• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia saat ini sedang dilanda pandemi global virus Covid-19 atau Coronavirus Diseases 2019.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia saat ini sedang dilanda pandemi global virus Covid-19 atau Coronavirus Diseases 2019."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia saat ini sedang dilanda pandemi global virus Covid-19 atau

“Coronavirus Diseases 2019”. Awal perkembangan pandemi ini dari kota Wuhan, Cina dan telah menyebar di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Strategi pemerintah Indonesia dalam mengambil sikap terhadap wabah ini adalah dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau Social Distancing pada seluruh masyarakat. Guna untuk memutus rantai penyebaran

virus ini pemerintah juga menerapkan Work From Home (WFH). Kebijakan tersebut memberikan dampak pada pendidikan di Indonesia karena proses pembelajaran dilakukan dengan moda daring (dalam jaringan) atau online hingga kondisi dinyatakan kondusif.

Kemendikbud menurunkan surat edaran terkait kebijakan selama pandemi Coronavirus Disease 19 lebih tepatnya pada kebijakan pelaksanaan kegiatan pendidikan selama masa darurat penyebaran pandemi Covid-19. Tepat pada tanggal 24 Maret 2020, dalam surat edaran nomor 4 tahun 2020 (diakses pada halaman web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, https://www.kemdikbud.go.id/, 25 Agustus 2020), butir 2 dijelaskan bahwa

pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran dari rumah dilakukan dengan ketentuan-ketentuan berikut yaitu, pembelajaran dalam jaringan dari rumah dapat dilakukan dengan menghimbau siswa tanpa membebani siswa dengan kewajiban pencapaian kurikulum untuk kelulusan maupun kenaikan kelas, dapat difokuskan pada pembelajaran kemampuan atau kecakapan hidup mengenai pandemi Covid-19 selain itu aktivitas pembelajaran daring dapat bervariasi menyesuaikan minat, situasi maupun kondisi siswa, serta bukti aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif tanpa mengharuskan guru memberikan skor atau nilai kuantitatif.

Peneliti melakukan penelitian ini disebabkan oleh kegiatan

pembelajaran dalam jaringan (daring) sebagai dampak dari pandemi Covid-19

yang disinyalir bahwa pembelajaran daring kurang efektif untuk dilakukan saat

ini dikarenakan minim persiapan dari segi regulasi, pelaksanaan di sekolah-

(2)

2

sekolah, kesiapan guru dan siswa, kemudian macam-macam infrastruktur pendukung kegiatan pembelajaran daring lainnya.

Preeti Tarkar (International Journal of Advanced Science and Technology, 2020 : 3813) juga menyatakan bahwa penutupan sekolah

memberikan dampak pada struktur kegiatan pembelajaran dan metodologi penilaian. Metode pembelajaran daring di adaptasi dari sekolah-sekolah private yang diterapkan penuh dalam kelas online. Namun disisi lain, hal ini menganggu kegiatan di sekolah umum yang menerapkan kegiatan pembelajaran online dan belum memiliki akses untuk e-learning yang dijadikan sebagai solusi kegiatan pembelajaran selama pandemi. Para orang tua murid juga ikut serta dalam memberikan solusi akibat perubahan kegiatan pembelajaran. Maka dari itu, peran seorang guru yang memiliki kompetensi serta sebagai elemen utama pendidikan diharapkan mampu memaksimalkan proses kegiatan belajar dan mengajar untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa dengan moda daring selama pandemi Covid-19.

Berkaitan dengan memaksimalkan pengelolaan kegiatan belajar dan mengajar, kemampuan atau kompetensi guru yang relevan adalah kompetensi pedagogik guru. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Guru, Bab II mengenai Kompetensi dan Sertifikasi dalam Pasal 3 ayat 4 menyatakan 8 komponen kompetensi pedagogik guru menurut PPRI Nomor 19 Tahun 2017 tentang guru, diantaranya:

a. Landasan kependidikan;

b. Pemahaman peserta didik;

c. Pengembangan silabus dan kurikulum;

d. Rancangan Pembelajaran;

e. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dialogis;

f. Pemanfaatan teknologi;

g. Evaluasi belajar; dan

h. Pengembangan potensi peserta didik.

Proses kegiatan pembelajaran daring akan berjalan dengan baik jika

dilaksanakan oleh guru yang memiliki kualitas kompetensi pedagogik yang baik

(3)

3

pula. Hal ini dikarenakan sistem kegiatan pembelajaran moda daring membutuhkan keterlibatan secara langsung oleh para pendidik. Sehingga seorang pendidik sebagai fasilitator mempersiapkan dan melaksanakan proses kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Sesuai dengan pernyataan Yuna, dkk dalam jurnalnya (2018, 103) yaitu guru sebagai pengampu sekaligus fasilitator dalam pelaksanaan kegaiatan pembelajaran daring memfasilitasi sistem pembelajaran mulai registrasi, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi sesuai dengan instruksi yang diberikan.

Pernyataan serupa dikemukakan oleh Mulyasa (2007 : 4) dalam bukunya, ia memaparkan bahwasanya kompetensi pedagogik guru sangat penting, karena menjadi faktor penentu dari keberhasilan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, perancangan, implementasi, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik. Dari pernyataan-pernyataan tersebut maka, kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran dengan moda daring.

Berkenaan dengan kompetensi pedagogik yang dimilikinya, guru dapat melakukan pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar kemudian merencanakannya pada rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Seperti pernyataan Elga Andina (Jurnal Aspirasi, 2 Desember 2018 : 207) menyebutkan seorang guru yang mempunyai kompetensi pedagogik yang memadai maka cenderung akan mengembangkan RPP tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Pernyataan ini menunjukan bahwa seorang guru dapat mengembangkan rancangan kegiatan pembelajaran daring dengan menyesuaikan kebutuhan dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa pada situasi pandemi Covid-19 saat ini.

Janawi (2011 : 65) menjelaskan dalam bukunya kompetensi pedagogik

merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan wawasan teoritis dan

kemampuan proses aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran. Proses aplikasi

yang dimaksud oleh Janawi dapat diketahui sebagai strategi yang dilakukan

guru dalam kegiatan pembelajaran dan menyampaikan materi yang dikuasainya

(4)

4

kepada peserta didik. Sehingga pada pembelajaran moda daring ini, guru harus mengimplementasikan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan pedagogik yang dimilikinya agar siswa dapat menerima materi yang diajarkan dengan baik.

Sejatinya dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19, guru memiliki peluang untuk menggunakan media pembelajaran yang variatif pada proses kegiatan pembelajarannya karena peserta memiliki waktu belajar yang fleksibel sehingga para murid dapat belajar kapanpun dan dimanapun menyesuaikan kondisinya. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru menggunakan media elektonic learning melalui aplikasi seperti quipper school, google classroom, edmodo, video conference, telepon atau live chat, zoom

maupun melalui whatsapp group/call/video.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri 4 Tarakan, sekolah ini merupakan salah satu dari 14 sekolah menengah pertama (SMP) yang ada di Kota Tarakan. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwasanya seluruh guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar, dilihat dari segi usia, kemampuan maupun keahlian akademik masih tergolong mampu untuk mengeksplor dan menginovasikan kegiatan pembelajaran dengan moda daring selama pandemi Covid-19. Akan tetapi, kegiatan inovasi dalam proses pembelajaran daring ini masih terbilang belum memenuhi kebutuhan siswa di SMP Negeri 4 Tarakan secara meyeluruh.

Djamarah (dalam Khofiatun, dkk, 2016 : 986) menyatakan bahwasanya latar belakang dan pengalaman mengajar guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran dikelas. Perbedaan antara latar belakang pendidikan guru ini akan memengaruhi kemampuan pedagogik guru ketika berinteraksi dengan murid-murid di kelas. Dari masing-masing guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Tarakan, memiliki latar belakang dan kemampuan pedagogik yang berbeda-beda dalam mengelola kegiatan pembelajaran daring.

Kemudian peneliti juga mengamati guru-guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar dengan moda daring menggunakan media e-learning yang berbeda.

Hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari kompetensi pedagogik yang dimiliki

(5)

5

setiap guru dalam mengelola pembelajaran dengan menyesuaikan situasi pandemi global Covid-19 saat ini.

Oleh karena itu, sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan, peneliti tertarik ingin menganalisa bagaimana kemampuan atau kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 4 Tarakan berdasarkan 8 komponen pada PP RI Nomor 19 tahun 2017 dalam mengelola pembelajaran daring yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan siswa berdasarkan landasan kependidikan, penyusunan rancangan pembelajaran, mengelola kegiatan dan evaluasi pembelajaran serta pemahaman potensi peserta didik. Kemudian faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat kompetensi pedagogik guru dalam proses kegiatan pembelajaran daring selama Pandemi Covid-19.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam yang dapat mendukung proses kegiatan belajar dan mengajar moda daring selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri 4 Tarakan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam dalam pembelajaran moda daring selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri 4 Tarakan?

C. Tujuan Penelitian

1. Guna mendeskripsikan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam yang dapat mendukung proses kegiatan belajar dan mengajar moda daring selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri 4 Tarakan.

2. Guna mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat implementasi kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam dalam pembelajaran moda daring selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri 4 Tarakan.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

(6)

6 1. Teoretis

Secara teoretis penelitian ini dibuat agar dapat memberikan referensi dan menambah ilmu pengetahuan terutama dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung seperti saat pandemi Covid-19 ini yang pembelajarannya dilakukan secara daring (dalam jaringan).

2. Praktis

Penelitian ini dijadikan sebagai bahan ilmiah dan pemahaman mengenai pentingnya kompetensi pedagogik guru yang tinggi dan memadai agar mampu memprediksi serta mengendalikan diri dalam gejolak perubahan untuk suatu keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar contohnya saat pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 ini.

E. Batasan Istilah 1. Analisis

Spradley (dalam Sugiyono, 2015 : 335) menyebutkan mencari suatu pola atau hubungan yang berkaitan dengan cara berpikir merupakan bentuk kegiatan analisis. Maka dari itu, analisis juga didefinisikan sebagai cara berpikir yang berkaitan dengan mengukur sesuatu dalam menentukan hubungan antar bagian mamupun secara keseluruhan. Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan menganalisis merupakan penguraian suatu pokok secara sistematis dalam menentukan bagian, hubungan antar bagian serta hubungan secara menyeluruh untuk memperoleh pola pemahaman yang tepat.

Menyesuaikan dengan pernyataan diatas, pada penelitian ini peneliti

akan melakukan kegiatan analisis kompetensi pedagogik guru pendidikan

agama Islam dalam pembelajaran moda daring melalui proses pencarian,

memilah dan kemudian menyusunnya secara sistematis melalui data yang

didapatkan melalui hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi.

(7)

7 2. Kompetensi Pedagogik Guru PAI

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab IV Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 28 ayat 3 Butir a, yaitu : Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran peserta didik yang meliputi perancangan, pelaksanaan, pemahaman, evaluasi, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik yang dimaksud peneliti adalah kemampuan pedagogik guru dalam mengelola pembelajaran sebagai guru khususnya guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 4 Tarakan sesuai dengan 8 komponen kompetensi pedagogik guru menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang guru, diantaranya.

a. Landasan kependidikan;

b. Pemahaman peserta didik;

c. Pengembangan silabus dan kurikulum;

d. Rancangan Pembelajaran;

e. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dialogis;

f. Pemanfaatan teknologi;

g. Evaluasi belajar; dan

h. Pengembangan potensi peserta didik.

3. Pembelajaran Moda Daring

Pembelajaran Moda Daring menurut Ditijen Guru dan Tenaga Kependidikan yang dikutip dari Yuna, dkk. (e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2018 : 3) merupakan bentuk Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar. Moda dalam Jejaring (Daring) adalah sistem yang diberlakukan guru pembelajar dan dilaksanakan dengan memanfaatkan media teknologi berupa jaringan komputer dan internet.

Berkenaan dengan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-

19) yang semakin meningkat maka menjadi pertimbangan utama dalam

(8)

8

pelaksanaan kebijakan pendidikan. Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 pada butir a yang menjelaskan belajar dari rumah melalui pembelajaran moda daring atau jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna tanpa membebani siswa dengan tuntutan untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Moda Daring yang sebelumnya merupakan program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar, namun saat ini dijadikan sebagai solusi pada pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19.

4. SMP Negeri 4 Tarakan

SMP Negeri 4 Tarakan merupakan salah satu sekolah umum negeri jenjang menengah pertama yang ada di Tarakan. Guru pendidikan agama Islam yang mengajar sesuai dengan surat keputusan kepala SMP Negeri 4 pada pembagian tugas guru dalam proses KBM Semester ganjil 2019/2020 saat ini berjumlah 3 (tiga) orang, dan satu diantaranya merupakan guru pegawai negeri sipil sedangkan yang lainnya merupakan guru honorer.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penelitian ini akan mengambil

sumber data dari guru PAI di SMP Negeri 4 Tarakan sesuai dengan jumlah

guru PAI yang mengajar tanpa memandang status sebagai guru pegawai

negeri sipil atau tidak.

Referensi

Dokumen terkait

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

kematian. Salah satunya yang barubaru ini muncul menjadi masalah global yaitu virus corona atau COVID-19. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit

Rencana usulan untuk peningkatan produktivitas di perusahaan tahu adalah mengusulkan pada jumlah pesanan, pemakaian bahan baku, dan jumlah karyawan untuk menghasilkan

Penelitian ini menggunakan data primer dan kwantitatif dari 720 guru SMA/SMK di kota Madiun diambil 80 guru dengan pengolahan data regresi beganda.Berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis untuk memberikan bukti-bukti empiris efek Good Corporate Governance (ownweship manajerial, kepemilikan kelembagaan, Dewan

13 Permasalahan tersebut, peneliti akan mecoba memberikan solusi yang mungkin dapat dilakukan dan meminimalisir permasalahan tersebut yaitu dengan sistem

40 tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease, dampak virus covid 19 proses pembelajaran dilakukan dari rumah secara

Cuman saya dan para guru dan karyawan yang datang ke sekolah selain itu semuanya daring” menjelaskan bahwa dari hasil wawancara yanng dilakukan oleh peneliti