• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ario Agisna Prasetyo¹, Asep Mulyana², Agus Gunarso.³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ario Agisna Prasetyo¹, Asep Mulyana², Agus Gunarso.³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERFORMANSI DAN SIMULASI PEMBANGUNAN BACKUP BACKBONE MENGGUNAKAN JARINGAN ROUTER METRO ETHERNET (STUDI

KASUS PT. TELKOM BANDUNG DIVISI INFRATEL)

Ario Agisna Prasetyo¹, Asep Mulyana², Agus Gunarso .³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Di Dunia Telekomunikasi modern sekarang ini jaringan utama atau backbone yang

menghubungkan setiap sarana telekomunikasi berfungsi sebagai sarana terpenting atau tulang punggung atas ketersediaan hubungan atau koneksi. Backbone nasional yang handal sangat diperlukan keberadaannya. Dengan kualitas network yang memiliki bandwidth dan bit rate yang tinggi. Bagi user yang membutuhkan sambungan data kecepatan tinggi jarak jauh, pilihan media komunikasi yang paling baik adalah fiber optic, dikarenakan media tersebut mempunyai

kecepatan sangat tinggi dan delay sangat rendah.

Jaringan Metro Ethernet, dapat diartikan jaringan komunikasi data yang berskala metro dengan menggunakan teknologi ethernet sebagai protokol transportasi datanya. Untuk mengantisipasi terjadinya perhubungan Backbone terputus dan overload data, maka dibangunlah backup backbone tersebut yang akan menjadikan jaringan backbone ruas Kota Bandung menjadi no break system, sehingga pelanggan tidak merasakan apabila ada gangguan.. Pada tugas akhir ini dilakukan pengukuran performansi jaringan eksisting dan proses simulasi jaringan Metro ethernet di PT. Telkom Bandung. Simulasi dilakukan menggunakan software Network Simulator-2. Parameter QoS yang dianalisa adalah throughput, delay, packet loss dan jitter.

Dari proses pengukuran pada core network Alcatel-Lucent didapatkan utilisasi bandwidth maksimal sebesar 0,551 % , delay rata-rata sebesar 1,03 ms dan jitter rata-rata 1,1625 ms . Sedangkan pengukuran link backup backbone menunjukkan utilisasi bandwidth maksimal sebesar 0,4%. Sehingga dapat disimpulkan core network backbone diprediksi akan penuh apabila jumlah user dalam simulasi mencapai 5000 user dengan gangguan jaringan sebesar 80%.

Sehingga pembangunan backup backbone sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.

Kata Kunci : backup backbone, Metro ethernet, Parameter QoS

Tugas Akhir - 2011

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(2)

Abstract

In modern telecommunication era, network backbone is the most important thing to provide connectivity among every telecommunication services. Reliable national backbone with high bandwidth and bit rate is really needed. For users who need fast data connectivity in distant, the best media to use is fiber optic, because it has very high speed connectivity and very low delay.

Metro ethernet network is metro data communication network which use ethernet as its data transport protocol. Metro ethernet technology is a development from city metro ethernet

equipped by many features found in general ethernet. Metro ethernet network has high reliability supported by fiber optic backbone. To prevent backbone from accidental link failure or data overload, backup backbone is created in Bandung which make costumers won’t notice any

interruption if any disruption appears. In this Final Assignment, an existing network performance is measured and a PT. Telkom metro ethernet network simulation is done. Simulation is done by Network Simulator-2 software. QoS parameters measured are throughput, delay and packet loss.

From Alcatel-Lucent core network measurement, it is known that maximal bandwidth utilization is 0.551% , mean delay is 1.03ms and mean delay is 1,1624 ms. Whereas backup backbone link measurement shows maximal bandwidth is 0.4%. Therefore, it is concluded that backbone

network core will be saturated if user amount in simulation reaches more than 5000 and network disruption reaches 80%. So that, creating a backup backbone is really important to increase costumer’s satisfaction.

Keywords : backup backbone, Metro ethernet, QoS parameters

Tugas Akhir - 2011

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Layanan Telekomunikasi Abad-21 saat ini sudah berubah. Layanan Telekomunikasi pada awalnya berbasis circuit switch, dan sekarang banyak layanan telekomunikasi yang berbasis packet switch. Suksesnya Internet yang berbasis packet switch membawa dampak yang cukup besar bagi penyediaan layanan oleh operator telekomunikasi. Operator telekomunikasi mulai menyediakan layanan yang berbasis IP dan diramalkan bahwa semua layanan akan berbasis IP.Kandidat transport yang mendasarkan kepada packet switch saat ini adalah metro ethernet.

Teknologi Metro Ethernet adalah teknologi yang baru dikembangkan karena saat ini di luar negeri, sudah mulai dikembangkan aplikasi-aplikasi yang membutuhkan bandwidth besar, seperti audio, video streaming, online gaming, dan juga distance learning. Dengan adanya teknologi Metro Ethernet semuanya akan dijadikan satu jaringan/satu kabel yaitu Ethernet tetapi telepon berbasis VoIP (IP/Internet) dan TV via IP/Internet. Namun, karena jaringannya sudah mempunyai kecepatan yang besar (10/100 Mbps) maka kualitasnya pasti bagus.

VoIP saat ini jelek karena kecepatan jaringannya kecil (di bawah 2 Mbps). Pada Jaringan utama atau backbone menghubungkan setiap sarana telekomunikasi yang berfungsi sebagai sarana penunjang atau tulang punggung atas ketersediaan hubungan atau koneksi. Backbone nasional yang handal sangat diperlukan keberadaannya. Dengan kualitas network yang memiliki bandwidth dan bit rate yang tinggi. Bagi user yang membutuhkan sambungan data kecepatan tinggi jarak jauh, pilihan media komunikasi yang paling baik adalah fiber optic, dikarenakan media tersebut mempunyai kecepatan sangat tinggi dan delay sangat rendah.

Tugas Akhir - 2011

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(4)

Bab I Pendahuluan

Bagi para penyedia jaringan yang menggunakan backbone fiber optik untuk trafik data berbasis IP maka pilihan terbaik akan jatuh pada keluarga protokol MPLS. Salah satu kelebihan MPLS adalah mekanisme pe-label-an dari data yang melalui media tersebut. Dengan menggunakan label, router dapat mengetahui proses mekanisme penanganan seperti apa yang perlu diberikan pada data tertentu. Jika jalur backbone putus akan berakibat pada terganggunya komunikasi suara, tetapi juga komunikasi data khususnya internet serta pada transaksi pasar finansial, seperti terganggunya keterhubungan jalur trafik Internet via Singapore Telecom Internet Exchange (STIX) yang menghubungkan Indonesia-Singapura-Hong Kong hingga Jepang, Korea dan Taiwan yang menuju Amerika SerikatBahaya lumpuhnya jalur backup backbone semakin menegaskan pentingnya kehandalan sistem dan jalur routing alternatif ke internet global.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui Parameter kinerja pada jaringan Metro Ethernet

2. Bagaimana mengetahui proses data link budget dan spesifikasi teknis lain antara kedua router tersebut, sehingga dapat langsung berkomunikasi dengan baik dan handal.

3. Bagaimana trafik pada jaringan eksisting dan jaringan backup backbone saat digunakan..

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengukur trafik jaringan backbone eksisting

2. Mengimplementasikan backup backbone pada jaringan router Metro Ethernet

3. Melakukan simulasi dan analisa pembangunan backup backbone dengan menggunakan router Metro Ethernet sesuai dengan standar operasi dan prosedur, yang terdiri dari Delay, Packet Loss, Throughput.

Tugas Akhir - 2011

(5)

3 Bab I Pendahuluan

1.4 Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah, maka batasan masalah yang akan digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini yaitu :

1. Menganalisa performansi jaringan backbone Metro Ethernet dengan router Metro Ethernet area Kota Bandung.

2. Analisa yang digunakan meliputi power link budget, serta beberapa parameter QoS, yaitu: delay, packet loss dan jitter.

3. Routing yang dibahas dan dianalisis hanya routing pada core network MPLS network, yaitu routing antar router.

4. Tidak membahas layer transport, session, presentation dan application.

5. Tidak membahas jaringan akses.

6. Menggunakan tools Secure CRT untuk aktivasi dan monitor SIPeTe v2.0 untuk perhitungan QoS, dan melihat hasil pembangunannya menggunakan Network Simulator 2.

1.5 Metodologi Penelitian 1. Studi Literatur

Studi literatur ini menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan pokok pembahasan sebagai referensi. Bertujuan untuk mempelajari dasar teori dan konsep dasar dari Metro Ethernet, router, dan software Network Simulator 2.

2. Desain dan simulasi

Proses pendesainan meliputi perancangan konfigurasi backup backbone antar kedua router.

3. Analisis simulasi

Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja jaringan backup backbone Metro Ethernet dan kemampuannya dalam menangani trafik yang padat.

Tugas Akhir - 2011

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(6)

Bab I Pendahuluan

1.6 Sistematika Penulisan

Pada Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub- sub bab yang berisikan yaitu :

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi yang dilakukan dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini.

BAB II Dasar Teori

Dalam bab ini dikemukakan teori yang akan melandasi permasalahan yang akan dibahas.

BAB III Perancangan model simulasi

Bab ini akan memuat penerapan dari perancangan system yang telah disimulasikan terlebih dahulu. Kemudian akan dilakukan pengujian dan evaluasi terhadap performansi system yang telah dibangun.

BAB IV Analisis Sistem

Bab ini akan memuat penerapan dari hasil perhitungan data real di lapangan dan simulasi yang telah dilakukan. Lalu akan dianalisis semua parameter yang berada pada jaringan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini akan membahas kesimpulan akhir dari analisis sistem, hasil simulasi sistem dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.

Tugas Akhir - 2011

(7)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah dilakukan terhadap data lapangan dan simulasi yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan berpegangan pada pengukuran data lapangan yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa utilisasi bandwidth yang digunakan masih dibawah kisaran 1% dari bandwidth kanal sebesar 10 Giga byte. Ini menunjukkan bandwidth kanal yang digunakan masih memadai untuk digunakan. Tetapi untuk kehandalan system backbone, maka dibangun jaringan backup backbone, dimana standar service provider adalah No Break System, yang mengutamakan Grade of Service (GOS).

2. Pada Simulasi skenario 1 dengan 5000 user didapatkan throughput (VoIP : 60,66979 Mbps, Data : 145,39 Mbps, Video : 152,1823 Mbps) yang semakin besar, delay (VoIP : 0,236884 ms, Data : 0,241098 ms, Video : 0,240985 ms) dan packet loss (VoIP : 0,00201

%, Data : 0,00121 %, Video : 0,00207242%) yang kecil, dikarenakan kapasitas Bandwitdh yang besar, masih sangat dimungkinkan penambahan user diatas 5000, namun karena keterbatasan Hardware, penambahan tersebut tidak bisa dilakukan

3. Pada Simulasi Skenario 2 dengan keadaan Background Trafik sebesar 80% didapat nilai throughput (VoIP : 1,21141 Mbps, Data : 2,97916 Mbps, Video : 3,04667 Mbps ) yang kecil dikarenakan link terbebani oleh Background Trafik, nilai delay (VoIP : 0,237161 ms, Data : 0,24116 ms, Video : 0,241045) ms dan packet loss (VoIP : 0,005323 %, Data : 0,005232%, Video : 0,005198 %) juga sangat kecil. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya bandwidth .

4. Pada Simulasi Skenario 3 dengan keadaan 5000 user didapatkan throughput (VoIP : 58,65573 Mbps, Data : 140,64600 Mbps, Video : 147,44125 Mbps) yang semakin besar ,delay (VoIP : 0,252931 ms, Data: 0,2571755 ms, Video : 0,256997 ms) yang kecil dan packet loss (VoIP : 3,12 %, Data : 3,13 %, Video : 3,14 %) yang membesar karena fungsi buffer sudah mulai penuh, namun untuk performansi Backup backbone ini masih baik.

5. Dalam perancangannya, pengukuran link budget antara kedua router telah memenuhi SLA yaitu 99,99%. Prosedur pengukuran link budget ini sangat penting untuk menjaga kualitas link backup backbone yang dibangun.

Tugas Akhir - 2011

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(8)

Bab V Kesimpulan dan Saran

6. Dengan algoritma MPLS yang ada di jaringan eksisting, dapat membantu pengoptimalan resource yang ada sehingga kondisi collision dan congestion dapat dikurangi atau

dihindari.

7. Meskipun layanan ethernet memiliki keterbatasan seperti time recovery yang lambat (

~60 ms - ~1s), tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan teknologi yang telah ada seperti RPR.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukannya pengukuran performansi jaringan Metro Ethernet sampai dengan end user, tidak hanya pada jaringan backbone-nya saja.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan layanan, arsitektur dan performansi Metro Ethernet dengan teknologi yang lain seperti IP Based.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan pengukuran secara langsung pada jaringan Metro Ethernet yang telah diimplementasikan. Dikarenakan sewaktu penulis mengukur jaringan dengan monitor, ditemukan kerusakan pada sistem monitor tersebut.

4. Dalam mensimulasikan user yang lebih besar dan waktu simulasi yang lebih singkat pada NS-2 ada baiknya menggunakan processor yang memiliki core lebih dari dua buah 5. Perlu adanya pengembangan Script NS-2 agar ketika Simulasi berjalan, bisa mendukung

jumlah user lebih dari 100.000

6. Perlu adanya pengembangan pada sistem scheduler pada NS-2, agar waktu simulasi bisa lebih singkat.

Tugas Akhir - 2011

(9)

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

[1] Santitoro, Ralph, 2006, “Metro Ethernet A Technical Overview”, Metro Ethernet Forum.

[2] Network Simulator-NS2, http://www.isi.edu/nsnam/ns.

[3] Wikimedia.2005, Backup Backbone Core Network, Wikipedia.Inc.

[4] Wirawan Bayu Andi, Indarto Eka. 2004,“Membangun Mudah Network Simulasi dengan Network Simulator-2”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

[5] Telkom Learning Center, 2008, “Pengetesan Layanan Ethernet Pada Jaringan Telekomunikasi”, Telkom Paket Trainning.

[6] Wikimedia, 2004, TCP-IP Model, Wikipedia.Inc.

[7] Wastuwibowo,Kuncoro.2003,“PengantarMPLS”, http://www.ilmukomputer.com

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2011

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Kalau untuk yang sudah ikut latihan paling tidak 6 bulan atau lebih biasanya pelatih sudah bisa mapping kemampuan dia dan akan posisikan di posisi yang sesuai dengan fokus

Pada tahap ini dilakukan desain distro linux dan aplikasi yang akan digunakan sebagai server manajemen akses internet.. Kemudian dilakukan pendataan kebutuhan software

pembuatan sistem penjadwalan yang bersifat dinamis dengan peran receiver slave sebagai pembaca format waktu penjadwalan dan menentukan waktu transmit dari jadwal tersebut

Ketiga algoritma tersebut diimplementasikan ke dalam dua perangkat lunak yang pertama adalah program pengkompresi data dan yang kedua program penampil citra dari server ke klien

Proyek ini dikerjakan dengan menghubungkan BPT IT Telkom (Learning Center) dengan Mitra BTP (PT. Telsantara dan CV. Varacom) di Perumahan Permata menggunakan jaringan wi-fi

SDH yang menggunakan serat optik mampu meningkatkan kehandalan jaringan secara menyeluruh dengan kemampuan sistem penguatan yang dimilikinya sehingga dapat memberikan layanan yang

Tugas akhir ini merencanakan jaringan border communication antara Indonesia-Timor Leste dengan menggunakan radio gelombang mikro digital, dimana sentral gerbang internasional (SGI)

Tujuan dilakukannya penelitian ini, adalah untuk memberikan solusi terhadap permasalahan dalam hal komunikasi seluler dengan menggunakan sistem CDMA yang terjadi di dalam