STUDI KASUS STMIK PGRI TANGERANG
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom)
EKA WULANSARI FRIDAYANTHIE 14000166
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU KOMPUTER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
NUSA MANDIRI JAKARTA
2010
Tesis ini diajukan oleh :
Nama : Eka Wulansari Fridayanthie
NIM : 14000166
Program Studi : Magister Ilmu Komputer Jenjang : Strata Dua (S2)
Konsentrasi : Management Information System
Judul Tesis : “Model Pengambilan Keputusan Dalam Penentuan Dosen Berprestasi Berdasarkan Analytical Network Process (ANP): Studi Kasus STMIK PGRI Tangerang”
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom) pada Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri (STMIK Nusa Mandiri).
Jakarta, 20 Agustus 2010
Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Direktur
H. Mochamad Wahyudi, MM, M.Kom
D E W A N P E N G U J I
Penguji I : Dr. Sularso Budilaksono,M.Kom ...
Penguji II : Dr. Yan Rianto ...
Penguji III / : Dr. Ir Prabowo Pudho Widodo, MS ...
Pembimbing
Program Studi Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
v
NIM : 14000166
Nama Mahasiswa : Eka Wulansari Fridayanthie
Dosen Pembimbing : Dr. Ir Prabowo Pudjo Widodo, MS
Judul Tesis : Model Pengambilan Keputusan Dalam Penentuan Dosen Berprestasi Berdasarkan Analitycal Network Process (ANP): Studi Kasus STMIK PGRI Tangerang
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan Paraf Dosen
Pembimbing 1 12 – 05 – 2010 Pengajuan BAB I
2 19 – 05 – 2010 Revisi BAB I 3 26 – 05 – 2010 Pengajuan BAB II 4 10 – 06 – 2010 Revisi BAB II 5 19 – 06 - 2010 Pengajuan BAB III 6 07 – 07 - 2010 Revisi BAB III
7 04 – 07- 2010 Pengajuan BAB IV dan BAB V 8 19 – 07 - 2010 Revisi BAB IV dan BAB V 9 07 – 08 - 2010 ACC Keseluruhan
10 14 – 08- 2010 ACC Revisi Bimbingan Tesis
Dimulai pada tanggal : 12 Mei 2010
Diakhiri pada tanggal : 14 Agustus 2010
Jumlah pertemuan bimbingan : 10 Pertemuan
Disetujui Oleh, Dosen Pembimbing
[Dr. Ir Prabowo Pudjo Widodo, MS]
2 x 3Foto
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan kemudahan yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat waktu meski mengalami beberapa hambatan.
Tesis dengan judul “Model Pengambilan Keputusan Dalam Penentuan Dosen Berprestasi Berdasarkan Analytical Network Process (ANP): Studi Kasus STMIK PGRI Tangerang” ini bertujuan untuk memberikan dukungan informasi di STMIK PGRI Tangerang guna mempermudah proses pengambilan keputusan, khususnya dalam hal menentukan dosen berprestasi setiap tahunnya.
Tesis ini diambil berdasarkan hasil penelitian atau riset mengenai pengambilan keputusan dalam menentukan dosen berprestasi yang penulis lakukan pada Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer PGRI Tangerang. Penulis juga mencari dan menganalisa berbagai macam sumber referensi, baik dalam bentuk jurnal ilmiah, buku- buku literatur, internet, dll yang terkait dengan pembahasan pada tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari semua pihak dalam pembuatan tesis ini, maka penulis tidak dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Keberhasilan ini tidak luput dari peranan dan dukungan dari banyak pihak, untuk itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak DR.Ir. Prabowo Pudjo Widodo,MS atas kesabaran, petunjuk, bimbingan dan ilmu yang sangat bermanfaat. Mungkin tanpa bimbingan dan arahan bapak, tesis ini tidak akan selesai tepat waktu.
2. Bapak Drs. H Budi Suroso M,Ed selaku Ketua STMIK PGRI Tangerang atas segala kemudahan dan kebijaksanaan yang diberikan pada saat penulis melakukan riset.
3. Bapak H Moch Wahyudi MM,M.Kom selaku direktur Program Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Jakarta.
4. My greatest Mama dan Papa yang tak pernah lelah mendoakan, mendukung dan memberikan kasih sayang kepada penulis. I Love you full.
5. My Hubby Kiki Koswara Thanx for all the support,love and spirit. Big hug for ayah!
6. My Radith yang selalu ganggu bunda dan selalu bikin bunda ketawa. Love you so
much
8. Ri Sabti Septarini S.Kom (Mak Keket) yang tak pernah lelah membantu penulis, tak lupa juga buat Aa-nya. Thanks a Lot ya Sist
9. Mba Erna Oktora M.Kom atas semua bantuannya. Maaf telah banyak merepotkan.
Thanks berat ya mba!!
10. Seluruh karyawan dan staff STMIK PGRI Tangerang yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam menyelesaikan pengisian kuesioner.
11. Temen kuliah Kelas C yang sangat kompak ancurnya yang tidak bisa disebutkan satu- persatu. Terima kasih ya sobat atas kebersamaan yang luar biasa yang telah memberikan banyak warna dan pengalaman dalam hidupku.
12. Untuk semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan tesis ini, maaf tidak bisa disebut satu persatu. Pokoknya kalian sungguh berarti.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap agar tesis ini bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk penyempurnaan tesis ini.
Jakarta,20 Agustus 2010
Penulis
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vii
ABSTRAK viii
ABSTRCT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 3
1.4 Ruang Lingkup 3
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
1.5.1 Tujuan Penelitian 3
1.5.2 Manfaat Penelitian 4
1.6 Hipotesis 4
BAB 2 LANDASAN /KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka 5
2.1.1 Sistem & Informasi 5
2.1.2 Sistem Informasi 5
2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan 5
2.1.4 Fase Pengambilan Keputusan 7
2.1.4.1 Fase Intelligence 8
2.1.4.2 Fase Design 8
2.1.4.3 Fase Choice 9
2.1.4.4 Fase Implementation 9
2.1.5 Pengaruh Kepribadian, Jenis Kelamin, Pengamatan
Manusia dengan Cara Pengambilan Keputusan 9 2.1.5.1 Jenis Kepribadian (Tabiat) 9
2.1.5.2 Jenis Kelamin 10
2.1.5.3 Teori Pengamatan (Cognition Teory) 10 2.1.5.4 Gaya Pengamatan (Cognitive Style) 10
2.1.6 Penilaian Dosen 10
2.1.7 Analitycal Network Process (ANP) 12
2.1.7.1 Prinsip Dasar ANP 14
2.1.7.2 Fungsi Utama ANP 15
2.1.7.3 Landasan ANP 16
2.3.1 Visi 25
2.3.2 Misi 25
2.3.3 Tujuan 25
2.3.4 Struktur Organisasi STMIK PGRI Tangerang 25 2.3.5 Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi 27
2.3.6 Program Studi 30
2.3.6.1 Sistem Informasi 30
2.3.6.2 Teknik Informatika 31
2.4 Pemikiran 33
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 35
3.2 Metode Pengumpulan Data 35
3.2.1 Data Primer 35
3.2.2 Data Sekunder 35
3.3 Responden Ahli 35
3.4 Instrumentasi Penelitian 36
3.5 Tehnik Alalisis Data 37
3.5.1 Analisis Deskriptif 37
3.5.2 Analytical Network Process (ANP) 37
3.6 Jadwal Penelitian 38
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 39
4.1.1 Kriteria Dalam Menentukan Dosen Berprestasi 39 4.1.2 Standar Penilaian Per Kriteria Dalam Bagian 40
4.1.3 Data Alternatif 42
4.1.4 Metode ANP 44
4.1.5 Hasil Pengujian 49
4.2 Pembahasan 57
4.3 Implikasi Penelitian 59
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 63
5.2 Saran 63
DAFTAR REFERENSI 64
SURAT KETERANGAN RISET/PRAKTEK KERJA LAPANGAN 65
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini menunjukkan kemajuan yang pesat, baik di bidang perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), maupun infrastruktur lain seperti jaringan komunikasi dan perkembangan metode komputerisasi yang dapat mendukung terciptanya suatu sistem informasi yang handal.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang cepat tersebut telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai bidang tidak terkecuali bidang pendidikan. Teknologi informasi memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global di seluruh penjuru dunia. Dengan adanya teknologi informasi memberikan pilihan kepada bidang dunia pendididkan untuk turut serta dalam memanfaatkannya baik untuk sistem belajar maupun dalam sistem pelayanan dan administrasi yang berbasis teknologi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 45; ”Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Berkenaan dengan kualifikasi akademik dijelaskan lebih lanjut pada Pasal 46 Ayat (1) yang berbunyi; ”Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian” dan Ayat (2) yang berbunyi;”Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum: lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana.”
STMIK PGRI Tangerang adalah lembaga pendidikan komputer yang berada
dibawah naungan Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI. Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI
mengemban misi melaksanakan amanat luhur yang terkandung didalam Pembukaan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
suatu bentuk tanggung jawab setiap warga negara terhadap negara dan bangsa, khususnya di bidang pendidikan.
Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI Tangerang menyediakan Program Diploma Tiga (D3) dan Strata Satu (S1). Program Diploma Tiga (D3) dikelola oleh Akademi Manajemen Informatika Dan Komputer (AMIK) PGRI Tangerang yang membuka program studi Manajemen Informatika Dan Komputer Akuntansi, sedangkan Strata Satu (S1) dikelola oleh Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) PGRI Tangerang yang membuka program studi Sistem Informasi dan Teknik Informatika.
Penilaian kinerja terhadap dosen di STMIK PGRI Tangerang sudah dilakukan oleh ketua STMIK PGRI Tangerang. Penilaian kinerja tersebut akan mempengaruhi dalam penentuan dosen berprestasi, akan tetapi penilaian yang dilakukan oleh ketua tersebut masih bersifat subyektif, sehingga perlu dianalisis secara mendalam. Dan juga selama ini belum dilakukan penelitian terhadap penilaian kinerja dosen di STMIK PGRI ini untuk menentukan dosen berprestasi di STMIK tersebut. Oleh karena itu judul yang diambil adalah “Model Pengambilan Keputusan dalam Penentuan Dosen Berprestasi Berdasarkan Analytical Network Process (ANP): Studi Kasus STMIK PGRI Tangerang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Penilaian terhadap dosen berprestasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan Analytical Hierarcki Process dan Analytical Network Process. Dan dalam kaitan penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan dosen berprestasi di STMIK PGRI Tangerang akan menggunakan Analytical Network Process dengan memperhatikan beberapa penilaian kriteria yang dilakukan oleh :
1. Bagian Akademik yang menilai mengenai kegiatan akademik dosen yang dinilai oleh
ketua jurusan dan wakil ketua I bidang akademik STMIK PGRI
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
3. Bagian Kendali Mutu Internal yang merekap penilaian dari mahasiswa mengenai kualitas dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
1.3. Rumusan Masalah
Dengan didasari oleh latar belakang tersebut, maka didapati perumusan masalah sebagai berikut:
a) Faktor-faktor apa saja yang bisa mendukung dalam penentuan dosen berprestasi?
b) Dosen manakah yang paling layak disebut sebagai dosen berprestasi?
1.4. Ruang Lingkup
Agar pembahasan dalam tesis ini tidak terlalu luas, namun dapat mencapai hasil yang optimal, maka penulisan tesis membatasi permasalahannya dengan membahas beberapa kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh Ketua STMIK PGRI Tangerang, Wakil Ketua I Bidang Akademik, Kepala bagian Penjadwalan Dosen dan Mahasiswa, Kepala Bagian Kendali Mutu Internal yang mendukung dalam penentuan dosen berpretasi pada STMIK PGRI Tangerang dimana yang menjadi objek penelitian adalah dosen tetap dan dosen tidak tetap di STMIK PGRI Tangerang dan data yang digunakan adalah data periode tahun 2009/2010.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan tujuan dan manfaat bagi STMIK PGRI Tangerang.
1.5.1 Tujuan Penelitian
a. Melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap sistem pengambilan keputusan
mengenai penentuan dosen berprestasi di STMIK PGRI Tangerang, dengan
mengetahui kondisi ini akan memudahkan dalam mengambil tindakan atau
solusi untuk peningkatan nantinya.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
setiap tahunnya dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP).
1.5.2 Manfaat Penelitian
a. Bagi STMIK PGRI Tangerang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan dapat menjadi referensi serta usulan metode yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan dosen berprestasi setiap tahunnya di STMIK PGRI Tangerang
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi khususnya peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis untuk dikembangkan lebih lanjut dan lebih rinci pada masa yang akan datang.
c. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana bagi pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan.
1.6 Hipotesis
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai model penentuan dosen berprestasi dengan menggunakan Analytical Netwok Process (ANP) : Studi Kasus STMIK PGRI Tangerang dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
H
0: Diduga H. Eko Darmawan S.Kom, M.MSi merupakan dosen berprestasi di STMIK PGRI Tangerang
H
1: Diduga Sulfa Maria M.Kom merupakan dosen berprestasi di sisi akademik STMIK PGRI Tangerang.
H
2: Diduga H. Eko Darmawan S.Kom, M.MSi merupakan dosen berprestasi di sisi Penjadwalan dosen dan Mahasiswa STMIK PGRI Tangerang.
H
3: Diduga H. Eko Darmawan S.Kom, M.MSi merupakan dosen berprestasi di
sisi Kendali Mutu Internal STMIK PGRI Tangerang.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
BAB 2
LANDASAN / KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sistem & Informasi
Definisi sistem sangat beragam, ada yang mendefinisikan sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan [McLEOD 2001].
Sedangkan pakar lain menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan dari prosedur-prosedur untuk mencapai tujuan tertentu [JOGIYANTO 2003]
Sedangkan definisi Informasi juga beragam, ada yang mendefiniskan Data yang sudah diproses atau data yang memiliki arti [McLEOD, 2001], atau data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya [JOGIYANTO 2003]
2.1.2 Sistem Informasi
Definisi Sistem Informai juga beragam, Sistem Informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan di dalam organisasi (HENRY C. LUCAS dalam [JOGIYANTO 2000]) Pakar lain menyebut bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang mengarah pada penggunaan komputer dalam organisasi yang menyajikan informasi kepada pemakai [O’BRIEN 2003].
2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)
secara umum didefinisikan sebagai sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri
dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme untuk
memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen DSS lain), sistem
pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada DSS), dan
sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan) (Bonczek dalam [Turban 2005]).
Gory dan Scott Morton (1971), yang mengkombinasikan hasil penelitian Simon (1977) dan Anthony (1965), mengajukan sebuah framework sebagai berikut:
Gambar II.1 Decision Support Framework ([TURBAN 2005])
Gambar di atas dibuat berdasarkan gagasan Simon yang menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan memiliki rentang keputusan dari yang paling terstruktur (disebut juga dengan istilah programmed) sampai pada keputusan yang paling tidak terstruktur (disebut juga dengan istilah nonprogrammed).
Proses terstruktur adalah rutinitas, dan biasanya merupakan masalah yang
sering terjadi sehingga dibuatkan sebuah metode solusi yang standar. Sedangkan
Proses yang tidak terstruktur adalah masalah yang fuzzy, kompleks sehingga tidak
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
ada metode solusi yang cut-and-dried. Simon juga menggambarkan ada 3 fase dalam pengambilan keputusan, yaitu
a. Intelligence : mencari kondisi yang membutuhkan suatu keputusan,
b. Design : menemukan, membangun/ mengembangkan, dan menganalisa kemungkinan arah tindakan,
c. choice : memilih satu dari beberapa kemungkinan yang ada.
Goory dan Scott Morton menyatakan Bila dalam beberapa fase tersebut (bukan semua) terdapat keputusan yang terstruktur maka dinamakan dengan istilah semi terstruktur.
Pada masalah yang terstruktur, prosedur untuk mendapatkan solusi yang terbaik (atau paling tidak yang cukup baik) sudah diketahui. Sedangkan pada masalah yang tidak terstruktur, intuisi manusia sering kali menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Penunjang Keputusan (SPK) merupakan pasangan dari intelektual sumber daya manusia dengan kemampuan dari komputer untuk memperbaiki kualitas dari keputusan, yaitu sistem pendukung keputusan yang terkomputerisasi bagi pembuat keputusan manajemen yang menghadapi masalah semi terstruktur [Perdana, 2009].
Dalam model pengambilan keputusan, diperlukan sebuah keputusan yang diambil adalah sebuah keputusan semistruktur, dimana dibutuhkan sebuah Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) untuk mendukung keputusan yang diambil pada setiap kriteria dalam model pengambilan keputusan yang dilakukan yang nantinya akan menghasilkan sebuah keputusan strategic planning, berupa penentuan dosen berprestasi.
2.1.4 Fase Pengambilan Keputusan
Dalam melakukan pengambilan keputusan, disarankan untuk mengikuti proses pengambilan keputusan yang bersifat sistematis. Menurut [Simon ,1977]
ada tiga fase utama, yaitu Intelligence, Design dan Choice, kemudian
dinambahkan fase keempat, yaitu Implementation. Model Simon adalah model
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
yang paling singkat dan memenuhi karakteristik rasional dalam pengambilan keputusan.
INTELLIGENCE
Ada Masalah? Identifikasi masalah atau kesempatan
DESIGN
Apa kemungkinan Alternatif?
CHOICE Apa yang harus dipilih?
IMPLEMENTATION Apakah alternatif terpilih
berhasil?
Membuat beberapa alternatif solusi dan melakukan uji kelayakan
Memilih alternatif "Terbaik" dan Mengambil Keputusan
Memonitor hasil dari keputusan yang diambil
Gambar II.2 4 (Empat) Fase dalam Pengambilan Keputusan [FASE 2006]
2.1.4.1 Fase Intelligence
Intelligence dalam pengambilan keputusan meliputi analisa lingkungan, baik secara bertahap maupun berkesinambungan. Termasuk kegiatan mengidentifikasi masalah atau kesempatan (Termasuk juga memonitor hasil dari fase implementasi).
2.1.4.2 Fase Design
Fase ini meliputi kegiatan menemukan atau mengembangkan dan
menganalisa kemungkinan alternatif solusi. Termasuk kegiatan memahami
masalah dan menguji beberapa kemungkinan solusi. Sebuah model dari masalah
dalam pengambilan keputusan dibangun, diuji dan divalidasi. Membuat model
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
meliputi kegiatan mengkonseptualisasikan masalah dan menyederhanakannya kedalam bentuk kualitatif dan/atau kuantitatif.
2.1.4.3 Fase Choice
Choice adalah tahapan kritis dalam pengambilan keputusan. Pada fase inilah keputusan sebenarnya dibuat dan komitmen untuk mengikuti arah tertentu dari tindakan yang telah terpilih dilakukan. Batasan antara fase design dan fase choice seringkali tidak jelas karena ada beberapa aktivitas tertentu dapat dilakukan dalam kedua fase ini dan karena seringkali seseorang berpindah dari aktivitas choice ke aktivitas design.
Fase ini meliputi aktivitas mencari, mengevaluasi dan merekomendasikan sebuah solusi yang sesuai dengan model. Solusi terhadap sebuah model adalah sekumpulan nilai untuk beberapa variabel keputusan dalam sebuah alternatif terpilih.
2.1.4.4 Fase Implementation
Dalam fase ini, sebuah tindakan dilakukan sebagai bentuk realisasi dari pemilihan sebuah solusi dari masalah yang ada.
2.1.5 Pengaruh Kepribadian, Jenis Kelamin, Pengamatan Manusia dengan Cara Pengambilan Keputusan
2.1.5.1 Jenis Kepribadian (Tabiat)
Banyak penelitian yang mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara kepribadian dan pengambilan keputusan. Jenis kepribadian atau tabiat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap pencapaian tujuan, pemilihan alternatif, penanganan resiko, dan reaksi yang dilakukan pada saat tertekan.
Kepribadian juga mempengaruhi kemampuan pengambil keputusan dalam memproses informasi dalam jumlah besar dan dalam waktu yang mendesak.
Pengaruh kepribadian juga berdampak pada aturan dan pola komunikasi dari
seorang pengambil keputusan.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
2.1.5.2 Jenis Kelamin
[TURBAN 2005] menyatakan bahwa uji empiris secara psikologi mengindikasikan bahwa ada (sedikit) perbedaan dan persamaan jenis kelamin dalam pengambilan keputusan, termasuk faktor-faktor seperti keberanian, kualitas, kemampuan, penanganan resiko dan pola komunikasi
Sedangkan [Powell,Johnson 1995] mengamati bahwa decision support system dirancang dengan asumsi bahwa tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi orang dengan jenis kelamin yang berbeda mungkin saja mengambil keputusan dengan cara yang berbeda. Dalam review terhadap beberapa literatur, mereka menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin dihubungkan dengan kemampuan dan motivasi, penanganan resiko dan kepercayaan diri, dan juga cara pengambilan keputusan. Menurut [Smith 1999], kalaupun ada, perbedaan jenis kelamin sangat kecil (tidak signifikan). Hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan tidak dapat memberikan kesimpulan yang cukup berarti, sehingga tidaklah bijaksana bila kita membedakan antara laki-laki atau perempuan sebagai pengambil keputusan yang terbaik atau terburuk.
2.1.5.3 Teori Pengamatan (Cognition theory)
Pengamatan (Cognition) adalah sekumpulan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang meyakini adanya perbedaan antara pandangan secara internal terhadap lingkungan dan apa yang sebenarnya terjadi dalam sebuah lingkungan.
Dengan kata lain, kemampuan untuk menanggapi dan mengerti informasi.
2.1.5.4 Gaya Pengamatan (Cognitive Style)
Cognitive Style adalah proses subjektif melalui bagaimana orang menanggapi, mengorganisasi dan merubah informasi selama proses pengambilan keputusan. Sering kali disebut dengan management style.
2.1.6 Penilaian Dosen
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 45; ”Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik,
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Kualifikasi akademik yang dimaksud dijelaskan lebih lanjut pada Pasal 46 Ayat (1); ”Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian” dan Ayat (2) yang berbunyi;”Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum: lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana.”
Sertifikasi dosen adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen.
Program ini merupakan upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, dan memperbaiki kesejahteraan hidup dosen, dengan mendorong dosen untuk secara berkelanjutan meningkatkan profesionalismenya. Sertifikat pendidik yang diberikan kepada dosen melalui proses sertifikasi adalah bukti formal pengakuan terhadap dosen sebagai tenaga profesional jenjang pendidikan tinggi.
Menurut pemerintah Republik Indonesia mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 47 untuk mendapatkan sertifikasi dosen dibutuhkan kriteria sebagai berikut :
1. Dosen tetap di perguruan tinggi negeri, dosen DPK di perguruan tinggi swasta atau dosen tetap yayasan;
2. Dosen yang telah bekerja sekurang-kurangnya dua tahun;
3. Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya Asisten Ahli;
4. Memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S2; dan
5. Mempunyai beban akademik sekurang-kurangnya 12 sks per semester dalam dua tahun terakhir di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen.
Selanjutnya nama-nama dosen yang diusulkan, disusun berdasar urutan prioritas di tingkat perguruan tinggi sebagai berikut:
1. Jabatan akademik, 2. Pendidikan terakhir,
3. Daftar Urut Kepangkatan (DUK) bagi dosen PNS atau yang setara untuk
dosen non PNS,
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
4. Tidak sedang menjalani hukuman administratif sedang atau berat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.7 Analitycal Network Process (ANP)
Metode Analytic Network Process (ANP) adalah salah satu metode yang mampu merepresentasikan tingkat kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangkan saling keterkaitan antar kriteria dan sub kriteria yang ada.
Model ini merupakan pengembangan dari AHP sehingga lebih memiliki kompleksitas dibanding metode AHP. Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif [Saaty,1999]. Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP.
Menurut Saaty dalam [Ascarya ,2005] ANP digunakan untuk menurunkan rasio prioritas komposit dari skala rasio individu yang mencerminkan pengukuran relatif dari pengaruh elemen-elemen yang saling berinteraksi berkenaan dengan kriteria kontrol. ANP merupakan teori matematika yang memungkinkan seseorang untuk memperlakukan dependence dan feedback secara sistematis yang dapat menangkap dan mengkombinasi faktor-faktor tangible dan intangible.
Berbeda dengan Analytic Hierarchy Process (AHP), ANP dapat menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki yang digunakan dalam AHP. Konsep utama dalam ANP adalah influence ‘pengaruh’, sementara konsep utama dalam AHP adalah preferrence ‘preferensi’. AHP dengan asumsi-asumsi dependensinya tentang cluster dan elemen merupakan kasus khusus dari ANP. [Ascarya, 2005]
Kelebihan ANP dari metodologi yang lain (AHP) adalah :
a. Kekuatan (power) Analytic Network Process (ANP) terletak dalam
penggunaan rasio skala untuk menangkap semua jenis interaksi dan
membuat prediksi yang akurat, dan bahkan lebih, untuk membuat
keputusan yang lebih baik.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
b. Kemampuannya untuk membantu kita dalam melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan.
c. Kesederhanaan metodologinya membuat ANP menjadi metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam, seperti pengambilan keputusan, forecasting, evaluasi, mapping, strategizing, alokasi sumber daya, dan lain sebagainya.
d. Dibandingkan dengan metodologi AHP, ANP memiliki banyak kelebihan, seperti komparasi yang lebih obyektif, prediksi yang lebih akurat, dan hasil yang lebih stabil dan robust. Software ANP (Superdecisions) dan manual ANP juga mudah didapat secara free download
e. ANP akan sangat membantu perusahaan dalam riset evaluasi dan pengambilan keputusan, terkait pengembangan organisasi & manajemen, produk, layanan dan marketing, karena akan lebih akurat dan sangat efisien.
Pada jaringan AHP terdapat level tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen. Sementara itu, pada jaringan ANP, level dalam AHP disebut cluster yang dapat memiliki kriteria dan alternatif di dalamnya, yang sekarang disebut simpul.
Gambar II.3. Perbandingan Hierarki Linier dan Jaringan Feedback
( [Ascarya, 2005] )
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Dengan feedback, alternatif-alternatif dapat bergantung/terikat pada kriteria seperti pada hierarki tetapi dapat juga bergantung/terikat pada sesama alternatif. Lebih jauh lagi, kriteria-kriteria itu sendiri dapat tergantung pada alternatif-alternatif dan pada sesama kriteria. Oleh karena itu, hasil dari ANP diperkirakan akan lebih stabil. Dari jaringan feedback pada gambar II.3 dapat dilihat bahwa simpul atau elemen utama dan simpul-simpul yang akan dibandingkan dapat berada pada cluster-cluster yang berbeda. Sebagai contoh, ada hubungan langsung dari simpul utama C4 ke cluster lain (C2 dan C3), yang merupakan outer dependence. Sementara itu, ada simpul utama dan simpul-simpul yang akan dibandingkan berada pada cluster yang sama, sehingga cluster ini terhubung dengan dirinya sendiri dan membentuk hubungan loop. Hal ini disebut inner dependence.
Elemen dalam suatu komponen/cluster dapat mempengaruhi elemen lain dalam komponen/cluster yang sama (inner dependence), dan dapat pula mempengaruhi elemen pada cluster yang lain (outer dependence) dengan memperhatikan setiap kriteria. Akhirnya, hasil dari pengaruh ini dibobot dengan tingkat kepentingan dari kriteria, dan ditambahkan untuk memperoleh pengaruh keseluruhan dari masing-masing elemen [Ascarya, 2005]
2.1.7.1 Prinsip Dasar ANP
Prinsip-prinsip dasar ANP ada tiga, yaitu dekomposisi, penilaian komparasi (comparative judgements), dan komposisi hierarkis atau sintesis dari prioritas. Prinsip dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang kompleks menjadi kerangka hierarki atau jaringan cluster, sub-cluster, sub-sub cluster, dan seterusnya. Dengan kata lain dekomposisi adalah memodelkan masalah ke dalam kerangka ANP.
Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk membangun pembandingan
pasangan (pairwise comparison) dari semua kombinasi elemen-elemen dalam
cluster dilihat dari cluster induknya. Pembandingan pasangan ini digunakan untuk
mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam suatu cluster dilihat dari
cluster induknya.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Prinsip komposisi hierarkis atau sintesis diterapkan untuk mengalikan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam cluster dengan prioritas ‘global’
dari elemen induk, yang akan menghasilkan prioritas global seluruh hierarki dan menjumlahkannya untuk menghasilkan prioritas global untuk elemen level terendah (biasanya merupakan alternatif).
2.1.7.2 Fungsi Utama ANP
Metodologi ANP memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut : 1. Melakukan strukturisasi pada kompleksitas
[Saaty 1999] dalam penelitiannya menemukan adanya pola-pola yang sama dalam sejumlah contoh tentang bagaimana manusia memecahkan sebuah kompleksitas dari masa ke masa. Dimana kompleksitas struktur secara hierarkis ke dalam cluster-cluster yang homogen dari faktor- faktor.
2. Pengukuran ke dalam skala rasio.
Metodologi pengambilan keputusan yang terdahulu pada umumnya
menggunakan pengukuran level rendah (pengukuran ordinal atau
interval), sedangkan metodologi ANP menggunakan pengukuran skala
rasio yang diyakini paling akurat dalam mengukur faktor-faktor yang
membentuk hierarki. Level pengukuran dari terendah ke tertinggi adalah
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Setiap level pengukuran memiliki
semua arti yang dimiliki level yang lebih rendah dengan tambahan arti
yang baru. Pengukuran interval tidak memiliki arti rasio, namun
memiliki artiinterval, ordinal, dan nominal. Pengukuran rasio diperlukan
untuk mencerminkan proporsi. Untuk menjaga kesederhanaan
metodologi. [Saaty 1999] mengusulkan penggunaan penilaian rasio dari
setiap pasang faktor dalam hierarki untuk smendapatkan (tidak secara
langsung memberikan nilai) pengukuran skala rasio. Setiap metodologi
dengan struktur hieraki harus menggunakan prioritas skala rasio untuk
elemen diatas level terendah dari hierarki. Hal ini penting karena
prioritas (atau bobot) dari elemen di level manapun dari hierarki
ditentukan dengan mengalikan prioritas dari elemen pada level dengan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
prioritas dari elemen induknya. Karena hasil perkalian dari dua pengukuran level interval secara matematis tidak memiliki arti, skala rasio diperlukan untuk perkalian ini. AHP/ANP menggunakan skala rasio pada semua level terendah dari hierarki atau jaringan, termasuk level terendah (alternatif dalam model pilihan). Skala rasio ini menjadi semakin penting jika prioritas tidak hanya digunakan untuk aplikasi pilihan, namun untuk aplikasi-aplikasi lain, seperti untuk aplikasi alokasi sumber daya.
3. Sintesis.
Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Kalau analisis berarti mengurai entitas material atau abstrak ke dalam elemen-elemennya, maka sintesis berarti menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan.
Karena kompleksitas, situasi keputusan penting, atau prakiraan, atau alokasi sumber daya, sering melibatkan terlalu banyak dimensi bagi manusia untuk dapat melakukan sintesis secara intuitif, kita memerlukan suatu cara untuk melakukan sintesis dari banyak dimensi. Meskipun ANP memfasilitasi analisis, fungsi yang lebih penting lagi dalam ANP adalah kemampuannya untuk membantu kita dalam melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan.
2.1.7.3 Landasan ANP
ANP memiliki tiga aksioma yang menjadi landasan teorinya :
1. Resiprokal. Aksioma ini menyatakan bahwa jika PC (EA,EB) adalah nilai pembandingan pasangan dari elemen A dan B, dilihat dari elemen induknya C, yang menunjukkan berapa kali lebih banyak elemen A memiliki apa yang dimiliki elemen B, maka PC (EB,EA) = 1/ Pc (EA,EB). Misalkan, jika A lima kali lebih besar dari B, maka B besarnya 1/5 dari besar A.
2. Homogenitas. Aksioma ini menyatakan bahwa elemen-elemen yang
dibandingkan sebaiknya tidak memiliki perbedaan terlalu besar, yang
dapat menyebabkan kesalahan judgements yang lebih besar.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
3. Aksioma ini menyatakan bahwa mereka yang mempunyai alasan terhadap keyakinannya harus memastikan bahwa ide-ide mereka cukup terwakili dalam hasil agar sesuai dengan ekspektasinya.
2.1.8 Software Super Decision
Super Decision mengimplementasikan Analytic Network Process yang dikembangkan oleh Dr Thomas Saaty. Program ini ditulis oleh Tim ANP, bekerja untuk Yayasan Keputusan Creative.
Berikut adalah gambaran menjalankan perangkat lunak dengan model bigburger cukup terkenal.
Gambar II.4 Sample Super Decision
Super Decision yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan
ketergantungan dan umpan balik (itu mengimplementasikan Analytic Network
Process, ANP, dengan banyak tambahan). Masalah seperti itu sering terjadi dalam
kehidupan nyata. Super Decision memperluas Analytic Hierarchy Process (AHP)
yang menggunakan dasar yang sama proses prioritas berdasarkan prioritas yang
berasal melalui penilaian pada unsur pasang atau dari pengukuran langsung.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Dalam AHP unsur-unsur tersebut diatur dalam struktur keputusan hierarki sementara ANP menggunakan satu atau lebih jaringan datar cluster yang mengandung unsur-unsur. Sebagian besar metode pengambilan keputusan menganggap kemerdekaan antara kriteria keputusan dan alternatif keputusan itu, atau hanya di antara kriteria atau di antara alternatif sendiri. Sementara ANP tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi semacam itu. Hal ini memungkinkan untuk semua kemungkinan dan potensi dependensi.
ANP tidak membatasi pemahaman dan pengalaman manusia untuk pengambilan keputusan menjadi model yang sangat teknis yang tidak wajar dan dibuat-buat. Hal ini pada dasarnya merupakan formalisasi dari bagaimana orang- orang biasanya berpikir, dan membantu pembuat keputusan melacak proses sebagai kompleksitas masalah dan faktor-faktor keragaman meningkat. Kesaksian terbaik kekuatan dan keberhasilan aplikasi ANP adalah mereka yang telah dilakukan yang diperoleh prioritas yang berhubungan dengan jawaban yang dikenal di dunia nyata atau yang telah diprediksi hasil. Dari perspektif ini adalah pendekatan yang dapat dipercaya dan objektif untuk membuat keputusan berdasarkan prioritas dan pentingnya dengan yang satu memiliki pengalaman. Hal ini agak berbeda daripada membuat dugaan-dugaan mengenai probabilitas terjadinya beberapa metode pembuatan keputusan yang akan dilakukan.
2.2 Tinjauan Studi
Berikut ini akan disajikan tabel mengenai penelitian yang relevan dengan judul yang diambil.
Tabel II.1 Penelitian yang Relevan
NO Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Fadjar Hutomo (2005)
Multi Criteria Decision Model Menggunakan AHP/Rating Model – Linier Goal
Programming
Penelitian ini meneliti proses
pengambilan keputusan pemilihan
proposal investasi di sebuah
perusahaan modal ventura daerah,
khususnya PT.Sarana Jatim
Ventura. Dari penelitian ini
diperoleh beberapa kesimpulan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
(Studi Kasus : Pemilihan
Proposal Investasi CPPU/PPU PT.Sarana Jatim Ventura)
yaitu Model AHP/Rating memberikan kerangka kerja yang logis, terstruktur dan koheren dalam melaksanakan sebuah proses pengambilan keputusan kelompok dimana proposal investasi dievaluasi dalam berbagai kriteria yang telah diprioritaskan. Pemanfaatan Model AHP/Rating untuk pengambilan keputusan pemilihan proposal investasi secara multi kriteria dalam sebuah kelompok dapat memfasilitasi proses diskusi kelompok, meningkatkan kerjasama dan memperbaiki kualitas keputusan yang akan diambil. Model AHP – LGP yang terintegrasi memberikan
keleluasaan dalam
mengalokasikan sumber dana yang terbatas hanya kepada proposal investasi terpilih yang
akan memaksimumkan
keuntungan atau manfaat perusahaan.
2 Luzaenah (2009)
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa
Pada penelitian ini telah dibuat
sebuah prototype perangkat lunak
Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi
yang berfungsi membantu pihak
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Berprestasi Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (Ahp)
perguruan tinggi mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Fungsi utama perangkat lunak ini adalah mengolah data-data pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat perguruan tinggi. Perangkat lunak ini diimplementasikan dengan
menggunakan bahasa
pemrograman PHP, dan untuk database menggunakan Mysql yang bisa digunakan dalam Proses pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat perguruan tinggi merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai mahasiswa berprestasi di perguruan tinggi untuk menentukan siapa yang pantas mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional.
Sebuah perguruan tinggi harus
mengambil keputusan yang tepat
mengenai pemilihan mahasiswa
berprestasi, bila hal ini dilakukan
dengan baik dan benar akan
menjamin hasil pemilihan yang
berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sistem
pendukung keputusan berperan
dalam membantu pihak perguruan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
tinggi untuk mengambil keputusan yang tepat.
3 Iwan Vanany (2003)
Analytic Network Process (ANP) untuk mendukung pembobotan pada perancangan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard
Hasil penelitiannya adalah pembobotan dengan metode ANP menunjukkan adanya kulminasi nilai bobot pada perspektif finansial dari Strategy Map di PT.
X.
4 Armadyah Amborowati (2007)
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja (Studi Kasus Pada STMIK Amikom Yogyakarta)
Hasil penelitiannya adalah menghasilkan keluaran nilai intensitas prioritas karyawan tertinggi sehingga karyawan yang memiliki nilai tertinggi layak untuk mendapatkan reward atau penghargaan. Dimana Interval bobot yang dipakai dalam penilaian karyawan ini adalah 0-4, dimana 0 adalah buruk, 1 adalah kurang dari cukup, 2 adalah cukup, 3 adalah baik, dan 4 adalah sangat baik. Semakin tinggi nilai bobot penilaian dokumen maka semakin tinggi pula nilai intensitas total penilaian karyawan.
5 Ajeng Tyas Novianto (2009)
Penentuan Prioritas Faktor Yang
Di dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan ada 2 jenis yaitu data
primer (data yang dikumpulkan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Mempengaruhi Kinerja Guru Dengan Menggunakan Metode Ahp (Studi Kasus di SMP Negeri 2 Sukoharjo)
pada penelitian) meliputi faktor
internal dan faktor eksternal. Data
sekunder (data yang dikumpulkan
tidak pada penelitian tetapi data
tersebut berhubungan langsung
dengan penelitian) meliputi profil
sekolah. Dari hasil perhitungan
dengan metode AHP dapat
diperoleh urutan prioritas dimana
prioritas pertama adalah Faktor
Internal dan Prioritas kedua Faktor
Eksternal. Dengan demikian faktor
yang memerlukan perhatian dan
pertimbangan sekolah untuk
peningkatan kinerja adalah faktor
Internal dengan perolehan bobot
prioritas terbesar. Dengan
demikian dapat disimpulkan
bahwa faktor Pendidikan
merupakan faktor yang terpenting
dalam faktor Internal karena dalam
suatu sekolah dibutuhkan guru
yang memiliki pendidikan yang
tinggi dan handal di bidangnya
agar nantinya dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Sedangkan
faktor Tuntutan Sekolah
merupakan hal yang terpenting
pada faktor Eksternal karena
begitu pentingnya posisi guru
dalam pendidikan, maka guru
dituntut menjadi guru yang
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
berkualitas dan profesional. Dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru yang ditentukan dengan AHP, maka didapatkan model penilaian kinerja guru.
6. Anita Diana (2010)
Multi Criteria Decision Model Penentuan Dosen Pengajar
Matakuliah Menggunakan Analytical Network Process (Anp) :
Studi Kasus Kelas Eksekutif
Kampus Pusat Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur
Penelitian ini menggunakan teknik analsis deskriptif dan instrumen yang digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan yaitu Analytic Network Process (ANP) dengan software Super Decision.
Penelitian ini menghasilkan sebuah Model yang dapat menunjang dalam pengambilan keputusan dalam hal menentukan dosen dengan kinerja terbaik yang akan mengajar matakuliah tertentu pada setiap periode. Dengan Mengacu pada prioritas dosen , dengan melakukan penilaian terhadap kinerja dosen per semester untuk menentukan dosen
dengan kualitas dan
kemampuannya yang terbaik yang akhirnya akan berpengaruh pada penentuan matakuliah yang diajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dengan judul yang diambil maka
dari penelitian tersebut dapat diambil beberapa konsep dan metodologi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu konsep mengenai pemilihan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
atau penentuan dosen yang dianggap paling berprestasi dengan menggunakan metodologi Analytical Network Process (ANP).
2.3. Tinjauan Obyek Penelitian
Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI yang selama ini dikenal YLPP PGRI berpartisipasi aktif dalam pengembangan pendidikan di Indonesia melalui lembaga-lembaga pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Program Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) PGRI Tangerang didirikan pada tanggal 28 Januari 2001 dengan ijin operasional dari mendiknas No.20/D/2001.
Sehubungan dengan tuntutan sumber daya manusia, Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI telah maju lebih jauh lagi dengan mendirikan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) PGRI Tangerang yang memperoleh ijin operasional No.35/D/O/2004.
STMIK PGRI Tangerang adalah lembaga pendidikan komputer yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI. Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI mengemban misi melaksanakan amanat luhur yang terkandung didalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Pada hakekatnya setiap usaha melaksanakan misi tersebut adalah merupakan suatu bentuk tanggung jawab setiap warga negara terhadap negara dan bangsa, khusunya di bidang pendidikan.
Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI Tangerang menyediakan Program
Diploma Tiga (D3) dan Strata Satu (S1). Program Diploma Tiga (D3) dikelola
oleh Akademi Manajemen Informatika Dan Komputer (AMIK) PGRI Tangerang
yang membuka program studi Manajemen Informatika Dan Komputer Akuntansi,
sedangkan Strata Satu (S1) dikelola oleh Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Dan Komputer (STMIK) PGRI Tangerang yang membuka program studi Sistem Informasi dan Teknik Informatika.
2.3.1. Visi
STMIK PGRI Tangerang Cerdas dan Berwawasan Global.
2.3.2. Misi
STMIK PGRI Tangerang berusaha : 1. Meningkatkan :
a. Sarana dan Prasarana sesuai kebutuhan b. Profesionalisme Dosen
c. Kebersamaan dan Kekeluargaan d. Kesejahteraan
2. Membekali mahasiswa dengan berbagai disiplin ilmu yang berfokus pada pembentukan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan hingga menjadi generasi yang mampu menjawab segala tantangan.
3. Memperluas kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri melalui On The Job Training dan penyaluran tamatan.
2.3.3. Tujuan
1. Menghasilkan alumni STMIK PGRI yang berkualitas, beriman dan bertakwa, berdaya saing tinggi, berbudaya, dan mandiri.
2. Mengamalkan IPTEK dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
3. Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas prasarana dan sarana pendidikan, penelitian, dan pengabdian, serta sistem informasi dan komunikasi di STMIK PGRI Tangerang.
4. Mengembangkan suasana dan budaya akademik yang kondusif, dinamis, dan demokratis di lingkungan STMIK PGRI Tangerang.
2.3.4. Struktur Organisasi STMIK PGRI Tangerang
Struktur organisasi STMIK PGRI Tangerang berada di bawah naungan
yayasan PGRI. Berikut ini adalah gambar dari struktur organisasi STMIK PGRI
Tangerang.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Gambar 2.5. Struktur Organisasi STMIK PGRI Tangerang
Sumber : Borang STMIK PGRI Tangerang
Ketua STMIK PGRI Tangerang Badan Pengurus Harian
Yayasan PGRI Lembaga Penelitian
Dan Pengabdian Masyarakat
Pembantu Ketua I
Bid. Akademik Pembantu Ketua II
Bid. Keuangan
Kajur Sistem Informasi
Kajur Teknik Informatika
Biro Akademik dan Kemahasiswaan
Dosen Tetap / Tidak Tetap
Biro Administrasi
Umum
Biro Sarana dan Prasarana
Bagian Penjadwala
n Dosen &
Mahasiswa
Tata Usaha
Bagian Keuangan
Bagian Personal
ia
Kepala Perpustaka
an
Kepala Laboratori
um
Pembantu Ketua III Bid.Kemahasis
waan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
a. Pembina Yayasan
Pembina adalah organ yayasan dengan kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas. Kewenangan tersebut meliputi:
1. Memutuskan perubahan anggaran dasar
2. Mengangkat, dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas 3. Menetapkan kebijakan umum yayasan
4. Mensyahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan 5. Menetapkan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan.
b. Badan Pengurus harian ( BPH) Yayasan
Badan pengurus harian adalah organ yayasan yang melakukan kepengurusan yayasan
c. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan lembaga yang melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga ini menyelenggarakan fungsi yaitu:
1. Pelaksanaan penelitian di bidang teknologi informasi 2. Pelaksanaan penyebaran informasi hasil penelitian
3. Pelaksanaan pengenalan ilmu dan teknologi kepada masyarakat
4. Pelaksanaan peningkatan keterikatan program dengan kebutuhan masyarakat.
d. Ketua STMIK PGRI Tangerang
Ketua mempunyai tugas memimpin penyelenggaran pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, administrasi sekolah tinggi, dan hubungan dengan lingkungannya.
e. Pembantu Ketua I Bidang Akademik
Pembantu Ketua I bidang akademik mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
f. Pembantu Ketua II Bidang Keuangan
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan administrasi umum.
g. Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan
Pembantu Ketua III mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pembinaan mahasiswa dan pelayanan kesejahteraan mahasiswa dan alumni
h. Kepala Jurusan Sistem Informasi
Kepala jurusan adalah tenaga dosen, yang mempunyai tugas memimpin pelaksanaan dan pengembangan pendidikan profesional dan pengajaran serta pembinaan sivitas akademika, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Ketua.
Kepala jurusan Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan, dan mengembangkan pendidikan profesional dan pengajaran di bidang Sistem Informasi.
i. Kepala Jurusan Teknik Informatika
Kepala jurusan Teknik Informatika mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan pendidikan profesional dan pengajaran di bidang Teknik Informatika
j. Biro Akademik dan Kemahasiswaan
Biro administrasi akademik adalah unsur pelakasana administrasi di bidang akademik yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab kepada pembantu ketua I bidang akademik yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi di bidang akademik.
k. Biro Administrasi Umum
Bagian administrasi umum adalah unsur pelaksana administrasi di bidang
administrasi umum yang berada di bawah dan bertanggung jawab serta dibina
oleh Pembantu ketua II bidang keuangan. Bagian administrasi umum mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan di bidang keuangan, kepegawaian, perlengkapan,
dan rumah tangga.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
l. Biro Sarana dan Prasarana
Biro sarana dan prasarana mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan kerusakan sarana dan prasaran kampus dimana salah satunya adalah kelengkapan fasilitas perpustakaan dan laboratorium
m. Dosen tetap/tidak tetap
Dosen mempunyai tugas melakukan dan mengembangkan program pendidikan profesional dan pengajaran, penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya serta memberikan bimbingan kepada mahasiswa.
n. Bagian penjadwalan dosen dan mahasiswa
Bagian penjadwalan dosen dan mahasiswa bertugas untuk mengatur jadwal perkuliahan mahasiswa dan mengalokasikan jadwal dosen serta mengontrol kehadiran dosen setiap harinya.
o. Kendali Mutu Internal
Kendali Mutu Internal sebagai bagian yang bertugas untuk penjaminan mutu perkuliahan dan penjaminan mutu tenaga pengajar di STMIK PGRI Tangerang dengan cara mengolah kuesioner yang disebar kepada mahasiswa dengan tujuan menjaga kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh dosen..
p. Tata usaha
Bagian tata usaha bertugas untuk menerima pembayaran uang kuliah mahasiswa pembayaran lainnya yang berhubungan dengan administratif mahasiswa.
q. Bagian keuangan
Bagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan r. Bagian personalia
Bagian personalia mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian.
s. Kepala perpustakaan
Kepala perpustakaan bertugas mengurusi fasilitas dan kelengkapan buku-buku
perpustakaan.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Kepala laboratorium bertugas mengurusi fasilitas dan kelengkapan laboratorium dan menangani kerusakan software dan hardware.
2.3.6. Program Studi
STMIK PGRI Tangerang memiliki 2 program studi, yaitu:
2.3.6.1.Sistem Informasi a. Visi
Menjadi pusat keunggulan dalam penyelenggaraan pendidikan sistem informasi khususnya dalam bidang Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi yang berkualitas dan kompetitif.
b. Misi
Misi dari program studi, antara lain adalah :
1. Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian pada masyarakat untuk mencapai visi program studi.
2. Menyelenggarakan Program Studi secara lebih proProdi Sistem Informasi dalam rangka penerapan dan pengembangan terutama dalam bidang Sistem Informasi.
3. Mendidik dan menyiapkan Mahasiswa sehingga menghasilkan sumber daya manusia dan tenaga intelektual yang terampil dan ahli serta mampu bersaing pada tingkat regional maupun pada tingkat Nasional.
4. Turut serta membantu Pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa dengan Strategi memasyarakatkan pengetahuan teknologi dan komputer kepada seluruh lapisan masyarakat.
c. Sasaran Program Studi
a. Lulusan memiliki kemampuan akademik dan dapat menerapkan,
mengembangkan serta memperluas ilmu Sistem Informasi secara
proProdi Sistem Informasi.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
Informasi, dan hasilnya diimplementasikan untuk kebutuhan masyarakat di lapangan.
c. Lulusan mampu mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang
d. Sistem Informasi secara proProdi Sistem Informasi kepada masyarakat.
d. Tujuan Program Studi
Dari definisi diatas, maka Tujuan dari program studi Sistem Informasi adalah:
a. Menghasilkan lulusan yang menguasai prinsip, teknik dan peralatan pengembangan sistem informasi sehingga mampu mengimplementasikan kebutuhan manajemen melalui aplikasi sistem infomasi.
b. Menghasilkan lulusan yang mampu berpikir dan bertindak secara analitis dalam penyelesaian dan pengembangan dan penggelolahan suatu sistem agar lebih baik dan mendokumentasikannya kedalam tulisan ilmiah.
c. Menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu yang cukup untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi (S2) dibidang teknologi informasi, manajemen sistem informasi dan sains komputer.
2.3.6.2. Teknik Informatika a. Visi
Sistem Infomasi merupakan salah satu program studi di bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia siap terap yang mampu menguasai, menerapkan serta mengembangkan informasi yang meliputi rekayasa sistem infomasi, metode dan peralatannya (bahasa pemrograman dan basis data), manajemen Teknik Informatika dan globalisasi informasi (Internet).
b. Misi
1. Menyelenggarakan Program Studi secara lebih profesional dalam rangka
penerapan dan pengembangan terutama dalam bidang Teknik
Informatika.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri
daya manusia dan tenaga intelektual yang terampil dan ahli serta mampu bersaing pada tingkat regional maupun pada tingkat Nasional.
3. Turut serta membantu Pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa dengan Strategi memasyarakatkan pengetahuan teknologi dan komputer kepada seluruh lapisan masyarakat.
c. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan yang menguasai prinsip, teknik dan peralatan pengembangan Teknik Informatika sehingga mampu mengimplementasikan kebutuhan manajemen melalui aplikasi sistem infomasi.
2. Menghasilkan lulusan yang mampu berpikir dan bertindak secara analitis dalam penyelesaian dan pengembangan dan pengelolahan suatu sistem agar lebih baik dan mendokumentasikannya kedalam tulisan ilmiah.
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu yang cukup untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi (S2) dibidang teknologi informasi, manajemen Teknik Informatika dan sains komputer.
2.4. Pemikiran
Gambar II.6 Kerangka Konsep Pemikiran
kognitif Penilaian
Penjadwalan Dosen dan mahasiswa
Penilaian Akademik
Multi kriteria dengan ANP
Model Penentuan dosen Berprestasi
Hasil akhir berupa nama dosen berprestasi
Diuji validasinya dengan
pendapat human melalui
interview atau kuesioner Penilaian
Mahasiswa / BKMI
Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri