No.46/08/61/Th. XIX, 05 Agustus 2016
I NDEKS D EMOKRASI P ROVINSI K ALIMANTAN B ARAT 2015
INDEKSDEMOKRASI(ID)PROVINSIKALIMANTANBARAT2015TURUNDIBANDINGKAN DENGANIDKALIMANTANBARAT2014
1. Perkembangan Indeks Demokrasi Provinsi Kalimantan Barat 2015
Indeks Demokrasi (ID) Provinsi Kalimantan Barat 2015 sebesar 76,40 dari skala 0 sampai 100, angka ini turun 4,18 poin dibandingkan dengan ID Provinsi Kalimantan Barat 2014 sebesar 80,58. Dengan penurunanan ini maka tingkat demokrasi Kalimantan Barat berubah dari kategori baik di tahun 2014 menjadi kategori sedang di tahun 2015.
Perkembangan ID Provinsi Kalimantan Barat dari 2009 hingga 2015 mengalami fluktuasi (Tahun 2009 sebesar 72,38; Tahun 2010 sebesar 69,32; Tahun 2011 sebesar 74,84; Tahun 2012 sebesar 65,38; Tahun 2013 sebesar 67,52, Tahun 2014 sebesar 80,58 dan Tahun 2015 sebesar 76,40). Fluktuatifnya angka ID adalah mencerminkan dinamika situasi demokrasi di Kalimantan Barat. ID Kalimantan Barat sejak tahun 2009 hingga 2014 secara perlahan-lahan bergerak berada pada kategori baik, namun pada tahun 2015 turun kembali ke kategori sedang. IDI sebagai sebuah alat untuk mengukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia, memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan IDI merupakan refleksi realitas yang terjadi.
Indeks Demokrasi (ID) Provinsi Kalimantan Barat 2015 sebesar 76,40 dari skala 0 sampai 100, angka ini turun 4,18 poin dibandingkan dengan ID Provinsi Kalimantan Barat 2014 sebesar 80,58.
Dengan penurunanan ini maka tingkat demokrasi Kalimantan Barat tahun 2015 berada pada kategori sedang. Sementara itu Indeks Demokrasi Nasional 2015 mencapai angka 72,82 (lebih rendah dari ID Kalimantan Barat).Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga katergori yakni
“baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).
Penurunan angka yang merupakan indeks komposit tersebut dipengaruhi perubahan tiga aspek demokrasi yang diukur yakni Kebebasan Sipil (Civil Liberty) yang turun 1,63 poin dari 98,44 pada 2014 menjadi 96,81 pada 2015, Hak-Hak Politik (Political Rights) naik sebesar 2,45 poin dari 63,12 pada tahun 2014 menjadi 65,57 pada tahun 2015, serta Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy) mengalami penurunan yang cukup besar yakni sebesar 17,89 poin dari 85,84 pada tahun 2014 menjadi 67,95 pada tahun 2015.
Secara metodologis dalam pengumpulan data digunakan 4 sumber data berupa : (1) review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Grafik 1. Perkembangan ID Provinsi Kalimantan Barat, 2009-2015
2. Perkembangan Indeks Aspek ID Kalimantan Barat
Angka ID 2015 Provinsi Kalimantan Barat merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil sebesar 96,81; aspek hak-hak politik sebesar 65,57;
dan aspek lembaga demokrasi sebesar 67,95.
Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek ID Provinsi Kalimantan Barat, 2009-2015
72.38 69.32 74.84
65.38 67.52
80.58 76.40
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 100
80
60
0
98.29 99.17 97.15
92.37 97.54 98.44 96.81
53.46
45.19 49.34
37.18
49.36
63.12
65.57 69.85 70.11
87.38
76.23
58.61
85.84
67.95
0 20 40 60 80 100
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kebebasan Sipil Hak-hak Politik Institusi Demokrasi
Sedang Baik
Buruk
buruksedangbaik
Secara lebih rinci, pada 2015 distribusi indeks dalam ketiga aspek demokrasi yang diukur mengalami penurunan dan peningkatan dari tahun 2014. Aspek kebebasan sipil mengalami penurunan sebesar 1,63 poin, aspek hak-hak politik mengalami peningkatan sebesar 2,45 poin dan indeks dari aspek lembaga demokratis mengalami penurunan sebesar 17,89 poin. Perubahan nilai indeks ketiga aspek diatas merubah kategori dari tahun pengukuran sebelumnya, yaitu kebebasan sipil tetap pada kategori “baik”, dan aspek hak-hak Politik juga masih sama dengan tahun pengukuran sebelumnya pada kategori “sedang”.
Sementara lembaga demokratis tahun 2014 dari katagori “baik” berubah menjadi kategori “sedang” pada tahun 2015.
3. Perkembangan Indeks Variabel ID Kalimantan Barat
Variabel pada Indeks Demokrasi Kalimantan Barat 2015 terdapat tiga variabel yang mengalami peningkatan indeks dari tahun 2014, empat variabel mengalami penurunan dan empat variabel yang tidak mengalami perubahan indeks atau relatif sama. Dari empat variabel yang mengalami penurunan, dua diantaranya menurun cukup berarti. Penurunan terbesar pada indeks variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah yakni sebesar 58,42 poin dari 100,00 tahun 2014 menjadi 41,58 tahun 2015. Indeks variabel lain yang turun cukup berarti diantaranya variabel Peran Partai Politik yang mengalami penurunan sebesar 25,71 poin dari 87,14 tahun 2014 menjadi 61,43 tahun 2015, kemudian variabel Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan naik 4,81 poin dari 49,97 pada 2014 menjadi 54,78 pada 2015. Angka perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel ID Provinsi Kalimantan Barat, 2014-2015
0 20 40 60 80 100
Kebebasan Berkumpul dan
Berserikat
Kebebasan Berpendapat
Kebebasan Berkeyakinan
Kebebasan dari Diskriminasi
Hak Memilih dan Dipilih Partisipasi Politik
dalam Pengambilan…
Pemilu yang Bebas dan Adil Peran DPRD
Peran Partai Politik Peran Birokrasi
Pemerintah Daerah
Peran Peradilan yang Independen
2014 2015
4. Perkembangan Skor Indikator ID Kalimantan Barat
Dari sisi indikator, pada Indeks Demokrasi 2015 Provinsi Kalimantan Barat terdapat 15 indikator dari 28 indikator yang mengalami kinerja baik (merupakan indikator yang memiliki skor di atas 80) diantaranya yaitu indikator 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 18, 19, 24, 27 dan 28 (lihat tabel 2 perkembangan skor indikator 2014 dan 2015). Kendati demikian, masih terdapat masalah kronis yang ditunjukkan melalui indikator 15, 17, 22 dan 25 (merupakan indikator yang memiliki skor di bawah 50), yaitu indikator perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD provinsi, indikator pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintah, indikator rekomendasi DPRD kepada eksekutif dan indikator kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh putusan PTUN. Oleh karena itu, indikator tersebut memerlukan perhatian khusus agar nilainya dapat membaik.
5. Perkembangan ID Provinsi
Terdapat empat provinsi yang berada di level kinerja demokrasi dari kategori “baik” yakni DKI Jakarta naik dari 84,70 pada 2014 menjadi 85,32 pada 2015. Tiga provinsi lainnya adalah DI Yogyakarta naik dari 82,71 pada 2014 menjadi 83,19 pada 2015, Kalimantan Timur naik dari 74,82 pada 2014 menjadi 81,24 pada 2015 dan Kalimantan Utara yang sebesar 80,16 pada 2015 (lihat Tabel 3). Sebanyak 28 provinsi lainnya berada dalam kinerja demokrasi kategori “sedang”, dan pada 2015 ada dua provinsi yakni Papua Barat dan Papua yang masuk dalam kategori “buruk”. Hal ini memberikan indikasi kinerja demokrasi yang merata di hampir seluruh wilayah Indonesia. Meski pada IDI 2014 tidak ada provinsi berada pada kategori “buruk”.
6. Penjelasan Teknis
Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya baik di tingkat daerah maupun pusat bukan sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia maka sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr. Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr.
Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina) merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).
IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia.
Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu adalah Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).
IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi-provinsi seluruh Indonesia. IDI merupakan indikator yang tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja. Namun, juga melihat perkembangan demokrasi dari aspek peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja.
Komponen Penghitungan IDI 2009 - 2015
Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 2
Pengumpulan data IDI mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data-data yang telah terkumpul tersebut
tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya
Dari sisi penghitungan Indeks, IDI harus melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 varibel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.
Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).
7. Tabel-tabel
Tabel 1. Perkembangan Skor Variabel IDI Provinsi Kalimantan Barat, 2014-2015
No Nama Variabel 2014 2015 Selisih
1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 100,00 100,00 0,00
2 Kebebasan Berpendapat 100,00 91,65 -8,35
3 Kebebasan Berkeyakinan 100,00 100,00 0,00
4 Kebebasan dari Diskriminasi 93,47 89,91 -3,56
5 Hak Memilih dan Dipilih 76,27 76,23 0,08
6 Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan
Pengawasan 49,97 54,78 4,81
7 Pemilu yang Bebas dan Adil 100,00 100,00 0,00
8 Peran DPRD 41,00 43,20 2,20
9 Peran Partai Politik 87,14 61,43 -25,71
10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 100,00 41,58 -58,42
11 Peran Peradilan yang Independen 100,00 100,00 0,00
Tabel 2. Perkembangan Skor Indikator ID Provinsi Kalimantan Barat 2014 dan 2015
Nomor Indikator 2014 2015
1
Kebebasan Sipil
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat
100.00
100.00 2 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat
kebebasan berkumpul dan berserikat 100.00 100.00
3 Ancaman /penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang
menghambat kebebasan berpendapat 100.00 100.00
4 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat
kebebasan berpendapat 100.00 50.00
5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama 100.00 100.00 6 Tindakan/pernyataan pejabat membatasi kebebasan menjalankan
ibadah agama 100.00 100.00
7 Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok terkait ajaran
agama 100.00 100.00
8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok 83.33 83.33 9 Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender dst 100.00 87.50 10 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan
gender 100.00 100.00
Hak-Hak Politik
11 Hak memilih atau dipilih terhambat 99.36 99.36
12 Kurang fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat menggunakan
hak pilih 60.00 60.00
13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT) 78.32 78.32
14 Voters turnout 76.60 76.60
15 % Perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Propinsi 35.90 35.90
16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 59.57 69.57
17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 40.37 40.00 Lembaga Demokrasi
18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu 100.00 100.00
19 Kecurangan dalam penghitungan suara 100.00 100.00
20 Alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan 52.72 51.02
21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD 40.00 57.14
22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif 0.00 3.57
23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta pemilu 85.71 57.14
24 % perempuan pengurus partai politik 100.00 100.00
25
Penggunaan fasilitas pemerintah untuk kepentingan parpol
Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN
100.00 -
- 31.58 26 Keterlibatan PNS dalam kegiatan parpol peserta pemilu
Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah
100.00 -
- 50.00
27 Keputusan hakim yang kontroversial 100.00 100.00
28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100.00 100.00
Tabel 3. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Berdasarkan Aspek dan Provinsi, 2014-2015
Provinsi
IDI 2014 IDI 2015
IDI
Aspek Kebebasan
Sipil
Aspek Hak-hak Politik
Aspek Lembaga Demokrasi
IDI
Aspek Kebebasan
Sipil
Aspek Hak-hak Politik
Aspek Lembaga Demokrasi
Aceh 72,29 69,76 63,94 88,73 67.78 74.81 63.98 64.97
Sumatera Utara 68,02 79,86 61,97 62,75 69.01 82.02 62.17 63.52 Sumatera Barat 63,99 47,21 61,82 88,56 67.46 52.99 69.77 82.01
Riau 68,40 74,35 59,74 74,69 65.83 66.46 66.61 63.80
Jambi 71,15 78,23 54,01 89,48 70.68 75.89 62.12 77.72
Sumatera Selatan 74,82 86,09 63,57 78,53 79.81 96.06 78.79 61.00
Bengkulu 71,70 79,49 63,98 74,16 73.60 78.50 68.45 75.61
Lampung 71,62 72,06 63,69 83,66 65.95 71.99 63.19 62.74
Kep. Bangka Belitung 75,32 89,80 56,48 87,01 72.31 81.25 66.95 69.60 Kepulauan Riau 68,39 82,47 58,35 66,61 70.26 80.16 65.01 66.13
DKI Jakarta 84,70 91,72 73,94 92,97 85.32 89.64 83.19 83.26
Jawa Barat 71,52 83,95 65,22 65,89 73.04 79.10 81.89 51.37
Jawa Tengah 77,44 87,87 67,08 80,77 69.75 79.44 67.28 61.48
D.I.Yogyakarta 82,71 86,25 76,07 88,82 83.19 90.41 77.98 82.38
Jawa Timur 70,36 81,62 56,29 78,54 76.90 85.26 67.44 81.39
Banten 75,50 81,10 63,68 87,22 68.46 74.28 63.72 68.66
Bali 76,13 92,16 61,27 79,56 79.83 94.42 77.42 65.31
Nusa Tenggara Barat 62,62 58,73 62,08 68,38 65.08 51.59 61.11 88.36 Nusa Tenggara Timur 68,81 85,92 65,13 53,12 78.47 93.19 71.69 70.73 Kalimantan Barat 80,58 98,44 63,12 85,84 76.40 96.81 65.57 67.95 Kalimantan Tengah 79,00 92,93 66,42 81,48 73.46 85.07 68.31 67.05 Kalimantan Selatan 70,84 58,43 76,45 77,53 74.76 54.15 85.77 83.17 Kalimantan Timur 77,77 93,28 70,42 69,94 81.24 93.07 82.74 63.99
Kalimantan Utara - - - - 80.16 98.10 83.65 52.05
Sulawesi Utara 83,94 93,56 80,89 76,68 79.40 86.71 77.92 72.53 Sulawesi Tengah 74,36 86,56 59,01 83,42 76.67 94.60 68.85 66.53 Sulawesi Selatan 75,30 86,27 73,99 63,58 67.90 69.38 64.25 71.84 Sulawesi Tenggara 70,13 90,89 53,20 70,92 69.44 91.14 56.95 61.99
Gorontalo 73,82 82,19 63,67 79,41 76.77 81.35 69.97 81.81
Sulawesi Barat 76,69 90,22 63,64 80,39 68.25 81.88 61.16 62.37
Maluku 72,72 90,85 60,03 70,09 65.90 76.04 63.20 57.43
Maluku Utara 67,90 76,90 60,61 68,16 61.52 73.53 61.00 47.25
Papua Barat 65,65 97,93 39,29 66,93 59.97 92.33 39.48 51.81
Papua 62,15 85,69 42,51 63,75 57.55 82.72 41.81 50.87
INDONESIA 73,04 82,62 63,72 75,81 72.82 80.30 70.63 66.87
Informasi lebih lanjut hubungi:
Sari Mariani, SE Kepala Bidang Statstik Sosial
Telepon: 0561-735345 E-mail : sosial6100@bps.go.id
Website : http://kalbar.bps.go.id
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
VISI BPS : Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua