yang berwawasan kesehatan, lingkungan fisik sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang telah sesuai dengan demikian kemitraan sangat penting sehingga strategi tersebut dapat berjalan dengan lancar, strategi tersebut dapat dilihat dalam kerangka konsep berikut.

(13)

22

Masyarakat

Gambar 2. 1 alur Strategi Promosi Kesehatan Untuk Pembinaan PHBS ( kemenkes, 2011).

Kerangka konsep 2.1.3. PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga

Menurut (Oliver, 2019) menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat tercukupi dan anak dapat tumbuh sehat. Indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga diantaranya:

1. Pertolongan ibu melahirkan oleh tenaga kesehatan

Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.

Kemitraan

3 Advokasi

(A )

2 Suasana

( B )

1 Gerakan pemberdayaan

(G )

Mencegah dan menganggulan

gi masalah kesehatan (PHBS ) PHBS kurang

(14)

23 2. Kunjungan k4

Indikator cakupan K4 merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh antenatal care secara lengkap (memenuhi standar pelayanan da frekuensi yang sesuai dengan ketetapan) yang menggambarkan tingkat perlindungan pada ibu hamil pada suatu wilayah, selain menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program kesehatan ibu dan anak.

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 ini merupakan salah satu indikator dari standar pelayanan minimal (SPM) dalam bidang kesehatan. Cakupan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang telah sesuai dengan standar pelyanan minimal akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pencapaian cakupan K4 dapat di dukung dengan kelas ibu hamil, buku kesehatan ibu dan anak ( KIA ), program perencanaan pencegahan persalinan dan komplikasi (P4k ) dan pemberdayaan masyarakat (Tasi et al., 2015).

3. Bayi di beri asi ekslusif

Menurut (Yusrina & Devy, 2016) Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus oleh Tuhan yang keluar langsung dari payudara seorang ibu untuk bayinya. ASI diciptakan sesuai dengan kebutuhan bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu. Pemberian ASI Eksklusif merupakan proses pemberian makan pada bayi yang berupa ASI saja tanpa makanan tambahan lain hingga bayi berumur 6 bulan.

4. Air bersih

Air merupakan kebutuhan dasar dan sangatlah penting bagi manusia, karena manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa air, terutama sebagai air minum. Ketersedian air di dunia ini tidak pernah berkurang, bahkan dapat

(15)

24

dikatakan berlimpah, tetapi yang dapat dikonsumsi oleh manusia hanya sekitar 5 % saja, sedangkan dengan tingginya tingkat modernisasi menyebabkan menurunnya kualitas air yang 5 % tadi sehingga makin sedikitlah jumlah air yang dapat dikonsumsi.(Sutandi, 2019).

5. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun

Mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta membuat tangan menjadi harum baunya. Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, yang membutuhkan pelatihan yang minim dan tidak membutuhkan peralatan. Selain itu, mencuci tangan merupakan cara terbaik untuk menghindari sakit. Kebiasaan sederhana ini hanya membutuhkan sabun dan air (Risnawaty, 2017).

Dengan mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun dapat mencegah berbagai penyakit diantaranya:

a) Diare

Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat mengurangi angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali disosialisasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja 14 dan air kencing, karena kuman- kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.

Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang

(16)

25

terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat ke efektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah : Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) (Utami et al., 2016).

b) Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA).

ISPA adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita, Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan ini dengan dua langkah: 1. Dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan. 2. Dengan menghilangkan pathogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan lainnya.

Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktek-praktek menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian lain menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi 15 saluran pernafasan yang berkaitan dengan pneumonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen (Syahidi et al., 2016)

6. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu tempat pembuangan tinja yang baik dan sehat baik di rumah tangga, sekolah, rumah ibadah dan tempat lainnya. Dikatan jamban sehat apabila mampu mencegah tinja ke badan air,mencegah kontaminasi manusia dengan tinja, membuat tinja tidak mudah dihinggapi serangga dan

(17)

26

hewan lainnya,mencegah bau yang tidak sedap, serta konstruksi dudukan terbuat dari bahan yang nyaman dan aman (Apriyanti et al., 2018).

7. Jentik – jentik satu minggu sekali

Memberantas jentik nyamuk satu minggu sekali merupakan salah satu langkah dalam mencegah suatu penyakit yang disebabkan oleh hewan nyamuk adapun cara untuk memberantas jentik nyamuk denga cara salah satunya melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yaitu dengan 3M ( menguras air yang telah tergenang cukup lama.

Menutup tempat penyimpanan air, dan mengubur barang barang yang dapat menjadi tempat tergenangnya air di tambah dengan mencegah dari gigitan nyamuk). Mencegah dari gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan cara menggunakan lotion anti nyamuk,menggunakan larvasida atau abate serta memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, sehingga dari gerakan 3M plus dapat menunrukan penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk (Priesley et al., 2018).

8. Melakukan aktifitas fisik atau ber olahraga setiap hari

Aktivitas fisik adalah suatau kegiatan dimana menggerakan tubuh dimana dihasilkan oleh otot rangka sehingga memerlukan pengeluaran energi.Apabila Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik dapat menyebabkan tubuh kurang mengeluarkan energi, sehingga ketika asupan energi tidak di imbangi dengan pengeluaran energi maka dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Cara agar meningkatkan pengeluaran energi dalam tubuh denga cara melakukan aktivitas fisik (Prasetyo, 2013).

(18)

27

Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 merupakan seseorang yang cukup melakaukan aktivitas fisik minimal melakukan kegiatan minimal 30 menit atau 3-5 hari dalam seminggu.

9. Tempat pembuangan sampah

Kebersihan lingkungan merupakan salah satu indikator dari kualitas hidup masyarakat. Peningkatan kualitas lingkungan hidup sudah mulai di tingkatkan oleh sebagaian besar pemerintah daerah dan kota. Peningkatan kualitas lingkungan hidup terdapat beberapa aspek salah satunya yaitu pengolahan sampah contohnya tempat sampah.polusi akibat banyaknya timbunan sampah dapat mengakibatkan berbagai polusi tanah udara dan air.

Selain menimbukan polusi tumpukan sampah juga dapat megakibatkan masalah kesehatan bagi manusia dan kerusakan ekosistem (Elamin et al., 2018).

10. Gosok gigi

Menyikat gigi yang benar di lakukan dengan teknik memutar minimal 15 detik untuk setiap gigi, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.

Lakukan pula gerakan vertikal untuk mengangkat kotoran dari sela-sela gigi.

Jika perlu gunakan dental floss dan mouthwash agar mulut lebih bersih dan segar. Jangan lupa bersihkan pula lidah dengan scrub khusus. Dari menyikat gigi dengan benar dapat terhindar dari peyakit karies gigi yang biasa menyerang apa bila tidak dilakukan benar (Arianto et al., 2014).

11. Lantai rumah

Rumah merupakan suatu gedung dimana sebagi tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Menurut Sardi, Rumah sehat adalah

(19)

28

rumah yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani manusia secara layak sebgai sutu tempat tinggal atau perlindungan terhadap pengaruh luar.

Prinsip rumah sehat terdiri dari beberapa bagian yan sangat penting salah satunya lantai dan dinding harus kering ( tidak lembab ) dan mudah di bersihkan agar lantai tetap kering maka lantai harus terbuat dari bahan yang tidak mudah menghantarkan air ke permukaan lantai ( kedap air ),berada lebih tinggi dari halaman luar dengan ketingian minimal 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari permukaan jalan (Hendianto et al., 2017).

12. Memiliki jaminan kesehatan

Jaminan kesehatan nasional adalah suatu program dari suatu pemerintah dan masyarakat di mana mampu memberikan suatu jaminan kesehatan bagi setiap masyarakat yang berada diindonesia. Jaminan kesehatan adalah suatu jaminan perlindungan kesehatan sehingga peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang telah di berikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran ataupun iuran yang dibayar oleh pemerintah (Irwandy, 2016).

13. Tidak merokok di dalam rumah

Menurut(Juanita, 2012) , bahwa asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi diri seseorang maupun lingkungannya sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit diantaranya kanker selain itu rokok juga dapat menyebabkan iritasi pada mulut, hidung, mata, menstimulasi tumbuhnya penyakit asma, kanker paru, gangguan pernafasan dan batuk

(20)

29 14. Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

Narkoba sebagai zat yang sangat diperlukan untuk bahan pelayaan kesehatan dan obat, akan tetapi semakin berkembangnya jaman narkoba tidak hanya di pakai untuk pelayanan kesehatan akan tetapi juga juga di perjul belikan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab (Mardani, 2008). Sehingga dapat dipakai untuk kalangan bebas karena sangat mudahnya di dapatkan dan di perjual belikan, karena mudahnya mendapatkan narkoba tersebut maka akan menimbulkan berbagai efek negatif yang akan menyerang tubuh, dari mental atau kejiwaaan bahkan sampai dengan penyakit yang akan terus berdatangan, selain itu pengguna narkoba akan mendapatkan hukuman sosial bahkan sampai dengan pengucilan oleh masyarakat (Eleanora, 2011)

Minuman keras adalah salaah satu minuman yang terdapat etanol di dalamnya.etanol adalah zat yang dapat menurunkan kesadaran konsumennya apabila di konsumsi baik sedikit maupun secara berlebihan.minuman keras juga memiliki zat akdiktif,zat akdiktif adalah zat apabila di mongkonsumsi akan menimbulkan kecanduan yang terus menerus sehingga ingin terus mengkonsumsi minuman tersebut (Rori, 2015).

2.2.4 PHBS Pada Tatanan Institusi Pendidikan

Merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat.

Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi seha, indikator PHBS pada tatanan institusi pendidikan meliputi:

(21)

30

1. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun

Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. Program PHBS dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar sadar, mau, dan mampu melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Dengan menjalankan perilaku perilaku melakukan PHBS, masyarakat berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat seperti memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu upaya pencegahan melalui tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun. Tangan manusia seringkali menjadi agen yang membawa kuman daan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang atau dari alam ke orang lain melalui kontak langsung atau tidak langsung (Risnawaty, 2017)

2. Membuang sampah pada tempatnya

Perilaku membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu kegiatan fisik individu yang terlihat jelas karena di bentuk oleh lingkungan perilaku individu saat berada di sekolah karena peduli terhadap lingkungan merupakan salah satu perilaku propsional sehingga sangat penting di tanamkan sejak didni,guru daan orang tua merupakan salah satu contoh dari suatu individu di sekolah, guru dapat memberikan norma norma tentang bagimana cara membuang sampah pada tempatnya ,memberikan contoh yang baik dan benar. Kepribadian anak anak dapat tertanam sejak kecil tergantung seperti apa yang mereka lihat (Aditya et al., 2015).

(22)

31 3. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu tempat pembuangan tinja yang baik dan sehat baik di rumah tangga, sekolah, rumah ibadat dan tempat lainnya. Dikatan jamban sehat apabila mampu mencegah tinja ke badan air, mencegah kontaminasi manusia dengan tinja,membuat tinja tidak mudah dihinggapi serangga dan hewan lainnya,mencegah bau yang tidak sedap, serta konstruksi dudukan terbuat dari bahan yang nyaman dan aman (Padang, n.d.).

4. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Mengonsumsi jajanan di kantin sekolah merupakan suatu pemberdayaan di mana anak mampu mengambil keputusan dalam mengonsumsi jajanan sehat di sekolahan yang terlindungi (Zulfiayu Sapiun, Paulus Pangalo, Heny PanaI, 2019).

5. Tidak merokok ketika di sekolah

Menurut (Rachmat et al., 2013), bahwa asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi diri seseorang maupun lingkungannya sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit diantaranya kanker selain itu rokok juga dapat menyebabkan iritasi pada mulut, hidung, mata, menstimullasi tumbuhnya penyakit asma, kanker paru, gangguan pernafasan dan batuk.

6. Menggosok gigi

Menyikat gigi yang benar dilakukan dengan teknik memutar minimal 15 detik untuk setiap gigi, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Lakukan pula gerakan vertikal untuk mengangkat kotoran dari sela-

(23)

32

sela gigi. Gunakan dental floss dan mouthwash agar mulut lebih bersih dan segar. Jangan lupa bersihkan pula lidah dengan scrub khusus. Dari menyikat gigi dengan benar dapat terhindar dari penyakit karies gigi yang biasa menyerang apa bila tidak dilakukan dengan benar (Arianto et al., 2014).

7. Olah raga secara tertaur

Olahraga merupakan suatu aktivitas untuk melatih aktivitas seseorang baik jasmani maupun rohani. Semakin sering melakukan aktivitas olahraga maka akan semakin sehat tubuh seseorang (JUNAEDI, 2016).

8. Menimbang berat badan 6 bulan sekali

2.2.6. PHBS Pada Tatanan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu target sau sasaran dari PHBS, adapun indikator dalam pelayanan kesehatand adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun

Banyak penyakit yang bisa bersarang dalam tubuh bila lalai mencuci tangan, misalnya tifus, infeksi jamur, polio, disentri, diare, kolera, cacingan, ISPA dan hepatitis A. Sebagai populasi yang rentan terserang penyakit, 3.5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal setiap tahunnya karena penyakit ISPA dan diare dan menjadikannya penyebab utama kematian anak (Ambarwati & Prihastuti, 2019) 2. Membuang sampah pada tempatnya

Sampah biasanya diartikan sebagai barang padat yang sudah tidak terpakai dan tidak memiliki fungsi tertentu.sehingga seringkali menimbulkan berbagai masalah kesehatan maupun lingkungan apabila tidak dapat di kelola dengan cepat dan tepat (Kurniawansyah S. I., Sopyan I., 2018).

3. Menggunakan jamban sehat

(24)

33

Jamban adalah suatu tempat pembuangan tinja yang baik dan sehat baik di rumah tangga, sekolah, rumah ibadat dan tempat lainnya. Dikatan jamban sehat apabila mampu mencegah tinja ke badan air,mencegah kontaminasi manusia dengan tinja,membuat tinja tidak mudah dihinggapi serangga dan hewan lainnya,mencegah bau yang tidak sedap, serta konstruksi dudukan terbuat dari bahan yang nyaman dan aman (Munandar, 2016) .

4. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin

Varian jajanan pangan saat ini semakin hari semakin bertambah, salah satunya dikarenakan kreativitas dari penjaja semakin menigkat untuk menarik perhatian masyarakat yang memiliki daya konsumtif besar. Jajanan pangan dengan jenis beragam yang ditawarkan dengan harga murah dan dijajakan didalam ataupun sekitar sekolah memiliki daya tarik yang besar bagi anak.

Pangan jajanan diharapkan selain harga yang murah dan jenisnya yang beragam, juga menyumbangkan kontribusi yang cukup penting akan kebutuhan gizi.

Anak sekolah sangat menyukai pangan jajanan. Oleh karena itu, para pedagang berupaya untuk memberikan penampilan yang menarik dan rasa yang disenangi anak–anak dengan menambahkan bahan– bahan tertentu tanpa memperdulikan keamanannya (Zulfiayu Sapiun, Paulus Pangalo, Heny PanaI, 2019).

5. Tidak merokok ketika di fasilitas kesehtan

Tidak merokok ketika difasilitas kesehatan Kawasan tanpa asap rokok (KTR) adalah suatu kawasan dimana dilarang mengkonsumsi rokok, menghisap, mengikl ankan, memproduksi dan menjual produk tembakau.Salah satunya Fasilitas pelaya nan kesehatan adalah suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggara kan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabili tatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat (Kamaj aya et al., 2017)

6. Tidak meludah disembarang temapat

(25)

34

Kebiasaan orang yang sering dilakukan yaitu meludah sembarang tempat. air liur berfungsi dan bermanfaat bagi tubuh salah satunya dalam proses pencernaaan didalam rongga mulut yang terdapat enzim enzim seperti lipase, protease, Dnase dan RNAse. selain itu air liur juga berfungsi sebagai penetralisir virus dan bakteri didalam tubuh .air liur masuk ke dalam mulut dan selanjutnya akan diangkut masuk ke dalam lambung namun pabila air liur tidak dilanjutkan ke dalam lambung dan di buang keluar maka akan menimbulkan penularan berbagai macam penyakit diantaranya apabila air liur terdapat bakteri tubercholosis maka akan menular, hepatitis B, influenza dan batuk (Martiana et al., 2007).

7. Memberantas jentik nyamuk dengan membantu masyarakat diinstitusi (kesehtan pada saat pemberantasan sarang nyamuk )

PSN 3M Plus adalah salah satu contoh perilaku hidup sehat karena berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit dengan memutus rantai penularan DBD. PSN 3M Plus hendaknya dilaksanakan secara simultan dan terus-menerus oleh seluruh masyarakat. Tidak hanya masyarakat, lintas sektoral lainnya juga turut terlibat sebagai pendukung pengerjaan program tersebut.(Priesley et al., 2018).

2.2.5 PHBS Pada Tatanan Tempat Kerja

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditempat kerja ialah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat, (Restiyani A, 2017).

1. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun

Cuci tangan merupakan aktivitas mencuci tangan memakai sabun selama kurang lebih 15 – 20 detik dan dibilas dengan menggunakan air bersih mengalir.

Selain sabun dan air dapat juga menggunakan sabun yang mengandung alkohol

(26)

35

(Evan-Smith, 2005). Sedangkan menurut Centers for DiseaseControl and Prevention(2002), menyatakan bahwa mencuci tangan adalah cara yang paling efektif untuk mengontrol penyebaran dari mikrorganisme patogen penyebab penyakit (A. O. A. W. Lestari, 2019).

2. Membuang sampah pada tempatnya

Sampah secara sederhana dapat diartikan sebagai segala barang padat yang tidak terpakai lagi. Seringkali sampah menimbulkan masalah yang serius jika tidak dikelola dengan tepat. Manajemen pengelolaan sampah yang kompleks dengan multi tahapan; mulai dari sampah dihasilkan pada tingkatan rumah tangga, sampah industri atau sampah agraris, pengumpulan sampah, transportasi sampah, fasilitas-fasilitas pengelolaan sampah sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah harus mendapat perhatian yang serius dari instansi yang bertanggung jawab di setiap daerah untuk mencegah atau memperkecil pencemaran yang dapat ditimbulkan (Wibisono & Dewi, 2014).

3. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu tempat pembuangan tinja yang baik dan sehat baik dirumah tangga, sekolah, rumah ibadat dan tempat lainnya. dikatan jamban sehat apabila mampu mencegah tinja ke badan air, mencegah kontaminasi manusia dengan tinja,membuat tinja tidak mudah dihinggapi seranga dan hewan lainnya,mencegah bau yang tidak sedap, serta konstruksi dudukan terbuat dari bahan yang nyaman dan aman (Munandar, 2016).

4. Mengkonsumsi jajanan sehat dikantin tempat kerja

Makanan jajanan menurut FAO (Food and Agriculture Organization) di defisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh

(27)

36

pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Anak & Dasar, 2016).

5. Tidak merokok ketika ditempat kerja

Kawasan tanpa asap rokok (KTR) adalah suatu kawasan di mana dilarang mengkonsumsi rokok, menghisap, mengiklankan, memproduksi dan menjual produk tembakau. salah satunya tempat kerja, temapat kerja dalah suatau ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,di mana tenaga kerja bekerja atau dimasuki tenaga kerja lain memiliki keperluan tertentu atau usaha dan terdpat sumber sumber yang berbahaya (Tinggi, 2019).

6. Tidak meludah disembarang tempat

Kebiasaan orang yang sering dilakukan yaitu meludah sembarang tempat.

air liur berfungsi dan bermanfaat bagi tubuh salah satunya dalam proses pencernaaan didalam rongga mulut yang terdapat enzim enzim seperti lipase, protease, Dnase dan RNAse.selain itu air liur juga berfungsi sebagai penetralisir virus dan bakteri didalam tubuh . air liur masuk ke dalam mulut dan selanjutnya akan diangkut masuk ke dalam lambung namun pabila air liur tidak dilanjutkan ke dalam lambung dan di buang keluar maka akan menimbulkan penularan berbagai macam penyakit diantaranya apabila air liur terdapat bakteri tubercholosis maka akan menular ,hepatitis B , influenza dan batuk (Butarbutar, 2018)

7. Memberantas jentik nyamuk

Memberantas jentik nyamuk satu minggu sekali merupakan salah satu langkah dalam mencegah suatu penyakit yang disebabkan oleh hewan nyamuk adapun cara unuk memberantas jentik nyamuk denga cara salah satunya

(28)

37

melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yaitu dengan 3M (menguras air yang telah tergenang cukup lama,menutup tempat penyimpanan air, dan mengubur barang barang yang dapat menjadi tempat tergenangnya air ditambah dengan mencegah dari gigitan nyamuk ). Mencegah dari ggitan nyamuk dapat dilakukan dengan cara menggunakan lotion anti nyamuk,menggunakan larvasida atau abate serta memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, sehingga dari gerakan 3M plus dapat menurukan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk (Bestari & Siahaan, 2018).

8. Menggunakan APD sesuai dengan tempat kerja

Alat pelindung diri (APD) adalah suatu alat di mana digunakan sebaagai pelindung diri dari luka ataupun penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak langsung dengan bahaya (hazard) ditempat kerja,baik yang bersifat kimia,biologis,radiasi,fisik,elektrik dan lain sebagainya (Novianto, 2015)

2.2.6 PHBS Pada Tatanan Tempat Umum

Tempat umum merupakan salah satu sasaran dari phbs, adapun indikator dari tatanan tempat umum adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun sehingga menjadi bersih. Cuci tangan pakai sabun adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai air dan sabun, cuci tangan pakai sabun merupakan cara yang sederhana, mudah, dan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit penyebab kematian, yang dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar, seperti penyakit Diare dan ISPA yang

(29)

38

sering menjadi penyebab kematian anakanak. Demikian juga penyakit Hepatitis, Thypus dan Flu Burung (Murwaningsih, 2016).

2. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu tempat pembuangan tinja yang baik dan sehat baik dirumah tangga, sekolah, rumah ibadat dan tempat lainnya. dikatan jamban sehat apabila mampu mencegah tinja ke badan air, mencegah kontaminasi manusia dengan tinja, membuat tinja tidak mudah dihinggapi seranga dan hewan lainnya, mencegah bau yang tidak sedap, serta konstruksi dudukan terbuat dari bahan yang nyaman dan aman (Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal et al., 2018).

3. Tidak merokok ketika ditempat umum 4. Tidak meludah disembarang temapat

Kebiasaan orang yang sering dilakukan yaitu meludah sembarang tempat.

air liur berfungsi dan bermanfaat bagi tubuh salah satunya dalam proses pencernaaan didalam rongga mulut yang terdapat enzim enzim seperti lipase, protease, Dnase dan RNAse. selain itu air liur juga berfungsi sebagai penetralisir virus dan bakteri didalam tubuh .air liur masuk ke dalam mulut dan selanjutnya akan diangkut masuk ke dalam lambung namun pabila air liur tidak dilanjutkan ke dalam lambung dan di buang keluar maka akan menimbulkan penularan berbagai macam penyakit diantaranya apabila air liur terdapat bakteri tubercholosis maka akan menular, hepatitis B, influenza dan batuk (Martiana et al., 2007).

5. Memberantas jentik nyamuk

Memberantas jentik nyamuk satu minggu sekali merupakan salah satu langkah dalam mencegah suatu penyakit yang disebabkan oleh hewan nyamuk

(30)

39

adapun cara unuk memberantas jentik nyamuk denga cara salah satunya melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yaitu dengan 3M (menguras air yang telah tergenang cukup lama,menutup tempat penyimpanan air,dan mengubur barang barang yang dapat menjadi tempat tergenangnya air ditambah dengan mencegah dari gigitan nyamuk ). Mencegah dari ggitan nyamuk dapat dilakukan dengan cara menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan larvasida atau abate serta memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, sehingga dari gerakan 3M plus dapat menurukan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk(Saleh et al., 2018).

2.3 Konsep Perilaku

2.3.1 Pengertian Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapta disimpulkan bahwa perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2014).

Menurut (Notoatmodjo, 2014), merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner disebut “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons, yaitu:

(31)

40

1. Respondent response atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Respons- respons ini mencakup perilaku emosional.

2. Operasi response atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

2.3.2 Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2014), yaitu:

1. Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi pengetahuan/ kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara jelas oleh orang lain (Sunawan, 2016).

2. Perilaku terbuka (overt behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Nurlaela, 2014).

2.3.3 Domain Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau factor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Menurut (Notoatmodjo, 2014), faktor-faktor yang membedakan

(32)

41

respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku, yang dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan.

2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Rahmawanto, 2015).

2.3.4 Proses Pembentukan Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut penelitian (Notoatmodjo, 2014), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam dari orang tersebut terjadi proses berurutan, disingkat AIETA yang artinya:

1. Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).

Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dari sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan besifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung

Gambar

Gambar 2.1.2. faktor faktor yang mempenagruhi derajat kesehatan menurut Hendrik  L.Blum
Gambar 2. 1 alur Strategi Promosi Kesehatan Untuk Pembinaan PHBS  ( kemenkes, 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil data (wawancara) yang diperoleh peneliti melalui Bidan Desa Banjarejo RW 02 didapatkan bahwa pemanfaatan posyandu lansia di Desa Banjarejo RW 02

Dalam penelitian ini terlihat bahwa rumah tangga mustahik yang awalnya masih dalam kategori dalam kemiskinan absolut, dan setelah adanya bantuan dana zakat

1) Kerapatan vaskular bundles bambu berdegradasi dari tepi hingga ke dalam sehingga dapat diturunkan fungsi linier dan non linier sebagai pendekatan

perusahaan dalam mengurangi kecemasan pelanggan. Hal ini menyebabkan pelanggan memberikan ke- percayaan dan keyakinan kepada perusahaan penye- dia jasa. Jika dikaitkan dengan

(Desain rekayasa adalah aktivitas total yang diperlukan untuk mengadakan dan mendefinisikan solusi-solusi untuk masalah yang belum dipecahkan sebelumnya, atau solusi baru

Dalam pemenangan pemilukada Kabupaten Bantul tahun 2015 pasangan Suharsono-halim sudah memiliki modal awal yang cukup membantu pemenangan baik dari segi politik, sosial, dan

Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan ditandai oleh masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta

ADLIN SABRINA BINTI MUHAMMAD ROSELEY TEMPAT R09 K10-12 R10-12 K08-10 PENYELARAS JEGATHESWARAN A/L RATNASINGAM ( Y. ) UMMI HANI ABDULLAH PARIDAH BINTI MD TAHIR. ADLIN SABRINA